Laporan KKL Format Pak Heryoso

25
Laporan KKL BALI-LOMBOK PENGARUH SEDIMENTASI DAN FAKTOR-FAKTOR HIDRO-OSEANOGRAFI TERHADAP VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN PANTAI MERTASARI, BALI PEMBIMBING : AZIZ RIFAI, ST, M.Si Oleh : Jeanny Elonica Newyeara Kelompok 6 1. Patar Widyanto S (K2E009055) 2. Jeanny Elonica Newyeara (K2E009032) 3. Arifin Surya S (K2E009047) 4. Puji Prasetyaningsih (K2E009083) 5. Reandy Indrayana (K2E009065) PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN

Transcript of Laporan KKL Format Pak Heryoso

Page 1: Laporan KKL Format Pak Heryoso

Laporan KKL BALI-LOMBOK

PENGARUH SEDIMENTASI DAN FAKTOR-FAKTOR

HIDRO-OSEANOGRAFI TERHADAP VEGETASI MANGROVE

DI KAWASAN PANTAI MERTASARI, BALI

PEMBIMBING : AZIZ RIFAI, ST, M.Si

Oleh :

Jeanny Elonica Newyeara

Kelompok 6

1. Patar Widyanto S (K2E009055)

2. Jeanny Elonica Newyeara (K2E009032)

3. Arifin Surya S (K2E009047)

4. Puji Prasetyaningsih (K2E009083)

5. Reandy Indrayana (K2E009065)

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Laporan KKL Format Pak Heryoso

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan laporan Kuliah Kerja Nyata dengan

judul Pengaruh Sedimentasi Dan Faktor-Faktor Hidro-Oseanografi Terhadap Vegetasi

Mangrove di Kawasan Pantai Mertasari, Bali.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Bapak Ir. Hariyadi selaku pembimbing

selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata, serta kepada Bapak Aziz Rifai, ST, M.Si selaku dosen

pembimbing selama penulisan laporan ini. Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman

Jurusan Ilmu Kelautan 2009 yang bersedia membantu hingga penulisan laporan KKL ini

selesai.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam laporan ini, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan

dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua yang

membacanya.

Semarang, Agustus 2012

Penulis

Page 3: Laporan KKL Format Pak Heryoso

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Lokasi

2. ISI

2.1. Mangrove

2.1.1. Karakteristik Hutan Mangrove

2.1.2. Fungsi Hutan Mangrove

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regenerasi Mangrove

2.2.1. Sedimentasi

2.2.2. Pasang Surut

2.2.3. Suhu

2.2.4. Salinitas

2.2.5. Perlindungan Terhadap Aksi Gelombang

2.3. Pembahasan

2.4. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan KKL Format Pak Heryoso

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Dengan batas darat

meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh

sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air laut. Ke arah laut, perairan

pesisir mencakup bagian batas terluar dari daerah paparan benua yang masih dipengaruhi

oleh proses-proses alami yang terjadi didarat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar.

Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan

pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di

darat maupun di laut serta saling berinteraksi, salah satunya adalah ekosistem mangrove.

Hutan mangrove dan komponen-komponennya baik secara langsung maupun tidak

langsung memliki manfaat yang mampu mencakup ke berbagai sektor. Hutan mangrove

dengan sistem perakarannya yang kokoh secara fisik mampu melindungi dan menjaga

stabilitas pantai. Secara ekologis, mangrove merupakan habitat alami, daerah pemijahan

(spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan mencari makan (feeding ground) bagi

berbagai jenis ikan, krustasea, gastropoda, burung, dan biota lainnya. Selain itu mangrove

sebagai suatu sumber daya juga sering digunakan sebagai penghasil bahan konstruksi

bangunan pantai, bahan baku industri, bahan bakar, dan perikanan ( Budiman dan

Suhardjono, 1992).

Hutan mangrove banyak dijumpai di wilayah tropis terutama di daerah – daerah yang

terlindung dari gelombang dan terdapat tingkat sedimentasi yang tinggi. Hutan mangrove ini

banyak berkembang di daerah pantai sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin, atau

serangkaian pulau atau massa daratan dibelakang terumbu karang dilepas pantai yang

terlindung.

