Lp CA Pankreas

18
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER KAPUT PANKREAS Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60% kemudian disusul kanker kaudal 30% dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok, obesitas, kronik pancreatitis, dan mutasi gen. Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker (selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus. Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal. Saat ini pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosa kanker pankreas diantaranya Ultrasonografi (USG), Computed Tomography (CT) Scan Abdomen, Magnetic Resonance Imaging (MRI), endoscopic Retrograde Cholangio-pancreaticography (ERCP), dan ultrasonografi endoskopik. I. Etiologi Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen industri, sedangkan faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik dan diabetes mellitus) dan mutasi gen. II. Anatomi Pankreas merupakan organ yang panjang dan ramping, berbentuk tabung yang seperti bunga karang atau spons, dengan panjang sekitar 15 hingga 20 cm (6 hingga 8 inci) dan lebarnya 3,8 cm (1,5 inci). Kelenjar pankreas terletak di 1

description

edit

Transcript of Lp CA Pankreas

Page 1: Lp CA Pankreas

LAPORAN PENDAHULUANKANKER KAPUT PANKREAS

Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60% kemudian disusul kanker kaudal 30% dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok, obesitas, kronik pancreatitis, dan mutasi gen.

Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker (selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus. Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal.

Saat ini pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosa kanker pankreas diantaranya Ultrasonografi (USG), Computed Tomography (CT) Scan Abdomen, Magnetic Resonance Imaging (MRI), endoscopic Retrograde Cholangio-pancreaticography (ERCP), dan ultrasonografi endoskopik.

I. Etiologi Etiologi kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologik menunjukkan

adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Faktor eksogen antara lain kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat karsinogen industri, sedangkan faktor endogen yaitu usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik dan diabetes mellitus) dan mutasi gen. II. Anatomi

Pankreas merupakan organ yang panjang dan ramping, berbentuk tabung yang seperti bunga karang atau spons, dengan panjang sekitar 15 hingga 20 cm (6 hingga 8 inci) dan lebarnya 3,8 cm (1,5 inci). Kelenjar pankreas terletak di antara duodenum dan limpa, melintang di retroperitoneum, setinggi vertebra torakal XII sampai lumbal I, dimana kaput terletak pada bagian cekung duodenum dan kauda menyentuh limpa.

Pankreas dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu kaput, kolum, korpus, dan kauda. Kaput pankreas berbentuk seperti cakram dan terletak di medial duodenum, bagian dalam cekung duodenum, berdekatan erat dengan pars descenden duodenum. Sebagian kaput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterika superior serta dinamakan prosesus uncinatus. Di antara prosesus unsinatus dan kaput pankreas melintas arteri dan vena mesenterium superior. Di antara kaput dan korpus pankreas terdapat bagian menyempit yaitu kolum, dan di posteriornya terdapat vena porta. Kolum pankreatis terletak di depan pangkal vena porta hepatis dan tempat dipercabangkannya arteri mesenterika superior dari aorta. Dari kolum hingga hilum lienis adalah korpus dan kauda pankreas, dan antara keduanya tidak memiliki batas yang jelas. Korpus pankreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga. Kauda pankreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenal dan mengadakan hubungan dengan hilum lienis.

1

Page 2: Lp CA Pankreas

Pasokan darah pankreas terutama berasal dari arteri pankreatikoduodenalis superior dan inferior, serta arteri lienalis, sebagian dari arteri mesenterika superior. Percabangan tiap arteri di dalam pankreas membentuk arkus vaskular, maka pasca reseksi parsial pankreas tidak mudah muncul defisit pasokan darah ke pankreas yang tersisa, vena semuanya masuk ke vena lienalis dan vena mesenterika superior, kemudian bermuara ke vena porta.

Pankreas kaya akan saluran limfatik yang saling berhubungan. Limfatik kaput pankreas terutama mengalir ke kelenjar limfe pankreatikoduodenale anterior dan posterior serta kelenjar limfe dekat arteri mesenterika superior, limfe bagian korpus mengalir ke kelenjar limfe margo superior, margo inferior pankreas dan para arteri lienalis, para arteri hepatikus komunis, para arteri seliaka dan para aorta abdominalis, limfe bagian kaudal pankreas terutama mengalir ke kelenjar limfe hilum lienis.

Gambar 1 Anatomi PankreasPada sistem saluran pankreas, Duktus pancreatikus (duktus wirsungi) bergabung

dengan duktus biliaris sebelum meninggalkan pankreas dan masuk ke duodenum pada papilla mayor, sedangkan duktus santorini mengalir secara terpisah kedalam duodenum pada papilla minor.

