Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

39
Penyakit Parkinson pada Lansia Naomi Besitimur (102012113) C9 Email: [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Kebon jeruk-Jakarta Barat Telp. 56942061 Pendahuluan Penyakit parkinson adalah suatu penyakit degenaratif pada sistem saraf (neurodegeneratif) yang bersifat progresif, ditandai dengan ketidak teraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson seorang dokter di London Inggris tahun 1817 di dalam tulisannya James Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan, dan gangguan dalam cara berjalan. Penyakit parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit parkinson’s diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika. 1

description

makalah

Transcript of Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Page 1: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Penyakit Parkinson pada Lansia

Naomi Besitimur (102012113) C9

Email: [email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Kebon jeruk-Jakarta Barat Telp. 56942061

Pendahuluan

Penyakit parkinson adalah suatu penyakit degenaratif pada sistem saraf (neurodegeneratif)

yang bersifat progresif, ditandai dengan ketidak teraturan pergerakan (movement disorder),

tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.

Penyakit parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson

seorang dokter di London Inggris tahun 1817 di dalam tulisannya James Parkinson

mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut

memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan, dan gangguan dalam cara berjalan.

Penyakit parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena

adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah

orang di Amerika Serikat dengan penyakit parkinson’s diperkirakan antara 500.000 sampai

satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut

meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika.

Pembahasan

Anamnesis

- Identitas

Identitas perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah memang

benar pasien yang dimaksud. Identitas biasanya meliputi nama lengkap pasien, umur atau

tanggal lahir, jenis kelamin. nama orang tua atau suami atau istri atau penanggung jawab,

alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama. 1Dari kasus yang didapat dari hasil

anamnesis didapatkan usia pasien adalah 62 tahun.

- Keluhan utama

1

Page 2: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter.

Dari kasus didapatkan keluhan utama pasien adalah kedua tangannya gemetar sejak 1 tahun

lalu.

- Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien keluhan utama yang dirasakan disertai dengan kedua tangannya gemetar saat

pasien tidak menggerakkan tangannya namun menghilang bila pasien melakukan aktivitas

dan saat tertidur. Pasien merasa badannya semakin kaku, berjalan semakin lambat dan postur

tubuh semakin membungkuk serta bicaranya semakin tidak jelas.

- Riwayat penyakit dahulu

Bertujuan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara penyakit

yang pernah diderita dengan penyakit sekarang.1

- Riwayat keluarga

Dapat digunakan untuk memperkuat diagnosis. Karena biasanya penularan suatu penyakit

berasal dari keluarga sendiri yang terjangkit atau karena faktor genetik pada penyakit-

penyakit yang terpaut gen.1

- Riwayat sosial

Termasuk tentang pekerjaan pasien. Pada umumnya jenis pekerjaan juga berperan penting

dalam penyebab timbulnya penyakit.

- Riwayat pribadi

Biasanya tentang gaya hidup pasien, ekonomi, sosial dan pendidikan pasien.1

Anamnesis khusus

1. Keluhan Utama

Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya reflek

postural.

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluhkan tremor, perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya

berjalan. Adanya rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak, sulit menelan,

konstipasi, dan gangguan kandung kemih.

2

Page 3: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

3.      Riwayat penyakit dahulu

Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat

4.      Riwayat penyakit keluarga

antikoagulan, aspirin, vasodilatator, antikolinergik dalam waktu lama.

Pengkajian dilakukan dengan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita

hipiertensi dan diabetes mellitus. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya komplikasi

penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.1,3

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat temuan-temuan

dalam anamnesis.2 Teknik pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan visual atau pemeriksaan

pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), pemeriksaan ketok (perkusi) dan

pemeriksaan movement, auskultasi.2

Keadaan umum : adanya perubahan pada tanda vital, yaitu bradikardi, hipotensi,

dan adanya penurunan frekuensi nafas

Breathing : hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan

berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas

Inspeksi : klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk efektif,

peningkatan produksi sputum, sesak nafas dan penggunaan otot bantu nafas

Palpasi : ditemukan taktil premitus seimbang kanan kiri

Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : bunyi nafas tambahan

Blood : hipotensi postural

Brain : perubahan gaya berjalan, tremor, dan kaku

Bladder : penurunan reflex kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi

kognitif dan persepsi klien secara umum

Bowel : pemenuhan nutrisi berkurang karena kelemahan fisik umum, kelelahan

otot, dan adanya tremor menyeluruh

Bone : kesulitan beraktifitas secara keseluruhan karena kelemahan, kelelahan otot,

dan tremor. Adanya gangguan keseimbangan dalam melakukan pergerakan3

3

Page 4: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

a. Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk melihat

hipotensi ortostatik

b. Menilai respon terhadap stres ringan , misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan

menghitung dari angka seratus bila masih terdapat tremor dan rigiditas artinya belum

berespon dengan pengobatan

c. Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis

kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan

kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up

berikutnya.3

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hanya bersifat dukungan pada hasil klinis, karena tidak

memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi untuk penyakit parkinson. Pengukuran

kadar neurotransmiter dopamin atau metabolitnya dalam urin, darah, maupun cairan otak

akan menurun pada penyakit parkison dibandingkan kontrol. Lebih lanjut, dalam keadaan

tidak ada penanda biologis yang spesifik penyakit, maka diagnosis definitif terhadap

penyakit parkinson hanya ditegakan dengan otopsi. Dua penelitian patologis terpisah

berkesimpulan bahwa hanya 76% dari penderita memenuhi kriteria patologis aktual,

sedangkan yang 24% mempunyai penyebab lain untuk parkinsonism tersebut.

Neuroimaging

- Magnetic Resonance Imaging (MRI), bahwa pasien yang dianggap mempunyai atropi

multisistem memperlihatkan signal di striatum

- Positron Emission Tomography (PET), Ini merupakan teknik imaging yang masih

relatif baru dan telah memberi kontribusi yang signifikan untuk melihat kedalam

sistem dopamine nigrostriatal dan peranannya dalam patofisiologi penyakit Parkinson.

