Laporan Presentasi Kasus n Psikotik
-
Upload
tika-chika-wulandari -
Category
Documents
-
view
223 -
download
9
description
Transcript of Laporan Presentasi Kasus n Psikotik
LAPORAN PRESENTASI KASUS
STASE ILMU KESEHATAN JIWA
NON PSIKOTIK
Dosen Pembimbing :
dr. Hilma, Sp.KJ
Dicky Bramantyo A. P. G4A014033
Fanny Trestanita B. G4A014034
Dhita Hestilana A. G4A014035
Galuh Ajeng Parandhini G4A014036
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANPROGRAM PROFESI DOKTER
2015
IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Ny. RS
2. Umur : 48 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Buaran Bantar Kawung
6. Pekerjaan : pedagang
7. Pendidikan : SD
8. Suku : Jawa
9. Status Perkawinan: Sudah menikah
A. RIWAYAT PSIKIATRI
Diambil dari Bangsal Bima Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas
Tanggal : 23 Juni 2015
Diperoleh dari pasien dan keluarga pasien :
Nama : Ny. TY
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Buaran, Bantar Kawung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Hubungan : Tetangga pasien
Lama kenal : 6 bulan
Riwayat Penyakit Sekarang
(Alloanamnesis)
Pasien seorang perempuan datang ke Poli RS Banyumas pada hari Senin, 1
Juni 2015 diantar oleh ibu dan kakak pasien dengan keluhan utama tidak mau
bicara sudah selama 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lain yang
terlihat adalah pasien menjadi murung, sering menyendiri dan terkadang menangis
yang bukan disebabkan dari trauma fisik sebelumnya. Pasien menjadi tertutup
dengan kedua orang tuanya, hanya sedikit terbuka dengan kakaknya. Pasien hanya
keluar kamar untuk melakukan beberapa aktivitas seperti makan dan mencuci,
setelah itu pasien kembali masuk ke kamar dan menyendiri. Ibu pasien mengaku
bahwa pasien menjadi sulit untuk mandi.
Pasien menjadi jarang bersosialisasi dengan tetangganya karena cenderung
menghabiskan waktu di kamar sendirian. Pasien merupaka tipe orang yang
tertutup di keluarganya. Sebelum terdapat keluhan ini, pasien suka membantu
ibunya mengurus keperluan sehari-hari di rumah. Pasien tidak memiliki riwayat
mengkonsumsi narkoba, mengkonsumsi minuman keras dan tidak ada riwayat
penyakit kronis.
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Psikiatri
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa serupa sebelumnya.
2. Riwayat medis umum
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit medis sebelumnya.
3. Penggunaan obat-obatan dan alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien atapun gangguan jiwa lain.
Silsilah Keluarga
Keterangan:
: Pasien : Laki-laki
: Meninggal : Perempuan
Hal-Hal Yang Mendahului Penyakit
1. Faktor Pencetus
Kondisi lingkungan pasien membuat pasien merasa tertekan. Setelah pasien
lulus SMK, pasien ingin segera mendapatkan pekerjaan. Pasien mencoba
melamar pekerjaan di berbagai tempat, namun tidak kunjung mendapatan
panggilan sesuai dengan pekerjaan yng diinginkan. Pasien berkeinginan untuk
membahagiakan kedua orang tuanya, akan tetapi pasien tidak kunjung
mendapatkan panggilan pekerjaan. Hal tersebut menjadi beban pikiran bagi
pasien yang membuat pasien merasa bersalah.
2. Faktor Predisposisi
Pasien seorang perempuan usia 20 tahun. Pasien memiliki kepribadian yang
tertutup dan jarang bercerita kepada keluarganya. Terkadang pasien hanya
bercerita kepada kakaknya. Pasien lebih senang menyimpan rahasianya
sendiri.
Faktor Organik
Pasien tidak mengalami gangguan organik.
Faktor Obat-Obatan Dan Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan alkohol.
Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat umur kehamilan 9 bulan.
Ibu pasien melahirkan di bidan setempat. Pasien mendapat asupan asi hingga
berusia 2 tahun. Pasien dibesarkan dan diasuh dalam lingkungan keluarga dengan
pola asuh yang wajar, tidak dimanja ataupun terlalu dibiarkan. Pasien secara
emosional lebih merasa dekat dengan kakaknya. Riwayat perkembangan dan
pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Pada masa kanak-kanak tidak ada riwayat
ngompol, menggigit kuku, dan menghisap jari atau kuku.
Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksual.
Perkembangan Jiwa
Semenjak lahir pasien tinggal di lingkungan keluarga sendiri. Pasien
adalah pribadi yang cenderung tertutup dan sedikit memiliki teman di lingkungan
rumahnya dikarenakan tidak ada yang berusia sebaya. Pada saat pasien baru
masuk SMK, pasien sempat tinggal di asrama selama 3 bulan, akan tetapi setelah
itu pasien kembali tinggal bersama keluarganya. Akan tetapi setelah lulus SMK,
pasien mulai mengalami perubahan tingkah laku
Riwayat Pendididikan
Pasien pertama kali masuk sekolah umur 6 tahun dan pendidikan terakhir
SMK.
Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja setelah lulus SMK.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
Kegiatan Moral Spiritual
Pasien cukup taat menjalankan shalat lima waktu.
Aktifitas Sosial
Pasien memeliki kepribadian yang tertutup dan jarang bercerita kepada
keluarganya. Pasien lebih senang menyimpan rahasianya sendiri. Pasien lebih
sering menghabiskan waktu di kamar.
