lk desember terbaru

26
Halaman 1. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 2. NERACA 2-3 3. LAPORAN LABA RUGI 4 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 5 5. LAPORAN ARUS KAS 6-7 6. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 8-26 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 DAFTAR ISI

description

l

Transcript of lk desember terbaru

Page 1: lk desember terbaru

Halaman

1. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

2. NERACA 2-3

3. LAPORAN LABA RUGI 4

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 5

5. LAPORAN ARUS KAS 6-7

6. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 8-26

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

DAFTAR ISI

Page 2: lk desember terbaru

Halaman 2

2010 2009

Catatan Rupiah Rupiah

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2b,3 10,064,246,347 6,268,301,336

Investasi jangka pendek 2f,4 67,206,088,728 66,852,495,766

Piutang usaha 2c,5

(Setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu sebesar Rp. 353.365.585,-

pada tahun 2007)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 4,263,743,780 10,011,985,959

Pihak ketiga 29,292,876,841 46,066,460,874

Piutang hubungan istimewa 2d,6 - 3,279,465

Uang muka 7 264,840,000 236,205,950

Persediaan 2e,8 5,065,020,936 5,285,745,076

Pajak dibayar dimuka 9 935,050,993 574,468,993

Beban dibayar dimuka 10 130,994,719 177,028,471

Jumlah Aset Lancar 117,222,862,344 135,475,971,890

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2j,23 4,001,342,572 3,034,893,108

Aset tetap

Setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp. 99.798.020.098,- (2010)

dan Rp. 93.569.555.985,- (2009) 2g,11 12,390,392,287 18,580,945,100

Aset lain-lain 12 413,275,000 477,520,000

Jumlah Aset Tidak Lancar 16,805,009,859 22,093,358,208

JUMLAH ASET 134,027,872,203 157,569,330,098

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

NERACA

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Page 3: lk desember terbaru

Halaman 3

2010 2009

Catatan Rupiah Rupiah

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha 13 385,364,500 4,481,931,892

Utang hubungan istimewa 6 88,605,892 -

Utang pajak 14 359,529,592 93,565,797

Beban masih harus dibayar 15 - 52,297,920

Bagian Utang sewa guna usaha yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun 2g,16 208,833,324 214,059,968

Kewajiban Jangka Pendek lain-lain 17 330,150,999 347,572,233

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,372,484,307 5,189,427,810

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang sewa guna usaha 2g,16 320,708,331 561,181,635

Kewajiban manfaat karyawan 25 3,848,880,862 2,774,240,749

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 4,169,589,193 3,335,422,384

EKUITAS

Modal saham-nilai nominal Rp. 500 per saham

Modal dasar 220.000.000 saham

Ditempatkan dan disetor penuh

181.035.556 saham 18 90,517,778,000 90,517,778,000

Agio saham 19 803,458,000 803,458,000

Saldo laba 37,164,562,703 57,723,243,904

Jumlah Ekuitas 128,485,798,703 149,044,479,904

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 134,027,872,203 157,569,330,098

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

NERACA

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Page 4: lk desember terbaru

Halaman 4

2010 2009

Catatan Rupiah Rupiah

PENDAPATAN 2i,20 48,454,309,815 69,796,215,762

BEBAN POKOK PENJUALAN 21 41,870,245,530 53,840,775,932

LABA KOTOR 6,584,064,285 15,955,439,830

BEBAN USAHA 22

Beban penjualan 3,160,237,733 3,381,114,096

Beban umum dan administrasi 21,190,509,996 8,669,448,271

Jumlah Beban Usaha 24,350,747,729 12,050,562,367

LABA (RUGI) USAHA (17,766,683,444) 3,904,877,463

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2i,23

Rugi kurs - bersih (5,621,417,272) (13,874,754,766)

Penghasilan bunga 1,132,919,926 1,867,712,465

Beban bunga dan provisi bank (195,441,007) (213,363,744)

Koreksi Pajak tahun lalu - (1,218,886,766)

Lain-lain bersih 925,491,132 12,025,759

Beban Lain-lain - Bersih (3,758,447,221) (13,427,267,052)

RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (21,525,130,665) (9,522,389,589)

BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN 24

Pajak kini - -

Pajak tangguhan (966,449,464) (842,341,705)

Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan - Bersih 2j,25 (966,449,464) (842,341,705)

RUGI BERSIH (20,558,681,201) (8,680,047,884)

LABA (RUGI) PER SAHAM 2l

Laba (Rugi) usaha (98) 22

Rugi bersih (114) (48)

terpisahkan dari laporan keuangan ini

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

Page 5: lk desember terbaru

Halaman 5

Modal Saham Agio Saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas

Catatan Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah

Saldo 31 Desember 2008 90,517,778,000 803,458,000 68,213,647,348 159,534,883,348

Pembagian Deviden - - (1,810,355,560) (1,810,355,560)

Rugi Bersih 2009 - - (8,680,047,884) (8,680,047,884)

Saldo 31 Desember 2009 90,517,778,000 803,458,000 57,723,243,904 149,044,479,904

Rugi Bersih 2010 - - (20,558,681,201) (20,558,681,201)

Saldo 31 Desember 2010 90,517,778,000 803,458,000 37,164,562,703 128,485,798,703

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

Page 6: lk desember terbaru

Halaman 6

2010 2009

Rupiah Rupiah

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 56,708,593,507 73,286,645,751

Pembayaran kas kepada pemasok dan pelanggan (26,193,848,268) (43,878,710,537)

Pembayaran kas untuk beban usaha pabrik (26,037,226,891) (10,186,912,367)

Kas yang dihasilkan operasi 4,477,518,348 19,221,022,847

Pembayaran pajak penghasilan badan & PPh 22 (935,050,993) (574,468,993)

Pembayaran pajak pertambahan nilai - net masukan (1,060,281,449) (3,167,899,886)

Penerimaan (Pembayaran) Pinjaman Karyawan 32,645,000 (14,000,000)

Penerimaan dari asuransi 52,830,753 -

Pembayaran bunga sewa guna usaha (57,950,676) (52,786,963)

