LP halusinasi.doc
-
Upload
joepri-ahmad -
Category
Documents
-
view
247 -
download
22
Transcript of LP halusinasi.doc
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI:
HALUSINASI
RSJ Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
OLEHAHMAD JUPRI 10.7.004)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA 1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA
SEMARANG2012/2013
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KASUS ( MASALAH UTAMA )
Perubahan sensori persepsi: halusinasi
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus)
misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak
ada sumber dari suara bisikan itu. (Hawari D. 2001)
Tanda dan gejala halusinasi:
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
d. Tidak dapat memusatkan perhatian
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya),
takut.
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
2. Etiologi
Halusinasi disebabkan oleh Isolasi sosial: Menarik diri. Menarik diri adalah suatu
sikap dimana individu menghindari dari interaksi dengan orang lain. Individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain (Rawlins, 1993).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat BA, 1999). Tanda dan
gejala :
a. Depresi
b. Sering duduk menyendiri
c. Tidak ada spontanitas
d. Meningkatnya ansietas.
3. Tanda dan gejala
a. Bicara, tersenyum dan tertawa sendiri
b. Mudah tersinggung
c. Menggerakan bibirnya tanpa sadar
d. Gerakan mata yang abnormal
e. Diam
f. Mudah tersinggung
4. Akibat
Pada klien dengan halusinasi baik dengar, visual, maupun yang lainnya klien
merasa diperintah oleh suara-suara atau bayangan yang mengejeknya. Suara-suara
atau bayangan tersebut dapat berupa perintah untuk melakukan tindakan-tindakan
yang dapat beresiko untuk mencederai diri, orang lain, lingkungan.
Tanda dan gejala:
a. Mudah tersinggung
b. Mudah marah
c. Mengamuk
C. POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial : menarik diri
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah Keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan
a. Resiko perilaku kekerasan
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
(1) Data subjektif :
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin
membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
(2) Data objektif :
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan
tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
(1) Data subjektif :
a) Klien mengatakan mendengar suara bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata.
b) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
c) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
(2) Data objektif
a) Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c) Klien berhenti bicara di tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d) Disorientasi.
c. Isolasi sosial : menarik diri
(1) Data subjektif
Klien mengatakan malas untuk berkomunikasi.
(2) Data objektif
Klien terlihat apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri dan banyak
diam.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
2. Isolasi sosial : Menarik diri
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa I : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
a) Tujuan Umum
Klien tidak menciderai orang lain
b) Tujuan Khusus
(1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
a) Kriteria hasil:
- Ekspresi wajah bersahabat
- menunjukkan rasa senang
- ada kontak mata atau mau jabat tangan
- mau menyebutkan nama
- mau menyebut dan menjawab salam
- mau duduk berdampingan dengan perawat
- mau mengutarakan masalah yang dihadapi
b) Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapetik
- Sapa klien dengan ramah baik secara verbal
maupun non verbal
- perkenalkan diri dengan sopan
- tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai klien
- jelaskan tujuan pertemuan
- jujur dan menepati janji
- tunjukkan sikap empati dan terima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
c) Rasionalisasi
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya
(2) Klien dapat mengenal halusinasinya
a) Kriteria hasil:
- Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi
timbulnya halusinasi
- Klien dapat mengungkapkan perasaanya terhadap
halusinasinya
- Bantu klien mengenal halusinasinya
1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apa
yang sedang terdengar
2. Katakan bahwa perawat pwecaya klien mendengar suara itu
namun perawat sendiri tidak melihatnya
3. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien
4. Katakan bahwa perawat siap membantu klien
- Diskusikan dengan klien
1. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
2. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
- Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika
terjadi halusinasi
(3) Klien dapat mengontrol halusinasinya
a) Kriteria hasil:
- Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
- Klien dapat menyebutkan cara baru
- Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk
mengendalikan halusinasi
- Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok
b) Intervensi
- Identifikasi bersama klien cara yang dilakukan jika
terjadi halusinasi. Rasional: merupakan upaya untuk memutus
siklus halusinasi
- Diskusikan manfaat dara yang digunakan klien, jika
bermanfaat beri pujian. Rasional: reinforcement positif dapat
meningkatkan harga diri klien
- Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya
halusinasi
1) Katakan “ saya tidak mau dengar kamu”
2) Menemui orang lain untuk bercakap-cakap
3) Melihat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak
sempat muncul
4) Meminta perawat/teman/keluarga untuk menyapa jika klien
melamun, rasional: memberi alternatif pikiran bagi klien
- Bantu klien melatih dan memutus halusinasi secara
bertahap
Rasional: memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk
mencoba memilih salah satu cara pengendalian halusinasi
- Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah
dilatih, evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
- Anjurkan klien untuk mengikuti TAK, orientasi
realita
c) Rasional: Stimulasi persepsi dapat mengurangi perubahan
interpretasi realita klien
(4) Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
a) Kriteria hasil
1. Klien dapat hubungan saling percaya pada perawat
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan
untuk mengendalikan halusinasi
b) Intervensi
1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika sedang
halusinasi
Rasional: untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam
mengontrol halusinasi
2. Diskusikan dengan keluarga tentang
Gejala halusinasi yang dialami klien
Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di
rumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri
Beri informasi tentang kapan pasien memerlukan
bantuan. Rasional: Untuk meningkatkan pengetahuan tentang
halusinasi
(5) Klien memanfaatkan obat dengan baik
a) Kriteria hasil
1. Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis dan efek
samping
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
3. Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping obat
4. Klien dapat memahami akibat pemakaian obat tanpa konsultasi
5. Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
b) Intervensi
1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuansi
dan manfaat obat
2. Ajurkan klien untuk minta sendiri obat pada perawat dan
merasakan manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang dirasakan.Rasional: dengan mengetahui efek
samping obat klien tahu apa yang harus dilakukan setelah minum
obat
4. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi.Rasional:
Pengobatan dapat bejalan sesuai rencana
5. Bantu klien menggunakan prinsip 5 benar. Rasional: dengan
mengetahui prinsip maka kemandirian klien tentang pengobatan
dapat ditingkatkan secara bertahap
2. Diagnosa II : Isolasi sosial : Menarik diri
a) Tujuan umum
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori : halusinasi.
