LP Distrimia

5
A. PENGERTIAN Istilah disritmia dan aritmia pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, meskipun disritmia diartikan sebagai abnormalitas irama jantung sedangkan aritmia berate tidak adanya irama. Sekarang lebih banyak digunakan istilah disritmia. Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia merupakan gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung. Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat kemungkinan tempat asal disritmia : nodus sinus, atrial, nodus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur, dan penyekat jantung. B. ETIOLOGI Etiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh: 1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi) 2. gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner, misalnya iskemia miokard, infark miokard. 3. Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia lainnya. 4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi) 5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung. 6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat 7. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis) 8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme) 9. Gangguan irama jantung atau gagal jantung 10. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung 11. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung). Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu: 1. Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid, prokainamid) dan IC (flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan trisiklik, teofilin. 2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan hiperkalemia, asidosis. 3. Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral. 4. Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson white, dan sindrom QT panjang. 5. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi takikardi superventrikuler. 6. Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium. Adapun jenis Disrirmia, sebagai berikut : 1. Disritmia nodus sinus, terdiri dari: a. Bradikardi sinus b. Takikardi sinus 2. Disritmia atrium, terdiri dari: a. Premature atrium contraction b. Paroxysmal atrium tachicardi c. Flutter atrium d. Atrium fibrilasi 3. Disritmia ventrikel, terdiri dari:

description

lp distritmia

Transcript of LP Distrimia

A. PENGERTIANIstilah disritmia dan aritmia pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, meskipun disritmia diartikan sebagai abnormalitas irama jantung sedangkan aritmia berate tidak adanya irama. Sekarang lebih banyak digunakan istilah disritmia.Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia merupakan gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung.Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat kemungkinan tempat asal disritmia : nodus sinus, atrial, nodus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur, dan penyekat jantung.B. ETIOLOGIEtiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh:1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)2. gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner, misalnya iskemia miokard, infark miokard.3. Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia lainnya.4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi)5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat7. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis)8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)9. Gangguan irama jantung atau gagal jantung10. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung11. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung).Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:1. Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid, prokainamid) dan IC (flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan trisiklik, teofilin.2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan hiperkalemia, asidosis.3. Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.4. Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson white, dan sindrom QT panjang.5. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi takikardi superventrikuler.6. Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.Adapun jenis Disrirmia, sebagai berikut :1. Disritmia nodus sinus, terdiri dari:a. Bradikardi sinusb. Takikardi sinus2. Disritmia atrium, terdiri dari:a. Premature atrium contractionb. Paroxysmal atrium tachicardic. Flutter atriumd. Atrium fibrilasi3. Disritmia ventrikel, terdiri dari:a. Premature ventrikel contractionb. Ventrikel bigeminic. Ventrikel tachicardid. Ventrikel fibrilasi4. Abnormalitas hantaran, terdiri dari:a. AV block first degreeb. AV block second degreei. AV block second degree type 1ii. AV block second degree type 2c. AV block third degree (total AV block)d. Asistole ventrikelC. PATOFISIOLOFI1. DISRITMIA NODUS SINUSa) Bradikardi SinusBradikardi sinus bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan intracranial, atau infark miokard. Bradikardi sinus juga dijumpai pada olahraghawan berat, orang yang sangat kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa), pada keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison, panhipopituitarisme), pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan setelah kerusakan bedah nodus SA.Karakteristik :Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menitGelombang P : mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normalKompleks QRS : biasanya normalHantaran : biasanya normslIrama : regularb) Takikardi SinusTakikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebablkan oleh demam, kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri, keadaan hipermetabolisme, kecemasan, simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.Karakteristik :Frekuensi : 100 sampai 180 denyut per menitGelombang P : mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam dalamgelombang T yang mendahuluinya; interval PR normalKompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normalHantaran : biasanya normslIrama : regular2. DISRITMIA ATRIUMa) Kontraksi Prematur AtriumKontraksi Prematur Atrium (PAC = premature atrium contraction) dapat disebabakan oleh iritabilitas otot atrium kerana kafein, alcohol, nikotin, miokardium Atrium yang teregang seperti pada gagal jantung kongestif, stress atu kecemasan, hipokalemia (kadar kalium rendah), cedera, infark, atau keadaan hipermetabolik.Karakteristik :Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menitGelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan gelombang P yang berasal dari nodus SA. Tempat lain pada atrium telah menjadi iritabel (peningkatan otomatisasi) dan melepaskan impuls sebelum nodus SA melepaskan impuls secara normal. Interval PR dapat berbeda dengan interval PR impuls yang berasal dari nodus SA.Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak ada. Bila ventrikel sudah menyelesaikan fase rep[olarisasi, mereka dapat merespons stimulus atrium ini dari awal.Hantaran : biasanya normslIrama : regular, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi lebih awal dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.b) Takikardi Atrium ParoksismalTakikardi Atrium Paoksismal (PAT = paroxysmal atrium tachychardia) adalah takikardi atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik, atau alcohol. PAT biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung organic. Frekuensi yang sangat tinggfi dapat menyebabkan angina akibat pebnurunan pengisian artei koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.Karakteristik :Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menitGelombang P : ektopik dan mengalami distorsi disbanding gelombang P normal; dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR memendek (kurang dari 0,12 detik)Kompleks QR : biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila terjadi penyimpangan hantaranHantaran : biasanya normalIrama : regular

