Makalah Blok 9 Grace

29
Mekanisme Pencernaan pada Tubuh Manusia Gracita Geminica 102013042 / D1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan. Alat pencernaan dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim pencernaan yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar pencernaan itu diantaranya adalah kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati, dan pankreas. Kata kunci: pencernaan, kelenjar pencernaan, enzim pencernaan Abstract Digestion of food in the human involves digestive tools. Digestive tools can be divided into digestive tract and digestive glands. Digestive tract extends from the mouth to the anus, consisting of mouth (oris cavity), throat (esophagus), stomach, 1

description

tugas

Transcript of Makalah Blok 9 Grace

Page 1: Makalah Blok 9 Grace

Mekanisme Pencernaan pada Tubuh Manusia

Gracita Geminica

102013042 / D1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

Abstrak

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan. Alat pencernaan

dapat dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan

memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kavum oris), kerongkongan

(esofagus), lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan

enzim pencernaan yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar pencernaan itu

diantaranya adalah kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati, dan pankreas.

Kata kunci: pencernaan, kelenjar pencernaan, enzim pencernaan

Abstract

Digestion of food in the human involves digestive tools. Digestive tools can be divided into

digestive tract and digestive glands. Digestive tract extends from the mouth to the anus,

consisting of mouth (oris cavity), throat (esophagus), stomach, small intestine, large

intestine, and anus. Digestive gland produces a digestive enzyme which helps the process of

chemical digestion. The digestive glands include salivary glands, gastric lymph nodes, liver,

and pancreas.

Keywords: digestion, digestive glands, digestive enzymes

1

Page 2: Makalah Blok 9 Grace

Pendahuluan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muskular

panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi,

lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak

di bawah area diafragma disebut saluran gastrointestinal. Pencernaan karbohidrat, protein,

dan lemak juga memiliki mekanisme yang berbeda-beda. Dan untuk mencerna makanan

tersebut, dibutuhkan enzim-enzim pencernaan seperti yang akan dibahas selanjutnya.

Struktur Organ Pencernaan

A. Rongga Oral (Mulut)

Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang

berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi

dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian

depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di bagian

belakang.1

1. Bibir tersusun dari otot rangka (orikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini

berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.1

a. Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar

keringat, serta kelenjar sebasea.1

b. Area trnsisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena

dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.1

c. Permukaan dalam bibir adalah membran mukosa. Bagian frenulum labia

melekatkan membran mukosa pada gusi di garis tengah.1

2. Pipi mengandung otot buccinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan subjek

abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru

yang membelah dengan cepat.1

3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulun lingua. Lidah berfungsi untuk

menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam

produksi wicara.1

a. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah serta

berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.1

2

Page 3: Makalah Blok 9 Grace

b. Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk

membentuk sudut satu sama lain. Ini memberikan mobilitas yang besar pada

lidah.1

c. Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal

lidah. Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.1

1) Papila fungiformis dan papila sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup

pengecap.1

2) Sekresi berair dari kelenjar von ebner, terletak di otot lidah, bercampur dengan

makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecapan rasa.1

d. Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian

belakang lidah.1

4. Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan

encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.1

a. Ada tiga pasang kelenjar saliva.1

1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di

depan telinga dan membuka melalui duktus parotid (stensen) menuju suatu

elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada

kedua sisi.

2) Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang kenari dan

terletak di permukaan dalam pada mandibula serta membuka melalui duktus

wharton menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.

3) Kelenjar sublingua terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus

sublingua kecil menuju ke dasar mulut.

b. Komposisi saliva. Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan

mengandung enzim amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat,

dan kalium), juga sekresi mukus yang lebih kental dan lebih sedikit yang

mengandung glikoprotein (musin), ion, dan air.1

c. Fungsi saliva.1

1) Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.

2) Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Saliva

juga memberikan kelembaban pada bibir dan lidah sehingga terhindar dari

kekeringan.

3) Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa,

suatu disakarida.

3

Page 4: Makalah Blok 9 Grace

4) Zat buangan seperti asam urat dan urea, serta berbagai zat lain seperti obat,

virus, dan logam, disekresi ke dalam saliva.

5) Zat antibakteri dan antibodi dalam saliva berfungsi untuk membersihkan

rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah

kerusakan gigi.

d. Kendali saraf pada sekresi saliva.1

1) Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan),

mekanis (keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan).

2) Stimulus dibawa melalui serabut aferen dalam saraf kranial V, VII, IX, dan X

menuju nuklei salivatori inferior dan superior dalam medula. Semua kelenjar

saliva dipersarafi serabut simpatis dan parasimpatis.

3) Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis

inervasinya (sistem simpatis dan parasimpatis)

a) Stimulasi parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan

sekresi berair (serosa) yang banyak sekali.

b) Stimulasi simpatis mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah dan

sekresi mukus yang lebih kental dan lengket. Obat-obatan yang

mengandung penghambat kolinergik (neurotransmiter parasimpatis)

mengakibatkan terjadinya sensasi mulut kering.

c) Pada manusia normal, saliva yang disekresi permenit adalah sebanyak 1

ml. Saliva yang disekresi dapat mencapai 1 L sampai 1,5 L dalam 24 jam.

5. Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila.1

a. Anatomi gigi.1

1) Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi.

Lengkung bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas

secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah.

2) Manusia memiliki dua susunan gigi : gigi primer (desiduous, gigi susu) dan

gigi sekunder (permanen).

3) Komponen gigi

a) Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar yang

tertanam terdiri dari bagian gigi yang tertanam kedalam prosesus

(kantong) alveolar tulang rahang.

b) Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingiva (gusi).

4

Page 5: Makalah Blok 9 Grace

c) Membran peridontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong

alveolar dan melekat pada sementum di akar. Membran ini menahan gigi

di rahang.

d) Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa

gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka

ke tulang melalui foramen apikal.

B. Faring

Faring terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring merupakan saluran dengan

bentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa) dengan bagian yang

paling lebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra

servikal ke enam, yaitu pada ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung

dengan oesofagus.2

Dinding faring tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan

lapisan muskular. Lapisan mukosa yang terletak pada bagian paling dalam, bersambung

dengan epitelium hidung. Pada bagian bawah faring bersambungan dengan mulut dilapisi

epitelium berlapis.2

Lapisan fibrosa faring terletak di antara lapisan mukosa dan lapisan muskular. Otot utama

pada faring adalah otot konstriktor, yang berkontraksi pada saat makanan masuk ke dalam

faring kemudian mendorongnya ke dalam esofagus.2

C. Esofagus

Esofagus merupakan sebuah tabung muskular yang panjangnya 20-25 cm, mulai dari

faring hingga pintu masuk kardiak lambung di bawah. Oesofagus terletak di belakang trakea

dan di depan tulang punggung. Setelah melalui toraks, kemudian menembus diafragma,

masuk ke dalam abdomen, dan menyambung dengan lambung.2

Esofagus memiliki empat lapis dinding. Pada sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat

longgar, sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua lapis serabut otot, yang satu berjalan

longitudinal dan yang lainnya sirkular, sebuah lapisan submukosa, dan yang paling dalam

yaitu terdapat selaput lendir atau mukosa.2

D. Lambung

Lambung terletak tepat dibawah diafragma pada daerah epigastrik, umbilikal, dan

hipokardiak sinistra di perut. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus.

5

Page 6: Makalah Blok 9 Grace

Bagian inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus halus.

Pada setiap individu, posisi dan ukuran lambung bervariasi. Sebagai contoh, diafragma

mendorong lambung ke bawah pada setiap inspirasi dan menariknya kembali pada setiap

ekspirasi. Jika lambung berada dalam keadaan kosong bentuknya menyerupai sosis yang

besar, tetapi lambung dapat meregang untuk menampung makanan dalam jumlah yang sangat

besar. Kapasitas normal lambung 1 hingga 2 liter.3

Lambung dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian fundus, kardiak, body atau badan,

dan pilorus. Bagian kardiak mengelilingi lower esophageal sphincter. Sfingter kedua ujung

lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagus

bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi

lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia

dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk

kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran

balik isis usus halus kedalam lambung. Bagian bulat yang terletak diatas dan disebelah kiri

bagian kardiak adalah fundus. Di bawah fundus adalah bagian pusat yang terbesar dari

lambung, yang disebut dengan body atau badan lambung. Bagian yang menyempit, pada

daerah inferior  adalah pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung

disebut dengan lesser curvature atau lekukan kecil. Tepi bagian lateral (samping) yang

berbentuk cembung disebut dengan greater curvature atau lekukan besar. Pilorus

berkomunikasi dengan bagian duodenum dari usus halus melalui sphincter yang disebut

dengan pyloricsphincter.3

Ada tiga lapisan dinding lambung, yaitu mukosa, submukosa, dan jaringan muskularis.

Mukosa merupakan lapisan tebal dengan permukaan halus dan licin. Mukosa ini tersusun

oleh epitel permukaan, lamina propia, dan mukosa muskuler. Mukosa lambung banyak

mengandung kelenjar dalam. Pada daerah pilorus dan kardia, kelenjar mensekresikan mukus.