Penerimaan piutang hubungan istimewa 3,279,465 -

Pembayaran kewajiban lain-lain (12,798,770) -

Penerimaan pajak penghasilan 21, 23 & PPn 265,963,795 -

Pembayaran utang hubungan istimewa (88,605,892) -

Pembayaran beban pajak - (2,334,291,526)

Penerimaan pendapatan lain-lain 925,491,132 -

Pembayaran beban bank (impor) (195,441,007) (213,363,744)

Arus Kas yang Diperoleh dari

Aktivitas Operasi 3,407,599,706 12,864,211,735

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian aset tetap (195,911,300) (931,825,000)

Pembayaran untuk uang muka (28,634,050) (205,970,950)

Penerimaan bunga deposito dan jasa giro 1,132,919,926 1,867,712,465

Penerimaan (Pembayaran) Jaminan 31,600,000 (268,500,000)

Kenaikan (Penurunan) beban yang ditangguhkan (46,033,752) -

Penambahan (Penurunan) Deposito Jangka Pendek (353,592,962) (23,652,411,200)

Arus Kas yang Diperoleh dari (digunakan untuk)

Aktivitas Investasi 540,347,862 (23,190,994,685)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan (Pembayaran) kepada pihak afiliasi - 49,400,282

Pembayaran Deviden 4,622,464 (1,612,301,262)

Pembayaran utang sewa guna usaha (156,625,021) (219,825,057)

Arus Kas yang Diperoleh dari (Digunakan Untuk)

Aktivitas Pendanaan (152,002,557) (1,782,726,037)

PENINGKATAN (PENURUNAN) ARUS KAS 3,795,945,011 (12,109,508,987)

KAS DAN SETARA KAS

AWAL TAHUN 6,268,301,336 18,377,810,323

KAS DAN SETARA KAS

AKHIR TAHUN 10,064,246,347 6,268,301,336

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

Page 7: lk desember terbaru

Halaman 7

2010 2009

Rupiah Rupiah

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Aktivitas Tidak Mempengaruhi Arus Kas :

Perubahan sewa guna usaha menjadi 158,000,000 -

aktiva tetap

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

Page 8: lk desember terbaru

Halaman 8

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

a. Pendirian Perusahaan

b. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Komisaris Utama : Tn. Tamzil Tanmizi

b. Komisaris : Tn. Marzuki Tanmizi

c. Komisaris Independen : Tn. I. Nyoman Sudjana

d. Direktur Utama : Tn. Ong Triyono

e. Direktur : Tn. Tazran Tanmizi

f. Direktur : Tn. Trenggono Nugroho

g. Direktur : Ny. Ana Inderawati

Sesuai dengan Pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha manufaktur

Formaldehyde. Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah Formaldehyde Resin (perekat kayu).

Kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma IWI lantai 5, Jln. Perjuangan Jalur Lambat Tomang Tol, Jakarta Barat. Lokasi

pabrik Perusahaan terletak di Jln. Trisakti (Komplek UKA), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perusahaan mulai

berproduksi komersial sejak tahun 1987. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga diekspor ke beberapa negara yaitu

Singapura, Philipina dan Hongkong, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor sebesar 95% dan 5%.

Pada tahun 2010, rata-rata jumlah karyawan Perusahaan adalah 72 karyawan dan pada tahun 2009 sebanyak 66 karyawan.

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 64 tanggal 14 November 1981 yang

dibuat di hadapan Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H. Notaris di Banjarmasin. Akta tersebut telah diumumkan

dalam Berita Negara No. 40 tanggal 18 Mei 1990 Tambahan No. 1829, Tambahan No. 1830, Tambahan No. 1831.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dinyatakan dalam akta No. 50 tanggal 21

Juni 2000 dari Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, SH., termasuk mengenai perubahan nama Perseroan dari PT. Intan Wijaya

Chemical Industy Tbk menjadi PT. Intanwijaya Internasional Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut mendapat

persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan No.C-21257.HT.01.04.TH.2000 tanggal 25 September 2000.

Terakhir perubahan anggaran dasar antara lain mengenai perubahan susunan pengurus yang dinyatakan dengan akta No.

208 tanggal 24 Juni 2010 dari Notaris Linda Kenari SH dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.10-21409 tanggal 20 Agustus 2010.

Page 9: lk desember terbaru

Halaman 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

b. Kas dan Setara Kas

c. Piutang

d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

e. Persediaan

e. Persediaan (lanjutan)

f. Investasi

Seluruh transaksi yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan

atas laporan keuangan.

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net

realizable value).

Harga perolehan dinyatakan berdasarkan metode harga rata-rata tertimbang (weighted average method). Harga perolehan

barang jadi terdiri dari beban bahan baku, tenaga kerja dan alokasi beban produksi tidak langsung.

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah

ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan

disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah.

Kas dan setara kas meliputi kas ditangan perusahaan, uang di bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan

atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.

Kebijakan Menejemen atas aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing: menyimpan uang dalam bentuk mata

uang asing adalah merupakan “safety”. Aktiva dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban

dalam mata uang asing, sehingga tidak ada resiko kewajiban finansil yang mengancam.

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut

pada akhir periode yang bersangkutan.

Perusahaan tidak melakukan lindung nilai, karena kondisi moneter masih dalam keadaan stabil, tanpa goncangan. Apabila

ada suatu situasi yang memungkinkan kerugian besar, atau kehilangan kesempatan besar dengan probability tinggi, maka

menejemen akan melakukan sesuatu untuk melindungi.

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai

hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak

Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia, yaitu

Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan

Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali

persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net

realizable value).

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Page 10: lk desember terbaru

Halaman 10

f. Investasi (lanjutan)

g. Aset Tetap

1) Pemilikan langsung

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan.

Penyusutan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Masa

Manfaat

Jenis Aset ( tahun ) Tarif

Bangunan dan prasarana 20 5%

Mesin dan peralatan 10 10%

Peralatan pengangkutan 5 dan 10 20% dan 10%

Peralatan kantor 5 20%

Tanah dinyatakan harga perolehan dan tidak diamortisasi.

2) Sewa Guna Usaha

a).

b).

c).

g. Aset Tetap (lanjutan)

2) Sewa Guna Usaha (lanjutan)

h. Aset Lain-lain

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa

biasa (operating lease).