Penurunan karakteristik pada pengambilan fluorodopa , khususnya di putamen , dapat

diperlihatkan hampir pada semua penderita penyakit Parkinson, bahkan pada tahap

dini.Pada saat awitan gejala , penderita penyakit Parkinson telah memperlihatkan

penurunan 30% pada pengambilan fluorodopa putamen. Tetapi sayangnya PET tidak

dapat membedakan antara penyakit Parkinson dengan parkinsonisme atipikal. PET

juga merupakan suatu alat untuk secara obyektif memonitor progresi penyakit ,

4

Page 5: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

maupun secara obyektif memperlihatkan fungsi implantasi jaringan mesensefalon

fetus.

- Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), Sekarang telah tersedia

ligand untuk imaging sistem pre dan post sinapsis oleh SPECT , suatu kontribusi

berharga untuk diagnosis antara sindroma Parkinson plus dan penyakit Parkinson,

yang merupakan penyakit presinapsis murni. Penempelan ke striatum oleh derivat

kokain [123]beta-CIT, yang juga dikenal sebagai RTI-55, berkurang secara signifikan

disebelah kontralateral sisi yang secara klinis terkena maupun tidak terkena pada

penderita hemiparkinson. Penempelan juga berkurang secara signifikan dibandingkan

dengan nilai yang diharapkan sesuai umur yang berkisar antara 36% pada tahap I

Hoehn dan Yahr sampai 71% pada tahap V. Marek dan yang lainnya telah

melaporkan rata-rata penurunan tahunan sebesar 11% pada pengambilan [123]beta-

CIT striatum pada 34 penderita penyakit Parkinson dini yang dipantau selama 2

tahun. Sekarang telah memungkinkan untuk memvisualisasi dan menghitung

degenerasi sel saraf nigrostriatal pada penyakit Parkinson. Dengan demikian, imaging

transporter dopamin pre-sinapsis yang menggunakan ligand ini atau ligand baru

lainnya mungkin terbukti berguna dalam mendeteksi orang yang beresiko secara dini.

Sebenarnya, potensi SPECT sebagai suatu metoda skrining untuk penyakit Parkinson

dini atau bahkan presimptomatik tampaknya telah menjadi kenyataan dalam praktek.

Potensi teknik tersebut sebagai metoda yang obyektif untuk memonitor efikasi terapi

farmokologis baru, sekarang sedang diselidiki.2,3,5

Working diagnosis

Working diagnosis merupakan diagnosis utama tentang penyakit yang diderita pasien setelah

melakukan anamnesis dan pemeriksaan terhadap pasein. Berdasarkan pengertian tersebut

didapatkan working diagnosis untuk kasus ini yaitu Parkinson.

Differential diagnosis

Multiple Syndrome Atropy

Multiple Syndrome Atropy, dikaitkan dengan degenerasi sel-sel saraf di daerah tertentu dari

otak . Degenerasi sel ini menyebabkan masalah dengan gerakan, keseimbangan, dan fungsi

otonom lain dari tubuh seperti kontrol kandung kemih atau peraturan tekanan darah.

Penyebab MSA tidak diketahui dan tidak ada faktor risiko tertentu telah diidentifikasi,

5

Page 6: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Sekitar 55% kasus terjadi pada laki-laki, dengan usia khas onset di akhir 50-an untuk awal

60-an. MSA sering muncul dengan beberapa gejala yang sama seperti penyakit Parkinson .

Namun, pasien MSA umumnya menunjukkan minimal jika respon terhadap obat dopamin

digunakan untuk Parkinson.5

Keseluruhan prevalensi dari MSA diperkirakan 4,6 kasus per 100.000 orang. Penyakit ini

lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, dengan penelitian yang

menunjukkan rasio mulai dari antara 1,4: 1 rasio setinggi 1,9: 1

MSA ditandai dengan kombinasi berikut ini, yang dapat hadir dalam kombinasi: Karena

orang-orang dengan MSA sering menderita " sindrom rigiditas-kaku "(yaitu lambatnya

inisiasi gerakan menyerupai penyakit Parkinson ) ditemukan pada 62 % pada presentasi

pertama kadang-kadang dikelompokkan dengan penyakit disebut sebagai Parkinson ditambah

sindrom

disfungsi otonom

parkinsonisme ( kekakuan otot + / tremor dan gerakan lambat)

ataksia (koordinasi miskin / goyah berjalan)

Yang paling umum pertama tanda MSA adalah munculnya sebuah "sindrom rigiditas-kaku"

(yaitu lambatnya inisiasi gerakan menyerupai penyakit Parkinson ) ditemukan pada 62% pada

presentasi pertama. Tanda-tanda umum lainnya saat onset termasuk masalah dengan

keseimbangan (serebelum ataksia) ditemukan pada 22% pada presentasi pertama, diikuti oleh

masalah genito-kemih (9%). Untuk pria, tanda pertama bisa ereksi disfungsi

(ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi). Baik pria maupun wanita

sering mengalami masalah dengan kandung kemih mereka termasuk urgensi, frekuensi,

lengkap pengosongan kandung kemih, atau ketidakmampuan untuk buang air kecil (retensi).

Sekitar 1 dari 5 pasien MSA akan menderita jatuh pada tahun pertama penyakit.4,5

Gejala penyakit berlangsung

Sebagai penyakit berlangsung salah satu dari tiga kelompok gejala mendominasi. Ini adalah:

1. Parkinsonisme (lambat, gerakan kaku, menulis menjadi kecil dan berbentuk laba-laba)

2. Cerebellar disfungsi (kesulitan koordinasi gerakan dan keseimbangan)

3. Otonom sistem saraf disfungsi (gangguan fungsi tubuh otomatis) termasuk:

6

Page 7: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

postural atau hipotensi ortostatik , sehingga pusing atau pingsan saat berdiri

inkontinensia urin atau retensi urin

lemah syahwat

sembelit

pita suara kelumpuhan

mulut kering dan kulit

kesulitan mengatur suhu tubuh karena berkeringat kekurangan di semua

bagian tubuh

mendengkur keras, pernapasan abnormal atau inspirasi stridor saat tidur

gangguan tidur lainnya termasuk sleep apnea , REM Behavior Disorder [14]

Gejala lain seperti penglihatan ganda dapat terjadi. Tidak semua pasien mengalami semua

gejala ini. Beberapa pasien (20% dalam satu penelitian) mengalami gangguan kognitif yang

signifikan sebagai akibat dari MSA. MSA biasanya berkembang lebih cepat daripada

penyakit Parkinson. Tidak ada remisi dari penyakit. Sisa Umur rata-rata setelah timbulnya

gejala pada pasien dengan MSA adalah 7,9 tahun. Hampir 80% dari pasien dinonaktifkan

dalam waktu lima tahun sejak timbulnya gejala motorik, dan hanya 20% bertahan hidup

melewati 12 tahun. Tingkat perkembangan berbeda dalam setiap kasus dan kecepatan

penurunan dapat bervariasi pada setiap pasien.4,5

Alpha synuclein imunohistokimia menunjukkan banyak inklusi glial.

