5. Lp Nifas Fisiologis
-
Upload
utamiputri -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of 5. Lp Nifas Fisiologis
LAPORAN PENDAHULUANPOSTPARTUM FISIOLOGISDisusun untuk memenuhi tugas Profesi pada Departemen Maternitas
Disusun oleh :
Putri Utami
125070209111032
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
POST PARTUM NORMALA. DEFINISIAda beberapa pengertian masa nifas, antara lain:
1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya
2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.B. PERAWATAN DIRI IBU NIFAS SELAMA MASA NIFAS
1. Perawatan vulva atau perineum
Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan, lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa sakit pada perineum akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomy atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh selama 7-10 hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak menunjukkan adanya infeksi, kecuali jika nyeri sangat parah.Tujuan perawatan vulva atau perineum adalah untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya infeksi. Rasa nyeri dan tidak nyaman di daerah perineum dapat diatasi dengan menggunakan kompres dingin pada area perineum setiap 2 jam sekali selama 24 jam pertama sesudah melahirkan. Kompres hangatm duduk di dalam air hangat atau menggunakan lampu pemanas selama 20 menit, 3x sehari juga dapat digunakan untuk meredakan ketidaknyamanan. Menghindari tekanan di area perineum dengan berbaring miring dan menghindari posisi duduk atau berdiri yang lama juga membantu mengatasi ketidaknyamanan perineum. Sering melakukan latihan kegel sesudah melahirkan akan merangsang peredaran darah di daerah perineum, mempercepat penyembuhan dan meningkatkan kebugaran otot.
Menurut Danuatmaja (2003) cara melakukan perawatan perineum atau vulva yaitu dengan mengganti pembalut yang bersih setiap 4-6 jam. Setelah ibu selesai BAK atau BAB, ibu dapat mengalirkan atau membilas area perineum dengan air hangat atau cairan antiseptic, kemudian mengeringkannya dengan kain pembalut atau handuk dengan cara diteepuk-tepuk tetap dari arah muka ke belakang.2. MobilisasiMobilisasi yang dilakukan sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, mobilisasi dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu 2 jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea). Mobilisasi haruslah dilakukan bertahap, yaitu dimulai dengan gerakan miring ke kanan dank e kiri, lalu menggerakkan kaki. Selanjutnya ibu dapat mencoba untuk duduk di tepi tempat tidur kemudian ibu bisa turun dari ranjang.
3. Diet
Ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti saat hamil. Pedoman umum yang baik adalah 4 porsi setiap hari dari 4 kelompok makanan dasr yaitu makanan harian, daging dan makanan yang mengandung protein, buah dan sayuran, roti dan biji-bijian. Ibu yang menyusui perlu mengkonsumsi protein, mineral dan cairan ekstra. Makanan ini juga bisa diperoleh dengan susu rendah lemak dalam dietnya setiap hari. Ibu juga dianjurkan untuk mengkonsumsi multivitamin dan suplemen zat besi.Saat menyusui kebutuhan nutrisi meningkat 25% yaitu untuk produksi ASi dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat 3x dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari.
4. Eliminasi UrinKebanyakan wanita mengalami sulit BAK selama 24 jam pertama setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena kandung kemih mengalami trauma atau lebam selama melahirkan akibat tertekan oleh janin sehingga ketika sudah penuh tidak mampu untuk mengirim pesan agar mengosongkan isinya. Nyeri pada perineum bisa menyebabkan rasa kejang pada uretra sehingga BAK menjadi sulit. Edema perineum juga bisa mengganggu BAK.Hal tersebut dapat diatasi dengan memperbanyak minum, bangun dari tempat tidur dan berjalan segera setelah melahirkan akan membantu mengosongkan kandung kemih. Tetapi sebaliknya, setelah seminggu persalinan, umumnya wanita sering BAK dalam jumlah banyak. Ini terjadi karena cairan tubuh yang berlebih akibat kehamilan mulai dikeluarkan. Hal ini dapat diatasi dengan latihan kegel yang dapat membantu mengembalikan kebugaran otot dan kendali terhadap aliran air kemih.
