Laporan KKL BEI

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang- undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri. Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh 1 Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Transcript of Laporan KKL BEI

Page 1: Laporan KKL BEI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah

Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai

kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana

masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat

dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan

modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian

pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional

pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti

tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.

Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk

melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif

untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut,

salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi

investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti

perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun

perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu

sendiri.

Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan

seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan

bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah atas pengaruh saham bagi

kelangsungan aktivitas perusahaan, diantaranya:

1. Bagaimana cara meningkatkan harga nilai saham.

2. Bagaimana BEI melakukan pengambilalihan atas saham dari perusahaan-

perusahaan lain.

3. Bagaimana BEI mengeluarkan atau menerbitkan saham ke pasar.

1Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 2: Laporan KKL BEI

1.3. Maksud dan Tujuan

Tujuan masalah ini adalah:

1. Ingin mengetahui perkembangan dunia pasar modal dalam era globalisasi.

2. Ingin mengetahui perkembangan PT. BEI itu sendiri.

3. Untuk memenuhi laporan hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

2Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 3: Laporan KKL BEI

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Saham dan Jenis-jenis Saham

Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau

sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau

kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud

saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah

pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan

oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan

Fakhruddin, 2001: 5).

Ada beberapa pandangan untuk membedakan saham (Darmadji dan Fakhruddin,

2001: 6).

1. Saham Biasa (common stock)

Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan

Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan

bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar

investasi pada saham tersebut.

apabila perusahaan tersebut memperoleh laba, menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri-

ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

2) Memiliki hak suara (one share one vote).

3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan

setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena

bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak

mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.

Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal

jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.

3Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 4: Laporan KKL BEI

Adapun ciri - eiri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385)adalah:

1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.

2) Tidak memiliki hak suara,

3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu

setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,

devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat

dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

Ditinjau dari cara peralihannya

1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan

dari satu investor ke investor lainnya.

Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai

pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara

peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

Blue – Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di

industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari

rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan

secara teratur membagikan dividen tunai.

Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

4Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 5: Laporan KKL BEI

c. Growth Stocks (Well – Known)

Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,

sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

2. (Lesser – Known)

Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth

stock.

Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.

d. Speculative Stock

Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan

dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di

masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stockss

Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis

secara umum.

Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu

memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam

memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade

Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti

halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI)

B. Harga Saham :

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam

suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang

menerbitkan kertas (saham) tersebut. Seiembar saham mempunyai niiai atau harga. Menurut

Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

a. Harga Nominal

5Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 6: Laporan KKL BEI

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai

setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal membenkan arti penting

saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.

Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan

emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada

masyarakat biasanya imtuk menentukan harga perdana.

c. Harga pasar

Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka

harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu dengan investor yang lam. Harga ini

terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten

daii penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah

yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar

sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang

setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

C. Faktor yang mempengarahi Harga Saham

Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan

Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat

resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan

pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat mempengarahi pergerakan harga saham adalah

kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa

saham. Investasi harus henar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh

keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau

kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga

saham rnerapakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya

kondisi [performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan

permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.

Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi

yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang didapat".

6Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 7: Laporan KKL BEI

BAB III

PROFIL PT. BURSA EFEK INDONESIA

3.1. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

2. Misi

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan

Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good

governance.

CORE VALUES

Teamwork

Integrity

Professionalism

Service Excellence

CORE COMPETENCIES

Building Trust

Integrity

Strive for Excellence

Customer Focus

3.2. Sejarah BEI

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal

atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di

Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan

pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan

pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah

kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia

mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar

7Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 8: Laporan KKL BEI

modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat

sebagai berikut:

Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah

Hindia Belanda

1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia Pertama

1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya

Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan

Surabaya ditutup

1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak

aktif

1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum

10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan

dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10

Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali

pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong

sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara

1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987

baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan

dibandingkan instrumen Pasar Modal

1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.

Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat

8Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 9: Laporan KKL BEI

16 Juni 1989 :Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh

Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya

13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar

Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ

22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem

computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)

10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996

Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya

2000 :Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia

2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading)

2007 :Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

02 Maret 2009 : Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek

Indonesia: JATS-NextG

3.3. Pelaksanaan Perdagangan

Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas

JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga

menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh

transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan

nasabah. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi

Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Daftar

Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: kesalahan

Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading

kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau kelalaian atau

kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan

9Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 10: Laporan KKL BEI

atau kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian Peralatan

Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau adanya akses yang tidak sah yang

dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.