2

Page 3: Lp CA Pankreas

1: Kaput pankreas2: Proses unsinasi pankreas3: Takik/cekukan pankreas4: Korpus pankreas5: Permukaan anterior pankreas6: Permukaan inferior pankreas

7: Batas atas pankreas8: Batas depan pankreas9: Batas bawah pankreas10: Omental tuber11: Kauda pankreas12: Duodenum

Gambar 2. Duktus-duktus Pankreas

Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel-sel eksokrin yang berkelompok-kelompok disebut sebagai asini yang menghasilkan unsur getah pankreas. Sekret eksokrin, yang disebut getah pankreas, diproduksi dari sel asinar dan sel epitel dinding duktuli pankreas, mengandung amilase, protease, lipase pankreas, sodium bikarbonat, dan enzim pencernaan, serta elektrolit lain yang penting. Setiap hari pankreas memproduksi sekret eksokrin sekitar 800-2000 ml pada orang dewasa. Getah-getah pankreas, juga disebut enzim-enzim, membantu mencerna makanan dalam usus kecil. Ketika getah-getah pankreas dibuat, mereka mengalir kedalam saluran utama pankreas. Saluran ini bergabung dengan saluran empedu (common bile duct), yang menghubungkan pankreas ke hati dan kantong empedu. Saluran empedu (common bile duct), yang membawa empedu (suatu cairan yang membantu mencerna lemak), menyambung ke usus kecil dekat lambung.

Sel-sel endokrin atau pulau Langerhans menghasilkan sekret endokrin, yaitu insulin dan glukagon yang penting untuk metabolisme karbohidrat. Fungsi endokrin pankreas berkaitan dengan metabolisme dan regulasi zat nutrien tubuh, terutama terletak di pulau Langerhans di kauda pankreas. Sekretnya adalah insulin, glukagon, gastrin, dan somatostatin. Insulin mengontrol jumlah gula dalam darah. Kedua enzim-enzim dan hormon-hormon diperlukan untuk mempertahankan tubuh bekerja dengan benar.III. Patofisiologi

Kanker pankreas hampir 90 % berasal dari duktus, dimana 75% bentuk klasik adenokarsinoma sel duktal yang memproduksi musin. Sebagian besar kasus (±70%) lokasi kanker pada kaput pankreas, 15- 20% pada badan dan 10% pada ekor. Pada karsinoma daerah kaput pankreas dapat menyebabkan obstruksi pada saluran empedu dan ductus pankreatikus daerah distal, hal ini dapat menyebabkan manifestasi klinik berupa ikterus.

3

Page 4: Lp CA Pankreas

Gambar 2. TNM Classification

Gambar 3: Staging Kanker Pankreas

Umumnya tumor meluas ke retroperitonel ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pankreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritonium, hati dan kandung empedu.

Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel-sel duktal dimana serangkaian mutasi genetik telah terjadi di protooncogene dan gen supresor tumor. Mutasi pada onkogen K-ras diyakini menjadi peristiwa awal dalam perkembangan tumor dan terdapat lebih dari

4

Page 5: Lp CA Pankreas

90 % tumor. Hilangnya fungsi dari beberapa gen supressor tumor (p16, p53, DCC, APC, dan DPC4) ditemukan pada 40-60% dari tumor. Deteksi mutasi K-ras dari cairan pankreas yang diperoleh pada endoskopik retrograde cholangiopancreatography telah digunakan dalam penelitian klinis untuk mendiagnosa kanker pankreas. Pada sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6 cm) dan atau telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat di reseksi, sedangkan tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5-3,5 cm.

IV. Manifestasi KlinisPankreas tidak memiliki mesenterium dan berdekatan dengan saluran empedu, usus

dua belas jari, perut, dan usus besar, karenanya manifestasi klinis yang paling umum dari kanker pankreas adalah yang berkaitan dengan invasi atau kompresi dari struktur yang berdekatan.1. Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare (steatore), dan

badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai pada pancreatitis dan tumor intraabdominal. Keluhan awal biasanya berlangsung >2 bulan sebelum diagnosis kanker. Keluhan utama yang sering adalah sakit perut, berat badan turun (>75 % kasus) dan ikterus (terutama pada kanker kaput pankreas).

