Laporan PBL Sistem GEH Modul 1
-
Upload
arga-aditya -
Category
Documents
-
view
529 -
download
35
description
Transcript of Laporan PBL Sistem GEH Modul 1
LAPORAN PBL GASTROENTERO HEPATOLOGI
‘ NYERI PERUT MENDADAK’
Disusun oleh :
Kelompok 1
Aya Sofia
Cordova Arridho
Erikha Anggraini
Indah Puji Lestari
Istianah
Nur Azizah Shadiqi
Pradipta Aditya
Qotmira Rizki
Shandy Zainal
Wanthy Melliawati
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2007
KATA PENGANTAR
Lautan syukur dan pengambaan tiada henti kami haturkan kepada Allah
Robbul Izzati’, dengan limpahan hidayah serta karuniaNya kami dapat menyelesaikan
tugas laporan tutorial sistem Gastroenterologi Hepatologi ini.
Sekalung penghargaan tertinggi kami tujukan pada seluruh pihak yang telah
membantu dalam merampungkan tugas laporan ini, terutama kepada tenaga pengajar
di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta. Berkat curahan ilmu dan
perhatiannya kami mampu mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan
ilmu Kedokteran
Ada kalanya sebuah karya tidak mampu menjulang kata sempurna, oleh
karena itu saran serta kritik membangun terlalu naïf untuk ditinggalkan, akhir kata
Jazakalloh Khairon Katsir bagi seluruh pihak.
Jakarta, November 2007
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Instruksional Umum
1.3 Tujuan instruksional Khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PERMASALAHAN
3.1 Skenario
3.2 Kata Kunci
3.3 Pertanyaan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Anatomi
4.2 Fisiologi
4.3 Nyeri perut
4.4 Diagnosis Banding
4.4.1 Apendisitis
4.4.2 Pankreatitis akut
4.4.3 Gastritis
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi
dan melengkapi tugas kelompok tutorial. Di samping itu pembuatan laporan
ini bertujuan untuk mengetahui penyakit apa saja yang berhubungan dengan
nyeri perut mendadak, sehingga kita dapat mengetahui penyakit yang
berhubungan dengan sistem gastroenterologi hepatologi dan diluar sistem
gastroenterologi hepatologi, sehingga kita dapat membedakan secara jelas
perbedaan penyakit-penyakit yang dirasakan penderita, agar dapat
memberikan diagnosis yang jelas dan terarah.
1.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan
menjelaskan tentang mekanisme terjadinya nyeri abdomen mendadak, tipe
nyeri, pemeriksaan yang dibutuhkan untuk diagnostik, penatalaksanaan bedah
dan non bedah, serta epidemiologi dan pencegahannya.
1.3 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan patomekanisme timbulnya nyeri abdomen
Anatomi dan histology saluran cerna, organ viscera dan dinding
abdomen
Persyarafan sal. Cerna, organ viscera dan dinding abdomen
Patofisiologi nyeri dan penjalarannya
Hal-hal yang dapat menyertai timbulnya nyeri pada abdomen
2. Menjelaskan tipe nyeri abdomen akut
Nyeri visceral, penyebab dan ciri-cirinya
Nyeri visceral, penyebab dan ciri-cirinya
3. Menjelaskan cara diagnostik pada nyeri abdomen
Hal-hal yang perlu digali pada anamnesis keluhan dan riwayat
penderita
Diagnostik fisik yang diperlukan untuk nyeri abdomen akut
pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk nyeri abdomen akut
pemeriksaan radiologis yang dilakukan untuk nyeri abdomen akut
4. Menjelaskan penatalaksanaan nyeri abdomen akut
Penatalaksanaa bedah dan non bedah yang bersifat life saving
Penatalaksanaan bedah dan non bedah yang bersifat elektif
5. Menjelaskan epidemiologi dan pencegahan terjadinya nyeri abdomen akut
Epidemiologi nyeri adomen akut
Pencegahan nyeri abdomen akut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Setelah membaca dengan teliti skenario yang didapat, mahasiswa
mendiskusikannya. Dalam suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 10
orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti – ganti
pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor
atau secara mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet untuk
mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor ), melakukan curah
pendapat bebas antara anggota kelompok untuk menganalisa dan atau
mensintesis informasi dalam menyelesaikan masalah.
4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja
tutor.
5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
6. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan yang
dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam ( tanya
pakar ).
7. Mengikuti kuliah khusus ( kuliah pakar ) dalam kelas untuk masalah yang
belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.
8. Melakukan praktikum di laboratorium anatomi, fisiologi, histologi,
farmakologi, patologi anatomi, mikrobiologi dan patologi klinik.
9. Melakukan latihan di laboratorium ketrampilan klinik.
10. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario dan tentukan kata kunci
( key word ).
11. Identifikasi problem penting dalam skenario dengan membuat pertanyaan
penting.
12. Analisa problem – problem tersebut dengan brain storming.
13. Mengurutkan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tersebut diatas.
14. Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas
kasus yang didapat.
