LAPORAN PL PUTRI FIXED BY BOGASARI

39
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, tepung terigu merupakan bahan makanan pokok yang telah dikonsumsi oleh manusia. Hampir seluruh negara menjadikan tepung terigu sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Tepung terigu atau makanan yang berbasis gandum dapat diolah menjadi berbagai makanan roti, pasta, kue, biskuit dan banyak lainnya. Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan tepung terigu merupakan satu faktor mendorong berdirinya PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mill Jakarta. Topik pada Praktik Lapanan yaitu "Mempelajari proses pengolahan gandum menjadi tepung terigu di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Bogasari Flour Mills Divisi Tanjung Priok, Jakarta Utara". Hal yang melatar belakangi penekanan pengolahan gandum pada topik yang diajukan adalah karena pengolahan gandum merupakan bagian yang penting dalam proses produksi tepung terigu. Pengolahan gandum merupakan proses paling panjang dari keseluruhan proses produksi tepung dimana proses ini merupakan proses yang menentukan rendemen tepung yang dihasilkan dari proses produksi tepung terigu. Cara pengolahan gandum mulai dari penyimpanan, pembersihan, material handling, dan penggilingan akan berpengaruh terhadap hasil produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Selain produk utama yang dihasilkan gandum adalah tepung terigu yang merupakan makanan pokok, gandum juga menghasilkan by produk yang berupa polar, bran, dan oval yang dapat diolah kembali lalu dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan pakan ternak serta pemanfaatan lainnya. Sehingga industri pengolahan gandum dapat dikatakan industri yang tidak menghasilkan limbah dari segi bahan baku yang digunakan, limbah pengolahan gandum hanya dihasilkan dari proses pengolahannya bukan dari bahan baku yang digunakan. Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari proses pengolahan gandum untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. TUJUAN Tujuan dari kegiatan Praktik Lapangan ini adalah untuk mempelajari aspek pengolahan gandum menjadi tepung terigu pada PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan pengembangan sikap serta memberikan gambaran nyata serta aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada zaman presiden Soharto yang dilatar belakangi kerana rendahnya mutu tepung terigu yang impor pemerintah yang salah satunya disebabkan oleh jarak transportasi yang jauh. Karena terlalu

Transcript of LAPORAN PL PUTRI FIXED BY BOGASARI

  • PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Di era globalisasi ini, tepung terigu merupakan bahan makanan pokok

    yang telah dikonsumsi oleh manusia. Hampir seluruh negara menjadikan tepung

    terigu sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Tepung terigu atau makanan yang

    berbasis gandum dapat diolah menjadi berbagai makanan roti, pasta, kue, biskuit

    dan banyak lainnya. Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan tepung

    terigu merupakan satu faktor mendorong berdirinya PT. Indofood Sukses

    Makmur. Tbk Bogasari Flour Mill Jakarta.

    Topik pada Praktik Lapanan yaitu "Mempelajari proses pengolahan

    gandum menjadi tepung terigu di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Bogasari

    Flour Mills Divisi Tanjung Priok, Jakarta Utara". Hal yang melatar belakangi

    penekanan pengolahan gandum pada topik yang diajukan adalah karena

    pengolahan gandum merupakan bagian yang penting dalam proses produksi

    tepung terigu. Pengolahan gandum merupakan proses paling panjang dari

    keseluruhan proses produksi tepung dimana proses ini merupakan proses yang

    menentukan rendemen tepung yang dihasilkan dari proses produksi tepung terigu.

    Cara pengolahan gandum mulai dari penyimpanan, pembersihan, material

    handling, dan penggilingan akan berpengaruh terhadap hasil produksi dan kualitas

    produk yang dihasilkan.

    Selain produk utama yang dihasilkan gandum adalah tepung terigu yang

    merupakan makanan pokok, gandum juga menghasilkan by produk yang berupa

    polar, bran, dan oval yang dapat diolah kembali lalu dimanfaatkan untuk bahan

    baku pembuatan pakan ternak serta pemanfaatan lainnya. Sehingga industri

    pengolahan gandum dapat dikatakan industri yang tidak menghasilkan limbah dari

    segi bahan baku yang digunakan, limbah pengolahan gandum hanya dihasilkan

    dari proses pengolahannya bukan dari bahan baku yang digunakan. Oleh karena

    itu sangat penting untuk mempelajari proses pengolahan gandum untuk

    menambah pengetahuan dan pengalaman.

    TUJUAN

    Tujuan dari kegiatan Praktik Lapangan ini adalah untuk mempelajari aspek

    pengolahan gandum menjadi tepung terigu pada PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills

    untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan pengembangan sikap

    serta memberikan gambaran nyata serta aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama

    kuliah.

    KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

    PT. Bogasari Fluor Mills didirikan pada zaman presiden Soharto yang

    dilatar belakangi kerana rendahnya mutu tepung terigu yang impor pemerintah

    yang salah satunya disebabkan oleh jarak transportasi yang jauh. Karena terlalu

  • 2

    lama didalam kapal kualitas tepung terigu menjadi berkurang dan menyebabkan

    kerusakan, sehingga tepung tersebut dibuang ditengah laut akibatnya pemerintah

    mengalami kerugian atas biaya impor tepung terigu dan biaya transportasi yang

    telah dikeluarkan.

    PT. Bogasari Fluor Mills didirikan oleh Soedono Salim, Sudwikatmono,

    Dhuhar Susanto, dan Ibrahim Risjad pada tanggal 7 Agustus 1970. Empat investor

    ini merupakan orang-orang yang telah lolos seleksi oleh pemerintah untuk

    mendirikan perusahaan tepung terigu di Indonesia. Selama satu tahun proses

    konstruksi dan pembangunan pabrik, maka dengan notarial, terbentuklah

    perusahaan tepung terigu pertama di Indonesia.

    Tanggal 29 November 1971 merupakan proses produksi penggilingan

    gandum pertama kali yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari

    Fluor Mills melalui pabrik yang berlokasi di daerah Jl.Cilincing, Tanjung Priok,

    Jakarta Utara. Daerah ini mempunyai area 33 ha dengan kapasitas produksi

    sebesar 650 ton gandum. Untuk memenuhi tingkat permintaan pasar, pabrik kedua

    didirikan di daerah Jawa Timur (Surabaya) dengan luas 3,3 ha. Sejak januari

    1977, Bogasari melengkapi organisasi dengan divisi tekstil yang memproduksi

    kantong terigu di Citeureup, Bogor.

    Bogasari mengoperasikan pabrik pasta sejak tahun 1991 yang

    menghasilkan spaghetti dan macaroni. Produk-produk pasta yang dijual dibawah

    merk Bogasari dan La Fonte itu menjangkau pasar domestik dan mancanegara.

    Pada tanggal 28 juli 1992, PT. Bogasari Flour Mills berubah menjadi PT.

    Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills, dengan menjadi divisi

    makanan dari perusahaan semen itu. Seiring dengan kebijakan yang keluarakan

    pemerintah yang mengakibatkan lahirnya banyak industri penggilingan tepung

    terigu baru, dan melhat pasar yang semakin bersaing, pada 30 Juni 1995 PT.

    Indosement Tunggal Prakarsa Bogasari Flour Mills pun diakuisisi kembali.

    Akuisisi dilakukan oleh PT.Indofood Sukses Makmur Tbk., yang kemudian

    berubah menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Fluor Mills. Nama

    inilah yang berlaku sampai dengan saat ini.

    Kapasitas penggilingan awal adalah 650 ton gandum per hari dengan dua

    fasilitas penggilingan yaitu mill A dan B. Tahun pertama, total produksi yang

    dihasilkan pabrik di Jakarta mencapai 200.000 ton tepung terigu. Tahun 1973,

    Bogasari Jakarta mengoperasikan fasilitas penggilingan baru yaitu mill C,D, dan

    E, kemudian tahun 1978 mulai mengoperasikan mill F dan G, kemudian pada

    tahun 1983 mulai mengoperasikan mill H, I, dan J, lalu mill K dan L yang

    beroperasi pada tahun 1992 dan yang terakhir adalah mill M, N, O yang mulai

    beroperasi pada tahun 1996.

    Selain menghasilkan tepung terigu, PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills

    juga menghasilkan produk sampingan. Produk sampingan ini berupa sisa olahan

    penggilingan gandum. Hasil produk sampingan (by product) tersebut berupa bran,

    pollard, pellet, dan industrial flour. Bran dan pollard diolah menjadi pellet untuk

    pakan ternak sedangkan tepung industri pada umumnya dimanfaatkan untuk

    dibuat lem (perekat) di industri kayu lapis. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa bahan baku (raw material) digunakan seluruhnya baik hasil utama maupun

    hasil sampingan yang dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat.

    Pada tanggal 19 September 1999, untuk pertama kalinya PT. ISM Tbk.

    Bogasari Fluor Mills mengekspor tepung terigu ke Singapura dengan kiriman

  • 3

    sebanyak 860 karung. Quality and Food Safety Management System pada PT.

    ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills telah memperoleh sertifikat ISO 9001 yang

    terbaru pada tahun 2015, selain itu PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills juga telah

    mendapatkan ISO 14001 untuk aspek pengendalian lingkungan.

    LOKASI PERUSAHAAN

    PT. ISM Tbk. Bogasari Fluor Mills. Jakarta terletak di Jl. Raya Cilincing

    no.1, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14110. Perusahaan ini meiliki luas lahan

    kurang lebih 33 ha, yang berbatasan sebelah utara dengan PT. Dok Kojda, PT.

    Sarpindo dan laut Jawa, sebelah timur Jalan pelabuhan Sarpindo dan PT. Easterm

    Polyester, sebelah selatan Jalan Raya Cilincing, sebelah barat Kali Kersek dan

    Depo Pertamina. Lokasi pabrik Bogasari yang dekat dengan laut ini sangat

    strategis, sehingga dapat membangun dermaga sendiri yang memudahkan proses

    loading dan unloading, karena setelah loading gandum langsung dapat

    dimasukkan silo melalui jalur transfer yang telah tersedia. Demikian pula dengan

    proses unloading, pellet dapat langsung dimasukkan ke dalam kapal melalui jalur

    transfer yang tersedia.

    STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

    Struktur organisasi PT. ISM Tbk, Bogasari Flour Mills dapat dilihat

    seperti pada gambar 1. Kekuatan tertinggi di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

    Bogasari Flour Mills Jakarta adalah OPU (Deputy OPU Head) yang membawahi

    empat senior Vice President (SVP). Senior Vice President yang ada di PT.

    Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills terdiri atas SVP Finance,

    SVP Commercials, SVP Manufacturing, dan SVP Human Resources.

    Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan

    SVP Manufacturing dibantu oleh tiga Vice President, yaitu VP

    Operations, VP Technical Support, dan VP Quality and Product Planning and

  • 4

    Development. Masing-masing VP memimpin satu divisi, fungsi divisidivisi

    tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Operations Division

    Operations Division merupakan bagian yang bertanggung jawab atas operasi

    penyimpanan di silo, proses milling, dan packing. Bagian ini dibagi lagi menjadi

    empat departemen, yaitu:

    a) Milling Departement, bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan menggiling tepung terigu dengan mutu sesuai dengan yang ditetapkan.

    Tugasnya antara lain melaksanakan produksi sesuai dengan Rencana

    Produksi. Bagian ini dipimpin oleh manager dan dibantu oleh deputy head

    miller dan miller.

    b) Flour Silo and Bulk Packing Departemen (FSBP), bertanggung jawab atas penyimpanan tepung terigu sementara sebelum dipacking dalam silo

    khusus tepung terigu dan pengemasan tepung terigu dalam bentuk karung

    maupun curah. Tugasnya antara lain melakukan pengemasan produk

    berdasarkan jenisnya, yaitu tepung regular. Bagian ini dpimpin oleh

    seorang manager.

    c) Flour Mixing and Premix Departement (FMP) bertanggung jawab atas pencampuran tepung terigu menjadi tepung premix maupun tepung

    tepung inovasi lainnya. Selain itu juga bertugas untuk mengemas tepung-

    tepung tersebut dalam consumer packing (biasanya satu dan dua kilo).

