LP PH.docx

23
LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HYGIENE Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Dosen Pengampu : Liya Novitasari, S.Kep., Ns. Oleh Kelompok 2: Irma Ariyani Ningsih Ernawati Rida Nurhayanti Saepudin Zohri

description

kep. dasar

Transcript of LP PH.docx

Page 1: LP PH.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PERSONAL HYGIENE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar

Dosen Pengampu : Liya Novitasari, S.Kep., Ns.

Oleh Kelompok 2:

Irma Ariyani

Ningsih Ernawati

Rida Nurhayanti

Saepudin Zohri

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

UNGARAN

2013

Page 2: LP PH.docx

A. Konsep Personal Hygiene.

1. Anatomi dan fisiologi

Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan dibawah kulit

dan perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku, lapisan kulit yaitu lapisan

epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-

sel epitel. Sel–sel epitel ini mudah sekali mengalami regenerasi. Lapisan

ini tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan dermis yang terdiri atas

jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2

kelenjar yaitu :

1) Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum

yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut.

2) Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi

sebagai pelumas dan berwarna coklat.

Lapisan hypodermis atau subkutan  terdiri dari pembuluh darah,

syaraf, limfa dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak. Jaringan lemak

adalah isolator panas bagi tubuh subkutan juga menjadi pendukung

lapisan kulit atas yang menahan stressor dan tekanan tanpa injury.

Kaki, tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi

perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada

kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa

nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan

epitel yang tumbuh dari akar nail bad, yang terletak dikulit pada nail

groove yang disembunyikan oleh fad kulit, disebut euticle. Kuku juga

memiliki body nail itu berbentuk area putih disebut lunula di bawah kuku

terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat

transparan, lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu

penyakit dapat mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.

Fungsi Kulit :

1) Proteksi tubuh.

2) Pengaturan temperatur tubuh.

3) Pengeluaran pembuangan air.

4) Sensasi dari stimulus lingkungan.

Page 3: LP PH.docx

5) Membantu keseimbangan carian da eletrolit.

6) Memproduksi dan mengabsorbsi vitamin D.

2. Pengertian Personal Hygiene

Menurut Hidayat (2008), perawatan diri atau kebersihan diri (personal

hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yaang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.

Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto,

2006)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

a. Body image.

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga

individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial.

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosial-ekonomi.

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,

pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya atau tidak adanya fasilitas

yang memadai. Lingkungan yang tidak mendukung juga

mempengaruhi personal hygiene.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya

pada pasien penderita DM harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak

boleh dimandikan.

Page 4: LP PH.docx

f. Kebiasaan seseorang.

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu

dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, shampo, dan

lain-lain.

g. Kondisi fisik.

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4. Jenis perawatan diri

Macam–macam personal hygiene meliputi :

a. Perawatan kulit kepala dan rambut.

b. Perawatan mata.

c. Perawatan hidung.

d. Perawatan telinga.

e. Perawatan kuku kaki dan tangan.

f. Perawatan genetalia.

g. Perawatan kulit seluruh tubuh.

h. Perawatan tubuh secara keseluruhan.

i. Perawatan gigi dan mulut

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi

empat, yaitu :

a. Perawatan dini hari.

Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun

tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian pada pengambilan

bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan,

mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan

melakukan tindakan perawatan diri, seperti mencuci muka, tangan,

dan menjaga kebersihan mulut.

b. Perawatan pagi hari.

Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi

dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan

Page 5: LP PH.docx

dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil ),

mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan

pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, serta

merapikan tempat tidur pasien.

c. Perawatan siang hari.

Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai

tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang.

Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan, antara lain

mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat

tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan

pasien.

d. Perawatan menjelang tidur.

Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar

pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan

yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi

(buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka, membersihkan

mulut, dan memijat daerah punggung.

Tujuan dari personal hygiene yaitu sebagai berikut :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

b. Memelihara kebersihan diri seseorang.

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

d. Mencegah penyakit.

e. Menciptakan keindahan.

f. Meningkatkan rasa percaya.

5. Tanda gejala klien yang mengalami gangguan personal hygiene

Adapun gejala klinis dari klien dengan personal hygiene adalah

sebagai berikut :

a) Fisik : Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku

panjang dan kotor, gigi kotor, mulut bau, serta penampilan tidak

rapi.

b) Psikologis : Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi, merasa

tidak berdaya, rendah diri dan hina.

Page 6: LP PH.docx

c) Sosial : Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku

sesuai norma, misal: cara makan berantakan, buang air besar atau

kecil sembarangan, tidak dapat mandi atau sikat gigi, tidak dapat

berpakaian sendiri.

6. Dampak yang ditimbulkan oleh masalah personal hygiene.

Menurut Tarwoto (2006) dampak yang bisa timbul adalah :

a. Dampak fisik.

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan

mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada

kuku.

b. Dampak psikososial.

Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

7. Penatalaksaan keperawatan

a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.

1) Bina hubungan saling percaya.

2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri.

3) Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri.

b. Membimbing dan mendorong klien merawat diri.

1) Bantu klien merawat diri.

