Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
-
Upload
nila-almira -
Category
Documents
-
view
1.055 -
download
28
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 1/13
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MEDIASTINUM
A. Anatomi dan Fisiologi Mediastinum
Batas ruang mediastinum, atas: pintu masuk toraks, bawah: diafragma, lateral: pleura
mediastinalis, posterior : tulang belakang, anterior : sternum. Karena rongga mediastinum
tidak dapat diperluas, maka pembesaran tumor dapat menekan organ penting di sekitarnya
dan dapat mengancam jiwa. Kebanyakan tumor mediastinum tumbuh lambat sehingga pasien
sering datang setelah tumor cukup besar, disertai keluhan dan tanda akibat penekanan tumor
terhadap organ sekitarnya.
Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting:
1. Mediastinum superior, mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra torakal ke-5
dan bagian bawah sternum.
2. Mediastinum anterior, dari garis batas mediastinum superior ke diafargma didepan
jantung.
3. Mediastinum posterior, dari garis batas mediastinum superior ke diafragma
dibelakang jantung.
4. Mediastinum medial (tengah), dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di
antara mediastinum anterior dan posterior. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2003)
B. Definisi
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh
darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di mediastinum yaitu rongga
imaginer di antara paru kiri dan kanan. Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah besar,
trakea, timus, kelenjar getah bening dan jaringan ikat. (Elisna Syahruddin)
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 2/13
Tumor adalah suatu benjolan abnormal yanga ada pada tubuh, sedangkan
mediastinum adalah suatu rongga yang terdapat antata paru-paru kanan dan paru-paru kiri
yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar
timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya. Jadi, Tumor mediastinum
adalah tumor yang berada di daerah mediastinum. Tidak ada hal yang spesifik yang dapat
mencegah tumor mediastinum ini. (dr. Agus Rahmadi, 2010)
C. Etiologi
Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor adalah:
1. Penyebab kimiawi
Di berbagai negara ditemukan banyak tumor kulit pada pekerja pembersih cerobong
asap. Zat yang mengandung karbon dianggap sebagai penyebabnya.
2. Faktor genetik (biomolekuler)
Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan pengaruh
protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor fisik
Secara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik trauma fisik
maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet yang berasal ari sinar
matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom.
4. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh jamur
pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
5. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan ditemukannya
hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan. Namun ternyata
konsep itu tidak berkembang lanjut pada manusia.
6. Faktor hormon
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 3/13
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian
peranannya belum jelas. Pengaruh hormone dalam pertumbuhan tumor bisa dilihat
pada organ yang banyak dipengaruhi oleh hormone tersebut.
D. Klasifikasi Tumor Mediastinum
1. Timoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor yang banyak
terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan umur 50 tahun, tumor ini
terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak terdapat preferensi jenis kelamin, suku
bangsa atau geografi. Gambaran histologiknya dapat sangat bervariasi dan dapat terjadi
komponen limfositik atau tidak. Malignitas ditentukan oleh pertumbuhan infiltrate di dalam
organ-organ sekelilingnya dan tidak dalam bentuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat
keluhan lokal. Thymoma juga dapat berhubungan dengan myasthenia gravis, pure red cell
aplasia dan hipogamaglobulinemia. Bagian terbesar Thymoma mempunyai perjalanan klinis
benigna. Penentuan ada atau tidak adanya penembusan kapsul mempunyai kepentingan
prognostic. Metastase jarak jauh jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan terapi bedah. (Aru
W. Sudoyo, 2006)
Stage dari Timoma:
1. Stage I : belum invasi ke sekitar
2. Stage II : invasi s/d pleura mediastinalis
3. Stage III : invasi s/d pericardium
4. Stage IV : Limphogen / hematogen
5. Teratoid
2. Limfoma
Secara keseluruhan, limfoma merupakan keganasan yang paling sering pada
mediastinum. Limfoma adalah tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah putih
pada sistem kekebalan tubuh vertebrata). Terdapat banyak tipe limfoma. Limfoma adalah
bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada abad ke-19 dan abad ke-
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 4/13
20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan oleh Thomas Hodgkin tahun
1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.