Kesan Alloanamnesis Dan Autoanamnesis
Dapat dipercaya.
Kesimpulan Anamnesis
1. Seorang perempuan, 20 tahun, beragama Islam, suku jawa, pendidikan
terakhir SMK, sekarang tidak bekerja.
2. Pasien dibawa ke RS Banyumas atas permintaan keluarga dan
menunjukkan tanda gangguan jiwa berupa : perasaan sedih, waham
bersalah, waham berdosa, halusinasi auditorik.
3. Keluhan pasien sejak 1 bulan yang lalu.
4. Faktor psikososial : pasien berkeinginan keras untuk mendapatkan
pekerjaan setelah lulus SMK, namun tidak kunjung mendapatkannya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 82 x /menit, regular
c. RR : 20 x /menit
d. Suhu : 36,4 O C
Kepala : Bentuk kepala normal, simetris
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
Telinga : Bentuk normal, simetris, tidak ada discharge
Hidung : Tidak ada napas cuping hidung, tidak ada discharge
Mulut : Tidak ada lidah sianosis
Leher : Tidak ada deviasi trakea, tidak ada benjolan yang terlihat
atau teraba
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis (IC) tak tampak
Palpasi : IC teraba di SIC V 2 jari medial LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 , reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada massa, tidak ada
jejas
Palpasi : Vokal Fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara Dasar Vesikular normal, tidak ada wheezing, tidak
ada rhonki
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, tidak ada venektasi, tidak ada massa,
tidak ada jejas
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada defans muskular, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada oedema, akral hangat
C. Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Sikap : merunduk
4. Tingkah Laku : Hipoaktif
5. Orientasi :
Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Situasi : Baik
6. Proses Pikir :
Bentuk Pikir : realistik
Isi Pikir : waham bersalah, waham berdosa
Progresi Pikir : reming,
7. Roman Muka : Hipomimik
8. Afek : Appropriate
9. Persepsi : Halusinasi auditorik (+)
10. Perhatian : Mudah ditarik mudah dicantum
11. Hubungan Jiwa : Mudah
12. Insight : Baik
D. Sindrom-sindrom
Sindrom psikotik :
- Bentuk pikir realistik
- Isi pikir waham logis: waham bersalah, waham berdosa
- Halusinasi auditorik
E. Diagnosis Banding
Depresi berat tanpa psikotik
Skizoafektif tipe depresi
F. Diagnosis Kerja
Axis I : Gangguan afektif episode depresi berat dengan gejala
psikotik(F32.3)
Axis II : Tidak ada diagnosis Axis II
Axis III : -
Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain
Axis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik (GAF 70-61)
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Farmakologis
Trihexsifenydil tablet 2 mg 1 kali sehari
Clozapine tablet 25-50 mg per hari
Risperidone 2-6 mg per hari
2. Terapi Non-farmakologis
- Psikoterapi edukatif
Terhadap pasien :
a. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana
pengobatan selanjutnya.
Terhadap keluarga :
a. Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan,
dan prognosis.
b. Meminta keluarga pasien untuk selalu mendukung proses
pengobatan, mengontrol minum obat (sesuai petunjuk dokter,
tidak menghentikan minum obat tanpa seizin dokter),
mendampingi pasien dan menjaga kondisi stabil pasien.
- Psikoterapi suportif
a. Memberikan motivasi kepada pasien untuk bercerita kepada
keluarga atau teman terdekat mengenai masalahnya.
b. Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara
teratur dan sesuai petunjuk dokter.
c. Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif untuk mengurangi dan mengalihkan
beban pikiran yang selama ini dianggap masalah.
d. Memberikan motivasi kepada pasien untuk belajar
mengendalikan emosi yang dimiliki agar tidak memicu
timbulnya gejala-gejala lain.
- Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada lingkungan
sekitar rumah ataupun teman-temannya agar tidak menganggap
pasien mengalami gangguan jiwa dan menghindari berbagai masalah
yang dapat memancing emosi dan mencetuskan kekambuhan.
H. Prognosis
PREMORBID PROGNOSIS
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Pola asuh keluarga Baik Baik
Kepribadian premorbid Tertutup Buruk
Stressor psikososial Pergaulan buruk, pendidikan Buruk
Sosial ekonomi Cukup Baik
Riwayat keluhan yang
sama
Tidak ada Baik
MORBID PROGNOSIS
Onset usia dewasa Ya Buruk
Jenis penyakit Psikotik Buruk
Perjalanan penyakit Akut Buruk
Kelainan organik Tidak ada Baik
Respon terapi Membaik Baik
Kesimpulan : Prognosis Dubia ad bonam
I. Kesimpulan Kasus
1. Pasien Nn. N.M. 20 tahun.
2. Sindrom psikotik :
Bentuk pikir realistik
Isi pikir waham logis: waham bersalah, waham berdosa
Halusinasi auditorik
3. Diagnosis Multiaksial :
Axis I : Gangguan afektif episode depresi berat dengan gejala
psikotik(F32.3)
Axis II : Tidak ada diagnosis Axis II
Axis III : -
Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lain
Axis V : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik (GAF 70-61)
4. Terapi
Terapi pada pasien ini meliputi terapi farmakologis serta dengan terapi
non-farmakologis (psikoterapi edukatif, psikoterapi suportif, sosioterapi).