LP Waham

20
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM A. Pengertian dan Jenis 1. Definisi Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya (1). Waham dikatakan sebagai kenyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang budaya, biarpun dibuktikan kemustahilanya (2). 2. Jenis-jenis waham Waham dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam (3): a. Waham agama yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan

description

waham

Transcript of LP Waham

Page 1: LP Waham

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Pengertian dan Jenis

1. Definisi

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian

realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat

intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh

faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan,

kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya

(1).

Waham dikatakan sebagai kenyakinan tentang suatu isi pikiran yang

tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan

latar belakang budaya, biarpun dibuktikan kemustahilanya (2).

2. Jenis-jenis waham

Waham dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam (3):

a. Waham agama yaitu keyakinan klien

terhadap suatu agama secara berlebihan

b. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien

yang berlebihan tentang kebesaran dirinya atau kekuasaannya

c. Waham somatik adalah keyakinan klien

yang berlebihan tentang ada bagian tubuhnya terganggu, terserang

penyakit atau didalam tubuhnya terdapat binatang

d. Waham curiga adalah keyakinan klien

yang berlebihan bahwa ada orang atau kelompok orang yang sedang

mengancam dirinya

e. Waham nihilistic adalah keyakinan klien

yang berlebihan bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia atau

sudah meninggal dunia

Page 2: LP Waham

f. Waham sisip pikir adalah keyakinan klien

yang berlebihan bahwa ada pikiran orang lain yang

disisipkan/dimasukkan kedalam pikirannya

g. Waham siar pikir adalah keyakinan klien

yang berlebihan bahwa orang lain mengetahui isi pikirannya, padahal

dia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut

h. Waham kontrol pikir adalah keyakinan

klien secara berlebihan bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan

dari luar

B. Penyebab/Etiologi

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi dari gangguan isi pikir : waham adalah (4):

a. Teori Biologi

Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan psikologis.

Bila suatu individu memiliki anggota keluarga dengan kelainan

psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi untuk

mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian terbaru

menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya

merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada hipokampus

otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin

neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan

dan gangguan dalam asosiasi.

b. Teori Psikososial

Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan

ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan

psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan

secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan

menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan

ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis

dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat

Page 3: LP Waham

stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu

cenderung akan berespon maladaptif.

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dari gangguan isi pikir : waham adalah (5):

a. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis

yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak

yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi yang

mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan.

b. Stres lingkungan

Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres yang

berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya

gangguan prilaku.

c. Pemicu gejala

Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang

berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku

individu seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa

bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan

berhubungan interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan

dan sebagainya.

C. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik waham yaitu berupa (6):

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan

tetapi tidak sesuai kenyataan

Klien tampak tidak mempunyai orang lain

Curiga

Bermusuhan

Page 4: LP Waham

Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

Takut, sangat waspada

Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

Ekspresi wajah tegang

Mudah tersinggung

D. Patopsikologi/Pathways

Kerusakan komunikasi verbal

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari waham meliputi (7):

1. Psikoterapi

Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena

berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien

kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang

lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak

mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang

baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama,

seperti terapi modalitas yang terdiri dari:

a. Terapi aktivitas

1) Terapi seni

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Core problemPerubahan proses pikir: waham

Page 5: LP Waham

Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai

pekerjaan seni

2) Terapi musik

Focus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu

menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien.

3) Terapi menari

Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh

4) Terapi relaksasi

Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok

Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif,

meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan.

b. Terapi sosial

Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat, klien

lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat.

c. Terapi kelompok

1) Kelompok terapeutik

2) Terapi aktivitas kelompok

2. Psikofarmaka

a. Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita

skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi

dalam dua tahun penyakit.

b. Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita

dengan psikomotorik yang meningkat.

3. Psikosomatik

Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang

grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui

electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang

listrik 4-5 joule/detik.

Page 6: LP Waham

F. Pengkajian Fokus

1. Masalah keperawatan

a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan

b. Kerusakan komunikasi : verbal

c. Perubahan proses pikir : waham

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Data yang dikaji

a. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan

1) Data subyektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin

membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak

lingkungannya.