3. Tumor Tiroid
Tumor tiroid merupakan tumor berlobus, yang berasal dari Tiroid.
4. Kista pericardium
Ini adalah kista dengan dinding yang tipis, terisi cairan jernih yang selalu dapat menempel
pada perikard dan kadang-kadang berada dalam hubungan terbuka dengan perikard itu. Yang
terbanyak terdapat di ventral, di sudut diafragma jantung. Kista ini juga dikenal sebagai kista
coelom. Kista pleuroperikardial adalah kelainan congenital, tetapi baru muncul manifestasi
pada usia dewasa. Sampai desenium ke 5 atau 6, ukuran tumor biasanya secara lambat
bertambah, tetapi jarang sampai lebih dari 10 cm. pada fluoroskopi, kista-kista ini sering
terlihat sebagai rongga-rongga dengan dinding yang tipis dengan perubahan bentuk pada
pernapasan dalam. Kista-kista coelom di sebelah kanan harus differensiasi dengan lemak
parakardial dan dengan hernia diafragmatika melalui foramen Morgagni. Kista-kista ini
sering terdapt, meskipun tentang hal ini tidak ada data yang jelas. Kista ini tidak
menimbulkan keluhan, infeksi sangat jarang dan malignitasnya tidak diketahui. Karena itu
ekstirpasi hanya diperlukan pada keraguan yang serius mengenai diagnosisnya atau pada
ukuran kista yang sangat besar.
5. Tumor neurogenik
Tumor Neurogen merupakan tumor mediastinal yang terbanyak terdapat, manifestasinya
hampir selalu sebagai tumor bulat atau oval, berbatas licin, terletak jaug di mediastinum
belakang. Tumor ini dapat berasal dari saraf intercostals, ganglia simpatis, dan dari sel-sel
yang mempunyai cirri kemoreseptor. Tumor ini dapat terjadi pada semua umur, tetapi relative
frekuen pada umur anak. (Aru W. Sudoyo, 2006)
6. Kista Bronkhogenik
Kista Bronkogen kebanyakan mempunyai dinding cukup tipis, yang terdiri dari jaringan
ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi epitel rambut getar atau
planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista bronkus terletak menempel pada
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 5/13
trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan selalu dekat dengan bifurkatio. Kista ini
dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga menimbulkan keluhan karena kompresi trakea,
bronki utama atau esophagus. Kecuali itu terdapat bahaya infeksi dan perforasi sehingga
kalau ditemukan diperlukan pengangkatan dengan pembedahan. Gejala dari kista ini adalah
batuk, sesak napas s/d sianosis.
E. Patofisiologi
Sebagaimana bentuk kanker/karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma jaringan
mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor predisposisi yang
kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya jaringan/sel-sel kanker pada
jaringan mediastinum.
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat
maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk menimbulkan
manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit terdeteksi secara pasti dan
cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk menentukan
masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi maka secara
mekanik menimbulkan desakan pada jaringan sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada
jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara
berlebihan sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker
terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar
mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan
menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah
maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik menyebabkan
penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan destruksi jaringan
sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak
nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna
merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 6/13
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga kadangkala
manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas seperti
pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai
gejala demam yang menonjol.
F. Manifestasi Klinis
1. Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi tertentu (menelungkup)
2. Sekret berlebihan
3. Batuk dengan atau tanpa dahak
4. Riwayat kanker pada keluarga atau pada klien
5. Pernafasan tidak simetris
6. Unilateral Flail Chest
7. Effusi pleura
8. Egophonia pada daerah sternum
9. Pekak/redup abnormal pada mediastinum serta basal paru
10. Wheezing unilateral/bilateral
11. Ronchii
G. Penatalaksanaa
1. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor
mediastinum
2. Obat-obatan
a. ImmunoterapiMisalnya interleukin 1 dan alpha interferon
b. Kemoterapi
Kemoterapi telah menunjukkan kemampuannya dalam mengobati beberapa jenis
tumor.
c. Radioterapi
Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan normal.
Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk membunuh
sel tumor dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal.
