LP CA PARU2
-
Author
hakim-luqman -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of LP CA PARU2
-
7/27/2019 LP CA PARU2
1/22
-
7/27/2019 LP CA PARU2
2/22
Page 2 of22
3. Kanker paru akibat kerjaTerdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil
nikel(pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput).Pekerja pemecah
hematite(paru-paru hematite) dan orang-orang yang bekerja dengan asbestos
dandengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4. Polusi udaraMereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih dari pada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanyakarsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer dikota.
5. GenetikTerdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,yakni:
a. Proton onkogenb. Tumor suppressor genc. Gene encoding enzyme
6. DietDilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin
Amenyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru
C. PATOFISIOLOGIAda tiga langkah perkembangan kanker, yaitu insiasi, promosi dan
progresi.Insiasi atau tahap awal yang dimulai dengan sel-sel yang normal mengadakan
kontak dengan karsinogen.Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen atau sub- bronkus
menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen.Tahap kedua yaitu promosi, dengan adanya pengendapan karsinogenmaka
menyebabkan metaplasia, hiperplasia, dan displasia.Termasuk dalamfaktor-faktorpromosi yaitu rokok, penyalahgunaan alkohol, dan komponen makanan yang terus
menerus mempengaruhi sel-sel yang sudah mengadakan mutasi atau perubahan.Faktor-
faktor promotor ini menambah perubahan struktur sel, sehingga kecepatan mutasi
spontan juga bertambah.Selain itu jumlah sel-selyang tidak normal juga meningkat.
Pada tahap akhir yaitu progresi: bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,
hiperplasia, dan displasia menembus ruang pleura biasa timbul efusi pleura, dan bisa di ikuti
invasi langsung pada kostadan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari
salah satu cabang bronkus yang terbesar.Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi
-
7/27/2019 LP CA PARU2
3/22
Page 3 of22
bronkus diikuti dengan supurasi dibagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptisis, dipsnea, demam dan dingin. Wheezing unilateral dapatterdengar pada
auskultasi.Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati.Kanker paru dapat bermetastase ke struktur-struktur
terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, perikardium, otak, tulang rangka.
Karsinoma bronkhogenik berawal sebagai lesi mukosa kecil yang biasanya
padat dan berwarna abu-abu putih. Lesi dapat membentuk massa intra lumen,
menginvasi mukosa bronchus, atau membentuk massa besar yang mendorong parenkim paru di
dekatnya. Beberap tumor besar mengalami kavitasi akibat nekrosis sentral
atauterbentuknya focus perdarahan. Akhirnya, tumor ini dapat meluas ke
strukutur intrathoraks di dekatnya.Penyebaran yang lebih jauh dapat terjadi melalui
limfatik atau darah.Karsinoma bronkhogenik biasanya dibedakan menjadi karsinoma
paru-paru selkecil (SCLC), yaitu karsinoma oat cell.Sedangkan karsinoma paru-paru
sel tidak kecil (NSCLC), yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan
karsinoma sel besar.Karsinoma sel oat (oat cell), biasanya terletak di tengah di sekitar
percabangan utama bronchi.Tumor ini timbul dari sel-selKulchitsky, kompnen normal
dariepitel bronkus.Secara mikroskopis, tumor ini terbentuk dari sel-sel kecil denganinti
hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.Karsinoma oat cell memiliki
waktu pembelahan yang tercepat dan prognosis yang terburuk dibandingkan dengan
semua karsinoma bronkogenik.
Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan
penyebaran hematogen ke organ-organ distal, sering dijumpai.Karsinoma sel skuamosa
berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epiteltermasuk metaplasia, atau
displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.
