LP NIFAS full

48
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS OLEH : KELOMPOK IV TINGKAT III B

description

csc

Transcript of LP NIFAS full

Page 1: LP NIFAS full

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS

OLEH :KELOMPOK IVTINGKAT III B

AKADEMI KEBIDANAN BALI WISNU DHARMA DENPASARMANGUPURA

2015

Page 2: LP NIFAS full

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Ni Kadek Sintha Sriningsih NIM : 13.1.1.0392

2. Ni Putu Sintya Marthiani NIM : 13.1.1.0393

3. Ni Luh Gede Sri Artini NIM : 13.1.1.0414

4. Dewa Ayu Sri Irayani NIM : 13.1.1.0394

5. Ni Ketut Sri Lasmidewi NIM : 13.1.1.0395

6. Ni Luh Sri Sudarthi NIM : 13.1.1.0396

7. Ni Wayan Suartini NIM : 13.1.1.0426

8. Ni Made Suyadnyantari NIM : 13.1.1.0397

9. Ni Made Tina Erani Giri NIM : 13.1.1.0398

10. Komang Tirta Ayu Amerta Dewi NIM : 13.1.1.0399

11. Ni Putu Vivi Widyasari NIM : 13.1.1.0421

12. Made Widiandari NIM : 13.1.1.0410

13. Ni Ketut Widiasih NIM : 13.1.1.0400

14. Ni Made Wiwik Widianningsih NIM : 13.1.1.0401

15. Luh Putu Yunda Yunita Damayanti NIM : 13.1.1.0402

16. Ni Wayan Yuni Dwipayani NIM : 13.1.1.0427

17. Ni Wayan Ekawati NIM : 13.1.1.0403

Page 3: LP NIFAS full

A. Pengertian Nifas

Nifas adalah masa yang dimulai setelah persalinan dan berakhir setelah 6

minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia pulih kembali seperti sebelum

hamil dalam waktu 3 bulan ( Sarwono, 2002).

Masa nifas yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika

alat- alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung

kira-kira 6 minggu (Sarwono, 2002).

Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang

diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan

kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati

keadaan sebelum hamil. Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6-8

minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan

dan berakhir setelah alat-alat rproduksi kembali seperti sebelum hamil sebagai

akibat dari adanya perubahan fisiologis dan psikologis karena proses

persalinan.

B. Pembagian masa nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

a. Puerperium dini yaitu pulihnya keadaan ibu dimana ibu sudah

diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan- jalan, dalam agama dianggap

bersih dan boleh bekerja setelah 42 hari.

b. Puerperium medial yaitu kepulihan menyeluruh dari alat- alt genetalia

yanhg lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamiul atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu- minggu atau

berbulan-bulan bahkan bertahun- tahun.

Page 4: LP NIFAS full

C. Perubahan masa nifas

a. After pains

Sebagai akibat kontraksi uterus kadang- kadang sangat mengganggu

selama 2-3 hari pp. After pains lebih terasa bila wanita tersebut menyusui.

Perasaan sakit timbul bila masih ada sisa plasenta, sisa selaput ketuban/

gumpalan darah dalam cavum uteri.

b. Suhu badan

Tidak lebih dari 370C. sesudah partus dapat naik 0,50C dari keadaan

normal tetapi tidak melebihi 380C. sesudah 12 jam pertama PP, suhu

kembali normal. Jika > 380C kemungkinan infeksi.

c. Nadi

Umumnya 60-80x/menit. Setelah partus dapat terjadi brakikardi. Bila

takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau

ada vitium kordisi penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih

labil dibandingkan dengan suhu badan.

d. Involusi rahim

Setelah plasenta lahir fundus uteri 2 jari bawah pusat, sesudah 1 minggu

TFU ½ pusat simpisis dan setelah 2 minggu TFU tidak teraba lagi

sehingga setelah 6 minggu akan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Setelah plasenta lahir berat uterus 1000gram, 1 minggu kemudian 750

gram, 2 minggu kemudian 500 gram dan 6 minggu kemudian 50 gram.

e. Perubahan pada serviks

Cerviks mengalami involusi bersama- sama uterus. Setelah persalinan,

ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2-3 jari tangan ibu tidak merasa

nyeri. Setelah 6 minggu serviks akan menutup.

f. Vulva dan vagina

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembalu seperti keadaan tidak hamil

dan rugae dalam vagina berangsur-angsur akan muncul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol. Ukuran vagina akan selalu lebih besar

dibandingkan keadaan sebelum persalinan pertama.