2. Sekitar 60% lebih pasien datang dengan keluhan pertama sakit perut. Kekhasan dari nyeri perut kanker pankreas adalah lokasinya lebih dalam, areanya tidak begitu tegas, dan tersering di abdomen atas. Menurut lokasi tumor, sakit perut kanker kaput pankreas umumnya condong ke abdomen kanan atas, sementara kanker kauda pankreas condong ke abdomen kiri atas. Pada stadium awal, karena obstruksi tidak total dari duktus koledokus atau duktus pankreatikus, sehabis makan aliran empedu tidak lancar, sehingga pasien sering merasa tidak enak atau nyeri samar di abdomen atas. Ketika obstruksi total, nyeri tumpul abdomen atas menjadi jelas, lebih hebat sehabis makan. Pada pasien stadium sedang dan lanjut, sering terdapat nyeri punggung dan pinggang, dan berkaitan dengan postur tubuh, bertambah hebat bila berbaring terlentang. Bila tubuh membungkuk atau miring ke depan, atau tidur miring, nyeri berkurang. Pada malam hari pasien sering tidak berani tidur terlentang sehingga tidur telungkup atau dalam posisi duduk miring ke depan.

3. Penurunan berat badan awalnya melambat, kemudian menjadi progresif, disebabkan berbagai faktor: asupan makanan kurang, malabsorbsi lemak dan protein, dan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi (tumor necrosis factor-a dan interleukin-6).

4. Ikterus obstruktivus, dijumpai pada 80-90 % kanker kaput pankreas berupa tinja berwarna pucat (feses akolik). Walaupun ikterus dapat menjadi gejala pertama kanker pankreas tapi bukanlah manifestasi stadium dini. Dahulu banyak ditekankan kekhasan ikterus kanker pankreas berupa ikterus progresif bertahap memberat, tapi belakangan observasi menemukan sebagian pasien mengalami ikterus yang fluktuatif, ketika tumor dengan peradangan diberikan terapi obat anti radang atau terapi hormonal dapat mengalami pengurangan sementara. Selain itu kebanyakan pasien disertai nyeri abdomen dengan intensitas bervariasi, dan hanya sekitar 25% pasien dengan ikterus tanpa nyeri.

5

Page 6: Lp CA Pankreas

5. Hepatomegali. Sekitar 50% pasien dapat mengalami hepatomegali, sebabnya terutama karena kolestasis, dan kadang kala karena hipertensi portal atau metastasis kanker.

6. Pembesaran kandung empedu. Ketika kanker pankreas menimbulkan ikterus obstruktif ekstrahepatik, kadang kala dapat diraba pembesaran kandung empedu. Berdasarkan hukum Courvoisier (ikterus tanpa nyeri-pembesaran kandung empedu), diagnosis banding dari kolelitiasis memiliki makna penting. Tapi pada kenyataannya, pasien kanker pankreas dengan ikterus yang teraba pembesaran kandung empedunya tidak sampai setengah. Mungkin ini berkaitan dengan tertutup pembesaran hati dan tidak membesarnya kandung empedu dengan kolesistitis kronis.

7. Massa abdominal. Lokasi pankreas dalam, pada pasien kanker pankreas umumnya tidak mudah teraba massa abdominal. Begitu teraba massa abdominal, terlepas dari lesi primer atau metastasisnya, umumnya menunjukkan penyakitnya sudah lanjut.

Selain itu tanda klinis lain yang dapat kita temukan antara lain, pembesaran kandung empedu (Courvoisier’s sign), hepatomegali, splenomegali (karena kompresi atau trombosis pada v. porta atau v. lienalis, atau akibat metastasis hati yang difus), asites (karena infiltrasi kanker ke peritoneum), nodul periumbilikus (Sister Mary Joseph’s nodule), trombosis vena dan migratory thrombophlebitis (Trousseau’s syndrome), perdarahan gastrointestinal, dan edema tungkai (karena obstruksi VCI) serta limfadenopati supraklavikula sinistra (Virchow’s node).

Gambar 4. Gejala Klinis Karsinoma Kaput PankreasV. Pemeriksaan Laboratorium

Kelainan laboratorium kanker pankreas antara lain: anemia oleh karena penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang, peningkatan laju endap darah (LED), peningkatan dari serum alkali fosfat, bilirubin, dan transaminase. Karena sebagian besar kanker pankreas terjadi di kaput, maka obstruksi dari saluran empedu sering ditemui. Obstruksi dari saluran empedu distal menyebabkan tingginya serum alkali fosfat empat sampai lima kali di atas batas yang normal, begitu pun dengan billirubin.

Penanda tumor CA 19-9 (antigen karbohidrat 19,9) sering meningkat pada kanker pankreas. CA 19-9 dianggap paling baik untuk diagnosis kanker pankreas, karena memiliki sensitivitas dan spesifivitas tinggi (80% dan 60-70%), akan tetapi konsentrasi

6

Page 7: Lp CA Pankreas

yang tinggi biasanya terdapat pada pasien dengan besar tumor > 3 cm, dan merupakan batas reseksi tumor.