Tumor ini cenderung timbul di bagian tengah bronkus utama dan akhirnya menyebarke kelenjar hilus lokal, tetapi tumor ini lebih lambat menyebar keluar thoraks
dibandingkan dengan tipe histologik lain. Karsinoma sel mukosa seringkali disertai
batuk dan hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi, pneumonia, dan pembentukan abses
akibat abstruksi dan infeksi sekunder.Adenokarsinoma, memperlihatkan susunan
selular seperti kelenjar bronchus dandapat mengandung mucus.Biasanya timbul di
bagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan denga jaringan
parut local pada paru-paru dan fibrosis interstitial kronik.Lesi seringkali meluas melalui
pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukan
-
7/27/2019 LP CA PARU2
4/22
Page 4 of22
gejala-gejala sampai terjadi metastasis yang jauh.Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas
yang besar dan berdifferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti
bermacam-macam.Sel-sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh
cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.Secara keseluruhan,
NSCLC memiliki prognosis lebih baik daripada SCLC.Jika NSCLC (karsinoma sel
skuamosa atau adenokarsinoma) terdeteksi sebelum metastasis atau penyebaran lokal
dapat dicapai kesembuhan dengan lobektomi atau pneumonektomi.
Pathway
Asap tembakau Radiasi Genetik Polusi Udara
Adeno Karsinoma Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Bronkial Alveolar
Bronkus mengandung Perubahan epitel bronkus, Penimbunan Toksin
mukus metaplasia, dysplasia
Timbul pada bagian Bronkus besar Respon umum tubuh
perifer segmen bronkus menghasilkan sputum
Fibrasi intertisial Perubahan struktur alveoli Kehilangan fungsi silia
Lesi dan melebarnya Gangguan suplai O2 Peningkatan jumlah sekret
pembuluh darah
Kurang informasi / kurang interpretasi informasi
Nyeri
Kerusakan pertukaran gas Ketidakefektifan jalan napas
Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
-
7/27/2019 LP CA PARU2
5/22
Page 5 of22
D. TANDA DAN GEJALAGejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
- Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat- Dahak berdarah, berubah warna dan maikn banyak- Nafas sesak dan pendek -pendek- Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas- Kelelahan kronis- Kehilangan selera makan atau turunnya berat badan- Suara serak atau parau- Pembengkakan di wajah atau leher
E. PENGKAJIAN1. Pemeriksaan Fisik
a) InspeksiSecara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/
tanpa peningkatan produksi secret. Pergerakan dada bias asimetris apabila
terjadikomplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Gejala-gejala umum seperti
anoreksia, lelah, dan berkurangnya berat badan merupakan gejala lanjutan.
b)PalpasiPada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
c) PerkusiPada perkusi, didaptkan suaranormal sampai hipersonor.
d)AuskultasiDidapatkan bunyi stridor lokal, wheezing unilateral didapatkan
apabilakarsinoma melibatkan penyempitan bronkus dan ini merupakan tandakhas pada tumor bronchus.Penyebaran local tumor ke struktur mediastinum
dapatmenimbulkan suara serak akibat terserangnya saraf rekuren, terjadi
disfagiaakibat keterlibatan esophagus, dan paralysis hemidiafragma akibat
keterlibatansaraf frenikus.
2. Keluhan UtamaKeluhan utama bisanya bervariasi seperti keluhan batuk, batuk produktif,
batuk darah, dan sesak napas.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
6/22
Page 6 of22
3. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat penyakit saat ini biasanya keluhan hamper sama dengan jenis
penyakit paru yang lain dan tidak mempunyai awitan (onset) yang khas.
Batuk merupakan gejala umum yang seringkali diabaikan oleh klien atau
dianggapsebagai akibat merokok atau bronkitis. Bila karsinoma bronkus
berkembang pada klien dengan bronchitis kronis, batuk akan timbul lebih sering
dan volumesputum bertambah.
4. Riwayat Penyakit KeluargaTerdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari klien dengan Ca paru beresiko
lebih besar mengalami penyakit ini, walaupun masih belum dipastikan apakahhal
ini benar-benar karena faktor herediter atau karena faktor familial.
5. Riwayat Penyakit Masa LaluMenyakan riwayat perokok pasien, pajanan asbestos. Pernahkah menjalani
radioterapi atau kemoterapi. Jika pasien bermaksud melakukan pneumonektomi/
lobektomi tanyakan fungsi paru dan penyakit kardio respiratorius lain.