Vegetasi mangrove di kawasan Pantai Mertasari, pulau Bali, merupakan satu diantara

sedikit vegetasi mangrove di kawasan pantai yang terdapat di Bali. Secara umum Lokasi

Pantai Mertasari terletak di sekitar Tanjung Benoa (ujung Selatan pulau Bali) dan selat antar

pulau Bali (pantai Sanur) dengan pulau Serangan dengan posisi geografis 080 43’12” LS dan

115013’22” BT. Tinggi nya tingkat sedimentasi dan pasang surut di kawasan ini membuat

pantai Mertasari didominasi oleh vegetasi mangrove yang notabene dapat tumbuh dan

berkembang biak dengan baik.

Page 5: Laporan KKL Format Pak Heryoso

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui dan memahami proses

sedimentasi serta faktor-faktor oseanografi yang berpengaruh terhadap vegetasi mangrove di

kawasan Pantai Mertasari, Pulau Bali.

1.3. Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk pengamatan adalah Pantai Mertasari yang terletak di

sekitar daerah Tanjung Benoa (ujung Selatan pulau Bali) dan selat antar pulau Bali (pantai

Sanur) dengan pulau Serangan dengan posisi geografis 080 43’12” LS dan 115013’22” BT.

Page 6: Laporan KKL Format Pak Heryoso

BAB II

ISI

2.1. Mangrove

Mangrove merupakan formasi-formasi tumbuhan pantai yang khas di sepanjang pantai

tropis dan sub tropis yang terlindung. Di Indonesia, mangrove telah dikenal sebagai hutan

pasang surut dan hutan mangrove, atau hutan bakau. Akan tetapi, istilah bakau sebenarnya

hanya merupakan nama dari istilah satu jenis tumbuhan yang menyusun hutan mangrove,

yaitu Rhizophora spp.

2.1.1. Karakteristik Hutan Mangrove

• Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur,

berlempung atau berpasir.

• Daerahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun yang hanya

tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan menentukan komposisi

vegetasi hutan mangrove.

• Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat.

• Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Air bersalinitas

payau (2-22 permil) hingga asin (hingga 38 permil).

Gambar 1. Ekosistem Mangrove

Page 7: Laporan KKL Format Pak Heryoso

Gambar 2. Vegetasi Mangrove di Kawasan Pantai Mertasari, Bali

2.1.2. Fungsi Hutan Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan sumber daya alam yang memberikan banyak

keuntungan bagi manusia, berjasa untuk produktivitasnya yang tinggi serta kemampuannya

memelihara alam. Mangrove banyak memberikan fungsi ekologis dan karena itulah

mangrove menjadi salah satu produsen utama perikanan laut. Mangrove memproduksi

nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut, mangrove membantu dalam perputaran

karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove kaya akan nutrien baik nutrien organik

maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi primer yang tinggi mangrove dapat menjaga

keberlangsungan populasi ikan, kerang dan lainnya. Mangrove menyediakan tempat

perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa spesies hewan khususnya udang, sehingga

biasa disebut “tidak ada mangrove tidak ada udang” (Macnae,1968).

Mangrove membantu dalam pengembangan dalam bidang sosial dan ekonomi

masyarakat sekitar pantai dengan mensuplai benih untuk industri perikanan. Selain itu telah

diketemukan bahwa tumbuhan mangrove mampu mengontrol aktivitas nyamuk, karena

ekstrak yang dikeluarkan oleh tumbuhan mangrove mampu membunuh larva dari nyamuk

Aedes aegypti (Thangam and Kathiresan,1989). Itulah fungsi dari hutan mangrove yang ada

di India, fungsi¬fungsi tersebut tidak jauh berbeda dengan fungsi yang ada di indonesia baik

secara fisika kimia, biologi, maupun secara ekonomis.

Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan

(nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi yang lain sebagai

daerah mencari makan (feeding ground) karena mangrove merupakan produsen primer yang

mampu menghasilkan sejumlah besar detritus dari daun dan dahan pohon mangrove dimana

dari sana tersedia banyak makanan bagi biota-biota yang mencari makan pada ekosistem

Page 8: Laporan KKL Format Pak Heryoso

mangrove tersebut, dan fungsi yang ketiga adalah sebagai daerah pemijahan (spawning

ground) bagi ikan-ikan tertentu agar terlindungi dari ikan predator, sekaligus mencari

lingkungan yang optimal untuk memisah dan membesarkan anaknya. Selain itupun

merupakan pemasok larva udang, ikan dan biota lainnya (Claridge dan Burnett,1993).

Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang, pelindung

dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Dimana dalam ekosistem mangrove ini

mampu menghasilkan zat-zat nutrient (organik dan anorganik) yang mampu menyuburkan

perairan laut dan berperan dalam siklus karbon, nitrogen dan sulfur.

Secara ekonomi mangrove mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi

masyarakat, baik itu penyediaan benih bagi industri perikanan, selain itu kayu dari tumbuhan

mangrove dapat dimanfaatkan untuk sebagai kayu bakar, bahan kertas, bahan konstruksi yang

memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dan juga saat ini ekosistem mangrove sedang

dikembangkan sebagai wahana untuk sarana rekreasi atau tempat pariwisata yang dapat

meningkatkan pendapatan negara.

Ekosistem mangrove secara fisik maupun biologi berperan dalam menjaga ekosistem

lain di sekitarnya, seperti padang lamun, terumbu karang, serta ekosistem pantai lainnya.

Berbagai proses yang terjadi dalam ekosistem hutan mangrove saling terkait dan memberikan

berbagai fungsi ekologis bagi lingkungan. Secara garis besar fungsi hutan mangrove dapat

dikelompokkan menjadi :

1. Fungsi Fisik

• Menjaga garis pantai

• Mempercepat pembentukan lahan baru

• Sebagai pelindung terhadap gelombang dan arus

• Sebagai pelindung tepi sungai atau pantai

• Mendaur ulang unsur-unsur hara penting

2. Fungsi Biologi -Nursery ground, feeding ground, spawning ground, bagi berbagai

spesies udang, ikan, dan lainnya -Habitat berbagai kehidupan liar

3. Fungsi Ekonomi

• Akuakultur

• Rekreasi

• Penghasil kayu

Page 9: Laporan KKL Format Pak Heryoso

Hutan mangrove mempunyai manfaat ganda dan merupakan mata rantai yang sangat

penting dalam memelihara keseimbangan biologi di suatu perairan. Selain itu hutan

mangrove merupakan suatu kawasan yang mempunyai tingkat produktivitas tinggi.

Tingginya produktivitas ini karena memperoleh bantuan energi berupa zat-zat makanan yang

diangkut melalui gerakan pasang surut.

2.2. Faktor-faktor Oseanografi yang Mempengaruhi Regenerasi Mangrove

2.2.1. Sedimentasi

Daerah pesisir adalah Perairan pesisir adalah daerah pertemuan darat dan laut yang

meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh

sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi air laut. Ke arah laut, perairan

pesisir mencakup bagian batas terluar dari daerah paparan benua yang masih dipengaruhi

oleh proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar.

Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem perairan

pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat beragam, di

darat maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah

pesisir juga merupakan ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya

kegiatan pembangunan yang menyebabkan terjadinya proses pengendapan atau sedimentasi

secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem perairan

pesisir.

Sedimentasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi regenerasi mangrove,

dimana mangrove biasa dijumpai di wilayah tropis terutama di daerah – daerah yang

terlindung dari gelombang dan terdapat tingkat sedimentasi yang tinggi. Dampak sedimentasi

serta proses pengendapan sedimen di suatu wilayah penting dalam mempelajari tumbuh

kembang vegetasi mangrove di suatu kawasan.

Gambar 3. Sedimentasi yang Terjadi di Kawasan Vegetasi Mangrove

Page 10: Laporan KKL Format Pak Heryoso

2.2.1.1. Pengertian Sedimentasi

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen

atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau

asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai,

muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sedangkan Gross (1990)

mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan

batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta

beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.

Sedangkan sedimentasi sendiri adalah suatu proses pengendapan material yang

ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di

mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut

oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai

adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi

terus menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh

tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan

halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah.

Hembusan angin juga bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar.

Makin kuat hembusan itu, makin besar pula daya angkutnya. pengendapan material batuan

yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi membuat terjadinya sedimentasi.

2.2.1.2. Jenis-jenis Sedimentasi

Dalam sedimentasi sendiri, ada jenis dan tempatnya. Jenis-jenis sedimentasi adalah :

Sedimen Laut, dibagi menjadi 2 yaitu :

• Sedimen Terigen Pelagis

Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang

berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis.

Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es

yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.

• Sedimen Biogenik Pelagis

Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai

struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan

zooplankton laut.

Page 11: Laporan KKL Format Pak Heryoso

Jenis-jenis Sedimentasi, dibagi menjadi 4 yaitu :

• Lithougenus Sedimen

Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini

dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan

atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.