Page 5: LP NIFAS full

g. Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal

hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya

sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.

h. System pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan

karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan

pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemorroid, laserasi

jalan lahir. Supaya buang air besar teratur dibeikan diet makanan yang

mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak

berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian

huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain.

i. Sistem perkemihan

Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi)

menyebabkan penurunan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid

setelah melahirkan juga menjadi penyebab penurunan fungsi ginjal selama

masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan

setelah melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu agar hipotonia pada

kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan

sebelum hamil. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36

jam post partum.

j. System endokrin

1. Hormone plasenta

HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam

hingga ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada

hari ke 3 post partum.

2. Hormon pituitary

Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak

menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu.

Page 6: LP NIFAS full

3. Hipotalamik pituitary ovarium

Seringkali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena rendahnya

kadar estrogen dan progesterone.

4. Kadar estrogen

Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna

sehingga akttivitas prolaktin yang juga meningkat dapat

mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.

D. Pengeluaran lochea

Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas yang mengandung

darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus serta

mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat organism berkembang

lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.

a. Lochea rubra

Keluar pada hari pertama hingga hari ke 3 PP berwarna erah kehitaman

yang terdiri dari darah segar, jaringan sisa plasenta, dinding rahim, lemak

bayi, lanugo dan sisa mekonium.

b. Lochea sanguilenta

Keluar pada hari ke 4 sampai hari ke 7, berwarna merah kecoklatan dan

berlendir yang terdiri dari sisa darah bercampur lender.

c. Lochea serosa

Keluar pada hari ke 8 sampai hari ke 14, berwarna kuning kecoklatan,

dengan cirri- cirri lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri

dari leukosit dan robekan/ laserasi plasenta.

d. Lochea alba

Keluar pada hari ke 14 berlangsung 2- 6 minggu PP, berwarna putih,

mengandung leukosit, sel desidua dan sel epitel, selaput lendir serviks dan

serabutjaringan yang mati.

e. Lochea porulenta

Keluarnya cairan karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau

busuk.

Page 7: LP NIFAS full

f. Lochea lochiastatis

Lochea yang keluar dengan tidak lancar.

E. Kebutuhan dasar ibu nifas

a. Nutrisi dan cairan

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut.

- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

- Makan dengan diet berimbang untuk mendapat protein dan meniral,

serta vitamin yang cukup

- Minum sedikitnya3 liter air perhari

- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya

selama 40 hari PP

- Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin

A kepada bayinya melalui ASI

b. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8

jam pasca persalinan kemudian boleh miring kanan dan kiri untuk

mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2

diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan- jalan, dan hari ke 4 dan 5 sudah

diperbolehkan pulang, mobilisasi tergantung pada komplikasi persalinan,

nifas dan sembuhnya luka-luka.

c. Miksi/ buang air kecil

Ibu sebaiknya buang air kecil pada 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam

post partum belum berkemih/berkemih <100cc, maka lakukan kateterisasi.

Sebab terjadinya kesulitan berkemih pada ibu post partum yaitu :

- Berkurangnya tekanan intraabdominal

- Otot-otot masih lemah

- Edema pada uretra

- Dinding kandung kemih kurang sensitive

Page 8: LP NIFAS full

d. Defekasi/ buang air besar

BAB harus dilakukan 3-4 hari PP. bila masih sulit BAB dan terjadi

obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat peroral atau perektal.

Jika masih belum bias BAB dilakukan klisma.

e. Personal hygiene

Langkah- langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu

post partum adalah sebagai berikut.

1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum.

2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan

daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang,

kemudian membersihakan daerah sekitar anus. Nasehati ibbu untuk

membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau buang air

besar.

3. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan kelaminnya.

4. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci

dengan baik dan dikeringkan di bawah sinar matahari dan disetrika.

5. Jika ibu mempunyai luka episitomi atau laserasi, sarankan kepada ibu

untuk menghindari menyentuh daerah tersebut dan hindari

membersihkan vagina dengan air hangat.

f. Istirahat dan tidur

Hal-hal yang dapat dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebuttuhan

istirahat dan tidur adalah sebagai berikut.

1. Anjurkan ibu agaristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan.

2. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan- kegiatan rumah tangga

secara perlahan, serta untk tidur siang atau beristirahat saat bayi tidur.

3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

- Mengurangi jumblah ASI yang diproduksi

Page 9: LP NIFAS full

- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan diri sendiri.

g. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibbu masa nifaharus

memenuhi syarat berikut ini.

1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu dua jari ke dalam

vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan

hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami

istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 42 hari atau 6 minggu

setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan

bersangkutan.

h. Latihan dan senam nifas

Cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan langsing

seperti semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas. Berikan

penjelasan pada ibu tentang beberapa hal berikut ini.

1. Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul agar kembali

normal, karena hal ini akan membuat ibu merasa lebih kuat, sehingga

mengurangi rasa sakit pada punggung

2. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat

membantu.

- Dengan tidur terlentang dan lengan di samping tarik oto perut

selagi menarik nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke dada,

tahan mulai hitungan 1 sampai 5 detik. Rileks dan ulangi sebanyak

10 kali.

- Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul

lakukanlah latihan kegel

Page 10: LP NIFAS full

3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan

pinggul, tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan

sebanyak 5 kali.

4. Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu

naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah

persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

i. Perawatan payudara

Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi

pembengkakan akibat bendungan ASI.

1. Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama putting susu

2. Ajarkan teknik- teknik perawatan apabila terjadi gangguan pada

payudara, seperti putting susu lecet dan pembengkakan payudara

3. Menggunakan BH yang menyokong payudara

j. Rencana KB

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas.

Apabila hendak menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormone,

harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI.

F. Kunjungan masa nifas

1. Kunjungan I (6-8 jam post partum), tujuan :

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

2. Kunjungan II (6 hari post partum), tujuan :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilical, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak

ada bau.

Page 11: LP NIFAS full

b. Menialai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda- tanda penyulit.

d. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, perawatan bayi sehari-hari.

3. Kunjungan III (2 minggu post partum), tujuan : sama seperti 6 hari setelah

persalinan.

4. Kunjungan IV (6 minggu post partum), tujuan :

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu atau bayinya.

b. Memberikan konseling KB secara dini.

c. Menganjurkan/ memngajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau

puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.

G. Bounding attachment

Bounding attachment (Depkes, 2002) adalah kontak dini secara langsung

antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai

dengan post partum. Pra kondisi yang mempengaruhi ikatan menurut

(Soetjiningsih, 1998), yaitu :

1. Kesehatan emotional orang tua

2. System dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman, dan

keluarga

3. Suatu ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam member asuhan yang

kompeten

4. Kedekatan orang tua dengan bayi

5. Kecocokan orang tua- bayi (termasuk keadaan, tempramen dan jenis

kelamin).

Page 12: LP NIFAS full

Tahap- tahap bounding attachment (Depkes, 2002):

a. Perkenalan (acquqintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,

berbicara dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.

b. Bounding (keterikatan)

c. Attachment , perasaan saying yang mengikat individu dengan individu

lain.

Elemen-elemen bounding attachment :

a. Sentuhan

b. Kontak mata

c. Suara

d. Aroma

e. Entrainment

f. Bioritme

g. Kontak dini

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment :

a. Menit pertama jam pertama

b. Sentuhan orang tua pertama kali

c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis

d. Telibat proses persalinan

e. Persiapan PNC sebelumnya

f. Adaptasi

g. Kontak sedini mungkin

h. Fasilitas untuk kontak lebih lama

i. Penekanan pada hal- hal positif

j. Perawatan maternitas khusus (bidan)

k. Lebatkan anggota keluarga lainnya

l. Informasi bertahap mengenai bounding attachment

Page 13: LP NIFAS full

Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi, yaitu :

a. Kurang kasih saying

b. Persaingan tugas sebagai orang tua

c. Pengalaman melahirkan

d. Kondisi fisik ibu setelah melahirkan

e. Cemas tentang biaya

f. Kelainan pada bayi

g. Penyesuaian diri bayi pasca natal

h. Tangisan bayi

i. Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran

j. Gelisah tentang kenormalan bayi

k. Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi

Dampak positif bounding attachment :

a. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai menumbuhkan sikap social

b. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.

Hambatan bounding attachment :

a. Kurangnya system support

b. Ibu dengan resiko

c. Bayi dengan resiko

d. Bayi yang tidak diinginkan

Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan

segera setelah bayi lahir dan kembali selama 2-3 hari periode post partum.

Nilai 1-4 diberikan dalam setiap obsevasi dan nilai tersebut dijumlahkan

dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan memberikan nillai 10

sampai 12 untuk setiap periode. Interksi sangat negative akan memberikan

skor 3-6. Konseling tindak lanjut bagi orang tua dengan skor yang rendah

merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan akan dan mengajarkan

cara pengasuhan anak.