    Tugasnya antara lain melakukan pengemasan produk berdasarkan

    jenisnya, yaitu tepung ekspor dan spesial. Bagian ini dipimpin oleh

    seorang manager.

    d) Jetty and Wheat Silo Departemen, yang bertanggung jawab mulai dari pengambilan gandum dari kapal, memasukkan gandum ke dalam wheat

    silo sesuai dengan jenis dan spesifikasinya hingga mengatur proses

    pengeluaran gandum menuju mill untuk digiling. Tugasnya antara lain

    melaksanakan operasi penyimpanan gandum dan melakukan transfer

    gandum sesuai komposisi grist yang diminta pihak mill. Bagian ini

    dipimpin oleh seorang manager.

    e) Production and Planning Inventory Control (PPIC), yang bertanggung jawab atas perencanaan produksi dan pengawasan persediaan. Tugasnya

    antara lain menyusun rencana target produksi mingguan ke bagian mill,

    jadwal penerimaan gandum dan transfer gandum mingguan ke bagian jetty

    and wheat silo, rencana target packing ke bagian Flour Silo and Bulk

    Packaging dan bagian Flour Mixing and Premix sesuai dengan data dari

    bagian marketting planning comercial.

    2. Technical Support Division

    Technical Support Division merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk

    pemeliharaan seluruh sarana utama penunjang kelancaran produksi mulai dari

    pengadaan sumber energi sampai kepada bangunan tempat produksi berlangsung.

    Bagian ini dibagi menjadi empat departemen, yaitu:

    a) Maintenace Departement, bertanggung jawab atas perbaikan mesin dan peralatan di tempat produksi.

    b) Production Facility Departement, bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh bangunan yang ada, kebersihan lingkungan pabrik dan

  • 5

    pemeliharaan taman, serta pelaksanaan pengendalian hama pada silo dan

    tempat penyimpanan tepung.

    c) Automation Departemen, bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan seluruh peralatan listrik serta bertugas menjalankan instalasi

    sederhana.

    d) Material Stores Departement, bertanggung jawab atas pengadaan instrumen-instrumen alat yang digunakan untuk perbaikan dan

    pemeliharaan seluruh mesin dan alat produksi. Tugasnya antara lain

    penyediaan sarana keperluan produksiseperti suku cadang peralatan, bahan

    bakar, serta kemasan.

    3. Quality and Product Planning and Development Division

    Quality and Product Planning and Development Division merupakan bagian yang

    bertanggung jawab untuk pengendalian dan kontrol dari produk-produk produksi

    PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills.

    KETENAGAKERJAAN

    PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills Jakarta memiliki jumlah karyawan

    sebanyak kurang lebih 2.200 karyawan, dan hampir 90% dari jumlah karyawan

    tersebut adalah laki-laki. Tenaga kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu karyawan

    harian dan karyawan bulanan. Karyawan harian umumnya dibutuhkan perusahaan

    untuk menangani perkerjaan dibagian gudang. Jika karyawan harian ini

    menunjukan prestasi yang baik, dapat diangkat menjadi karyawan bulanan atau

    tetap. Karyawan bulanan atau karyawan tetap merupakan karyawan Bogasari

    dimana sistim gaji yang dipakai adalah sistim bulanan.

    Untuk menjaga keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja,

    di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Fluor Mills memiliki departemen

    yang khusus menangani masalah kesehatan. Perlengkekapan kesehatan dan

    keselamatan kerja yang disediakan perusahaan dan wajib digunakan adalah

    pakaian kerja, sepatu kerja, masker, earplug (penutup telinga), topi, kaca mata

    pelindung,dan sarung tangan. Dalam lingkungan pabrik dilengkapi dengan

    pemadam kebakaran untuk mengntisipasi jika terjadi kebakaran.

    Hak dan Kewajiban Karyawan :

    1. Hak Karyawan

    Di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills, setiap karyawan

    memiliki hak masing-masing. Hak-hak yang akan dipenuhi oleh perusahaan

    adalah :

    a. Hak Cuti, Setiap karyawan memiliki hak untuk cuti yakni 8 kali cuti setiap

    tahun. Apabila dalam 1 tahun karyawan tidak mengambil cuti maka tidak

    diakumulasi untuk tahun berikutnya, sehingga hak cuti hangus. Cuti hamil dan

    melahirkan 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan.

    b. Tunjangan Makan, Perusahaan memberikan fasilitas makan kepada seluruh

    karyawan yang bekerja sesuai dengan shift yang dijalani.

    c. Tunjangan Kesehatan, Perusahaan menyediakan obat- obatan sebagai

    Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada tiap- tiap bagian tempat kerja

    serta poliklinik yang dapat melayani karyawan setiap harinya. Perusahaan juga

    menyediakan dokter perusahaan dan jaminan sosial tenaga kerja. Apabila

  • 6

    karyawan sakit, dan memerlukan pengobatan yang khusus maka akan dibantu

    dengan JAMSOSTEK.

    d. Tunjangan Hari Raya dan Akhir Tahun, Perusahaan memberikan bonus

    kepada karyawannya pada setiap hari raya Idul Fitri dan hari besar agama lainnya

    serta keuntungan akhir tahun. Pemberian bonus akhir tahun ini disesuaikan

    dengan keuntungan pendapatan perusahaan dari hasil produksi perusahaan.

    2. Kewajiban Karyawan

    Setiap karyawan wajib menaati peraturan yang berlaku di perusahaan, antara lain :

    a. Bekerja sesuai dengan aturan dan pembagian shift serta datang sesuai waktu

    yang telah ditentukan kecuali mendapat ijin meninggalkan kerja.

    b. Melaksanakan prosedur absensi pada saat masuk dan pulang kerja.

    c. Memberikan atau melaporkan hasil kerjanya pada atasan tepat pada waktu yang

    telah ditentukan.

    d. Karyawan yang datang terlambat akan mendapat teguran atau peringatan dari

    kepala bagiannya masing- masing dan keterlambatan yang sering dilakukan

    oleh karyawan akan mendapatkan sanksi dari perusahaan sesuai dengan

    paraturan yang telah digariskan.

    e. Karyawan dilarang merokok di lokasi perusahaan.

    f. Karyawan dilarang memakai aksesoris yang dapat menggangu selama proses

    produksi.

    Karyawan diwajibkan memakai perlengkapan kerja seperti : seragam

    kerja, topi/helm, masker, ear plug, dan sepatu serta mencuci tangan saat akan

    memasuki area produksi. Usaha untuk meningkatkan dan menjaga kapasitas

    produksi, penentuan waktu kerja dibedakan antara bagian produksi dengan bagian

    kantor dengan tiga jenis jam kerja, yaitu:

    a. Waktu lembur

    Waktu lembur merupakan waktu kerja tambahan diluarjam kerja yang

    diberlakukan pada keadaan mendesak atau perintah dari atasan dengan diberikan

    upah lembur sesuai dengan ketentuan perusahaan. Hari Minggu dan libur nasional

    termasuk waktu lembur khusus untuk karyawan bagian produksi.

    b. Shift atau waktu kerja bergilir

    Shift untuk pekerja di bagian produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

    Shift pagi : 08.00-16.00

    Shift sore : 16.00-24.00

    Shift malam : 24.00-08.00

    Pergantian shift tersebut akan ditukar setiap 1 minggu sekali. Waktu bekerja 6

    hari dalam 1 minggu.

    c. Nonshift atau waktu kerja tidak bergilir

    Nonshift atau waktu kerja tidak bergilir merupakan waktu kerja normal

    yang berlaku untuk karyawan kantor dengan lama waktu kerja adalah 9 jam sejak

    pukul 09.00-17.00 WIB, sudah termasuk satu jam istirahat. Untuk waktu bekerja 5

    hari dalam 1 minggu.

    PRODUK

    Produk Utama

    Produk utama yang dihasilkan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

    Bogasari Flour Mills adalah tepung terugu. Hasil penggilingan gandum berupa

  • 7

    76% tepung terigu, 1,5% tepung industri, dan 22,5 berupa bran dan pollard. Bahan

    baku gandum diolah menjadi menjadi tepung terigu dan dikelompokkan menjadi

    beberapa jenis tepung berdasarkan kandungan proteinnya. Produk-produk utama

    yang dihasilkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills untuk

    pasaran domestik anatar lain:

    1. Cakra Kembar Emas

    Merupakan tepung terigu yang dibuat dari 100% hard wheat pilihan.

    Kandungan protein dan gluten yang tinggi sangat bagus dijadikan sebagai bahan

    dasar pembuatan roti dengan volume yang lebih besar dan mengembang

    sempurna. Kadar abu yang rendah membuat crumb roti lebih putih. Tepung ini

    khusus dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti.

    2. Cakra Kembar

    Merupakan tepung terigu yang terbuat dari 100% hard wheat, sehingga

    kandungan proteinnya tinggi, minimal 13%. Tepung terigu ini umumnya

    diproduksi dengan menggunakan campuran gandum dari Australia dan Amerika.

    Tepung ini mempunyai sifat gluten yang ulet dan kuat. Tepung ini cocok

    dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan roti, mie, kue, dan lain-lain.

    3. Segitiga Biru

    Merupakan tepung medium yang dihasilkan dari campuran hard wheat

    dan soft wheat, sehingga dihasilkan tepung terigu dengan dengan kandungan

    protein sebesar 10,5-11,5%. Untuk gandum yang berasal dari Amerika dan

    Kanada, campurannya adalah 60% soft wheat dan 40% hard wheat, sedangkan

    gandum Australia, komposisinya adalah 50% soft wheat dan 50% hard wheat.

    Tepung ini merupakan tepung terigu serbaguna karena sifat glutennya yang

    sedang. Tepung ini banyak dijual untuk keperluan rumah tangga. Kegunaannya

    antara lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie kering, mie basah, dan

    biskuit.

    4. Kunci Biru

    Merupakan tepung terigu yang dibuat dari 100% soft wheat. Kadar protein

    tepung ini berkisar antara 8,55%-10% sehingga sifat glutennya rendah. Tepung ini

    cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cake, cookies, biskuit, wafer,

    dan kue-kue kering lainnya.

    5. Kunci Emas

    Merupakan tepung terigu yang memiliki kadar proteinnya 8% dan daya

    serap terhadap air rendah. Tepung ini dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan

    biskuit, kue kering, dan wafer.

    6. Lencana Merah

    Merupakan tepung terigu yang terbuat dari soft wheat Australia dan

    Amerika. Kandungan protein berkisar antara 8,5%-10%. Biasa digunakan dalam

    pembuatan roti kering dan gorengan.

    7. Piramida

    Merupakan tepun terigu yang serbaguna, yang dapat digunakan untuk

    pembuatan mie dan flat bread yang tidak memerlukan pengembangan terlalu

    besar. Kandungan proteinnya 10%.

    8. Pena Kembar

    Merupakan tepung terigu yang memiliki kandungan protein sedang,

    sebesar 12,5%-13%. Kegunannya untuk pembuatan mie.

    9. Kastil

  • 8

    Merupakan tepung terigu yang terbuat dari campuran hard wheat dan soft

    wheat. Memiliki kandungan protein yang sedang yaitu 12%. Tepung ini khusus

    dijual untuk industri makanan. Biasa digunakan untuk membuat roti dan baked

    product.

    By Product

    Bagian gandum yang tidak terekstraksi menjadi tepung akan diolah

    menjadi pakan ternak, yaitu pellet dan diolah menjadi bahan lem dalam produksi

    kayu industri, yaitu industrial flour. Produk samping yang diproduksi oleh PT.

    Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills adalah:

    1. Bran

    Bran adalah bagian kutit gandum yang bertekstur kasar dan memiliki

    kadar serat tinggi sehingga digunakan sebagai bahan campuran pembuatan roti

    berserat. Bran digunakan sebagai bahan ternak, dikemas dalam karung 25 kg

    dengan merk dagang Cap Kepala Kuda.

    2. Pollard

    Adalah bagian gandum yang terletak lebih dekat dengan endosperm

    sehingga mutu proteinnya lebih baik jika dibandingkan dengan bran. Kadar

    seratnya tinggi dengan ukuran granulasinya lebih kecil daripada bran. Produk ini

    diminati oleh pabrik Feed Meal dan peternak sapi perah. Produk ini dikemas

    dengan karung berukuran 25 kg dengan merk dagang Cap Angsa.