VI. Gambaran Radiologi1. Gastroduodenografi

Gambar 5: Barium meal. “Double contour” (panah) pada lengkung duodenum

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan lengkung duodenum akibat kanker pankreas. Kelainan yang dapat dijumpai pada kelainan kanker pankreas dapat berupa pelebaran lengkung duodenum, double contour, dan gambaran ‘angka 3 terbalik’ karena pendorongan kanker pankreas yang besar pada duodenum, di atas dan di bawah papila vateri.

Gambar 6: Pembesaran loop duodenum, dengan gambaran ‘’angka 3 terbalik’’.

2. Ultrasonografi

7

Page 8: Lp CA Pankreas

Gambar 7: ultrasonografi: karsinoma pankreas yang berada pada kaput pankreas

Karsinoma pankreas tampak sebagai suatu massa yang terlokalisir, relatif homogen dengan sedikit internal ekho. Batas minimal besarnya suatu karsinoma pankreas yang dapat dideteksi secara ultrasonografi kira-kira 2 cm. Bila tumor lebih dari 3 cm ketetapan diagnosis secara ultrasonografi adalah 80-95%. Suatu karsinoma kaput pankreas sering menyebabkan obstruksi bilier. Adanya pelebaran saluran bilier baik intra atau ekstrahepatik dapat dilihat dengan pemeriksaan USG.

Tanda-tanda suatu karsinoma pankreas secara Ultrasonografi adalah:- Pembesaran parsial pankreas- Konturnya ireguler, bisa lobulated- Struktur ekho yang rendah atau semisolid- Bisa disertai pendesakan vena kava ataupun vena mesenterika superior.

Mungkin disertai pelebaran saluran-saluran bilier atau metastasis di hati.

Gambar 6: Dilatasi dari duktus pankreaticus pada pasien dengan karsinoma kaput pankreas

3. CT-ScanPada masa kini pemeriksaan yang paling baik dan terpilih untuk diagnostik dan

menentukan diagnosis dan menentukan stadium kanker pankreas adalah dengan dual phase multidetector CT, dengan contras dan teknik irisan tipis (3-5mm). Kriteria tumor yang tidak mungkin direseksi secara CT antara lain: metastase hati dan peritoneum, invasi pada organ sekitar (lambung, kolon), melekat atau oklusi

8

Page 9: Lp CA Pankreas

pembuluh darah peri-pankreatik. Dengan kriteria tersebut mempunyai akurasi hampir 100% untuk predileksi tumortidak dapat direseksi. Akan tetapi positif predictive value rendah, yakni 25-50 % tumor yang akan diprediksi dapat direseksi, ternyata tidak dapat direseksi pada bedah laparotomi.

Gambar 8: CT scan. Massa pada kaput pankreas

Gambar 9: CT-scan gambaran hipodense pada tumor kaput pankreas( panah putih), distended kantung empedu

Gambaran karsinoma kaput pankreas pada CT scan yang dapat dinilai antara lain; pembesaran duktus pankreatikus dan duktus biliaris, pembesaran kantung empedu. Selain itu kita juga dapat melihat metastasis yang terjadi di sekitar pankreas.

4. Magnetic Resonance Imaging (MRI)MRI secara jelas mencitrakan parenkim pankreas, pembuluh darah sekitar

pankreas dan struktur anatomis organ padat sekitar di regio abdomen atas. Sangat berguna untuk diagnosis karsinoma pankreas stadium dini dan penentuan stadium preoperasi. Kolangiopankreatigrafi MRI (MRCP) menghasilkan gambar serupa dengan ERCP (endoscopic retrograde cholangio-pancreaticography), secara jelas mencitrakan saluran empedu intra dan extrahepatik, serta saluran pankreas.

9

Page 10: Lp CA Pankreas

Gambar 10: MRI: Massa pada daerah kaput pankreas

5. ERCP (endoscopic retrograde cholangio- pancreaticography)Manfaat dari ERCP dalam diagnosis kanker pankreas adalah dapat mengetahui

atau menyingkirkan adanya kelainan gastroduodenum dan ampula vateri, pencitraan saluran empedu dan pankreas, dapat dilakukan biopsi dan sikatan untuk pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Disamping itu dapat dilakukan pemasangan stent untuk membebaskan sumbatan saluran empedu pada kanker pankreas yang tidak dapat dioperasi atau direseksi.