15. Mencari informasi tambahan tentang kasus yang didapat diluar tatap muka.
16. Melaporkan hasil diskusi dan sintesis informasi – informasi yang baru
ditemukan.
BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Skenario
Pasien wanita 18 thn datang ke dokter dengan nyeri perut hebat yang timbul
mendadak disertai perut agak membesar dan muntah-muntah. Sakit perut bertambah
saat batuk. Beberapa hari sebelumnya penderita demam, disertai mules, dan buang air
besar yang agak mencret. Penderita adalah mahasiswi yang kost disekitar kampus
salah satu perguruan tinggi di kota Makassar dan sudah minum obat maag karena
nyeri ulu hati.
3.2 Kata Kunci
• Wanita 18 thn
• Nyeri perut hebat yang timbul mendadak disertai perut agak membesar dan
muntah-muntah
• Sakit perut bertambah saat batuk
• Demam, disertai mules, dan buang air besar yang agak mencret
• Minum obat maag karena nyeri ulu hati
3.3 Pertanyaan
1. Jelaskan yang menyebabkan nyeri perut dan mekanismenya ?
2. Apa yang menyebabkan perut agak membesar dan muntah ?
3. Kenapa saat batuk, sakit perutnya bertambah ?
4. Apakah ada hubungannya antara keluhan sekarang dengan keluhan
sebelumnya ?
5. Apakah ada hub.nya minum obat maag dengan nyeri perut hebat ?
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 ANATOMI
4.2 HISTOLOGI
Sistem GEH terdiri dari:
• Saluran cerna
– Gaster
– Usus halus
– Usus besar
• Hepar
Gaster terbagi atas 4 area :
• Cardia:
– dekat dengan peralihan esofagus-gaster, sekresi mukus
• Fundus:
– berbentuk kubah, diatas bidang horizontal
• Corpus:
– 2/3 bagian lambung dari fundus hingga pilorus. Sekresi HCl dan faktor
intrinsik
• Pylorus:
– berbentuk cerobong.
• anthrum pyloricum
• canal pyloricum
• sphincter pyloricum
– sekresi gastrin
Usus halus
• Anatomis terdiri dari 3 daerah:
– Duodenum
– Jejunum
– Ileum
• Fungsi utama:
– Mencerna kimus yang keluar dari lambung menjadi bentuk zat yang
dapat diabsorbsi
– Sintesa dan sekresi hormon
Tunika Mukosa
• Terdapat struktur yang meningkatkan luas permukaan absorbsi:
– Plica semicircularis Kerckringi,
– Vili intestinalis
– Kripti Lieberkuhn, (Intestinal gland)
Vili
– Tidak ditemukan ditempat lain
– Dilapisi oleh epiel selapis silindris
– Diantara sel epitel terselip sel goblet.
– Langsung dibawah lamina basalis terdapat jala kapiler.
– Saluran limf ditengah vili, tunggal dengan ujung buntu, disebut
pembuluh lakteal
– Diantara pembuluh darah dan lakteal terdapat pleksus saraf
Duodenum
• Usus 12 jari, panjang 25 cm
• Ciri2:
– Kel Brunner nyata, didalam sub mukosa
– Vili, berbentuk seperti daun, sangat banyak
– Tunika serosa hanya sebagian dibagian depan, sisanya berupa
t.adventisia
– Tempat bermuara saluran empedu dan pankreas
• Duktus biliaris dan duktus pankreatikus menembus mukosa duodenum
Yeyunum
• Vili paling besar
• Lakteal berkembang sempurna, absorbsi maksimal
• Tidak ada kelenjar Brunner dan plaque Peyeri
Ileum
• Banyak limfonoduli agregatii didalam lamina propria (Peyer’s patches,
plaques Peyeri
• Folikel limf berbentuk buah pir bulat, kubah menonjol kearah lumen
• Terdapat sel khusus yang berfungsi untuk transport antigen dari lumen usus ke
folikel limfoid, disebut sel M
Usus besar
Gambaran umum
• T. mukosa
– Tidak mempunyai vili, permukaan mukosa relatif licin.
– Kripti Lieberkuhn lebih panjang dan lebih lurus
– Sel epitel berupa sel torak tinggi, terdiri dari:
1. Sel absorbtif: sel torak dengan brush border yang lebih pendek
dari usus halus
2. Sel goblet, jauh lebih banyak, semakin ke distal semakin
banyak
• Kriptus
– Lebih panjang daripada kripti usus halus
– Banyak sekali sel goblet.
– Pada dasar kripti terdapat:
1. Undifferentiated epithelial cells: Dapat berkembang menjadi
sel absorbtif maupun sel goblet.
2. Sel-sel endokrin
• Lamina propria
– Nodulus limphaticus soliter lebih besar dan lebih banyak, sering
menonjol masuk kedalam tunika submukosa
• Muskularis mukosa
– Dua lapis, tipis. Sirkular sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar
T. submukosa
– Tanpa kelenjar. Pada lapisan lebih dalam terdapat plexus Meisner
T. muskularis externa
• Lapisan sirkular sebelah dalam sempurna
• Lapisan luar: longitudinal, tebal tidak sama, membentuk 3 pita longitudinal
(taenia coli) selebar 1 cm.
