LP KB

34
LAPORAN PENDAHULUAN DEPARTEMEN MATERNITAS “KELUARGA BERENCANA (KB)” Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan di Puskesmas Singosari Oleh : Fitri Octavia Hadi Putri 115070201111015 Kelompok 2 Reguler PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

description

Keluarga Berencana

Transcript of LP KB

Page 1: LP KB

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN MATERNITAS

“KELUARGA BERENCANA (KB)”

Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan

di Puskesmas Singosari

Oleh :

Fitri Octavia Hadi Putri

115070201111015

Kelompok 2 Reguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: LP KB

1. DEFINISI

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2007).

Penggunaan istilah “keluarga berencana” juga sama artinya dengan

istilah yang umum dipakai di dunia internasional yakni family planning atau

planned parenthood. KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan

suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval

kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta

sesuai situasi masyarakat dan negara.

Perencanaan keluarga merujuk pada penggunaan metode-metode

kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama di antara mereka, untuk

mengatur kesuburan mereka dengan tujuan untuk menghindari kesulitan

kesehatan, kemasyarakatan dan ekonomi.

2. TUJUAN DAN SYARAT

Kontrasepsi bertujuan untuk pasangan yang ingin menunda kehamilan,

menjarangkan kehamilan setelah persalinan atau setelah keguguran, selain itu

pemberian kontrasepsi berupa pil berguna dalam penekanan Luteinizing Hormon

(LH) yang dapat mempengaruhi kadar HCG dalam kasus molahidatidosa.

Perencanaan pemilihan kontrasepsi apa yang akan dipakai nantinya harus

rasional.

Fase menunda kehamilan

Fase menjarangkan kehamilan Fase tidak hamil lagi20 35

Pil IUD Sederhan

a Implan Suntikan

IUD Suntikan Pil Implan Sederhana

IUD Suntikan Minipil Pil Implan Sederhana Steril

Steril IUD Implan Suntikan Sederhana Pil

Sedangkan untuk syarat yang harus dipenuhi adalah :

- Persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami istri atau diri sendiri

- Tidak hamil

Page 3: LP KB

Klien tidak hamil apabila :

1. Tidak senggama sejak haid terakhir

2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar

3. Sekarang dalam 7 hari pertama haid terakhir

4. Sekarang dalam 6 minggu pasca persalinan

5. Sekarang dalam 7 hari pasca keguguran

6. Sedang menyusui dan tidak haid

Langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam memilih metode kontrasepsi

kehamilan adalah :

1. Percaya pada diri sendiri.

2. Bekerjasama dengan suami

3. Mentaati aturan metode secara tertib

3. METODE – METODE KONTRASEPSI

1. Kondom

a. Kondom Pria

Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria

selama melakukan hubungan seksual.

Cara menggunakan kondom:

1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke

belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom

dan masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.

2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai

semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung

kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila

ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.

3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan

pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis

masih dalam keadaan tegang.

4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma

keluar.

5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara

dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan

ank-anak atau binatang.

Page 4: LP KB

b. Kondom Wanita

Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa

dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.

Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila

dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang

efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada

dibawah kendali wanita.

Cara memakai kondom wanita:

1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang

bertutup.

2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.

3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina

4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin

luar tetap berada diluar vagina.

5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke

dalam cincin luar tersebut.

6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan

sebelum kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma

masih tetap berada di dalam kondom.

2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)

Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah

pasangan wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa

jenis pil ini, tetapi masing-masing mengandung hormone esterogen dan

progesterone yang menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil

tersebut harus di minum dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.

Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :

a. Kontrasepsi Oral Kombinasi

Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg

progesterone (noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan

progesterone di tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi.

Maksud pemberian pil ini adalah untuk mencegah pematangan folikel de

Page 5: LP KB

Graaf dan pembentukkan korpus luteum. Kombinasi-kombinasi

kontrasepsi ini juga:

1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan

meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).

