Laporan Kkl Fix

78
LAPORAN KULIAH KUNJUNGAN LAPANGAN (KKL) 2015 “JOURNEY TO REALITY” DISUSUN OLEH : WULANDARI 21121185 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2015

description

laporan

Transcript of Laporan Kkl Fix

Kkl 2015 maria bianda ruvanda 21121262

LAPORAN KULIAH KUNJUNGAN LAPANGAN (KKL) 2015

JOURNEY TO REALITY

DISUSUN OLEH :WULANDARI21121185SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

2015KATA PENGANTARAllhamdulillaahirabbilalamin,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kunjungan Industri ini tepat pada waktunya.

Adapun maksud penulisan Laporan Kuliah Kunjungan Industri ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Sidang Sarjana Muda pada Sekolah Tinggi Farmasi Bandung, yang telah penulis susun. Dengan harapan penulis dapat mengetahui sejarah dan jenis peralatan yang digunakan dan produk yang diproduksinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan ini baik dalam isi maupun bentuknya. Oleh karena itu kritik dan saran penulis terima dengan baik.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Laporan Kuliah Kunjungan Industri ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya, terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga budi baik semua pihak yang tersebut diatas mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin

Bandung, Juni 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan kegiatan kunjungan Industri ini adalah salah satu kegiatan pembelajaran sebagai pengetahuan di luar kampus. Selain itu sebagai pendorong kreatifitas dan melaporkan hasil pengamatan sebagai informasi yang disampaikan secara tertulis dalam bentuk Laporan. Penulisan ini dapat dilaksanakan baik dan benar, jika mahasiswa sanggup mengerti dan memahami tujuan kunjungan dengan sebenarnya.

1.2 Ruang Lingkup MasalahDalam laporan kunjungan industri ini yang menjadi bahan penulisan adalah objek Industri Farmasi yang terletak di Bandung, Semarang, Surabaya, Bali dan Jogjakarta yang akan kami ulas lebih jelas tentang sejarah sampai lingkungan, jenis benda dan fungsinya.

1.3 Tujuan Menambah wawasan mahasiswa mengenai cara pembuatan obat tradisional yang baik

(CPOTB) dan cara pembuatan obat yang baik (CPOB),

Mengenal pembuatan obat tradisional dan secara teknologi modern,

Memahami dunia kerja yang sebenarnya, Studi banding universitas lain

Meningkatkan kratifitas mahasiswa.1.4 Manfaat

Menambah wawasan dan informasi kepada mahasiswa

Menambah motivasi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya

BAB II

PEMBAHASAN2.1. SEJARAH COCA COLA :

Minuman ringan (Soft Drink) Coca-Cola diciptakan oleh Dr. John S. Pemberton, seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, pada bulan Mei 1886. Ia mencampurkan suatu ramuan khusus dengan gula murni menjadi sirup yang beraroma segar dan berwarna karamel, kemudian diaduk bersama air murni. Minuman ini kemudian dikenal dengan nama Coca-Cola. Pada awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan minuman ringan (Soft Drink) tersebut di dalam guci besar yang diletakkan ditempat-tempat strategis.Namun adanya peningkatan jumlah pembelian menyebabkan penggunaan guci tersebut digantikan dengan kemasan botol yang lebih praktis.

The Coca-Cola Company didirikan tahun 1892 oleh Asa G. Chandler di Atlanta, yang juga mempatenkan merek dagang Coca-Cola. Perusahaan ini merupakan induk dari semua perusahaan pembotolan yang memiliki merek dagang Coca-Cola diseluruh Negara didunia dengan menyediakan bahan baku konsentratnya. Mulai tahun 1893, The Coca-Cola Company membangun pabrik sirupnya diluar Atlanta.

Presiden The Coca-Cola Company (1919-1955), Robert W. Woudruff, merupakan orang yang pertama kali mencetuskan gagasan agar minuman Coca-Cola tersebut dapat dinikmati tidak hanya oleh orang Amerika saja, tetapi juga untuk dikonsumsi oleh seluruh bangsa di dunia. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, maka pada tahun 1929 didirikan The Coca-Cola Export Cooperation, yaitu perusahaan yang menangani proses penjualan minuman keseluruh pelosok negeri di dunia dengan cirri mutu, rasa, dan kesegaran yang sama.

Di Indonesia, Coca-Cola mulaidikenal padatahun 1927 melalui De Nederland Indische Mineral Water Fabrieck yang membotolkan nya untuk pertama kali di Batavia. Selanjutnya perusahaan tersebut diambil alih oleh pedagang Indonesia dan berubah nama menjadi The Indonesian Bottles Ltd. N. V. (IBL) yang berstatus perusahaan nasional.

Padatahun 1971, denganpertambahanusahadan modal, IBL berubah menjadi namabaru PT Djaya Bevarages Bottling Company (PT. DBBC) yang merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya penambahan modal tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan penambahan macam produk yang dihasilkan dalam berbagai ukuran kemasan.

Padatahun 1993 seluruhsaham PT. DBBC diambilaliholeh Coca-Cola Amatil Ltd, suatu grup perusahaan pembotolan Coca-Cola dikawasan Asia Pasifik dan EropaTimur yang bermarkas di Sydney, Australia. Adanya perpindahan saham tersebut mengakibatkannama PT. DBBC berubah menjadi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (PT. CCAI). Tahun 2000, seluruh pabrik pembotolan minuman merek dagang Coca-Cola yang ada di Indonesia resmi bergabung menjadi satu dibawah PT. CCAI.

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling (PT. CCAIB) dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Distribution (PT. CCAID).PT. CCAIB bertugas untuk memproduksi minuman ringan (Soft Drink), sedangkan PT. CCAID yang bertugas untukmemasarkan dan mempromosikan minuman ringan (Soft Drink) yang dihasilkan PT. CCAIB. Untuk meningkatkan volume penjualan keseluruh wilayah Indonesia, maka PT. CCAI mengoperasikan pabrik pembotolan di 10 kota besar Indonesia, yaitu Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Pandaan, Bali, Makassar, dan BanjarBaru.

Pada tahun 2002, PT. CCAIB berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (PT. CCBI) dan PT. CCAID menjadi PT. Coca-Cola Distribution Indonesia (PT. CCDI). Seluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia berada dibawah manajemen PT. Coca-Cola Indonesia (PT. CCI). PT. Coca-Cola Indonesia ini merupakan perwakilan dari The Coca-Cola Company yang menyuplai bahan baku konsentrat keseluruh pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia dan menetapkan seluruh standar bahan baku yang digunakan oleh pabrik.

a. SEJARAH PABRIK COCA COLA BOTTLING INDONESIA (PT. CCBI) :

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia .Coca-Cola memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan CCBI ini memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola kelebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaanpatungan (joint venture) antara perusahaan perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakansalahsatuprodusendan distributor terbesarproduk-produk Coca-Cola di dunia.

Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992 . Mitrausaha CCBI saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.Produksi pertama CCBI di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta.Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi . Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company . Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan - perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia. Saatini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk Coca-Cola didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.

a. Manufacturing & Distribution PT. Coca-colaAmatil Indonesia Tbk.Semua produk yang dijual dan di distribusikan oleh Coca-Cola Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia yang dimulai dengan pemilihan raw materials dan dilanjutkan dengan pemprosesan yang melalui berbagai tahap. (Ingredients Preparations, Mixing, Washing, Filling & Capping, Coding, Inspection, Packaging, dan Loading). Dan saat ini PT. Coca-cola Amatil Indonesia Tbk. Memiliki10 pabrik pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Produk-produk yang diproduksioleh PT. Coca-colaAmatil Indonesia Tbk. Diantaranya ;

Coca-cola (diet coke,coca-cola zero)

Sprite (sprite,sprite zero)

Fanta (strawberry,vitamin C, fruit punch, orange, blueberry)

Frestea (jasmine, green tea, apel-markisa-lemon)

Minute maid pulpy (orange, omanggo, tropical)

Schweppes carbonat water

Ades mineral water

Powerade isotonic

A&W rootbeer drink

b. Proses Produksi (manufacturing)

Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan konsumen diproduksi dan berawal dari bahan baku dengan pilihan berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Tahap pertama untuk menghasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu membuat sirup yang terdiri dari gula dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi "Coca-Cola" bahan baku berkualitas tinggi sangat mutlak diperlukan.2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng benar-benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi(workers) pengawasan mutu menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.3. Pemeriksaan dan pengujian dilanjutkan. Perangkat dengan teknologi canggih membantu para teknisi memeriksa berbagai segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar karbon dioksida (Co2), rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa.4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat "Coca-Cola". Sari rasa untuk "Coca-Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat adalah alas an mengapa "Coca-Cola" dikenal sebagai minuman yang memiliki kadar soda yang paling sempurna.5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET (Polyethelyne terephthalate) maupun kaleng sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir. Botol-botol pun harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah botol-botol tersebut siap untuk diisi dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini.6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis. Cara tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara otomatis menjamin kadar higienis yang sempurna pula.7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton atau dimasukkan kedalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk mengirimkan produk-produk "Coca-Cola menuju lebih dari 420.000 gerai (outlet) yang menjual produk-produk "Coca-Cola" di Indonesia.c. CSR (Corporate Social Responsibilty) PT. Coca-colaAmatil Indonesia Tbk.

