Lp + Askep Klien Diabetes

32
DIABETES MELITUS 1. Defenisi Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang heterogen yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah / hyperglikemia. Diabetes ada 2 tipe yaitu : Tipe I ( Insulin dependent diabetes mellitus / IDDM ) Merupakan diabetes melitus yang tergantung insulin. Tipe II ( non insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM ) Merupakan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya. Diabetes mellitus gestasional ( Gestational diabetes mellitus / GDM ) 2. Etiologi Diabetes tipe I Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Terjadi karena adanya faktor genetik, imunologi dan lingkungan. - Faktor genetik Mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik yaitu pada individu yang memiliki tipe antigen HLA ( Human leucosite antigen )

Transcript of Lp + Askep Klien Diabetes

Page 1: Lp + Askep Klien Diabetes

DIABETES MELITUS

1. Defenisi

Diabetes Melitus merupakan gangguan metabolisme yang heterogen

yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah /

hyperglikemia.

Diabetes ada 2 tipe yaitu :

Tipe I ( Insulin dependent diabetes mellitus / IDDM )

Merupakan diabetes melitus yang tergantung insulin.

Tipe II ( non insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM )

Merupakan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin.

Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom

lainnya.

Diabetes mellitus gestasional ( Gestational diabetes mellitus / GDM )

2. Etiologi

Diabetes tipe I

Ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Terjadi karena

adanya faktor genetik, imunologi dan lingkungan.

- Faktor genetik

Mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik yaitu pada

individu yang memiliki tipe antigen HLA ( Human leucosite antigen )

- Faktor imunologi

Adanya suatu respon autoimune yaitu antibodi bereaksi dengan

jaringan normal yang dianggapnya seolah-olah asing.

- Faktor lingkungan, sepeti adanya toksin atau virus tertentu.

Adanya virus atau toksin tertentu ( virus coxsackie dan gondongan )

yang dapat memicu proses autoimune yang menimbulkan destruksi

sel beta.

Diabetes tipe II

Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses reistensi

insulin. Selain itu juga adanya faktor resiko seperti :

- Usia di atas 65 tahun

Page 2: Lp + Askep Klien Diabetes

- Obesitas

- Riwayat keluarga

- Kelompok etnik

3. Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Secara umum terjadinya hiperglikemia, jika parah akan

menimbulkan glukosuria yang menyebabkan diuresis osmotik yang

menyebabkan poliuria dan polidipsi, keseimbangan kalorinegatif,

penurunan berat badan, polifagia, lemah dan mengantuk (somnolen).

Pada Diabetes tipe I ditemukan ketoasidosis dan pasien peka terhadap

insulin dan jika tidak mendapatkan pengobatan segera akan

menimbulkan kematian, sedangkan pada Diabetes tipe II tidak

ditemukan ketoasidosis dan apsien tidak sensitif terhadao insulin.

Komplikasi

Komplikasi Diabetes melitus dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

1. Komplikasi metabolik akut

- Ketoasidosis diabetik.

Bila kadar insulin sangat menurun akan terjadi hiperglikemia

dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan

lipofisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai

pembentukan benda keton. Peningkatan keton menyebabkan

ketoasidosis, penigkatan beban ion hidrogen dan asidosis

metabolik. Glukosuria dan ketouria menyebakan diuresis

osmotik, dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Dapat terjadi

hipotensi dan syok, sehingga menyebabkan hipoksisa otak

sehingga pasien koma dan meninggal.

- Hipoglikemia.

Merupakan komplikasi dari terapi insulin. Terjadi akibat

pelepasan epinefrin (gejala berupa berkeringat, gemetaran,

sakit kepala dan palpitasi) dan karena kekurangan glukosa

dapat otak ( tingkah laku aneh, sensorium yang tumpul dan

koma).

Page 3: Lp + Askep Klien Diabetes

2. Komplikasi vaskular jangka panjang

- Retinopai diabetik

Berupa mikroaneurisma ( pelebaran sakular yang kecil ) dari

arteriola retina sehingga terjadi perdarahan, neovaskularisasi

dan jaringan parut retina yang menyebabkan kebutaan.