2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara

mengurangi kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan

sangat mengalami kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk

sampai uterus.

Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap

terjadi apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini

dapat di terima karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik

dapat di terima, karena metode ini tidak berhubungan dengan masalah

hubungan seksual.

Efek Samping

Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek

samping seperti :

Efek karena kelebihan estrogen

Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut

kembung. Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya

pengeluaran air dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan

bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada akseptor di

anjurkan untuk kurangi konsumsi garam. Efek samping lainnya

berupa sakit kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup

lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan

pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu

berhenti jika pemakaian pil di hentikan.

Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting

dan withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.

Efek karena kelebihan progesterone

Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai

bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan

alopesia karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di

pakai dalam pil.

Page 6: LP KB

Efek samping yang berat

Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila

di dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi,

diabetes mellitus dan obesitas.

Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering

membuat datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.

Kontraindikasi

Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk

kontrasepsi. Kontraindikasinya antara lain :

Kontraindikasi mutlak

- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen

- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun

- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan

serebrovaskular

- Diabetes mellitus

- Kehamilan

Kontraindikasi relatif

- Depresi

- Migraine

- Mioma uteri

- Hipertensi

- Oligomenorea dan amenorea

Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi

Kelebihan

- Efektivitasnya dapat di percaya

- Frekuensi koitus tidak perlu di atur

- Siklus haid tidak teratur

- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang

sama sekali

Kekurangan

- Pil harus di minum setiap hari

- Motivasi harus kuat

Page 7: LP KB

- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara

- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea

yang persisten

- Harganya relative mahal

Cara pemakaian pil kombinasi:

Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28

tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai

1 paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila

memakai paket 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari,

kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang

bulan akan terjadi pada hari-hari dimana kita sedang berhenti minum pil.

Tetapi mulai dengan paket baru meskipun datang bulan belum datang.

Pada kedua paket tersebut baik yang berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil

pertama pada hari pertama datang bulan. Dengan cara ini kita akan

terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah hari pertama, kita bisa

mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari pertama datang bulan. Tetapi

kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada dua minggu

pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB yang lain

atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita harus minum pil setiap

hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim setiap hari. Cobalah

memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan

membantu bila kita selalu mulai minum pil dari paket terbaru pada hari

yang sama.

Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil

Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil.

Kemudian minumlah pil selanjutnya secara teratur seperti semula. Ini

berarti bahwa kita harus minum dua pil dalam satu hari.

Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera

minum pil berikutnya. Minumlah dua pil selama dua hari dan kemudian

teruskan minum satu pil setiap hari sampai habis. Gunakan kodom

sampai kita telah minum pil selama tujuh hari selama berturut-turut. Bila

kita lupa minum tiga pil atau lebih, berhentilah minum pil dan kemudian

Page 8: LP KB

tunggu sampai datang bulan berikutnya. Gunakan kondom selama sisa

siklus bulanan. Kemudian mulai dengan paket yang baru.

Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan

sedikit, seperti datang bulan yang ringan.

1. Pil Progesteron

Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih

aman bagi wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita

timbul efek samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih

baik bagi ibu menyusui karena tidak mengandung zat yang

menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat

efektif bagi ibu-ibu menyusui.

Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna.

Pada beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan

secara normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak

terjadi produksi progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja

terletak pada kerjanya pada mucus serviks dengan membuat mukus

ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi

kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup sangat

sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.

Efek samping yang umum terjadi:

Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak

Datang bulan terlambat

Sering pusing

2. Pil sekuensial

Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah

pertama siklus mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang

kedua diberikan pil yang mengandung baik estrogen maupun

progesterone. Efek keseimbangan hormone ini ialah penekanan

ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan menekan

laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial

memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya

berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan

libido.

Page 9: LP KB

Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada

kontrasepsi oral, yaitu mencakup sebagai berikut :

A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau

kandung empedu.

C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya

sumbatan pembuluh darah pada paru atau jantung.

H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau

hipertensi.