• Diantara taenia otot longitudinal sangat tipis.
• Di rektum taenia menghilang
• Karena tonus dan pemendekan terbentuk kantong (haustra), diantaranya
terbentuk lipatan sabit menjurus ke lumen (plicae semilunaris)
T. Serosa
• Terdiri dari mesothelium
• Pada colon membentuk appendices epiploicae/omentum mayus
• Pada bagian tertentu permukaan colon, rectum dan 1/3 bagian bawah ampula
recti tidak terbungkus peritoneum, langsung dikelilingi oleh tunika adventitia
Coecum dan appendix
Coecum
• Permulaan usus besar, berbentuk kantong besar buntu, menonjol ke belakang,
caudal dari klep ileocecal
• Struktur serupa colon transversal
Appendix vermiformis
• Umbai cacing, berbentuk tabung buntu, panjang 10 cm, lebar 1 cm, tidak
terdapat vili. Sel epitel terutama sel absorbtif, sel goblet relatif lebih sedikit.
• Kripti sedikit, pada dasar kripti sangat banyak terdapat sel enterochromaffin
• Pada lamina propria terdapat banyak noduli limfatisi, besar2, sehingga
memperkecil lumen, membentuk gambaran lumen segitiga
• Tdak terdapat taenia coli
• Lumen sering tertimbun makanan/debris, sering terinfeksi menjadi
appendicitis
Rektum
• Lanjutan kolon pelvik, berakhir pada anal kanal
• Struktur berubah secara bertahap:
– Taenia coli mendatar, membentuk selubung muskular tipis,
memanjang, uniform
– Mukosa lebih tebal dengan vena sub mukosa yang mencolok
– Kriptus lebih panjang (0.7 mm) serta dibatasi hampir seluruhnya oleh
sel goblet
– Nodulus tidak banyak
• Mencapai anal kanal, kriptus menjadi dangkal, lebih jarang, akhirnya
menghilang
• Lapisan serosa diganti oleh adventisia
Hepar
• Sangat vital untuk kehidupan
• Fungsi banyak:
– Sekresi empedu ke lumen duodenum melalui duktus biliaris (fungsi
eksokrin)
– Fungsi endokrin: sintesis faktor pembekuan darah dan beberapa zat
lain yang dicurahkan langsung kedalam sirkulasi darah
– Menyimpan glukosa, glikogen, lemak, protein dan vitamin.
– Detoksikasi sisa metabolik
• Dibungkus oleh kapsula Glisson, bercabang kedalam parenkim membagi
hepar dalam lobulus
Lobulus hati
• Unit struktural hati, dibatasi oleh jaringan ikat. Ditemukan oleh Malpighi
• Berbentuk prisma bersudut enam (hexagonal), disebut lobulus klasik
• Terdiri atas lempengan hepatosit tersusun radier, saling berhubungan,
dipisahkan oleh sinusoid
• Sinusoid beranastomosis melalui fenestrasi di lempeng hepatosit
• Pada sudut-sudut lobulus terdapat trigonum portal, berbentuk segitiga, pada
manusia terisi:
– venula, cabang dari v. porta,
– arteriol cabang dari a. hepatika,
– duktus biliaris dari sistem saluran empedu,
– pembuluh limf.
Vesica felea
• Dinding:
– Lapisan mukosa: epitel torak
– Lapisan muskular polos
– Lapisan jaringan ikat perimuskular
– Lapisan serosa
4.3 Nyeri perut
• Definisi :
Rasa yang tidak menyenangkan & menimbulkan derita, rasa sakit di daerah
perut
~ nyeri abdomen yg terjadi tiba2 & b’langsung krg dari 24 jam
• Dapat terjadi karena :
Ransangan viseral
Rangsangan somatik
Akibat peristaltik
Lokasi nyeri bisa mengarahkan lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri,
walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat
ain. Nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi asal nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain. Pada akut abdomen, selain nyeri abdomen, biasanya
juga akan ditemui gejala lain, seperti mual, muntah, anoreksia, kembung,
buang air besar yang cair.
Anoreksia hampir terjadi pada seluruh penyebab akut abdomen terutama pada
apendisitis akut atau olesistitis akut.
Pada awal terjadinya nyeri akut abdomenbiasanya disertai muntah sebagai
akibat rangsangan refleks dari pusat muntah medularis. Refleks muntah yang
terjadi pada awal nyeri akut abdomen biasanya tidak progresif. Bila
muntahnya progresif dan terus menerus bertambah nyeri abdomen biasanya
adalah obtruksi usus.
