pengantar farmako
-
Upload
eki-istiqomah -
Category
Documents
-
view
159 -
download
17
Transcript of pengantar farmako
DRA. ENI PURWANINGTYASTUTI, MSC,APT
Dep. Farmakologi dan Terapetik FKUI (2007), Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta
Joice L Kee & Evelyn R Heyes (1996), Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, EGC, Jakarta
Sue Jordan(2004), Farmakologi Kebidanan, EGC, Jakarta
Dirjen POM Depkes RI (2000) IONI, Sagung Seto, Jakarta
Moh Anief, Pengantar Farmakologi, Gama University Press
Dibiarkan :MembaikMemburuk
Diobati :Obat tradisionalObat modern
Zaman PURBA DAUN-AKAR-TANAMAN DICOBA
PENGALAMAN TURUN TEMURUN RACUN OBAT
STRICHNIN (KURARE- racun pd anak panah suku Indian/suku di Afrika) MUSCLE RELAXAN
NITROGEN MUSTARD (gas beracun pd PD I) SITOSTATIKA
William Withering (1789), penemu digitalis “poisons in small doses are the best
medicines, and useful medicines in too large doses are poisonous”
OBAT NABATI1. Rebusan (simplisia)/Ekstrak khasiat
berbeda-beda tgt dr Asal tanaman dan cara pembuatan
2. Fitofarmaka : sudah melalui uji toksisitas dan uji klinik
Sediaan herbal : adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana antara lain : infusa, dekokta dan sebagainya yang berasal dari simplisia
Simplisia : adalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan atau mengalami pengilahan secara sederhana serta belum merupakan zat murni kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
Ekstraksi : penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain
Standarisasi : serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsure-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi syarat standar (kimia, biologi, farmasi) termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai parameter standar umum dan parameter standar spesifik
1. Jamu2. Obat Herbal Terstandar3. Fitofarmaka
a.jamu : aman, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
b.klaim khasiat didasarkan dari data empiris (“secara tradisional digunakan untuk ……”)
c. memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Sebagian besar produk obat bahan alam masuk dalam kriteria Jamu :
Produk dari Sidomuncul, Jamu Nyonya Meneer, Jamu Cap Jago dll
a. aman, sesuai dengan persyaratan yang berlaku
b. klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra-klinik
c.telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi memenuhi persyaratan yang berlaku
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium
Diabmeneer Diapet Fitogaster Fitolac Glucogarp Ho Stimuno Irex Max Kiranti Pegal Linu Kiranti Sehat
Datang Bulan
Kuat Segar (Chang Sheuw Tian Rang Ling Yao)
Lelap Prisidii Reumakur Sehat Tubuh (Tian
Rang Ling You) Songgolangit Stop Diar Plus Virugon
a. aman, sesuai persyaratan yang ditetapkan
b. klaim kasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik
c.telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi
Stimuno Nodiar Rheumaneer Tensigard agromed X-gra
ISOLASI ZAT AKTIF1. EFEDRIN dari tanaman Ma huang (Epedra
vulgaris)2. ATROPIN dari atropa belladona3. MORFIN dari Candu (papaver
somniferum)4. DIGOXIN dari digitalis lanata5. RESERPIN dari rauwolfia serpentina6. VINBLASTIN, VINCRISTIN dari vinca
rosae
Abad XXObat Kimia Sintetik1. Aspirin2. Sulfonamid (1935)3. Penisilin (1940) ditemukan oleh
Alexandre Flemming– Stl th 1945 ± 500 obat baru/thn
Definisi : Ilmu tentang obat Ilmu yang berhubungan dengan interaksi
antara sistem yang hidup dengan molekul, terutama zat kimia yang dimasukkan dari luar sistem tersebut
Senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/ gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu (misal membuat infertil, melumpuhkan)
Adalah sediaan atau campuran bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan, diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan atau kontrasepsi (UU No. 23/1992 tentang Kesehatan)
Hormon disebut obat bila dimasukkan dari luar tubuh (eksogen) dalam jumlah sekecil apapun
Racun merupakan obat yang diberikan dengan maksud kriminal atau bunuh diri atau ditemukan secara tidak sengaja di dalam lingkungan.