- Nefropati

Manifestasi klinis berupa proteinuria dan hipertensi. Pasien juga

dapatmenderita insufisiensi ginjal dan uremia jika kehilangan

fungsi nefron terus menerus.

- Neuropati dan katarak

Timbul akibat gangguan jalur poliol ( glukosa sorbitol

fruktosa ) akibat kekurangan insulin. Kemudain timbul nyeri,

parestesia, berkurangnya sensasi getar dan proprioseptik,

kelemahan otot dan atrofi.

- Arterosklerosis

Merupakan gabungan dari gangguan biokimia brupa

penimbunan sorbitol dalam intima vaskular, hiperlipoproteinemia

dan kelainan pembekuan darah. Beberapa penyakit yang

disebabkan oleh arterosklerosis adalah arteri koroner,

serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer.

- Gangguan kehamilan

Berupa terjadinya abortus spontan, kematian janin intrauterin,

ukuran janin besar, bayi prematur dengan sindrom distres

pernafasan yang tinggi serta malformasi janin.

4. Penatalaksanaan

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan Diabetes melitus yaitu:

Diet

Page 4: Lp + Askep Klien Diabetes

Tujuan pemberian diet :

- Memberikan semua unsur makanan esensial

- Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

- Memenuhi kebutuhan energi

- Mencegah fruktuasi kadar glukosa darah setiap hari dengan

mnegupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-

cara yang aman dan praktis

- Menurunkan kadar lemak darah jika meningkat.

Perencanaan makan, berupa

Kebutuhan kalori

Pengendalian asupan kalori total untuk mencapai dan

mempertahahnkan berat badan yang sesuai dan pengendalian kadar

glukosa darah. Bekerjasama dengan ahli diet dalam mengkaji

kebiasaan makan pasien dan mencapai tujuan yang realistis.

Distribusi kalori

Menfokuskan presentase kalori yang berasal dari karbohidrat, lemak

dan protein.

Karbohidrat

Meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks dan berserat tinggi

seperti roti gandum utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/ mi yang

berasal dari gandum yang masih mengandung bekatul. Dan

menghindari karbohidrat yang mengandung gula sederhana.

Mengkonsumsi karbohidrat lebih baik jika dicampur dengan sayuran.

Lemak

Berupa rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diet diabetes.

Protein

Mencakup penggunaan makanan sumber protein nabati untuk

mengurangi asupan lemak tak jenuh dan kolesterol.

Page 5: Lp + Askep Klien Diabetes

Serat makanan

Penambahan banyak serat kedalam rencana makan.

Alkohol

Mengurangi konsumsi alkohol yang berlebihan.

Sistem klasifikasi makanan

Makanan dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang sama seperti

jumlah kalori dan komposisi makanan. Selain itu juga diperlukan

adanya daftar makanan pengganti sebagai pedoman untuk pasien,

piramida makanan, indeksi glikemik dan juga keterangan mengenai

bahan pemanis dan label makanan.

Penyuluhan diet

Pendidikan ditujukan pada pentingnya konsistensi atau kontinuitas

pada kebiasaan, hubungan antara makanan dan insulin dan adanya

rencanan makan yang sesuai kebutuhan. Perawat memegang peranan

penting dalam mengkomunikasikan informasi yang tepat kepada ahli

diet dan pemahaman pasien.

Aktivitas fisik / latihan

Latihan dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor

resiko kardiovaskuler, menurunkan berat badan, mengurangi rasa

stres dan memeprtahankan kesegaran tubuh, serta mengubah kadar

lemak darah. Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan pada saat

yang sama dan intensitas yang sama setiap harinya.

Pemantauan

Pemantauan dilakukan terhadap kadar glukosa dan keton berupa

pemeriksaan mandiri, hemoglobin glikosilasi dan pemeriksaan urin.