• Biogeneuos Sedimen

Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka

biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

• Hidreogenous Sedimen

Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk

partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai

contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit

• Cosmogerous Sedimen

Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara

atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau

berbagai partikel darat yang terbawa angin.

Sedangkan untuk tempat-tempat terjadinya sedimentasi adalah :

• Sedimentasi sungai

Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini

biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar

sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau

pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari

pasir, kerikil, atau batu hasil endapan itu untuk dijual.

• Sedimentasi Danau

Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta,

lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen

limnis.

• Sedimentasi Darat

Gumuk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak

memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk

timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, gumuk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang

menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda

bisa ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.

Page 12: Laporan KKL Format Pak Heryoso

• Sedimentasi Laut

Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut,

sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan

di laut ini disebut sedimen marine.

2.2.2. Pasang Surut

Pasang surut adalah fluktuasi atau pergerakan muka air laut sebagai fungsi dari waktu

akibat adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa

air laut yang ada di bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa

matahari, akan tetapi karena jaraknya terhadap bumi yang jauh lebih dekat, maka pengaruh

gaya tarik bulan terhadap bumi akan jauh lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari

terhadap bumi (Bambang,1999).

Gambar 4. Kurva Pasang Surut

Pengertian tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara muka air tertinggi (puncak

air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah

waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama pada

waktu berikutnya. Periode pasang surut bias 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang

tergantung pada tipe pasang surut. Periode di mana muka air naik disebut pasang, sedang

pada saat air turun disebut surut. Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut arus

pasang surut, yang mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar.

Selain sedimentasi, pasang surut juga sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan

mangrove, karena tumbuhan mangrove memiliki sistem pengakaran “jangkar” dimana

memiliki sistem pernafasan dengan menggunakan akar napas. Saat Spring Tide amplitudo

pasang besar, sehingga tanaman mangrove akan terendam dan sebaliknya pada saat surut,

tanaman mangrove akan terangkat dan disini lah akar nafas itu dapat berfungsi dan bekerja

dalam pernapasan tumbuhan mangrove tersebut.

Page 13: Laporan KKL Format Pak Heryoso

Gambar 5. Sisa Air Laut Akibat Pengaruh Pasang Surut

di Vegetasi Mangrove Pantai Mertasari, Bali

Komunitas mangrove akan lebih luas penyebarannya pada daerah landai dengan

kisaran pasang surut besar (Kennish, 1990). Sedangkan menurut Chapman (1984) penetrasi

pasang ke arah daratan akan memungkinkan mangrove tumbuh lebih jauh ke arah darat. Arus

laut akan membawa benih mangrove, menyuplai O2 dan nutrien bagi mangrove.

2.2.3. Suhu

Mangrove tumbuh dengan subur di daerah tropis pada suhu udara lebih dari 20˚ C dan

kisaran suhu udara musiman kurang dari 5˚ C. Suhu udara di bawah -4˚ C akan berakibat

fatal pada mangrove karena komunitas ini tidak dapat mentolerir kebekuan (Kennish, 1990)

2.2.4. Salinitas

Salinitas optimum untuk pertumbuhan mangrove adalah 28 ˗ 34 ppt (Aksornkoae,

1993)

2.2.5. Perlindungan Terhadap Aksi Gelombang

Aksi gelombang dapat merusak benih mangrove yang akar-akarnya belum kuat

tertanam. Oleh sebab itu mangrove hanya dapat tumbuh dengan baik di pantai-pantai yang

terlindung dari aksi gelombang. Menurut Chapman (1984) pantai-pantai tersebut antara lain

teluk, estuari, laguna, dan kepulauan.

Page 14: Laporan KKL Format Pak Heryoso

2.3. Pembahasan

Pantai Mertasari merupakan pantai yang terletak di sekitar daerah Tanjung Benoa

(ujung Selatan pulau Bali) dan selat antar pulau Bali (pantai Sanur) dengan pulau Serangan

dengan posisi geografis 080 43’12” LS dan 115013’22” BT. Pantai ini dipengaruhi oleh sifat-

sifat dari darat maupun laut seperti angin, pasang surut, dan intrusi air laut. Sementara itu,

sifat-sifat dari darat yaitu terjadinya suatu proses-proses sedimentasi yang mengangkut

sedimen dari daratan menuju laut sehingga terbentuklah suatu daerah yang didominasi oleh

sedimentasi dan ditumbuhi oleh vegetasi mangrove.