    3. Tepung industri

    Tepung industri dihasilkan pada reduction process pada bagian roller.

    Tepung industri memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan tepung

    terigu, perbedaanya terletak pada warnanya. Tepung industi memiliki warna

    kecokelatan karena memiliki kadar abu yang cukup tinggi. Tepung industri juga

    berasal dari proses sweeping, yaitu tepung yang jatuh dilantai dikumpulkan

    kembali untuk dibersihkan dan dipisahkan dari matetial-material yang tidak

    diinginkan. Tepung industri dikemas dalam karung berukuran 25 kg dengan merk

    dagang Cap Anggrek. Produk ini biasa digunakan sebagai bahan dasar lem

    dalam pembuatan kayu industri, selain itu juga dapat digunakan sebagai pakan

    ikan.

    4. Pellet

    Pellet merupakan produk yang terbuat dari campuran antara bran dan

    pollard. Produk ini digunakan sebagai pakan ternak. Produk ini melalui proses

    steaming dan dipress sehingga berbentuk silinder dengan diameter 6 mm dan

    panjang 1-1,5 cm. Pellet biasanya diekspor keluar negri sebagai bahan baku

    pembuatan pakan ternak.

    5. Germ

    Germ merupakan bagian lembaga tempat pembentukan tunas baru. Bagian

    ni banyak mengandung lemak sehingga harus dipisahkan dari tepung, karena

    dapat mempengaruhi kualitas tepung yang dihasilkan. Germ biasanya diekspor ke

    Jepang untuk dijadikan sebagai bahan pembuat kapsul dan kosmetik.

  • 9

    KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN

    PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN

    Bahan Baku

    Bahan baku pembuatan tepung terigu di PT. ISM Tbk Bogasari Flour

    Mills adalah gandum yang di impor dari berbagai negara. Gandum yang

    digunakan untuk membuat tepung pada PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills

    dikategorikan tiga jenis gandum yaitu hard wheat, soft wheat dan Gandum

    Durum. Jenis gandum hard wheat memiliki kadar proten yang tinggi, yaitu 12-

    15%. Daya serap air tinggi, bjinya keras, dan kulit luarnya berwarna cokelat,dan

    glutennya bersifat kuat. Gandum hard wheat merupakan komposisi dominan dari

    tepung terigu merek cakra kembar produksi PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills

    tepung ini cocok digunakan untuk membuat mie dan roti. Jenis gandum soft

    wheat memiliki kadar protein yang relatif rendah, yaitu 8-10%, memiliki daya

    serap yang rendah, bijinya lunak, dan kulit luar berwarna putih atau merah.

    Gandum soft wheat merupakan komposisi dominan dari tepung terigu merek

    kunci biru produksi PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills tepung ini cocok

    digunakan untuk biskuit dan cookies. PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills juga

    memproduksi tepung dengan kadar protein medium dimana komposisi tepung ini

    merupakan hasil kombinasi dari hard wheat dan soft wheat. Gandum durum

    merupakan jenis gandum khusus yang memiliki spesifikasi berbeda dengan jenis

    gandum yang lain. Bjinya lebih keras dan warna kulit cokelat. Jenis gandum ini

    digunakan dalam pembuatan macaroni dan spaghetty.

    Penanganan Bahan Baku

    Supply kebutuhan gandum PT. ISM Tbk Bogasari Flour Mills dipenuhi

    oleh beberapa negara yaitu 60% dari Australia, 20% dari Canada, 15% dari

    Amerika Serikat, dan 5% dari negara lainnya seperti Ukraina, Rusia, Prancis dll.

    Gandum yang diimpor akan dikirim melalui jalur laut oleh kapal cargo yang

    mengangkut gandum, kapal berdasarkan jalur pelayarannya dibedakan menjadi

    dua yaitu line dan tremper. Kapal line merupakan kapal standy by yang telah

    terjadwal dan diberangkatkan ke negara tujuan untuk mengambil gandum tanpa

    membawa muatan apapun dan langsung menuju negara tujuan tanpa berhenti

    dahulu di tempat tertentu, sedangkan kapal tremper biasanya merupakan kapal

    sewaan yang membawa muatan lain saat diberangkatkan ke negara tujuan

    sehingga akan berhenti di tengah perjalanan pada tempat tertentu untuk

    membongkar muatan yang telah ada lalu melanjutkan perjalanan ke negara

    pengimpor gandum.

    Berdasarkan kapasitas angkut kapal pengangkut gandum dibedakan

    menjadi dua jenis kapal yaitu kapal panamax dan kapal handimax. Kapal panamax

    berkapasitas kurang lebih 70.000 ton dengan 7 palka, kapal ini biasanya

    digunakan untuk pelayaran jarak jauh. Kapal handimax berkapasitas sekitar

    50.000 ton dengan 5 palka, digunakan untuk mengangkut gandum jarak dekat. PT.

    ISM Tbk Bogasari Flour Mills mempunyai dua jetty sebagai fasilitas bongkar

    muat gandum yaitu jetty A dan jetty B. Jetty A dibangun pada tahum 1985 dengan

    panjang 175 m awalnya digunakan untuk bongkar gandum yang diimpor dan

    memuat pellet yang akan diekspor namun sekarang jetty A hanya digunakan

  • 10

    untuk memuat pellet yang akan diekspor. Jetty B dibangun pada tahun 1995

    dengan panjang 200 m dan kedalaman 14,5 m jetty B ini dikhususkan untuk hanya

    untuk proses bongkar muat gandum. Masing masing jetty dilengkapi 2 tower

    untuk membongkar gandum, yaitu Hardman untuk jetty A dan Neureo untuk jetty

    B.

    Kapal yang membawa gandum akan sandar di jetty (dermaga) Bogasari,

    lalu pertama kali akan dimasukki oleh tim kesehatan untuk memastikan bahwa

    awak kapal tersebut tidak membawa virus ataupun penyakit serta gandumnya

    tidak membawa hama tertentu dari negara lain. Gandum dari kapal tersebut akan

    diambil sampelnya dan dianalisis terlebih dahulu sebanyak tiga kali oleh pihak

    QC untuk mengetahui kualitas gandum meliputi kadar protein, moisture, dan

    banyaknya kutu. Pengambilan sampel dilakukan saat gandum masih berada di

    kapal dengan menggunakan pipa besi. Pengambilan dilakukan sebanyak tiga kali

    ulangan untuk mendapatkan keakuratan data. apabila gandum telah dinyatakan

    baik kualitasnya maka gandum akan diambil dari kapal oleh bagian jetty.

    Gandum yang disimpan dalam palka kapal akan dibongkar di jetty B

    dengan prinsip pneumatic, memanfaatkan sisi hisap dari blower seperti pada

    gambar 2.1 berikut.

    Keterangan :

    1 Filter

    2 Palka Kapal

    3 Air Lock

    4 Belt conveyor

    5 over

    6 Blower

    Gambar 2.1 proses pembongkaran gandum dengan Nero

    Proses pembongkaran gandum harus didiskusikan terlebih dahulu dengan

    pihak kapal, karena proses pembongkaran gandum harus disesuaikan dengan

    kapasitas pompa yang mengisi air ke dalam lambung kapal, sehingga saat proses

    pembongkaran kapal akan seimbang dan tidak mengalami kerusakan. Terdapat

    dua tower penghisap gandum masing-masing tower memiliki dua buah pipa

    dengan kapasitas hisap masing-masing 400 ton/jam. Sehingga jetty B memiliki

    total kapasitas pembongkaran gandum sebesar 1600 ton/jam. Gandum dihisap

    oleh tenaga blower yang berada di lantai dasar tower, gandum yang terhisap akan

    masuk ke fillter untuk menyaring gandums agar tidak terhisap ke blower. Setelah

    melewati filter gandum akan masuk ke air lock yang akan mengunci udara yang

    ada dibawah gandum sehingga udara tersebut tidak menghisap gandum ke blower.

    Didalam air lock terdapat sudu sudu yang berbentuk seperti belimbing sehingga

    2

    1

    3

    6 5

    4

  • 11

    Kapal

    Nero

    Belt Conveyor

    Hopper

    Weigher

    Bucket Elevator

    Wheat Silo

    saat sudu tersebut berputar sisi sudu tersebut akan terisi gandum, dan gandum

    akan jatuh tetapi udara akan tetap tertahan dan masuk ke blower.

    Gandum selanjutnya ditransfer dengan menggunakan alat transportasi belt

    conveyor ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampungan

    sementara sebelum proses penimbangan. Proses penimbangan ini disebut weigher

    distribution house yang memiliki dua line penimbangan yang dapat menimbang

    gandum sebanyak 3.200 kg per detik. Penimbangan gandum bertujuan sebagai

    sistem kontrol selama proses transportasi menuju tempat penyimpanan gandum,

    agar tidak melebihi kapasitas alat transportasi dan wheat silo. Setelah itu gandum

    akan dibersihkan secara sementara menggunakan separator lalu gandum akan

    dinaikkan ke silo menggunakan buket elevator sehingga gandum akan masuk ke

    dalam wheat silo. Diagram proses transfer gandum ke silo dapat dilihat pada

    gambar 2.2 berikut.

    Gambar 2.2 Diagram Proses Transfer Gandum ke Silo

    Penyimpanan Bahan Baku

    Gandum yang akan digiling disimpan di dalam wheat silo, yaitu tempat

    penyimpanan gandum sebelum proses produksi. Wheat silo mempunyai bentuk

    tabung vertikal dan pada bagian bawah berbentuk kerucut, dengan bentuk yang

    demikian, wheat silo memiliki banyak kelebihan, antara lain mampu menampung

    biji gandum dalam jumlah yang banyak tanpa memakan area yang luas, selain itu

    mempermudah dalam sistem transfer dan dalam proses pembersihannya.

    PT. ISM Bogasari Flour Mills mempunyai dua wheat silo , yaitu silo A dan silo B.

    Silo A letaknya di sebelah barat pabrik berjumlah 60 buah. Silo A dibangun pada

    tahun 1984 dengan tinggi 55 meter dan berdiameter 10 meter. Sedangkan silo B

    berjumlah 80 buah. Kapasitas terpasang masing-masing wheat silo A adalah 3.000

    ton, tetapi kapasitas yang terpakai hanya 2.800 ton. Kondisi beberapa silo sudah

    retak pada bagian dindingnya dan pernah runtuh sehingga menjadi pertimbangan

    pemakaian kapasitas tidak sampai penuh 3.000 ton. Silo A terbuat dari beton dan

    pada bagian atas terdapat ventilasi untuk pertukaran udara. Sistem pengeluaran

    gandum dari silo A dialirkan ke bawah dengan sudut kemiringan sisi kerucut 45o,

  • 12

    melalui tiga jalur. Setiap jalurnya mampu mengeluarkan gandum dengan

    kecepatan pengeluaran maksimal 150 ton/jam.

    Silo B dibangun pada tahun 1996 terletak di sebelah selatan pabrik.

    Kapasitas terpasang masing-masing wheat silo B adalah 2.800 ton, tetapi

    kapasitas terpakai hanya 2.750 ton. Silo B mendapat pasokan gandum dari jetty B.

    Silo B terbuat dari bahan steanless steel karena biaya pembangunannya yang lebih

    murah dibandingkan dengan bahan dari beton. Silo B memiliki kekurangan,

    karena terbuat dari bahan steanless steel, dapat menghantarkan panas sehingga

    kondisi silo mudah dipengaruhi oleh kondisi luar. Suhu panas yang dihasilkan

    dapat terbentuk uap air yang dapat membasahi biji gandum dan meningkatan

    kadar air (moisture) pada bagian kulit luar gandum.