Menurut metode capital lease, aset yang disewa guna usaha disajikan dalam akun " Aset Tetap " sedangkan kewajibannya

dilaporkan dalam akun " Utang Sewa Guna Usaha ". Aset sewa guna usaha disusutkan dengan metode yang sama seperti

aset yang dimiliki.

Kebijakan akuntansi tentang aset lain-lain yang mengandung amortisasi akan diamortisasi selama masa yang wajar yang

ditentukan oleh manajemen sesuai dengan sifatnya. Pencatatan aset lain-lain yang tidak mengandung amortisasi dibukukan

berdasarkan sifat dan sebesar nilai transaksi, dan dikreditkan berdasarkan sifat awal atau penyelesaian dari transaksi aset

Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis aset tetap yang

bersangkutan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak

dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang

terjadi dilaporkan dalam operasi periode yang bersangkutan.

Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa

guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat

menutup usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

Masa sewa guna minimal dua tahun.

Investasi jangka pendek dalam bentuk deposito USD, ditempatkan pada Bank Danamond dan Bank Artha Graha. Kedua

bank tidak memiliki hubungan istimewa dengan PT. IntanWijaya Internasional, Tbk.

Page 11: lk desember terbaru

Halaman 11

i. Penurunan Nilai Aset

h. Penurunan Nilai Aktiva

j. Pengakuan Pendapatan Dan Beban

k. Pajak Penghasilan

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

m. Laba Per Saham

n. Manfaat Karyawan

Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung Pajak Penghasilan. Penangguhan Pajak Penghasilan

dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal, yang terutama

menyangkut penyusutan, beban manfaat karyawan, penyisihan piutang ragu-ragu, serta transaksi sewa guna usaha.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi.

Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada

usaha periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank

Indonesia, yaitu sebesar Rp. 8.991,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember 2010 serta Rp. 9.400,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember

2009.

Perkiraan dalam mata uang asing dilaporkan dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI

Laba usaha dan laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba usaha dan laba bersih dengan jumlah

rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Perusahaan menghitung manfaat karyawan sesuai dengan peraturan Pemerintah yang tertuang pada Undang-undang Nomor

13 tahun 2003 tanggal 23 Maret 2003, mengenai Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, uang

penghargaan dang anti kerugian. Untuk mennghitung besarnya kewajiban perusahaan ahir tahun periode pembukuan

dilakukan dengan menggunakan jasa konsultan penilai yang mempunyai Ijin dari Pemerintah.

Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable

amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan

untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba

pada periode terjadinya pemulihan.

Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable

amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan

untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba

pada periode terjadinya pemulihan.

Penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai

persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination). Beban diakui berdasarkan akrual.

Page 12: lk desember terbaru

Halaman 12

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas

2010 2009

Rp Rp

Kas

Jakarta 913,119,600 914,484,822

Banjarmasin 79,401,339 41,771,399

992,520,939 956,256,221

Bank (Rp)

Bank Artha Graha, Jakarta 1,129,003,697 478,531,841

BNI 46, Banjarmasin 32,061,789 19,405,190

Bank Mandiri, Jakarta 157,856,215 61,752,982

Bank Mandiri, Jakarta 57,463,767 56,177,517

BCA, Jakarta 260,483,412 45,496,941

BNI 46, Jakarta 189,949,547 -

1,826,818,427 661,364,471

Bank (US$)

Bank Mandiri, Jakarta 1,053,367,129 1,929,011,224

Bank Artha Graha, Jakarta 746,884,348 2,721,669,420

BNI 46, Banjarmasin 5,444,655,504

7,244,906,981 4,650,680,644

10,064,246,347 6,268,301,336

4. INVESTASI JANGKA PENDEK

5. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Piutang yang mempunyai hubungan yang istimewa

PT. Wijaya Triutama Plywood Industry 4,263,743,780 10,011,985,959

Akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang ditempatkan pada Bank Artha Graha

sebesar US$ 5,302,451.07 atau Rp. 47.674.337.593,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 967.221.008,-. Pada Bank Danamon

sebesar US$ 2,064,790.36 atau Rp. 18.564.530.127 tahun 2010. Pada tahun 2009 ditempatkan pada Bank Artha Graha sebesar

US$ 4,963,961,47,- atau Rp. 46.661.237.818,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 907.714.428,-. Pada Bank Danamon

sebesar US$ 2,051,440.80,- atau Rp.19.283.543.520,-.

Kisaran tingkat bunga deposito untuk tahun 2010 dalam mata uang USD di Bank Danamon sebesar 0,75%, Bank Artha Graha

sebesar 2,25% dan tingkat bunga deposito mata uang IDR di Bank Artha Graha sebesar 8%.

Sebagian deposito tersebut digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit L/C pada PT. Bank Artha Graha untuk pembelian barang

impor (lihat Catatan 28).

Page 13: lk desember terbaru

Halaman 13

Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

2010 2009

Rp Rp

Sampai dengan 1 bulan 2,349,947,314 3,311,849,764

> 2 bulan - 3 bulan 1,913,796,466 6,700,136,195

> 4 bulan - 6 bulan - -

> 7 bulan - 1 tahun - -

> 1 tahun -

Jumlah 4,263,743,780 10,011,985,959

2010 2009 Transaksi

Rp Rp

PT. Wijaya Triutama Plywood Penjualan barang

Industry 44,924,365,222 25,499,442,380 jadi

2010 2009

Rp Rp

Pihak ketiga :

PT. Unggul Summit Particle Board Industry 12,981,300,671 13,873,639,566

PT. Hendratna Plywood 7,315,878,881 7,649,893,480

PT. Gunung Meranti Raya Plywood 4,740,445,859 4,956,088,430

PT. Tunggal Yudhi Sawmill Plywood 4,683,640,206 4,891,093,431

PT. Sumalindo 544,492,645 566,363,114

Young Way Trading, Hongkong 122,637,240 198,034,500

PT. Indah Kiat 102,198,455 -

PT. Superchemie 71,361,280 -

PT. Goutama Sinar Batuah 26,103,528 -

PT. Daya Sakti Unggul Plywood - 14,755,242,019

PT. Antang Permai - 473,752,184

Lain-lain (masing-masing di bawah Rp. 100 juta) 4,818,076 2,354,150

Jumlah 30,592,876,841 47,366,460,874

Cadangan Piutang Taktertagih (1,300,000,000) (1,300,000,000)

29,292,876,841 46,066,460,874

Rincian umur piutang sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

Sampai dengan 1 bulan 399,920,900 966,479,253

> 2 bulan - 3 bulan 178,055,801 -

> 4 bulan - 6 bulan - 7,831,279,402

> 7 bulan - 1 tahun - 13,856,417,706

> 1 tahun 28,714,900,140 23,412,284,513

Jumlah 29,292,876,841 46,066,460,874

Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut sekitar 92,71% dan 36,53% masing-masing dari

jumlah penjualan untuk tahun 2010 dan 2009. Penjualan pada tahun 2010 dan tahun 2009 menggunakan kurs bank Indonesia

yang berlaku.