II. Asuhan Keperawatan
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 7/13
Pengkajian
1. Identitas
1. Nama pasien
2. Umur : Karsinoma cenderung ditemukan pada usia dewasa3. Jenis kelamin : Laki-laki lebih beresiko daripada wanita
4. Suku /Bangsa
5. Pendidikan
6. Pekerjaan
7. Alamat
8. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama:
Keluhan utama yang sering muncul adalah sesak nafas dan nyeri dada yang berulang
tidak khas, mungkin disertai batuk darah. Pada beberapa kasus sering dilaporkan keluhaninfeksi lebih menjadi sebab klien melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang
waktu yang relatif lama dan berulang, adanya riwayat tumor pada organ lain, baik pada diri
sendiri maupun dari keluarga. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat gejala klinis penderita.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
4. Pemeriksaan Per Sistem
a. Sistem pernafasan (B1)
Data Subyektif: sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang
Data Obyektif: hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaanotot diagfragma pernafasan diafragma dan perut meningkat, laju pernafasan meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru, terdengar suara nafas abnormal, egophoni
b. Sistem kardiovaskuler (B2)
Data Subyektif: sakit kepala
Data Obyektif: denyut nadi meningkat, disritmia, pembuluh darah vasokontriksi, kualitasdarah menurun.
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 8/13
c. Sistem Persarafan (B3)
Data Subyektif: gelisah, penurunan kesadaran
Data Obyektif: letargi
d. Sistem Perkemihan (B4)
Data Subyektif: -
Data Obyektif: produksi urine menurun
e. Sistem Pencernaan (B5)
Data Subyektif: mual, kadang muntah, anoreksia, disfagia, nyeri telan
Data Obyektif: konsistensi feses normal/diare, berat badan turun, penurunan intake makanan
f. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)
Data Subyektif: lemah, cepat lelah
Data Obyektif: kulit pucat, sianosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat /normal, tonus otot menurun, nyeri otot, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan, flail chest
g. Sistem Endokrin (B7)
5. Pengkajian Psikososial
6. Personal Hygiene dan Kebiasaan
Perokok berat dapat terkena penyakit tumor mediastinum.
7. Pengkajian Spiritual
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Hb: menurun/normal
2. Analisa Gas Darah: asidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar
karbon darah meningkat/normal
3. Elektrolit: Natrium/kalsium menurun/normal
4. Pemeriksaan diagnostik
a. Rontgenografi
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 9/13
b. USG
c. USG Germ Cell Mediastinum
d. Tomografi Komputerisasi
e. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
f. Biopsy
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : sesak nafas dan
batuk klien mengeluh
DO : batuk (baik
produktif maupun non
produktif), sesak nafas,
takipnea, retraksi,
demam, ronki, sianosis.
Sel tumor membesar
Vena leher mengembang
Resiko tertekannya faring
dan laring
Saluran nafas tersumbat
Ketidakefektifan pola nafas
DS : letargi, demam.,
muntah, diare,
membrana mukosa
kering, turgor kulit
buruk, penurunan
output urine.
Tumor mediastinum
Dilakukan kemoterapi
Diare
Gangguan keseimbangan
Cairan berhubungan dengan:
1. Penurunan intake
cairan
2. Peningkatan IWL
akibat pernafasancepat dan demam,
efek chemoteraphi.
DS : klien mengeluh
sesak nafas
DO : anoreksia, mual,
muntah,
Terbentuknya formasi
tumor
Kompresi
esofagus
Perubahan Nutrisi
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 10/13
Gangguan menelan
DS : malaise
DO : badan klien lemah
Tumor mediastinum
Dilakukan radioterapi
Badan lemah
Intoleransi aktivitas
Intervensi
a. Diagnosa: Ketidakefektifan pola nafas b.d adaptasi fisik tidak adekuat sekunder
terhadap penekanan jaringan paru oleh sel tumor.
Tujuan: Keefektifan pola nafas
Kriteria Hasil: Suara nafas paru relatif bersih, laju nafas dalam rentang normal dan tidak
terdapat batuk, cyanosis, haluaran hidung, retraksi.
No. Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian tiap 4 jam
terhadap RR, S, dan tanda-tanda
keefektifan jalan napas
Evaluasi dan reassessment terhadap
tindakan yang akan/telah diberikan
2. Lakukan Phisioterapi dada secara
terjadwal.
Mengeluarkan sekresi jalan nafas,
mencegah obstruksi3. Berikan oksigen lembab, kaji
keefektifan terapi.
Meningkatkan suplai oksigen
aringan paru.
4. Berikan antibiotic dan antipiretik
sesuai order, kaji keefektifan dan efek
samping ( diare )
Menurunkan resiko infeksi
sekunder.
5. Lakukan pengecekan hitung SDM dan
photo thoraks
Evaluasi terhadap keefektifan
sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi
aringan paru
6. Lakukan suction secara bertahap Membantu pembersihan jalan nafas.
7. Catat hasil pulse oximeter bilaterpasang, tiap 2-4 jam.
Evaluasi berkala keberhasilan terapitindakan tim kesehatan
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 11/13
b. Diagnosa: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
akibat khemoterapi.
Tujuan: Asupan cairan dan elektrolit dapat di penuhi.
Kriteria Hasil: a) Intake adekuat
b) Tidak adanya muntah dan diare
c) Suhu tubuh dalam batas normal
No. Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output Evaluasi ketat kebuituhan intake dan
output
2. Kaji dan catat suhu setiap 4 jam
tanda deficit cairan.
Meyakinkan terpenuhi kebutuhan cairan.
3. Catat pengeluaran feses tiap 4 jam
atau bila perlu.
Evaluasi objektif sederhana deficit
volume cairan.
4. Lakukan perawatan mulut tiap 4
am
Meningkatkan bersihan saluran cerna,
meningkatkan nafsu makan/ minum.
c. Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
muntah, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi/ proliferasi sel dan
efek radiasi/chemoterapi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
- Status nutrisi terpenuhi
- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan normal
- jumlah Hb dan albumin normal
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 12/13
No Intervensi Rasional
1 Kaji sejauh mana
ketidakadekuatan nutrisi klien
Menganalisa penyebab melaksanakan
intervensi.
2 Timbang berat badan sesuai
indikasi
Mengawasi keefektifan secara diet
3 Memeberikan asupan nutrisi
sesuai kebutuhan
Kebutuhan pasien akan nutrisi
terpenuhi
4 Anjurkan makan sedikit tapi
sering
Tidak memberi rasa bosan dan
pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan
5 Anjurkan kebersihan oral
sebelum makan
Mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan.
6 Kolaborasi ahli gizi pemberian
makanan yang bervariasi.
Makanan yang bervariasi dapat
meningkatkan nafsu makan klien.
7 Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian suplemen dan obat-
obatan peningkat nafsu makan.
Menstimulasi nafsu makan dan
mempertahankan intake nutrisi yang
adekuat.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan distres pernafasan, latergi, penurunan
intake, demam.
Tujuan : Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Kriteria hasil :Perilaku menampakkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri, pasien
mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivtas tanpa dibantu, koordinasi otot;
tulang dan anggota gerak lainnya baik.
No Intervensi Rasional
1 Rencanakan periode istirahat yang
cukup.
Mengurangi aktivitas yang tidak
diperlukan, dan energi terkumpul
dapat digunakan untuk aktivitasseperlunya secar optimal.
2 Berikan latihan aktivitas secara
bertahap
Tahapan-tahapan yang diberikan
membantu proses aktivitas secara
perlahan dengan menghemat tenaga
namun tujuan yang tepat, mobilisasi
dini.
3 Bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan sesuai kebutuhan
Mengurangi pemakaian energi
sampai kekuatan pasien pulih
kembali
4 Setelah latihan dan aktivitas kaji
respons pasien
Menjaga kemungkinan adanya
respons abnormal dari tubuh
7/14/2019 Laporan Pendahuluan Tumor Mediastinum
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pendahuluan-tumor-mediastinum 13/13
sebagai akibat dari latihan
Implementasi
Pada tahap ini ntuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan
efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan.
Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan
yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai. Evaluasi
merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan, respon
pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian
berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil yang mungkin diperlukan.