Diagnosis pasti hanya dapat dilakukan patologis dan ditemukan berlimpah glial inklusi

sitoplasma dalam sistem saraf pusat.4

Supranuclear palsy progresif (PSP)

Supranuclear palsy progresif (PSP) adalah gangguan otak langka yang menyebabkan masalah

serius dan progresif dengan kontrol dari kiprah dan keseimbangan, bersama dengan gerakan

7

Page 8: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

mata dan berpikir masalah yang kompleks. Salah satu tanda-tanda klasik dari penyakit ini

adalah ketidakmampuan untuk tujuan mata benar, yang terjadi karena lesi di daerah otak yang

mengkoordinasikan gerakan mata. Beberapa individu yang terkena sering menunjukkan

perubahan suasana hati dan perilaku, termasuk depresi dan sikap apatis serta demensia ringan

progresif.3,4

Gangguan menunjukkan bahwa penyakit ini dimulai perlahan dan terus memburuk

(progresif), dan menyebabkan kelemahan (cerebral) oleh bagian-bagian tertentu yang

merusak otak atas struktur seukuran kacang yang disebut inti yang mengendalikan gerakan

mata (supranuklear).

Sekitar 20.000 orang Amerika-atau satu dari setiap 100.000 orang di atas usia 60 memiliki

PSP, sehingga jauh lebih umum daripada penyakit Parkinson, yang mempengaruhi lebih dari

500.000 orang Amerika. Individu yang terkena biasanya setengah baya atau tua, dan laki-laki

lebih sering terkena daripada wanita. PSP seringkali sulit untuk mendiagnosis karena gejala

dapat sangat banyak seperti gangguan gerakan yang lebih umum lainnya, dan karena

beberapa gejala khas yang paling mungkin mengembangkan terlambat atau tidak sama

sekali.4,5

Gejala klinis

Yang paling sering gejala pertama PSP adalah kehilangan keseimbangan saat berjalan.

Individu mungkin memiliki riwayat jatuh atau kekakuan dan kejanggalan dalam kiprah.

Kadang-kadang jatuh dijelaskan oleh orang mereka mengalami serangan pusing.

Gejala awal umum lainnya adalah perubahan kepribadian seperti kehilangan minat dalam

kegiatan yang menyenangkan biasa atau meningkat lekas marah, dan pelupa. Individu

mungkin tiba-tiba tertawa atau menangis tanpa alasan yang jelas, mereka mungkin apatis,

atau mereka mungkin memiliki luapan kemarahan sesekali, juga tanpa alasan yang jelas.

Harus ditekankan bahwa pola tanda dan gejala bisa sangat berbeda dari orang ke orang.4,5

Sebagai penyakit berlangsung, kebanyakan orang akan mulai mengembangkan kabur visual

dan masalah pengendalian gerakan mata. Bahkan, masalah mata biasanya menawarkan

petunjuk definitif pertama yang PSP adalah diagnosa yang tepat. Individu yang terkena PSP

mengalami kesulitan pergeseran pandangan mereka ke bawah, dan juga dapat memiliki

8

Page 9: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

kesulitan mengendalikan kelopak mata mereka. Hal ini dapat menyebabkan penutupan paksa

mata, lama atau berkedip jarang, atau kesulitan dalam membuka mata.

Masalah lain visual yang umum adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan kontak mata

selama percakapan. Hal ini dapat memberikan kesan keliru bahwa orang tersebut bermusuhan

atau tidak tertarik. bicara biasanya menjadi tidak jelas dan menelan makanan padat atau

cairan bisa sulit. Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala akan lebih mirip dengan penyakit

Parkinson, dan beberapa orang bahkan mungkin memiliki tremor. Versi ini sering disebut

sebagai "Parkinsonian PSP" atau PSP-P.5

Salah satu kemungkinan adalah bahwa agen virus seperti konvensional menginfeksi tubuh

dan waktu bertahun-tahun atau puluhan tahun untuk mulai menghasilkan efek yang terlihat.

Kemungkinan lain adalah bahwa mutasi genetik secara acak, dari jenis yang terjadi pada kita

semua sepanjang waktu, kebetulan terjadi pada sel-sel tertentu atau gen tertentu, hanya

kombinasi yang tepat untuk melukai sel-sel ini. Kemungkinan ketiga adalah bahwa ada

paparan beberapa bahan kimia yang tidak diketahui dalam makanan, udara, atau air yang

perlahan merusak daerah rawan tertentu dari otak. Teori ini berasal dari petunjuk yang

ditemukan di pulau Pasifik Guam, di mana penyakit neurologis umum terjadi hanya ada dan

pada pulau-pulau tetangga beberapa saham beberapa karakteristik dari PSP, penyakit

Alzheimer, penyakit Parkinson, dan amyotrophic lateral sclerosis (penyakit Lou Gehrig ).

Penyebabnya diduga menjadi faktor makanan atau zat beracun yang ditemukan hanya di

daerah itu.5

Penyebab lain yang mungkin dari PSP adalah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal

bebas, molekul reaktif yang diproduksi terus menerus oleh semua sel selama metabolisme

normal. Meskipun tubuh telah built-in mekanisme untuk membersihkan radikal bebas dari

sistem, para ilmuwan menduga bahwa, dalam keadaan tertentu, radikal bebas dapat bereaksi

dengan kerusakan molekul lainnya. Banyak penelitian diarahkan untuk memahami peran

kerusakan radikal bebas dalam penyakit manusia.

Baik PSP dan Parkinson penyebab penyakit kekakuan, kesulitan gerakan, dan kejanggalan.