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, menerapkan 4 pilar kunci sebagai parameter untuk menjalankan program - program CSR & Sustainability yang harmonis. 4 pilar kunci tersebut adalah menjaga dan melestarikan lingkungan, menyediakan beragam pilihan produk kepada pelanggan kami, mempertahankan budaya kerja yang baik dan nilai-nilai positif di kalangan karyawan kami dan akhirnya berkontribusi terhadap pembangunans osialdanekonomi seluruhmasyarakat di mana kami beroperasi. Program-programnyaberupa ;

Environment : Bali Beach Clean-up, Kuta Beach Turtle Conservation, Coke Farm, Eco-mobile, Coke waterways education centre.

Market Place : ISC Tour, Micro Economic Development.

Workplace : Green Office, Plant visit

Community : Partner Up R.O.L.E (River-Ocean-Land-environment) Foundation, Water for Life, SanggarMerahPutih, Health Program (Clinics), Disaster Relief.

Evolusi Design Botol Coca-Cola dari dulu Hingga sekarangIni adalah ikon Amerika. Coke atau Coca-cola, mereka pertama kali memulai bottling raksasa cola pada tahun 1886 di halaman belakang seorang apoteker di Atlanta Ga John Pemberton adalah orang yang menyeduh ramuan ini untuk pertama kalinya. NCoke itu dijual seperti bir keluar dari keran sampai 1894 ketika pemilik pertama mulai memasukkan ramuan itu ke dalam botol. Dengan penciptaan kaca botol penciptaan kemasan untuk Coke-Cola pertama kali dimulai.

Perubahan pertama kemasan bukan untuk penjualan, itu adalah untuk melindungi terhadap pemalsuan. Persaingan untuk kemasan akan berbeda dan itu merasa bahwa orang harus mampu melihat dalam gelap dengan merasa jika itu adalah hal yang nyata atau tidak.

ada tahun 1977 akhirnya merek dagang Coke bentuk botol dan istilah Coke-Cola dan Coke. 1977 juga melihat penemuan botol 2liter. Itu adalah tahun 1960 bahwa Coke mulai menggunakan kaleng, sampai kaleng maka hanya untuk minuman hanya digunakan dalam angkatan bersenjata.

Sejak itu Coke telah bermain dengan berbagai konsep kemasan mengeras merek mereka. Bahkan, di banyak kelas iklan salah satu proyek adalah merancang konsep merek soda.

Proyek ini membuat Anda berpikir tentang kemasan, desain, nama, dan bagaimana memasarkan merek baru soda menggunakan Coke sebagai contoh.

Coke selalu re-inventing merek kemasan dan telah menggunakan kaca, plastik, kaleng dan mencari cara baru dan hijau untuk paket produknya. Mereka juga memperkenalkan botol dan kaleng-kaleng khusus untuk menandai tanggal dan acara khusus.

PRODUKSI COCA COLA

2.2. PT. Victoria Care

Visi

Untuk menjadi perusahaan terkemuka di kosmetika, perlengkapan mandi, dan perawatan kesehatan di pasar Indonesia.Misi

Untuk memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan memberikan kualitas tertinggi kosmetika, perlengkapan mandi, dan produk perawatan kesehatan.

Proses produksi

1. Ruang Fisika

Fungsi : Mengecek pH atau tingkat keasaman dari bahan baku. Contoh : sabun pembersih daerah kewanitaan

2. Ruang Kimia

Fungsi : Uji iodium, saponifikasi. Contoh : lotion.

3. Lab Mikrobiologi

Fungsi : Menentukan adanya kandungan cemaran mikroba pada bahan baku dan sediaan.

4. Dirisetkan dengan uji paparan sinar matahari langsung, pada suhu dingin, dan suhu kamar serempak selama 3 bulan

5. Uji Dermatologi

6. Uji Klinik

Yang harus di daftarkan terlebih dahulu di BPOM yang selanjutnya diedarkan sebagai produk baru

Ruangan

1. Ruang Aging Padat (sabun)

2. Ruang Reverse Osmosis

Fungsi : untuk mencegah penjamuran

3. Ruang Penyimpanan Parfum

Fungsi : menjaga kualitas dan kestabilan dari parfum

4. Ruang Mixing Padat

Fungsi : untuk sediaan padat (sabun) dan cream

5. Ruang Mixing Cairan Kental (non alkohol)

Fungsi : untuk sediaan sabun daerah kewanitaan

6. Ruang Mixing Cairan Beralkohol

Fungsi : untuk sediaan parfum

7. Ruang Labeling

Fungsi : botol yang sudah diisi diberi label

8. Ruang Filling Cream

Fungsi : untuk pengisian produk cream

Produk

2.3. PT. Suprama

Sejarah

PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA), merintis usaha dengan sederhana sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur.

PT. Sampindo memproduksi mi dan snack berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan kualitas, nilai dan rasa yang bermutu, bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk paling popular dengan merek mi telur kering merek Burung Dara. Di 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah lokasi dan memulai produksi beragam mi instan merek Surya Mi dan produk snack. Dengan 6 hektar area produksi yang memperkerjakan lebih dari 1000 pegawai dan 30 armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan kapasitas produksi yang terbesar di Indonesia Timur. Produk didistribusikan ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain.

Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional dengan HJ. Heinz di tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas dan efisiensiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di pasar lokal dan internasional dalam masa kerjasama ini.

Tahun 2006, PT. Heinz Suprama, sekarang PT. Suprama, kembali sebagai bisnis keluarga, sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya. Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mi dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.

Produk

Dry noodles (mi kering), diproses melalui pengeringan. Pemasarannya lokal dan ekspor timur tengah, eropa, australia, afrika, amerika, dll. Contoh : mie burung dara

Instan noodles (mi instan), di proses melalui proses penggorengan. Untuk pemasarannya hanya ekspor dan di rencanakan untuk kedepannya dipasarkan secara lokal. Contoh : Lulu

LAMPIRAN FOTO

2.4. PT. Sido Muncul, Semarang

PT.Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul yang berarti Impian yang terwujud dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT.Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik

Saat ini PT. Sido Muncul didukung lebih dari 2000 karyawan dengan tingkat pendidikan bervariasi dan ditempatkan sesuai dengan keahlian, kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Sebagai pendukung, Sido Muncul juga memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti biologi, ekonomi, farmasi, pertanian, hukum, teknologi pangan, teknik kimia, teknik elektro, dll. Dengan standar pabrik CPOB ( Standard pabrik Farmasi ), maka fasilitas yang ada di PT. Sido Muncul antara lain :

1) Laboratorium

Laboratorium Instrumentasi

Laboratorium Farmakologi

Laboratorium Formulasi

Laboratorium Farmakognosi

Laboratorium Stabilitas

Laboratorium Kimia, yang dilengkapi peralatan HPLC ( High Pressure Liquid Chromatography ), GC ( Gas Chromatography ) dan TLC Scanner ( Thin Layer Chromatography ). Keseluruhan laboratorium tersebut dibangun di atas lahan seluas 1200 m.

Laboratorium Kultur Jaringan

2) Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat3) Extraction Centre4) Pengolahan air bersi5) Pengolahan air limbah6) Perpustakaan7) Klinik HolistikFOTO PRODUKSI DAN PRODUK SIDO MUNCUL

2.5. PT.VitaPharm

PT. Vitapharm sudah lama berkecimpung di dunia kosmetik Indonesia sejak tahun 1962. PT.Vitapharm menghadirkan sebuah produk, yaitu viva hand & body lotion dengan merek viva. Viva hand & body lotion memiliki 5 varian, yaitu:

Viva hand & body lotion standart

Viva hand & body lotion sexy lotion

Viva hand & body lotion bengkuang

Viva hand & body lotion avocado

Viva hand & body lotion ekstrak ramuan tradisional

Viva hand & body lotion terbuat dari ramuan yang sudah dipercayai sebagai ramuan kosmetik. Melalui Viva hand & body lotion ingin membidik pasar kosmetik kategori hand & body lotion dengan target segmen remaja dan dewasa kalangan bawah.