Pasar Reguler;

Pasar Tunai;

Pasar Negosiasi.

JATS melakukan proses pembentukan Harga Pra-pembukaan dan alokasi transaksi yang

terjadi

Perdagangan Pasar Tunai :

Senin – Kamis Pukul 09:30:00 s/d 12:00:00, sedangkan

Jumat Pukul 09:30:00 s/d 11:30:30

Pesanan Nasabah

Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah pesanan

terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan

batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan atau permintaan beli

nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar

Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran

jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

Satuan Perdagangan

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan

(round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi

tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).

3.4. Produk dan Layanan BEI

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk

pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang

banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

10Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 11: Laporan KKL BEI

menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset

perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki

saham:

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari

pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka

pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu

hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang

saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap

pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk

setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang

saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang

pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk

dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli

saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500

per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk

setiap saham yang dijualnya.

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham

lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per

11Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 12: Laporan KKL BEI

saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp

1.400,- per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,-

tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau

perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat

prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan

kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan

tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan

memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari

pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus

mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan

saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun

penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas

saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham

tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya

spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut

bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan

faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

3.5. Pojok BEI

Pendirian Pojok BEI dimaksudkan untuk mengenalkan Pasar Modal sejak dini dalam

dunia akademis. Saat ini pendirian Pojok BEI berkonsep 3 in 1 (kerjasama antara BEI,

Universitas dan Perusahaan Sekuritas) sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya

mengenal Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.

Sasaran Pojok BEI sebagai langkah untuk menjangkau kelompok yang berpendidikan

agar dapat lebih memahami dan mengenal pasar modal. Pendirian POJOK BEI ini merupakan

salah satu hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan Perguruan Tinggi untuk membantu

12Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 13: Laporan KKL BEI

kelompok akademisi (mahasiswa & dosen) mendapatkan dan menyebarkan informasi pasar

modal.

POJOK BEI berisi semua publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang

diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal.

Informasi dan data BEI dapat digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan

untuk tujuan komersial bagi transaksi jual beli saham.

Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat saling menguntungkan sehingga

penyebaran informasi pasar modal tepat sasaran serta dapat memberikan manfaat yang

optimal baik bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, pengamat pasar modal maupun

masyarakat umum di daerah dan sekitarnya baik untuk kepentingan sosialisasi dan

pendidikan/edukasi pasar modal maupun untuk kepentingan ekonomis.

Manfaat yang diperoleh bagi masing – masing pihak dalam pendirian Pojok BEI

1. Bagi BEI sebagai sarana sosialisasi & edukasi di kalangan akademis agar dapat

terlaksana dengan baik, sehingga diharapkan civitas akademika tidak hanya mengenal

Pasar Modal dari sisi teori saja akan tetapi dapat langsung melakukan prakteknya.

2. Bagi Perguruan tinggi, ada aliansi strategis dengan para pelaku Pasar Modal (BEI, AB,

Data Vendor). Meningkatkan Brand Name dan Nilai Jual perguruan tinggi.

3. Bagi Perusahaan Efek Anggota Bursa, sebagai langkah media promosi dikalangan

mahasiswa/akademisi dan sebagai media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.

4. Bagi Data Vendor, sebagai langkah media promosi produk data dikalangan akademisi,

tidak mengeluarkan investasi hardware untuk pojok BEI & Lab Pasar Modal dan sebagai

media recruitment SDM Pasar Modal yang handal.

Kewajiban bagi masing-masing pihak dalam pendirian Pojok BEI

Bursa Efek Indonesia, mengirimkan publikasi yang dikeluarkan oleh BEI, mendukung

kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi edukasi Pasar Modal, menyediakan kesempatan

untuk magang, memfasilitasi terbentuknya klab investasi.

Bagi Perguruan Tinggi, menyediakan space sekaligus infrastuktur untuk kebutuhan galery Pojok

BEI dan Lab Pasar Modal. Menyediakan PC sesuai dengan kebutuhan minimal 3 PC (2 PC

untuk Data Realtime, 1 PC untuk operasional Pojok BEI) dengan konfigurasi layak pakai.

13Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 14: Laporan KKL BEI

Bagi Perusahaan Efek, memberikan layanan edukasi sekaligus sosialisasi Pasar Modal,

sharing profit sesuai dengan perjanjian, menyediakan kesempatan magang.