Selain sedimentasi, pasang surut juga sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan

mangrove, karena tumbuhan mangrove memiliki sistem pengakaran “jangkar” dimana

memiliki sistem pernafasan dengan menggunakan akar napas. Saat Spring Tide amplitudo

pasang besar, sehingga tanaman mangrove akan terendam dan sebaliknya pada saat surut,

tanaman mangrove akan terangkat dan disini lah akar nafas itu dapat berfungsi dan bekerja

dalam pernapasan tumbuhan mangrove tersebut.

Sedimentasi sungai mempunyai pengaruh besar pada kawasan yang di dominasi

ekosistem mangrove ini. Meningkatnya aktivitas manusia akhir-akhir ini di sepanjang aliran

sungai telah memberi pengaruh terhadap ekosistem muara. Sebagai dampaknya jumlah

sedimen (suspended solid) dan sampah di dalam sungai bertambah dan menyebabkan

pendangkalan. Ini yang dapat bertampak negatif pada pertumbuhan mangrove dimana dasar

di hilir sungai akan meninggi akibat sedimentasi ini. Akibatnya, air tidak mengalir dengan

baik sehingga meningkatkan kemungkinan banjir. Ini juga berdampak buruk pada ekosistem

mangrove apabila terlalu lama terendam maka lama-kelamaan tumbuhan tersebut akan mati.

Mangrove memiliki banyak fungsi, baik secara fisika, kimia, biologi. Secara biologi,

fungsi hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari

makan (feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning ground). Secara fisik, fungsi hutan

mangrove antara lain sebagai peredam angin, badai dan gelombang, pelindung dari abrasi,

penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Dimana dalam ekosistem mangrove ini mampu

menghasilkan zat-zat nutrien (organik dan anorganik) yang mampu menyuburkan perairan

laut dan berperan dalam siklus karbon, nitrogen dan sulfur.

Page 15: Laporan KKL Format Pak Heryoso

2.4. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Pantai Mertasari, Bali

ini dapat disimpulkan bahwa :

• Mangrove adalah tanaman dengan sistem pengakaran jangkar dimana memiliki sistem

pernapasan menggunakan akar napas.

• Mangrove memiliki karakteristik hidup di daerah intertidal yang jenis tanahnya

berlumpur, berlempung atau berpasir. Dengan daerahnya yang tergenang air laut secara

berkala, serta miliki air yang bersalinitas payau (2-22 permil) hingga asin (hingga 38

permil).

• Secara biologi, fungsi hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan (nursery

ground), daerah mencari makan (feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning

ground).

• Secara fisik, fungsi hutan mangrove antara lain sebagai peredam angin, badai dan

gelombang, pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen.

• Secara kimiawi, ekosistem mangrove ini mampu menghasilkan zat-zat nutrien (organik

dan anorganik) yang mampu menyuburkan perairan laut dan berperan dalam siklus

karbon, nitrogen dan sulfur.

Page 16: Laporan KKL Format Pak Heryoso

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, A. dan Suhardjono. 1992. Penelitian Mangrove di Indonesia Pendayagunaan dan

Konservasi Lokakarya Nasional Penyususnan Program Penelitian Biologi Kelautan

dan Proses Dinamika Pesisir, Semarang. Puslitbang Biologi-LIPI, Jakarta.

Chapman, V.J.C. 1984. Mangrove Biogeography at F.D. Poor dan Inka Dor (Eds.).

Hydrobiology of Mangal. W. Junk Publisher. Boston. 219 hlm.

Kennish, M.J. 1990. Ecology of Estuaries. Biological Aspect. Vol. II. CRC Press Inc. USA.

137 hlm

Pettijohn, F.J. 1975. Sedimentary Rock. Harper and Row Publisher. New York.

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/pengertian-wilayah-pesisirpantai.html

http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html

http://doddys.wordpress.com/2007/02/08/mekanisme-transportasi-sedimen/

http://www.omtimo.org/archives/konsep-dan-definisi-pengelolaan-wilayah-pesisir

http://oseanografi.blogspot.com/2006/08/sedimen-di-laut-dalam-ideal-untuk.html

http://indrayaksa.wordpress.com/2009/09/15/pengertian-sedimen/

http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33

Page 17: Laporan KKL Format Pak Heryoso

LAMPIRAN