b) Tujuan khusus
1. Dapat membina hubungan saling percaya.
(a) Kriteria evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, adanya kontak
mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab
salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.
(b) Intervensi Keperawatan :
(1) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
teraupetik.
(2) Sapa klien dengan ramah baik vebal maupun nonb verbal.
(3) Perkenalkan diri dengan sopan
(4) Tanyakan nama lengkap klien dan nama kesukaan klien.
(5) Jelaskan tujuan pertemuan.
(6) Jujur dan menepeti janji.
(7) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
(8) Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat.
(9) Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak
menjawab.
(10) Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan
buru – buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan
klien.
(c) Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
(a) Kriteria evaluasi :
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
(b) Intervensi keperawatan :
(1) Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan
tanda – tandanya.
(2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan pearasaan
penyebab menarik diri tidak mau bergaul.
(3) Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda
serta penyebab yang muncul.
(4) Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien
dalam mengungkapkan perasaannya.
(c) Rasionalisasi :
Diketahuinya penyebab akan dapat dihubungkan dengan factor
presipitasi yang dialami klien.
3. Klien dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
(a) Kriteria Evaluasi :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian berhubungan dengan orang lain.
(b) Intervensi Keperawatan :
(1) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan
berhubungan dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
(2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya tentang berhubunagn dengan orang lain
(3) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang kerugian bila tidak berhubungan denagn orang lain.
(4) Diskusikan bersama tentan keuntungan berhubungan denagn
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
(5) Beri reinforcement positif terhadapo kemampuan
mengungkapkan pearasaan tentang keuntungan berhubunagn
dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan denagn
orang lain.
(c) Rasionalisasi :
- Mengidentifikasi sejauh mana keuntunagn yang klien rasakan
bila berhubungan dengan orang lain.
- Mengidentuifikasi kerugian yang klien rasakan bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
2. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Kriteria evaluasi ;
Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap.
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji kemampuan klien membina hubunagn dengan orang lain.
b. Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui
tahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok
masyarakat.
c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungn.
e. Diskusikan jadwal harian yang daopat dilaukan bersama klien
dalam mengisi waktu luang.
f. Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
g. Beri reinfgorcement atas kegiatan klien dalam ruangan.
Rasionalisasi :
- Klien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar terbiasa
membina hubungan yang sehat dengan orang alain
- Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga timbul
motivasi untuk berinteraksi.
3. Klien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
Intervensi Keperawatan :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengn orang lain.
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungn
dengan orang lain.
c. Beri reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaanya berhubungan dengan orang lain.
Rasionalisasi :
Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang lain akan
sangat membantu klien memahami manfaat berhubungan dengan orang
lain.
4. Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Kriteria evaluasi :
- Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, menjelaskan cara
merawat klien menarik diri, mendemontrasikan cara perawatan klien
menarik diri, berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.
Intervensi Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya denagn
keluarga : salam, perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat kontrak
eksplorasi perasaan keluarga.
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik diri, akibat yang
akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga
menghadapi klien menarik diri.
c. Dorong anggota keluarga secara rutin dan
bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
d. Anjurkan anggota keluarga untuk memberi
dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
e. Beri reinforcement atas hal – hal yang telah
dicapai keluarga.
Rasionalisasi :
Keluarga dapat membantu dan mendukung klien untuk berhubungan
dengan orang lain melalui keterlibatan keluarga dalam merawat klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
Kriteria evaluasi :
- Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar.
- Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan
perawat jika terjadi keluhan.
Intervensi Keperawatan :
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi,
efek samping minum obat)
b. Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar
pasien, obat, dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek samping
obat yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat dengan
benar.
Rasionalisasi :
Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam menggunakan obat, akan
meminimalkan terjadinya ketidakefektifan pengobatan atau keracunan.
Hal ini juga dimaksudkan untuk memotivasi klien agar bersedia minum
obat (patuh dalam pengobatan).
G. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Johnson, Barbara Schoen, (1997), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental Health
Nursing, 4th Edition, Lippincot-Raven Publishers, Philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Townsend, Mary C, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Semarang, 19 Novenber 2012
Pembimbing Klinik Mahasiswa
……………………… Ika Novi Landari
NIP NIM 10.7.017