Namun, orang dengan PSP biasanya berdiri lurus atau kadang-kadang bahkan memiringkan

kepala mereka ke belakang (dan cenderung jatuh ke belakang), sedangkan mereka yang

menderita penyakit Parkinson biasanya membungkuk ke depan. Masalah dengan bicara dan

menelan jauh lebih umum dan parah di PSP dari penyakit Parkinson, dan cenderung muncul

9

Page 10: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

lebih awal dalam perjalanan penyakit. Gerakan mata yang abnormal pada PSP tapi dekat

dengan normal pada penyakit Parkinson. Kedua penyakit berbagi fitur lain: onset pada usia

pertengahan, bradikinesia (gerakan lambat), dan kekakuan otot. Tremor, sangat umum pada

orang dengan penyakit Parkinson, jarang di PSP. Meskipun individu dengan penyakit

Parkinson nyata manfaat dari obat levodopa, orang dengan PSP merespon buruk dan hanya

secara sementara terhadap obat ini.4,5

Parkinson Sekunder

Penyakit Parkinson Sekunder, yang diakibatkan oleh faktor luar. Penggunaan obat-obatan

hipertensi, antiaritmia, obat jantung, anti muntah,. Penggunaan obat-obatan ini secara

berlanjut dan mengendap di tubuh dalam jangka waktu yang lama akan menjadi racun bagi

tubuh. Selain itu, keracunan akibat zat-zat polutan seperti karbonmonoksida, sianida

disulfida, pestisida, dan berbisida dapat menimbulkan penyakit Parkinson.5

Parkinson Primer

Definisi

Penyakit parkinson (paralisis agitans) atau sindrom parkinson (parkinsonismus) merupakan

suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak

adanya pengiriman dopamin dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum (striatal

dopamin deficiency).

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat dengan

usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik

pas substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri

dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson juga terjadi

pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis Meynert,

hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari saraf kranial, sistem saraf otonom.

Penyakit Parkinson  pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James

Parkinson seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James

Parkinson mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya)

tersebut memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan, dan gangguan dalam cara

berjalan.5

10

Page 11: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Parkinson adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan pada

organ otak, terutama pada bagian sistem syaraf pusat otak manusia yang mengalami

kemunduran. Hampir di seluruh bagian daerah di dunia, penyakit Parkinson menyerang

banyak orang, bahkan para penderita Parkinson pria dan wanita hampir berimbang. Penyakit

Parkinson biasanya dimulai antara usia 50 dan 65, menyerang sekitar 1 % dari seluruh

populasi. Penyakit Parkinson lebih sering dialami oleh pria dibandingkan wanita.

Pada awalnya orang yang menderita Parkinson tidak menyadari akan serangannya itu.

Mereka mengetahuinya pada saat Parkinson telah meradang dan berkembang. Parkinson

dapat menjadi suatu penyakit yang sangat menakutkan. Dikarenakan penderita Parkinson

tidak dapat mengatur hidupnya sendiri dan sangat bergantung terhadap orang yang di

sekitarnya.

Penyakit Parkinson sulit dicegah dan disembuhkan karena penyebabnya sendiri sulit

diketahui pasti. Yang jelas, ketika individu kehilangan lebih dari 80 suplai dopamine, yaitu

zat penting dalam proses pengiriman sinyal antara sel-sel saraf otak untuk mengatur gerakan,

maka individu akan mengalami beberapa gejala Parkinson.4,6

Pada tahap awal dan dalam jangka waktu yang lama, penderita tidak menyadari bahwasanya

ia menderita Parkinson. Keluhan yang biasa disampaikan pada awalnya berupa nyeri pada

punggung, leher, bahu, atau pinggang. Seiring berjalannya waktu, postur tubuh yang

membungkuk, anggota gerak menjadi tidak elastis dan fleksibel, langkah menjadi kecil-kecil

bahkan diseret-seret. Suara mengecil dan monoton. Adanya sedikit kekakuan dan

keterlambatan eksekusi gerakan atau pengurangan gerakan tangan saat berjalan biasanya

terabaikan, sampai pada suatu saat itu disadari oleh klinisi ataupun keluarga pasien.

Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan

ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan

menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor.

Orang dengan Parkinson lanjut juga mengalami gangguan motorik halus. Di antaranya

kesulitan memotong makanan, mengancingkan baju, membuka lembaran buku, tulisan

menjadi lebih kecil ukurannya dari biasanya. Untuk pekerjaan sepele seperti mengetuk pintu

pun, adalah hal yang sulit bagi penderita Parkinson.6

11

Page 12: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Diagnosis penyakit ini didasarkan dari gejala klinis yang dinilai oleh dokter dan atau

didukung dengan pencitraan otak (CT Scan atau MRI kepala). Pengobatan dasar penyakit ini

adalah dengan kombinasi obat levodopa-karbidopa.

Penyakit Parkinson bersifat progresif, artinya gejala dan tanda tersebut akan bertambah

buruk. Walaupun dalam jangka waktu yang lama dan bertahap. Penyakit Parkinson yang

mulai sebelum umur 20 tahun disebut sebagai Juvenile Parkinsonism.6

Parkinson dapat di klasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan proses terjadinya yaitu:

Parkinson primer(idiopatik), dimana penyebabnya tidak diketahui

Parkinson postencephalitis, penyebab Parkinson karena encephalitis

Parkinson latrogenik, Parkinson karena obat obatan seperti obat psikotropik dan

antipsikotik

Parkinson juvenile, Parkinson yang terjadi usia di bawah 40 tahun

Parkinson sekunder di sebabkan karena kerusakan substansia nigra akibat trauma

iskhemik

Pseudoperkinson (Parkinson semu), merupakan gabungan dari beberapa penyebab

Parkinson seperti pada hipotiroid

Etiologi

Etiologi penyakit parkinson belum diketahui (idiopatik), akan tetapi ada beberapa faktor

resiko (multifaktorial) yang telah diidentifikasikan yaitu:

a. Usia, meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30 tahun

b. Rasial, orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia da Afrika

c. Genetik, diduga ada peranan faktor genetik. Telah terbukti dengan mutasi yang khas

tiga gen terpisah (alpha-Synuclein, Parkin, UCHL1) dan empat lokus tambahan

(Park3,4,6,7) yang berhubungan dengan penyakit parkinson keturunan. Kebanyakan

kasus idiopatik penyakit parkinson diperkirakan akibat faktor-faktor genetik dan

lingkungan.

d. Lingkungan, toksin (MPTP, CO, Mn, Mg, CS2, Metanol, Sianid), pengguanaan

herbisida dan pestisida, infeksi

e. Cedera kranio serebral : peranan cedera kranio serebral masih belum jelas

f. Stres emosional: diduga juga merupakan faktor resiko

12

Page 13: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Epidemiologi

Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita

seimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul

sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara

keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di

Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun.

Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan

jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Rata-

rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik

menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena

dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.5,6

Patofisiologi

Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya neuron pigmen, terutama neuron di dalam

subtansi nigra pada otak (subtansia nigra merupakan kumpulan nucleus otak tengah yang

memproyeksikan serabut-serabut korpus striatum). Salah satu neurontransmiter mayor di

daerah otak ini dan bagian-bagian lain pada sistem saraf pusat adalah dopamine, yang

mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat kontrol gerakan. Secara

normal dopamine memiliki konsentrasi yang tinggi di bagian-bagian otak tertentu, namun

pada penyakit Parkinson konsentrasi dopamine menipis dalam substansi nigra dan korpus

striatum. Penipisan kadar dopamine dalam basal ganglia yang berhubungan dengan adanya

bradikinesia, kekakuan dan tremor.

Aliran darah serebri regional menurun pada pasien dengan penyakit Parkinson dan ada

kejadian demensia yang tinggi. Data patologis dan biokimia menunjukkan bahwa demensia

dengan penyakit Parkinson mengalami penyakit penyerta Alzheimer. Pada kebanyakan

pasien penyebab penyakit tersebut tidak diketahui.3,5

Gejala klinis

1. Tremor

Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala yang paling jelas, sering

terdapat pada awal penyakit dan mudah diidentifikasi oleh penderita maupun keluarganya

sendiri. Rest tremor ini bersifat kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti

13

Page 14: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung uang logam. Tremor dapat dimulai dari

satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga mengenai seluruh

anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara. Tremor ini

berupa gerakan getar yang biasanya muncul pada gerak tangan, lengan, atau tungkai saat

rileks. Misalnya saat memegang koran atau gagang telepon.

Tremor dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan.

Faktor fisik dan emosi dapat mencetuskan timbulnya tremor ini. Ada jenis tremor yang

lainnya dengan frekuensi 7-8 siklus/menit. Tidak seperti yang 4 siklus/menit, tremor ini dapat

tetap ada pada gerakan penderita dan tidak berhubungan dengan posisi diam dari anggota

gerak (bukan rest tremor) dan lebih mudah hilang pada posisi otot yang relaksasi. Pasien bisa

menampakkan gejala kedua tremor ini atau hanya salah satunya.

Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya,

lengan dan tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening, dan kelopak mata.

Biasanya penderita mengeluh tangannya bergetar saat beristirahat, namun tidak saat

melakukan aktivitas. Tremor yang terjadi pada kepala menyebabkan kepala menggeleng,

mulut membuka menutup, dan lidah terjulur tertarik tarik. 

Tremor juga akan muncul atau bertambah berat pada keadaan stres. Saat konsentrasi pun bisa

muncul gejala tremor, namun pada saat tidur lelap gejala ini tidak muncul. Pada kondisi

lanjut, tremor juga akan muncul meski sedang beraktivitas.5

2. Rigiditas

Rigiditas: kekakuan; peningkatan tonus otot. Dikombinasikan dengan rest tremor, kekakuan

ini menghasilkan fenomena ‘cog-wheel’ atau roda gigi saat ekstremitas digerakkan secara

pasif.  Hal ini juga sangat jelas dapat dirasakan dengan cara mempalpasi otot pasien bahkan

pada keadaan rileks dan rasa ingin jatuh.

Rigiditas, yang didefinisikan sebagai tahanan terhadap gerakan pasif sehingga apabila

persendian penderita digerakkan orang lain, akan terasa seperti “roda gigi”. Penderita

mengeluh otot kaku, nyeri sendi, dan lelah. Keadaan ini terkadang menyerupai gejala

rematik. Postur tubuh dapat menjadi membungkuk ke depan. Pada keadaan yang lanjut

gerakan sendi bisa menjadi terbatas.

14

Page 15: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Rigiditas disebabkan oleh peningkatan tonus pada otot antagonis dan otot protagonis dan

terdapat pada kegagalan inhibisi aktivitas motoneuron otot protagonis dan otot antagonis

sewaktu gerakan. Meningkatnya aktivitas alfa motoneuron pada otot protagonis dan otot

antagonis menghasilkan rigiditas yang terdapat pada seluruh luas gerakan dari ekstremitas

yang terlibat.5

3. Akinesia/Bradykinesia

Bradykinesia/Akinesia: pengurangan atau tidak adanya gerakan sama sekali. Gerakan cepat,

berulang-ulang menghasilkan sebuah gerakan disritmik dan pengurangan kekuatan gerakan.

Bradikinesia, berupa menurunnya gerakan motorik tubuh secara keseluruhan. Misalnya, sulit

bangkit dari kursi, memulai berjalan atau berbalik ke tempat tidur. Wajah tampak murung

dan sedih, kedipan mata berkurang atau tatapan mata kosong seperti orang melamun. Suara

juga dapat berubah menjadi halus dan pelan, sehingga sulit didengar. Gaya berjalan menjadi

kaku seperti robot, langkah menjadi kecil-kecil dan pendek, langkah diseret, lengan tidak atau

kurang melenggang. Dalam hal makan, penderita juga mengalami kelambanan, baik

mengunyah atau menelan, dan bahkan dapat mengeluarkan air liur.

Bradikinesia menyebabkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan

berkurang sehingga wajah mirip topeng, kedipan mata berkurang, menelan ludah berkurang

sehingga ludah keluar dari mulut. Gerakan penderita menjadi lamban sehingga gerak asosiatif

menjadi berkurang misalnya: sulit bangun dari kursi, sulit mulai berjalan, lamban

mengenakan pakaian atau mengancingkan baju, lambat mengambil suatu obyek, bila

berbicara gerak bibir dan lidah menjadi lamban. Terjadi perubahan pada tulisan tangan. Saat

menulis, tulisan penderita Parkinson biasanya lama-lama akan semakin mengecil sampai

tidak terbaca. Dan jika terjadi di usia produktif, maka akan mengganggu pekerjaannya.

Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi dari impuls optik sensorik,

labirin, propioseptik dan impuls sensorik lainnya di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan

perubahan pada aktivitas refleks yang mempengaruhi alfa dan gamma motoneuron.5,6

4. Hilangnya refleks postural

Postural instability (ketidakstabilan postural):  tidak adanya refleks postural sehingga

mengakibatkan ketidakseimbangan.

