Lp Apendiksitis

10
A. DEFINISI Apendiksitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi. Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab nyeri abdomen akut. Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat merupakan sekum ((Mansjoer, Arief,dkk, 2007). Apendiksitis akut adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar umbilicus berlangsung antara 1 sampai 2 hari. Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah (titik Mc Burney) dengan disertai mual, anoreksia dan muntah (Lindseth, 2006) Apendiksitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu dan keluhan menghilang setelah Apendektomi (Pieter, 2005) B. PATOFISIOLOGI Apendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat

description

keperawatan

Transcript of Lp Apendiksitis

A. DEFINISIApendiksitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi. Apendiksitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab nyeri abdomen akut. Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat merupakan sekum ((Mansjoer, Arief,dkk, 2007).Apendiksitis akut adalah nyeri atau rasa tidak enak di sekitar umbilicus berlangsung antara 1 sampai 2 hari. Dalam beberapa jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah (titik Mc Burney) dengan disertai mual, anoreksia dan muntah (Lindseth, 2006)Apendiksitis kronik adalah nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu dan keluhan menghilang setelah Apendektomi (Pieter, 2005)

B. PATOFISIOLOGIApendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.Bila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrat apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apediks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah (Mansjoer, 2007) .C. PENYEBAB1. Ulserasi pada mukosa2. Obstruksi pada colon oleh fecalit (feses yang keras)3. Pemberian barium4. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh cacing5. Tumor6. Striktur karena fibrosis pada dinding usus

D. PATHWAY

E. PROSES KEPERAWATAN1. PENGKAJIANBiodata:Data yang dikumpulkan meliputi:Nama, pekerjaan, umur, pendidikan, alamat, agama, tanggal masuk RSRiwayat Keperawatan :a. Keluhan Utama : keluhan utama yang dirasakan pasien saat dikajib. Riwayat Keperawatan Sekarangc. Riwayat Keperawatan Dahulud. Riwayat Keperawatan KeluargaData Subyektifa. Sebelum operasi1) Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah2) Mual, muntah, kembung3) Tidak nafsu makan, demam4) Diare atau konstipasib. Sesudah operasi 1) Nyeri daerah operasi2) Lemas3) Pusing4) MualData Obyektifa. Sebelum Operasi1) Nyeri tekan di titik Mc Burney2) Spasme otot3) Takhikardi, takipnea4) Pucat, gelisah5) Bising usus berkurang atau tidak ada6) Demam 38 38,5 Cb. Sesudah Operasi1) Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen2) Ekpresi wajah nampak kesakitan3) Bising usus berkurang4) Selaput mukosa keringPemeriksaan Laboratoriuma. Leukosit : 10.000 18.000 / mm3. Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi.b. Netrofil meningkat 75 %c. WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi (jumlah sel darah merah)Pemeriksaan Diagnostika. Radiologi :foto colon yang memungkinkan adanya fecalit pada katupb. Barium enema : ependiks terisi barium hanya sebagian

2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Nyeri akut b.d. obstruksi dan peradangan apendiksb. Resiko kekurangan volume cairan b.d. mual, muntah, anoreksiac. Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan 3. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN (NCP)NODPTUJUAN/KRITERIARENCANA TINDAKAN

1.Nyeri akut b.d. obstruksi dan peradangan apendiks

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil:a. Klien mengungkapkan rasa sakit berkurangb. Skala nyeri berkurang 1-3c. TTV dalam batas normala. Kaji TTVb. Kaji keluhan nyeri, tentukan lokasi, jenis, dan intensitas nyeri. Ukur dengan skala 1-10c. Ajarkan teknik relaksasid. Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman (miring dengan menekuk lutut kanan)e. Puasa makan dan minum apabila akan dilakukan tindakan operasif. Pantau efek terapeutik dan non terapeutik dari pemberian analgetik

2.Resiko kekurangan volume cairan b.d. mual, muntah, anoreksia

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang dengan kriteria hasil:a. Turgor kulit baikb. Cairan yang masuk dan keluar seimbanga. Observasi cairan yang keluar dan masuk b. Jauhkan makanan/ minuman/ bau-bauan yang dapat merangsang mual dan muntahc. Kolaborasi pemeberian infus dan pipa lambung

3.Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan intregitas kulit baik dengan kriteria hasil:a. Luka insisi sembuh tanpa ada tanda infeksib. Leukosit normal

a. Rawat luka dengan prinsip sterilb. Pantau perkembangan lukac. Anjurkan untuk makan makanan yang mempercepat proses penyembuhand. Beri antibiotika sesuai program medik

4. EVALUASI KEPERAWATAN

F. REFERENSIMansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUINANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGCG. LAMPIRAN1. Gambar