c) Flutter AtriumFluter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 400 kali per menit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenartnya masih normal, sehingga komp;leks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda penting dari disritmia tipe ini, karena hantran 1 :1 impuls atrium yang dilepaskan 250 sampai 400 kali per menit akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu disritmia yang mengancam jiwa.Karakteristik :Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 400 denyut per menitGelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat. Gelombang ini disebut sebagai gelombang F.Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga normal.Gelombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang fluterIrama : regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (mis., 2:1, 3:1, atau kombinasinya)d) Fibrilasi AtriumFibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan tidak terkoordinasi)biasanya berhubungan dengan penyakit jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif, tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung congenital.3. DISRITMIA VENTRIKELa) Kontraksi Prematur VentrikelKontraksi premature ventrikel (PVC = premature ventricular contraction) terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC biasa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau peningkatan sirkulasi katekolamin.b) Bigemini VentrikelBigemini Ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi di mana setiap denyut adalah premature.c) Takikardi VentrikelDisritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti pada PVC. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas.d) Fibrilasi VentrikelAdalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.4. ABNORMALITAS HANTARANa) Penyekat AV Derajat-SatuBiasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau mungkin disebabkan pleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan infark miokard dinding inferior jantung.b) Penyekat AV Derajat-DuaJuga disebabkan oleh penyakit jantung organic, IM, atau intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung dan biasanya penurunan curah jantung(curah jantung = volume sekuncup x frekuensi jantung).c) Penyekat AV Derajat-TigaJuga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi digitalis, dan MI. frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan penurunan perfusi ke organ vital. Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.5. ASISTOLE VENTRIKELTidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut nadi dan pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.D. MANIFESTASI KLINISKebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi, atau adanya denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang tidak teratur. Keadaan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien dengan aritmia yang berbahaya adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih serius kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan ke jaringan tubuh tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme jaringan terganggu. Adapun penampilan klinis klien sebagai berikut:e. anxietasf. gelisahg. capek dan lelah serta gangguan aktivitash. palpitasii. nyeri dadaj. vertigo, syncopek. tanda dan gejala sesak, craklesl. tanda hipoperfusiE. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.2. Monitor Holder : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan di mana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevalusasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.3. Foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.5. Tes stress latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.6. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.7. Pemeriksaan obat : dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya obat jalanan, atau dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin, dll.8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan/meningkatkan disritmia.9. Laju sedimentasi : peningggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia.10. GDA/nadi oksimetri : hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksasernasi disritmia.F. PENATALAKSANAANa. Masase Kritisb. Obat anti aritmiac. Pemasangan pacu jantung sementarad. Penanganan menggunakan alat kejut listrik