    Dalam penyimpanan gandum, beberapa kondisi yang hendaknya

    senantiasa dijaga selama penyimpanan gandum, antara lain :

    a. Ventilasi alami

    b. Ventilasi mekanis

    c. Pemindahan

    Ventilasi alami pada silo A dan B berupa lubang yang berada di atas silo,

    yang hanya dibuka sewaktuwaktu saja. Ventilasi mekanis berasal dari pompa

    udara yang digunakan saat hujan saja. Pemindahan dilakukan ketika gandum

    mengalami penyimpanan yang lama (lebih dari 1 bulan). Desain bagian bawah

    silo berbentuk kerucut, hal tersebut dimaksudkan agar proses pengeluran gandum

    dari dalam silo dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada biji gandum yang

    tersisa didalam silo. Selain itu gandum yang masuk terlebih dahulu akan keluar

    terlebih dahulu pula. Gandum yang berada didalam silo biasanya disimpan dalam

    waktu maksimal 3-4 bulan. Pihak QC setiap bulan akan mengecek gandum yang

    disimpan dalam silo, jika terdapat kutu atau telur kutu akan segera dilakukan

    fumigasi yang dapat dilakukan dengan cara fumigasi dalam bentuk tabur, tentunya

    obat yang digunakan adalah food grade.

    PEMBUATAN, PENYIMPANAN DAN PENANGANAN PELLET

    Pellet merupakan salah satu produk samping PT. ISM Tbk. Bogasari Flour

    Mills yang dijual ke luar negeri untuk menjadi bahan baku pembuatan pakan

    ternak. Pellet terbuat dari offal, dan by produk yang di press dengan steam, steam

    digunakan untuk membuat pellet merekat karena pada pellet terdapat kandungan

    pati yang akan berfungsi sebagai perekat apabila dipanasakan dengan steam

    tersebut. Bagian yang mengurus pembuatan pellet disebut bagian pelletizing, yang

    merupakan salah satu bagian kecil dari departement Milling Group 1. PT. ISM

    Tbk. Bogasari Flour Mills mempunyai dua section peletizing yaitu pelletizing A

    dan pelletizing B. Pelletizing A mempunyai 3 unit mesin press, dan pelletizing B

    mempunyai 8 unit mesin press. Kapasitas untuk satu mesin press adalah sebesar

    10 ton per jam. Karena menggunakan steam, pellet rentan terhadap suhu yang

    tinggi dan bersifat rapuh. Proses pembuatan pellet menggunakan steam dengan

    suhu 100-120 o

    C, pellet yang baru keluar dari mesin press mempunyai suhu 80oC

    sehingga pellet harus disimpan dalam suhu yang cukup dingin.

    Bahan baku pellet dapat diterima secara manual dan otomatis.Penerimaan

    disebut manual karena bahan baku ditransfer ke pelletizing melalui fam,

    sedangkan penerimaan secara otomatis yaitu bahan baku pellet dikirim langsung

  • 13

    dari mill ke bagian pelletizing. Proses pembutan pellet di pelletizing berawal dari

    datangnya bahan dari proses milling melalui chain conveyer, masuk ke airlock.

    Airlock berfungsi menstabilkan aliran bahan dan menghambat masuknya udara

    yang dapat mengganggu lajunya bahan yang akan masuk. Setelah masuk ke

    airlock, semua bahan baik bran maupun pollard akan dibawa oleh chain conveyor

    lalu masuk ke silo by produk..

    Bahan baku yang akan dibuat pellet akan dikeluarkan dari silo

    menggunakan screw conveyor lalu bucket elevator untuk dibawa ke hopper.

    Setelah masuk ke hopper bahan baku akan masuk ke feeder yang berfungsi untuk

    mengatur kapasitas produk yang akan diproduksi. Setelah melalui feeder bahan

    baku akan masuk ke mixer untuk dicampur dengan steam, mixer ini mempunyai

    kapasitas 10 ton/jam, steam yang masuk ke mixer mempunyai suhu sekitar 150oC

    Setelah semua bahan tercampur, maka proses selanjutnya adalah pencetakan

    pellet. Pellet dicetak menggunakan mesin press yang terdiri daru dua roll, die, dan

    cutter. Campuran bahan akan dipress menggunakan dua rol yang bergerigi lalu

    akan dicetak menggunakan dies yang berdiameter 6mm dengan ukuran panjang

    pellet 1-1,5 cm. Mesin press juga terdapat fan, yang berfungsi menyedot bahan

    dan terdapat cutter atau pemotong yang pengopersiannya bisa di atur sesuai

    kebutuhan, cutter berfungsi untuk memotong pellet yang keluar dari mesin

    pengepres. Setelah keluar dari proses pengepresan, pellet akan didinginkan

    dengan mesin cooler yang terletak di bawah mesin pengepres. Bahan masuk

    kedalam cooler selama 5 menit. Mesin ini mempunyai kapasitas 20 ton/jam.

    Setelah pellet dingin kemudian pellet akan jatuh ke mesin pengayak atau separator

    yang memisahkan pellet bagus dalam arti memiliki bentuk sempurna dengan

    pellet yang hancur atau tidak jadi. Pellet yang tidak jadi akan masuk ke elevator

    dan di bawa lagi ke proses awal untuk di olah kembali. Setelah pellet jadi,

    kemudian masuk ke silo melewati magnet separator. Pellet yang sudah diproduksi

    akan disimpan dalam pellet silo. Alur proses produksi pellet dapat dilihat pada

    gambar 3.

    Terdapat dua silo yang dapat digunakan untuk menyimpan pellet sebelum

    pellet yaitu pellet silo A dan pellet silo B. Pellet silo A terdapat 45 silo dengan

    kapasitas 950 ton, dan pellet silo B mempunyai 24 silo dengan kapasitas 750 ton.

    Pellet tidak boleh disimpan dengan suhu yang tinggi sehingga dipasang cooling

    unit pada pellet silo. Pellet silo A mempunyai 4 cooling unit sedangkan pellet silo

    B mempunyai 8 cooling unit. Cooling unit akan mendinginkan pellet dengan

    suhu 14 o

    C, pellet akan didinginkan hingga suhu 34 o

    C sehingga pellet dapat

    disimpan dengan aman. Pellet silo pada dasarnya mempunyai dua kinerja yaitu

    intake (bahan masuk ke dalam silo) dan outtake (bahan keluar dari silo). Pellet

    yang tersimpan dalam silo selalu dilakukan pengecekan, jika terdapat kutu, maka

    dilakukan proses fumigasi, proses fumigasi dilakukan langsung pada silo selama 7

    hari. Tidak semua silo menampung pellet yang sama, jika silo sudah kosong,

    maka dilakukan proses pembersihan silo. Proses pembersihan harus dilakukan

    dengan benar dan harus benar-benar bersih, setelah proses pembersihan dari

    petugas pellet silo, kemudian akan dilakukan pengecekan dari pihak check

    kontrol, jika masih terdapat kutu, maka proses pembersihan diulang kembali

    hingga silo benar benar bersih sebelum diisi pellet baru.

  • 14

    Tidak

    Ya

    Gambar 3 Diagram Proses Produksi Pellet

    Separator

    Line Transfer

    Chain Conveyor

    Air Lock

    Chain Conveyor

    Silo By Produk

    Screw Conveyor

    Bucket Elevator

    Hopper

    Feeder

    Mixer

    Press Machine

    Cooler

    Pellet Baik

    Magnet Separator

    Pellet Silo

  • 15

    Proses masuknya pellet ke pellet silo diawali pellet yang keluar dari

    pengepresan dibawa melalui belt conveyor masuk kemagnet separator, lalu masuk

    ketimbangan, kemudian melalui elevator pellet masuk ke silo. Apabila silo pellet

    telah terisi penuh maka akan dilakukan proses recycle supaya pellet yang pecah

    pada saat proses pemasukkan bisa naik ke atas, dan tidak menyebabkan macet

    dibagian pengeluaran silo. Proses recycle dilakukan dengan cara mengalirkan

    pellet dari silo ke tripper yang ada didasar silo, lalu pellet akan dipindahkan dari

    tripper ke bucket elevator untuk dinaikkan ke atas lalu dicurahkan ke bagian atas

    silo, proses ini dilakukan selama 3 jam. Jika pellet akan didistribusikan, maka

    pellet keluar dari silo melalui belt conveyor, kemudian dibawa melalui elevator,

    kebelt conveyor lagi lalu masuk ketimbangan. Kemudian masuk ke kendaraan

    distribusi, bisa masuk ke truk atau kapal. Semua menggunakan sistem curah tanpa

    dikemas terlebih dahulu. Kapasitas curah ke truk sebesar 200 ton/jam, sedangakan

    kapasitas curah ke kapal sebesar 310 ton/jam.

    Pellet yang diproduksi oleh pelletizing akan dicek kualitasnya selama

    proses pembuatannya. Test yang diuji untuk mengetahui kualitas pellet antara lain

    hardness test, dan durability test. Hardness test merupakan test kekerasan pellet,

    berfungsi untuk mengetahui berapa beban yang mampu membuat pellet tersebut

    pecah. Pellet yang di test hardness merupakan pellet yang sudah didinginkan oleh

    cooler, dengan sampel sebanyak 10 sampel pellet untuk setiap cooler. Durability

    test merupakan test yang digunakan untuk mengetahui tingkat ketahanan pellet

    terhadap guncangan selama perjalanan maupun proses penumpukkan. Durability

    test ini dilakukan dengan cara mengambil sampel pellet yang telah dingin

    sebanyak 500 gram lalu sample tersebut dimasukkan ke alat durability test untuk

    diputar selama 10 menit. Setelah diputar pellet akan dikeluarkan lalu ditimbang

    kembali, perbandingan antara massa sampel setelah melalui durability test

    terhadap massa sampel awal akan menunujukkan nilai pellet durability index

    (PDI) pellet yang diproduksi tersebut. Selain kedua test tersebut juga dilakukan

    moisture test terhadap bahan baku yang berupa bran sebelum di press dan

    terhadap hasil pellet yang dihasilkan. Moisture test ini dilakukan menggunakan

    grain mositure tester. Durability test dilakukan sebanyak satu kali untuk setiap

    satu shift, moisture test dan hardness test dilakukan sebanyak dua kali untuk

    setiap shift. Pellet yang baik mempunyai kadar air maksimal sebesar 13% dan

    kekerasan 7 kg yang artinya pellet dapat menahan beban setara beban 7 kg.

    PROSES PENGOLAHAN GANDUM MENJADI TEPUNG TERIGU

    Dalam hal ini penulis ditempatkan di mill AB, oleh karena itu penulis

    hanya mengamati tahap-tahap proses produksi tepung terigu yang berlangsung di

    mill AB. Produksi tepung terigu secara garis besar terdiri dari 5 tahapan yaitu pre

    cleaning, first cleaning, conditioning, second cleaning, dan milling.

    Pre Cleaning

    Pre cleaning merupakan proses pembersihan gandum sebelum

    dimasukkan ke raw wheat bin (tempat penyimpanan gandum di mill sebelum

    diolah). Proses ini dilakukan untuk memisahkan offal yang berukuran besar.

    Tujuan dari pre cleaning adalah:

  • 16

    a. Mencegah kerusakan mesin-mesin pada proses berikutnya akibat terikutnya

    offal yang berukuran besar.

    b. Membuat kenerja mesin cleaning lebih efektif dan efisien.

    c. Membuat aliran gandum lebih lancar sehingga meningkatkan homogenitas pada

    saat blending atau mixing gandum.

    d. Membuat kualitas penyimpanan gandum dalam raw wheat bin lebih baik.

    Terdapat dua alat yang digunakan untuk proses pre cleaning yaitu Rotary

    separator dan vibro separator keduanya berfungsi untuk memisahan berdasarkan

    ukuran tetapi menggunakan prinsip mekanis yang berbeda. Rotary separator

    dilengkapi dengan ayakan dengan ukuran lubang 2cm x 2 cm, drum ini akan

    berputar sehingga gandum dan material yang pass through akan masuk menuju

    raw wheat bin sedangkan material yang berukuran besar akan talling pada ayakan

    dan akan ditampung dipenampung khusus alat ini merupakan alat yang digunakan

    untuk pre cleaning pada mill AB. Vibro separator dilengkapi dengan

    ayakan,Vibro separator akan bergetar sehingga gandum dan material yang pas

    through akan masuk menuju raw wheat bin sedangkan material yang berukuran

    besar akan talling pada ayakan dan akan ditampung dipenampung khusus Proses

    pre cleaning ini dilakukan oleh Silo Departement.