Penyebab nyeri perut
- Nyeri yg berasal dari perut
Inflamasi Peritoneal Parental
Obstruksi Mekanis Visera Berongga
Gangguan Vaskuler
Dinding Perut
Distensi Permukaan Viseral
- Nyeri Alih bersumber diluar Abdomen
- Kausa Metabolik
- Kausa Neurogenik
Penyebab perut agak membesar dan muntah
Muntah terjadi karena :
à rangsangan timbul karena adanya zat iritatif, iritasi / peradangan pada
usus/lambung, stess, penyumbatan, mengendarai kendaraan, dll
Perut agak membesar disebabkan oleh:
Kembung
Cairan
Hubungan keluhan sekarang dengan terdahulu
Bisa ia atau tidak
Tergantung pada penyakitnya
Jika ia à pasien tsb nyeri perutnya oleh karena terinfeksi atau
peradangan
Jika tidak à Pasien tsb nyeri perutnya oleh karena penyebab lainnya
ANAMNESA TAMBAHAN
Apakah pasien pernah berobat sebelumnya ?
Bagaimana kebersihan dari makanan yg dimakan sehari-hari ?
Apakah pasien tsb makan tepat waktu ?
Apakah pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya ?
Letak Nyeri perutnya ?
4.4 Diagnosa Banding
4.4.1 Apendisitis
Pendahuluan
Apendiks Merupakan tabung panjang sempit (6-9 cm), menghasilkan lendir
1-2 ml perhari yang secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutna
dialirkan ke sekum.
Bila ada hambatan dalam aliran lendir tersebut maka akan mempermudah timbulny
apendisitis.
Di dalam apendiks terdapat Imunoglobulin, zat pelindung terhadap infeksi dan
paling banyak IgA, pada apendiks, terdapat juga arteria apendikularis yang
merupakan end-artery.
Nyeri apendisitis merupakan nyeri visera yang sering secara bersamaan
dilokalisasi di dua daerah permukaan tubuh.
Nyeri viseral
- pada saat nyeri pertama kali nyeri terlokalisasi dan berbentuk khas
- nyeri yang berasal dari organ padat kurang jelas dibanding nyeri dari organ
yang berongga
- Nyeri viseral akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut
jantung berubah, pucat, berkeringan, dan disertai fenomena viseral motor
seperti muntah dan diare.
- Pasin biasanya cemas akibat nyeri.
Definisi
Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu (apendiks). Apendisitis
merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi.
Merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar,
tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus.
Epidemiologi
Dapat terjadi pada setiap usia,
> usia 10-30 tahun
Etiologi
Umumnya karena infeksi bakteri
Faktor pencetus :
Terjadi obstruksi lumen apendiks :disebabkan karena adanya timbunan
tinja yang keras (Fekalit), hyperplasia jaringan limfoid, penyakit cacing,
parasit, benda asing dalam tubuh, kanker primer dan striktur. Yang paling
sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hyperplasia
jaringan limfoid.
Patogenesis
Terjadi umumnya karena bakteri terjadi pencetus. Tanda patogenesis
primer diduga karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit) sehingga
menyebabkan terjadinya sumbatan. Sumbatan dari lumen apendiks tersebut dapat
menghambat pengeluaran sekret mukus, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
pemengkakan, infeksi dan ulserasi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intraluminal sehingga dapt terjadi oklusi arteria terminalis (end-artery) apendikularis,
yang nantinya bisa menimbulkan terjadinya nekrosis, gangren, dan perforasi.
Dari penelitian, ulserasi mukosa akibat parasit seperti E.hystolitica menjadi
lankah awal terjadinya apendisitis pada lebih dari separuh kasus.berjumlah sekitar 60-
70% kasus, lebih sering daripada sumbatan lumen. Penyebab ulserasi tidak diketahui,
tapi diperkirakan karena virus. Makanan yang rendah serat juga dapat mempermudah
timbulnya apendisitis.
Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah. Usus
buntu yang pecah bisa menyebabkan :
masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa
berakibat fatal
terbentuknya abses
pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan
penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat
fatal.
Nyeri apendisitis merupakan nyeri visera yang sering secara bersamaan
dilokalisasi di dua daerah permukaan tubuh karena nyeri dijalarkan melalui nyeri alih
viseral dan nyeri langsung parietal.
Mekanismenya
Impuls nyeri yang berasal dari apendiks melewati serabut-serabut nyeri viseral
saraf simpatis kemudian masuk ke medula spinalis yang kira-kira setinggi
torakal x-xi dan dialihkan ke daerah sekeliling umbilikus (menimbulkan pegal
dan kram)
Dimulai di peritoneum parietal tempat apendiks meradang yang melekat pada
dinding abdomen yang akan menyebabkan nyeri tajam di peritoneum yang
teriritasi di kuadran kanan bawah abdomen.
Gambaran klinis
Gejala awal
Nyeri samar (dan tumpul) di daerah sekitar umbilicus sekitar satu sampai dua
hari.
Rasa mual, kadang muntah
Nyeri akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda yang khas
pada apendisitis akut yaitu nyeri pada titik mc. Burney. Biasanya pada
pemeriksaan jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri
tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.
Apabila terjadi ruptur apendiks tanda perforasi dapat berupa nyeri, nyeri tekan
dan spasme.