Page 6: Lp + Askep Klien Diabetes

Terapi jika diperlukan

Pada penderita Diabetes tipe I diperlukan pemberian insulin

eksogeneus dalam jumlah yang tidak terbatas. Sedangkan pada

Diabetes tipe II, insulin diperlukan untuk terapi jangka panjang untuk

mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia

oral tidak dapat memantaunya. Pada sebagian penderita Diabetes tipe

II insulin dibuthkan secara temporer selama mengalami infeksi , sakit,

kehamilan, pembedahan dan kejadian stres lainnya.

Pendidikan

Pasien diajarkan untuk merawat diri sendiri setiap hari dan memiliki

perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi

diabetik jangka panjang. Pendidikan juga diarahkan kepada pemberian

informasi dan keterampilan dasar seperti keterampilan untuk bertahan

hidup, serta informasi tingkat lanjut seperti tindakan preventif berupa

perawatan kaki, mata, higyene umum dan penanganan faktor resiko.

5. WOC

Terlampir

Page 7: Lp + Askep Klien Diabetes

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS

PENGKAJIAN

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien memiliki riwayat pernah mengalami luka yang lama sembuh,

pernah mengkonsumsi obat seperti steroid, diuretik, dilantin dan

fenobarbital, hipertensi, IM akut. Kebiasaan merokok pada

pasien,pasien punya riwayat gagal jantung koroner.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan mudah lelah, mengalami kelemahan,banyak

minum, hilang nafsu makan, buang air kecil banyak, turgor kulit jelek,

berkeringat, gemetaran, berat badan menurun,hipertensi,ansietas,ISK

baru atau berulang,nyeri tekan abdomen, bising usus lemah dan

menurun, hiperaktif ( diare ), urine encer, pucat, kuning, berkabut, bau

busuk.perbesaran tiroid, pusing/pening, sakit kepala, disorientasi :

mengantuk, latergi, stupor/koma, gangguan memori, kacau

mental,batuk dengan / tanpa sputum purulen,demam,diaforesis,

lesi/ulserasi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat Diabetes, penyakit jantung, stroke dan hipertensi

pada keluarga.

2. Pengkajian Fisik

a. Aktivitas dan istirahat

Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun,

gangguan tidur / istirahat, takikardia atau trakipnea saat istirahat

ataupun aktivitas, letargi, koma.

Page 8: Lp + Askep Klien Diabetes

b. Sirkulasi

Kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, takikardi,

perubahan tekanan darah poeturnal, nadi lemah, disritmia, kulit panas,

kering, kemerahan, bola mata cekung.

c. Integritas ego

Stres, ansietas, peka rangsang.

d. Eliminasi

Poliuri, nokturia, urin encer, pucat, kuning, urine berkabut dan berbau

busuk, rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih, ISK baru / berulang,

abdomen keras, nyeri tekan abdomen, diare.

e. Makanan/ cairan

Kehilangan nafsu makan, mual muntah,penurunan berat badan, haus,

kulit kering/ bersisik, turgor jelek, pembesaran tiroid, nafas bau keton.

f. Neurosensori

Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,

parestesia, gangguan penglihatan, mengantuk, letargi, stupor,

gangguan memori, kacau mental, reflek tendon menurun, kejang.

g. Nyeri / kenyamanan

Abdomen tegang / nyeri ( sedang / berat ), palpitasi.

h. Pernafasan

Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum.

i. Keamanan

Kulit kering, gatal, ulkus kulit, demam, diaforesis, penurunan rentang

gerak, parestesia / paralisis otot dan otot pernafasan.

j. Seksualitas

Page 9: Lp + Askep Klien Diabetes

Infeksi vagina dan kesulitan orgasme pada wanita, impoten.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik

Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dL

Aseton plasma ( keton ) : positif

Asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolesterol

Osmolalitas serum : peningkatan kurang dari 330

mOsm / L

Elektrolit :

Natrium : normal, meningkat ataupun turun

Kalium : normal, peningkatan semu, kemudian menurun

Fosfor : menurun

Hemoglobin glikosilat : meningkat 2 – 4 kali lipat

Gas darah arteri : pH rendah dan penurunan HCO3

( asidosis metabolik ) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

Trombosit darah : peningkatan Ht, leukositosis,

hemokonsentrasi.