    First Cleaning

    First cleaning bertujuan untuk memisahkan gandum dari impurities yang

    berukuran lebih kecil dari ukuran impurities pada pre cleaning. Impurities yang

    dipisahkan pada first cleaning antara lain: biji-bijian lain(jagung, kedelai, barley,

    oats, biji bunga matahari, dll), kulit, bunga &batang gandum, gandum kisut,

    gandum pecah, gandum busuk, batu, kayu, plastik , debu, serbuk besi dan benda

    logam. Proses aliran gandum saat first cleaning dapat dilihat pada gambar 4.1.

    Proses first cleaning dimulai dari raw wheat bin sampai buffer bin. Gandum yang

    disimpan, akan dikeluarkan dengan menggunakan rotary valve. Rotary valve

    berfungsi untuk mengatur kapasitas keluarnya gandum dari raw wheat bin

    berdasarkan volume berat (ton/jam).

    Rotary valve juga berfungsi untuk gristing (pengaturan komposisi

    gandum) yang selanjutnya menuju ke magnet separator untuk memisahkan

    gandum dari material logam melalui screw conveyor kemudian diangkut keatas

    menggunakan bucket elevator kemudian menggunakan screw conveyor lagi.

    Setelah melewati magnet separator, gandum akan masuk kedalam hopper yang

    berfungsi untuk menampung gandum sementara yang akan dikirim ke proses

    selanjutnya. Dari hopper, kemudian gandum akan ditimbang, untuk mengetahui

    berapa berat gandum, apakah sudah sesuai dengan kapasitas yang diminta atau

    sudahkah sesuai dengan setingan.

  • 17

    Bukan

    Ya

    Ringan

    Bukan

    Berat

    Ya

    Gambar 4.1 Proses First Cleaning Gandum

    Screw Conveyor

    Bucket Elavator

    a

    Invest Destroyer

    Tarara

    Bufffer Bin

    Wheat Silo

    Intake Separator

    Raw Wheat Bin

    Rotary Valve

    Bucket Elavator

    Screw Conveyor

    Magnetic Separator

    Timbangan

    Separator

    Screw Conveyor

    TRC

    Gandum Penanganan Offal

    Gandum Trieur

    Dry Stoner

    Scrourer

    Gandum

    Tarara

    a

  • 18

    Setelah gandum ditimbang kemudian gandum masuk ke separator untuk

    memisahkan offal berdasarkan ukuran. Separator memiliki 2 lapisan screen,

    screen bagian atas untuk memisahkan offal kasar dan screen bagian bawah untuk

    memisahkan offal halus. Kemudian setelah dari separator, gandum menuju ke

    TRC (Tarara classifier), didalam TRC ini gandum dibagi menjadi 2 yaitu produk

    dengan berat jenis yang lebih berat dan yang lebih ringan . Gandum yang berat

    dan batu akan menuju ke dry stoner, kemudian untuk produk dengan berat jenis

    yang lebih ringan menuju ke carter day, carter day (triuer) untuk memisahkan

    offal yang berukuran panjang (long corn) dan bulat (round corn). Kemudian

    gandum yang pass through dari dry stoner dan carter day (treuer) akan masuk ke

    scourer. Gandum yang masuk dalam scourer akan dibersihkan dari debu, setelah

    itu gandum akan masuk ke TRR (Tarara). Didalam TRR gandum akan dipisahkan

    dari debu dan kulit, yang masih menempel pada gandum. Setelah gandum

    melewati TRR, akan dibawa oleh screw conveyor dan diangkut ke atas oleh

    bucket elevator menuju impact destroyer. Invest destroyer berfungsi untuk

    menghempaskan gandum sehingga telur kutu terhempaskan ke dinding dan pecah.

    Setelah dari invest destroyer kemudian gandum menuju ke buffer bin yang

    berfungsi untuk menjaga kontinuitas gandum.

    Offal yang dihasilkan akan masuk ke proses penanganan Offal Seperti

    Gambar 4.2. Offal yang dihasilkan dari proses cleaning akan masuk offal collector

    lalu naik dengan bucket elevator ke bin offal kasar untuk dibersihkan setelah itu

    akan masuk ke hammer mill. Offal akan digiling oleh hammer mill sehingga

    ukurannya akan lebih halus, setelah itu offal akan dibawa ke Bin offal halus untuk

    diayak dengan menggunakan pneumatic system. Offal yang telah melewati fine

    screening akan masuk line transfer untuk ditransfer menuju pelletizing.

    Gambar 4.2 Proses penanganan offal

    Offal

    Offal collector

    Bucket Elevator

    Bin Offal Kasar

    Hammer Mill

    Bin Offal Halus

    Transfer to pelletizing

  • 19

    Berikut ini adalah data offal yang terkandung untuk masing masing jenis

    brand yang akan diproduksi:

    Tabel 1 Presentase offal yang terkandung pada Gandum

    Sumber : PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills

    Presentase offal didapatkan dengan cara mengukur laju aliran massa offal

    yang dihasilkan mesin cleaning lalu hasilnya akan dipresentasekan terhadap laju

    aliran massa gandum yang masuk dari pre cleaning. Jumlah presentase offal

    dipengaruhi oleh komposisi gandum dari setiap brand, dan negara asal gandum

    tersebut diperoleh.

    Conditioning

    Proses conditioning gandum sebelum digiling menjadi tepung terdiri dari

    dua tahap yaitu dampening dan tempering seperti pada gambar 4.3. Gandum dari

    buffer bin akan masuk ke rotary valve, rotary valve berfungsi untuk mengatur

    kapasitas proses conditioning gandum. Setelah melewati rotary valve gandum

    akan ditambahkan air oleh dampener, dan masuk ke mixer untuk dicampurkan

    dengan air yang telah ditambahkan. Gandum yang telah dicampur air akan dibawa

    oleh screw conveyor masuk ke tempering bin untuk diperam.

    Dampening adalah proses penambahan sejumlah air kedalam gandum. Jadi

    dampener adalah seperangkat mesin yang berfungsi untuk menambah kadar air

    dalam gandum sehingga memudahkan dalam proses milling. Penambahan air

    dilakukan sesuai rumus yang telah ditentukan sehingga nantinya akan didapatkan

    tepung sesuai dengan kadar air yang dikehendaki. Temperring merupakan suatu

    proses mendiamkan gandum yang telah diberi air dalam tempering bin selama

    waktu tertentu berdasarkan jenis gandum.

    Tujuan dari Temperring adalah:

    a. Membuat bran menjadi liat dan elastis

    b. Untuk mencapai kadar air tepung sesuai dengan Quality Guide.

    c. Membuat endosperm lunak

    d. Membuat endosperm mudah terpisah dari bran

    NO Grist

    Presentase offal

    (%) Rata-

    rata I II

    1 Segitiga Biru 1,06 1,06 1,06

    2 Segitiga Hijau 1,06 1,06 1,06

    3 Cakra Kembar 1,06 1,06 1,06

    4 Cakra Kembar I 1,06 1,06 1,06

    5 PURITY 1,05 1,06 1,055

    6 BLF 1,06 1,07 1,065

    7 PURE WHITE 1,06 1,06 1,06

    8 Brd PAO 1,04 1,05 1,045

    9 BTMB 1,05 1,05 1,05

    10 FSA 1,06 1,06 1,06

  • 20

    Gambar 4.3 Proses Conditioning Gandum

    Rumus penambahan air, yaitu:

    Keterangan:

    W = Air yang ditambahkan (liter/jam)

    M2 = Kadar air tepung yang dikehendaki

    M1 = Kadar air awal gandum

    Qcleaning = Kapasitas cleaning gandum (kg/jam)

    Proses Tempering harus memperhatikan waktu yang dibutuhkan untuk

    conditioning. Conditioning time merupakan lama waktu yang dibutuhan agar air

    dapat masuk secara mereta kedalam kernel gandum. Conditioning time

    diperengaruhi oleh jenis gandum. Jenis gandum hard mempunyai conditioning

    time antara 24-36 jam, untuk gandum medium mempunyai conditioning time

    antara 16-24 jam, dan sedangkan untuk jenis gandum soft mempunyai

    conditioning time antara 8-16 jam. Ini disebabkan karena morfologi gandum hard,

    medium, dan soft berbeda. Gandum hard mempunyai granula yang rapat dan

    antara protein dengan granula berikatan secara kuat, hal ini mengakibatkan air

    sulit masuk sehingga conditioning time lebih lama. Sementara untuk gandum soft

    mempunyai granula yang tidak terlalu rapat, antara satu granula dengan granula

    yang lainnya tidak saling berdekatan dan antara protein dengan granula tidak

    terikat secara kuat sehingga air lebih mudah masuk dan conditioning time lebih

    singkat. Data conditioning gandum untuk jenis produk yang berbeda dapat dilihat

    pada tabel 3.

    Tabel 2. Conditioning Gandum untuk berbagai brand tepung

    NO Brand Nat Moisture (%) Set Moisture

    (%)

    Jumlah air

    (L/jam)

    Conditioning Time

    (jam)

    1 Segitiga Biru 11,54 16,2 1278 20

    2 Segitiga Hijau 12,15 15,8 997 18

    3 Cakra Kembar 12,26 16 1024 20

    4 Cakra Kembar I 11,74 16,2 1224 20

    5 PURITY 13,9 15,3 380 20

    6 BLF 13,9 15,5 435 19

    7 PURE WHITE 11,22 16,2 1395 16

    Buffer Bin

    Rotary Valve

    Dampenner

    Mixer

    Screw Conveyor

    Tempering Bin

  • 21

    8 Brd PAO 10,1 16,2 1674 20

    9 BTMB 14,27 16 1169 20

    10 FSA 12,54 15,6 833 18

    Sumber : PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills

    Pada mill AB, proses conditioning hanya dilakukan dalam satu kali tahap

    saja yaitu menyimpanan gandum selama beberapa jam didalam tempering bin.

    Setelah proses conditioning time selesai maka gandum dikeluarkan dari tempering

    bin. Proses pengeluaran gandum secara FIFO (firt in fisrt out), artinya gandum

    yang paling awal di conditioning harus dikeluarkan dari bin paling awal pula. Hal

    ini dilakukan untuk mencegah over conditioning yang dapat menyebabkan

    endosperm terlalu lunak dan lengket serta bran menjadi kering sehingga akan

    berdampak pada proses milling. Untuk memudahkan pengeluaran gandum dari

    tempering bin dibagian bawah tempering bin diberi gandum yang kering,

    sehingga pada saat pengeluaran gandum,gandum yang basah tidak memenuhi

    outlet pengeluaran pada temperring bin. Gandum yang telah di condotioning akan

    dikeluarkan dari tempering bin menggunakan volumetrik dan diangkut dengan

    screw conveyor dan dilanjutkan dengan bucket elevator diangkut keatas untuk

    dimasukkan pada second cleaning.

    Second Cleaning

    Second cleaning dimulai dari proses pemindahan Gandum dari tempering

    bin menuju ke scourer menggunakan screw conveyor lalu bucket elevator,

    didalam scourer gandum akan dibersihkan dari debu yang masih melekat dengan

    prinsip kerja berdasarkan gaya gesek untuk menghilangkan kontaminasi

    mikrobiologis seperti bakteri, dan jamur yang menempel pada kulit gandum

    akibat proses conditioning. Kemudian setelah dari scourer menuju ke TRR,

    didalam TRR gandum dipisahkan dari debu dan kulit gandum yang terkelupas.

    Setelah dari TRR gandum akan ditransfer menggunakan screw conveyor lalu

    bucket elevator menuju pre break dampener. Pre break dampenner adalah alat

    penambah air apabila kadar air gandum masih kurang dari kadar air yang

    diinginkan. Setelah itu gandum masuk ke hopper untuk di tampung sementara lalu

    masuk timbangan untuk ditimbang dan masuk ke roller mill.

    Gambar 4.4 Proses Second Cleaning

    Bucket Elavator

    Scrourer

    Tarara

    Screw Conveyor

    Pre break Dampener

    Hopper

    Timbangan

  • 22

    Milling Process Milling adalah penggilingan gandum untuk mendapatkan tepung sesuai

    dengan quality guide. Prinsip utama dari proses milling yaitu memisahkan

    endosperm dari by product serta mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung

    dengan ektraksi yang tinggi dan kandungan abu yang rendah. Milling terdiri dari

    tiga proses utama yaitu breaking proses, purrification proses, dan reduction

    proses seperti Pada Gambar 4.5.Semakin besar ekstraksi yang dihasilkan maka

    akan semakin besar pula kadar abu yang dikandung tepung tersebut. Hubungan

    antara ekstraksi dengan kandungan abu dapat dilihat pada tabel 1.1

    Tabel 3 Hubungan antara ekstraksi dengan kualitas tepung.