Page 14: LP NIFAS full

H. Sibling rivalry

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung, merupakan

salah satu alasan terkuat anak- anak bertengkar karena masing-masing anak

ingin diperlakukan special oleh orang tuanya. (Varney,2007)

Cara menghadapi sibling rivalry, diantaranya :

a. Mempersiapkan kakak sebelum kehadiran adiknya

b. Memperlakukan setiap anak sebagai individu berbeda

c. Hindari membandingkan

d. Menumbuhkan keunikan anak

e. Menghabiskan waktu bersama setiap anak sesuai prioritas

f. Membuat batasan yang jelas

g. Mendengarkan perasaan anak

h. Jangan memihak

i. Menghindari memupuk kebiasaan mengadu

j. Memberi reward untuk perilaku kooperatif

Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Masa Nifas

a. Nyeri setelah melahirkan (After pain)

Yaitu rasa nyeri mencengkram(kram) pada perut bagian bawah akibat

kontraksi dan relaksasi yang terus-menerus dan uterus rasa nyeri ini biasa

terjadi selama 3-4 hari dan biasanya berkurang intensitasnya pada hari ke-

3 setelah melahirkan.

Tindakan :

Jelaskan fisiologis after pain normal pada ibu

Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih

Beri analgetik

Berikan dorongan untuk melakukan teknik relaksasi dini

Berikan kompres dingin pada perineum.

Page 15: LP NIFAS full

Penilaian dan Pengukuran Nyeri

Kualitas nyeri dapat dinilai sederhana yang meminta pasien

menjelaskan nyeri dengan kata-kata mereka sendiri (misalnya tumpul,

berdenyut, seperti terbakar). Evaluasi ini juga dapat didekati dengan

menggunakan penelitian yang lebih formal, seperti kuesioner nyeri MC

bill, yang merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menilai nyeri.

Kuesioner ini mengukur dimensi fisiologik dan psikologik nyeri yang

dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama klien menandai lokasi nyeri

disebuah gambar tubuh manusia. Pada bagian kedua klien memilih 20 kata

yang menjelaskan kualitas sensorik, afektif, evaluatif, dan kualitas lain

dari nyeri. Pada bagian ketiga klien memilih kata seperti singkat, berirama

atau menetap untuk menetap untuk menjalaskan pola nyeri. Pada bagian

keempat klien menentukan tingkatan nyeri pada suatu skala 0 sampai 5

(Price, 2005).

Alat bantu lain yang digunakan untuk menilai intensitas atau

keparahan nyeri klien:

1) Face Pain Rating Scale

2) Skala intensitas nyeri deskritif

Page 16: LP NIFAS full

3) Skala identitas nyeri numeric

4) Skala analog visual

5) Skala nyeri menurut bourbanis

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan

baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,

Page 17: LP NIFAS full

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi.

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah

digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien

melengkapinya. Apabila klien dapat membaca dan memahami skala, maka

deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja

dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi

perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah terapi atau

saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami

penurunan atau peningkatan. (Potter, 2005).

a. Pembesaran dan pembengkakan payudara

Terjadi karena bayi tidak disusui dengan adekuat sehingga terkumpul

pada duktus statis pada pembuluh darah dan limfe akan menyebabkan

meningkatnya tekanan indraduktural yang mempengaruhi berbagai

segmen pada payudara sering segang dan nyeri kemudian diikuti

penurunan produk ASI dan refleksi letdown. Hal ini bisa terjadi kira-

kira hari ke 3 post partum dan terakhir kira-kira 24-48 jam kemudian.

- Melakukan perawatan payudara :

Menjaga pakaian dalam tetap kering dan bersih

Menggunakan BH yan menyokong payudara terbuat dari katun.

Bila putting lecet, oleskan kolostrum / ASI yang keluar pada

sekitar putting susu setiap kali menyusui. Menyusui dimulai

dari putting yang tidak lecet.

Bila lecet sangat berkat, dapat diistirahat selama 24 jam , ASI

dikeluarkan dan diminum dengan sendok.

Untuk menghilangkan nyeri dapat diminumkan paracetamol /

tablet tiap 4-6 jam.

Page 18: LP NIFAS full

Bila payudara bengkak akibat bendungan ASI

- Pengompresan dengan kain basah dan hangat ± 1 menit.

- Urut payudara dari arah pangkal kedaerahan putting / gunakan sisir

untuk mengurut payudara.

- Keluarkan asi dari bagian depan payudara sehingga putting susu

menjadi lunak.

- Susukan bayi tiap 2-3 jam sekali bila tidak dapat menghisap

saluran asi keluarkan dengan tangan

- Letakkan kain dingin ke payudara setelah menyusui.

Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar

a. Payudara lecet / luka

Terjadi karena teknik menyusui yang salah dan juga putting susu

kurang lentur akibat penggunaan zat iritan untuk mencuci putting susu

misalnya : alkohol, sabun, krem.

Tindakan :

Tetap memberikan ASI pada keadaan luka tidak begitu sakit.