Pembuatan produk ini berdasarkan dari adanya pasar untuk katagori hand & body lotion. Viva hand & body lotion merupakan produk kosmetik dalam kemasan botol. Pada akhir tahun 1961, Haji Muhammad Husein Alhamid; Nehemia pesik; Drs. Wim Kalona Apt; Drs. Estefanus Looho Apt; Drs. Grouw Soen Hok Apt; telah bersepakat untuk mendirikan suatu pabrik Farmasi di Surabaya. Untuk mewujudkan tekad mereka, didirikan PT. General Indonesian Producing Centre di jalan karet 80-86, Surabaya, yang di kukuhkan di muka notaries Mr. Oe Siang Djie pada tanggal 30 april 1962.

Kemudian dalam bulan juni 1962 telah diperluas dengan ikut sertanya Dr. Tio Tiong Hoo, yang khusus memimpin pembuatan kosmetik. Kemudian dua tahun kemudian, pada tanggal 13 juni 1964, nama perusahaan diganti menjadi PT. pabrik Pharmasi "Vita".

Mengapa menggunakan nama "Vita"?

Karena berhubungan dengan Vitamin, karenanya pada mulanya yang menjadi produksi utama adalah obat obatan, sementara viva kosmetik masih merupakan produk sampingan. Perusahaan semakin besar dan berkembang, modal pun selalu bertambah.

Tetapi, di akhir tahun 1966 pemerintah mengambil suatu tindakan tegas di bidang moneter.Seribu rupiah menjadi satu rupiah. Walaupun modal menjadi kecil, namun produksi terus meningkat, pemasaran berkembang dan produk mulai bergeser, sehingga kosmetik menjadi produk utama PT. Pabrik Pharmasi "Vita".

Visi PT. Vitapharm adalah untuk menjadi perusahaan kosmetik tropis terkemuka dan produknya dipercaya oleh masyarakat global.

Misi Perusahaan adalah sebagai tuntutan internal bagi seluruh pembuat dasar dari semua keputusan besar dari keputusan besar yang dibuat oleh tim manajemen.

Misi lebih komprehensif dan mencakup hal hal berikut ini:

a) Konsep Organisasi andab) Sifat Bisnis Andac) Alasan keberadaan organisasi anda

d) Pihak pihak yang anda layani

e) Prinsip dan nilai yang akan menjadi pegangan anda pada saat anda menjalankan bisnis.

Misi dari PT. vitapharm adalah:

a. Bekerjasama dalam penelitian dan pengolahan bahan dasar kosmetik, sehingga mampu menghasilkan produk produk kosmetik yang mempunyai keunggulan kompetitif dan berkhasiat untuk mengimbangi dampak negative dari iklim tropis serta mengikuti perkembangan gaya hidup.

b. Mengembangkan kemampuan dan motivasi karyawan untuk:

Menghasilkan produk berkualitas.

Menggalang kemitraan dengan pihak pihak yang seiring dengan visi perusahaan.

Memelihara kesinambungan usaha.

c. Menyediakan produk, jasa perawatan dan informasi kosmetik yang sesuai, mudah terjangkau bagi wanita dan mereka yang ingin memiliki wajah dan kulit tubuh yang terawat baik.

d. Ikut memelihara kelestarian lingkungan dengan memetuhi ketentuan ketentuan yang berlaku.

FOTO PRODUK VitaPharm

2.6. Bali Tangi

Bali Tangi adalah perusahaan di dirikan di tahun 2000, oleh Bapak Wayan Sukhana yang berpengalaman di bidang farmasi beserta istri tercinta yang semasa muda berprofesi perawat dan bidan Ibu Made Yuliani, didasari ketulusan, keinginan keras dan ketekunan, visi mereka adalah untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam.

Visi Bali Tangi adalah, ingin mengajak masyarakat untuk kembali ke alam, memanfaatkan alam secara bijaksana harmonis, sehingga alam menjadi lestari, bisa kita wariskan kepada anak cucu kemudian.

Melalui pengujian dan riset, menggali naskah literatur kuno, serta senantiasa memperdalam ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan melibatkan kelompok yang kurang mampu untuk turut memotivasi berkontribusi terhadap sesama. Maka karya tangan dari rempah, mineral alami dan tumbuhan yang diolah dengan teliti pengawasan mutu untuk menghasilkan beragam produk.

Kami memproduksi bahan-bahan perawatan kecantikan dari bahan alam organik tanpa memanfaatkan bahan kimia tambahan sintetik. Menghargai kepercayaan para rekanan bisnis, keluarga dan sahabat, Bali Tangi terus menerus mengukur keberhasilan bisnis dari senyum para pelanggan.

Variasi produk yang di kembangkan dan semakin di gemari , di gunakan oleh banyak spa dari rumah kecantikan di Bali ,di berbagai kota, di seluruh nusantara , serta juga di berbagai penjuru dunia.

Bali Tangi pun giat berpartisipasi, dalam berbagai pameran internasional yang memperluas jangkauan produk Bali Tangi, hingga kemudian mampu turut memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat di Benua Eropa, Australia, ASIA, dan Amerika.

Pada Tahun 2007 Bali Tangi membuka sebuah spa untuk menjawab kian banyaknya permintaan para pelanggan, disni tekhnik massage Bali kuno, di ambil sebagai akar pengembangan tehnik tradisional Jepun Tantra Massage, yang mengkombinasikan pijat titik cakra dan pelemasan yoga, sambil tetap terus mengedepankan penggunaan produk natural yang telah mengharumkan nama Bali Tangi.

Produk

2.7.PT. Sanbe Farma Sterile Preparation PlantPT Sanbe Farma Sterile Preparation Plant (Unit III) yang berlokasi di Jl. Industri Cimareme No.8 Padalarang merupakan unit Sanbe Farma yang menempati lahan seluas 2,9 hektar ini menggunakan teknologi terbaru yang dikhususkan untuk produksi dan pengemasan sediaan steril. Pembangunan unit III dimulai tahun 2000 dan selesai pada Desember 2004. Peluncuran produk baru unit III dilaksanakan pada bulan Oktober 2005, dan peresmian unit III dilakukan pada 4 November 2006 oleh Menteri KesehatanRI.

Produk yang diproduksi oleh unit III digolongkan menjadi dua yaitu produk Small Volume Parenteral (SVP) meliputi ampul, infus botol, tetes mata, salep mata, dan dry injection dan produk Large Volume Parenteral (LVP) meliputi sediaan infus dalam kemasan soft bag dan larutan hemodialisa. Produksinya dilakukan melalui proses aseptis dan terminal sterilization. Produk digunakan untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

Sanbe Farma telah disertifikasi oleh Badan POM dan Badan Internasional (Sertifikat dari HSA, Singapura). Sertifikat CPOB dan Badan POM untuk sediaan infus antibiotik, infus non antibiotik, sediaan injection, sediaan dry injection, sediaan sterile eye drops, sediaan sterile eye ointment antibiotic, sediaan sterile eye ointment non antibiotic2.8. PT. Sanbe Farma OncologySanbe Oncology Plant merupakan perusahaan yang memproduksi obat kanker pertama di Indonesia, yang diresmikan pada 12 mei 2012, yang berlokasi di kompleks pabrik PT Sanbe Farma di Cimareme, Padalarang, Bandung, dengan kompleks seluas 18 ha. Sediaan obat antikanker memerlukan fasilitas khusus, sehingga persyaratan produksinya sangat ketat, termasuk mencakup aspek perlindungan terhadap personel, lingkungan, dan produk. Obat kanker modern di Sanbe Oncology Plant ini, diproduksi menggunakan bahan baku local dan meskipun diproduksi dengan standar internasional namun harganya bisa terjangkau oleh semua kalangan,

Sanbe oncology plant mempunyai 18 produk yang terdiri dari 9 produk ethical dan 9 produk generic. Diantaranya, Doxetasan (docetaxel), Getanosan (gemcitabine), Rasteo (vikristin), Romisan (irinotecan), Rubisandin (epirubicin HCl), Sanbelat (bleomisin), Sandobicin (doksorubisin), Sanotrexat (metotreksat), Sanroxa (oxaliplatin), Santotaxel (paclitaxel).

Menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan jumlah penderita kanker sampai tujuh kali lipat. Di Indonesia, menurut HPV and Cervical Cancer in the World 2007 Report (jurnal resmi International Society for Vaccines) setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dengan angka mortalitas

7.500 lebih. Bahkan ada sumber yang mengklaim, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Mengingat penderita kanker serviks ini masih utamanya berada di kalangan sosial ekonomi lemah, sebuah pabrik obat antikanker made in Indonesia tentu memberikan harapan lebih lebih baik kepada para penderita.

Fasilitas onkologi Sanbe didesain untuk memproduksi sediaan obat antikanker yang berupa injeksi cairan dan liofilisasi (pengeringan dengan proses sublimasi-Red). Ia juga telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk Fasilitasi Injeksi Liofilisasi dan Cairan Steril Onkologi dari Badan POM.

Sanbe Oncology Plant mempunyai luas bangunan 3.000 m2. Dalam sistem kerjanya, diterapkan Unit Isolator (pertama di Indonesia) yang mencakup pula mesin produksi secara inline di dalam proses produksi. Unit Isolator adalah area yang steril dan kedap udara, dengan filter rangkap berukuran 0,22 mikron (ukuran kuman adalah 1 2 mikron; 1 mikron = sepersejuta meter Red.).

Terintegrasi dengan Unit Isolator ini adalah mekanisme Rapid Transfer Port (RTP). Unit isolator dan RTP akan menjamin perlindungan terhadap karyawan dan lingkungan dari paparan produk. Karena RTP adalah sebuah sistem tertutup, sterilisasi dapat terjaga. Isolatornya sendiri disterilkan dengan menggunakan hidrogen peroksida. Keluar masuknya barang dilaksanakan dengan sistem RTP. Pengecekan terhadap kebocoran dilakukan dengan mesin khusus. Bahan baku dari pemasok disimpan dulu di gudang karantina sebelum mendapatkan persetujuan lulus dari bagian Quality Control; sedangkan bahan sitotoksik disimpan dalam lemari terpisah dan selalu terkunci. Temperatur dan kelembapan udara selalu dijaga. Oncology plant dilengkapi dengan fasilitas lab kimia dan mikrobiologi. Laboratorium Quality Control mengecek kualitas obat sebelum dipasarkan. Bahkan sistem pengolahan air dan pengolahan limbahnya pun dilakukan tersendiri. Di lab kimia ini terdapat IR, High Pressure Liquid Chromatography (HPLC), Gas Chromatography (GC), pH meter, lemari asam, WFI, dll yang digunakan untuk uji bahan baku dan obat jadi. Sedangkan pada lab mikrobiologi terdapat isolator dan incubator (inkubasi mikroba) yang digunakan untuk menguji jumlah organisme hidup pathogen / non pathogen pada sediaan obat. Selain terdapat ruang lab kimia dan mikrobiologi, juga terdapat ruang produksi diantaranya :

1. Entry and Exit Air Lock

LAF (Laminar Air Flow) tempat saluran udara untuk mengatur agar tidak terjadi kontaminasi silang dari luar ruangan maupun dari karyawan

2. Row Material

Merupakan tempat penyimpanan bahan baku yang sesuai standar operasinal prosedur (SOP) 3. Weighing proses

4. Lipofilization Process

5. Vial Washing and Sterilizing Line

6. Filling Proses

7. Capping Proses

8. Room Leak Test

9. Packing Area

10. Gudang Obat Jadi (Ruang Karantina)

Ruang yang digunakan untuk menyimpan sampel apabila produk yang dipasarkan mengalami masalah, maka tim QC akan mengecek ulang sampel yang ada dikarantina sesuai dengan nomer batch.

11. Ruangan Lain

stability storage

produk boleh dijual setelah melewati t6, yaitu 6 bulan setelah produk diproduksi masih stabil maka boleh di distribusikan.

gudang

Tempat pengolahan limbah

Sebelum air limbah dibuang limbah di deaktivasi dengan penambahan sodium hipoklorit sehingga limbah berubah warna menjadi pudar barulah limbah boleh dibuang ke lingkungan

Produksi supervisor

Tempat untuk mengatur temperatur udara2.9. Universitas Surabayayang sering disingkat dengan namaUbaya, berdiri pada tanggal 11 Maret 1968 dengan tiga fakultas yaitu Fakultas Farmasi, Hukum dan Ekonomi.

Ubaya mempunyai 3 buah kampus yang dua di antaranya terletak di dalam kota Surabaya dan yang ketiga terletak di Trawas.

1. Kampus UBAYA Ngagel, Jalan Ngagel Jaya Selatan 169, Surabaya, Indonesia2. Kampus UBAYA Tenggilis, Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Indonesia

3. Kampus UBAYA III TrawasFakultas Farmasi di UBAYA merupakan salah satu dari ketiga fakultas yang ada ketika UBAYA berdiri pada tanggal 11 Maret 1968. Fakultas Farmasi UBAYA membuka program studi Sarjana Farmasi, Program Profesi Apoteker, dan Magister Farmasi Klinis. Fakultas Farmasi UBAYA memiliki Visi, Misi, dan Tujuan. Berikut adalah Visi, Misi dan Tujuan dari Fakultas Farmasi UBAYA,

1. Visi

To be the excellent pharmacy education.

2. Misi

Mengoptimalkan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi untuk memfasilitasi, mendukung, serta mendorong peningkatan pelayanan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat dengan komitmen yang kuat terhadap kebutuhan lokal, nasional, dan internasional.

3. Tujuan

Menyelenggarakan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan; ketrampilan profesional, sosial, dan komunikasi; serta pengalaman yang diperlukan dalam mengembangkan diri menjadi farmasis yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat di tingkat lokal, nasional dan internasional.

Menyelenggarakan penelitian/kajian dalam bidang pengembangan obat dan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Menyelenggarakan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat serta promosi standar pelayanan kefarmasian yang berkualitas untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.

Mengembangkan kerjasama lokal, nasional, dan internasional terkait dengan upaya pengembangan, inovasi, kolaborasi dan konsultasi.

Fasilitas di fakultas Farmasi UBAYA diantaranya :

33 Laboratorium

Pusat-pusat pengembangan

Klinik medis dan apotek

Akses internet 24 jam

Layanan konseling

Career Assistance Center (CAC)

Hubungan international & International village

Perpustakaan

Kebun toga

PPIK dan PIPOT

Rumah diabetes

Farmasi di UBAYA mengajarkan 3 hal yaitu Knowledge, Soft Skill, dan Attitude. Knowledge didapat dari proses perkuliahan, Soft Skill didapat dari kegiatan mahasiswa, dan Attitude didapat dari keduanya baik proses perkuliahan maupun kegiatan mahasiswa. Pembayaran di UBAYA untuk setiap tingkatnya itu

berbeda. Mahasiswa di UBAYA bisa mengambil mengambil mata kuliah di semester atas.

SEJARAH PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") berdiri pada tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat, Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun 2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di Palembang dan Makassar. Perseroan secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik pada tahun 2010. Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.Sebagai produsen roti terbesar di Indonesia Perseroan telah meraih beragam penghargaan, antara lain Top Brand dan Top Brand for Kids sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.

LOKASI PABRIK

CIKARANG

Kawasan Industri Jababeka, Jl. Jababeka XII A Blok W 40-41, Cikarang, Bekasi 17530

Kawasan Industri Jababeka, Jl. Jababeka XVII B Blok U 33, Cikarang, Bekasi 17530

PASURUANKawasan PIER, Jl. Raya Rembang Industri No. 28, Pasuruan 67152

SEMARANGKawasan Industri Wijaya Kusuma, Jl. Tugu Wijaya III No 1, Semarang

MEDANKawasan Industri Medan Star II, Jl. Pelita Raya I No. 8-10 Tanjung Morawa, Deli Serdang

PALEMBANGJl. Kerani Ahmad RT. 38 RW. 8 Sukamoro, Talang Kelapa, Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan

MAKASSARKawasan Industri Makassar, Jl. Kima 10 Kav A No. 2B, Makassar, Sulawesi Selatan

CIKANDEJl. Raya Modern Industri I No. 30 A, Kawasan Industri Modern Cikande, Desa Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang- Banten.

PURWAKARTAKawasan Industri Kota Bukit Indah Blok N-V No 1 Desa Wanakerta, Kecamatan Bungursari, Purwakarta - Jawa Barat.

VISI

Tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti terbesar di Indonesia melalui variasi dan diversifikasi produk, serta penetrasi pasar yang lebih dalam dan luas melalui jaringan distribusi yang mencapai konsumen di seluruh kepulauan Indonesia.