E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau

hipertensi.

S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

3. Implant

Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit

lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti

mini-pi. Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang

yang tersedia adalah Norplant.

Cara pemakaian implant

Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit

lengan untuk memasukan dan mengeluarkan implant. Ini biasanya

dilakukan di klinik atau di puskesmas.

4. KB Suntikan

Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953

oleh Karl Junkmann. Tahun 1957 Junkmann dan kawan-kawan

menemukan NET EN. Pada sata yang sama Upjohn Company di Amerika

Serikan menemukan DMPA yang berasal dari hormon alamiah

progesteron. NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang pakai

sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaan-

percobaan pertama dari DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada

tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan di lapangan pada tahun 1965.

Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk memasarkan

Page 10: LP KB

DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah

diketahui dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal per-

oral merupakan penyebab munculnya efek samping. Seperti, mual,

muntah, munculnya bekuan darah, sehingga adanya metode kontrasepsi

yang bebas esterogen seperti DMPA dan mini-pil merupakan hal yag

sangat menarik. Tetapi pada tahun 1970, penelitian-penelitian

menunjukkan bahwa progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan

benjolan-benjolan pada payudara binatang percobaan anjing beagle,

sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA. Pada bulan

September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui

DMPA sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang

telah mengalami kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.

Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud

nya tersebut, setelah timbul pertanyaan paakah DMPA dapat

meninggikan risiko karsinoma serviks. Tahun 1975 dinyatakan tidak ada

bukti-bukti tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan diusulkan kembali

penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada

tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu

metode kontrasepsi, dengan alasan :

1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing

beagle yang diberikan DMPA belum terpecahkan.

2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus

kegagalan kontrasepsi.

3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler

karena DMPA, akan mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi

progestin saja.

4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari

pemakaian DMPA di Amerika Serikat.

Disamping itu pihak-pihak yang menyetujui metode kontrasepsi

suntikan juga menyatakan bahwa :

a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan

kepadanya atau wanita disuntik tanpa seizinnya (tanpa irformed

consent).

Page 11: LP KB

b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang, efeknya termasuk efek

smaping utama maupun yang minor tidk dapat segera dihentikan

dengan jalan menghentikan suntikannya. Baru pada bulan Oktober

1992 FDA menyetujui Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan.

Kontrasepsi Suntikan (Injektables)

Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk

mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang

(lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan

bersanggama, tetapi tetap reversibel.

Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang

banyak dipakai adalah :

1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera

a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang

lebih 20 tahun dan smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira

5 juta wanita.

b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.

2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat

a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5

juta wanita.

b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali

setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama),

kemudin selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan untuk

:

DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun

NET EN : 2 per 100 wanita pertahun

Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain

kecil sekali, antara lain :

Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).

Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan

setelah menghentikan suntikannya.

Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi

suntikan tidak menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma

payudara atau serviks, progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk

mengobati karsinoma endometrium.

Page 12: LP KB

Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan

DMPA :

1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.

2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu

kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.

3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi

umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.

4. Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA

dalam darah/serum.

NET EN :

1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam

larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang

tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam

sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.

2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat

dibandingkan dengan DMPA.

3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)

sebelum ia menjadi aktif secara biologis.

4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,

kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu

2,5 – 4 bulansetelah disuntikkan.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

1. Primer: Mencegah ovulasi

Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH

surge). Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing

hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses

terjadi di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan

POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada

kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan

hipo-estrogenik.

Page 13: LP KB

Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi

dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi

edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi

sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila

dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali

menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.