Olesi putting susu dengan ASI akhir jangan memberi obat seperti

krem,salep.

Puting yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara ± 1 x 24

jam dan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x24 jam.

Selama puting susu diistirahatkan sebaiknya ASI tetap dikeluarkan

dengan tangan dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena

terasa nyeri .

Cuci payudara sekali saja dan tidak menggunakan sabun

b. Nyeri daerah perineum

Perineum akan terasa nyeri khususnya pada hari ke- 6 ketika pasokan

darah kearah tersebutpulih kembali, kalau perineum membengkak maka

Page 19: LP NIFAS full

jahitan akan terasa nyeri. Cara mengatasi sebelum kita menggunakan

cara apapun periksa perineum terlabih dahulu.

Tindakan :

Anjurkan ibu berbaring dalam posisi miring

Gunakan kantong es selama 2 jam pertama

Berikan analgetik

Teknik relaksasi

Penghangatan dengan cahaya lampu bungkus lampu 40 watt

dengan handuk atau jarak lampu 50 cm dari perineum dilakukan

3 kali sehari selama 20 menit.

c. Infeksi luka perenium

Luka menjadi nyeri, merah, bengkak, jahitan mudah lepas. Suhu tubuh

meningkat dan luka mengeluarkan nanah.

Tindakan :

Bila ada pus segera keluarkan

Debridement

Antibiotik

Jahitan nekrotik buang dilakukan penjahitan sekunder 2-3

minggu setelah infeksi membaik

Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang benar

dan sering di ganti.

d. Infeksi masa nifas

Infeksi pada dan melalui traktus genitalis setelah persalinan dengan

suhu 38 ◦C / lebih terjadi pada hari ke 2- 10 sedikitnya 4 x sehari.

Faktor- faktor presdiposisi masa nifas :

Kurang gizi, anemia, keadaan hygiene, kelelahan

Proses persalinan bermasalah, KPD, partus lama, partus macet.

Tindakan :

Page 20: LP NIFAS full

Istirahat baring

Rehidrasi peroral

Kompres atau kipas untuk menurunkan masa nifas

e. Rasa sakit ,merah, lunak dan membengkak (tromboflebitis) penyebab

infeksi sampai post partum bluess / martenity bluees.

Tindakan :

Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema lakukan komprs

pada kaki

Lakukan balutan dengan elastis atau memakai kaos kaki panjang

yang elastis selama mungkin

Jangan menyusui

Beriakan antibiotik dan analgetik

f. Depresi ringan / post partum bluess

Gejala : kesedihan, iritasi dan kegelisahan , bervariasi seperti post

partum bluess/ martenity bluess.

Penyebab yang menonjol adalah :

Kecelakaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang

dialami kebanyakan selama kehamilan dan persalinan.

Rasa sakit masa nifas awal.

Kelelahan karena kurang tidur selma persalinan dan post partum di

rumah sakit.

Kecemasan dan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah

meninggal dirumah sakit

Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suami.

Tindakan :

Berikan dukungan pada ibu dan keluarga

Page 21: LP NIFAS full

Bimbingan terhadap orang tua bayi karena permasalahannya yang

sering dihadapi orang tua terhadap kejadian / perubahan pada bayi.

8 . Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba - tiba bertambah banyak

lebih dari darah haid, smapai 2 kali ganti pembalut ganti pembalut

lebih dari ½ jam

b. Pengeluaran vagina yang berbau busuk

c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen dan punggung

d. Rasa kepala yang terus- menerus , nyeri ulu hati atau masalah

penglihatan

e. Pembengkakan dimuka dan tangan

f. Demam, muntah , rasa sakit waktu BAK

g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas , nyeri

h. Kehilangan nafsu makan yang lama

i. Rasa sakit , merah, lunak , pembengkakan dihati

j. Merasa sangat sedih dan tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau

dirinya sendiri

k. Merasa sangat letih atau nafas terengah – enggah

I. Tujuan Pengkajian Data

I. Data Subyektif

1. Hari/Tgl, jam dan waktu,yaitu untuk megetahui kapan dan dimana

asuhan di berikan

2. Nama Ibu untuk mengetahui siapa yang di berikan asuhan dan

memudahkan kita dalam komunikasi dengan klien

3. Nama Suami untuk mengetahui penanggungjawab dalam pemberian

asuhan

4. Umur Ibu untuk mengetahui

Page 22: LP NIFAS full

5. Umur Suami untuk mengetahui apakah suami masih bisa menerima

informasi dengan baik atau tidak.