MISI

Senantiasa memproduksi roti yang halal, berkualitas, higienis dan terjangkau oleh konsumen Indonesia.

PROSES PRODUKSI

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik. Dalam proses pembuatan SARI ROTI, bahan baku dipilih melalui proses seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil berupa roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa. Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.

Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan.

Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti yang dihasilkan.

PROSES PEMBUATAN ROTIDalam proses pembuatan roti, dikenal beberapa metode proses pembuatannya. Mulai dari proses yang hanya memerlukan satu kali pencampuran seperti straight dough mixing dan no time dough mixing, hingga proses pembuatan roti yang memerlukan dua kali proses pencampuran seperti sponge and dough mixing.

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam proses pembuatan roti, SARI ROTI menggunakan metode sponge and dough mixing. Metode ini memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan memerlukan waktu yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat memberikan roti dengan kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan, aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan.

Pada proses pencampuran pertama atau sponge mixing, sebagian bahan baku dicampurkan terlebih dahulu untuk menghasilkan adonan biang. Bahan baku yang telah tercampur selanjutnya disimpan pada tempat khusus untuk kemudian disimpan pada ruang fermentasi. Pada proses fermentasi ini, ragi yang ada pada adonan akan bekerja memecah karbohidrat yang terdapat pada tepung terigu dan beberapa bahan lainnya menjadi alkohol dan beberapa jenis asam. Alkohol dan asam tersebut yang akan berperan besar terhadap aroma dan rasa khas dari adonan roti yang dihasilkan. Pada proses fermentasi ini juga dihasilkan gas CO2 yang kemudian terperangkap di dalam adonan sehingga volume adonan akan mengembang beberapa kali lipat dari volume adonan awal. Proses fermentasi ini berlangsung antara 3 hingga 4 jam pada ruangan khusus yang dijaga suhu dan kelembabannya agar proses fermentasi dapat berlangsung secara sempurna.Setelah proses fermentasi selesai, adonan akan kembali dimasukkan ke dalam mixer untuk dilakukan proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai dough mixing. Pada proses ini adonan akan ditambahkan beberapa bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan lainnya yang bertujuan untuk memberikan rasa yang khas pada masing-masing adonan roti yang dihasilkan.

Pada proses pencampuran kedua ini, adonan yang dihasilkan harus dipastikan telah dalam kondisi kalis, elastis, dan tidak lengket pada mesin. Kedua hal ini merupakan indikator utama bahwa adonan roti telah cukup baik dan dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya. Adonan selanjutnya diistirahatkan selama beberapa menit untuk menstabilkan suhu adonan dan untuk menjaga kualitas adonan.Selanjutnya adonan roti dipotong sesuai dengan standar berat yang telah ditetapkan untuk setiap produk menggunakan mesin pemotong khusus (divider) dan kemudian dibulatkan secara otomatis menggunakan rounder. Adonan yang telah dipotong dan dibulatkan tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam intermediate proofer. Proses ini bertujuan agar adonan lebih relaks sehingga adonan menjadi lebih lembut dan mudah untuk dibentuk pada proses selanjutnya. Untuk menghasilkan adonan roti dengan ukuran pori yang seragam, adonan dipipihkan terlebih dahulu. Pada proses ini gas yang terdapat pada kantung udara akan dikeluarkan sehingga adonan akan memiliki pori-pori yang halus dan seragam. Adonan selanjutnya dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Bentuk dapat berupa bentuk bulat, oval, bentuk seperti tabung, atau bentuk-bentuk lainnya. Khusus untuk roti manis, sebelum dibentuk biasanya adonan akan diisi terlebih dahulu dengan isian roti. Setelah dibentuk, adonan selanjutnya disusun pada loyang khusus. Loyang yang sudah penuh dengan adonan selanjutnya disimpan pada rak khusus dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi akhir.

Proses fermentasi akhir (final proofing) ini memiliki prinsip yang sama dengan proses fermentasi pertama, namun dilakukan dengan waktu yang lebih singkat. Setelah adonan mengembang dan diperoleh volume adonan yang sesuai dengan standar yang diharapkan, adonan selanjutnya dikeluarkan dan siap untuk dipanggang. Proses pemanggangan adonan (baking) dilakukan pada tunnel oven yang memiliki panjang sekitar 12 meter selama 10 hingga 30 menit, tergantung dari jenis roti yang akan dibuat, dengan suhu pemanggangan yang dijaga ketat agar roti dapat matang dengan sempurna. Selama proses ini, adonan akan dimatangkan baik di bagian dalam maupun bagian luar. Pada proses ini akan diperoleh warna roti yang diharapkan. Demikian pula dengan aroma khas roti akan muncul pada saat proses pemanggangan berlangsung. Roti yang telah matang selanjutnya akan dikeluarkan dari loyang (depanning) dan dilakukan proses pendinginan (cooling) pada cooling tower terlebih dahulu sebelum roti siap untuk dikemas. Proses pendinginan ini bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat keluar terlebih dahulu secara optimal. Apabila roti dikemas dalam kondisi yang masih panas akan lebih berpotensi menyebabkan roti mudah berjamur. Roti yang baru keluar dari oven juga umumnya kondisinya masih lembek. Khusus untuk roti tawar, jika roti tersebut langsung dipotong, maka roti akan lebih mudah rusak sehingga bentuknya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Setelah mencapai suhu yang telah ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk dikemas. Khusus untuk roti tawar, roti akan dipotong terlebih dahulu. Selain itu juga dilakukan proses sortir untuk memastikan bahwa roti yang akan dikemas adalah roti yang telah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.

Pada kemasan SARI ROTI selalu tercantum kode produksi dan dilengkapi dengan tanggal baik sebelum, yang menyatakan roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan. Khusus untuk roti tawar SARI ROTI, tanggal baik sebelum tertera pada kwiklok atau penjepit kemasan roti. Roti yang telah dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal detector. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen. Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses pembuatan SARI ROTI. Roti yang telah lolos dari metal detector selanjutnya akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods dan siap untuk didistribusikan.

DISTRIBUSIProses pendistribusian produk SARI ROTI berlangsung selama 24 jam. Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah produk yang fresh, SARI ROTI dibuat setiap hari, sehingga setelah SARI ROTI selesai diproduksi, SARI ROTI akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur traditional market maupun modern market.

Dengan 8 pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini SARI ROTI akan mudah didapatkan.

Distributor

Ketentuan Distributor:

1. Warga Negara Indonesia.

2. Wajib PKP.

3. Masih ada area yang berdasarkan batas wilayah/mapping masih kosong atau belum digarap oleh Distributor yang telah kami tunjuk.

4. Memiliki perizinan badan usaha perdagangan umum yang masih berlaku dan lengkap.

5. Memiliki struktur organisasi operasional seperti Salesman, Koordinator Area, Juru gudang, tenaga administrasi yang jumlahnya tergantung luas dan potensial wilayah.

6. Mempunyai (milik atau sewa) tempat usaha seperti ruang kantor, gudang, tempat bokar muat, parkir yang luasnya cukup dan memenuhi persyaratan keamanan pangan dan lingkungan.

7. Mempunyai (milik atau sewa) kendaraan bermotor (sepeda motor dan mobil) yang akan digunakan sebagai alat operasional penjualan.

8. Memiliki perlengkapan administrasi (komputer) dan komunikasi (Telpon/Fax).

9. Memberikan uang jaminan (cash deposit) dan uang jaminan Krat yang besarnya 7 (tujuh) hari + 30% rata-rata penjualan perhari.

10. Bersedia mematuhi ketentuan yang dituangkan dalam Kontrak Perjanjian.

11. Sangat menarik apabila memiliki pengalaman sebagai Distributor FMCG.

Tahun 1997 Sari Roti melakukan pola kemitraan dengan membuka peluang bagi masyarakat luas untuk turut serta memiliki dan mengelola sendiri serta mendekatkan sistem atau channel penjualan kepada konsumen, selain itu juga bertujuan memeratakan pendistribusian untuk daerah Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Pengalaman panjang yang telah teruji itu mendapat sambutan positif masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah agen Sari Roti, dari 2 agen pada tahun 1997 menjadi kurang lebih sekitar 250 agen pada Mei 2009. Program keagenan dan stok poin yang tidak rumit terbukti dapat diterima masyarakat. Bahkan, sinergi Sari Roti dan pemilik agen ini merupakan salah satu bentuk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dapat menyerap tenaga kerja.

