makalah farmako

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Antidiuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab turunnya laju urinasi . Antidiuretik berasal dari kata diuretik yaitu zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Antidiuretik merupakan suatu hormon hipofisis yang terletak di bagian umbai belakang yang bekerja melalui pengaktifan second messenger cAMP. Hormon peptida yang mengatur penyerapan kembali molekul yang berada pada ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas jaringan dinding tubules, sehingga berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin . Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung 1

description

hh

Transcript of makalah farmako

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGAntidiuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab turunnya lajuurinasi. Antidiuretik berasal dari kata diuretik yaitu zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Antidiuretik merupakan suatu hormon hipofisis yang terletak di bagian umbai belakang yang bekerja melalui pengaktifan second messenger cAMP. Hormon peptidayang mengatur penyerapan kembali molekul yang berada pada ginjal dengan mempengaruhi permeabilitasjaringan dindingtubules, sehingga berfungsi untuk mengatur pengeluaranurin.Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung. Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai penyalur darah ke jaringan. Pembuluh darah dipengaruhi sistem saraf otonom melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Setiap gangguan dalam sistem tersebut akan mengakibatkan kelainan pada sistem kardiovaskuler. Makalah ini akan menjelaskan tentang obat antidiuretik dan obat kardiovascular 1.2 TUJUAN Untuk lebih memahami tentang obat antidiuretik dan obat kardiovascular Mengetahui fungsi, golongan dan mekanisme obat antidiuretik dan obat kardiovascularBAB IIPEMBAHASAN2.1 OBAT ANTIDIURETIK2.1.1 FUNGSI OBAT ANTIDIURETIKMemperlambat laju pembentukan urin dan Secara fisiologis, digunakan untuk meningkatkan permeabilitas tubulus distalis dan duktus kolektifus terhadap air. Sekresi vasopressin meningkat akibat stress/penggunaan morfin/nikotin sedangkan dihambat oleh ethanol/pemberian air berlebihan sehingga urin hipotonis. 2.1.2. PENGGOLONGAN OBATAntidiuretik dibagi menjadi dua kelompok obat yaitu : 1.Kelompok alamiah : Vasopresin (Pitressin)Indikasi : diabetes insipidus kranial ; perdarahan varises esofagusKontraindikasi : penyakit vaskularObat jenis vasopressin tidak dapat diberikan pada penderita gagal jantung, asma bronkial, epilepsi, migren, kehamilan. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat jenis ini ialah pucat, mual, cegukan, kejat perut, serangan angina, dan reaksi alergi. Sedangkan dosis yang diberikan melalui injeksi subkutan atau intramuskular adalah sebanyak 5-20 unit tiap jam. Injeksi intravena, untuk perdarahan esofagus dosisnya 20 unit dalam 15 menit

Farmakologi : Suntikan vasopresin yang terdapat di pasaran mengandung hormon antidiuretik (ADH) dan presor utama hipofise posterior sapi dan babi yang larut dalam air. Potensi vasopresin distandardisasi menurut aktivitas presor dan dinyatakan dalam unit (presor) USP Hipofise Posterior. Aksi antidiuretik disebabkan oleh peningkatan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Vasopresin meningkatkan kontraksi otot polos GI dan bidang vaskuler. Peningkatan motilitas GI dapat bermanifestasi sebagai nyeri abdomen, mual, muntah. Efek langsung terhadap otot polos vaskular tidak diantagonis oleh denervasi atau obat-obatan penyekat adrenergik. Vasokonstriksi umum dan peningkatan tekanan darah hanya terjadi pada dosis yang jauh lebih besar daripada dosis yang diberikan untuk pengobatan diabetes insipidus.2. Kelompok sintetis, contohnya Desmopresin dan terlipresin Desmopresin (Minrin) .Khasiat kelompok obat Desmoprresin adalah antidiuretiknya lebih kuat dan lebih lama kerjanya dibandingkan kelompok obat vasopresin. Pemberian obat ini dapat digunakan intranasal sebagai spray atau tetes hidung, antara lain pada saat kencing malam (enuresis nocturna). Terlipresin (Glypressin). Daya antidiuretik lebih ringan, tetapi digunakan berdasarkan efek vasokonstriksinya terutama di saluran cerna dan rahim.