2. Sekunder:

a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi

barier terhadap spermatozoa

b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi

dari ovum yang telah dibuahi

c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam

tuba fallopii

Efektivitas Kontrasepsi Suntikan

a. Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode

kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan

dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per 100 wanita per-tahun

pemakaian NET EN

b. Kontrasepsi suntikan sama efektifnya seperti POK (Pil Oral

Kombinasi), dan lebih efektif daripada IUD

c. Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai

150 mg setiap 3 bulan adalah dosis yang tinggi. Setelah suntikan

DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Sehingga

terdapat periode “tenggang-waktu/ waktu kelonggaran” (grace period)

selam 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3

bulan

d. Penelitian dalam skala kecilk akhir-akhir ini menemukan bahwa dosis

lebih rendah dari DMPA – 100 mg sekali setiap 3 bulan hampir sama

efektifnya dngan suntikan 150 mg, dengan angka kegagalan 0,44 per

100 wanita per tahun.

Sedangkan pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300,

400 atau 450 mg DMPA umumnya menujukkan angka kegagalan yang

sedikit lebih tinggi, 0-3,6 kehamilan per 100 wanita-per tahun.

Page 14: LP KB

e. NET EN 200 mg lebih efektif bila diberikan dalam jarak waktu yang

lebih pendek. Penyuntikan sekali setiap 8 minggu: angka kegagalan

0,4-1,8 per 100 wanita per 24 bulan. Penyuntikan sekali setiap 12

minggu angka kegagalan 6,6 per 100 wanita per 24 bulan

f. Masa kerja NET EN lebih singkat daripada DMPA, sehingga tidak

terdapat “tenggang-waktu”waktu-kelonggaran” (grace period) untuk

akseptor NET EN yang terlambat disuntik-ulang.

Menurut WHO pemakaian sekali setiap 8 minggu sedikit lebih

efektif dibandingkan sekali setiap 8 minggu selama 6 bulan yang disusul

suntikan sekali setiap 12 minggu.

Kontra-Indikasi Suntikan

WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi

suntikan pada:

- Kehamilan

- Ca Mammae

- Ca Traktus Genitalia

- Pendarahan Abnormal Uterus

Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:

- Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK

- Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus

dilakukan follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan

laboratorium, ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism

karbohidrat.

Efek Samping Suntikan

- Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering

mengganggu.

a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:

- Amenore

- Perdarahan ireguler

- Perdarahan bercak

Page 15: LP KB

- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang

hilang

b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian

Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang

dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah

besar.

c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan

atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan

ireguler masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan

dengan perubahan dalam kadar hormone atau histologi

endometrium.

d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan-

bercak dan amenore dibandingkan dengan NET EN, dan amenore

pada DMPA tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan

berat badan tinggi

e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya

memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya

insidens anemia

f. Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat

membahayakan diri akseptor, jarang terjadi.

- Berat badan yang bertambah

a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi

antara < 1kg- 5 kg pada tahun pertama

b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya

terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena

retensi cairan tubuh

c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu

makan di hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan

lebih banyak dari pada biasanya.

- Sakit Kepala

Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan

terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor

- System kardiovaskular

a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau

system pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak

Page 16: LP KB

ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah

resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.

b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL

kolesterol, baik pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat

menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL

kolesterol rendah menyebabkan timbulnya arterosklerosis.

Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak

ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.

Jenis kontrasepsi berdasarkan waktu pemberian:

a. Kontrasepsi suntikan jangka panjang yang baru

WHO meneliti dua macam kontrasepsi suntikan yang baru, yang

merupakan senyawa ester berasal dari NET atau Levonorgestrel.

Ester adalah kombinasi streroid dengan suatu asam:

1) HRP002

Berisi levonorgestrel butanoate, dosis 20mg akan mencegah

ovulasi untuk 3 bulan, beredar tahun 1992

2) HRP011

Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopentyl carboxylate, yang

secara kimiawi serupa dengan progestin lain yaitu norgestimate.

Senyawa tersebut kurang mengakibatkan perubahan-perubahan

endometrium. Dosis yang sedang diteliti 20, 40, dan 60 mg.

jangka penyuntikan 6 bulan beredar pada pertengahan dasawarsa

1990.

Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih

banyak dibandingkan kontrasepsi suntikan yang sudah ada atau

standar:

Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir

konstan, tanpa pelepasan-awal yang tinggi seperti yang terjadi

pada DMPA dan NET EN

Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti

yang dipakai pada DMPA, sehingga pembuatannya lebih

mudah dan biaya nya lebih murah.

Page 17: LP KB

b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan

Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari

kombinasi dari estrogen dan progesteron.

Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

dengan kontrasepsi biasa atau standar, yaitu:

1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan

2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan

irregular lainnya

3) Kurang menimbulkan amenore

4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan

Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:

a. Penyuntikan lebih sering

b. Biaya keseluruhan lebih tinggi

c. Kemungkinan efek samping karena estrogen

Efek Non-Kontraseptif

Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang

menguntungkan, yaitu:

a. DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium

(primer maupun mestatik)

b. Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah

ASI

c. Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah

anemia, baik pada DMPA maupu NET EN

d. Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika),

DMPA mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah

merah abnormal.

e. DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi

traktus genitalia/PID

f. DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis

g. DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma

endometrium

h. DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada

karsinoma ginjal (sebagai pengobatan paliatif)

Page 18: LP KB

i. DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox

j. DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar

testosterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.

5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)

IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh

dokter atau petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim,

IUD akan mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel terlur

wanita. IUD bisa tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung

pada jenis IUD) sebelum di lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat

digunakan tanpa sepengatuhan pria (meskipun kadang-kadang pria dapat

merasakan benangnya).

Kontraindikasi:

- Hamil atau mungkin hamil.

- Dalam bahaya penularan PMS.

- Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah

melahirkan atau setelah keguguran.

- Pernah hamil diluar kandungan.

- Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang

bulan.

- Sangat anemik.

- Belum pernah hamil.

Efek samping:

Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai

IUD. Beberapa wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih lama lebih

banyak dan lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah tiga bulan

pertama pemakaian IUD.

Cara menggunakan IUD:

Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah

dilatih khusus setelah dilakukan pemeriksaan. Waktu yang terbaik

pemasangan IUD adalah selama datang bulan. Setelah melahirkan, lebih

baik menunggu enam bulan untuk memberi kesempatan rahim pulih

kembali baik ukuran dan bentuknya sebelum memasukan IUD.

Page 19: LP KB

Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka

tidak akan efektif lagi untuk mencegah kehamilan, karena itu sangat

penting untuk bisa memeriksa sendiri letak IUD untuk memastikan letak

masih baik. Sebagian besar IUD mempunyai dua benang yang terjurai

kadang-kadang sampai di mulut vagina. Kita bisa memeriksa benang

tersebut setiap setelah datang bulan untuk memastikan letak IUD masih

baik.

Cara memeriksa letak IUD:

1. Cuci tangan.

2. Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan

jangkau sedalam-dalamnya. Rasakan adanya benang tetapi jangan

mencoba untuk menarik keluar.

3. Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.

Penghentian pemakaian IUD:

Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke petugas

kesehatan yang akan mengeluarkan IUD, jangan mencoba

mengeluarkannya sendiri. Kita bisa segera menjadi hamil setelah IUD

dikeluarkan.

6. Sterilisasi

Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita

hampir tidak mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini

bersifat permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa

yang betul-betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi.

Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus

pergi ke RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup

cepat dan aman yang jarang menimbulkan efek samping.

a. Vasektomi (operasi pria)

Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana

dilakukan pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir

ke penis. Buah pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama

sekali. Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan

telah dilatih untuk melakukannya. Tindakan operasi ini hanya

berlangsung beberapa menit.

Page 20: LP KB

Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan

seksual ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria

masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan

tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria

tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih

sperma betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara

kb yang telah biasa dipakai.

b. Tubektomi (operasi wanita)

Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi,

tetapi tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung

sekitar 30 menit.

Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian

memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung

telur kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita

untuk melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan

seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk

AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk

penyakit-penyakit tersebut.

7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)

Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara

yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI

saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.