5. DefekasiMenurut Mochtar (1998) pola defekasi atau BAB harus dilakukan 3-4 hari setelah melahirkan. Tetapi hal ini terkadang masih sulit dilakukan karena kebanyakan penderita mengalami obstipasi setelah melahirkan. Hal ini disebabkan karena sewaktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, selain itu mempengaruhi peristaltic usus. Fungsi defekasi dapat diatasi dengan makan makanan yang dapat merangsang gerakan usus besar seperti buah dan sayuran. Gerakan usu juga akan aktif dengan melakukan mobilisasi dini seperti bangun dari tempat tidur ataupun jalan-jalan.6. Perawatan PayudaraUntuk 24-72 jam pertama sesudah melahirkan, payudara akan mengeluarkan kolostrum, yaitu suatu cairan kuning jernih yang merupakan susu pertama untuk bayi. air susu yang lebih matang akan muncul antara hari ke-2 sampai ke-5. Pada saat ini payudara akan membesar (penuh, keras, panas, dan nyeri) yang dpaat menimbulkan kesulitan dalam menyusui. Menyusui dengan interval waktu yang sering akan dapat mencegah pembengkakan payudara atau membantu meredakannya.
Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan putting susu merupakan suatau hal yang amat penting. Payudara harus dibersihkan dengan teliti setiap hari selama mandi dan sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini akan mengangkat kolostrum yang kering atau sisa susu dan membantu mencegah akumulasi dan msuknya bakteri bak ke putting susu maupun ke mulut bayi.7. Pemeriksaan setelah persalinanPemeriksaan fisik yang umum mencakup pemeriksaan panggul yang dilakukan untuk menilai pemulihan. Pada kunjungan ini juga dilakukan pemeriksaan umum (TD, nadi, keluhan, dsb). Keadaan umum (suhu badan, selera makan, dsb). Payudara (ASI, putting susu), dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, serta secret yang keliar, seperti lokchea, fluor albus dan keadaan alat-alat kandungan.C. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memberikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal
D. KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL MASA NIFASPaling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi
KunjunganWaktuTujuan
I6-8 jam setelah persalinan1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk jika perdarahan berlanjut
3. Member konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan bayi lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
II6 hari setelah persalinan1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdaraha abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya demam
3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda penyulit
5. Member konseling apda ibu tentang asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawtaan bayi sehari-hari
III2 minggu setelah persalinan1. Sama dengan 6 hari setelah persalinan
IV6 minggu setelah persalinan1. Mengkaji tentaang kemungkinan penyulit pada ibu2. Member konseling keluarga beren
E. PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFASEsty Yunitasari juga mengungkapkan beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu post partum, yaitu:
1. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berate uterus 750 gr.
Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr
Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 grProses involusi uterus adalah sebagai berikut: (http://digilib.unimus.ac.id)a. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh retraksi dan kontraksi terus-menerus dari uterus setelah pengeluaran sisa plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10x panjangnya dari semula dan 5x lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
c. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang akan mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.
2. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
3. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
4. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan.
Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi5. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.6. Sistem Gastrointestinal
Seringkali diperlukan waktu 3 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.
7. Sistem Hematologi
Penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
8. Sistem Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum. Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.
9. Sistem Musculosceletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.10. Sistem Integumen
Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
F. PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut (Huliana, M, 2003):
1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman secara persalinan sering berulang-ulang diceritakan.
2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam merawat bayinya. Selain itu, perasaan ibu sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh sebab itu, ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Pada fase ini sudah ada keinginan tinggi untuk merawat bayinya.
Symptoms of Postpartum Ilness from Cleveland Clinic (2004) and National Mental Health Association (2003), dalam Roswiyani P. Zahra, menyimpulkan beberapa tanda gejala dalam ketiga jenis depresi post partum sebagai berikut:
BabybluesPostpartum DepressionPostpartum Psychosis
Simtom fisikKurang tidur
Hilang tenaga
Hilang nafsu makan atau sangat bernafsu untuk makan
Merasa lelah setelah bangun tidurCepat lelah
Gangguan tidur
Selera makan menurun
Sakit kepala
Sakit dada
Jantung berdebar-debar
Sesak nafas
Mual muntahMenolak makan
Tidak mampu menghentikan aktifitas
Kebingungan akan kelebihan energi
Simtom emosionalCemas dan khawatir berlebihan
Bingung
Mencemaskan kondisi fisik secara berlebihan
Tidak percaya diri
Sedih
Perasaan diabaikanMudah tersinggung
Perasaan sedih
Hilang harapan
Merasa tidak berdaya
Mood swings
Perasaan tidak adekuat sebagai ibu
Hilang minat
Pemikiran bunuh diri
Ingin menyakiti orang lain (termasuk bayi, diri sendiri, dan suami)
Perasaan bersalahSangat bingung
Hilang ingatan
Tidak koheren
Halusinasi
Simtom perilakuSering menangis
Hiperaktif atau senang berlebihan
Terlalu sensitive
Perasaan mudah tersinggung
Tidak peduli terhadap bayiPanik
Kurang mamapu merawat diri sendiri
Enggan melakukan aktivitas menyenangkan
Motivasi menurun
Enggan bersosialisasi
Tidak peduli pada bayi
Terlalu peduli terhadap perkembangan bayi
Sulit mengendalikan perasaan
Sulit mengambil keputusanCuriga
Tidak rasional
Preokupasi terhadap hal-hal kecil
G. TANDA BAHAYA NIFAS
1. Perdarahan vagina yang keluar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah pengelihatan
5. Pembengkakan di wajah atau di tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil (BAK)
7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, atau terasa sakit
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
9. Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiriDalam sumber lain juga disebutkan beberapa tanda bahaya nifas, diantaranya:
1. Perdarahan Pervagina
a. Perdarahan 500 cc pasca salin dalam 24 jam
b. Setelah anak dan plasenta lahir
perkiraan pendarahan ( kadang bercampur amnion, urine, darah.