2.2 OBAT KARDIOVASKULAR2.2.1 PENGGOLONGAN DAN MEKANISME OBAT KARDIOVASCULARPenggolongan obat kardiovaskuler1.Obat antianginaAntiangina adalah obat untuk angina pectoris atau ketidakseimbangan antara permintaan (demand) dan penyediaan (supply) oksigen pada salah satu bagian jantung. Penyebab angina yaitu kebutuhan O2 meningkat akibat dari latihan (exercise) berlebihan, akibatnya penyediaan O2 menurun menyebabkan penyumbatan vaskuler.Cara kerja Antiangina: Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerjanya. (penyekat reseptor beta) Melebarkan pembuluh darah koroner akibatnya memperlancar aliran darah (vasodilator). Kombinasi keduanyaFarmakodinamikKhasiat farmakologik: Dilatasi pembuluh darah dapat menyebabkan hipotensi disebut sinkop. Relaksasi otot polos menyebabkan nitrat organik membentuk NO akibatnya menstimulasi guanilat siklase sehingga kadar siklik-GMP meningkat dan terjadi relaksasi otot polos (vasodilatasi). Menghilangkan nyeri dada yang penyebabnya bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi karena menurunya kerja jantung. Pada dosis tinggi dan pemberian cepat menyebabkan venodilatasi dan dilatasi arteriole perifer akibatnya tekanan sistol dan diastol menurun , curah jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat (takikardi). Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri karena semakin banyak darah yang menggumpul di vena akibatnya curah darah jantung menurun Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah sistemik menyebabkan penurunan aliran darah balik ke jantung Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos: bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas. Obat jenis ini tidak digunakan di klinik.Farmakokinetik Metabolisme nitrat organik terjadi di hati Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual Ekskresi sebagian besar lewat ginjalIndikasi: Angina pectoris, Gagal Jantung Kongestif, Infark jantungObat Antiangina:a. Beta bloker Beta bloker adalah obat yang memblok reseptor beta dan tidak mempengaruhi reseptor alfa. Beta Bloker menghambat pengaruh epineprin akibatnya frekuensi denyut jantung menurun. Beta bloker berfungsi meningkatkan supply O2 miokardium akibatnya perfusi subendokardium meningkat.Farmakodinamik Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi endogen maupun obat adrenergik eksogen Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2 Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol, pindolol dan labetolol mempunyai efek MSA (membrane stabilizing actvity) efek anastesik lokalKardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard, menurunkan tekanan darah, antiaritmia: mengurangi denyut dan aktivitas fokus ektopik, menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-2), efek bronkospasme (hati2 pada asma) menghambat glikogenolisis di hati, menghambat aktivasi enzim lipase, menghambat sekresi renin akibatnya menyebabkan antihipertensi.

Farmakokinetik Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol, labetalol dan metoprolol) diabsorbsi baik (90%) Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik absorbsinya Sediaan Kardioselektif: asebutolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol dan Non kardioselektif: propanolol, timolol, nadolol, pindolol, oksprenolol, alprenololContoh Obat Beta Blocker adalah Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg, Alprenolol: tab 50 mg, Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg, Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg, Bisoprolol: tab 5 mg, Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg, Pindolol: tab 5 dan 10 mg ,Nadolol: tab 40 dan 80 mg dan Atenolol: tab 50 dan 100 mg