AGEN

Persyaratan menjadi agen :

1. Warga Negara Indonesia

2. Masih ada area berdasarkan mapping kami yang masih kosong atau belum digarap oleh agen-agen yang sudah ada saat ini.

3. Memiliki tempat atau rumah sebagai tempat penyimpanan roti, tricycle/gerobak, dan sekaligus tempat tinggal penjual roti keliling (hawker)

4. Memberikan uang jaminan (cash deposit) dan uang jaminan krat yang besarnya akan diperhitungkan kemudian.

5. Wajib PKP

PRODUK SARI ROTI

PT JAMU JAGOPT Jamu Jago merupakan salah satu produsen jamu tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1918. Pabrik berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Srondol, Semarang. Pendirinya adalah Almarhum TK Suprana yang memulai usaha jamunya dari perusahaan rumahan. Hingga kini Jamu Jago telah tumbuh dengan pesat menjadi perusahaan jamu yang terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bermula saat TK Suprana mengamati cara pembuatan jamu dari sang ibu sejak dia masih muda. Sejak saat itu, dia telah mengabdikan diri untuk mempelajari dan mengembangkan minuman tradisional itu.

Jamu buatan perusahaan ini berasal dari bahan-bahan alami dari tanaman herbal yang terdiri dari daun, biji, buah, bunga, akar, kulit dan rimpang. Semua bahan tersebut diracik sedemikian rupa untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dengan visi "menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau" Jamu Jago melakukan beberapa terobosan, di antaranya menciptakan jamu dalam bentuk kapsul ekstrak, pil, tablet, jamu cair, salep, serbuk padat dan serbuk effervescent. Dengan inovasi baru ini, Jamu Jago telah merubah pandangan menikmati jamu dengan mudah dan praktis.

Usaha yang digeluti oleh sang pendiri nyatanya dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini berdampak pada tingginya angka permintaan dari konsumen. Perusahaan akhirnya mengalihkan pabrik yang semula berada di Wonogiri ke Semarang karena alasan strategis. Seiring dengan berkembangnya usaha jamu ini, perusahaan tidak hanya dapat memenuhi permintaan dari pasar domestik saja, perusahaan juga berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan telah berhasil mengekspor produk hingga ke Belanda, Malaysia, Jepang, Australia, Taiwan, Vietnam, dan beberapa negara-negara lain di dunia.

Pada tahun 1936, Suprana kemudian menyerahkan bisnis jamunya kepada empat putranya, yakni Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Jamu Jago berkembang semakin pesat. Bahkan, Keraton Surakarta pun memutuskan untuk memakai Jamu Jago sebagai jamu resmi bagi istana. Perusahaan ini terus mengembangkan usaha dengan membuka pabrik baru yang lebih modern. Tak tanggung pabrik ini juga menggunakan mesin yang langsung didatangkan dari Amerika. Tak hanya itu, perusahaan juga mulai mempekerjakan ahli farmasi. Ahli farmasi ini bertugas menjelaskan khasiat jamu secara ilmiah.

Sejak dikelola oleh generasi ketiga, yang terdiri dari Nugraha Suprana, Jaya Suprana, Sindu Suprana, dan Monika Suprana. Generasi ketiga ini kemudian mendirikan Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dipelopori oleh Jaya Suprana. MURI diresmikan pada tanggal 27 Januari 1990.

Dengan komitmen yang terus dijaga oleh perusahaan yakni menghasilkan jamu-jamu yang berkualitas dan higienis. Jamu Jago terus menerapkan standar produksi yang ketat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan bahan-bahan yang alami dengan menggunakan metode Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Slogan "Kembali ke Alam" telah melekat pada Jamu Jago sejak didirikan. Tak khayal hingga saat ini Jamu Jago telah memproduksi lebih dari 138 jamu, antara lain Buyung Upik, Galian singset, Jamu bersalin - Besar, Bandrex Premium, Basmurat Capsul, dan beberapa varian produk lainnya. Produk-produk tersebut digunakan untuk menyembuhkan penyakit, menjaga stamina, memperindah penampilan dan menjaga kesehatan bagi anak-anak, wanita dan pria. Hingga saat ini Jamu Jago telah menemani keluarga Indonesia dengan produk jamu-jamu yang berkualitas. (as/dari berbagai sumber)

PRODUK JAMU JAGO

PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero)merupakanBadan Usaha Milik Negarayang sahamnya 100% dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Dan,Bio Farmamerupakan satu-satunya produsen Vaksin yang berkualitas Internasional di Indonesia.PT Bio Farma (Persero)juga merupakan perusahaan terbaik di Asia yang menangani soal kesehatan, yang sudah mengadikan diri sejak tahun 1890. Pada mulanya merupakan bagian dari rumah sakit Militer di Batavia dan hanya memproduksi vaksin cacar. Vaksin yang diproduksi terus berkembang. Pada tahun 1985 memberikan perawatan Rabies. Nyland (salah satu pimpinan Bo Farina terdahulu) memperkenalkan vaksin baru yang mengandung vaksin rabies. Dilanjutkan dengan produksi vaksin kolera dan tipus.

Institut Pasteur secara resmi ditugaskan oleh Pemerintah untuk memproduksi vaksin dan sera pada tahun 1913, pembuatan tetanus dan difteri formol toksoid secara statistik. Lalu memproduksi serum anti tetanus yang pertama, mulai digalakan imunisasi di lingkungan Angkatan Darat terhadap Kolera, Typus dan Paratypus A pada tahun 1915.

Baru pada tahun 1923 Institut Pasteur memulai kegiatannya di Bandung dan dilengkapi dengan Labotarium Diagnostik. Tahun 1925 penelitian dalam bidang Bio Kimia klinik dimulai. Pembuatan vaksin terus berlanjut, Otten memperkenalkan Vaksin Cacar Kering (room dried smallpox vaccine). Maria Van Stockum berhasil membuat vaksin rabies yang diinaktifasi dengan formalin dan berasal dari otak kera pada tahun 1930, sedangkan pada tahun 1934 Otten berhasil membuat Vaksin sampan (Pes) hidup yang berasal dari suku Pasteurella pesits Ciwidey yang avirulen (natural attenuated).

Didirikan Labotarium Virus dan kultur Jaringan pada tahun 1957, yang digunakan WHO dalam mendiagnosa Cacar untuk negara- negara Asia Tenggara pads tahun 1969. Produksi vaksin terus berkembang, seperti produksi vaksin BCG yang dimulai dengan menggunakan primary seed lot dari Pasteur Instituut Paris, vaksin cacar beku kering diperkenalkan tahun 1968.

Tahun 1971 didirikan Bagian Pengawasan Mutu dan Labotarium Mycology, sedangkan perkembangan pembuatan vaksin juga terus berkembang. Pada tahun 1982 digunakan mesin fermentor 1000 1 yang berasal dari Shinko Pflauder, yang dilengkapi dan dipasang oleh Commonwealth Serum Labotary (CSL) untuk Produksi Tetanus.

Pada bulan November 1986 pabrik cairan infus diresmikan, dilanjutkan dengan pembangunan Sarana Produksi dan Pengawasan Mutu Vaksin Polio dan Campak yang diresmikan menteri kesehatan saat itu (1990), Bpk Dr. Adhityatma MPH, dan selesai pada akhir 1991.

Sejak didirikan seabad yang lalu Bio Farma telah mengalami beberapa kali pergantian nama: Agustus 1890 Didirikan dengan surat keputusan Gubemur Jendral Hindia Belanda bertempat di Rumah Sakit Militer WeltevredenJakarta dengan nama Parc Vaceinogen.

1895-1901 Parc Vaccinogene Instituut Pasteur

1902-1941 Landskoepok Inrichling en Instituut Pasteur

1942-1945 Bandung Boeki Kenkyushoo

1945 Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur

1946 Kegiatan berpindah ke Klaten/ Yogyakarta

1946-1949 Selama Bandung diduduki Belanda, namanya kembali menjadi Landskopoepok Inrichting en Institu Pasteur.

1950-1954 Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur

1955-1960 Perusahaan Negara Pasteur

1961-1978 Perusahaan Negara Bio Farma

1978 Perusahaan Umum Bio Farma.

Produk BioProduk Bio Farma terdiri dari; vaksin BCG, vaksin DTP-HB, vaksin DT, vaksin Td, vaksin Hepatitis B, vaksin Polio, vaksin Campak, vaksin Influenza, serum anti bisa ular, serum anti difteri, serum anti tetanus. Sebagai perusahaan milik Negara, Bio Farma mendedikasikan diri untuk pemenuhan kebutuhan vaksin Dalam Negeri. sisa kapasitas yang tidak terserap oleh kebutuhan dalam Negeri, Bio Farma mengekspor produk-produknya ke 117 negara.