Ureum / kreatinin : dapat normal ataupun meningkat

Amilase darah : meningkat.

Insulin darah : menurun sampai tidak ada (pada tipe I)

dan meninggi pada tipe II

Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas

hormon tiroid

Urine : gula dan aseton positif, peningkatan berat jenis

dan osmoallitas.

Kultur dan sensitifitas : ISK, infeksi pada sistem nafas

dan infeksi pada luka.

Page 10: Lp + Askep Klien Diabetes

ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Data Penunjang Masalah

Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1. DO :

1. Peningkatan jumlah

urin

2. Kulit kering / bersisik

3. Turgor kulit jelek

4. Nadi lemah

5. Demam

6. Penurunan kekuatan

otot

7. Takikardi

8. Berat badan turun

9. Nafas bau keton

10. Frekuensi nafas

meningkat

11. Glukosa urine

meningkat

DS :

Klien mengatakan bahwa

mengalami:

1. Perasaan haus

2. Mual / muntah

3. Lemah dan letih

4. Gatal pada kulit

5. Diare

6. Peningkatan

haluaran urin

Kekurangan

volume cairan

Kekurangan volume

cairan b. d

hiperglikemia,kehilanga

n gastrik berlebihan

Page 11: Lp + Askep Klien Diabetes

2. DO :

1. Penurunan berat

badan

2. Penurunan kekuatan

otot

3. Kekakuan abdomen

4. Bising usus lemah/

menurun

5. Ulkus dan lesi pada

kulit

DS :

Kilen mengatakan bahwa

mengalami:

1. Tidak Nafsu Makan

2. Mual / Muntah

3. Nyeri Pada Perut

4. Diare

Perubahan

nutrisi : kurang

dari kebutuhan

tubuh.

Perubahan nutrisi:

kurang dari kebutuhan

tubuh b. d gangguan

keseimbangan insulin,

penurunan masukan

oral : anoreksia, mual,

peningkatan laju

metabolisme ( demam /

infeksi ).

3. DO :

1. Kadar Glukosa

Tinggi ( hiperglikemia )

2. Leukositosis

3. Demam

4. Pembesaran Tiroid

5. Urine

Keruh/Berkabut

6. ISK

DS :

Resiko tinggi

infeksi

Resiko tinggi infeksi b. d

peningkatan glukosa

darah,penurunan fungsi

leukosit, ISK

Page 12: Lp + Askep Klien Diabetes

Klien mengatakan bahwa

mengalami:

1. Luka Lama Sembuh

2. Batuk berdahak.

3. kulit rusak

Page 13: Lp + Askep Klien Diabetes

INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Kekurangan volume cairan b. d poliuri dan dehidrasi

Kriteria evaluasi : memperlihatkan intake cairan adekuat yang dibuktikan

oleh tanda-tanda vital yang stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit

dan pengisisan kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu dan

kadar elektrolit dalam batas normal.

Tindakan Intervensi :

Mandiri

Dapatkan Riwayat Pasien/ Orang

Terdekat Sehubungan Dengan

Lamanya/ Intensitas Dari Gejala

Seperti Muntah, Pengeluaran Urine

Yang Sangat Berlebihan.

Pantau Tanda-Tanda Vital, Catat

Adanya Perubahan Td Ortostatik.

Pola nafas seperti adanya

pernafasan Kusmaull atau

pernafasan yang berbau keton.

Rasional

Membantu dalam memperkirakan

kekurangan volume total. Tanda dan

gejala mungkin sudah ada pada

beberapa waktu sebelumnya

( beberapa jam sampai beberapa

hari ). Adanya proses infeksi

mengakibatkan demam dan keadaan

hipermetabolik yang meningkatkan

kehilangan air tidak kasat mata.

Hipovolemia dapat diamnifestasikan

oleh hipotensi dan takikardia.

Perkiraan berat ringannya

hipovolemia dapat dibuat ketika

tekanan darah sistolik pasien turun

lebih dari 10 mmHg dari posisi

berbaring ke posisi duduk atau

berdiri.