Vendor Data realtime, memberikan fasilitas berlangganan gratis minimal 1 terminal untuk

Pojok BEI sebagai Lab Pasar Modal. Melakukan layanan edukasi untuk perguruan tinggi,

sekaligus sosialisasi penggunaan produk data realtime. Menyediakan tempat magang.

Prosedur Pendirian Pojok BEI di Perguruan Tinggi

Tahap I : Penjajakan melalui korespondensi :

Merupakan tahapan surat menyurat, penyampaian proposal & profil perguruan tinggi

yang dilanjutkan dengan pembahasan untuk mengetahui komitmen kedua belah pihak.

Studi kelayakan mengenai potensialitas kampus untuk penyelenggaraan POJOK BEI,

salah satunya adalah daya tampung dan kapasitas kampus.

Penentuan Lokasi oleh pihak kampus yang memiliki lokasi Pojok BEI yang strategis, seperti :

1. Mudah terjangkau mahasiswa,

2. Terletak diarea yang sering dilalui mahasiswa,

3. Mempunyai kesan ramah dan terbuka untuk dikunjungi siapa saja

4. Luas ruangan yang dibutuhkan minimum 6 m x 5 m

5. Desain ruangan yang menarik dan ramah

Penjajakan penentuan pihak Perusahaan Efek selaku Anggota Bursa dan data-data

provider sebagai mitra pihak Perguruan Tinggi dalam pembentukan Pojok BEI.

Tahap II : Penjajakan melalui survey lokasi

Penjajakan lokasi strategis dan segala kebutuhan penyelenggaraan POJOK BEI.

Tahap III : Penentuan waktu penandatanganan Nota Kesepahaman dan Peresmian Pojok BEI

Pojok BEI siap dibuka setiap saat manakala perjanjian kerjasama dan segala persyaratan

sudah dipenuhi.

14Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 15: Laporan KKL BEI

3.6. Program Pendidikan

a. Latar Belakang

Sejalan dengan semangat memajukan Pasar Modal Indonesia, khususnya mencetak

investor-investor baru yang handal serta keinginan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan

informasi yang benar dan tepat tentang investasi saham, PT Bursa Efek Indonesia mengadakan

kegiatan pendidikan berupa pelatihan Pasar Modal bagi calon investor sebagai upaya

menampung, merangsang dan mengarahkan animo masyarakat yang berminat menekuni pasar

saham sebagai media investasi yang menguntungkan serta sebagai upaya mengoptimalkan

dana-dana yang dimiliki untuk diinvestasikan di Pasar Modal.

Program Edukasi ini disajikan sesederhana mungkin disesuaikan dengan latar belakang

serta profil masyarakat pada umumnya dengan tenaga pengajar yang profesional dari PT Bursa

Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI), PT Danareksa (persero), PT Kresna Graha Sekurindo, PT eTrading

Securities dan PT Indo Premier Securities.

b. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Merangsang masyarakat untuk mempelajari investasi saham dengan benar sehingga

menjadi investor handal, sekaligus menjadi contoh baik untuk menarik investor-investor baru

baik retail maupun institusi.

c. Target Kegiatan

Peserta pelatihan terdiri dari kaum pengusaha, kaum eksekutif, akademisi, kelompok ibu-ibu

arisan, calon pensiunan dan masyarakat umum lainnya, diutamakan yang belum pernah

menjadi investor Pasar Modal.

d. Deskripsi Kegiatan

Program edukasi ini terdiri atas tiga kelas:

1. Program Edukasi Basic adalah kelas untuk peserta yang masih awam tentang investasi

saham

Hari : Setiap Rabu / Kamis

Pukul : 09.30 - 16.30 WIB

15Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 16: Laporan KKL BEI

Materi : Sesi I (09.30 - 11.00) : Struktur Pasar Modal

Sesi II (11.00 - 12.30) : Pengetahuan Umum Tentang Efek

Sesi III (13.30 - 15.00) : Reksadana

Sesi IV (15.00 - 16.30) : Kiat Bijak Berinvestasi dan Fraud di Pasar Modal

2. Program Edukasi Intermediate adalah kelas untuk peserta yang sudah pernah mengikuti

program Edukasi Basic dan tertarik untuk mendalami tentang investasi di pasar modal

secara bertahap.