    Sumber : PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills

    Breaking proses adalah proses pemecahan gandum sehingga endosperm

    terlepas dari bran dan germ, lalu memecahkan endosperm tersebut menjadi

    semolina, midling, dan tepung. Proses ini menghasilkan break flour, Pada proses

    breaking diusahakan supaya bran tidak hancur sehingga tidak menghasilkan bran

    powder yang dapat mengotori tepung sehingga dapat mempengaruhi kualitas

    tepung yang dihasilkan. Umumnya breaking proses terdiri dari lima tingkat break

    mulai dari first break hingga fifth break. Pada tingkat akhir break proses terdapat

    proses pelepasan endosperm yang masih menempel pada sisa sisa bran

    menggunakan bran finisher dan vibro finisher. Gandum yang telah dibersihkan

    akan dipecahkan menggunakan roller mill B1 yang bergigi (Flutted roller).

    Setelah gandum dipecahkan gandum akan masuk ke planshifter(ayakan)

    mengunakan pneumatic system. Pada planshifter produk dari roller B1 akan

    diayak menjadi Break produk, coarse semolina, fine semolina, middling dan

    tepung.

    Purification proses adalah proses pemisahan bran yang terdapat pada

    semolina atau middling yang keluar dari break shifter sehingga dihasilkan

    semolina dan middling yang bersih. Produk yang masuk ke purifier akan melewati

    tiga susun ayakkan yang digetarkan oleh vibrator dengan intensitas getaran

    tertentu yang menyebabkan produk mengalir. Adanya aliran udara dari bawah

    ayakan maka produk akan membentuk lapisan yaitu produk yang berat akan

    berada di lapisan bawah sedangkan produk yang ringan akan berada di lapisan

    atas. Purifier akan mengeluarkan produk keluaran berupa semolina murni ukuran

    kecil maupun ukuran besar, semolina campur ukuran besar maupun kecil, bran

    ringan dan bran berat.

    Extraction (%) Tepung yang dihasilkan Kandungan Abu(%) DB

    73-75 Straight Run Flour 0,6-0,65

    45 Short Patent Flour 0,5-0,52

    29 First Clear Flour 0,7-0,8

    20 Short Patent Flour 0,3-0,32

    50 Long Patent Flour 0,6-0,7

    >75 Low Grade Flour 1,25-1,5

  • 23

    Proses reduksi terbagi lagi menjadi :

    1) Proses sizing yaitu untuk mereduksi semolina menjadi middling dan tepung.

    2) Proses middling yaitu proses untuk mereduksi middling menjadi tepung.

    3) Proses talling yaitu proses untuk mereduksi middling yang bercampur bran

    menjadi tepung.

    Tepung yang dihasilkan pada proses sizing tidak terlalu banyak sedangkan

    pada proses middling akan dihasilkan tepung sebanyak mungkin. Tepung lain

    banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, selanjutnya pada bagian

    akhir proses reduksi maka ekstraksi tepung makin berkurang karena middling

    semakin halus dan sticky serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran powder.

    Proses reduksi menggunakan reduction roll atau smooth roll dan scratch roll

    karena permukaannya halus tanpa gerigi. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan

    pada proses reduksi ini yaitu pengaturan grinding pada reduction roll yang

    tergantung pada:

    1) Tingkat granulasi tepung yang diinginkan, Semakin rapat adjustment grinding

    dan tekanan roll maka semakin halus pula tepung yang dihasilkan.

    2) Banyaknya flake endosperm yang terjadi , Tepung yang berbentuk flake akan

    sulit diayak dan akan mengurangi ekstraksi.

    3) Kemungkinan terjadinya starch demage, Grinding yang terlalu keras atau rapat

    akan memecahan granula starch (pati).

    4) Kemungkinan bran pecah menjadi bran powder, Grinding dan tekanan yang

    berlebihan pada reduction roll merupakan faktor yang potensial menyebabkan

    terbentuknya bran powder.

    Produk middling yang telah dihasilkan dari keseluruhan reduction proses

    akan masuk ke detacher. Detacher merupakan mesin yang berfungsi untuk

    menghancurkan endosperm flakes yang terjadi pada reduction proses hingga

    produk akan mudah diayak pada planshifter. Terdapat dua jenis detacher yaitu

    impact detacher, dan drum detacher.

    Impact detacher akan menghempaskan produk melalui impeller ke dinding

    detacher dengan gaya sentirfugal, proses ini disebut impact proses. Untuk

    menambah impact proses, pada keliling impeller diberikan pin. Impact proses juga

    dapat ditambahkan dengan memasangkan plat yang kasar permukaanya, hingga

    produk yang dihempaskan akan mudah pecah. Impeller berputar dengan rpm yang

    tinggi sekitar 2800-3000 rpm. Impact detacher umumnya dipasang pada reduction

    passage yang bersih sehingga produk tidak mengandung bran. Drum detacher

    akan menghempaskan produk ke dinding detacher dengan beater dengan gaya

    sentrifugal, proses ini disebut impact proses. Beater juga berfungsi sebagai

    conveying sistem, hingga produk dari sisi inlet bergerak horizontal ke sisi outlet.

    Beater mempunyai rpm sekitar 1000-1500 rpm.

    Drum detacher umumnya dipasang pada reduction passage yang tidak

    bersih. Bran yang dipisahkan dari seluruh proses mill akan masuk ke bran

    finisher. Bran finisher adalah suatu proses untuk mengambil sisa endosperm yang

    ada pada lapisan dekat aleurone cell menjadi middling dan tepung yang sticky.

    Ekstraksi dari bran finisher adalah sebesar 2-4 %. Tepung yang sticky akan

    masuk ke vibro finisher untuk diayak dengan prinsp centrifugal system.

  • 24

    Tepung yang dihasilkan pada proses milling akan mengalami perubahan.

    Perubahan tersebut terjadi karena adanya loss moisture selama prosess milling

    terjadi, perubahan moisture yang diamati ialah perubahan moisture mulai dari

    setelah tempering, tahap pertama break proses, dan moisture tepung yang

    dihasilkam. Loss moisture yang terjadi pada proses milling pada umumnya sekitar

    1-2%, loss moisture disebabkan karena gandum digiling menggunakan roll mill

    yang akan menggesek gandum dan akan menghasilkan panas. Data Loss moisture

    untuk setiap jenis grist tepung dapat dilihat pada tabel 5.

    Tabel 4 Moisture Loss Tepung Selama Proses Milling

    NO Grist Tempering

    Moisture (%)

    1st Break

    Moisture (%)

    Flour Moisture

    (%)

    Loss Moisture

    (%)

    1 Segitiga Biru 16,15 15,6 14,32 1,83

    2 Segitiga H 15,8 15,75 14,07 1,73

    3 Cakra Kembar 16,05 16,1 14,33 1,72

    4 Cakra Kembar I 16,15 16,15 13,68 2,47

    5 PURITY 16,1 15,4 14,06 2,04

    6 BLF 15,3 15,45 14,08 1,22

    7 PURE WHITE 16 16,05 14,42 1,58

    8 Brd PAO 15,75 15,7 14,14 1,61

    9 BTMB 16,15 16,05 14,45 1,7

    10 FSA 15,5 15,45 13,65 1,85

    Sumber : PT. ISM Tbk. Bogasari Flour Mills

    Tepung yang dihasilkan dari seluruh proses milling akan masuk ke

    collecting flour lalu akan ditambahkan zat additive. Setelah ditambahkan zat

    additive tepung akan masuk ke rebolt shifter untuk diayak kembali dengan ukuran

    ayakkan sebesar 300m sehingga dapat dipastikan tidak terdapat impurities pada

    tepung yang dihasilkan. Tepung yang telah diayak akan masuk ke timbangan

    sehingga dapat dihitung ekstraksi tepung tersebut. Setelah itu tepung akan masuk

    ke line transfer untuk didistribusikan ke proses berikutnya. Tepung spesial akan

    masuk ke line tepung spesial yang mempunyai kapasitas 15 ton/jam yang

    langsung terhubung dengan bagian flour mixing and packing. Tepung reguler

    akan masuk ke line satu untuk mill B, dan line dua untuk mill A dimana kedua

    line tersebut memiliki kapasitas yang sama yaitu 28 ton/jam yang akan diteruskan

    ke bagian feeding after milling. Pollard akan ditransfer menuju feeding after

    milling melalui jalur pollard yang memiliki kapasitas sebesar 6 ton/jam. Bran

    akan masuk ke line transfer bran yang mempunyai kapasitas 12 ton/jam lalu akan

    masuk ke feeding after milling. Offal yang berasal dari fine screening akan masuk

    ke line fine screening yang akan ditransfer ke pelletizing. Tepung yang dihasilkan

    dari proses milling harus memiliki kualitas sesuai dengan quality gate yang telah

    ditentukan. Quality guide untuk masing masing Grist tepung dapat dilihat pada

    tabel 5 dibawah ini :

  • 25

    Tabel 5 Quality guide Tepung

    NO Grist Moisture (%) Protein (%) db Ash (%)

    1 SB 14,3 11-12,5 0,64

    2 SH 14,3 10-11,5 0,64

    3 CK 14,3 13 0,64

    4 CKI 14,3 13 0,64

    5 PURITY 14 14-15,5 0,55

    6 BLF 14,3 13,6-14,3 0,47

    7 Brd PAO 14,3 10,65-11,65 0,47

    8 BTMB 14,3 11,6 0,57

    9 FSA 14,3 12-13,2 0,45

    Sumber : PT. ISM. Tbk Bogasari Flour Mills

    Gambar 4.5 Proses Milling

  • 26

    ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN GANDUM

    Alat dan Mesin Pengolahan Gandum

    Mesin dan alat yang digunakan untuk produksi tepung terigu di Bogasari

    buatan ITALY dengan merk OCRIM. Mesin dan alat yang digunakan dalam

    produksi tepung terigu di mill AB antara lain sebagai berikut:

    1. Separator Merupakan mesin pembersih gandum yang memisahkan offal yang

    ukurannya lebih besar dari gandum dan offal yang ukurannya lebih kecil dari

    gandum. Gandum akan diayak melalui dua lapisan ayakan. Lapisan ayakan kasar

    akan memisahkan ayakan offal yang berukuran lebih besar dari gandum, diameter

    ayakannya berukuran 6-7 mm. Lapisan ayakan halus memisahkan offal yang

    berukuran lebih kecil dari gandum dengan diameter ayakan sebesar 1.5-2.5 mm.

    Mesin ini terdiri dari beberapa bagian yaitu inlet, sieve(ayakkan), vibrator motor,

    spring, valve,dan shock absorber. Ayakkan diposisikan miring dengan sudut

    inklinasi sebesar 31o

    dari dasar lantai. Vibrator motor, dan spring dari shock

    absorber akan menggerakan ayakan tersebut. Valve yang ada pada outlet akan

    mengatur aliran gandum supaya aliran gandum konstan. Mesin ini dapat dilihat

    pada gambar 5.1

    5.1.

    Gambar 5.1 Separator

    2. TRC, yang dapat dilihat pada Gambar 5.2, berfungsi untuk memisahkan gandum berat dan gandum ringan. Vibrating motor pada mesin ini akan

    menggetarkan ayakkan dan menyebabkan gandum bergerak diatas ayakkan.

    Sistem aspirasi dan perbedaan berat jenis akan menyebabkan aliran gandum

    membentuk formasi, gandum dan offal yang ringan akan berada diatas, serta

    gandum dan batu yang berat akan berada dibawah. Bahan yang berat akan pass

    through pada sisi akhir ayakan, dan bahan yang ringan akan tailing dari ayakan.