Perusahaan juga membeli/memenuhi kebutuhan arus listrik dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PT. Wijaya

Triutama Plywood - dari hasil genset miliknya). Jumlah transaksi pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.647.347.840,- merupakan

100% kebutuhan arus listrik produksi. Pembelian arus listrik langsung dibayar via bank.

Piutang usaha pada PT. Daya Sakti Unggul dihapuskan sebesar Rp. 14.140.717.613,- karena dinyatakan pailit berdasarkan

Putusan Pengadilan No. 48/Pailit/2009/PN Niaga.Jkt.Pst tanggal 14 September 2009.

Transaksi-transaksi perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

Page 14: lk desember terbaru

Halaman 14

6. PIUTANG (UTANG) HUBUNGAN ISTIMEWA

7. UANG MUKA

8. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Barang jadi 2,267,848,951 1,468,432,151

Barang baku dan pembantu 2,611,106,500 3,615,869,026

Lain-lain 186,065,485 201,443,899

Jumlah 5,065,020,936 5,285,745,076

9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Pajak dibayar dimuka terdiri dari : 2010 2009

Rp Rp

Pajak Penghasilan :

PPh Pasal 25 215,120,320 215,120,320

PPh Pasal 22 719,930,673 359,348,673

PPh Pasal 22-tahun 2006 - -

PPh Pasal 25-tahun 2006 - -

Pajak Pertambahan Nilai - -

Jumlah 935,050,993 574,468,993

10. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Biaya dibayar dimuka terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Asuransi 108,797,719 161,628,472

Lain-lain 22,197,000 15,399,999

Jumlah 130,994,719 177,028,471

Manajemen telah mencadangkan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 1.300.000.000,- tahun 2010 dan 2009.

Piutang usaha dalam mata uang asing berjumlah US$ 3.732.245,65,- pada tahun 2010 dan US$ 5,965,792.22 pada tahun

2009.

Piutang (utang) hubungan istimewa merupakan saldo piutang kepada PT. Tanmizi Utama, pemegang saham perusahaan yang

bukan dari transaksi usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar dan

(Rp. 88.605.892,-) dan Rp. 3.279.465,-.

Lain-lain diatas adalah uang muka pada Depnaker dan Samafitro untuk tahun 2010 dan pada Edi (Annual Fee) dan

Depnaker untuk tahun 2009.

Akun ini merupakan saldo uang muka pembelian aktiva tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar masing-masing sebesar

Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan

bankers calause berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar US$ 10,250,000,-.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas resiko

kebakaran dan resiko lainnya yang mungkin dialami Perusahaan.

Page 15: lk desember terbaru

Halaman 15

11. ASET TETAP

Aktiva tetap terdiri dari :

2009 Tambah/Reklas Kurang/Reklas 2010

Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 1,057,939,486 - - 1,057,939,486

Bangunan dan prasarana 7,585,540,520 - - 7,585,540,520

Mesin dan peralatan 90,445,469,030 - - 90,445,469,030

Peralatan transportasi 9,819,500,811 158,000,000 - 9,977,500,811

Inventaris 2,189,051,238 37,911,300 - 2,226,962,538

111,097,501,085 195,911,300 - 111,293,412,385

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 1,053,000,000 - 158,000,000 895,000,000

112,150,501,085 195,911,300 158,000,000 112,188,412,385

Akumulasi Penyusutan

Bangunan dan prasarana 6,186,731,261 218,622,353 - 6,405,353,614

Mesin dan peralatan 75,396,699,838 5,688,087,055 - 81,084,786,893

Peralatan transportasi 9,618,152,647 193,852,781 - 9,812,005,428

Inventaris 2,170,522,239 12,101,924 - 2,182,624,163

93,372,105,985 6,112,664,113 - 99,484,770,098

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 197,450,000 115,800,000 - 313,250,000

93,569,555,985 6,228,464,113 - 99,798,020,098

Nilai Buku 18,580,945,100 12,390,392,287

2008 Tambah/Reklas Kurang/Reklas 2009

Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 1,057,939,486 - - 1,057,939,486

Bangunan dan prasarana 7,585,540,520 - - 7,585,540,520

Mesin dan peralatan 90,445,469,030 - - 90,445,469,030

Peralatan transportasi 9,804,650,811 14,850,000 - 9,819,500,811

Inventaris 2,167,076,238 21,975,000 - 2,189,051,238

111,060,676,085 36,825,000 - 111,097,501,085

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 158,000,000 895,000,000 - 1,053,000,000

111,218,676,085 931,825,000 - 112,150,501,085

Akumulasi Penyusutan

Bangunan dan prasarana 5,934,349,440 252,381,821 - 6,186,731,261

Mesin dan peralatan 69,708,612,784 5,688,087,054 - 75,396,699,838

Peralatan transportasi 9,448,248,096 169,904,551 - 9,618,152,647

Inventaris 2,155,361,982 15,160,257 - 2,170,522,239

87,246,572,302 6,125,533,683 - 93,372,105,985

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 31,600,000 165,850,000 - 197,450,000

87,278,172,302 6,291,383,683 - 93,569,555,985

Nilai Buku 23,940,503,783 18,580,945,100

Page 16: lk desember terbaru

Halaman 16

Pembebanan penyusutan tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

2010 2009

Rp Rp

Harga pokok produksi 5,895,502,917 5,908,757,389

Beban umum dan administrasi 332,961,196 382,626,294

Beban penjualan - -

Jumlah 6,228,464,113 6,291,383,683

12. ASET LAIN-LAIN

Aset lain-lain terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Pinjaman karyawan 12,075,000 44,720,000