Gambar 11: Gambaran striktur pada duktus biliaris6. EUS (Endoskopik Ultrasonografi)

EUS mungkin tes yang paling akurat dalam mendiagnosis kanker pankreas. Beberapa studi membandingkan dengan CT telah menunjukkan bahwa EUS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dan spesifisitas untuk mendiagnosis, terutama mengevalasi tumor kecil. Selain itu EUS sangat akurat untuk melihat invasi lokal dan metastasis nodal dari kanker pankreas. Selain itu EUS juga dapat membantu dalam proses biopsi tumor.

10

Page 11: Lp CA Pankreas

Gambar 12: Pencitraan Ultrasonografi endoskopik pada kanker pankreas. Gambaran diatas memperlihatkan jarum dalam proses biopsi tumor.

Gambar 13: Pencitraan EUS pada pasien dengan massa pada kaput pankreas , yang mengenai vena porta.

VII. Penatalaksanaan1. Bedah reseksi ‘kuratif’

Mengangkat/mereseksi komplit tumor massanya. Yang paling sering dilakukan adalah prosedur Whipple. Operasi whipple merupakan prosedur dengan pengangkatan kepala (kaput) pankreas dan biasanya sekitar 20% pankreas dihilangkan.

2. Bedah paliatifUntuk membebaskan obstruksi bilier, pemasangan stent perkutan dan stent per-endoskopik.

3. KemoterapiBisa kemoterapi tunggal maupun kombinasi. Kemoterapi tunggal seperti 5-FU, mitomisin-C, Gemsitabin. Kemoterapi kombinasi yang masih dalam tahap eksperimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal growth factor receptor atau vascular endothelial growth factor receptor. Pada karsinoma pankreas yang telah bermetastasis memiliki respon buruk terhadap kemoterapi. Secara umum kelangsungan hidup setelah diagnosis metastasis kanker pankreas, kurang dari satu tahun.

11

Page 12: Lp CA Pankreas

4. RadioterapiBiasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil).

5. Terapi simtomatikLebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika) dari: golongan aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan opioid.

VIII. Pengkajian Keperawatana. Aktifitas/Istirahat 

Gejala : Kelemahan dan atau keletihanPerubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempeiatan. Pekerjaan mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi

b. SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Kebiasaan : Perubahan pada TD

c. Integritas EgoGejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress, mis: merokok, minum alkohol, keyakinan/religious. Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya: lesi cacat, alopesia, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, serta depresi.Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

d. Cairan/MakananGejala: Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet). Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan Perubahan pada BB, penurunan BB hebat, berkurangnya massa otot. Tanda: Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.

e. Nyeri/KenyamananGejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.

f. PernapasanGejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok).

g. KeamananGejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama / berlebihan.Tanda : Demam, Ruam kulit, ulserasi.

Diagnosa Keperawatan yang mungkinAdapun diagnosa keperawatan pada pasien kanker pankreas yaitu :1. Nyeri berhubungan dengan obstruksi pankreas.2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi saluran cerna.3. Nutrisi, perubahan berhubungan dengan penurunan pemasukan oral.

12

Page 13: Lp CA Pankreas

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi penyakit atau ketidaktahuan tentang penyakit tersebut.

ReferensiBates, Jane. (2004). Abdominal Ultrasound How, Why, When. second edition. China.

Churchill Livingstone.

Boer, Aswar. (2009). Ultrasonografi Pankreas. In: Ekayuda, Iwan. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI.

Bowles, Matthew J., Benjamin, Irving S. (2002). Cancer of the stomach and pancreas. In: Logan, Robert P. H. ABC of the upper Gastrointestinal Tract. Spain. BMJ books.

Brand, Randall E. (2003). Tumors Of The Pancreas. In: Friedman, Scott L.; McQuaid, Kenneth R.; Grendell, James H. Current Medical Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. Edisi Kedua. California. McGraw Hill.

Castillo, Carlos Fernandez-del., Jimenez, Ramon E. (2006). Pancreatic cancer. In: Feldman, M., Friedman, L S., Brandt, L J. Sleisenger & Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease. 8th edition. Philadelphia. Elsevier, Inc.

Debas, Haile T. (2003). Pancreas. In Gastrointestinal surgery pathophysiology and management. USA. Springer.

Japaries, Willie. (2008). Karsinoma Pankreas. Dalam Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI.

Lindseth, N Glenda . (2003). Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In: Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 1. Jakarta. Penerbit EGC.

Mayer, J Robert. (2005). Pancreatic Cancer. In: Kasper L, Denis et all. Harrison’s Principles of Internal Medicine .16th Edition. United States of America: McGraww Hill Companies, Inc.

Murfitt, Janet. (1998). The pancreas. In: Sutton, David. Textbook of Radiology and Imaging volume 1. 7th edition. China. Churchill Livingstone.

Padmomarono, F Soemanto. (2006). Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing.

13