FARMAKOGNOSI Ilmu yang mempelajari sifat-sifat
tumbuhan dan bahan lain (hewan, mineral) yang merupakan sumber obat.
Ketimun (Cucumis sativus L.) mengandung saponin, klorofil, flavonoid. Efek buah : anti hipertensi
Kecubung (Datura metel L.) mengandung alkaloid pirolidin, flavonoid, kumarin, hiosiamin. Efek buah : analgesik
Ilmu yang mempelajari cara membuat, memformulasikan, menyimpan dan menyediakan obat
Puyer, salep, suspensi, emulsi, tablet sustained release, sub lingual, micro encapsul, supositoria, ovula, sediaan steril, sediaan antibiotika
FARMAKOKINETIKASu disiplin farmakologi yang mempelajari
apa yang dialami obat yg diberikan pd su/ makluk yaitu absorbsi, distribudi, metabolisme dan ekskresinya.
FARMAKODINAMIKAMenyangkut pengaruh obat thd sel hidup,
organ atau makluk , berhubungan dengan fisiologi biokimia dan patologi
FARMAKOTERAPIMempelajari penggunaan obat dalam
pencegahan dan pengobatan penyakitTerapi tanpa obat (pembedahan, fisioterapi
dll)Terapi dengan obat disebut Farmakoterapi
FARMAKOLOGI EKSPERIMENTALMempelajari efek obat pada hewan uji
sebelum diekstrapolasikan kepada manusia. Farmakodinamik dan farmakokinetik obat diteliti terlebih dahulu pada hewan sbl, di teliti pd manusia
FARMAKOLOGI KLINIK Ilmu yang mempelajari efek obat pada
manusia. Mempelajari scr mendalam ilmu obat pd manusia sehat dan sakit
Pengujian pada hewan coba (uji pra klinik)Studi toksisitas akut (LD50); jg diamati gejala
toksis dan patologik organ hewan ujiStudi toksisitas jangka panjang (tgt lama
pemakaian pd manusia Dosis tunggal/ bbrp dosis : min 2 minggu Sd 4 minggu : 13 – 26 minggu > 4 minggu : min 26 mingguTermasuk studi karsinogenik
Uji klinik fase I : keamanan dan tolerabilitas dilakukan pd sukarelawan sehat, kec untuk obat yg toksisk (sitostatika).Efek toksik dg pemeriksaan hematologi, faal hati, faal ginjal, urin rutin
Uji Klinik fase II : pd pasien yang kelak akan diobati dengan obat ini untuk melihat efek terapi. Dengan plasebo (obat standar bl manusia sehat tdk etis)
Uji klinik fase III :Untuk memastikan efikasi terapi dari obat baru dan untuk mengetahui kedudukannya dibanding obat standar. Dibandingkan dg plasebo, obat yg sama tp beda dosis, obat standar dg dosis ekuiefektif, obat lain yg indikasi sama de dosis ekiefektif.
Uji klinik fase IV : post marketing drug surveillance. Mrpk pengamatan thd obat yang sdh dipasarkan
Waktu dr sintesis sd dipasarkan > 10 thn
TOKSIKOLOGIMempelajari keracunan zat kimia, termasuk
obat, zat yang dipergunakan dalam rumah tangga, industri maupun lingkungan hidup lain. Juga cara pencegahan, pengenalan dan penganggulangan kasus-kasus keracunan.
Pestisida, insektisida, desinfektan,bahan pengawet, nikotin, bahan pembersih dll.