Nyeri akan bertambah bila terjadi pergerakan seperti batuk, bernafas dalam,
bersin dan disentuh daerah yang sakit.
Nyeri yang bertambah ketika pergerakan disebabkan karena adanya gesekan
antara visera yang meradang sehingga menimbulkan rangsangan peritoneum
Disertai hilangnya nyeri secara dramatis untuk sementara
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian
perut.
Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini
nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa.
Demam bisa mencapai 37,8-38,8°C.
Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang
bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
Rasa mules, konstipasi atau diare
Perut membengkak dan ketidakmampuan mengeluarkan gas
Pada kasus apendisitis akut klasik, gejala awalnya
Rasa nyeri atau rasa tidak enak di daerah umbilikus (nyeri tumpul). Dalam
beberapa jam kemudian nyeri akan pindah ke perut kanan bawah dan biasanya
akan terdapat nyeri tekan di sekitar titik mc burney. Kemudian rasa sakit akan
semakin meningkat, sehingga pada saat berjalan pasien akan merasa sakit
sehingga pasien akan membungkuk ketika berjalan
Nyeri bertambah dengan pergerakan, nafas dalam, berjalan, batuk dan
mengejan
nyeri pada saat batuk dapat terjadi karena peningkatan tekanan intraabdomen
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan
Demam ringan (37,5-38,5°C) dan terasa sangat lelah.
Demam ringan terutama karena bakteri oleh karena inflamasi yang terjadi
mengenai seluruh lapisan dinding apendiks. Demam akan segera muncul
apabila radang tidak segera mendapat pengobatan yang tepat.
Diare atau konstipasi
Diare ini terjadi karena peradangan pada apendiks yang akan merangsang
untuk terjadinya peningkatan peristaltik di usus, sehinga akan menyebabkan
diare.
Infeksi dari bakteri yang dianggap sebagai benda asing oleh mukosa usus,
sehingga usus akan berusaha untuk mengeluarkan bakteri tersebut, sehingga
akan terjadi gerakan peristaltik.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi, ditemukan adanya abdominal swelling (adanya distensi perut)
Palpasi, bila perut kanan bawah di tekan, maka pasien akan merasakan nyeri
dan bila dilepas, pasien juga akan nyeri (blumberg sign), tanda ini merupakan
kunci pada pasien apendisitis
Pemeriksaan penunjang
Pada USG akan ditemukan bagian yang memanjang pada tempat yang terjadi
inflamasi.
Pada CT scan akan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendicalith
serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya
pelebaran di sekum
Darah lengkap
leukosit > 10.000
neutrofil >75%
CRP, serum meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.
Diagnosis
Penegakkan diagnosa pendisitis akut klasik sulit dilakukan, karena banyak
gangguan lain yang memberikan gambaran klinis abdomen akut yang harus dibedakan
dari apendisitis akut, yaitu gastroenteritis akut(sering), limfadenitismesenterikus pad
anak, kehamilan ektopik teranggu, penyakit radang panggul.
Bila diagnosis masih meragukan lakukan pembedahan, karena operasi
apendisitis yang ditangguhkan dapat menyebakan terjadinya ruptur apendiks dan
peritonitis.
Pengobatan
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca),
terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis).
Pada hampir 15% pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal.
Tetapi penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya, dapat
berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24
jam setelah gejalanya timbul. Bahkan meskipun apendisitis bukan penyebabnya, usus
buntu tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa perut dan mencoba
menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya.
Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada
apendisitis.
Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan
biasanya cepat dan sempurna.
Usus buntu yang pecah, prognosisnya lebih serius. 50 tahun yang lalu, kasus
yang ruptur sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian
mendekati nol.
Dapat dilakukan 2 teknik operasi :
1. Operasi terbuka yaitu dengan satu sayatan akan dibuat (sekitar 5
cm) di baian bawah kanan perut. Sayatan akan lebih besar jika
sudah ada perforasi
2. Laparoskopi, yaitu sayatan dibuat sekitar 2-4 buah. Satu di dekat
pusar, satu di seputar perut. Laparoskopi berbentuk seperti benang
halus dengan kamera yang akan dimasukan melalui sayatan
tersebut. Kemudian kamera akan merekam bagian dalam perut lalu
akan ditampakkan pada monitor. Gambaran yang dihasilkan akan
membantu jalannya operasi dan peralatan yang diperlukan untuk
operasi akan dimasukkan melalui sayatan di tempat lain.
Pengangkatan apendiks, embuluh darah, dan bagian dari apendiks
yang mengarah ke usus besar akan diikat
Pemberian antibiotika
Nutrisi makanan saring/parenteral
Komplikasi
perforasi à periappendiceal abscess,
diffuse peritonitis
sepsis
4.4.2 Pankreatitis akut
Definisi
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba,
bisa bersifat ringan atau berakibat fatal.
Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas melalui saluran pankreas
(duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum).