Cara kerja

Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya

ovulasi. Pada saat laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah

oksitosin dan prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar prolaktin

meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat

(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen sehingga

tidak terjadi ovulasi.

Manfaat

Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.

Manfaat non kontrasepsi:

Untuk bayi:

- Mendapatkan kekebalan pasif.

Page 21: LP KB

- Peningkatan gizi.

- Mengurangi resiko penyakit menular.

- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula,

atau alat minum yang dipakai.

Untuk ibu:

- Mengurangi perdarahan post partum.

- Membantu proses involusi uteri.

- Mengurangi resiko anemia.

- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Kelemahan:

- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.

- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah

melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.

- Tidak melindungi dari penyakit menular.

- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.

- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti

berikut ini:

1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.

2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.

3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap

bayi merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6

jam baik siang maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.

4. PATHWAY (terlampir)

5. PENGKAJIAN

Data Subyektif

a. Identitas

Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,

agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.

b. Keluhan Utama

Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik

kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi,

perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.

c. Riwayat KB

Page 22: LP KB

Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum

menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor

KB tersebut.

d. Riwayat Obstetri Lalu

Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

e. Riwayat Menstruasi Lalu

Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah

haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.

f. Riwayat Kesehatan Klien

Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker

payudara, DM, dan TBC.

g. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,

TBC, hipertensi dan kanker payudara.

h. Pola Kehidupan

Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,

pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.

Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB,

suhu badan, kesadaran.

2) Pemeriksaan Khusus

a. Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,

conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.

b. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar

limfe, adanya bendungan vena jugularis.

c. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada

payudara.

d. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba

adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.

e. Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan

ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

Page 23: LP KB

6. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 DS :

Klien mengatakan

khawatir untuk

menggunakan alat

kontrasepsi

Penggunaan alat

kontrasepsi

Adanya efek samping

dari kontrasepsi

Haid tidak teratur

Perubahan pola haid

Cemas

Ansietas

7. PRIORITAS DIAGNOSA

1. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping dari alat

kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk

menggunakan alat kontrasepsi

8. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 30 menit,

klien dapat mengatasi kecemasannya

dengan kriteria hasil :

NOC : Anxiety Control, Coping

- Klien mampu mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala cemas

- Klien mampu mengungkapkan

dan menunjukkan tehnik untuk

mengontrol cemas

- Postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat

aktivitas menunjukkan

NIC : Anxiety Reduction

- Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap perilaku

klien

- Jelaskan semua prosedur

penggunaan alat

kontrasepsi serta efek

samping yang ditimbulkan

- Berikan informasi factual

mengenai dampak dari efek

samping

- Libatkan keluarga untuk

mendampingi klien

Page 24: LP KB

berkurangnya kecemasan - Bantu klien mengenal situasi

yang menimbulkan

kecemasan

- Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

- Berikan kesempatan

bertanya tentang

keuntungan dan kerugian

alat kontrasepsi

- Berikan dukungan

psikososial

9. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NODiagnosa

KeperawatanImplementasi Evaluasi

1 Ansietas - Menyatakan pada klien harapan

perawat terhadap perilaku klien

agar kooperatif

- Menjelaskan semua prosedur

penggunaan alat kontrasepsi

serta efek samping yang

ditimbulkan

- Memberikan informasi factual

mengenai dampak dari efek

samping

- Melibatkan keluarga untuk

mendampingi klien

- Membantu klien mengenal situasi

yang menimbulkan kecemasan

- Mendorong klien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

- Memberikan kesempatan

S :

- Klien mengatakan

memahami anjuran perawat

- Klien mengatakan mampu

untuk melakukan anjuran

perawat

O :

- Klien mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat

- Klien mampu ikut

mengambil keputusan

tentang penggunaan alat

kontrasepsi

- Klien mampu melakukan

anjuran perawat

A :

Masalah teratasi

Page 25: LP KB

bertanya tentang keuntungan dan

kerugian alat kontrasepsi

- Berikan dukungan psikososial

P :

Hentikan intervensi