zat gejala terapi
gol organofosfat(diazinon, malation dll)
Keracunan lwt oral, inhalasi, kontak kulit; muntah, hipersalivasi, bronkokonstriksi, keringat banyak, miosis, bradikardi, TD trn, kejang, paralisis, depr nafas
Bersihkan jln naps. Sgr beri atropin sulfat 2 mg IV, diulang tiap 10 -15 mnt smp muka merah, hipersalivasi berhenti dan bradikardi berubah, kulit tdk berkeringat lg. Obsrvs kontinyu, bl gejala kembali, tx diulang
Gol karbamat (baygon)
sda sda
Gol organoklorin (endrin, DDT, BHC)
Kejang, tremor, koma.paralisis Simptomatik. Bilas lambung, laksan dg MgSO4 30 g , fenobarbital 100 – 200 mg atau 5 -10 mg diazepam IV
zat gejala terapi
alkohol Muntah, delirium, depresi SSP
Simptomatik. Beri kopi tubruk, emetik dg mustard 1 sdm dlm air/grm dapur
antihistamin Depresi SSP sd koma, kejang, depresi pernafasan
Simptomatik, perhatikan pernafasan, bl kejang br antikonvulsan, 3-4 ml tiopental 2-5% IV
Asam/basa kuat korosif Simptomatik, beri susu.bl tertelan jangan lakukan bilas lambung
aspirin Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, koma, depresi nafas
Simptomatik, awasi pernafasan. Beri susu, bilas lambung dg nabic 5%, Vit K bl ada perdarahan
bensin Mual, muntah, skt kepala, mabuk, koma, depresi nafas, depresi sentral
Simptomatik, epinefrin/NE tdk blh diberikan fibrilasi ventrikel
ABSORBSI DISTRIBUSI METABOLISME (BIOTRANSFORMASI) EKSKRESI (ELIMINASI)
Proses penyerapan obat dari tempat pemberian
Metabolisme enzim pada dinding usus
Pemberian intra vena tidak melalui proses absorbsi
Subkutan, intramuskular, intratekal, inhalasi, topikal, oral
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati ) Jumlah obat dalam % terhadap dosis yang
mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif
Penyebaran obat ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah
Lipofil menembus membran sel terdistribusi ke dalam sel
Lifofob hanya pada cairan ekstrasel Ikatan obat – protein plasma Reservoar : lemak, protein plasma,
tulang, asam lambung, saluran cerna
Sawar otak (blood brain barrier)Tergantung pada kelarutan bentuk non ion
dalam lemakPenisilin dalam keadaan normal tdk bisa
menembus BBB, dalam keadaan radang bisa menembus BBB
Sawar uri (Placental barrier)BM rendah, bentuk non ion, lipofil
obat Prot binding T1/2
Amitriptilin 97 40
Klorpromazin 95 30
Diazepam 98 30-80
Furosemid 95 1,5
Lorazepam 92 15
Propanolol 92 4
digoxin 25 36
warfarin 98 36
T1/2 ke Waktu eliminasi
Dosis tersisa (mg)
Prosentase yg tersisa
1 3 325 50
2 6 162 25
3 9 81 12.5
4 12 40 6.25
5 15 20 3.1
6 18 10 1.55
Biotransformasi Proses perubahan struktur kimia obat
yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim
Menjadi lebih polar mudah diekskresi Menjadi inaktif (pd umumnya) Reaksi fase I (Oksidasi, reduksi,
hidrolisis)Menjadi lebih polar, inaktif, aktif, kurang
aktif
Reaksi fase IIKonyugasi obat/metabolit fase I dengan
substrat endogen (glukoronat, sulfat, asetat, asam amino)
Lebih polar, inaktif (kecuali prodrug) Enzim mikrosomal (sebagian besar
konyugasiglukoronid, oksidasi, hidrolisis, reduksi) dan non mikrosom terdapat pada hati (sebagian besar), juga paru, ginjal, epitel saluran cerna, plasma.