Uang jaminan 132,700,000 132,700,000

Jaminan sewa guna usaha 268,500,000 300,100,000

Jumlah 413,275,000 477,520,000

13. UTANG USAHA

Utang usaha terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Utang usaha (Rp)

PT. Parna Raya 367,000,000

PT. Goatama Sinar Batuah 8,635,000 3,685,000

Binzar 3,613,000 3,103,000

CV. Banjar Raya 3,064,000 -

Tirta Dewi 2,475,000 -

PT. Gaya Bhakti 577,500 9,267,500

PT. Gerrindo Surya Makmur - 2,095,491,000

CV. Jaya Indah - 112,068,482

PT. Golden Triutama - 16,665,000

CV. Indra Purna - 902,000

Sub Jumlah 385,364,500 2,241,181,982

Utang usaha (US$)

Superin Chemical Pte. Ltd., Singapore(US$ 238,378.65 ) - 2,240,749,910

Sub Jumlah - 2,240,749,910

Jumlah 385,364,500 4,481,931,892

Rincian umur dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

2009 2008

Rp Rp

sampai dengan 1 bulan - 1,844,890,000

> 2 bulan - 3 bulan - 9,524,557,231

> 4 bulan - 6 bulan - 1,005,849,770

> 1 tahun - -

Jumlah - 12,375,297,001

Beban penyusutan aset tetap pemilikan langsung berjumlah Rp. 6.112.664.113,- (2010) dan Rp. 6.125.533.683,- (2009) Beban

penyusutan aset sewa guna usaha berjumlah Rp. 115.800.000,- (2010) dan Rp. 165.850.000,- (2009).

Aset tetap kecuali hak atas tanah, diasuransikan terhadap resiko general dan bankers clause yang mungkin terjadi. Nilai

pertanggungan US$ 10,250,000,- (lihat catatan no.8) dan kendaraan bermotor senilai Rp. 3.964.500.000,-. Menejemen

Perusahaan mengasuransikan aktiva tetap terhadap resiko kerugian karena kebakaran dan lainnya. Manajemen berpendapat

bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.

Page 17: lk desember terbaru

Halaman 17

14. UANG MUKA PENJUALAN

14. UTANG PAJAK

Utang pajak terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Pasal 21 67,351,618 60,829,910

Pasal 23 4,532,776 1,373,300

Pajak Pertambahan Nilai 287,645,198 31,362,587

Jumlah 359,529,592 93,565,797

15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

16. UTANG SEWA GUNA USAHA

Utang sewa guna usaha terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

PT. First Indo American Leasing 261,041,655 475,141,603

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam

satu tahun: (208,833,324) (214,059,968)

Bagian jangka panjang 52,208,331 261,081,635

Jaminan sewa guna usaha 268,500,000 300,100,000

Bagian Jangka Panjang dan Jaminan 320,708,331 561,181,635

2010 2009

Rp Rp

2009 - -

2010 - 272,825,956

2011 266,764,000 266,784,000

2012 66,716,000 66,676,000

Total 333,480,000 606,285,956

Dikurangi bunga (72,438,345) (131,144,353)

Bersih 261,041,655 475,141,603

Dikurangi jangka pendek (208,833,324) (214,059,968)

Jangka panjang tidak termasuk jaminan 52,208,331 261,081,635

Kewajiban sewa guna usaha dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi perusahaan

untuk menjual dan memindahkan hak aset sewa guna usaha.

Jaminan sewa guna usaha merupakan hak opsi untuk membeli aset sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.

Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa guna usaha per 31 Desember

Uang muka yang diterima dari PT. Tunggal Agatis yang dimaksudkan untuk transaksi penjualan barang dagangan sebesar

Rp. 1.135.897.505,- pada tahun 2006.

Merupakan beban masih harus dibayar atas gaji sebesar Rp.52.297.920,- pada tahun 2009.

Pada tahun 2008 perusahaan membeli kendaraan dari PT. Toyota Astra Financial Service dengan sewa guna usaha untuk

masa 2 tahun yang diangsur bulanan termasuk bunga sebesar Rp. 6.042.000,-/ bulan, mulai bulan Feberuari 2008 sampai

Januari 2010.

Pada tahun 2009, perusahaan membeli kendaraan dari PT. Toyota Astra Financial dengan sewa guna usaha untuk masa 3

tahun diangsur bulanan termasuk bunga sebesar Rp. 22.232.000,-/bulan, mulai bulan April 2009 sampai Maret 2012.

Page 18: lk desember terbaru

Halaman 18

17. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK LAIN-LAIN

Kewajiban jangka pendek lain-lain terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Kewajiban lancar lain-lain (US$)

PT. Atlantic Intraco - -

Sub Jumlah US$ - -

Kewajiban jangka pendek lain-lain (Rp)

UD. Gaya Bhakti 15,130,000 3,360,000

Binzar 6,991,722 26,794,492

UD. Jaya Diesel 5,197,800 10,905,800

UD. Baja Karya 4,900,000 -

PT. Karya Diesel 3,443,000 3,993,000

CV. Sinar Kencana 3,057,442 1,110,942

UD. Sinar Teknik 1569500 936,500

CV. Mitra Sejati 1,553,500 143,000

PT. Caraka 648,748 648,748

UD. Jaya Indah - 7,398,000

Sub Jumlah Rp 42,491,712 55,290,482

Utang dividen 287,659,287 292,281,751

Jumlah Kewajiban jangka pendek lain-lain 330,150,999 347,572,233

18. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari :

Jumlah Saham

Ditempatkan

dan disetor Jumlah Persentase

Pemegang Saham (Nominal Rp 500) Rp %

Tahun 2010

Syamsinar Ngaisah 34,839,551 17,419,775,500 19,24

Robert Tanmizi 16,175,506 8,087,753,000 8,93

Tazran Tanmizi 17,419,776 8,709,888,000 9,62

Marzuki Tanmizi 14,931,237 7,465,618,500 8,25

Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,669,486 48,834,743,000 53,95