Indikasi Dan Kontraindikasi Indikasi: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard, kardiomiopati obstruktif hipertropik, feokromositoma (takikardi dan aritmia akibat tumor), tirotoksikosis, migren, glaukoma, ansietas Kontra indikasi: Penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus (hipoglikemia), Penyakit Vaskuler, Disfungsi Jantungb. Calsium Antagonis Nama lain Ca antagonis sama dengan Calcium entry blocker (Calcium channel blocker) Macam-macam Calsium Antagonis adalah Dihidropiridin (nifedipin, nikardipin, felodipin, amlodipin), Difenilalkilamin (verapamil, galopamil, tiapamil), Benzotizepin (diltiazem), Piperazin (sinarizin, flunarizin), prenilamin, dan perheksilin.Farmakodinamik Ion ca diperlukan untuk kontraaksi otot polos dan jantung Ca antagonis berfungsi menghambat masuknya Ca kedalam membran sel (sarkolema) akibatnya kontraksi menurun.Mekanisme antiangina: Vasodilatasi perifer, pengurangan kontraktilitas miokard,penurunan frekuensi jantung.Farmakokinetik : mudah diabsorbsi pada pemberian po dan sublingualNifedipin, verapamil dan diltiazem mudah larut dalam lemak Dosis: Nifedipin (3x10-20mg), Verapamil (3x80-120mg) dan Diltiazem (3-4x60mg)Efek Samping : Nyeri kepala berdenyut, Muka merah, Pusing, Edema perifer,Hipotensi, Takikardia,Kelemahan otot,Mual, Konstipasi,Gagal jantung, Syok kardiogenik2. Obat antiaritmiaAdalah obat-obat yang dapat menormalisasi frekuensi dan ritme pukulan jantung. Disamping menururunkan frekuensi denyutan jantung (efek chrontrop negatif), umumnya obat-obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrof positif). Khasiatnya adalah meniadakan kelainan irama jantung. Pengobatan antiaritma pada usia lanjut terutama sangat menentang karena kurangnya cadangan hemodinamik yang baik, frekuensi gangguan elektrolit, dan tingginya kejadian penyakit jantung koroner yang parah. Klirens quinidine dan procainamide menurun dan waktu paruhnya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Disopyramide seyogianya dihindari pada populasi geriatri karena toksisitas utamanya, aksi antimuskarinik, menyebabkan masalah yang tidak diharapkan pada kaum pria ; dan efek inotropik negative pada jantung memnyebabkan gagal jantung kongestif, sangat tidak diinginkan pada pasien tersebut. Klirens lidocaine diduga sedikit berubah, tetapi waktu paruhnya meningkat pada orang usia lanjut. Meskipun pengamatan ini menunjukkan suatu peningkatan pada volume distribusi, tetapi di anjurkan bahwa dosis pengisian dikurangi pada pasien geriatri karena sensitifitas mereka yang lebih pada efek toksik.Berdasarkan mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi menjadi empat golongan, yaitu :1. Zat-zat dengan daya anastetik lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel-sel jantung untuk rangsangan dengan jalan menghambat pemasukan inon natrium di membran dan memperlambat depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekuensi jantung menjadi normal kembali.Termasuk zat ini adalah, antara lain:a. Kuinidinb. Lidokaina) KuinidinBerefek pada stabilisasi membran, anti kolinergis, kronotrop negatif dan inotrop negatif. Wanita hamil tidak boleh menggunakan zat ini karena bersifat teratogenik.b) LidokainAnestetikum lokal ini berkhasiat antiaritmia berdasarkan stabilisasi membran. Tetapi, berbeda dengan kinin, masa refrakter dan penyaluran impulsnya dipersingkat tanpa mengurangi daya kontraksi jantung. 2. Zat perintang reseptor beta adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi aktivitas saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frekuensi dan daya kontraki jantung menurun.Contohnya : Timolol dan Propanolol.3. Zat yang memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi potensial.Contohnya : Sotasol dan Amiodaron4. Antagonis kalsium, contohnya : Verapamil, Nifedipine, Diltiazem.3.Obat glikosidaGlkosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin. Digitalis adalah obat yang meningkatkan kontraksi miokardium.Digitalis mempermudah masuknya Ca dari tempat penyimpananya di sarcolema kedalam sel. Digitalis menghambat kerja Na-K-ATP-ase akibatnya ion K didalam sel menurun menyebabkan aritmia (diperberat jika dikombinasi dengan HCT). Digoksin (kodenya 7-211) dan digitoksin (kodenya 7-211), kedua obat ini bekerja sebagai inotropik positif pada gagal jantung. Farmakodinamik efek pada otot jantung dari obat ini adalah meningkatkan kontraksiMekanisme kerjanya adalah dengan menghambat enzim Na, K ATP-ase, kemudian mempercepat masukanya Ca kedalam sel. Efek pada payah jantung adalah menurunya tekanan vena, hilangnya edema, meningkatnya diuresis, ukuran jantung mengecil, konstriksi vaskuler, sal cerna (mual, muntah, diare), nyeri pada tempat suntukan (iritasi jaringan)Farmakokinetik Absorbsi dipengaruhi makanan dalam lambung, obat (kaolin, pectin) serta pengosongan lambung Distribusi glikosida lambat Eliminasi melalui ginjalIntoksikasi Keracunan biasanya terjadi karena: Pemberian dosis yang terlalu cepat Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar Adanya predisposisi keracunanDosis berlebihanBila dosisnya berlebihan maka akan menimbulkan gejala sinus bradikardi, blokade SA node, takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel, gangguan neurologik (sakit kepala, letih, lesu, pusing, kelemahan otot), penglihatan kaburSediaan: Tablet Lanatosid C (cedilanid) 0,25 mg, Digoksin 0,25 mg, Beta-metildigoksin 0,1 mg

4.Obat antihipertensiObat antihipertensi merupakan obat yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat Antihipertensi dibedakan menjadi Diuretik, Beta bloker, Alfa bloker, Ca antagonist, Penghambat ACE, Penghambat saraf sentral, dan Vasodilator.

