LP

download LP

of 10

description

laporan pendahuluan halusinasi

Transcript of LP

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN JIWAGANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI

Kartika Nurmalia AnggraeniP. 17420713010

PRODI D IV KEPERAWATAN MAGELANGPOLTEKKES KEMENKES SEMARANG2015BAB IIHALUSINASI

A. DEFINISI1. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses penerimaan rangsang (Stuart, 2007).2. Perubahan persepsi sensori ditandai oleh adanya halusinasi. Beberapa pengertian mengenai halusinasi di bawah ini dikemukakan oleh beberapa ahli:3. Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2005).4. Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2005).5. Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).

Jenis Halusinasi adalah sebagai berikut:a. PendengaranMendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun (Maramis, 2005).Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).b. PenglihatanStimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.c. PenghidunganMembaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.d. PengecapanMerasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.e. PerabaanMengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.f. CenestetikMerasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan atau pembentukan urine.g. KinistetikMerasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

B. Proses Terjadinya Masalah1. Faktor PredisposisiMenurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:a. BiologisAbnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut: Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatanotak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia.Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia.Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum).Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).b. PsikologisKeluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.c. Sosial BudayaKondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.

2. Faktor PresipitasiSecara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:a. BiologisGangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.b. Stress lingkunganAmbang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.c. Sumber kopingSumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.3. Mekanisme Koping Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal. (Stuart, 2007).4. Tanda dan GejalaMenurut Hamid (2000), perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut:a. Bicara sendiri.b. Senyum sendiri.c. Ketawa sendiri.d. Menggerakkan bibir tanpa suara.e. Pergerakan mata yang cepatf. Respon verbal yang lambat.g. Menarik diri dari orang lain.h. Berusaha untuk menghindari orang lain.i. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.j. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.k. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.l. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.m. Sulit berhubungan dengan orang lain.n. Ekspresi muka tegang.o. Mudah tersinggung, jengkel dan marah.p. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.q. Tampak tremor dan berkeringat.r. Perilaku panik.s. Agitasi dan kataton.t. Curiga dan bermusuhan.u. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.v. Ketakutan.w. Tidak dapat mengurus diri.x. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.

C. Pohon masalah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan Perubahan sensori perseptual : halusinasi. Isolasi sosial : menarik diri2. Data yang perlu dikaji Perubahan sensori perseptual : halusinasi.Data Subjektif: Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus. Klien merasa makan sesuatu. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.Data Objektif: Klien berbicaradan tertawa sendiri. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu. Disorientasi.

Isolasi sosial : menarik diriData Subjektif: Klien mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi. Klien mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.Data Objektif: Klien terlihat lebih suka sendiri. Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan. Ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

3. Diagnosa Keperawatana. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasib. Isolasi Sosial : Menarik Diri

4. Rencana Tindakan KeperawatanTujuan

Pasien mampu :- Mengenali halusinasi yang dialaminya- Mengontrol halusinasinya- Mengikuti program pengobatan

Keluarga mampu :Merawat pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

Kriteria EvaluasiIntervensi

Setelah .x pertemuan, pasien dapat menyebutkan :Isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan.Mampu memperagakan cara dalam mengontrol halusinasiSP IBantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan saat terjadi halusinasi.Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.Tahapan tindakannya meliputi :-Jelaskan cara menghardik halusinasi.-Peragakan cara menghardik-Minta pasien memperagakan ulang.-Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien-Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah .x pertemuan, pasien mampu :Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.Memperagakan cara bercakap-cakap dengan orang lainSP 2Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)Latih berbicara / bercakap dengan orang lain saat halusinasi munculMasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah .x pertemuan pasien mampu :Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.Membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan mampu memperagakannya.SP 3Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2).Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul.Tahapannya :-Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.-Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien.-Latih pasien melakukan aktivitas.-Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi sampai tidur malam)-Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)

Setelah .x pertemuan, pasien mampu :Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.Menyebutkan manfaat darissprogram pengobatanSP 4Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)Tanyakan program pengobatan.Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwaJelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program.Jelaskan akibat bila putus obat.Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat.Jelaskan pengobatan (5B).Latih pasien minum obatMasukkan dalam jadwal harian pasien

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan JiwaTeori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Hawari, Dadang. (2001). Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Isaacs, Ann. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University Press.

Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of Care. Edisi 3. Philadelphia: F. A. Davis Company

Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St. Louis: Mosby Year Book.

http://fahriyatul.dagdigdug/2009/10/30/askep-halusinasi/http://ibay-blackholist.blogspot.com/