Paru-paru mengeluarkan asam

karbonat melalui pernafasan yang

menghasilkan kompensasi alkalosis

respiratoris terhadap keadaan

ketoasidosis. Pernafasan yagn

Page 14: Lp + Askep Klien Diabetes

Frekuensi nafas dan kualitas

pernafasan, penggunaan otot bantu

pernafasan dan adanya periode

apnea dan munculnya sianosis.

Suhu, warna kulit atau

kelembabannya.

Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,

turgor kulit dan membran mukosa.

Pantau masukan dan pengeluaran,

cata berat jenis urine.

Ukur berat badan setiap hari.

berbau aseton berhubungan

pemecahan asam asetoasetat dan

harus berkurang jika ketosis harus

terkoreksi.

Koreksi hiperglikemia dan asidosis

akan menyebabkan pola dan

frekuensi pernafasan mendekati

normal. Tetapi peningkatan kerja

pernafasan; pernafasan dangkal,

pernafasan cepat; munculnya

sianosis mungkin merupakan indikasi

dari kelelahan pernafasan dan/atau

mungkin pasien itu kehilangan

kemampuannya untuk melakukan

kompensasi asidosis.

Meskipun demam, menggigil dan

diaforesis merupakan hal yang

umum terjadi pada proses infeksi,

emam dengan kulit yang kemerahan,

kering mungkin sebagai cerminan

dari dehidrasi.

Merupakan indikator dari tingkat

dehidrasi, atau volume sirkulasi yang

adekuat.

Memberikan perkiraan kebutuhan

akan cairan pengganti, fungsi ginjal

dan keefektifan terapi yanf diberikan.

Memberikan hasil pengkajian yang

terbaik dari status cairan yagn

Page 15: Lp + Askep Klien Diabetes

Pertahankan untuk memberikan

cairan paling sedikit 2500 ml/hari

dalam batas yang dapat ditoleransi

jantung jika pemasukan cairan

melalui oral sudah dapat diberikan.

Tingkatkan lingkungan yang dapat

menimbulkan rasa nyaman. Selimuti

pasien denga selimut tipis.

Kaji adanya perubahan mental /

sensori.

Catat hal-hal yang dilaporkan seperti

mual, nyeri abdomen, muntah dan

distensi lambung.

Observasi adanya perasaan

kelelahan yang meningkat, edema,

peningkatan berat badan, nadi tidak

sedang berlangsung dan selanjutnya

dalan memberikan cairan pengganti.

Mempertahankan hidrasi/volume

sirkulasi.

Menghindari pemanasan yang

berlebihan terhadap pasien lebih

lanjut akan dapat menimbulkan

kehilangan cairan.

Perubahan mental dapat

berhubungan dengan glukosa yang

tinggi atau yang rendah

(hiperglikemia atau hipoglikemia),

elektrolit yang abnormal, asidosis,

penurunan perfusi serebral dan

berkembangnya hipoksia. Penyebab

yang tidak tertangani, gangguan

kesadaran dapat menjadi

predisposisi aspirasi pasien.

Kekurangan cairan dana lektrolit

mengubah motilitas lambung, yang

seringkali akan menimbulkan muntah

dan cara potensial akan

menimbulkan kekurangan cairan

atau elektrolit.

Pemberian cairan untuk perbaikan

yang cepat mungkin sangat

berpotensi menimbulkan kelebihan

Page 16: Lp + Askep Klien Diabetes

teratur, dan adanya distensi pada

vaskular.

beban cairan dan GJK.

Kolaborasi

Berikan terapi cairan yang sesuai

indikasi.

Pasang/pertahankan kateter urine

tetap terpasang.

Pantau pemeriksaan laboratorium

Berikan elektrolit melalui IV dan/atau

oral sesuai indikasi.

Tipe dan jumlah dari cairan

tergantung pada derajat kekurangan

cairan dan respons pasien secara

individual.

Memberikan pengukuran yang tepat

dan akurat terhadap pengukuran

haluaran urine.

Pemantauan terhadap status

keadaan klien.

Mencegah kekurangan elektrolit.