2) Data obyektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang,

melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

b. Kerusakan komunikasi : verbal

1)Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik

2)Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang

didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan proses pikir : waham

1)Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara

berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.

2)Data objektif

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,

merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,

Page 7: LP Waham

sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi

wajah klien tegang, mudah tersinggung.

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

1)Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-

apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan

malu terhadap diri sendiri

2)Data objektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri

hidup

G. Diagnosa Keperawatan

1. Waham.

2. Harga diri rendah.

H. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1: Waham ……

a. Tujuan umum :

Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

b. Tujuan khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Rasional :

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

hubungan interaksinya

Tindakan:

Page 8: LP Waham

a)Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).

b)Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan

perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan

anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak

mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak

membicarakan isi waham klien.

c)Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi :

katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat

yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan

tinggalkan klien sendirian.

d)Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan

perawatan diri.

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

Rasional :

dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan

memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat

bagi klien dari pada hanya memikirkannya

Tindakan:

a) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien

yang realistis.

b) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki

pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.

c) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian

anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas

sehari - hari dan perawatan diri).

d) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan

sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien

bahwa klien sangat penting.

Page 9: LP Waham

3) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak

terpenuhi

Rasional : dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi

perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih

memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa

nyaman dan aman

Tindakan:

a) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

b) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di

rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

c) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

d) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

e) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk

menggunakan wahamnya.

4) Klien dapat berhubungan dengan realitas.

Rasional :

menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih

benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat

menghilangkan waham yang ada

Tindakan:

a) Berbicara dengan klien dalam konteks

realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).

b) Sertakan klien dalam terapi aktivitas

kelompok : orientasi realitas.

c) Berikan pujian pada tiap kegiatan

positif yang dilakukan klien.

5) Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan

mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek

samping obat

Page 10: LP Waham

Tindakan:

a) Diskusikan dengan klien tentang

nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.

b) Bantu klien menggunakan obat

dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

c) Anjurkan klien membicarakan

efek dan efek samping obat yang dirasakan.

d) Beri reinforcement bila klien

minum obat yang benar.

6) Klien dapat dukungan dari keluarga.

Rasional :

dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu

proses penyembuhan klien

Tindakan:

a) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga

tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga

dan follow up obat.

b) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

Diagnosa 2: harga diri rendah

a. Tujuan umum :

Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan

meningkat harga dirinya.

b. Tujuan khusus :

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional: hubungan saling percaya merupakan dasar untuk

kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

Tindakan :

Page 11: LP Waham

a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan

diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang

tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik

pembicaraan)

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya

c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang

berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong

dirinya sendiri

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

Rasional:

a) Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti

menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan

sebagai dasar asuhan keperawatannya

b) Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien

c) Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan

hanya karena ingin mendapatkan pujian

Tindakan :

a) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

utamakan memberi pujian yang realistis

c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Rasional:

a) Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki

adalah prasyarat untuk berubah

Page 12: LP Waham

b) Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi

untuk tetap mempertahankan penggunaannya

Tindakan :

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang

ke rumah.

4) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Rasional:

a) Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri

b) Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya

c) Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk

melaksanakan kegiatan

Tindakan :

a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan

b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Rasional:

a) Memberikan kesempatan

kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri

klien

b) Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien

c) Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan

kegiatan yang bisa dilakukan

Tindakan :

a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

b) Beri pujian atas keberhasilan klien

Page 13: LP Waham

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Rasional:

a) Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien

mandiri di rumah

b) Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses penyembuhan klien

c) Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah

Tindakan :

a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat

klien.

b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

I. Daftar Pustaka

1. Keliat BA. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. 1999

2. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

University press. 2004

3. Rasmun. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan

Keluarga. Cetakan I. Jakarta: PT. Fajar Interpratama. 2001

4. Towsend. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan

Psikiatri (ed. Indonesia). Jakarta: EGC. 1998

5. Stuart GW, Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa (ed. Indonesia).

Jakarta: EGC. 1998

6. Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang. RSJD Dr.

Amino Gonohutomo. 2003

7. Darsana W. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Waham. 2009.Diakses

pada tanggal 14 November 2010.