Hari : Setiap Rabu / Kamis

Pukul : 09.30 - 16.30 WIB

Materi : Sesi I (09.30 – 11.00) : Mekanisme Transaksi Efek

Sesi II (11.00 – 12.30) : Analisa Fundamental

Sesi III (13.30 – 15.00) : Analisa Teknikal

Sesi IV (15.00 – 16.30) : Simulasi

3. Program Edukasi Advance adalah kelas untuk peserta yang sudah menjadi investor dan

ingin mendalami tentang investasi di Pasar Modal. Oleh karena persyaratan tersebut,

maka peserta kelas ini lebih sedikit dibandingkan peserta pada kelas Basic dan

Intermediate.

Hari : Setiap Rabu / Kamis

Pukul : 09.30 - 17.00 WIB

Materi : Sesi I (09.30 – 11.00 ) : Obligasi

Sesi II (11.00 – 12.30) : Derivative dan Structured Product

Sesi III (13.30 – 15.00) : Pasar Modal Syariah

Sesi IV (15.00 – 15.30) : Acuan Kepemilikan Sekuritas (Akses)

16Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 17: Laporan KKL BEI

Sesi V (15.30 – 17.00) : Market Update

*) Bagi setiap peserta yang mengikuti secara lengkap per gelombangnya (sesi 1 s/d 4) akan

mendapatkan sertifikat yang ditandatangani Direktur Utama BEI.

Tempat Pelaksanaan

e. Program Edukasi Pasar Modal diadakan di kota Jakarta dan Surabaya.

1. Jakarta:

Gallery PT BEI

Gedung BEI, Menara 2, Lantai 1. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-52, Jakarta

2. Surabaya:

PIPM Surabaya Jl. Basuki Rahmat No. 46, Surabaya

Alamat Kontak

Apabila anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Program Edukasi ini

dapat menghubungi:

3.7. Divisi Pemasaran PT Bursa Efek Indonesia

Jakarta:

Telp. : (021) 515-0515;

Ext.: 7706 (Yane), 7708 (Taufiq) dan 7712 (Ngurah)

Fax : (021) 515-3565;

E-mail : [email protected]; [email protected]; [email protected]

17Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 18: Laporan KKL BEI

BAB IV

HASIL OBSERVASI

4.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode komparatif.

Menurut Moh. Nazir ( 2003 : 58 )

“ Adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang

sebab-akibat,dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu

fenomena tertentu “. Serta menggunakan metode penelitian komparatif bersifat Ex Post Facto

artinya , data yang dikumpulkan setelah semua kejadian telah berlangsung.

4.2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini,adalah data sekunder. Pengertian data

sekunder menurut Nur Indriantoro & Bambang Supomo ( 2002 : 146 ) adalah “ Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh & dicatat oleh pihak lain ).

4.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Penelitian Lapangan

Dalam pengumpulan data dilapangan penulis melakukan observasi langsung ke

perusahaan Bursa Efek Indonesia dan Pusat Data.

Penelitian Kepustakaan

2) Teknik penelitian ini berguna dalam mendapatkan gambaran maupun landasan teoritis

yang berhubungan dengan judul penelitian “Profitabilitas Strategi Investasi di Bursa

Efek Indonesia “. Penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu dngan cara membaca dan

mempelajari loteratur-literatur,buku-buku,artikel ,internet & sumber- sumber sekunder

lainnya yang dapat menunjang dan berhubungan dengan penelitian yang penulis

lakukan.Dan menerapkan kedua teknik pengumpulan data tersebut , penulis dapat

memperoleh perbandingan antara teori dengan praktik sebenarnya untuk mendukung

pengujian hipotesis yang telah diajukan untuk menarik kesimpulan.

18Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Page 19: Laporan KKL BEI

BAB V

KESIMPULAN

Aktivitas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyaknya saham yang dimiliki dan

seberapa besar harga saham yang dicantumkan oleh sebuah perusahaan, itu menandakan

bahwa nilai perusahaan tersebut tinggi atau besar. Faktor yang dapat mempengaruhi

pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per

lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan

terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor lainnya yang dapat

mempengarahi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan

perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investasi harus henar-benar

menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan

mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh

kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham rnerapakan penilaian sesaat yang

dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi [performance) dari perusahaan,

kendala-kendala eksteraal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta

kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Menurut Sawidji (1996:81) : "Faktor

utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing

investor sesuai dengan informasi yang didapat".

19Laporan Kuliah Kerja Lapangan