15

Page 16: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Instabilitas Postural yang ditandai dengan memburuknya keseimbangan tubuh sehingga

penderita mudah jatuh. Ketika sedang berjalan penderita dapat mengalami kesulitan berhenti

sehingga saat akan berhenti dapat kehilangan keseimbangan.

Meskipun sebagian peneliti memasukkan sebagai gejala utama, namun pada awal stadium

penyakit Parkinson gejala ini belum ada. Hanya 37% penderita penyakit Parkinson yang

sudah berlangsung selama 5 tahun mengalami gejala ini. Keadaan ini disebabkan kegagalan

integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level

talamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini

mengakibatkan penderita mudah jatuh.

Gejala Parkinson berbeda pada setiap dari mereka yang mengalaminya. Gejala umumnya

dimulai pada satu sisi bagian tubuh dan biasanya memburuk pada sisi tersebut bahkan setelah

gejala mulai terjadi pada kedua sisi tubuh.3,6

Penatalaksanaan

Non-Farmakologis

Perawatan

Pembedahan

Deep brain stimulasi

Transplantasi

Penanganan penyakit parkinson yang tidak kalah pentingnya ini sering terlupakan mungkin

dianggap terlalu sederhana atau terlalu canggih

1. Perawatan

Sebagai salah satu penyakit parkinson kronis yang diderita oleh manula, maka

perawatan tidak bisa hanya diserahkan kepada profesi paramedis, melainkan kepada

semua orang yang ada di sekitarnya.

a. Pendidikan

Dalam arti memberi penjelasan kepada penderita , keluarga dan care giver

tentang penyakit yang diderita.Hendaknya keterangan diberikan secara rinci namun

supportif dalam arti tidak makin membuat penderita cemas atau takut. Ditimbulkan

simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik

mereka menjadi maksimal.

16

Page 17: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

b. Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita

dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-

masalah. Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi

masalah-masalah sebagai berikut: abnormalitas gerakan, kecenderungan postur

tubuh yang salah, gejala otonom, gangguan perawatan diri, perubahan psikologik

Untuk mencapai tujuan diatas dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Terapi fisik : ROM (range of motion): peregangan, koreksi postur tubuh, latihan

koordinasi, latihan jalan (gait training), latihan kandung kemih dan rektum, latihan

kebugaran kardiopulmonar, edukasi dan program latihan di rumah

2. Terapi okupasi : memberikan program yang ditujukan terutama dalam hal

pelaksanaan aktivitas kehidupan sehari-hari

3. Terapi wicara : membantu penderita parkinson dengan memberikan program latihan

pernapasan diafragma, evaluasi menelan, latihan disatria, latihan bernapas dalam

sebelum bicara. Latihan ini dapat membantu memperbaiki volume berbicara, irama

dan artikulasi

4. Psikoterapi : membuat program dengan melakukan intervensi psikoterapi setelah

melakukan asesmen mengenai fungsi kognitif, kepribadian, status mental, keluarga,

dan perilaku

5. Terapi sosial medik: berperan dalam melakukan dampak psikososial lingkungan dan

finansial untuk maksud tersebut perlu dilakukan kunjungan rumah/lingkungan tempat

bekerja

6. Orthotik Prostetik : dapat membantu penderita parkinson yang mengalami

ketidakstablan postural dengan alat bantu jalan seperti tongkat atau walker.6,7

c. Diet

Pada penderita parkinson sebenarnya tidaklah diperlukan suatu diet yang khusus , akan

tetapi diet penderita ini yang diberikan dengan tujuan agar tidak terjadi kekurangan gizi ,

penurunan berat badan , dan pengurangan jumlah massa otot , serta tidak terjadinya

konstipasi . Penderita dianjurkan untuk memakan makanan yang berimbang antara

komposisi serat dan air untuk mencegah terjadinya konstipasi , serta cukup kalsium untuk

17

Page 18: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

mempertahankan struktur tulang agar tetap baik Pada penderita parkinson ini. Apabila

didapatkan penurunan motilitas usus dapat dipertimbangkan pemberian laksan setiap

beberapa hari sekali. Hindari makanan beralkohol dan berkalori tinggi.6,7

2. Pembedahan

Tindakan pembedahan untuk penyakit parkinson dilakukan bila penderita tidak lagi

memberikan respon terhadap pengobatan / intractable , yaitu masih adanya gejala dua

dari gejala utama penyakit parkinson ( tremor , rigiditas , bradi/akinesia, gait/postural

instability ) , Fluktuasi motorik , fenomena on-off , diskinesia karena obat, juga

memberi respons baik terhadap pembedahan.

Ada dua jenis pembedahan yang bisa dilakukan:

a. Pallidotomi, yang hasilnya cukup baik untuk menekan gejala:

akinesia/bradikinesia, gangguan jalan/postural, gangguan bicara.

b. Thalamotomi, yang efektif untuk gejala: tremor, rigiditas, diskinesia karena obat.7

3. Stimulasi otak dalam

Mekanisme yang mendasari efektifitas stimulasi otak dalam untuk penyakit ini sampai

sekarang belum jelas, namun perbaikan gejala penyakit parkinson bisa mencapai 80%.

Frekuensi rangsangan yang diberikan pada umumnya lebih besar dari 130Hz dengan

lebar antara 60-90ms. Stimulasi ini dengan alat stimulator yang ditanam di inti Gpi

dan STN

4. Transplantasi

Percobaan transplantasi pada penderita penyakit parkinson dimulai 1982 oleh

Lindvall dan kawannya , menggunakan jaringan medula adrenalis yang menghasilkan

dopamin. Jaringan transplan ( graft ) lain yang pernah digunakan antara lain dari

jaringan embrio ventral mesensefalon yang menggunakan jaringan premordial steam

atau progenitor cells , non neural cells ( biasanya fibroblast atau astrosytes ) , testis-

derived sertoli cells dan carotid body epithelial glomus cells. Untuk mencegah reaksi

penolakan jaringan diberikan obat immunosupressant cyclosporin A yang

menghambat proliferasi T cells sehingga masa hidup graft jadi lebih panjang.