Foto produksi dan produk biofarma

UNIVERSITAS UDAYANAUniversitas Udayana disingkat Unud, adalah perguruan tinggi negeri di Bali, Indonesia, yang berdiri pada 29 September 1962. Rektor dari tahun 2013-2018 adalah Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD. Universitas Jurusan Farmasi ini yang terletak di Kampus Bukit Jimbaran,

Badung, Bali 80361, memiliki luas lahan mencapai kurang lebih 1 hektar. Lahan tersebut telah dialokasikan untuk gedung perkuliahan, laboratorium, ruang dosen, ruang baca dan direncanakan akan segera dibangun fasilitas sarana pendukung lainnya.

Kunjungan Kuliah lapangan adalah program tahunan STFB yang dilaksanakan di akhir semeter genap dengan mengunjungi berbagai instansi terkait ruang lingkup di bidang farmasi serta pada hari kelima ini tepatnya kami berkunjung ke Universitas Undaya yang bertujuan untuk saling memberikan informasi tentang bagaimana perkuliahan khususnya dunia farmasi, organisasi, serta sistem pembelajaran disana. Diawali dengan sambutan dari Ketua Badan eksekutif Mahasiswa Jurusan Farmasi memaparkan runtunan acara dan dihadiri oleh ketua prodi bidang farmasi di Universitas Udayana Bali kemudian acara diisi dengan diskusi dan sharing informasi tentang kebijakan akademik, system pembelajaran teori dan praktek, tata kelola laboratorium yang kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium farmasi.

Kunjungan laboratorium farmasi ini kami diajak berkeliling Jurusan farmasi yang memiliki kurang lebih 6 laboratorium untuk farmasi ada lab farmasetika, lab teknologi farmasi yang dibagi menjadi lab teknologi sediaan steril dan lab teknologi farmasi, lab mikrobiologi, lab kimia analisis, serta lab fitokimia. Peralatan laboratorium pada umumnya, meliputi alat gelas ukur, alat ukur, dan mesin laboratorium yang tersebar di 5 unit laboratorium yang terdapat di Jurusan Farmasi. Setelah kami diajak berkeliling di laboratorium farmasi dengan teknologi yang menurut kami cukup lengkap dan mahasiswa di sana yang bisa memberikan penjelasan bagaimana dengan cara kerja, prinsip kerja dan fungsi alat tersebut. Apalagi di laboratorium kimia analis yang menurut saya sangat lengkap dengan berbagai instrumen yang ada menjadikan wawasan baru untuk kami.

Diharapkan dari studi banding universitas Udayana ini mampu memberikan wawasan yang baru, rekan farmasi baru serta meningkatkan dan mendukung mutu kegiatan perkuliahan bagi kami, bermanfaat serta pengabdian kepada masyarakat.PT.HOLI PHARMASEJARAH SINGKAT PT.HOLI PHARMA

PT. Holi Pharma berdiri pada tahun 1968, yang semula bernama PT. NDAHOLI, yang berlokasi di Jalan Leuwigajah No. 100, Cimahi, menempati bangunan tiga lantai dengan luas bangunan sekitar 1000 m. Pada tahun 1995 diadakan perbaikan dan perluasan menyeluruh dengan luas 1500 m hal ini seiring dengan persyaratan CPOB untuk Industri Farmasi, dan diperoleh sertifikat CPOB meliputi :1. Tablet Biasa non Antibiotik

2. Cairan Oral non Antibiotik

3. Cairan Oral Antibiotik

4. Cairan Obat Luar non Steril non Antibiotik

5. Kapsul Keras non Antibioti

6. Kapsul Keras Antibiotik

7. Salep non Antibiotik

Pada bulan Juli tahun 1996 terjadi pengalihan kepemilikan perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Hernawan Tjahyana sebagai Direksi. Pada tahun 1998 terjadi perubahan nama perusahaan dari semula PT. NDAHOLI berubah menjadi PT. HOLI PHARMA, denganshare holderpada saat itu adalah PT. Barito Budi Pharmindo (Holding Company) sebagai DistribusicompanyPT. Barito Budi Pharmindo yang memiliki beberapa cabang di Indonesia.

Pada bulan Oktober 2002 terjadi pengalihan kepemilikan perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Ruddy Bambang Sukmana sebagai Direktur. Distributor pada saat itu adalah PT. Surya Sarana manunggal dengan alamat Jl. Cempaka Putih Tengah No. 10 Jakarta Pusat. Pada bulan Mei tahun 2007, kepemilikan berpindah dan dipimpin oleh Bapak Bedjo Stefanus sebagai Presiden Direktur sampai sekarang. Seiring dengan dinamisnya peraturan tentang industri farmasi yang secara periodik harus mengikuti standar CPOB, maka pada bulan Mei tahun 2007, dilakukan perbaikan dan perluasan pabrik sehingga total luas bangunan menjadi 4000 m, dengan demikian diharapan akan ada peningkatan kualitas maupun kuantitas produksi sehingga produk yang dihasilkan bisa dipertanggung jawabkan, di bawahnew managementPT. Holi Pharma terus berupaya dari waktu ke waktu terus meningkatkan jenis maupun jumlah produk yang dihasilkan sejalan dengan kepuasan pelanggan akan produk dengan kualitas yang baik dengan jenis yang cukup beragam oleh karena itu kebijakan segmen pasar Obat Generik Berlogo (OGB) dan merek dagang tetap dipertahankanVISI

Catur Pilar, yaitu :1. Mengutamakan kualitas

2. Berwawasan Nasional dan Internasional

3. Memberikan nilai tambah kepada yang bernaung dibawahnya

4. Mengoptimalkan nilai ekonomis kepada pemegang saham

PT. Holi Pharma ingin menjadi Asset Nasional (dengan keinginan hari esok lebih baik dari hari ini, maka kami berupaya agar kelak dikemudian hari PT. Holi Pharma akan menjadi perusahaan yang diperhitungkan dan menjadi Asset Nasional).

MISIBerupaya secara konsisten dan terus menerus agar Visi tersebut dapat dicapai dengan berkomitmen :

1. Secara konsisten memenuhi standar CPOB

2. Pemasaran dengan konsep saling menguntungkan

3. Meningkatkan kecakapan dan keterampilan sumber daya manusia

4. Peningkatakan efisiensi

PT. Holi Pharma berusaha untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh mitra kerja dan pelanggan sehingga kami terus menerus memberikan pelayanan yang terbaik serta memperbaiki kekurangan yang ada.PemastianMutu(Quality Assurance)

Pemastian Mutu merupakan bagian yang tertanggung jawab terhadap mutu obat yang diproduksi, menentukan apakah produk yang dihasilkan memenuhi kriteria mutu yang ditentukan atau tidak. CPOB 2006 mensyaratkan bagian Pemastian Mutu harus dipegang oleh seorang apoteker yang telah terdaftar dan terkualifikasi, dan di PT. Holi Pharma bagian Pemastian Mutu dipegang oleh seorang apoteker. Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab kepada Plant Manager.

Tugas dan tanggung jawab bagian pemastian mutu sebagai berikut :

I. Pengawasan Mutu (Quality Control)

Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Kegiatan pengawasan mutu dilakukan dari bahan baku hingga terbentuk produk jadi. Bagian Pengawasan mutu (QC) dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Plant Manager. Tugas dan tanggung jawab bagian pengawasan mutu, sebagai berikut :

II. Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Bagian Litbang dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab kepada Plant Manager. Bagian Litbang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk baru, baik produk dengan zat aktif baru maupun bentuk sediaan baru. Bagian litbang akan membuat suatu formula, kemudian dilakukan trial terhadap formula tersebut hingga diperoleh produk dengan spesifikasi yang diinginkan. Tugas dan tanggung jawab bagian Litbang, sebagai berikut :

III. Formulasi dan Trial

Bagian litbang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan terhadap produk baru, baik produk dengan zat aktif baru, zat tambahan baru maupun bentuk sediaan baru. Bagian litbang akan membuat formula, kemudian dilakukan trial terhadap formula tersebut hingga diperoleh produk dengan spesifikasi yang diinginkan.