Enzim mikrosom dapat dirangsang maupun dihambat (induksi,inhibisi) oleh zat kimia tertentu Induktor :fenitoin, rifampin, rokok, kubis Inhibitor : grapefruit, simetidin, eritromisin
Aktifitas enzim tergantung pada faktor genetikaAsetilator lambat
Pengeluaran obat dari dalam tubuh dalam bentuk aktif atau metabolit
Organ terpenting adalah ginjal gangguan fungsi ginjal dosis diturunkan atau interval diperpanjang
Empedu feses; paru; keringat; air liur; ASI; air mata; rambut (arsen)
Mempelajari efek obat thd fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat
Respon obat :Efek fisiologis primer; sekunder; kedua-
duanyaEfek primer : efek yg diinginkanEfek sekunder : efek yg diinginkan/ tdk
diinginkanDifenhidramin : efek primer menghilangkan
alergi; efek sekunder penekanan SSP ( pd saat berkendara tdk diinginkan; susah tdr sedasi ringan diinginkan)
Mula kerja Lama kerja Puncak kerja MEC : minimum effective concentration MDR :maximum dose response
MEKANISME KERJA OBATEfek obat timbul karena interaksi obat
dengan reseptor pada sel organisme Interaksi perubahan biokimia dan fisiologiObat pada umumnya merubah kecepatan
kegiatan fungsi faal tubuh stimulasi atau depresi
Tidak menimbulkan efek baruHubungan seperti kunci dengan anak kunci
Secara fisika : anaestesi melarut dalam lemak
Secara kimia : antasida; khelasi Proses metabolit : antibiotika
mengganggu pembentukan dinding sel, sintesa protein bakteri
Secara kompetisi : reseptor –reseptor; enzim
Merupakan suatu makromolekul yang komponennya bisa berupa protein (asetilkolinesterase; Na, K-ATP-ase) atau asam nukleat
Reseptor fisiologi; protein seluler (pada hormon)
D + R DR EFEK Ikatan obat dg reseptor merupakan
ikatan lemah shg bersifat reversibel Intensitas obat berbanding lurus dg
fraksi reseptor yang diduduki/diikat obat Intensitas maksimal bila semua reseptor
diduduki oleh obat
Efek obat menyerupai senyawa agonis Obat yang bisa menduduki reseptor dan
bisa menimbulkan efek farmakologis secara intrinsic
Menghasilkan respon Contoh : β2 agonis (salbutamol)
Tidak mempunyai faktor aktivitas intrinsic tetapi menghambat secara kompetitif
Obat yg bila menduduki reseptor yang ama tetapi secara intrinsic tidak mampu menimbulkan efek farmakologi
Menghalangi ikatan reseptor dengan agonisnya shg kerja agonis terhambat
Menghambat respon Contoh : α blocker (prazosin); Β blocker
(propanolol)
Organ/jar tubuh Respon simpatis Respon parasimpatis
Mata Dilatasi pupil Kontraksi pupil
Paru-paru Dilatasi bronkiolus Kontraksi bronkiolus dan sekresi bertambah
Jantung Denyut jantung jantung Denyut jantung
Pembuluh darah Kontriksi pembuluh drh Dilatasi pemb drh
Gastrointestinal Relaksasi otot polos dan sal GI
Pesistaltik meningkat
Kandung kemih Relaksasi otot kandung kemih
Kontraksi kandung kemih
Uterus Relaksasi otot uterus
Kel saliva Salivasi bertambah
reseptor respon
Alfa1
(Meningkatkan kontraksi jantung; vasokontriksi; midriasis (dilatasi pupil mata); mengurangi sekresi saliva
Alfa2 (
Menghambat pelepasan NE; dilatasi pemb drh; memperantarai kontriksi arteriolar dan vena
Beta 1
(Meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi
Beta2 (
Dilatasi bronkiolus; meningkatkan relaksasi GI dan uterus
reseptor tempat respon
Alfa ( Pembuluh darah
Meningkatkan tekanan darah
Beta 1( jantung Meningkatkan denyut jantung
Beta 2 ( bronkus Merelaksasi sal bronkus
organ respon
Mata Kontrkasi pupil
Paru Kontriksi bronkiolus, sekresi
Jantung Denyut jantung
Pemb drh Dilatasi pemb drh
GI Peningktatan peristaltik dam sekresi
Kandung kemih
Kontraksi kandung kemih
Kel saliva Peningkatan salivasi
reseptor Organ yg dipengaruhi
Muskarinik Merangsang otot polos dan memperlambat denyut jantung
Nikotinik (neuromuskuler)
Mempengaruhi otot rangka
Afinitas :Kemampuan obat untuk berikatan dengan
reseptor Aktivitas intrinsic/efektifitas obat
Kemampuan intrinsic kompleks obat – reseptor untuk menimbulkan aktivitas dan atau efek farmakologi
1. Merubah sifat cairan Manitol (diuretik osmosis) merubah