Transplantasi yang berhasil baik dapat mengurangi gejala penyakit parkinson selama

4 tahun kemudian efeknya menurun 4 – 6 tahun sesudah transplantasi. Sampai saat

ini, diseluruh dunia ada 300 penderita penyakit parkinson memperoleh pengobatan

transplantasi dari jaringan embrio ventral mesensefalon.5,7

18

Page 19: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Farmakologis

1. Bekerja pada sistem dopaminergik

a. L-dopa

Cara kerja obat kelompok ini dapat dijelaskan lewat alur metabolisme dari dopamin sebagai

berikut. Tyrosin yang berasal dari makanan akan diubah secara beruntun menjadi l-dopa dan

dopamin oleh enzimya masing-masing . Kedua jenis enzim ini terdapat diberbagai jaringan

tubuh , disamping dijaringan saraf . Dopamin yang terbentuk di luar jaringan saraf otak ,

tidak dapat melewati sawar darah otak .

Untuk mencegah jangan sampai dopamin tersintesa diluar otak maka l-dopa diberikan

bersama dopa-decarboxylase inhibitor dalam bentuk carbidopa dengan perbandingan

carbidopa : l-dopa = 1 : 10 ( Sinemet ) atau benzerazide : l- dopa = 1 : 4 ( Madopar).

Efek terapi preparat l-dopa baru muncul sesudah 2 minggu pengobatan oleh karena itu

perubahan dosis seyogyanya setelah 2 minggu .

Mulailah dosis rendah dan secara berangsur ditingkatkan . Drug holiday sebaliknya jangan

lebih lama dari 2 minggu , karena gejala akan muncul lagi sesudah 2 minggu obat dihentikan.

b. MAO dan COMT inhibitor

Pada umumnya penyakit parkinson memberi respon yang cepat dan bagus dengan l-dopa

dibandingkan dengan yang lain ,namun ada laporan bahwa l-dopa dan dopamin menghasilkan

metabolit yang mengganggu atau menekan proses pembentukan energi dari mitokondria

dengan akibat terjadinya oxidative stress yang menuntun timbulnya degenerasi sel neuron.

Preparat penghambat enzim MAO ( monoamine oxydase ) dan COMT ( Catechol-O-methyl

transferase ) ditambahkan bersama preparat l-dopa untuk melindungi dopamin terhadap

degradasi oleh enzim tersebut sehingga metabolit berkurang ( pembentukan radikal bebas

dari dopamin berkurang ) sehingga neuron terlindung dari proses oxidative stress.4,7

c. Agonis dopamin

Preparat lain yang juga dapat menghemat pemakaian l-dopa adalah golongan dopamin

agonis. Golongan ini bekerja langsung pada reseptor dopamin, jadi mengambil alih tugas

dopamin dan memiliki durasi kerja lebih lama dibandingkan dopamin.

19

Page 20: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Sampai saat ini ada 2 kelompok dopamin agonis , yaitu derivat ergot dan non ergot.

Keuntungan terapi dengan agonis dopamin dibandingkan l-dopa antara lain:

1. Durasi kerja obat lebih lama

2. Respon fluktuatif dan diskinesia lebih kecil

3. Dapat dipiih agonis dopamin yang lebih spesifik terhadap reseptor dopamin tertentu

disesuaikan kondisi penderita penyakit parkinson.

2. Bekerja pada sistem kolinergik

Obat golongan antikolinergik memberi manfaat untuk penyakit parkinson , oleh karena dapat

mengoreksi kegiatan berlebihan dari sistem kolinergik terhadap sistem dopaminergik yang

mendasari penyakit parkinson . Ada dua preparat antikolinergik yang banyak digunakan

untuk penyakit parkinson , yaitu thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin).

Preparat lainnya yang juga termasuk golongan ini adalah biperidon (akineton) , orphenadrine

(disipal) dan procyclidine (kamadrin).

Golongan anti kolinergik terutama untuk menghilangkan gejala tremor dan efek samping

yang paling ditakuti adalah kemunduran memori.6

3. Bekerja pada sistem glutamatergik

Diantara obat – obat glutamatergik yang bermanfaat untuk penyakit parkinson adalah

dari golongan antagonisnya , yaitu amantadine , memantine, remacemide dan L

235959. Antagonis glutamatergik diduga menekan kegiatan berlebihan jalur dari inti

subtalamikus sampai globus palidus internus sehingga jalur indirek seimbang

kegiatannya dengan jalur direk , dengan demikian out put ganglia basalis ke arah

talamus dan korteks normal kembali . Disamping itu, diduga antagonis glutamatergik

dapat meningkatkan pelepasan dopamin, menghambat reuptake dan menstimulasi

reseptor dopamin. Obat ini lebih efektif untuk akinesia dan rigiditas daripada

antikolinergik.

4. Bekerja sebagai pelindung neuron

Berbagai macam obat dapat melindungi neuron terhadap ancaman degenerasi

akibat nekrosis atau apoptosis. Termasuk dalam kelompok ini adalah :

20

Page 21: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Neurotropik faktor , yaitu dapat bertindak sebagai pelindung neuron

terhadap kerusakan dan meningkatkan pertumbuhan dan fungsi neuron .

Termasuk dalam kelompok ini adalah BDNF (brain derived neurotrophic

factor) , NT 4/5 (Neurotrophin 4/5) , GDNT (glia cell line-derived

neurotrophic factorm artemin) , dan sebagainya . Semua belum dipasarkan.

Anti-exitoxin , yang melindungi neuron dari kerusakan akibat paparan

bahan neurotoksis ( MPTP , Glutamate ) . Termasuk disini antagonis

reseptor NMDA , MK 801 , CPP ,remacemide dan obat antikonvulsan

riluzole.

Anti oksidan , yang melindungi neuron terhadap proses oxidative stress

akibat serangan radikal bebas. Deprenyl ( selegiline ) , 7-nitroindazole ,

nitroarginine methyl-ester , methylthiocitrulline , 101033E dan 104067F

, termasuk didalamnya . Bahan ini bekerja menghambat kerja enzim yang

memproduksi radikal bebas.Dalam penelitian ditunjukkan vitamin E ( -

tocopherol ) tidak menunjukkan efek anti oksidan.

Bioenergetic suplements , yang bekerja memperbaiki proses metabolisme

energi di mitokondria . Coenzym Q10 ( Co Q10 ) , nikotinamide termasuk

dalam golongan ini dan menunjukkan efektifitasnya sebagai

neuroprotektant pada hewan model dari penyakit parkinson.

Immunosuppressant , yang menghambat respon imun sehingga salah satu

jalur menuju oxidative stress dihilangkan . Termasuk dalam golongan ini

adalah immunophillins , CsA ( cyclosporine A ) dan FK 506 ( tacrolimu) .