6. Pengkajian Pola Gordona. Persepsi-Manajemen
Kesehatan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca paru. Tindakan yang
dilakukan pasien untuk mengurangi rasa sakit atau rasa nyeri.
b.Nutrisi- Kebiasaan diet buruk (misal: rendah serat, tinggi lemak, adiktif,
bahan pengawet )
- Anoreksia, mual/ muntah- Intoleransi makanan-
Perubahan pada berat badan- Edema wajah/ leher, dada, punggung (destruksi vena kava); edema wajah/
periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
- Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid)c. Eliminasi
- Diarea yang hilang timbul- Peningkatan jumlah atau frekuensi urin
d. Aktivitas dan Latihan- Kelemahan
-
7/27/2019 LP CA PARU2
7/22
Page 7 of22
- Ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin- Dispnea karena aktivitas- Takikardia/ disritmia- JVP (obstruksi vena kava)- Nyeri dada, nyeri bahu/ tangan, nyeri tulang/ sendi, dan nyeri abdomen hilang
timbul
e. Seksualitas- Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar)- Amenorea/ impoten
f. Istirahat dan TidurInsomnia
g. Kebutuhan rasa nyaman- Nyeri dada di mana dapat / tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi- Nyeri bahu/ tangan- Nyeri tulang/ sendi- Nyeri abdomen hilang timbul
h. Konsep DiriMenolak kondisi yang berat/ potensial keganasan
i. Stres koping- Perasaan takut- Kegelisahan
j. Hubungan PeranKelemahan/ ketidakadekuatan sistem pendukung
k. SpiritualKegiatan beribadah saat pasien sakit
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Foto Rontgen Dada
Pada kanker paru, pemeriksaan foto rontgen dada ulang diperlukan juga
untuk menilai doubling time-nya.Dilaporkan bahwa, kebanyakan kanker
parumempunyai doubling time 37-65 hari.Bila doubling time >18 bulan berartitumornya
benigna. Tanda-tanda tumor benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat
konsentris, solid dan adanya kalsifikasi yang tegas.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
8/22
Page 8 of22
2. Pemeriksaan Computed Tomography danMagnetic Resonance ImagingPemeriksaan CT Scan pada torak, lebih sensitive dari pada pemeriksaan fotodada
biasa, karena bisa mendeteksi kelainan nodul dengan diameter minimal 3mm,
walaupun positif palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 25-60%.Pemeriksaan.
MRI torak tidak lebih superior dibandingkan CT Scan torak. Saatini sedang
dikembangkan teknik imaging yang lebih akurat yakni, PositronEmmision
Tomography (PET) yang dapat membedakan tumor jinak dan ganas berdasarkan
perbedaan biokimia dalam metabolism zat-zat seperti glukosa,oksigen, protein,
asam nukleat. Contoh zat yang dipakai: methionine 11 C danF-18 flurodeoxyglucose
(FD6).Beberapa positif palsu untuk tanda malignan ditemukan juga pada lesi
inflamasidan infeksi seperti aspergilosis dan tuberculosis.
3. Pemeriksaan Bone ScanningPemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke
tulang.Insiden tumor NSCLC ke tulang dilaporkan sebesar 15%.
4. Pemeriksaan SitologiPemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada
keluhanseperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif
karena tergentung dari:
a. Letak tomor terhadap bronkusb. Jenis tumorc. Teknik mengeluarkan sputumd. Jumlah sputum yang diperiksa. Dianjurkan 3-5 hari berturut-turute. Waktu pemeriksaan sputum (sputum harus segar)
Pada kanker yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik
dapatmemberikan hasil positif sampi 67-85% pada karsinoma sel skuamosa.f. Pemeriksaan sitologi lain untuk mendiagnostik kanker paru dapat
dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supra
klavikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopi.
5. PemeriksaanHispatologiMerupakan standar emas diagnosis kanker paru, untuk mendapatkan spesimennya
dapat dengan cara biopsi melalui:
a. Bronkoskopib. Transtorakal biopsi
-
7/27/2019 LP CA PARU2
9/22
Page 9 of22
c. Torakoskopid. Mediastinoskopi
6. Pemeriksaan SerologiSampai saat ini belum ada penanda tumor-tumor (tumor-marker) untuk diagnostik kanker
paru yang spesifitasnya tinggi. Beberapa tes yang dipakaiadalah:
a. CEA (Carcinoma Embryonic Antigen)b. NSE (Neuro-Spesific enolase)c. Cyfra 21-1 (Cytokeratin fragments 19) NSE diketahui spesifik untukSmall Cell
Carcinoma dan sensivitasnyadilaporkan 52% sedangkan cyfra 21-1 mencapai 50%
untuk kelompok LD(limited disease)-SCLC.Pada kelompok ED (extensive
disease) SCLC, sensitivitas NSE 42% dan cyfra21-1 mencapai 50%.Bila
pemeriksaan ini digabung maka sensitivitas jadi 78% untuk kelompok LDdan
82% kelompok ED. Uji serologis tumor marker tersebut di atas sampai saatini
lebih banyak dipakai untuk evaluasi hasil pengobatan kanker paru.