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b. d

gangguan keseimbangan insulin, penurunan masukan oral :

anoreksia, mual, peningkatan laju metabolisme ( demam / infeksi ).

Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :

- Mencerna makanan jumlah kalori / nutrien yang

tepat.

- Menunjukkan tingkat energi biasanya

- Memperihatkan berat badan stabil atau

penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai

laboratorium normal.

Tindakan Intervensi : Rasional

Page 17: Lp + Askep Klien Diabetes

Mandiri

Timbang berat badan setiap hari atau

sesuai dengan indikasi.

Tentukan program diet dan pola

makan pasien dan bandingkan

dengan makanan yang dapat

dihabiskan pasien.

Auskultasi bising usus, catat adanya

nyeri abdomen/perut kembung, mual,

muntahan makanan yang belum

sempat dicerna, pertahankan

keadaan puasa sesuai indikasi.

Berikan makanan cair yang

mengandung zat makanan (nutrien)

dan elektrolit dengan segera jika

pasien sudah dapat mentoleransinya

melalui pemberian cairan melaui oral.

Dan upayakan pemberian makanan

yang lebih padat sesuai dengan yang

dapat ditoleransi.

Identifikasi makanan yang disukai

termasuk kebutuhan etnik/kultural.

Libatkan keluarga pasien pada

perencanaan makan ini sesuai

Mengkaji pemasukan makanan yang

adekuat (termasuk absorbsi dan

utilisasinya).

Mengidentifikasi kekurangan dan

penyimpangan dari kebutuhan

terapeutik.

Hiperglikemia dan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit

dapat menurunkan motilitas/fungsi

lambung yang akan memperngaruhi

pilihan intervensi.

Pemberian makanan melalui oral

lebih baik jika pasien sadar dan

fungsi gastrointestinal baik.

Jika makanan yang disukai pasien

dapat dimasukkan dalam

perencanaan makan, kerja sama ini

dapat diupayakan setelah pulang.

Meningkatkan rasa keterlibatannya;

memberikan informasi pada keluarga

Page 18: Lp + Askep Klien Diabetes

dengan indikasi

Observasi tanda-tanda hipoglikemia,

seperti perubahan tingkat kesadaran,

kulit lembab/dingin, denyut nadi

cepat, lapar, peka rangsang, cemas,

sakit kepala, pusing, sempoyongan.

untuk memahami kebutuhan nutrisi

pasien.

Karena metabolisme karbohidrat

mulai terjadi ( gula darah akan

berkurang, dan sementara tetap

diberikan insulin maka hipoglikemia

dapat terjadi. Jika pasien dalam

keadaan koma, hipoglikemia

mungkin terjadi tanpa

memperlihatkan perubahan tingkat

kesadaran. Ini secara potensial dapat

mengancam kehidupan yang harus

dikaji dan ditangani secara tepat.

Kolaborasi

Lakukan pemeriksaan gula darah

dengan menggunakan “finger stick”.

Pantau pemeriksaan laboratorium.

Berikan pengobatan insulin secara

intermitten dengan metode IV.

Berikan larutan glukosa.

Analisa di tempat tidur lebih akurat

daripada pemeriksaan lewar urine

karena dapat dipengaruhi oleh

ambang ginjal pasien secara

individual.

Gula darah akanmenurun perlahan

dengan penggantian cairan dan

terapi insulin terkontrol.

Insulin reguler mempunyai awitan

yang cepat sehingga cepat pula

membantu memindahkan glukosa ke

dalam sel.

Menghindari hipoglikemia.

Page 19: Lp + Askep Klien Diabetes

Lakukan konsultasi dengan ahli diet.

Berikan obat metaklopramid,

tetrasiklin.

Bermanfaat dalam perhitungan dan

penyesuaian diet untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi pasien dan

mengembangkan perencanaan

makanan.

Mengatasi gejala neuropati otonom.

c. Resiko tinggi infeksi b. d peningkatan glukosa darah.

Kriteria hasil yang diharapkan, pasien akan :

- Mengidentifikasi intervensi untuk

mencegah/menurunkan resiko infeksi.