Berikut ini adalah alur pembuatan Batch Record :

IV. Poduksi

Bagian produksi dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai kepala produksi yang membawahi supervisor pengolahan dan pengemasan. Supervisor pengolahan bertanggung jawab atas setiap tahapan yang dilakukan selama proses produksi, dari awal sampai kemasan primer. Supervisor pengemasan bertanggung jawab terhadap pengemasan sekunder sampai obat di transfer ke gudang obat jadi. Gedung produksi terletak di lantai dasar digunakan untuk produksi tablet/kaplet, kapsul, sirup/suspensi dan cairan luar. Setiap karyawan dan tamu yang akan memasuki ruang produksi harus menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi penutup kepala dan sepatu. Penggunaan pakaian khusus ini dilakukan di ruang antara. Begitu pula alur barang yang akan masuk ke ruang produksi harus melalui ruang antara. Ruangan produksi ini didesain secara berurutan sesuai tahapan produksi yang bertujuan untuk memudahkan proses produksi mulai dari penimbangan bahan baku (zat aktif dan zat tambahan), proses pengolahan hingga pengemasan primer dilakukan di Grey Area (Kelas E) , sedangkan proses pengemasan sekunder dilakukan di Black Area (Kelas F). Ruangan-ruangan dalam produksi dapat dilihat sebagai berikut:

V. Teknik Produksi

Bagian teknik produksi dipimpin oleh kepala bagian teknik yang bertanggung jawab kepada plant manager. Tiga tugas utama bagian Teknik Produksi yaitu :

1. Perawatan alat/mesin Perawatan alat/mesin dilakukan untuk menjaga agar alat/mesin produksi yang digunakan terawat, berfungsi dengan maksimal dan berumur panjang. Dengan adanya perawatan alat/mesin produksi, juga dapat mendeteksi tanda-tanda kerusakan sehingga dapat mengantisipasi kerusakan yang lebih berat. Perawatan alat/mesin produksi dibagi menjadi perawatan harian dan perawatan bulanan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh kepala bagian teknik produksi. Setiap perawatan alat/mesin yang dilakukan di catat dalam log book perawatan alat/mesin.

2. Perbaikan alat/mesin Setiap perbaikan yang dilakukan di semua bagian, harus melalui pengisian form permohonan bantuan teknik ke bagian teknik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Sifat dari perbaikan mesin atau alat diantaranya :

Biasa : perbaikan masih bisa ditunda

contoh: perbaikan pintu

Penting : harus segera dikerjakan dan berkaitan dengan operasional contoh: mesin stripping tidak jalan

Penting sekali : harus segera dikerjakan, tidak bisa ditunda dan berkaitan dengan keselamatan kerja

contoh : kebocoran pipa steam, panel listrik bau terbakar Setiap perbaikan yang dilakukan dicatat dalam log book perbaikan alat/mesin.

3. Pemeliharaan bangunan produksi dan pengemasan. Pemeliharaan bangunan dilakukan untuk menjaga agar bangunan di produksi dan pengemasan terawat dan terpelihara sehingga dapat digunakan secara maksimal dan sesuai dengan ketentuan CPOB. Pemeliharaan dilakukan 2 kali dalam setahun. Bagian yang dilakukan perawatan ialah lantai, dinding dan atap (langit-langit) dengan cara pengecatan dan epoksi lantai. Setiap pemeliharaan yang dilakukan dicatat dalam log book pemeliharaan bangunan produksi/pengemasan. VI. PPIC (Production Planning Inventory Control) dan Purchasing

PPIC merupakan bagian dari produksi yang berfungsi untuk melaksanakan perencanaan produksi agar permintaan dari marketing dapat dipenuhi sesuai dengan waktu pemesanan, kuantitas dan kualitas produk. PPIC mengontrol persediaan barang baik berupa bahan baku, bahan kemas maupun produk jadi. Pengendalian persediaan dilakukan oleh PPIC, sedangkan pengatur masuk keluarnya barang dilakukan oleh gudang. Purchasing atau bagian pembelian berhubungan dengan supplier barang baik bahan baku maupun bahan kemas. Sebagian tugas dari purchasing ialah seleksi dan evaluasi pemasok (supplier).

VII. Gudang

Terdapat tiga gudang, yaitu gudang bahan baku (GBB), gudang bahan kemas (GBK) dan gudang obat jadi (GOJ). Penyimpanan disusun berdasarkan mapping yang telah dibuat untuk memudahkan pencarian bahan baku/bahan kemas/obat jadi. Pengeluaran bahan baku/bahan kemas/obat jadi dilakukan berdasarkan prinsip FIFO (First in first out) dan FEFO (First expired first out).

VIII. Teknik Utilitis

Bagian teknik dipimpin oleh kepala bagian yang bertanggung jawab kepada plant manager. Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan serta perbaikan terhadap sarana-sarana yang mendukung proses produksi maupun sarana-sarana perkantoran seperti bangunan, peralatan, air, udara, energi serta kondisi seluruh lingkungan pabrik dan perkantoran. Kegiatan teknik mencakup pengaturan udara (Air Handling Unit System), pengolahan air bersih, pengolahan aqua DM, listrik (genset) , boiler, compressor, dan pengolahan limbah.

a. Sistem Air Handling Unit (AHU) Sistem Air Handling Unit (AHU) mengatur kondisi udara di pabrik (ruang produksi obat) yang menyangkut suhu dan kelembaban agar temperatur ruangan nyaman, bersih dan memenuhi standar CPOB. Instalasi AHU diatur dengan sistem pembagian zona (zona 1-6), yaitu dengan mengklasifikasi masing-masing ruangan. Dengan demikian masing-masing ruangan memiliki sistem instalasi dan sistem filtrasi yang berbeda. Pengaturan instalasi AHU sebagai berikut :

b. Pengolahan Potable waterAir bersih (potable water) digunakan untuk pencucian pakaian karyawan, pencucian alat non steril, pembersihan ruangan, toilet, cuci tangan, dll. Alur pengolahannya sebagai berikut :

c. AquademineralisataTujuan dari sistem pengolahan air untuk produksi aquademineralisata (aqua DM) adalah untuk menghilangkan cemaran sesuai dengan standar kualitas air yang telah ditetapkan. Alur proses pengolahan aquademineralisata sebagai berikut :

d. Genset Untuk menggantikan sumber listrik bila sumber listrik (PLN) padam/tidak berfungsi. Genset yang digunakan ialah genset yang sesuai dengan kapasitas penggunaan listrik di industri farmasi.

e. BoilerUap air (steam) berfungsi sebagai sumber panas (heater) pengganti panas api, karena di industri farmasi tidak diperbolehkan adanya api terbuka yang dapat menyebabkan kontaminasi produk dan bahaya kebakaran. Uap air diantaranya digunakan untuk mengeringkan granul (dengan fluid bed dryer), memasak air (pada alat double jacket), dan pengeringan botol (oven).

f. Kompressor

Udara bertekanan (compressed air) digunakan untuk menyemprotkan cairan, yaitu penyalutan (coating). Karena bersentuhan langsung dengan produk maka pada sistem udara tekan harus tidak mengandung oli, air, partikel dan dilengkapi dengan saringan udara yang sesuai.

g. Pengolahan limbah

Dari hasil proses produksi PT. Holi Pharma dihasilkan berbagai macam limbah, salah satunya adalah limbah cair. Limbah cair yang berasal dari proses produksi dan pencucian alat untuk produksi, limbah bagian Pengawasan mutu dan Litbang diolah dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Proses penanganan air limbah menggunakan sistem pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Proses pengolahan air limbah sebagai berikut:

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) sangat penting bagi Mahasiswa karena perlunya pengenalan industri-industri farmasi dan industi-industri yang berkaitan dengan farmasi sebagai gambaran dunia kerja nyata nantinya.

Semua industri farmasi yang dikunjungan dalam kegiatan KKL kali ini telah memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), baik dari segi bangunan; produksi; tenaga kerja; dan lain sebagainya. Industri farmasi yang dikunjungi ialah PT. biofarma, PT. Sanbe Farma, PT. Sanbe Farma Oncology,PT.holi,PT.garasia. Industri jamu dan obat tradisional yaitu PT. Sidomuncul , dan PT. Jamu Ayam Jago. Industri Kosmetika yaitu PT. Vitapharm, Victoria Care dan Bali Tangi. Industri makanan dan minuman yaitu PT. Coca cola Bandung, dan PT. Suprama. ,PT.sari roti

3.1 Saran

Untuk KKL tahun selanjutnya bisa lebih baik lagi dengan dikelola kembali oleh Mahasiswa, jumlah industri yang dikunjungi lebih banyak khususnya industri obat.

2Error! No text of specified style in document. | [Type the company name]

54WULANDARI /21121185/LAPORAN KKL BANDUNG-SEMARANG-SURABAYA-BALI-JOGJA