6. Agama Ibu dan Suami untuk mengetahui kemungkinan adanya

kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan

7. Suku/Bangsa untuk mengetahui adanya kepercayaan yang ada pada

suku/bangsa ibu dan suami yang bertentangan dengan kesehatan

8. Pendidikan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu sejauh

mana ibu dan suami dapat menerima informasi yang di berikan

9. Pekerjaan untuk mengetahui aktivitas dan social ekonomi

10. Alamat untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami dan apabila ada

kesamaan nama dapat di bedakan dari alamat klien

11. Alasan dirawat untuk mengetahui keadaan ibu dalam masa nifas normal

sesuai dengan jam,hari.

12. Riwayat Persalinan Sekarang

Tanggal persalinan

Persalinan ke berapa

Tempat persalinan

Ditolong oleh

Jenis persalinan sapontan / anjuran / buatan

Kala II lamanya , jumlah perdarahan, robekan perineum, ada

komplikasi atau tidak, pukul berapa bayi lahir

13. Riwayat obstetrik terdahulu untuk mengetahui apakah ibu pernah

mengalami kesulitan dalam masa nifas

14. Riwayat KB untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan KB/

tidak , jenis KB, lama pemakaian dan ada /tidak ibu untuk rencana ber

KB, keluhan efek samping, komplikasi pemakaian alat kontrasepsi.

15. Kecukupan Nutrisi Untuk mengetahui pola nutrisi ibu , kualitasnya dan

kuantitas makanan, alergi atau tidak terhadap makanan, frekuensi, dan

jenis.

16. Eleminasi untuk mengetahui apakah ibu sudah dapat/tidak BAB dan

BAK, berapa kali, konsistensi warna, bau, ada keluhan atau tidak.

Page 23: LP NIFAS full

17. Istirahat dan Tidur untuk mengetahui ada tidaknya keluhan pada

istirahat tidur pada masa nifas, ibu dapat tidur/ tidak, dan berapa lama

ibu dapat istirahat dan tidur.

18. Rencana menyusui untuk mengetahui adakah pengalaman dari ibu

dalam menyusui bayinya, dan berapa lama ibu akan berencana untuk

menyusui bayinya.

19. Rencana pengasuhan untuk mengetahui apakah ibu akan mengasuh

anaknya sendiri atau dibantu dengan orang lain, karena dalam

mengasuh anak dengan orang lain tidak akan ada bounding

attachement/ ikatan kasih saying antar ibu dan anak.

20. Pengatahuan ibu untuk mengetahui pengetahuan/informasi yang telah

didapat/ belum didapat oleh ibu seperti perawatan bayi, tanda-tanda

bahaya nifas, cara memeriksa kontraksi uterus, cara masase uterus,dan

cara menyusui bayinya yang benar.

II. Data Obyektif

1. Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan ibu secara umum selama

masa nifas

2. Kesadaran : untuk mengetahui kesadaran pada ibu selama masa

nifas

3. Vital Sign :

a. Suhu : untuk mengetahui suhu tubuh ibu apakah tubuh ibu

panas/ tidak.

b. Nadi : untuk mengetahui nadi ibu apakah dalam keadan

normal/ tidak.

c. Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah pada ibu dalam

masa nifas apakah tinggi atau rendah.

Page 24: LP NIFAS full

d. Respirasi : untuk mengetahui pernafasan pada ibu apa dalam

keadaan normal atau tidak.

4. Inspeksi :

a. Muka : ada tidaknya cloasma, oedema, pucat pada wajah

b. Mata : untuk mengetahui keadaan konjungtiva merah muda/pucat

c. Sklera : ikterus atau tidak ,pucat atau tidak

d. Bibir ; untuk mengetahui kelembaban mukosa dan warna bibir

5. Payudara

Bentuknya simetris/ tidak, ada pengeluaran kolostrum/ tidak, putting

susu menonjol / tidak , adakah pembengkakan /tidak/ apakah

nyeri/idak , panas/ tidak , dakah pembesaran kelenjar limfa .

6. Abdomen

Ada atau tidaknya massa atau benjolan dan nyeri tekan pada abdomen

atau supra symphisis, jaringan parut, luka bekas operasi, apakah

kandung kencing kosong , bagaimana kontraksi uterus baik/ keras,

posisi rahim ditengah/ tidak dan TFU

7. Genetalia

Untuk mengetahui pada vulva dan vagina ada oedema , varises, ada

tidaknya pengeluaran lochea, berapa CC , baunya, ada gumapalan /

tidak dan pada perenium ada luka robekan grade berapa, jahitan halus/

tidak, basah/ kering, bernanah/ tidak, ada oedema / tidak, dan apakah

ada tanda-tanda infeksi atau tidak,dan ada kelainan atau tidak

8. Ekstremitas bawah

Ada tidaknya oedema pada ekstremitas atas maupun bawah, keadaan

kuku pucat atau tidak, ada tidaknya varices, untuk mengetahui apakah

ada tanda human atau tidak ,dan ada simfiolisis atau tidak.