akibat kehilangan darah bervariasi ( anemi
perdarahan dapat terjadi lambat ( waspada terhadap shock
2. Infeksi Nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alatalat genital pada waktu persalinan dan nifas. Faktor predisposisi infeksi nifas: partus lama
tindakan operasi persalinan
tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, bekuan darah
pendarahan antepartum dan post partum
anemia
ibu hamil dengan infeksi (endogen)
manipulasi penolong (eksogen)
infeksi nosokomial
bakteri colli
3. Demam nifas / febris purpuralis
Kenaikan suhu tubuh 38 c selama 2 hari dan pada 10 hari pertama pp dengan mengecualikan hari 1 (pengukuran suhu 4x / 24 jam oral/rektal). Faktor predisposisi: pertolongan persalinan kurang steril
partus lama / kasep
malnutrisi
anemi
4. Rasa Sakit Waktu Berkemih
Gejala sistitis: kencing sakit
nyeri tekan diatas simpisis
5. Mastitis
Peradangan pada mamae, kuman masuk melalui luka pada putting susu
suhu > 38 c
terjadi minggu ke 2 pp
bengkak keras, kemerahan, nyeri tekan.
6. Tromboflebitis / Flegmasia Alba Dolens
Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah
odem pada paha bagian atas dan tungkai
nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha serta pada betis
suhu badan meningkat, menggigil
H. PENGKAJIAN1. Data umum klien Initial klien & suami
Usia
Status perkawinan
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
Initial suami
2. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
3. Pengalaman menyusui
4. Riwayat kehamilan saat ini
5. Riwayat persalinan
6. Riwayat ginekologi (masalah ginekologi, riwayat KB)
7. Data umum kesehatan saat ini
Status obstetric
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan head to toe
I. PATHWAY
Proses persalinan
Robekan jalan lahir
Diskontinuitas jaringan
Pelepasan mediator inflamasi
Ambang nyeri menurun
NyeriTerbukanya port de entri kuman
Resiko infeksi
Gangguan rasa nyamanKelahiran anggota keluarga baru
Menerima peran baru dalam keluarga
Perubahan menjadi orangtua
J. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan rasa nyaman
3. Perubahan menjadi orangtua
4. Resiko infeksi
K. INTERVENSI
1. Nyeri akut
Tujuan
:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami nyeri.Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSIRASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasiMemudahkan menentukan inetrvensi selanjutnya
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananMengidentifikasi adanya nyeri pada klien
Kontrol tekanan darah klienPerubahan tekanan darah dapat mengindikasikan adanya reaksi dari pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisinganMengurangi faktor pencetus nyeri
Kurangi faktor presipitasi nyeriApabila faktor pencetus berkurang maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganDukungan dari keluarga dapat membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dinginTeknik non farmakologi yang benar akan membuat klien rileks dan nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahatIstirahat akan membuat klien merasa nyaman, sehingga nyeri dapat berkurang
Kolaborasi:
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, sepertiPenggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
2. Gangguan Rasa Nyaman
Tujuan
:
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan gangguan rasa nyaman berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
Klien menyatakan peningkatan rasa nyaman
Klien dapat beristirahat dengan cukup dan adekuat: tidur dalam 8 jam dan menyatakan bangun dalam keadaan segar. Menyatakan kekakuan pada lengan kiri berkurang atau hilang
Menyatakan rasa tidak nyaman pada perut berkurang atau hilang
RR= 18-20 x/menit
INTERVENSIRASIONAL
Monitor cara klien mengatasi ketidaknyamanannya dan tentukan apa yang bisa meningkatkan atau menurunkan kenyamanan klien (posisi tidur, music, dsb)Menentukan kemampuan pasien dalam mengontrol ketidaknyamanan secara mandiri dan menentukan cara yang efektif untuk meningkatkan kenyamanan
Review modifikasi atau tindakan yang didapatkan klienBeberapa obat atau tindakanmempunyai efek samping ketidaknyamanan sehingga dapat ditentukan cara mengurangi efek sampingnya atau menurunkan kecemasan
Ajarkan/berikan tindakan nonfarmakologis yang sesuai untuk meningkatkan kenyamanan:
a. Menggosok punggung
b. Mengubah posisi tidur
c. Kompres hangatMembantu meningkatkan kenyamanan secara nonfarmakologis
Dorong klien untuk mendapatkan istirahat yang cukupUntuk mencegah kelemahan
3. Perubahan Menjadi Orangtua
Tujuan
:
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan klien menunjukkan perilaku ketahanan keterikatan perasaan antara orangtua dan bayiKriteria Hasil:
Secara verbal mengungkapkan perasaan positif terhadap bayi Sentuhan, usapan, tepukan, ciumanm dan senyuman pada bayi
Berbicara pada bayi
Posisi berhadapan dan melakukan kontak mataINTERVENSIRASIONAL
Pantau reaksi orangtua baru terhadap bayi, observasi untuk perasaan jijik, takut atau kecewa dalam masalah jenis kelaminKekecewaan yang muncul dapat mengurangi rasa tanggung jawab orangtua dalam memelohara bayi
Tentukan pengetahuan orangtua terhadap kebutuhan perawatan dasar bayi/anak dan berikan informasi perawatan anak yang tepat, sesuai indikasiPengetahuan yang dimiliki orangtua kan menentukan perawatan yang diberikan orangtua kepada anak
Menunjukkan cara menyentuh bayi yang dilahirkan dan diisolasiOrangtua baru biasanya masih memiliki rasa takut dan khawatir ketika akan menyentuh bayinya
Letakkan bayi pada tubuh ibu segera setelah kelahiranKontak kulit antara ibu dan bayi dapat meningkatkan kelekatan antara ibu dan bayi
Berikan kesempatan kepada ayah untuk memegang anak di area pelahiranMeningkatkan pelekatan antara ayah dan bayi
Berikan penghilang nyeri untuk ibuNyeri yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses pelekatan antara ibu dan bayi
Berikan privasi keluarga selama melakukan interaksi dengan bayi baru lahirPrivasi yang diberikan dapat membuat keluarga merasa nyaman berinteraksi dengan BBL
Dukung orangtua untuk menyentuh dan bicara kepada bayi baru lahirPemberian stimulasi berupa rangsangan dan sentuhan akan membuat bayi tumbuh dan berkembang dengan baik
4. Resiko Infeksi
Tujuan
:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi tidak menjadi aktual
Kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Klien menunjukkan perilaku hidup sehat
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
INTERVENSIRASIONAL
Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi
Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi)Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh cepat
Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yg benarCuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
Ajarkan kepada pasien dan keluarganya tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke pusat kesehatanPerubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeksi
Berikan terapi antibiotic bila diperlukanMencegah infeksi
Post partum
Estrogen & progesterone menurun
Oksitosin meningkatLetting go phase
Prolaktin meningkat
Involusi uterus
Kontraksi uterus lambat
Atonia uteri
Perdarahan
Vol.cairan turun
Perubahan perfusi jaringanVol.darah turun
Anemia akut
Hb O2 turun
Hipoksia
Resiko syok hipovolemikKontraksi uterus
Pelepasan jaringan endometrium
Lokhea keluar
Kurang perawatan
Invasi bakteri
Daya tahan tubuh turun
Kelemahan umumLaserasi jalan lahir
Serviks & vagina
Port de entry kuman
Resiko inveksi
Kuman mudah masuk
Intoleransi aktivitasEfektif
ASI keluar
Defisit perawatan diriIsapan bayi adekuat
Oksitosin meningkat
Duktus & alveoli kontraksi
Tidak efektif
ASi tidak keluar
Ketidakefektifan proses menyusuiIsapan bayi tidak adekuat
Pembendungan ASI
Payudara bengkak
Gangguan rasa nyaman, NyeriKehadiran anggota baru
Ansietas
Perubahan pola peran
DAFTAR PUSTAKABahiyatun. 2009. Uku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC
NANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-2014. Jakarta. EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
Yunitasari, Esty. Asuhan Keperawatan Postpartum. http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASUHAN%-20KEPERAWATAN%20POSTPARTUM.pdf. Diakses Tanggal 21 Juli 2014. Pukul 8.46 WIB.Zahra, Roswiyani P. 2010. Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression). http://www.psikologi.tarumanagara.ac.id/s2/wp-content/uploads/2010/09/39-postpartum-depression-roswiyani-p-zahra-mpsi.pdf. Diakses tanggal 21 Juli 2014. Pukul 8.44 WIB.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp-5102-3-bab2.pdfPATHWAY