Jumlah 181,035,556 90,517,778,000 100

Tahun 2009

Syamsinar Ngaisah 34,839,551 17,419,775,500 19,24

Robert Tanmizi 16,175,506 8,087,753,000 8,93

Tazran Tanmizi 17,419,776 8,709,888,000 9,62

Marzuki Tanmizi 14,931,237 7,465,618,500 8,25

Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,669,486 48,834,743,000 53,95

Jumlah 181,035,556 90,517,778,000 100

19. AGIO SAHAM

Rp

Saldo Agio Saham tahun 2003 4,176,791,500

Dikurangi penggunaan tahun 2004

Pembagian saham bonus dari agio saham dengan perbandingan

setiap 25 saham lama akan mendapat satu (1) saham baru

sejumlah 6.746.667 lembar saham senilai 3,373,333,500

Jumlah Agio Saham 803,458,000

Agio saham sejumlahnya Rp. 803.458.000,- pada tahun 2004 berasal dari saldo agio saham per 31 Desember 2003 dikurangi

dengan pembagian saham bonus dengan perbandingan setiap 25 saham lama, mendapat satu (1) saham baru. Jumlah saham

baru tersebut adalah 6.746.667 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 500,- per lembar, senilai Rp. 3.737.333.500,- dengan

rincian sebagai agio saham per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut :

Page 19: lk desember terbaru

Halaman 19

20. PENJUALAN BERSIH

2010 2009

Rp Rp

Urea Formaldehyde Resin 36,605,091,370 35,598,896,620

Melamine Formaldehyde Resin 4,252,851,060 7,458,558,250

Formaline 3,119,246,605 1,305,799,115

Glue Powder Resin 1,813,950,514 3,545,652,571

Urea Formaldehyde Hardener 1,149,332,089 379,101,974

One Step 618,349,006 609,379,132

Low Formaldehyde Emission Concentrate 569,758,340 11,860,282,580

Hexamine 321,038,331 1,942,461,740

Amonia Water 4,692,500 -

Phenol Formaldehyde Resin - 7,096,083,780

Jumlah 48,454,309,815 69,796,215,762

Pembeli 2010 2009 2010 2009

Rp Rp % %

PT. Wijaya Triutama

Plywood 44,924,365,222 25,499,442,380 92.71 36.53

PT. Daya Sakti Unggul

Plywood - 27,427,845,580 - 39.30

PT. Unggul Summit - 11,860,282,580 - 16,99

Jumlah 44,924,365,222 64,787,570,540 92,71 92,82

21. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian dari beban pokok penjualan adalah sebagai berikut :

2010 2009

Rp Rp

Biaya Langsung

Bahan baku 31,295,178,186 41,661,734,385

Tenaga Kerja 1,145,142,685 1,531,947,740

Biaya tidak langsung 10,229,341,459 10,744,474,087

Biaya manufaktur 42,669,662,330 53,938,156,212

Barang jadi

Saldo awal 1,468,432,151 1,371,051,871

Saldo akhir (2,267,848,951) (1,468,432,151)

Beban Pokok Penjualan 41,870,245,530 53,840,775,932

Rincian penjualan bersih Perusahaan berdasarkan kelompok produk utama adalah sebagai berikut :

Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 44.924.365.222,- atau

92,71% dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 25.499.442.380,- atau 36,53% dari penjualan bersih.

Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut :

Jumlah

Persentase dari

Total Penjualan

Page 20: lk desember terbaru

Halaman 20

Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari bahan baku yang digunakan oleh Perusahaan :

Pemasok 2010 2009 2010 2009

Rp Rp % %

Superin Chemical

(S), Pte, Ltd, Singapore 14,453,199,259 11,912,985,552 58,39 36,49

PT. Goatama Sinar Batuah - -

PT. Indowax 9,195,577,500 19,518,603,500 37,15 59,79

Jumlah 23,648,776,759 31,431,589,052 95,54 96,28

22. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut :

2010 2009

Beban Penjualan Rp Rp

Perbaikan dan pemeliharaan 1,851,636,423 1,847,917,305

Pengangkutan 810,695,993 861,302,833

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 144,888,600 232,835,509

Telekomunikasi 66,974,359 70,972,291

Asuransi 28,195,315 65,642,085

Iklan dan promosi 139,850,917 96,386,600

Alat-alat tulis 13,198,216 37,913,478

Perjalanan dan transportasi 27,444,500 24,737,400

Pajak dan perijinan 25,320,000 44,200,500

Listrik dan air 19,730,810 18,221,645

Penyusutan - -

Lain-lain 32,302,600 80,984,450

Sub-jumlah 3,160,237,733 3,381,114,096

Beban Umum dan Administrasi

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 2,831,349,099 3,192,685,246

Penghapusan Piutang 14,140,717,613 1,300,000,000

Penyusutan aktiva tetap 332,961,196 382,626,294

Sewa kantor 488,280,000 488,280,000

Perjalanan dan transportasi 504,859,143 511,846,530

-

Listrik dan Air 341,265,923 265,504,743

Beban manfaat karyawan 1,074,640,113 1,089,335,326

Pajak dan perijinan 343,264,602 308,911,812

Alat-alat tulis 185,970,030 223,058,882

Asuransi 164,631,954 173,581,495

Representasi 188,148,951 314,039,669

Perbaikan dan pemeliharaan 156,966,011 146,862,469

Administrasi saham 138,573,741 110,220,651

Telekomunikasi 64,658,360 95,520,154

Honorarium tenaga ahli 27,513,260 27,500,000

Lain-lain 206,710,000 39,475,000

Sub-jumlah 21,190,509,996 8,669,448,271

Jumlah 24,350,747,729 12,050,562,367

Total PembelianJumlah

Persentase dari

Page 21: lk desember terbaru

Halaman 21

23. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan Lain-lain terdiri dari :

2010 2009

Penghasilan Lain-lain Rp Rp

Rugi selisih kurs (5,621,417,272) (13,874,754,766)

Penghasilan bunga 1,132,919,926 1,867,712,465

Penghasilan lain-lain 925,491,132 12,025,759

Sub Jumlah (3,563,006,214) (11,995,016,542)

Beban Lain-lain

Provisi dan administrasi bank (136,738,616) (160,576,781)