G. PENATALAKSANAAN1. Manajemen tanpa pembedahan
a. Terapi oksigenDiberikan jika pasien mengalami hipoksemia, perawat dapat memberikan
oksigen via masker atau nasal sesuai dengan permintaan.
b. Terapi obatc. Jika pasien mengalami bronkospasme dapat diberikan bronkodilator dan
kortikosteroid untuk mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan edema. Opiat
diberikan terutama untuk membantu mengurangi nyeri dan dyspnea.
d.
KemoterapiKemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasis luas, dan
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi. Agenkemoterapi yang biasa
diberikan untuk menangani kanker, termasuk kombinasi dari:
1) Cyclophosphanide, deoxorubicin, methotrexate, dan procarbazine.2) Etoposide dan cisplatin3) Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin
-
7/27/2019 LP CA PARU2
10/22
Page 10 of22
e. ImunoterapiBanyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan imun. Agen
imunoterapi (cytokin) biasa diberikan.
f. Terapi radiasiIndikasi:
1) Pasien dengan tumor paru-paru yang operable, tetapi berisiko jika dilakukanoperasi pembedahan.
2) Pasien dengan kanker adenokarsinoma atau sel skuamosainoperable dimana terdapat pembesran kelenjar getah bening padahilus ipsilateral dan
mediastinal.
3) Pasien kanker bronkus dengan oat cell4) Pasien kambuahn sesudah lobektomi atau pneumonektomi.
Komplikasi:
a) Esofagitis, hilang satu minggu atau sepuluh hari sesudah pengobatanb) Penumonitis: pada rontgen terlihat bayangan eksudat
sesudah penyinaran
g. Terapi laserh. Torasentesis dan pleurodosis
1) Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi pasien dengan kanker paru-paru2) Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura visceralis dan parietalis dan
obstruksi kelenjar limfe mediastinal
3) Tujuan akhir : mencegah dan mengeluarkan cairan2. Manajemen pembedahan
Reseksi bedah adalah metoda yang lebih dipilih untuk pasien dengan
tumor setempat tanpa adanya penyebaran metastatik dan mereka yang fungsi jantungparu yang baik.Tiga tipe reseksi paru mungkin dilakukan:
a. Lobektomi (satu lobus paru diangkat)b. Lobektomi sleeve (lobus yang mengalami kanker diangkat dan segmen bronkus
besar direseksi)
c. Pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru)
-
7/27/2019 LP CA PARU2
11/22
Page 11 of22
Pembedahana. Dikerjakan pada tumor dengan stadium I serta stadium II jenis karsinoma sel
skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar tidak dapat dibedakan
(undifferentiated)
b. Dilakukan khusus pada stdium III secara individual yang mencakup tigakriteria:
1) Karakteristik biologis tumora) Hasil baik: tumor dari sel skuamosa dan epidermoid
b) Hasil cukup baik: adenokarsinoma dan karsinoma sel besartak terdifferensiasi.
c) Hasil buruk :oat cell2) Letak tumor dan pembagian stadium klinik untuk menentukan
letak pembedahan terbaik
3) Keadaan fungsional penderita
H. KOMPLIKASI1. Hemothorak
Penimbunan darah utuh (berbeda dengan efusi berdarah) di rongga pleura,
adalahsuatu penyulit rupture anurisma aorta intrathoraks yang hampir selalu
mematikan.Pada hemothoraks, berbeda dengan efusi pleura yang mengandung
darah, darahmembeku di dalam rongga pleura.