  • 27

    3. Dry Stoner Dry stoner, yang dapat dilihat pada Gambar 5.3, berfungsi untuk

    memisahkan batu yang mempunyai ukuran yang lebih kecil dari gandum. Aliran

    produk yang konstan di permukaan working deck akan bergetar secara

    longitudinal. Batu yang lebih ringan dari gandum akan dihisap menggunakan

    aspirasi sistem dan akan masuk ke outlet batu, gandum yang berat akan terpisah

    dari batu lalu dengan memanfaatkan sudut kemiringan gandum akan mengalir ke

    bawah ke oulet gandum.

    Gambar 5.2 Mesin TRC Gambar 5.3 Dry Stoner

    4. Trieur Trieur, yang dapat dilihat pada Gambar 5.4 berfungsi untuk memisahkan

    gandum dengan partikel lain berdasarkan ukuran dan bentuk. Partikel lain terdiri

    dari long corn dan round corn. Mesin ini terdiri dari beberapa bagian utama yaitu

    silinder long corn, silinder round corn, spreader, internal collection tray, inlet

    dan outlet. Silinder yang mempunyai cell pocket yang digerakkan oleh motor

    dengan kecepatan 1-1.5 m/detik. Terdapat dua macam silinder yaitu silinder

    utama dan retreatment silinder. Spreader akan mengerakkan produk dari inlet ke

    outlet dan membantu pengisian produk ke cell pocket. Cell pocket dari bagian

    dalam silinder utama akan mengantongi produk yang sesuai dengan ukurannya

    lalu akan melemparkannya ke collecting tray. Retreatment silinder mempunyai

    cara kerja yang sama dengan silinder utama dan dilengkapi dengan ayakkan

    berputar, sehingga terdapat 3 macam pemisahan produk. Silinder long corn

    memiliki diameter cell pocket sebesar 9.5-10 mm pada silinder utama, dan

    diameter cell pocket sebesar 10-10.5 mm pada silinder retreatment. Silinder round

    corn memiliki diameter cell pocket sebesar 5.25 mm pada silinder utama, dan

    diameter cell pocket sebesar 4.5 mm pada silinder retreatment.

    5. Scrourer Scrourer, yang dapat dilihat pada Gambar 5.5 berfungsi untuk

    membersihkan gandum dari kotoran yang masih menempel pada permukaan

    gandum dengan cara menggosok permukaan gandum. Produk masuk melalui inlet

    dan dengan putaran beater, produk akan menyebar ke seluruh perforated screen.

    Efek sentrifugal dan tekanan yang diakibatkan oleh beater, mengakibatkan

    gesekkan pada gandum. Kontoran kotoran dan bakteri akan terlepas saat terjadi

    gesekkan dan akan pass through melelui perforated screen.

  • 28

    Gambar 5.4 Mesin Trieur Gambar 5.5 Scrourer

    6. Tarara Tarara, yang dapat dilihat pada Gambar 5.6 adalah satuan unit mesin

    yang berfungsi untuk memisahkan gandum dari debu. Prinsip dari kerja dari tarara

    yaitu gandum dipisahkan dari debu dengan aspirasi udara. Aliran gandum diatur

    hingga kontak antara gandum dan udara aspiration sebesar mungkin. Udara

    aspiration diatur hingga debu dan kulit terhisap. Mesin tarara ini gabung dengan

    mesin scourer. Mesin tarara ini merupakan mesin tahap terakhir dari first

    cleaning, tujuan dari pembersikan debu (offal) dari gandum supaya pada saat

    penambahan air pada gandum, air tidak masuk dalam offal, akan tetapi air dapat

    masuk dengan baik kedalam gandum. Sehingga tidak mempengaruhi moisture

    gandum.

    7. Dampenner Dampenner yang dapat dilihat pada gambar 5.7 adalah mesin yang

    berfungsi untuk mencampurkan sejumlah air kedalam gandum untuk menambah

    kadar air gandum sehingga bisa mendapatkan karakter milling yang baik. Produk

    masuk melalui pintu inlet dampenning conveyor dan memberi rangsangan pada

    indikator switch. Solenoid valve dari dampenner akan membuka dan menutup

    aliran air sesuai rangsangan dari indikator switch, jumlah air yang keluar dapat

    dilihat dari flow meter. Gandum dan air akan bercampur di dampenning conveyor.

    Sudut inklinasi dari dampenning conveyor kurang lebih 40o untuk mendapatkan

    pencampuran air dan gandum supaya homogen.

    Gambar 5.6 Tarara Gambar 5.7 Dampenner

  • 29

    8. Magnet Separator Magnet Separator, yang dapat dilihat pada Gambar 5.8 adalah alat yang

    digunakan untuk mencegah agar logam-logam ikutan tidak bercampur di dalam

    gandum yang akan diproduksi dan logam ikutan tidak bercampur di dalam produk

    yang di feed back atau yang akan diproduksi lagi. Alat ini berfungsi juga pula

    sebagai pengaman mesin berikutnya. Posisi magnet separator berada pada awal

    pembersihan (sebelum separator) serta sebelum roll mill.

    9. Roller Mill Roll mill, yang dapat dilihat pada Gambar 5.9 adalah mesin untuk proses

    penggilingan gandum menjadi tepung dengan cara memecahkan biji gandum,

    menggerus, menghaluskan bagian endosperm dan memisahkan bagian kulit

    gandum. Roller mill umumnya dibagi menjadi dua yaitu break roll dan smooth

    roll (reduction roll). Break roller adalah alat penggiling dari break proses, roller

    yang dipakai adalah flutted roll (roller yang bergerigi). Break roll berfungsi untuk

    memecahkan biji gandum dan menggores bagian-bagian endosperm atau tepung

    sehingga lepas dari bagian kulit. Reduction roll berfungsi menggiling atau

    menghancurkan endosperm atau tepung kasar untuk dijadikan tepung yang halus.

    Gandum yang masuk akan disimpan sementara didalam ruang feedtube sampai

    ketinggian tertentu, dalam hal ini bisa berat atau level yang menjadi acuan. Sensor

    yang terdapat pada feedtube sensitif terhadap perubahan ketinggian sehingga

    memicu feeder rolls yang berfungsi untuk mendistribusikan gandum

    yang masuk seluruh ke panjang rol dan menjaga dosis produk agar sesuai dengan

    set point untuk berputar. Gandum akan melewat melalui feeder roll yang berputar

    lalu akan masuk ke roll penggiling. Produk yang sudah tergiling akan diteruskan

    oleh screw conveyor menuju pipa pneumatis.

    Gambar 5.8 Magnet Separator Gambar 5.9 Roller Mill

    10. Purifier Purifier, yang dapat dilihat pada Gambar 5.10 adalah satuan unit mesin yang

    berfungsi untuk memisahkan semolina dari bran dan pollard. Pemisahan

    dilakukan dengan berdasarkan densitas produk dengan menggunakan hisapan

    angin dan pengayakan Cara kerja dari purifier ialah, Produk yang masuk akan

    melewati fieeding dan permukaan sieve dengan gerakan shiking motion yaitu

    gerakan melompat disertai dengan gesekan produk dengan sieve yang slope

  • 30

    tertentu pass through dan turun ke ayakan berikutnya sementara tallingnya akan

    ditransportasikan ke outlet belakang dan sebagian dihisap oleh udara aspirasi.

    Kemudian produk yang pass through akan masuk pada ayakan dan akan diayak

    dengan bantuan sieve dan akan mengalami pemisahan berdasarkan beratnya

    dengan bantuan aliran udara aspirasi. Semolina yang berat akan berada paling

    bawah, dan semolina yang ringan berada pada bagian atas dan akan mengalami

    gesekan dengan sieve, kemudian bran ataupun pollard yang ringan akan berada di

    atas permukaan semolina akibat adanya udara aspirasi, dengan pengayakan yang

    dibantu dengan dengan motor vibrating maka semolina akan pass through

    sementara bran atau pollard akan talling ke outlet belakang kerena adanya hisapan

    aliran udara aspirasi.

    11. Bran Finisher Bran finisher, yang dapat dilihat pada Gambar 5.11 adalah satuan unit

    mesin yangberfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih melekat pada

    lapisan dekat dengan bran yang tidak dapat diambil pada proses breaking

    (breaking roll). Prinsip kerja dari mesin bran finisher adalah produk yang masuk

    mesin akan dihempaskan dengan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh beaters

    yang berputar. Endosperm akan terlepas dari kulit karena mengalami hempasan

    dan melewati sieve (ayakkan) sekaligus pass through sedangkan bran yang tidak

    melewati dinding sieve akan tailing dan dibuang. Ukuran diameter screen ayakan

    pada vibro finisher yaitu 1.2-1 mm untuk produk 1000-1300, 0.8 untuk produk

    800-500, dan 0.6 mm untuk produk ukuran 500-400.

    Gambar 5.10 Purifier Gambar 5.11 Bran Finisher

    12. Vibro Finisher Vibro finisher, yang dapat dilihat pada Gambar 5.12 adalah satuan unit

    mesin pengayakan yang berfungsi mengayak produk yang sticky (lengket) serta

    sulit diayak disifter dan untuk memisahkan tepung dari bran atau pollard. Prinsip

    kerja mesin ini sistem kerja sentrifugal, yaitu produk akan diayak untuk

    melepaskan sifat sticky (lengket) dari produk tersebut dengan metode putaran

    sudut (sentrifugal). Semakin besar kecepatan aliran produk efek pengayakkannya

    akan berkurang.

  • 31

    Gambar 5.12 Vibro Finisher Gambar 5.13 Rebolt Shifter

    13. Shifter Mesin ini merupakan salah satu mesin yang berfungsi mengayak atau

    memisahkan produk berdasarkan granulasi. Setiap mesin sifter terdiri dari delapan

    pintu yang masing-masing pintu terdapat 24-27 ayakan dengan ukuran mesh yang

    berbeda-beda. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memberi gerakan pada sifter

    dan produk dialirkan melaluiayakan-ayakan yeng terdapat dalam sifter dan

    masing-masing output akan keluar melalui masing masing lubang.

    Gambar 5.14 Shifter

    14. Temperring Bin Merupakan tempat untuk menampung gandum yang telah di dampenning,

    yang terbuat dari beton dengan kapasitas 80 ton/jam. Pada mill AB terdapat 6

    temperring bin, lama temperring gandum didalam temperring bin tergantung dari

    jenis gandumnya.

    15. Raw Wheat Bin

  • 32

    Merupakan tempat penyimpanan sementara gandum setelah gandum

    diterima dari wheat silo sebelum dilakukan proses cleaning diarea mill. Jumlah

    raw wheat bin pada mill AB ada 3.

    16. Additive Feeder Adalah satuan unit mesin untuk pelaksanaan penambahan bahan tambahan

    (zat additive) pada tepung terigu di mill, dimana aliran produk (zat additive) bisa

    diatur besar kecilnya dalam satuan RPM untuk disesuaikan dengan kebutuhan

    standar spesifikasi produk.

    17. Rebolt Shifter Rebolt sifter, yang dapat dilihat pada Gambar 5.13 adaah satuan unit

    mesin pengayakan untuk pengaman tepung yang dihasilkan dari pencemaran

    benda asing ditransfer ke flour silo. Fungsi dari rebolt sifter yaitu untuk

    pengayakan terakhir untuk memisahkan kotoran yang mungkin terbawa dalam

    tepung, sehinggga tepung yang dihasilkan benar-benar bersih dari bran, pollard

    serta kotoran lainnya. Ukuran ayakkan rebolt shifter adalah 300 sehingga tidak

    akan ada benda asing yang berukuran >300 yang akan terbawa pada tepung

    karena telah diayak di rebolt shifter dahulu.

    Alat Transportasi Bahan Untuk mendukung berlangsungnya proses produksi, mesin-mesin produksi

    dilengkapi dengan mesin dan peralatan transportasi, mesin dan peralatan

    transportasi dibagi 2 jalur yang berbeda yaitu :

    1. Horizontal a. Screw Conveyor Screw conveyor merupakan alat yang digunakan untuk transportasi bahan

    secara horizontal dengan memakai screw/blade sebagai penggerak produk.

    Poros yang dikelilingi oleh blade yang membentuk helical spiral dan dipasang

    pada cassing yang tetap(housing conveyor) . Produk akan diputar/discrew oleh

    blade sepanjang housing conveyor, hingga produk akan bergerak secara

    horizontal. Kapasitas handling maksimumnya 50 ton/jam. Jara handling

    maksimum 20 meter. Konveyor ini dipakai untuk transportasi tepung, dan

    mesin mixer untuk mencampur komposisi gandum yang akan digiling.