2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap.

3) Buat kegiatan harian setiap hari.

4) Ingatkan setiap kegiatan.

5) Beri pujian serta kegiatan yang positif.

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

1) Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol,

baju, dll).

Page 7: LP PH.docx

2) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien.

d. Sikap keluarga

1) Sabar dan selalu siap membantu.

2) Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri.

3) Tidak mencela atau menghina.

e. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.

Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa

kebersihan diri penting dijaga.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Personal Hygiene.

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan.

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan

prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi

hygiene personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor

penghambat.

b. Pemeriksaan fisik.

1) Warna kulit.

Pengkajian terhadap masalah kebersihan kulit meliputi

penilaian tentang keadaan kulit, misalnya warna kulit untuk

mengetahui adanya pigmentasi kulit. Warna kulit yang tidak

normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit: warna coklat

dapat menunjukan adanya penyakit addison atau tumor hipofisis ,

warna biru kemerahan dapat menujukkan adanya polisitemia,

warna merah menunjukkan adanya alergi dingin, hipertemia,

psikologis, alkohol atau imflamasi lokal, warna biru (sianosis)

pada kuku atau sianosis perifer akibat kecemasan atau

kedinginanan, atau sentral karena penurunan kapasitas darah

dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan.

Selanjutnya, warna kuning menunjukkan ikterus yang

menyertai penyakit hati, hemolisi sel darah merah, obstruksi

saluran empedu, infeksi berat yang dapat dilihat pada sklera,

Page 8: LP PH.docx

membran mukosa dan abdomen ; apabila terdapat pada telapak

tangan, kaki, dan muka menunjukan dampak atas konsumsi wortel

atau kentang; apabila pada area kulit terbuka (buka pada sklera

dan mebran mukosa) menunjukkan adanya penyakit ginjal kronis.

Warna pucat (kurang merah muda pada orang kulit putih) atau

waran abu- abu kulit hitam menunjukkan adanya sinkop, demam,

syok/anemia. Kekurangan warna secara umum dapat menunjukkan

albinisme.

2) Kelembapan kulit.

Dalam keadaan normal, kulit agak kering, dan dalam

keadaan patologis dapat dijumpai kekeringan pada daerah bibir.

Kekeringan pada bagian tangan dan genital dapat menunjukkan

adanya dermatitis kontak. Keadaan normal pada membran mukosa

adalah lembab dan bila terjadi kekeringan menunjukan adanya

dehidrasi.

3) Tekstur kulit.

Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan

palpasi. Contoh tekstur abnormal adalah pengelupasan atau sisik

pada jari tangan dan kaki. Perhatikan juga turgor yaitu kembalinya

kulit seperti semula tanpa meninggalkan tanda setelah dicubit

dalam keadaan normal. Selain itu, perhatika juga ada atau tidaknya

edema dan lesi (makula, papula, nodul, tumor, pesikula, bula,

pustula).

4) Kuku.

Pengkajian yang perlu dilakukan adalah penilaian tentang

keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tabuh

dapat menunjukkan penyakit pernapasan kronis atau penyakit

jantung dan bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan

adanya cedera, defisiensi besi, dan infeksi.

5) Perawatan diri pada rambut.

Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan

rambut. Selain itu, kaji jenis rambut, apakah berminyak atau

Page 9: LP PH.docx

kering. Kemudian kaji pola pertumbuhan rambut, apakah pola

cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga

aspek perkembangan dan faktor yang mempengaruhi perawatan

rambut, seperti pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir,

frekuensi cuci rambut, serta pemakaian shampo.

6) Perawatan diri pada mulut dan gigi.

Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara

lain warna, keadaan permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi

dalam perlu dilihat adanya warna mukosa serta keadaan

permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta

kelembaban. Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur dan

posisi lidah.

7) Telinga.

Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi,

infeksi atau perubahan daya pendengaran.

8) Genetalia

Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area

perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-

laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.

9)   Tubuh secara umum.

Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum.

Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan.

Menurut nanda (2012), diagnosis keperawatan umum untuk klien

dengan masalah perawatan hygiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih

lanjut diagnosa tersebut terbagi menjadi empat (kozier, 2004), yaitu :

a. Defisit perawatan diri : makan.

b. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene.

c. Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias.

d. Defisit perawatan diri : eliminasi.

Page 10: LP PH.docx

Di dalam Hidayat (2009) diagnosa keperawatan untuk personal

hygiene diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :

1) Perubahan sirkulasi

2) Immobilisasi

3) Edema

4) Inkontinensia urine

5) Mal nutrisi

b. Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses masuknya

kuman akibat garukan dari kuku, kutu pada daerah kulit kepala,

kurangnya perawatan atau kebersihan pada daerah vulva.

c. Resiko gangguan konsep diri (body image) berhubungan

dengankehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi).

d. Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi atau gigi.

e. Perubahan nurtisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake

(asupan) yang tidak adekuat (cukup) akibat radang gigi atau gusi.

3. Perencanaan Keperawatan.

Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan

hygiene personal harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal

yang disukai klien, kesehatan klien serta keterbatasan yang dimilikinya.

Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk

memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.

Berikut merupakan contoh rencana tindakan dan rasionalisasi dengan

diagnosis Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene.

a. Diagnosis : Defisit Perawatan Diri mandi/hygiene.

Yang berhubungan dengan :

1) Kurangnya koordinasi, sekunder akibat (sebutkan)

2) Kelemahan otot sekunder akibat (sebutkan)

3) Paralisis sebagian atau total, sekunder akibat (sebutkan)

4) Keadaan koma

5) Gangguan fisual, sekunder akibat (sebutkan)

Page 11: LP PH.docx

6) Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstrimitas

7) Peralatan eksternal

8) Kelelahan dan nyeri pasca oprasi

9) Defisit kognitif.

10) Nyeri

b. Kriteria hasil :

Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal

sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan

yang dicapai meski dengan keterbatasan yang dimiliki.

c. Indikator :

1) Mengungkapkan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan

tubuh.

2) Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif.

3) Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi.

d. Intervensi umum.

1) Kaji faktor penyebab defisit personal hygiene.

2) Beri kesempatan klien untuk beradaptasi kembali dengan aktivitas

perawatan diri.

3) Lakukan intervesi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk

mandi :

a) Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan.

b) Jaga suhu kamar mandi tetap hangat, cari tahu suhu air yang

disukai individu.

c) Berikan privasi selama mandi.

d) Observasi kondisi kulit selama mandi.

e) Letakan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah

dijangkau.

f) Untuk klien dengan gangguan pengelihatan, letakan seluruh

peralatan di dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang

paling sesuai untuk klien.

g) Berikan pengaman di kamar mandi (keset, pegangan).

Page 12: LP PH.docx

h) Jika klien mampu secara fisik , anjurkan ia untuk menggunkan

bak mandi atau shower , tergantung apa yang digunakan di rumah

( klien harus berlatih di rumah sakit untuk persiapan pulang ke

rumah).

i) Berikan peralatan adaktif sesuai kebutuhan (misal spons dengan

tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi,

semprotan shower yang dapat di pegang ).

j) Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki

atau puntung guna melihat integritas kulit. Mandikan bagian

puntung 2 kali sehari dan yakinkan bagian tersebut kering

sebelum dibungkus atau dipasangkan prostesis.

k) Berikan obat pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan

untuk mandi sendiri.

4) Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi.

Rasional : Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri

menimbulkan perasaan ketergantungan dan konsep diri yang rendah.

Dengan meningkatnya kemampuan merawat diri, harga diri akan

meningkat.

Perencanaan Keperawatan menurut Hidayat (2009) yaitu :

a. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan

sirkulasi, immobilisasi, edema, inkontinensia urine, mal nutrisi.

1) Menghilangkan atau membersihkan bau, mengurangi

kekeringan serta sel yang mati denga cara perawatan kilit.

2) Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat

rasa nyaman dengan cara memandiakan pasien.

b. Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses

masuknya kuman akibat garukan dari kuku.

Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan

kuku.

c. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah

kulit kepala.

Page 13: LP PH.docx

d. Resiko gangguan konsep diri (body image) berhubungan

dengankehilangan rambut (misalnya akibat kemoterapi).

1) Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan

rambut seperti mencuci, menyisisr, atau mencukur rambut.

2) Meningkatkan konsep diri (body image) dengan cara

memberikan motivasi terhadap kemampuan pertumbuhan

rambut.

e. Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi atau gigi.

f. Perubahan nurtisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan

intake (asupan) yang tidak adekuat (cukup) akibat radang gigi

atau gusi.

1) Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi

dan mulut secara teratur.

2) Mempertahankan nutrisi akibat radag gigi atau gusi dapat

dilakukan dengan cara merwat gigi dan mulut secara benar.

g. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kurangnya

perawatan atau kebersihan pada daerah vulva.

Mencegah terjadi infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah

vulva dengan cara melakukan perawatan vulva.

4. Evaluasi Keperawatan.

Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam:

a. Mempertahankan kebesihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini

ditujukan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersiahan

kulit seperti adanya warna, kelembaban, turgor, tekstur, hilangnya

lesi, dll.

b. Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat

tubuh terasa nyaman. Hal ini ditunjukan dengan adanya kemampuan

dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan terlihat segar.

c. Adanya kemmpuan untuk mempertahankan kebersihan kuku, ditandai

dengan keadaan kuku bersih, tidk ada tanda radang disekitar kuku,

pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.

Page 14: LP PH.docx

d. Adanya kemampuan mempertahankan kebersiahan rambut yang

ditandai denagn keadaan rambut (segar, tidak rontok), tidak ada tanda

radang pada kulit kepala dan pertumbuhannya baik.

e. Adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan

mulut serta kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi. Hal ini

ditandai dengan keadaaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda

radang, dan intake yang adekuat.

f. Kotor berkurang dan terkontrol.

g. Pasien mampu melakukan kegiatan/aktivitas fisik walaupun masih

dibantu.

Page 15: LP PH.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda International. (2010). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2010. Alih bahasa: Made Sumarwati. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC.

Towarto, W. (2007). Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.