2. PneumothorakKeadaan terdapatnya udara atau gas lain dalam kantong pleura.
Kelainan ini dapatterjadi pada dewasa muda yang tampak sehat, biasanya laki-laki
tanpa penyakit paru (pneumothoraks simple atau spontan), atau akibat penyakitthoraks atau paru (pneumothoraks sekunder), seperti emfisema atau fraktur iga.
Pneumothoraks sekunder terjadi pada rupture semua lesi yang terletak dekat
permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke rongga pleura.
Lesi pleura ini dapatterjadi pada emfisema, abses paru, tuberkolosis, karsinoma, dan banyak
proses lainnya. Alat bantu ventilasi mekanis dengan tekanan tinggi juga
dapatmenyebabkan pneumothoraks sekunder.Terdapat beberapa kemungkinan
penyulit pada pneumothoraks. Kebocoran katup bola dapat menimbulkan tension
pneumothoraks yang menggeser mediastinum.Kemudian, dapat terjadi gangguan sirkulasi
-
7/27/2019 LP CA PARU2
12/22
-
7/27/2019 LP CA PARU2
13/22
-
7/27/2019 LP CA PARU2
14/22
Page 14 of22
anatomic lesi,tetapi juga olehdistribusinya dilobulous dan asinus. Asinus adalah
bagian paru yang terletak distaldari bronkiolus terminal dan mencakup bronkiolus
respiratorik,duktusalveonaris,dan alveolus kelompokan yang terdiri atas tiga sampai
lima asinus disebut satu lobulus. Terdapat tiga jenis emfisema:
a) Emfisema sentriasinar atau sentry lobularGambaran khas pada type ini adalah pola keterlibatan lobulus; bagiansentral
atau proksima asinus, yang di bentuk oleh bronkiolus respiratorik, terkena,
sementara alveolus distal tidak terkena. Lesi lebih sering dan lebih parah di
lobus atas, terutama disegmen apeks. Pada emfisema sentriasinar yang parah,
asinus distal juga terkena sehingga seperti telah disinggung, pembedaan dengan
emfisema panasinar menjadi sulit. Emfisema tipe ini paling sering terjadi pada
perokok yang tidak menderita defisiensi congenital antitrypsin-al
b) Emfisema panasinar atau panlobularPada tipe emfisema ini, asinus secara merata membesar dari tingkat bronkiolus
respiratorik hingga alveolus buntu di terminal. Beberapadengan emfisema
setriasinar, emfisema panasinar cenderung lebih sering terjadi di zona paru
bawah dan merupakan tipe emfisema yang terjadi pada defisiensi antitripsin-al
c) Emfisema asinardistar atau paraseptalPada bentuk ini, bagian proksimal asinus normal, tetapi bagian distal lainnya
terkena. Emfisema lebih nyata di dekat pleura, di sepanjang septum jaringan ikat
lobulus dan tepi lobulus. Emfisema ini terjadi di dekatdaerah fibrosis, jaringan parut
atau atelektasis dan biasanya lebih parah diseparuh atas paru.Temuan khas adalah
adanya ruang udara yang multiple, saling berhubungan, dan membesar dengan garis
tengah berkisar dari kurang 0,5mm hingga lebih dari 2,0 cm, kadang-kadang
membentuk struktur miripkista yang jika membesar progresif disebut bula.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
15/22
Page 15 of22
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL1. Pre operasi
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresitrachea bronkial.
b.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen(hipoventilasi).
c.Nyeri berhubungan dengan tekanan tumor pada sekitar struktur dan erosijaringan.
d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis b/d kurangnyainformasi.
2. Pasca operasia. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan jumlah
atauviskositas cairan.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan paru.c.Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, trauma jaringan dan gangguan
saraf internal.
d. Ketakutan atau anxietas berhubungan dengan faktor psikologi
J. INTERVENSI KEPERAWATAN1. Preoperasi
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresitrachea bronkial.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam mempertahankan
bersihan jalan napas. Kriteria hasil:
-Napas vesikuler
- Hilangnya dyspnea- Mengeluarkan secret tanpa kesulitan.Intervensi:
a. Catat perubahan upaya dan pola bernapas.Rasional: Penggunaan otot interkostal atau abdominal dan pelebaran
nasalmenunjukan peningkatan upaya bernapas.
b. Catat karateristik batuk, produksi dan karateristik sputum.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
16/22
Page 16 of22
Rasional: Karateristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab
gagal pernapasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah,
purulen.
c. Pertahankan posisi tubuh atau kepala tepat.Rasional: Memudahkan jalan napas.
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator.Rasional: Obat diberikan untuk menghilangan spasme bronkus,
Menurunkanviskositas secret.
e. Bantu pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.Rasional:Memungkinkan ekspansi paru maksimal dan membuang secret.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen(hipoventilasi).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam menunjukan
perbaikansuplai oksigen. Kriteria hasil:
- RR 20x/menit- Napas vesikuler- Berkuranganya atau tidak adanya bunyi tambahan (krekels, mengi)Intervensi:
a. Kaji status pernapasan, catat peningkatan frekuensi pernapasan atau polanapas.
Rasional: Dispnea merupakan mekanisme kompensasi adanya tahanan
jalannapas.
b. Catat adanya bunyi tambahan, missal krekels, mengi.Rasional: Bunyi napas dapat menurun, tidak sama pada area yang sakit.Krekelsadalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebai akibat
peningkatan permiabilitas membrane alveolar-kapiler.Mengi adalah bukti
adanya tahanan atau penyempitan jalan napas sehubungan dengan mukus
atau edema serta tumor.
c. Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga posisiterlentangsampai posisi miring.
Rasional: Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase secret.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
17/22
Page 17 of22
d. Dorong atau bantu dengan latihan napas dalamRasional: Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi.
e. Berikan oksigen tambahan melalui nasal atau masker sesuai indikasi.Rasional: Memaksimalkan sediaan oksigen
f. Awasi gambaran GDA dan kadar HB.Rasional: Penurunan PaO2 dapat menunjukan kebutuhan untuk
dukunganventilasi. Kehilangan darah bermakna dapat mengakibatkan
penurunan kapasitas pembawa oksigen, menurunkan PaO2.
c. Nyeri berhubungan dengan tekanan tumor pada sekitar struktur dan erosijaringan. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
nyeri dapat diminimalisir. Kriteria hasil:
- Menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternativeuntuk mengurangi nyeri
- Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis- Mengenali factor-faktor yang meningkatkan dan melakukan
tindakan pencegahan nyeri.
Intervensi:
a. Tawarkan tindakan pengurang nyeri untuk membantu pengobatan nyeri(tehnik relaksasi, massage punggung)
Rasional: dengan tehnik relaksasi dan massage punggung diharapkan
mampu meminimalisir nyeri yang dirasakan pasien
b. Bantu pasien dalam mengidentifikasi tingkat nyeri yang beralasan dan dapatdietrima
Rasional: mengikutsertakan tingkat nyeri dengan menanyakan seberapanyeri yangdirasakan pasien dalam memakai skala nyeri
c. Tingkatkan istirahat/tidur yang adekuat untuk memfasilitasi pengurangannyeri
Rasional: dengan istirahat dimampukan pasien mampu mengurangi nyeri
yangdirasakan pasien
d. Berikan pengobatan sebelum aktivitas untuk meminimalisir nyeri
-
7/27/2019 LP CA PARU2
18/22
Page 18 of22
Rasional: dengan pengobatan mampu meminimalisir nyeri yang tak
tertahankan pada pasien kanker. Obat yang digunakan adalah obat yang
mengandung morfin.
d. Kurang pengetahuan: mengenai kondisi, tindakan, prognosiDapat dihubungkan:
a. Kurang informasib. Kesalahan interpretasi informasic. Kurang mengingatKriteria hasil:
a. Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.b. Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.c. Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan perhatian
medik.
d. Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut.Intervensi:
a. Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien. Beriak informasi dalamcara yang jelas/ ringkas.