    Kecepatan screw conveyor sebesar 60-130 rpm.

    b. Chain Conveyor Chain conveyor merupakan alat yang digunakan untuk transportasi produk

    secara horizontal dengan memakai chain sebagai alat penggerak produk. Chain

    yang bergerak dengan kecepatan horizontal yang tertentu pada housing

    conveyor. Produk akan bergerak secara horizontal karena kecepatan dari chain.

    Kapasitas handling chain conveyor adalah sebesar 200 ton/jam. Jarak handling

    chain conveyor bisa mencapai 30-45 meter. Gerakan produk yang ditransfer

    hanya satu arah saja. Kecepatan chain bergerak adalah 0.5-1 m/sec, kelebihan

    chain conveyor adalah tidak berdebu dan kapasitasnya cukup besar.

    Kelemahannya ialah chain conveyor sangat berisik, dan chain beserta

    housingnya cepat aus sehingga cost maintenancenya besar. Chain conveyor

    digunakan untuk transportasi tepung.

    c. Belt Conveyor Belt conveyor merupakan alat yang digunakan untuk transportasi bahan secara

    horizontal dengan memakai belt sebagai alat pengangkut produk. Belt bergerak

  • 33

    dengan kecepatan horizontal yang tertentu dan bahan diatas belt akan bergerak

    secara horizontal juga. Kapasitas handling belt conveyor bisa mencapai 1000

    ton/jam. Jarak handling belt conveyor bisa mencapai 120 meter. Gerakan bahan

    hanya satu arah saja sesuai dengan gerakan belt conveyor. Keuntungan alat

    transportasi ini ialah tidak berisik, tidak mudah aus, dan konsumsi daya nya

    kecil dibandingkan dengan chain conveyor. Sedangkan belt conveyor mudah

    berdebu karena tidak berdebu, dan mudah slip. Kecepatan belt ialah 3

    meter/detik.

    2. Vertikal a. Bucket Elevator Bucket elevator merupakan alat untuk transportasi produk secara vertikal

    dengan memakai belt dan mangkok elevator sebagai alat pengangkut produk.

    Belt akan bergerak secara vertikal dengan kecepatan tertentu sehingga akan

    timbul kecepatan linear pada mangkok elevator yang membawa produk,

    sehingga produk akan bergerak secara vertkal. Kapasitas handling bucket

    elevator bisa mencapai 1000 ton/jam. Bucket elevator terdiri atas boot elevator,

    head elevator, belt elevator, dan aspiration system. Boot elevator merupakan

    bagian paling atas yang berfungsi menerima bahan, terdapat idler pulley yang

    berfungsi untuk penyetelan tegangan belt supaya tidak mengalami slip. Head

    elevator merupakan bagian elevator yang paling atas yang berfungsi

    mengeluarkan bahan dari elevator, terdapat driving pulley yang berfungsi

    menggerakan belt elevator. Belt elevator merupakan penghubung antara

    driving pulley dengan idler pulley, terdapat mangkok yang dipasang pada

    bagian ini sebagai wadah pembawa produk. Aspiration system berfungsi untuk

    mengambil debu yang ada pada elevator. Kecepatan bucket elevator ini ialah

    1.8-3.5 m/detik.

    b. Pneumatic conveying Pneumatic conveying merupakan suatu sistem transportasi bahan dengan

    memakai udara sebagai media kerja, trransport produk bisa secara vertikal dan

    horizontal. Pneumatic conveying terdiri dari beberapa alat alat yaitu centrifugal

    fan atau blower, conveying pipe, air separator, air lock, dan nozzle. Blower

    dipakai pada suction system dan blowing system dikarenakan tekanan udara

    yang dihasilkan tinggi. Fan hanya dipakai untuk suction, karena tekanan udara

    yang dihasilkan rendah. Cyclone merupakan pemisah produk dari udara

    berbentuk kerucut yang bagian bawahnya terdapat airlock. Produk dan udara

    akan masuk secara bersamaan dan akan membentuk gerakan spiral, karena

    kecepatan produk berkurang sedangkan kecepatan udara tetap sehingga terjadi

    proses pemisahan, produk akan keluar melalui air lock, dan udara akan keluar

    melalui outlet cyclone. Air lock merupakan alat yang berfungsi untul mencegah

    kebocoran udara pada sistem pneumatic conveying.

    PROSES PENGEMASAN TEPUNG TERIGU DAN BY PRODUK

    Pengemasan Tepung Kemasan Curah dan Karung

    Tepung ataupun by produk yang dihasilkan dari milling proses akan

    ditransfer ke bagian FAM (feeding after milling) untuk didistribusikan ke bagian

    pengemasan. Tepung akan ditransfer dari bagian FAM ke bagian FSBP (Flour

  • 34

    Silo and Bulk Packaging) menggunakan chain conveyor. Terdapat empat jalur

    transfer yang dapat digunakan untuk memindahkan tepung dari fam ke fsbp yaitu

    jalur E,F,G dan H. Jalur E mempunyai kapasitas 25 ton/jam, jalur F berkapasitas

    100 ton/jam, dan jalur GH memiliki kapasitas 180 ton/jam. Satu jalur hanya dapat

    mentransfer satu jenis produk dalam satu waktu. Setelah melalui line transfer dari

    fam tepung akan masuk ke bucket elevator lalu akan ditrasnfer ke silo tepung

    menggunakan chain conveyor. Terdapat empat grup silo dimana masing masing

    grup terdiri dari 14 silo sehingga totalnya terdapat 56 silo tepung untuk

    menampung tepung sementara sebelum dikemas. Silo tepung konstruksinya

    terbuat dari beton yang berbentuk silinder dengan bagian bawah yang berbentuk

    kerucut. Tinggi bagian silinder silo ialah 10 meter, ketinggian kerucut dibagian

    bawahnya sebesar 4m, dan diameter silo sebesar 5 meter. Dari silo utama inilah

    yang akan dibagi ke bagian kemasan curah ataupun kemasan karung.

    Tepung yang akan dikemas secara curah akan dikeluarkan dari silo utama

    melalui chain conveyor lalu bucket elevator menuju shifter di bagian pengemasan

    curah. Setelah diayak tepung akan diblowing ke tempat silo penampung

    sementara dibagian pengemasan curah. Terdapat tiga Silo yaitu 201,201, dan 203

    pada bagian pengemasan curah dengan kapasitas maksimal 25 ton untuk satu silo.

    Tepung yang disimpan pada silo sementara akan dikeluarkan apabila ada

    konsumen yang memesan secara curah yang biasanya menggunakan truk. Proses

    pengeluaran tepung dari silo sementara dapat menggunakan sistem blowing

    maupun menggunakan chain conveyor. Silo 203 menggunakan sistem blowing

    untuk mencurahkan tepung, untuk mengisi tepung pada satu mobil truk yang

    berkapasitas 25 ton membutuhkan waktu 12 menit apabila menggunakan sistem

    ini. Sementara silo 201dan 202 menggunakan chain conveyor untuk mencurahkan

    tepung ke truk, untuk mengisi truk berkapasitas 25 ton dibutuhkan waktu 30 menit

    menggunakan sistem ini.

    Tepung yang akan dikemas karungan mempunyai alur yang berbeda dari

    tepung yang akan dikemas curah. Tepung dari silo utama akan melewati chain

    conveyor lalu masuk ke bucket elevator dan melalui chain conveyor kembali dan

    masuk ke ayakan yang berukuran 425 m. Setelah diayak tepung akan masuk ke

    sterilator untuk dihempaskan dengan putaran yang kencang sehingga telur kutu

    yang terkandung pada tepung akan pecah. Setelah itu tepung akan masuk ke

    hopper untuk memastikan aliran kontinyu. Setelah itu tepung akan masuk

    ketimbangan lalu masuk ke mesin pengemas. Terdapat 7 alat pengemas untuk

    setiap grup silo, sehingga total terdapat 28 unit mesin pengemas untuk kemasan

    karung. Terdapat dua unit mesin pengemas robotik dan 26 unit pengemas

    konvensional. Mesin pengemas robotik mempunyai kapasitas pengemasan sebesar

    20bag/menit, sedangkan mesin pengemas konvensional berkapasitas 12

    bag/menit. Proses Pengemasan karung secara sederhana dapat dilihat pada gambar

    6.1

    Tepung yang ditampung sementara dihopper akan dialirkan melalui screw

    conveyor ke timbangan, saat timbangan menunjukkan angka 25 kg, screw tersebut

    akan berhenti mengalirkan tepung. Terdapat dua timbangan pada satu mesin

    pengemas supaya proses berjalan lebih cepat. Tepung yang berasal dari timbangan

    akan masuk ke corong yang berfungsi untuk mengalirkan bahan. Terdapat 6

    corong dalam satu mesin pengemas yang dapat berputar. Karung akan dijepitkan

    dikeliling corong lalu tepung akan masuk ke karung melalui corong tersebut.

  • 35

    Karung yang sudah berisi tepung akan bergerak mengikuti belt conveyor dan akan

    masuk ke mesin penjahit karung. Karung yang telah dijahit akan berjalan keluar

    lalu akan disimpan oleh bagian finish product store. Pengawasan mutu pada

    proses pengemasan karung terdiri dari tiga jenis kontrol yaitu kontrol berat,

    kontrol benda asing, dan kontrol jahitan. Kontrol berat produk dilakukan setiap 30

    menit sekali dengan standart berat 25.05-25.31 kg. Kontrol benda asing dilakukan

    setiap 8 jam sekali dengan cara mengambil sampel tepung dari setiap mesin

    pengemas sebanyak 2 bag lalu diayak menggunakan vibro separator, apabila

    ditemukan benda asing maka proses pengemasan akan dihentikan sementara dan

    shifter akan dicek kelayakannya. Kontrol jahitan dilakukan setiap satu jam sekali.

    Gambar 6.1 Proses pengemasan tepung karungan

    Pengemasan Consumer Pack dan Tepung Spesial

    Tepung reguler yang diproduksi akan dikemas untuk ukuran konsumen

    dibagian consumer pack. Secara umum proses pengemasan tepung reguler dapat

    dilihat pada gambar 6.2. Proses pengemasan dimulai dari penerimaan tepung

    yang ditransfer dari fam. Tepung yang diterima dari fam akan masuk ke

    timbangan yang terdiri dari dua jalur timbangan dengan kapasitas masing masing

    sebesar 15 ton/jam. Tepung yang telah ditimbang akan masuk ke shifter untuk

    diayak kembali untuk memastikan tidak ada bahan lain yang terbawa pada tepung.

    Setelah diayak tepung akan masuk ke silo tepung sementara, terdapat tiga grup

    silo dengan 8 silo setiap grupnya. Kapasitas penampungan silo tersebut adalah

    sebesar 80 ton/silo. Tepung yang akan dikemas akan dikeluarkan dari silo

    menggunakan blowing sistem ke bin penampungan sementara, setelah itu tepung

    akan diayak kembali oleh rebolt shifter. Setelah diayak apabila tepungnya

    Transfer Line

    Flour Silo

    Chain Conveyor

    Bucket Elevator

    Shifter

    Sterilator

    Hopper

    Timbangan

    Karosel

    Produk Store

  • 36

    merupakan tepung reguler premium akan ada tambahan fortifikasi melalui

    additive feeder terlebih dahulu sebelum dikemas, untuk tepung reguler kemasan

    ekonomis tepung akan langsung masuk ke mesin pengemas. Proses pengemasan

    untuk kemasan konsumen membutuhkan material berupa plastic wrap, karton, dan

    lakban. Terdapat tiga jalur pengemasan, dua jalur manual dan satu jalur otomatis.

    Mesin pengemasnya mempunyai kapasitas 60 pack/menit. Kemasan ekonomis

    berisi 12 pack untuk setiap kardus sedangkan kemasan premium berisi 20

    pack/kardus.

    Tepung spesial yang digiling oleh mill tidak dapat langsung dikemas

    karena tepung ini harus diberikan zat tambahan khusus sesuai permintaan

    konsumen. Proses pengemasan secara