9. Bounding skor

a. meraba 1/2/3/4

Page 25: LP NIFAS full

b. melihat 1/2/3/4

c. menyapa atau suara 1/2/3/4

III. Analisa

Identifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengna diagnosa dan

masalah yang sudah diindentifikasi

1. diagnosa masalah

2. antisipasi diagnosa/ masalah potensial

IV. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dibuat /disusun sesuai prioritas masalah yang mengandung

komponen :

1. Informasikan / Informend consent

2. Tindakan segera

3. Tindakan antisipasi

4. Komprehensif (kalimat perintah)

Catatan Perkembangan

Digunakan untuk mengetahui perkembangan pasien selanjutnya dan dibuat

dalam bentuk SOAP.

J. KOMPLIKASI MASA NIFAS

1. Infeksi Nifas

a. Pengertian

Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh

masuknya kuman – kuman kedalam alat – alat genetalia pada waktu

persalinan dan nifas.

Page 26: LP NIFAS full

b. Etiologi

1). Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan.

a). Ektogen ( kuman datang dari luar)

b). Autogen ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)

c). Endogen ( dari jalan lahir sendiri )

2). Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan ineksi.

a). Streptococcus Haemolyticus Aerobik, masuknya secara eksogen

dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain,

alat – alat yang tidak suci hama, tangan penolong.

b). Staphylococcus aureus, masuk secara eksogen , infeksinya sedang

banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.

c). Eschericia coli, sering berasal dari kandungan kemih dan rektum,

menyebabkan infeksi terbatas.

d). Clostridium welchii, kuman aerobik yang sangat berbahaya, sering

ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun

dari luar rumah sakit.

c. Patoisiologi

Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka

dengan diameter kira – kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol –

benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini

merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman dan masuknya

jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Servik sering mengalami

perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum,

yang merupakan tempat masuknya kuman patogen. Infeksi nifas dapat

dibagi menjadi 2 golongan, yaitu satu infeksi yang terbatas pada

perineum, vulva, vagina, servik dan endometrium, kedua penyebaran

Page 27: LP NIFAS full

dari tempat tersebut melalui vena – vena, melalui jalan limfe dan

melalui permukaan endometrium.

d. Tanda dan gejala

Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna

kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi

nifas dapat berbentuk:

1) infeksi Lokal :

a). Infeksi luka episiotomy

1. Luka menjadi nyeri, panas, merah, dan bengkak,jahitan mudah

lepasdan suhu tubuh meningkat serta luka mengeluarkan

nanah.

2. Tindakan :

- Bila ada pus segera keluarkan

- Debridemen

- Antibiotic

- Jahitan nekrotik buang, dilakukan penjahitan sekunder 2 –

3 minggu setelah infeksi membaik

- Berikan nasehat kebersihan dan pemakaian pembalut yang

benar dan sering diganti

b). Nyeri luka perineum

-Perineum akan merasa nyeri khususnya pada hari ke-6, ketika

pasokan darah kearah tersebut pulih kembali, kalau

perineum membengkak maka jahitan akan tersa nyeri.

-Tindakan :

-Anjurkan ibu berbaring dalam posisi miring

-Gunakan kantong es selama 2 jam pertama

-Berikan analgesic

-Teknik relaksasi

Page 28: LP NIFAS full

-Penghangatan dengan cahaya lampu, bungkus lampu 40 watt

dengan handuk atau jarak lampu 50 cm dari perineum,

lakukan 3 kali sehari selama 20 menit.

c). Trombiflebitis femoralis

- Suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari, kemudian suhu pada

naik pada hari ke 10 – 20 disertai menggigil dan nyeri

- Tanda pada bagian kaki yang terkena :

- Sukar bergerak dan lebih panas

- Vna pada kaki yang terkena terasa tegang dan keras pada bagian

paha atas.

- Nyeri hebat pada lipatan paha dan daerah paha.

- Kaki bengkak, tegang, putih, nyeri, terjadi bagian : paha bagian

atas yang dimulai dari jari – jari kaki dan pergelangan kaki

kemudian meluas ke bagian atas.

- Nyeri pada betis yang terjadi spontan atau dengan memijit betis

atau dengan meregangkan tendoaktiles(tanda homan)

- Tindakan :

- Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema, lakukan kompres

pada kaki.

- Lakukan balutan dengan elastis atau memakai kaos kaki panjang

yang elastis selama mungkin.