osmolaritas filtrasi glomerulus shg mengurangi reabsorbsi di tubuli ginjal diuresis)
2. Merubah sifat asam basa (antasida)3. Kerusakan non spesifik (antiseptik/
desinfektan)4. Gangguan fungsi membran
(anestesi umum)5. Interaksi dg ion/molekul kecil
(khelator :dimerkaprol, EDTA)6. Masuk komponen sel ( analog purin
berinkorporasi dlm asam nukleat (5 FU))
Spesifisitas Obat spesifik bl bekerja terbatas pd satu jenis
reseptor Selektivitas
Bila menghasilkan satu efek pada dosis rendah Klorpromazin
Tidak spesifik, krn bekerja pada bbrp reseptor (kolinergik, adrenergik, histaminergik, dopaminergik)
Atropin Spesifik pada muskarinik Tdk selektif krn reseptor muskarinik tdp pd bbrp
organ Salbutamol
Spesifik pada reseptor β-2 Selektif, pd dosis terapi mempunyai efek hanya
pada bronkus
Terapi kausatif Terapi simptomatik Terapi substitusi Placebo
Meniadakan penyebab penyakit Antibiotika,Sitostatika
Menghilangkan-meringankan gejala penyakit
Analgetik, antipiretik, antiinflamasi Obat tradisional
Menggantikan fungsi zat lain yang lazimnya diproduksi oleh organ yang sakit
Insulin pada DM Tiroksin pada hipotiroid
Pengobatan dengan sugesti, berdasarkan kepercayaan atas dokter pada obat yang diberikannya
Dari bhs latin “saya ingin menyenangkan”
Efek paling nyata pada obat tidur, analgetik, obat kuat, obat asma
Efek samping Iodosinkrasi Alergi Efek teratogen
Segala khasiat obat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis terapi
Efek samping efek utama Atropin
Premedikasi anastesi mengurangi sekresi saliva
AntihistaminEfek sedatif psikofarmaka
MisoprostolEfek analog PGA sbg induksi persalinan
Suatu obat yang memberikan efek yang secara kualitatif total berbeda dari efek normalnya
Terjadi krn kelainan genetika Primaquin anemia hemolitika
Reaksi khusus antara antigen dari obat dengan antibodi tubuh
Penisilin, parasetamol, carbamazepin Syok anafilaktik, steven johnson
syndrome, pruritus, batuk
Efek obat yang pada dosis terapi ibu mengakibatkan kecacatan pada janinnya
Talidomid focomelia Tetrasiklin discolorasi gigi
IndikasiKondisi patologis di mana obat itu
digunakanHiperasiditas lambung (antasida), sakit
kepala (antalgin) Kontraindikasi
Kondisi patologis di mana obat itu tidak boleh digunakan
Gangguan fungsi ginjal (gentamisin), gangguan fungsi hepar (parasetamol)
Obat generik/non propietary nameObat dengan nama resmi sesuai dengan
kandungan zat aktifnya yang ditetapkan oleh WHO/pemerintah (dengan farmakope)
Obat paten/propietary name/brand name/spesialiteObat milik suatu perusahaan farmasi
dengan nama yang dilindungi dengan hukum, yaitu merk terdaftar /paten/propietary name
Original, me too, copy
Nama kimia Nama generik Nama paten
Asam asetil salisilat
asetosal Aspirin (bayer)
Naspro (nicholas)
Aminobenzeil penisilin
ampisilin Kalpicilin (kalbe)
Sanpicillin (sanbe)
OBAT BEBAS OBAT BEBAS TERBATAS OBAT WAJIB APOTIK OBAT KERAS PSIKOTROPIKA NARKOTIKA
Kepmenkes No: 2380/A/SK/VI/83, tgl 15 Juni 1983
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu lintas obat
Ditandai dengan lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam
Tanpa resep dokter Daftar W (Waarschuwing) Dlm jumlah terbatas relatif aman, bl
berlebihan waspada thd efek sampingnya
Harus mencantumkan tanda peringatan P. No 1 :Awas Obat keras!Bacalah
aturan pakainya P. No 2 : Awas Obat Keras! Hanya untuk
kumur, jangan ditelan
P. No 3 : Awas Obat Keras! Hanya untuk bagian luar badan
P. No 4 : Awas obat keras! Hanya untuk dibakar
P. No. 5 : Awas Obat Keras! Tidak boleh ditelan
P. No 6 : Awas Obat Keras!Obat Wasir, tidak boleh ditelan
Ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam
Relatif aman Tanpa resep dokter Vitamin, suplemen
Harus dengan resep dokter Dibawah pengawasan dokter Ditandai dengan huruf K dalam
lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam
Daftar G (Gevaarlijk) Antibiotika, obat jantung, hormon
Obat keras yang bisa diserahkan oleh apoteker tanpa resep dokter