Getah pankreas ini mengandung enzim-enzim pencernaan dalam bentuk yang tidak
aktif dan suatu penghambat yang bertugas mencegah pengaktivan enzim dalam
perjalanannya menuju ke duodenum.
Sumbatan pada duktus pankreatikus (misalnya oleh batu empedu pada sfingter
Oddi) akan menghentikan aliran getah pankreas.
Biasanya sumbatan ini bersifat sementara dan menyebabkan kerusakan kecil yang
akan segera diperbaiki.
Namun bila sumbatannya berlanjut, enzim yang teraktivasi akan terkumpul di
pankreas, melebihi penghambatnya dan mulai mencerna sel-sel pankreas,
menyebabkan peradangan yang berat.
Kerusakan pada pankreas bisa menyebabkan enzim keluar dan masuk ke aliran
darah atau rongga perut, dimana akan terjadi iritasi dan peradangan dari selaput
rongga perut (peritonitis) atau organ lainnya.
Bagian dari pankreas yang menghasilkan hormon, terutama hormon insulin,
cenderung tidak dihancurkan atau dipengaruhi.
Etiologi
Batu empedu dan alkoholisme merupakan penyebab terbanyak dari pankreatitis akut
(hampir 80%).
Batu empedu tertahan di sfingter Oddi sehingga menghalangi lubang dari saluran
pankreas. Tetapi kebanyakan batu empedu akan lewat dan masuk ke saluran usus.
Meminum alkohol lebih dari 4 ons/hari selama beberapa tahun bisa menyebabkan
saluran kecil pankreas yang menuju ke saluran pankreas utama tersumbat, akhirnya
menyebabkan pankreatitis akut.
Serangan dari suatu pankreatitis bisa dipicu oleh minum alkohol dalam jumlah sangat
banyak atau makan makanan yang sangat banyak.
Beberapa keadaan lain juga bisa menyebabkan pankreatitis akut.
Penyebab Pankreatitis Akut :
1. Batu empedu
2. Alkoholisme
3. Obat-obat, seperti furosemide dan azathioprine
4. Gondongan (parotitis)
5. Kadar lemak darah yang tinggi, terutama trigliserida
6. Kerusakan pankreas karena pembedahan atau endoskopi
7. Kerusakan pankreas karena luka tusuk atau luka tembus
8. Kanker pankreas
9. Berkurangnya aliran darah ke pankreas, misalnya karena tekanan darah yang
sangat rendah
10. Pankreatitis bawaan
Gejala klinik
Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian
tengah, dibawah tulang dada (sternum). Nyeri sering menjalar ke punggung. Kadang
nyeri pertama bisa dirasakan di perut bagian bawah.
Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan mencapai intensitas maksimumnya
dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan menetap selama berhari-hari. Bahkan
dosis besar dari suntikan narkotikpun sering tidak dapat mengurangi rasa nyeri ini.
Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan yang dalam, bisa membuat nyeri semakin
memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke depan bisa membantu meringankan rasa
nyeri.
Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah. Penderita
pankreatitis akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lainnya, selain
nyeri yang tidak terlalu hebat.
Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat, denyut nadinya
cepat (100-140 denyut per menit) dan pernafasannya cepat dan dangkal.
Pada awalnya, suhu tubuh bisa normal, namun meningkat dalam beberapa jam
sampai 37,8-38,8° Celsius. Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung
turun jika orang tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan. Kadang-kadang
bagian putih mata (sklera) tampak kekuningan.
Pada kiurang lebih 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa
pembengkakan pada perut bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena
terhentinya pergerakan isi lambung dan usus (keadaan yang disebut ileus
gastrointestinal) atau karena pankreas yang meradang tersebut membesar dan
mendorong lambung ke depan. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga
perut (asites).
Pada pankreatitis akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa
turun, mungkin menyebabkan syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan nyeri perutnya yang khas, terutama pada
orang yang menderita penyakit batu empedu atau pada alkoholik. Pada pemeriksaan
fisik, otot dinding perut tampak kaku. Pada pemeriksan dengan stetoskop, suara
pergerakan usus terdengar berkurang.
Kadar enzim yang dihasilkan oleh pankreas (amilase dan lipase) biasanya
meningkat pada hari pertama namun segera kembali normal pada hari ke3 dan ke7.
Kadang-kadang, kadar enzim ini tidak meningkat karena begitu banyaknya bagian
pankreas yang dirusak sehingga hanya sedikit yang tertinggal dan menghasilkan
enzim.
Penderita pankreatitis akut berat memiliki jumlah sel darah merah yang lebih
kecil dari normal, karena adanya perdarahan ke dalam pankreas dan perut.
Pemeriksaan foto rontgen perut standar bisa memperlihatkan pelebaran usus
atau memperlihatkan satu atau lebih batu empedu.
Pemeriksaan USG bisa menunjukkan adanya batu empedu di kandung empedu dan
kadang-kadang dalam saluran empedu, selain itu USG juga bisa menemukan adanya
pembengkakan pankreas.