Klasifikasi HT

Pilihan antihipertensi Diuretik atau beta bloker Penghambat ACE, antagonis Ca, alfa bloker, alfa,beta blokerDiuretik Cara kerja: meningkatkan ekskresi Na, Cl dan air mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel tekanan turun Efek samping: hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperuresemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, dan hipertrigliseridemia mengurangi efek dengan dosis rendah dan pengaturan diet Diuretik tiazid: Hidroklorotiazid, Klortalidon, Bendroflumetiazid, Indapamid, Xipamid Diuretik kuat: furosemid Diuretik hemat kalium: Amilorid, SpironolaktonBeta Blocker Cara kerja: Pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas miokard curah jantung berkurang Hambatan pelepasan NE (nor epineprin) melalui hambatan reseptor beta-2 Hambatan sekresi renin melalui hambatan reseptor beta-1 di ginjal Efek sentralAlfa Blocker Alfa-1 bloker menghambat reseptor alfa-1 di pembuluh darah terhadap efek vasokontriksi NE dan E terjadi dilatasi arteriole dan vena tekanan turun Efek NE di jantung tidak dihambat kontraksi jantung meningkat alfa bloker yang non selektif tidak efektif sbg AH Efek samping: hipotensi ortostatik (pada dosis awal besar), sakit kepala, palpitasi, rasa lelah, udem perifer, hidung tersumbat, nausea.Contoh: Doxazosin , Prazosin, Terazosin,dan Bunazosin

Alfa beta bloker: LabetalolPenghambat ACE Mengurangi pembentukan A2 (angiotensin2) vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron ekskresi natrium dan air serta retensi K penurunan TD Efek samping: batuk kering, rash, gangguan pengecap (disgeusia), GGA, hiperkalemia

Contoh Penghambat ACE : Kaptopril ,Lisinopril, Enalapril, Benazepril, Delapril, Fosinopril, Kinapril, Perindopril, Ramipril dan SilazaprilCalsium Antagonis Ca antagonis menghambat masuknya Ca kedalam membran sel (sarkolema) kontraksi menurun TD menurun Gol dihidropiridin (nifedipin, nikardipin, isradipin, felodipin, amlodipin): bersifat vaskuloselektif (1) tidak ada efek pd nodus AV dan SA, (2) menurunkan resistensi perifer tanpa depresi fungsi jantung, (3) relatif aman dlm kombinasi dng beta bloker Efek samping: hipotensi berlebihan, takikardi, palpitasi, sakit kepala, pusing, muka merahAdrenolitik Sentral Adrenolitik sentral (alfa-2 agonis): Metildopa, Klonidin, Guanfasin Klonidin, metildopa, guanfasin, guanabenzin adalah obat AH yang bekerja menghambat perangsangan neuron adrenergik di SSP denyut jantung lambat TD turunEfek samping: Klonidin: mulut kering, sedasi Metildopa: mulut kering, sedasi, hipotensi postural, pusing, sakit kepalaPenghambat Saraf Adrenergik: Reserpin, Rauwolfia (akar), Guanetidin, guanadrel Reserpin dan Alkaloid Rauwolfia mengurangi resistensi perifer, denyut jantung dan curah jantung TD turun Efek samping: bradikardi, mulut kering, diare, mual, muntah, anoreksia, bertambahnya nafsu makan, hiperasiditas lambung, mimpi buruk, depresi mental, disfungsi seksualVasodilator Vasodilator: Hidralazin, Minoksidil, Diazoksid, Na Nitroprusid Merelaksasi otot polos vasodilatasi TD turun Hidralazin menurunkan TD diastol > TD sistol dengan menurunkan resistensi perifer lebih selektif mendilatasi arteriole daripada vena hipotensi postural jarang terjadi Efek samping: retensi Na dan air, sakit kepala, takikardi

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULAN1) Obat antidiuretik berfungsi memperlambat laju pembentukan urin dan secara fisiologis, digunakan untuk meningkatkan permeabilitas tubulus distalis dan duktus kolektifus terhadap air.2) Obat Antidiuretik dibagi menjadi dua kelompok obat yaitu kelompok alamiah, contohnya Vasopressin dan kelompok sintetis contohnya Desmopresin dan Terlipresin. 3.2 SARANKritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA1. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC2. Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC4. Katzung, Bertram G, 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, Jakarta, Salemba Empat5. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/04/obat-kardiovaskuler.html 6. Ditjen POM, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2000. Halaman 287

7. Katzung, Bertram G, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi Pertama, Salemba Medika, Jakarta, 2001. Halaman 437 454

8. Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja., Obat-Obat Penting, Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta, 2007. Halaman 677

9. Omoigui, Sota., Obat-Obatan Anestesia, Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2007. Halaman 367

10. Price, Lorriane.M., Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995.

11. Sukandar, Elin Yulinah, dkk., ISO Farmakoterapi, Edisi I, PT.ISFI Penerbitan, Jakarta, 2008. Halaman 425

4