- Jangan menyusui.

- Berikan antibiotic dan analgesic.

b). Infeksi Umum

1. Demam pasca persalinan

- Infeksi pada ibu pasca melahirkan karena infeksi traktus genetalis,

demam yang suhu tubuhnya ≥ 38˚ C, yang terjadi antara hari ke 2 –

10 post partum.

- Factor predisposisi :

- Kurang gizi

- Anemia

Page 29: LP NIFAS full

- Hygiene yang kurang

- Kelelahan

- Proses persalinan yang bermasalah

- Partus lama / macet

- Korioamnionitis

- Persalinan traumatic

- Kurangnya teknik pencegahan infeksi

- Manipulasi yang berlebih

- Dapat berlanjut ke infeksi masa nifas

Tindakan :

a. Istirahat baring

b. Rehidrasi peroral / infuse

c. Kompres atau kipas ubtuk menurunkan suhu

2. Mastitis

- Peradangan pad payudara,dimana payudara menjadi merah,

bengkak, kadang kal diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh

meningkat, payudara keras padat dan kulit tampak kemerahan.

Biasa terjadi 1 – 3 minggu pasca persalinan. Terjadi karena

payudara jarang diisap, tekanan baju / BH yang terlalu ketat.

- Tindakan :

- Kompres hangat / panas dan pemijitan

- Rangsangan oxytosin, dimulai dari payudara yang tidak sakit

- Pemberian anti biotic selama 7 – 10 hari

- Bila perlu istirahatkan payudara

3. Depresi ringan/ post partum blues

- ibu mengalami kesediahan, anxietas,dan kegelisahan bervariasi

seperti pada post partum blues / maternities blues.

- Disebabkan oleh:

- Kecelakaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang

dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.

Page 30: LP NIFAS full

- Rasa sakit masa nifas awal

- Kelelahan

- Kecemasan dan kemampuan untuk merwat bayinya setelah pulang

ke rumah

- Rasa takut karena tidak menarik lagi bagi suami

- Tidak ada / kurangnya dukungan keluarga

- Tindakan :

- Berikan dukungan pada ibu dan keluarga

- Bimbingan terhadap orang tua bayi karena permasalahannya yang

sering dihadapi orang tua terhadap kejadian / perubahan pada bayi.

e. Cara Terjadinya Infeksi

1) Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau periksa dalam

yang berulang – ulang dapat membawa bakteri yang suda hada ke

dalam rongga rahim.

2) Alat – alat yang tidak suci hama.

3) Infeksi droplet, sarung tangan dan alat – alat terkena infeksi,

kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong.

4) Infeksi rumah sakit.

5) Koitus pada akhir kehamilan pada ketuban pecah dini.

6) Infeksi inta partum.

f. Faktor Predisposisi

1) Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan

terlantar.

2) Tindakan operasi persalinan

3) Tertinggalnya placenta, selaput ketuban dan bekuan darah.

4) Ketuban pecah dini

5) Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum.

Page 31: LP NIFAS full

g. Pencegahan

1) Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan

lancar.

2) Perlukaan dirawat dengan baik.

3) Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi

nasokomial.

2. kelainan – kelainan lainnya dalam nias.

a. Kelainan pada rahim

1) Sub Involusi Uteri

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim

mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari

1000gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 gram 6 minggu

kemudian. Pada beberapa keadaan terjadinya proses involusi

rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses

pengecilannya terlambat. Keadaan demikian sub involusi uteri.

Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi

pada endometrium, terdapat sisa placenta dan selaputnya,

terdapat bekuan darah atau mioma uteri. Pada palpasi uterus

teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokhea banyak, dapat

berbau dan terjadi perdarahan.

2) Perdarahan Masa Nifas

a). Pengertian

perdarahan lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam

setelah anak lahir.

b). Pembagian

- Perdarahan postpartum primer (early postpartum

hemorrhage) yang terjadi pada 24 jam pertama.

- Perdarahan pospartum sekunder (late postpartum

hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam.

Page 32: LP NIFAS full

c). Etiologi

penyebab perdarahan postpartum primer adalah atonia

uteri,retensio placenta, sisa placenta, laserasi jalan lahir dan

inversio uteri. Sedangkan penyebab perdarahan postpartum

sekunder adalah sub involusi, retensi sisa placenta, infeksi

nifas.

d). Pencegahan

Pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan

dengan mengenali resiko perdarahan post partum ( uterus

distensi, partus lama, partus dengan pacuan), memberikan

oksitosin injeksi setelah bayi lahir, memastikan kontraksi

uterus setelah bayi lahir, memastikan plasemta lahir

lengkap , menangani robekan jalan lahir.