Skening dengan tomografi bisa menunjukkan perubahan ukuran dari pankreas
dan digunakan pada kasus-kasus yang berat dan kasus-kasus dengan komplikasi
(misalnya penurunan tekanan darah yang hebat).
Gambaran yang sangat jelas pada tomografi, membantu dokter dalam menegakkan
diagnosis yang tepat.
Pada pankreatitis akut yang berat, skening tomografi (CT scan) membantu
menentukan ramalan penyakitnya (prognosis).
Bila pankreas tampak hanya membengkak ringan, prognosisnya bagus.
Bila tampak kerusakan pada sebagian besar pankreas, maka prognosisnya tidak begitu
baik.
Endoskopi kolangiopankreatografi rertograd (tehnik sinar X yang
menunjukan struktur dari saluran empedu dan saluran pankreas) biasanya dilakukan
hanya jika penyebabnya adalah batu empedu pada saluran empedu yang besar.
Endoskopi dimasukkan melalui mulut pasien dan masuk ke dalam usus halus lalu
menuju ke sfingter Oddi. Kemudian disuntikkan zat warna radioopak ke dalam
saluran tersebut. Zat warna ini terlihat pada foto rontgen.
Bila pada rontgen tampak batu empedu, bisa dikeluarkan dengan menggunakan
endoskop.
Pengobatan
Sebagian besar penderita pankreatitis akut dirawat di rumah sakit.
Penderita pankreatitis akut ringan harus menghindari semua makanan dan minuman,
karena makan dan minum merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak
enzim. Cairan dan zat gizi diberikan melalui infus.
Penderita pankreatitis akut berat biasanya dirawat di unit perawatan intensif,
dimana tanda-tanda vitalnya (nadi, tekanan darah dan pernafasan) dipantau secara
ketat.
Pengeluaran air kemih diukur dengan teratur. Juga diambil contoh darah untuk
mengukur berbagai komponen darah, termasuk hematokrit, kadar gula darah, kadar
elektrolit, jumlah sel darah putih dan kadar enzim darah.
Penderita mendapat makanannya melalui infus dan tidak diberikan apa-apa
lewat mulut selama minimal 2 minggu dan mungkin selama 6 minggu.
Sebuah tabung dimasukan ke dalam hidung menuju ke lambung untuk menjaga
lambungnya tetap kosong dan untuk memberikan antasid guna membantu mencegah
terjadinya tukak lambung. Tabung ini juga berguna untuk mengeluarkan cairan dan
udara terutama bila terdapat mual dan muntah.
Volume darah dipertahankan dengan memberikan cairan intravena dan fungsi
jantung diawasi dengan ketat.
Oksigen diberikan melalui sungkup muka atau tabung hidung untuk meningkatkkan
jumlahnya di dalam darah. Bila terapi ini tidak memadai, bisa dipasang alat bantu
nafas untuk membantu pernafasan penderita.
Nyeri yang hebat biasanya diobati dengan meperidine.
Kadang-kadang dibutuhkan pembedahan pada beberapa hari pertama dari
pankreatitis akut yang berat.
Pembedahan mungkin digunakan untuk meringankan pankreatitis yang disebabkan
oleh cedera atau pembedahan eksplorasi bisa digunakan untuk memperjelas diagnosis
yang masih mengambang.
Kadang-kadang bila kondisi penderita memburuk setelah minggu pertama,
pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan bagian pankreas yang terinfeksi dan tidak
berfungsi.
Tejadinya infeksi pada pankreas yang meradang merupakan resiko dari
pembedahan, terutama setelah minggu pertama. Dicurigai adanya infeksi, bila
keadaan penderita memburuk dan timbul demam serta jumlah sel darah putih yang
meningkat setelah gejala lainnya menghilang.
Diagnosis ditegakkan dengan membuat biakan dari contoh darah dan melakukan
pemeriksaan CT scan. Contoh bisa diambil dari bagian pankreas yang terinfeksi
dengan memasukan jarum melalui kulit menuju ke pankreas.
Infeksi diobati dengan antibiotik dan pembedahan.
Kadang-kadang di pankreas terbentuk pseudokista, yang terisi dengan enzim
pankreas, cairan dan jaringan sisa, yang membesar seperti balon.
Bila pesudokista berkembang menjadi lebih besar dan menyebabkan nyeri atau gejala
lain, dilakukan dekompresi. Dekompresi harus segera dilakukan bila pseudokista
membesar dengan cepat, mengalami infeksi, mengalami perdarahan atau tampak akan
pecah.
Tergantung pada lokasinya, dekompresi bisa dilakukan dengan memasukkan kateter
melaui kulit dan mengeluarkan isinya sampai kering selama beberapa minggu, atau
melalui prosedur pembedahan.
Jika pankreatitis akut terjadi karena batu empedu, pengobatan tergantung
pada tingkat keparahannya.
Bila ringan, pengangkatan kandung empedu biasanya dapat ditunda sampai gejalanya
mereda.
Pankreatitis berat yang disebabkan oleh batu empedu dapat diobati dengan endoskopi
atau pembedahan.
Prosedur pembedahan terdiri dari pengangkatan kandung empedu dan membersihkan
salurannya.
Pada penderita usia lanjut yang juga memiliki penyakit lain (misalnya penyakit
jantung), sering dilakukan endoskopi. Tetapi jika pengobatan ini gagal, harus
dilakukan pembedahan.
Komplikasi
1. Syok
P’mulaan seranganàvasokonstriksi splanknika/b’< suplai aliran darah serta
meningkatnya hipoksia pankreas
2. Kelainan Ginjal
B’tambahnya eksudasi pankreasàginjal kiri t’pengaruhàhematuria
Gagal ginjal akutàPeningkatan kadar tripsin (deposit fibrin dlm glomerulus)
3. Kelainan Limpa
Hematom pd daerah limpa
Trombosis vena lienalis
4. P’darahan dr GI
P’darahan mukosa yg difuse
Varises esofagus/lambungàvena lienalis
5. Komplikasi paru
Efusi pleura atelektasis, pneumoni, emboli paru, edema paru
6. Komplikasi jantung
Hipokalsemi/hipokalemia
7. Pseudokista pankreas
8. Abses pankreas
Infeksi sekunder
Prognosis
Prognosis Baik : Kalau hanya edema
Prognosis Sedang : Disertai nekrosis masif
Perdarahan
Prognosis Buruk : Pd usia lanjut atau
Pankreatitis yg disusul oleh
pembedahan
Menderita kelainan kardiovaskuler
4.4.3 Gastritis
Definisi
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung.
Etiologi
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat.
Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab:
1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: - bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya
- penyakit Crohn - infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik.
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.
7. Penyakit Méniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.
Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi
penyinaran kadar tinggi.
Gejala klinik
Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya.
Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa
tidak nyaman di perut sebelah atas.
Pada gastritis karena stres akut, penyebabnya (misalnya penyakit berat,
luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala lambung; tetapi perut sebelah
atas terasa tidak enak.
Segera setelah cedera, timbul memar kecil di dalam lapisan lambung.
Dalam beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus.
Ulkus dan gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari
cederanya.
Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan,
biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah terjadinya cedera.
Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan
lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun.
Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal
Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut
sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang)
tidak merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu
nyeri ketika perut kosong.
Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa
berupa:
- tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena)
- muntah darah (hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang
menyerupai endapan kopi.
Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh
penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua
belas jari.
Pada penyakit Méniére, gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri
lambung.
Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang
terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan
pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya protein dari
lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi
lambung dan dibuang dari tubuh.
Pada gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan
dengan timbulnya ruam di kulit dan diare
Gastritis akibat terapi penyinaran menyebabkan nyeri, mual dan heartburn
(rasa hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada), yang terjadi karena adanya
peradangan dan kadang karena adanya tukak di lambung.
Tukak bisa menembus dinding lambung, sehingga isi lambung tumpah ke
dalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri
yang luar biasa. Perut tampak kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan
pembedahan darurat.
Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan
menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari, sehingga terjadi
nyeri perut dan muntah.
Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri bisa masuk ke
dalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Diagnosa
Jika seseorang merasakan nyeri perut sebelah atas disertai mual atau
heartburn, dokter akan menduganya sebagai gastritis.
Jika gejalanya menetap, jarang diperlukan pemeriksaan dan pengobatan dimulai
berdasarkan penyebab yang mungkin.
Jika diagnosisnya belum meyakinkan, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan
lambung dengan endoskopi dan biopsi (pengambilan contoh lapisan lambung untuk
diperiksa dibawah mikroskop).
Jika gastritis berlanjut atau kambuh kembali, maka dicari penyebabnya, seperti
infeksi, makanan, obat-obatan atau kebiasaan minum penderita.
Gastritis karena bakteri bisa diketahui dari hasil pemeriksaan biopsi.
Penderita gastritis karena bakteri banyak yang membentuk antibodi terhadap bakteri
penyebabnya, yang bisa ditemukan dalam pemeriksaan darah.
Pengobatan
Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan
bismuth, antibiotik (misalnya amoxicillin dan claritromycinn) dan obat anti-tukak
(omeprazole).
Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan
setelah penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi.
Tetapi sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang
sering berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid
(untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi
atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup
sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat.
Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid.
Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti
peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung.
Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti
peradangan non-steroid.
Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis
eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.
Gastritis atrofik tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar penderita harus
mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.
Penyakit Méniere bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau
seluruh lambung.
Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti ulkus yang menghalangi
pelepasan asam lambung.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan skenario yang kami dapat pada kasus nyeri perut mendadak kami
menyimpulkan bahwa penyakit yang diderita penderita pada kasus skenario di atas
adalah apendisitis. Dikarenakan gejala yang dikeluhkan penderita mirip atau hampir
sangat mendekati dengan diagnosis kami walaupun diperlukan pemeriksaan
penunjang selanjutnya guna menegakkan diagnosis tersebut.