Rasional: Sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat menghambat
lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaan
informasi/ tugas baru.
b. Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat.Rasional: Pemberian instruksi penggunaan obat yang aman memmampukan
pasien untuk mengikuti dengan tepat program pengobatan.
c. Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan; kebutuhan makanan kaloritinggi.Rasional: Pasien dengan masalah pernafasan berat biasanya mengalami
penurunan berat badan dan anoreksia sehingga memerlukan peningkatan
nutrisi untuk menyembuhan.
d. Berikan pedoman untuk aktivitas.Rasional: Pasien harus menghindari untuk terlalu lelah dan mengimbangi
periode istirahatdan aktivitas untuk meningkatkan regangan/ stamina dan
mencegah konsumsi/ kebutuhan oksigen berlebihan.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
19/22
Page 19 of22
2. Pasca operasia. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan jumlah
atauviskositas cairan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam secret dapat
dikeluarkan. Kriteria Hasil:
- Bunyi napas vesikuler.- Cairan secret berkurang.Intervensi:
a. Auskultasi dada untuk karateristik bunyi napas dan adanya secretRasional: Pernapasan bising, ronki dan mengi menunjukan tertahannya
secret.
b. Bantu pasien untuk napas dalam dan batuk efektif.Rasional: memungkinkan ekspansi paru dan membuang secret.
c. Observasi jumlah dan karakter sputum atau aspirasi secret.Rasional: Peningkatan jumlah secret awalnya normal dan harus menurun.
d. Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya 2500 ml/hr) dalam toleransijantung.
Rasional: Hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilang.
e. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspaktoran dan analgetik sesuaiindikasi.
Rasional: Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran
udara,mengencerkan dan menurunkan viskositas secret
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan paru.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam bebas gejaladistress pernapasan. Kriteria Hasil:
- RR 20x/menit- Napas vesikulerIntervensi:
a. Catat frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernapasan. Observasipenggunaanobat bantu, napas bibir.
Rasional: Pernapasan meningkat sebagai akibat nyeri.
b. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tidak normal.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
20/22
Page 20 of22
Rasional: Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang di
operasinormal.
c. Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikanposisi, penghisapan dan penggunaan alat.
Rasional: Obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi
d. Ubah posisi dengan sering, letakan pada posisi terlentang sampai miring.Rasional: Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase secret.
e. Dorong atau bantu dengan latihan napas dalamRasional: meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi.
c. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah, trauma jaringan dan gangguansaraf internal.
Tujuan: Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 jam rasa nyeri
berkurang. Kriteria Hasil:
- Nyeri terkontrol.- Pasien tampak rileks.Intervensi:
a. Tanyakan pasien tentang nyeri, karateristik nyeri, dan insensitas pada skala0-10.
Rasional: Membantu dalam evaluasi gejala nyeri.
b. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasienRasional: Dapat member petunjuk derajat nyeri.
c. Catat kemungkinan penyebab nyeri baik ptofisiologi dan psilkologi.Rasional: Insisi poskerolateral lebih tidak nyaman untuk pasien
daripadainsisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas, dankehilangan dapat menggangu kemampuan mengatasinya.
d. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.Rasional: Takut atau masalah dapat meningkatkan tegangan otot
danmenurunkan ambang persepsi nyeri.
e. Berikan tindakan kenyamanan, dorong dan anjurkan penggunaanteknik relaksasi.
Rasional: Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
21/22
Page 21 of22
d. Ketakutan atau anxietas berhubungan dengan faktor psikologi.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam pasien tampak
rileks. Kriteria hasil:
- Wajah tampak rileks.- Mengakui dan mendiskusikan takut.- Menyatakan rasa takut.Intervensi:
a. Evaluasi tingat pemahaman pasien atau orang terdekat tentang diagnosa.Rasional: Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi
informasi baruyang meliputi perubahan pada gambaran diri dan pola hidup.
Pemahaman persepsiini melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan
memberikan informasiyang perlu untuk memilih intervensi yang tepat.
b. Akui rasa takut atau masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan.Rasional: Dukungan memampukan pasien mulai membuka atau
menerimakenyataan kanker dan pengobatanya.
c. Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan.Rasional: Bila penyangkalan ekstrim atau ansietas mempengaruhi
kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan
membuka car penyelesiannya.
d. Beriakan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkanbahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama.
Rasional: Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi atau
salah interpretasi terhadap informasi.
e. Libatkan pasien atau orang terdekat dalam perencanaan perawatan. Berikanwaktuuntuk menyiapkan peristiwa atau pengobatan.Rasional: Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan control atau kemandirian
pada pasien yang merasa tak berdaya dalam menerima pengobatandan
diagnosa.
-
7/27/2019 LP CA PARU2
22/22