Pada korpus lambung, termasuk fundus, kelenjar mengandung sel parietal (oksintik), yang

bertugas mensekresikan pepsinogen. Pada lapisan submukosanya terdapat kolagen tebal,

beberapa serat elastis, pembuluh darah, dan pleksus saraf. Pada jaringan muskularisnya

terdapat lapisan otot oblique, sirkuler, dan longitudinal.3

E. Usus Halus

Usus halus panjangnya sekitar 6 m pada mayat, namun pada manusia hidup panjangnya

hanya sekitar 285 cm. Merupakan saluran panjang berkelok-kelok. Usus ini membentang dari

batas lanbung sampai kebatas usus besar (colon). Usus halus terdiri dari duodenum,

6

Page 7: Makalah Blok 9 Grace

yeyunum, dan ileum. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh

mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika superior, pembuluh limfe, dan

saraf otonom. Panjang mesenterium sekitar 15 cm dan berjalan dari duodenojejunalis hingga

sendi sakroiliaka dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang sama dengan panjang

usus.3,4,5

Mukosa usus halus mengandung nodulus limfatik soliter, terutama di ileum, dan nodulus

limfatik agregat di sepanjang batas yang berlawanan dengan perlekatan mesenteriumnya.

Dalam usus halus terdapat Plika sirkularis, lipatan atau peninggian mukosa (dengan inti

submukosa) permanen, berjalan berpilin dan terlunjur kedalam lumen usus, plika yang paling

besar terdapat dibagian proximal usus halus yang merupakan tempat sebagian absorpsi

berlangsung dan semakin mengecil kearah ileum. Sel enterokromafin di mukosa usus

mensekresikan serotonin. Sel-sel ini dan sel endokrin lain sering terletak dalam kelenjar usus.

Selain itu juga terdapat banyak lipatan berbentuk katup (valvulae conniventes) di membran

mukosa. Membran mukosa di sepanjang usus halus ini diliputi oleh vilus. Tedapat Vili

intenstinalis, tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia mukosa yang juga terjulur

kearah lumen. Vili ditutupi epitel selapis selindirs  dan lebih banyak terdapat dibagian

proximal usus, didalam vili intenstinalis sendiri terdapat Mikrovili, juluran sitoplasma yang

menutupi apex sel-sel absorptive usus. Didalam usus makin kedistal terdapat sel-sel goblet. 3,4,5

Kelenjar usus halus juga mengandung kelenjar intenstinal (kelenjar Liberkuhn). Selain itu

juga terdapat kelenjar duodenum asinotubular kecil di duodenum. Kelenjar duodenum

asinotubular kecil ini membentuk kumparan (kelenjar Brunner). Kelenjar-kelenjar ini terletak

dimukosa usus dan bermuara kedalam lumen usus pada dasra vili. Epitel permukaan vili juga

ikut melapisi kelenjar intenstinal. Pada kelenjar intenstinal terdapat sel paneth yang ditandai

dengan granula eosinofilik di sitoplasmanya. Pada dinding terminal ujung usus halus, yaitu

ileum terdapat banyak agregat limfonoduli yang berhimpitan disebut Plaque Payeri.3,4,5

a. Duodenum

Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan : Mukosa dengan epitel pelapisnya, Lamina

propia dan mukosan muskularis, Submukosa terdapat kelenjar duodenale (brunner).5

Lapisan mukosa dari duodenum sendiri terdapat tonjolan yang disebut Vili, epitel berupa

selapis sel silindris dengan mikrovili. Dalam lamina propia mengandung kelenjar intenstinal,

kelenjar ini bemuar kedalam ruang antarvili. Lamina propia juga mengandung serat-serat

jaringan ikat halus, dan jaringan limfonodus.5

7

Page 8: Makalah Blok 9 Grace

Muskularis eksterna, terdiri atas lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar.

Diantar kedua lapisan tersebut terdapat sel-sel ganglion parasimpatis pleksus saraf

mienterikus (auerbach).5

b. Jejunum

Pada jejunum memiliki vili yang banyak dan panjang-panjang dibanding dengan

duodenum, terpotong menurut aneka bidang bidang irisan dan sebuah lipatan permanen besar

usus halus, yaitu plika sirkularis. Baik mukosa dan submukosa ikut membenthuk plika

sirkularis. Terdapat kelenjar intenstinal meluas ke dalam lamina propia, kelenjar ini

berhimpitan dan bermuara di ruang antarvili. Tampak sebuah limfonodulus meluas dari

lamina propia mukosa ke dalam submukosa.5

Muskularis eksterna dan serosa adalah khas untuk usus halus. Sel-sel ganglion

parasimpatis pleksus mienterikus terlihat didalam jaringan ikat antara lapisan otot polos

sirkular dan longitudinal muskularis eksterna. Di dekat otot polos mukosa muskularis, terlihar

beberapa kelenjar intenstinal. Tampak sel goblet yang khas dan sel dengan mikrovili dalam

kelenjar . pada dasar kelenjar ini, terlihat sel-sel berbentuk pyramid dengan granul asidofilik

besar mengisi sebagian besar sitoplasma dan mendesak inti ke dasar sel, yaitu sel Paneth dan

terbdapat di sepanjang usus halus.5

c. Ileum

Potongan melintang ileum terlihat keempat lapisan usus. Kelenjar intenstinal terdapat

didalam lamina propia, dua diantaranya terlihat bermuara ke dalam ruang antara vili. Ciri

khas ileum adalah kumpulan limfonoduli yang disebut plaque payeri. Setiap plaque payeri

adalah gabungan 10 atau lebih limfonoduli, yang terdapat pada dinding ileum berhadapan

dengan pelekatan, sebagian besar mempunyai pusat germinal.5

Linfonoduli menyatu dan batas diantaranya biasa tidak jelas. Noduli ini berasal dari

jaringan limfoid lamina propia. Vili tidak terdapat pada daerah lumen usus temapat tempat

noduli mencapai pemukaan mukosa. Biasanya limfonoduli ini meluas ke dalam submukosa

menembus muskularis mukosa, dan menyebar di jaringan ikat longgar dan submukosa.5

F. Usus Besar

Garis tengah usus besar manusia lebih besar daripada garis tengah usus halus. Panjang

usus besar yaitu sekitar 100 cm pada manusia dewasa yang hidup dan sekitar 150 cm pada

mayat.3

Serat-serat pada lapisan otot eksternal usus besar terkumpul menjadi pita longitudinal

yang disebut taenia koli. Dinding usus besar berbentuk kantung-kantung menonjol keluar

8

Page 9: Makalah Blok 9 Grace

yang disebut hausta, yang terletak di antara taenia. Ini terjadi karena pita-pita pada usus besar

lebih pendek daripada bagian dari usus besar lainnya. Pada mukosa usus besar tidak terdapat

vilus. Kelenjar-kelenjar pada usus besar merupakan tonjolan mukosa ke dalam yang pendek

dan mensekresi mukus. Di usus besar terdapat folikel-folikel limfe soliter, terutama pada

bagian sekum dan apendiks.3

G. Pankreas

Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvatur besar lambung.

Sel-sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon.

Sel-sel eksokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang

mengandung ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi.1

Pankreas adalah organ memanjang, lunak, yang letaknya posterior terhadap lambung.

Kaput pankreas terletak dilengkung duodenum dan kaudanya menjurus ke limpa. Pankreas

memiliki sel-sel eksokrin maupun endokrin yang mempunyai sebagian besar kelenjar.

Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini serosa

yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra dan

interlobular dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan pacini.

Didalam masa asini serosa terdapat pulau langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian

endokrin pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.5

Sebuah asinus pancreas terdiri atas sel-sel zimpgen penghasil protein pembentuk piramid

mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas kedalam setiap

asinus dan tampak sebagai sel interkalaris yang terpulas pucat didalam lumennya. Produk

sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris yang sempit. Duktus ini memiliki lumen

kecil dengan epitel kuboid rendah. Sel sentoasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris.

Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat didalam

septa jaringan ikat yang terdapat di antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis

kuboid yang makin tinggi dan menjadi belapis pada duktus yang lebih besar.5

Pada pulau langerhans adalah masa sel endokrin berbentuk bulat dengan berbagai ukuran,

yang dipisahkan dari jaringan asini eksokrin di sekelilingnya oleh selapis sarat reticular halus.

Pulau langerhans biasanya lebih besar dari asini dan tampak sebagai kelompok padat sel-sel

epitelial yang ditembus oleh banyak kapiler, komposisi sel setiap pulau diperlihatkan dengan

pembesaran lebih kuat.5

9

Page 10: Makalah Blok 9 Grace

H. Hati

Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga, beratnya 1.500 g

dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah.

Hati  menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi

tetapi kaya akan nutrient dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan

kiri.1

1.      Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama : lobus

kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.1

2.      Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus

terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf, dan duktus

3.      Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk

jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel.

Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika, dan duktus

empedu, membentuk sebuah lobulus portal.1

Hati terletak dibagian strategis yang  penting. Produk yang diserap harus melalui kapiler-

kapiler hati yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatica sebelum

produk pencernaan itu dapat memasuki sirkularis umum. Karena vena porta miskin oksigen,

hati juga mendapat darah dari arteri hepatica yang merupakan cabang dari aorta, sehingga

hati mendapat darah.5

Hati terdiri atas satuan heksagonal disebut lobus hepar. Di pusat setiap lobus terdapat

sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati, yaitu hepatosit dan sinusoid

secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta, cabang arteri hepatica, cabang vena

porta, dan cabang duktus biliaris, darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur di

sinusoid hepar saat mengalir kearah vena ventral.5

Sinusioid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter

tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit

dibawahnya oleh ruang perisinusioidal. Akibatnya, zat makanan yang mengalir didalam

sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel tidak utuh dan berkontak langsung

dengan hepatosit. Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran-saluran halus disebut

kanalikuli biliaris yang terletak diantara hepatosit. Kanalikuli ini berkumpul ditepi setiap

lobus didaerah porta sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus

hepatikus yang lebih besar dan membawa empedu keluar dari hepar didalam lobus hati,

empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan daerah

dalam sinusoid mengalir ke vena sentral.5

10

Page 11: Makalah Blok 9 Grace

I. Kantung Empedu

Kantung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm.

Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu

kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.1

Mekanisme Pencernaan Karbohidrat, Protein, dan lemak

Pencernaan Karbohidrat

Ada tiga sumber utama karbohidrat. Ketiganya yaitu sukrosa yang merupakan

disakarida yang dikenal dengan gula tebu, laktosa yang merupakan suatu disakarida yang

terdapat dalam susu, dan tepung yang merupakan polisakarida besar yang terdapat pada

hampir semua bahan makanan bukan hewani dan terutama pada padi-padian. Karbohidrat lain

yang dicerna dengan ukuran lebih sedikit adalah amilase, glikogen, alkohol, asam laktat,

asam piruvat, pektin, dekstrin, dan sejumlah kecil derivat karbohidrat di dalam daging.6

Pencernaan karbohidrat dalam mulut terjadi ketika makanan dikunyah dan bercampur dengan

saliva. Saliva terdiri atas enzim ptialin yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis.

Enzim ini menghidrolisis tepung untuk menjadi disakarida mukosa dan polimer glukosa kecil

lainna yang mengandung tiga hingga sembilan molekul glukosa yag adalah titik cabang

molekul tepung. Namun makanan hanya terdapat dalam mulut untuk waktu yang singkat, dan

mungkin hanya sekitar 5 persen dari seluruh tepung yang dimakan telah dihidrolisis pada

waktu makanan ditelan. Untuk kemudian pencernaan berlanjut di dalam korpus dan fundus

lambung dalam waktu 1 jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung.

Kemudian aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang berasal dari sekresi lambung,

dikarenakan oleh amilase pada dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium

turun di bawah sekitar 4,0. Walaupun demikian, rata-rata sebelum makanan menjadi

bercampur dengan sekresi dari lambung secara menyeluruh, sebanyak 30 hingga 40 persen

tepung akan dihidrolisis terutama menjadi maltosa.6

Pencernaan oleh amilase pankreas. Sekresi pankreas, seperti saliva, mengandung

sejumlah besar -amilase yang fungsinya hampir mirip dengan -amilase saliva namun

beberapa kali lebih kuat. Oleh sebab itu, dalam waktu 15 hingga 30 menit setelah kimus

dikosongkan dari lambung ke dalam duodenum dan bercampur dengan getah pankreas,

sebenarnya semua tepung telah dicerna. Pada umumnya, hampir semua tepung diubah

menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya

melewati duodenum atau jejunum bagian atas.6

11

Page 12: Makalah Blok 9 Grace

Hidrolisis disakarida dan polimer-polimer glukosa kecil menjadi monosakarida oleh

enzim-enzim epitel usus. Enterosit yang terletak pada vili usus halus mengandung empat

enzim, laktase, sukrase, maltase, dan -dekstrinase, yang mampu memecahkan disakarida

laktosa, sukrosa, dan maltosa demikian juga dengan polimer-polimer glukosa kecil lainnya

menjadi unsur monosakarida. Enzim-enzim ini terletak di dalam membran mikrovili brush

border eritrosit, dan disakarida dicernakan saat berkontak dengan membran ini. Laktosa

dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan polimer-

polimer glukosa kecillainnya smua dipecahkan menjadi molekul-molekul glukosa. Sehingga

produk akhir dari pencernaan karbohidrat adalah semua monosakarida, dan monosakarida

tersebut diserap dengan segera ke dalam darah portal.6

Pencernaan Protein

Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, disitu pepsin menguraikan beberapa

ikatan peptida. Seperti banyak enzim lainnya yang berperan pada pencernaan protein, pepsi

disekresi dalam bentuk prekursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan di dalam saluran cerna.

Prekursor pepsin dinamakan pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidroklorida lambung.

Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang

dapat dibagi menjadi 2 kelompok yang berbeda secara histoimunokimia, pepsinogen I dan

pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemukan didaerah yang mensekresi asam, sedangkan

pepsinogen II juga ditemukan di daerah pilorus. Sekresi asam maksimal ada hubungannya

dengan kadar pepsinogen I.6

Pepsin menghidrolisis ikatan-ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin

atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah berbagai

polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga

ditemukan di dalam lambung. Kimosin, enzim lambung penggumpal susu juga dikenal

sebagai renin, ditemukan dalam lambung hewan muda tetapi mungkin tidak pada manusia.6

Karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,6 - 3,2 , kerjanya terhenti bila isi lambung

bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan yeyunum. pH isi usus halus

di bagian superior duodenum adalah 2,0 – 4,0 tetapi pada bagian lainnya adalah kira-kira 6,5.

Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut

oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus halus. Tripsin,

kimotripsin, dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior pada molekul-molekul peptida

dan disebut endopeptidase. Karboksipeptidase pankreas dan aminopeptidase brush border

merupakan eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino pada ujung karboksik dan amino

12

Page 13: Makalah Blok 9 Grace

polipeptida. Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi yang

lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh amino peptidase dan di peptidase dalam brush

border sel-sel mukosa. Beberapa di-tripeptida ditranspor secara aktif ke dalam sel-sel usus

halus dan dihidrolisis dalam peptidase intraseluler, dengan asam-asam amino yang memasuki

aliran darah. Jadi, pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen usus

halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.6

Pencernaan Lemak

Sejauh ini lemak yang paling banyak dalam diet adalah lemak netral, yang dikenal

sebagai trigliserida, yang setiap molekulnya tersusun dari sebuah inti gliserol dan rantai

samping tiga asam lemak. Lemak netral merupakan unsur utama dalam bahan makanan

berasal dari tumbuhan. Dalam diet biasa juga mengandung sejumlah kecil fosfolipid,

kolesterol, dan ester kolesterol. Fosfolipid dan ester kolesterol terdiri atas asam lemak dan

oleh karena itu dapat di anggap sebagai lemak. Sebaliknya kolesterol merupakan suatu

senyawa sterol yang tidak megandung asam lemak, tetapi kolesterol memperlihatkan

beberapa sifat fisik dan kimia dari lemak, ditambah lagi koleterol ini merupakan turunan

lemak dan dimetabolisme seperti lemak. Oleh karena itu, dari sudut makanan merupakan

suatu lemak.6

Pencernaan lemak di dalam usus. Sejumlah kecil trigliserida dicernakan di dalam

lambung oleh lipase lingual yang disekresikan oleh kelenjar lingual di dalam mulut dan

ditelan bersama dengan saliva. Jumlah pencernaan ini kurang dari 10 persen dan umumnya

tidak penting. Sebaliknya pada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus

sebagai berikut.6

Emulsifikasi lemak dan asam empedu dan lesitin. Tahap pertama dalam pencernaan

lemak adalah secara fisik memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang sangat kecil,

sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak.

Proses ini disebut emulsifikasi lemak, dan dimulai melalui pergolakan di dalam lambung

untuk mencampur lemak dengan produk pencernaan lambung. Lalu kebanyakan proses

emulsifikasi tersebut terjadi di dalam duodenum di bawah pengaruh empedu, sekresi dari hati

yang tidak mengandung enzim pencernaan apapun. Akan tetapi empedu mengandung

sejumlah besar garam empedu juga fofsfolipid lesitin. Keduanya, tetapi terutama lesitin,

sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Gugus polar (titik terjadinya ionisasi di dalam air)

dari garam empedu dan molekul-molekul lesitin sangat larut air sedangkan sebagian besar

13

Page 14: Makalah Blok 9 Grace

sisa gugus-gugus molekul keduanya sangat larut lemak. Oleh karena itu gugus yang larut

lemak dari sekret hati ini terlarut dalam lapisan permukaan gumpalan lemak sedangkan gugus

polarnya menonjol. Penonjolan gugus polar selanjutnya terlarut dalam cairan berair di

sekitarnya sehingga sangat menurunkan tegangan antar permukaan lemak dan membuat

lemak tersebut ikut terlarut.6

Bila tegangan antar permukaan gumpalan cairan yang tidak tercampur ini rendah,

cairan yang tidak bercampur ini rendah, cairan yang tidak bercampur ini melalui pengadukan

dapat dipecah menjadi banyak partikel yang sangat halus secara jauh lebih mudah daripada

bila tegangan antar permukaannya tinggi. Akibatnya, fungsi utama garam empedu dam

lesitin, terutama lesitin, dalam empedu adalah untuk membuat gelembung lemak siap untuk

dipecah oleh pengadukan dengan air di dalam usus halus. Kerja ini sama seperti yang terjadi

pada banyak deterjen yang dipakai pada kebanyakan pembersih rumah tangga untuk

membersihkan noda kotoran.6

Setiap kali diameter gumpalan lemak secara signifikan diturunkan sebagai akibat

pengadukan pada usus halus, daerah permukaan lemak total meningkat berlipat-lipat. Karena

diameter rata-rata partikel lemak dalam usus setelah terjadinya emulsifikasi hanya kurang

dari 1 mikro-meter, ukuran ini menggambarkan peningkatan sebanyak 1000 kali lipat pada

daerah permukaan lemak total yang disebabkan oleh proses emulsifikasi.6

Enzim lipase merupakan senyawa yang larut-air dan dapat menyerang gumpalan lemak hanya

pada permukaannya. Akibat, dapat dimengerti betapa pentingnya fungsi deterjen garam

empedu dan lesitin untuk pencernaan lemak.6

- Pencernaan Trigliserida oleh Lipase Pankreas6

Sejauh ini enzim yang paling penting untuk pencernaan trigliserida adalah lipase

pankreas, terdapat dalam jumlah sangat banyak di dalam getah pankreas, cukup untuk

mencernakan dalam 1 menit semua trigliserida yang dicapainya. Selain itu, enterosit dari usus

halus juga mengandung sedikit lipase yang dikenal sebagai lipase usus, tetapi enzim ini

biasanya tidak diperlukan.6

- Produk Akhir Pencernaan Lemak6

Sebagian besar trigliserida dalam makanan dipecah oleh getah pankreas menjadi asam

lemak bebas dan 2-monogliserida.6

- Peranan Garam Empedu untuk Mempercepat Pencernaan Lemak-Pembentukan Misel

Hidrolisis trigliserida merupakan proses yang sangat reversibel; oleh karena itu,

akumulasi monogliserida dan asam lemak yang dicerna sangat cepat menghambat pencernaan

lebih lanjut. Namun, garam empedu memainkan peranan tambahan yang penting dalam

14

Page 15: Makalah Blok 9 Grace

memindahkan monogliserida dan asam lemak bebas dari lingkungan pencernaan gelembung

lemak hampir secepat pembentukan produk akhir pencernaan ini. Keadaan ini terjadi dengan

cara sebagai berikut : Garam empedu, saat berada pada konsentrasi yang cukup tinggi di

dalam air, mempunyai kecenderungan untuk membentuk mizel, gumpalan berbentuk silinder

sferis kecil, berdiameter 3 sampai 6 nanometer, dan terdiri dari 20 sampai 40 molekul garam

empedu. Misel-misel ini terbentuk karena setiap molekul garam empedu tersusun dari sebuah

inti sterol yang sangat larut-lemak, dan satu gugus polar yang sangat larut-air. Inti sterol ini

melingkupi lemak yang dicernakan, membentuk gumpalan lemak kecil di tengah misel yang

telah terbentuk, dengan gugus-gugus polar garam empedu yang menonjol ke luar untuk

menutupi permukaan misel. Karena bermuatan negatif, gugus polar ini memungkinkan

seluruh gumpalan misel larut di dalam air cairan pencernaan dan tetap dalam bentuk larutan

yang stabil sampai lemak tersebut diabsorbsi ke dalam darah.6

Misel garam empedu juga bertindak sebagai medium transpor untuk mengangkut

monogliserida dan asam lemak bebas keduanya relatif tidak larut  tanpa misel tersebut

menuju brush border sel-sel epitel usus. Di sana monogliserida dan asam lemak bebas

diabsorbsi ke dalam darah, seprti yang akan dibahas kemudian, sedangkan garam empedu itu

sendiri dilepaskan kembali ke dalam kimus untuk dipakai berulang-ulang dalam proses

“pengangkutan” ini.6

- Pencernaan Ester Kolesterol dan Fosfolipid6

Sebagian besar kolesterol dalam makanan berada dalam bentuk ester kolesterol, yang

merupakan kombinasi kolesterol bebas dengan satu molekul asam lemak. Fosfolipid juga

mengandung asam lemak di dalam molekulnya. Baik ester kolestrol maupun fosfolipid

dihidrolisis oleh dua lipase lain dalam sekresi pankreas untuk membebaskan asam lemak

enzim hidrolase ester kolestrol untuk menghidrolisis ester kolestrol dan fosfolipase A2 untuk

menghidrolisis fosfolipid.6

Misel garam empedu mempunyai peran yang sama pada “pengangkutan” kolesterol bebas

dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna seperti peran pada pengangkutan monogliserida

dan asam lemak bebas. Tentu saja, pada dasarnya tidak ada satu pun kolesterol yang dapat

diabsorbsi tanpa fungsi dari misel-misel ini.6

Enzim-Enzim Pencernaan

15

Page 16: Makalah Blok 9 Grace

1. Enzim proteolitik pankreas (protease).7

a) Tripsinogen yang disekresi pankreas diaktifasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang

diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk

membentuk polipeptida-polipeptida yang lebih kecil.

b) Kimotripsin. Teraktivasi oleh tripsin. Kemottripsin memiliki fungsi yang sama seperti

tripsin terhadap protein.

c) Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan

proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.