- Memperlihatkan teknik, perubahan gaya hidup untuk

mencegah terjadinya infeksi.

Tindakan Intervensi

Mandiri

Obseravasi tanda-tanda infeksi atau

peradangan, seperti demam,

kemerahan, adanya pus atau luka,

sputum purulen, urine warna keruh

atau berkabut.

Tingkatkan upaya pencegahan

dengan melakukan cuci tangan yang

baik pada semua orang yang

berhubungan dengan pasien

termasuk pasiennya sendiri.

Pertahankan teknik aseptik pada

Rasional

Pasien mungkin masuk dengan

infeksi yang biasanya telah

mencetuskan keadaan ketoasidosis

atau dapat mengalami infeksi

nasokomial.

Mencegah timbulnya infeksi

nasokomial.

Kadar glukosa yang tinggi dalam

Page 20: Lp + Askep Klien Diabetes

prosedur invasif, pemberian obat

intravena dan memberikan

perawatan pemeliharaan. Lakukan

pengobatan melalui IV sesuai

indikasi.

Pasang kateter/lakukan perawatan

perineal dengan baik. Ajarkan pasien

wanita untuk membersihkan area

perinealnya dari depan ke arah

belakang setelah eliminasi.

Berikan perawatan kulit dnga teratur

dan sungguh-sungguh, masase

daerah tulang yang tertekan, juga

kulit tetap kering, linen kering dan

tetap kencang (tidak berkerut).

Auskultasi bunyi nafas.

Posisikan pasien pada posisi semi-

Fowler.

Lakukan perubahan posisi dan

anjurkan pasien untuk batuk

efektif/nafas dalam jika pasien sadar

dan kooperatif. Lakukan

penghisapan lendir pada jalan nafas

dengan menggunakan teknik steril

darah akan menjadi media terbaik

bagi pertumbuhan kuman.

Mengurangi resiko terjadinya infeksi

saluran kemih. Pasien koma mungkin

memiliki resiko yang khusus jika

terjadi retensi urine pada saat awal

dirawat.

Sirkulasi perifer bisa terganggu

yangmenempatkan pasien pada

peningkatan resiko terjadinya

kerusakan pada kulit dan infeksi.

Ronki mengindikasikan adanya

akumulasi sekret yang mungkin

berhubungan dengan

pneumonia/bronkhitis, edema paru

sebagai akibat dari pemberian cairan

yang terlalu cepat.

Memberikan kemudahan bagi paru

untuk berkembang, menurunkan

resiko tejadinya aspirasi.

Membantu dalam menventilasikan

semua daerah paru dan memobilisasi

sekret. Mencegah agar sekret tidak

statis dengan terjadinya peningkatan

terhadap risiko infeksi.

Page 21: Lp + Askep Klien Diabetes

sesuai keperluannya.

Berikan tisu dan tempat sputum

pada tempat yang mudah dijangkau

untuk penampungan sputum atau

sekret yang lainnya.

Bantu pasien untuk melakukan

hygiene oral.

Anjurkan untuk makan dan minum

adekuat.

Mengurangi penyebaran infeksi.

Menurunkan resiko terjadinya

penyakit mulut/gusi.

Menurunkan kemungkinan terjadinya

infeksi. Meningkatkan aliran urine

untuk mencegah urine yang statis

dan membentu dalam

mempertahankan pH urine yang

menurunkan pertumbuhan bakteri

dan pengeluaran organisme dari

sistem organ tersebut.

Kolaborasi

Lakukan pemeriksaan kultur dan

sensitivitas sesuai dengan indikasi.

Berikan obat antibiotik yang sesuai.

Untuk mengidentifikasi organisme

sehingga dapat memilih terapi

antibiotik yang terbaik.

Penanganan awal dapat membantu

mencegah timbulnya sepsis.

Masalah keperawatan lain yang mungkin muncul:

1. Kelelahan

2. Ketidakberdayaan

3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )

Page 22: Lp + Askep Klien Diabetes

TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASKEP KLIEN DIABETES MELITUS

Oleh :

ARYA RAMADIA 04121008

RURY SARTIKA 04121026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2007