Akan tetapi berbagai penelitian masih menunjukkan kesimpulan yang

kontroversial.

5. Bahan lain yang masih belum jelas cara kerjanya diduga bermanfaat untuk penyakit

parkinson , yaitu hormon estrogen dan nikotin. Pada dasawarsa terakhir , banyak

peneliti menaruh perhatian dan harapan terhadap nikotin berkaitan dengan potensinya

sebagai neuroprotektan . Pada umumnya bahan yang berinteraksi dengan R nikotinik

memiliki potensi sebagai neuroprotektif terhadap neurotoksis , misalnya glutamat

lewat R NMDA , asam kainat , deksametason dan MPTP . Bahan nikotinik juga

mencegah degenerasi akibat lesi dan iskemia . Dari berbagai penelitian , nikotin dapat

memperbaiki kelainan degeneratif dari gangli basalis , termasuk penyakit parkinson.5,6

21

Page 22: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

Komplikasi

Adapun komplikasi yang harus dicermati ialah:

-         Dekubitus (luka lecet di bokong, tumit, punggung akibat lama tertekan).

-         Malnutrisi karena penderita menolak makan karena kesusahan mencerna makanan.

-         Luka karena terjatuh karena badan tidak bisa berjalan dengan benar.

-         Radang paru akibat kesedot makanan/minuman.

-         Gangguan BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil).

-         Gangguan fungsi seksual.

-         Depresi.

-         Demensia.6

Pencegahan

- Menghindari trauma otak

dengan menghindari benturan yang keras karena pada dasarnya penyakit Parkinson

disebabkan karena rusaknya neuron, unit terkecil otak manusia yang  berfungsi

menyampaikan pesan dari otak ke syaraf yang kemudian akan diteruskan ke anggota tubuh

lain dan sebaliknya.

-         Meningkatkan latihan fisik dan aktivitas mental

Latihan fisik dan aktivitas mental adalah metode yang efektif dalam pencegahan dan

pengobatan Parkinson dan juga dapat menunda penuaan jaringan otak. Dalam kehidupan

sehari-hari beberapa latihan fisik dapat membantu menjaga kesehatan serta latihan membantu

untuk mencegah penyakit. Perlu diketahui bahwa berolahraga, harus memilih bervariasi,

misalnya: berjalan di atas jalan berkerikil sambil membungkuk untuk menunda hypokinesia.

-         Menjauh dari zat beracun

Hindari bahan kimia yang beracun, seperti insektisida, herbisida, pestisida, dan sebagainya.

Menghindari atau mengurangi zat beracun terhadap sistem saraf manusia, zat beracun seperti

karbon monoksida, karbon dioksida, mangan, merkuri, dll. Knalpot mobil mengandung

22

Page 23: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

banyak karbon monoksida, karbon disulfida, gas beracun sianida, dan gas beracun lainnya,

gas-gas ini dapat menyebabkan kematian sel.

-         Menghindari kelelahan mental.

-         Membatasi asupan vitamin B6

Karena vitamin B6 meninggalkan efek Shidopa, oleh karena itu setiap hari selama melakukan

pengobatan harus membatasi asupan vitamin B6.

-         Menghindari melakukan kegiatan di luar ruangan jika cuaca panas. Pada hari-hari yang

panas penderita Parkinson sangatlah sensitif, sehingga selama hari-hari panas pasien

sebaiknya tinggal di dalam rumah, cobalah untuk melakukan kegiatan di luar ruangan pada

pagi atau sore hari.

-      Mengenakan sesuatu yang sederhana

Dalam berpakaian agar dapat memudahkan dalam memilih pakaian dianjurkan memilih

ritsleting yang berada di depan dan tidak perlu yang tertutup. Cobalah untuk memakai sepatu

dengan tidak mengikat tali sepatu, jangan memakai sepatu karet karena grip sepatu yang

terlalu kuat.

-         Memiliki cara makan yang benar

Karena penderita penyakit Parkinson mengalami kekakuan otot, maka anggota keluarga

pasien jangan memaksa pasien untuk makan dan minum dengan cepat. Minum minuman

dingin dapat memilih dengan menggunakan sedotan plastik yang fleksibel, minum minuman

panas dengan pegangan lebar, dan gelas yang ringan.

-      Pencegahan infeksi

Penderita penyakit Parkinson mudah terkena penyakit bronkitis atau pneumonia, oleh karena

itu, batuk atau demam harus ditangani dengan secepatnya, agar infeksi serius terjadi

kemudian.4,7

Prognosis

Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan

perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka

penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi

23

Page 24: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan

fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada

setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan

gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan

terkadang dapat sangat parah.

Parkinson disease sendiri tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang

sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan hidup pada pasien PD pada umumnya lebih rendah

dibandingkan yang tidak menderita PD. Pada tahap akhir, PD dapat menyebabkan komplikasi

seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian. Progresifitas

gejala pada PD dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun demikian pada beberapa orang

dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit ini

pada masing-masing individu. Dengan treatment yang tepat, kebanyakn pasien PD dapat

hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.5,6,7

Kesimpulan

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara

holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan

penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Obat-obatan

yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu

belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan

menemani sepanjang hidupnya.6

Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas,

sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan

kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan

pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala

terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.5,7

Daftar pustaka

1. Abdurahman N, Daldiyono H, Markum, dkk. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.

Jakarta: Balai penerbit FKUI ;2003. Hal 7-19.

2. Merkum, H. M. S. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta;

FKUI;2000.h.23-29.

24

Page 25: Makalah Blok 22 (Sk.3 Parkinson)

3. Arthur C. Guyton, dkk. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”. Edisi9. Jakarta :

EGC;2006.hal 100-15.

4. Sylvia A. Price, dkk. “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”. Edisi 6.

Volume 2. Jakarta : EGC; 2006. hal 58-97.

5. Isselbacher, Kurt J. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit

Dalam.Jakarta:EGC;2006.hal 103-66.

6. Agoes, Azwar, dkk. Penyakit di Usia Tua. Penyakit Parkinson. Jakarta: EGC; 2010

Hal 147-152.

7. Ganong, William F., and Mcphee, Stephen J. Patofisiologi Penyakit Edisi 5. Penyakit

Parkinson. Jakarta: EGC; Hal 188-189.

25