2. Enzim ptialin. Enzim ini disebut juga amilase. Enzim ptialin terdapat di dalam rongga

mulut, lebih tepatnya di kelenjar ludah. Enzim ptialin ini dihasilkan oleh glandula parotis

yang juga terletak di sekitar kelenjar ludah. Enzim ptialin berfungsi mengubah amilum

atau zat tepung menjadi glukosa sebagai bahan dasar energi manusia. Di dalam mulut,

amilum yang diubah menjadi glukosa hanya sedikit karena makanan hanya sebentar

berada di dalam mulut.7

3. Enzim pepsin. Enzim ini terdapat di dalam lambung manusia. Enzim ini berfungsi untuk

mengubah protein yang diserap tubuh menjadi pepton.7

4. Enzim renin. Enzim ini sama seperti peptin, yaitu terdapat di lambung. Enzim renin

berfungsi untuk mengendapkan kasein yang ada di dalam susu.7

5. Enzim lipase. Enzim lipase dihasilkan melalui dinding lambung yang bersifat sangat

asam. Enzim ini dikeluarkan bersama dengan pepsin dan renin. Enzim pencernaan

manusia ini memiliki peranan dalam proses katabolisme, yaitu memecah lemak menjadi

asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu.7

6. Enzim amilase. Enzim ini dihasilkan oleh getah pankreas, bersama dengan enzim lipase

dan tripsin. Enzim amilase memiliki kemampuan untuk mempercepat reaksi perubahan

amilum yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan

laktosa).7

7. Enzim tripsin. Enzim tripsin dapat mengubah pepton menjadi senyawa dipeptida,

sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh dan dicerna.7

8. Enzim sakrase. Enzim sakrase berperan dalam mengubah atau menguraikan sukrosa

menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim sakrase dikeluarkan melalui getah usus halus

manusia.7

9. Enzim maltase. Enzim maltase mempunyai kemampuan untuk mengubah maltosa

menjadi glukosa, sehingga lebih mudah direaksikan secara kimiawi oleh tubuh untuk

kemudian diserap sebagai sumber energi.7

16

Page 17: Makalah Blok 9 Grace

10. Enzim isomaltase. Selain maltase, enzim isomaltase juga dihasilkan oleh melalui getah

usus. Enzim isomaltase mempunyai kelebihan khusus, yaitu mengubah zat maltosa

menjadi komaltosa yang susunannya lebih sederhana.7

11. Enzim laktase. Enzim laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kedua

zat yang dihasilkan tersebut, struktur kimianya lebih simpel dan lebih mudah diterima

sebagai nutrisi tubuh manusia.7

12. Enzim peptidase. Enzim ini dikeluarkan bersama getah usus halus (intestinum). Peptidase

mampu menguraikan ikatan peptida yang cukup kokoh menjadi asam amino (protein).7

13. Enzim ribonuklease. Enzim ini berperan dalam proses replikasi DNA. Enzim

ribonuklease dapat menghidrolisis RNA. Enzim ini juga dapat memisahkan ikatan fosfat

yang saling menghubungkan nukleotida.7

Kesimpulan

Saluran pencernaan manusia terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan

usus besar. Serta organ pembantu pencernaan berupa hati, pankreas, dan kandung empedu.

Jenis makanan dibagi menjadi tiga macam, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk

mencerna ketiga jenis makanan tersebut, dilakukan mekanisme yang berbeda-beda. Dalam

mencerna makanan juga diperlukan berbagai jenis enzim yang terdapat di saluran

pencernaan, agar dapat mengolah makanan yang masuk sehingga menjadi energi yang

dibutuhkan oleh tubuh.

Daftar Pustaka

1. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta ; EGC. 2003. h 281-4.

2. Evelyn, C Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta ; Gramedia. 2002. h

218, 219.

3. William, F Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta ; EGC. 2008. h 478, 492,

495.

4. Faiz, Omar, David Moffat. At A Glance Anatomi. Jakarta ; Erlangga. 2008. h 37.

5. Eroschenko VP. Atlas Histology Di Fiore dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. Jakarta;

EGC. 2010. h 149-217.

6. Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta ; EGC. 2008. h 1038-42.

17

Page 18: Makalah Blok 9 Grace

7. Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan

Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta ; EGC. 2009. h 20-2.

18