Bunga (58,702,391) (52,786,963)

Pajak - (1,218,886,766)

Sub Jumlah (195,441,007) (1,432,250,510)

Beban Lain-lain Bersih (3,758,447,221) (13,427,267,052)

24. PAJAK PENGHASILAN

Pajak penghasilan terdiri dari :

2010 2009

Rp Rp

Pajak kini - -

Pajak tangguhan (966,449,464) (842,341,699)

Jumlah (966,449,464) (842,341,699)

Pajak kini

2010 2009

Rp Rp

Rugi sebelum taksiran Pajak Penghasilan (21,525,130,665) (9,522,389,589)

Ditambah (dikurangi) beda tetap :

Penghasilan bunga (1,132,919,926) (1,867,712,465)

Sebagian beban pajak dan perijinan 343,264,602 308,911,812

Sebagian beban asuransi 15,150,000 56,952,240

Sebagian beban pemeliharaan 109,084,549 74,838,304

Penghapusan Piutang -

Pajak dan Denda - 1,218,886,766

Cadangan Piutang - 1,300,000,000

Jumlah Koreksi Beda Tetap (665,420,775) 1,091,876,657

Ditambah (dikurangi) beda temporer :

Penyusutan aktiva tetap 2,947,782,762 2,138,852,943

Angsuran pokok sewa guna usaha (156,625,021) (219,825,057)

Beban manfaat karyawan 1,074,640,113 1,089,335,326

-

Jumlah Koreksi Beda Temporer 3,865,797,854 3,008,363,212

Jumlah (18,324,753,586) (5,422,149,720)

Taksiran penghasilan kena pajak - -

Perusahaan telah mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp. 5.608.523.772,- dan Rp. 13.874.754.766,- pada tahun 2010 dan 2009

sebagai akibat penurunan kurs. Kurs mata uang asing per 31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp. 8.991,- dan Rp. 9.400,-

Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran Pajak Penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena

pajak yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

Page 22: lk desember terbaru

Halaman 22

Perhitungan beban pajak kini dan hutang (tagihan) pajak adalah sebagai berikut :

2010 2009

Rp Rp

Pajak Penghasilan Dibayar Dimuka

Pasal 25 215,120,320 215,120,320

Pasal 22 719,930,673 359,348,673

Jumlah pajak penghasilan dibayar dimuka 935,050,993 574,468,993

Taksiran hutang (kelebihan) pajak penghasilan (935,050,993) (574,468,993)

2010

Rp

Rugi sebelum taksiran penghasilan pajak (21,525,130,665)

Taksiran pajak penghasilan dengan tarif yang berlaku -

Pengaruh pajak atas beda tetap :

Penghasilan bunga (283,229,982)

Sebagian beban pajak dan perijinan 85,816,151

Sebagian beban asuransi 3,787,500

Sebagian beban pemeliharaan 27,271,137

(166,355,194)

Taksiran pajak penghasilan per laporan rugi laba -

Pengaruh pajak atas beda temporer antara laporan

komersial dan pajak sebagai berikut:

2010 2009

Rp Rp

Pengaruh beda temporer pada tarif maximum

25% tahun 2010 dan 28% tahun 2009.

Penyusutan aktiva tetap 736,945,691 598,878,824

Angsuran pokok sewa guna usaha (39,156,255) (61,551,016)

Beban manfaat karyawan 268,660,028 305,013,891

Jumlah penghasilan pajak tangguhan 966,449,464 842,341,699

Pajak Tangguhan tahun berjalan 2007 2006

Rp Rp

Pengaruh beda temporer pada tarif maximum 30%

Penyusutan aktiva tetap 884,334,829 641,655,883

Angsuran pokok sewa guna usaha (46,987,506) (65,947,517)

Beban manfaat karyawan 322,392,034 20,577,542

4,018,256,948 -

Jumlah penghasilan pajak tangguhan 5,177,996,305 596,285,908

Aktiva (kewajiban) Pajak Penghasilan tangguhan kumulatif

2010 2009

Rp Rp

Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan

Laba penjualan aktiva tetap (29,400,000) (29,400,000)

Penyisihan beban manfaat karyawan 1,079,145,546 810,485,518

Perbedaan akumulasi penyusutan

untuk akuntansi dan fiskal 3,441,347,683 2,704,401,992

Penyisihan piutang ragu-ragu 127,705,178 127,705,178

Sewa guna usaha (617,455,835) (578,299,580)

Jumlah Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan 4,001,342,572 3,034,893,108

Pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut :

Page 23: lk desember terbaru

Halaman 23

25. DIVIDEN TUNAI

26. MANFAAT KARYAWAN

2010 2009

Rp Rp

Saldo awal tahun 2,774,240,749 1,684,905,423

Penambahan (Pengurangan) bersih 1,074,640,113 1,089,335,326

Jumlah 3,848,880,862 2,774,240,749

27. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING

Mata Uang Konversi ke Mata

Asing Uang Rupiah

US$ Rp.

Aset moneter - dalam dollar

Bank

Rekening koran 805,795.46 7,244,906,981

Investasi jangka pendek 7,367,241.43 66,238,867,720

Piutang usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 474,223.53 4,263,743,780

Pihak ketiga 3,258,022.12 29,292,876,841

Jumlah aset moneter 11,905,282.54 107,040,395,322

Posisi Aset Moneter - Bersih 11,905,282.54 107,040,395,322

Dalam rapat umum tahunan para pemegang saham yang diselenggarakan masing-masing pada 25 Juni 2009 dan tanggal 11

Juni 2008, para pemegang saham perusahaan menyetujui "Deviden Tunai sebesar Rp. 10,- (sepuluh rupiah) per saham" atau

seluruhnya Rp. 1.810.355.560,- atas laba tahun buku per 31 Desember 2008. Tidak ada pembagian dividen untuk tahun 2007

karena Perusahaan mengalami laba sebesar Rp. 3.868.283.091,- hanya karena keuntungan selisih kurs sebesar Rp.

2.673.422.128,- sisanya Rp. 1.194.860.963,- adalah berasal dari pendapatan bunga deposito.

Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing beserta konversinya ke mata uang rupiah adalah sebagai berikut :

2010

Kebijakan Menejemen atas aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing: menyimpan uang dalam bentuk mata

uang asing adalah merupakan “safety”. Aktiva dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban

dalam mata uang asing, sehingga tidak ada resiko kewajiban finansil yang mengancam.

Piutang perusahaan dalam valuta asing per 31 Desember 2010 dibukukan dengan kurs tengah Bank Indonesia (lihat catatan

2k).

Jumlah saham ditempatkan dan disetor yang digunakan sebagai dasar pembagian dividen tersebut untuk tahun 2008

berjumlah 181.035.556 lembar saham.

Sesuai dengan Undang - undang Nomor 13 tahun 2003 tanggal 23 Maret 2003, mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan

Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang penghargaan dan ganti kerugian.

Manajemen menggunakan PT. Konsul Penata Manfaat Sejahtera untuk menghitung estimasi beban manfaat karyawan dan

kewajiban yang akan dibayar oleh perusahaan apabila terjadi hal diatas dengan laporan No. 228/III/KPMS/2011/RPT tanggal

07 Maret 2011, adalah sebagai berikut :

Estimasi beban manfaat karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal 31 Desember 2010

dan 2009.

Page 24: lk desember terbaru

Halaman 24

28. PERIKATAN

29. INFORMASI SEGMEN USAHA

30. REVISI PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:

a.

b.

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai fasilitas kredit L/C dari PT. Bank Artha Graha sejumlah

US$ 2,000,000,-.

Perusahaan hanya mempunyai satu segmen usaha yaitu industri formaldehyde resin (lem/perekat kayu) untuk konsumsi

pabrik industri kayu lapis, particle board dan block board. Perusahaan juga tidak membagi kegiatan usahanya dalam segmen

geografis, sehingga tidak ada informasi segmen usaha yang disajikan.

Apabila ada segmen lain, maka berlaku kebijaksanaan umum sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia yang berlaku pada

segmen yang bersangkutan.

Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku untuk Perusahaan yang telah

diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, berisi persyaratan penyajian dari

instrument keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut

diterapkan terhadap klasifikasi instrument keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan,

dan instrument ekuitas; pengklasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan

dimana aset keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai

faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa dating yang terkait dengan instrument

keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrument tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini

menggantikan PSAK No.50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu ” dan diterapkan secara prospektif. Penerapan lebih dini

diperkenankan dan harus diungkapkan.

PSAK No.55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar

pengakuan dan pengukuran aset keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non –keuangan. Pernyataan ini,

antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivative,kategori dari instrument keuangan, pengakuan dan

pengukuran, akuntansi lindung nilai penetapan dari hubungan lindung nilai PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini mengantikan

PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”, dan diterapkan secara prospektif. Penerapan

lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.

Page 25: lk desember terbaru

Halaman 25

30. REVISI PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 :

a.

b.

c.

d.

e.

f.

PSAK 4 ( Revisi 2009 ) “ Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan keuangan Tersendiri “, yang diterapkan dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian

suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas

asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. PSAK 4 ( Revisi 2009 )

ini menggantikan PSAK 4 ( 1992 ) “ Laporan Keuangan Konsolidasian”.

PSAK 5 ( Revisi 2009 ) “ Segmen Operasi. Informasi – informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan penggunna

laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan

lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. PSAK 5 ( 2000 ) “ Pelaporan Segmen “.

PSAK 25 ( Revisi 2009 ) “ Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan “, yang menentukan

criteria dalam pemilihan dan perubahan kebiijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan

atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntasi, dan koreksi kesalahan. PSAK 25 ( Revisi 2009 ) ini

menggantikan PSAK 25 ( 1994 ) “ Laba atau Rugi Bersih, untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan

Kebijakan Akuntasi “.

PSAK 48 ( Revisi 2009 ) “ Penurunan Nilai Aset”. Menetapkan prosedur – prosedur yang diterapkan agar aset dicatat

tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika asset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

PSAK 48 ( 1998 ) “ Penurunan Nilai Aset “

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari revisi PSAK 50 dan 55 dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan

keuangannya.

PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”, yang menetapkan dasar-dasar keuangan bagi penyajian laporan

bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode

sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menggantikan PSAK 1 (1998)

“Penyajian Laporan Keuangan”.

PSAK 2 (Revisi 2009) “ Laporan Arus Kas”, yang memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis

dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas dari suatu entitas melalui laporan arus yang

mengklasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi. Investasi dan pendanaan selama suatu periode PSAK 2 (Revisi

2009) ini menggantikan PSAK 2 (1994) “Laporan Arus Kas”

Page 26: lk desember terbaru

Halaman 26

31. KEADAAN EKONOMI

a.

b.

c.

d.

e.

Pada saat ini terjadi krisis global, dan mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami kesulitan untuk meneruskan

usahanya. Kemudian pemerintah tengah menggiatkan pengawasan ketat terhadap : penebangan kayu, perdagangan ilegal,

kelengkapan dokumen dan lain sebagainya. Masalah lingkungan hidup, ikut mengurangi penurunan produksi kayu.

Nilai yang dapat dipulihkan dari aktiva perusahaan tergantung pada hal-hal di luar kontrol perusahaan. Adalah tidak

mungkin untuk menentukan dampak di masa yang akan datang dari keadaan ekonomi yang mungkin terjadi pada likuiditas

dan pendapatan perusahaan, sebagai halnya juga pada pelanggan dan pemasok perusahaan.

Dalam menghadapi kondisi ekonomi dan krisis global saat ini, manajemen Perusahaan tetap berhati-hati (prudent) dalam

mengelola dan menjalankan usaha, dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

Mengurangi karyawan sehubungan dengan penurunan omzet perusahaan.

Merelokasi sebagian pabrik dari Banjarmasin ke Pulau Jawa karena industri perkayuan (Plywood, Blockboard) telah

bergeser ke Pulau Jawa.

Melaksanakan pengembangan pasar untuk produk Glue Powder ke Pasar Ritel dan end User dengan kemasan 1 (satu)

sampai 5 (lima) kg.

Mencari terobosan market dengan diversifikasi produk berupa produk yang berfungsi dan mempunyai karakteristik

sebagai glue.

Meningkatkan efisiensi disegala bidang terutama dengan cara menekan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas.