Laporan KKL Latar Belakang
-
Upload
syahrifin-ripa-i -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Laporan KKL Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh setiap manusia tidak lepas
dari berbagai macam permasalahan, permasalahan atau gangguan tersebut
terkadang membuat tujuan komunikasi tidak berjalan maksimal. Pemerintah
dalam kegiatannya melayani masyarakat juga tidak terlepas dari gangguan
komunikasi, gangguan - gangguan yang terjadi bisa bersumber dari dalam
instansi maupun berasal dari luar instansi yang membuat pelayanan kepada
masyarakat menjadi tidak maksimal.
Dari beragam permasalahan terhadap pelayanan publik tersebut
melatarbelakangi penulis sebagai mahasiswa Diploma I Kedinasan Sekolah
Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta Bidang studi Komunikasi
Informasi Publik mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke
beberapa Instansi Pemerintah di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kegiatan KKL tersebut di laksanakan sebagai langkah
pembelajaran mahasiswa untuk mengamati cara kerja lembaga pemerintahan
ketika menjalankan tugasnya dalam melayani masyarakat, dengan
mengunjungi lima Instansi yang secara langsung berhubungan dengan
masyarakat yaitu:
1. Kantor Pelayanan Perijinan
2. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi dan,
5. Bagian Humas.
Dalam kegiatan KKL tersebut penulis mendapatkan gambaran umum
mengenai strategi ke lima instansi tersebut dalam kegiatan diseminasi
informasi kepada masyarakat, berserta media komunikasi yang di gunakan.
1. Kantor Pelayanan Perijinan
Kantor Pelayanan Perijinan (KPP) merupakan salah satu satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Sleman yang memiliki peran
langsung dalam melayani masyarakat. Awal terbentuknya KPP ini,
pemerintah Kabupaten Sleman membentuk Unit Pelayanan Terpadu
Perijinan Satu Atap (UPT-PSA) yang keberadaannya di formalkan
dengan keputusan Bupati Kepala daerah Tingkat II Sleman Nomor :
06/Kep.KDH/1999 tentang Pembentukan Unit Terpadu Perijinan Satu
Atap Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, yang koordinasinya berada di
bawah komando Bagian Organisasi Setda Kabupaten Sleman yang
membawahi 26 Jenis perijinan, mulai dari perijinan yang di tarik
retribusi, perijinan yang tidak di tarik retribusi, ijin prinsip, ijin
pengeboran dan pengambilan air bawah tanah (SIPA), dan ijin usaha
pertambangan bahan galian golongan C.
Pada tahun 2007 terbit peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat daerah dan ditindaklanjuti dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Atas dasar tersebut pada
tanggal 4 Agustus 2009, Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan
perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan
Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi,
dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan, sebagai lahirnya Kantor
Pelayanan Perijinan dan mulai efektif bekerja pada bulan Januari 2010
dengan menangani 26 jenis perijinan sebagai kelanjutan dari UPT-PSA.
Sejak berdirinya KPP sebagai kelanjutan dan UPT-PSA di Kabupaten
Sleman, terdapat penambahan perijinan baru yang di layani oleh instansi
ini, mulai dari perijinan di bidang kesehatan, dari Disperindagkop, dan di
bidang penanaman modal, dengan total layanan hingga Nopember 2011
adalah 81 jenis pelayanan perijinan yang pemrosesannya di sampaikan
melalui KPP. Meskipun sudah 81 jenis yang di layani oleh Kantor
Pelayanan Perijinan, namun kewenangan kantor ini masih terbatas
sebagai front office yang berfungsi sebagai pintu masuk dan
pengkoordinir back office serta standar operating Prosedure (SOP)
perijinan Baru dalam proses.
Meskipun keberadaan KPP hanya sebagai front office dalam pelayanan
perijinan di Kabupaten Sleman, namun SKPD ini telah melayani satu
jenis perijinan secara penuh dalam penerapan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) sebagai cikal bakal One Stop Service dalam pelayanan
Perijinan. Sejak diberlakukannya Keputusan Bupati Keputusan Bupati
Nomor 2/Kep.KDH/A/2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2001 tentang
Ijin Gangguan, secara resmi sejak 1 Januari 2012 Kantor Pelayanan
Perijinan Kabupaten Sleman telah melayani secara penuh pengajuan ijin
gangguan (HO) yang semulanya di tangani oleh Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja.
Dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, Kantor Pelayanan
Perijinan Kabupaten Sleman memiliki Seksi Informasi dan Pengaduan,
yang memiliki tugas menyebarkan informasi dan melayani pengaduan
masalah perijinan dari masyarakat yang di dukung oleh Sistem Informasi
Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu (SIMPPT). Melalui sistem ini,
Kantor Pelayanan Perijinan Kabuapten Sleman memberikan pelayanan
informasi dan pengaduan kepada masyarakat melalui web portal
perijinan Sleman di alamat perijinan.slemankab.go.id yang dapat di akses
oleh masyarakat melalui fasilitas internet sebagai pelaksanaan E-
Government yang di terapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.
Dalam penyebaran informasi, Kantor Pelayanan Perijinan Kabupaten
Sleman juga masih menggunakan media komunikasi lain seperti melalui
leaflet, booklet, pengaduan melalui surat, media tatap muka dalam
bentuk sosialisasi, hingga membuka Layanan Informasi dan Pengaduan
di Kantor Pelayanan Perijinan.
2. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman berkedudukan
sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah, Seperti diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman Nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Sleman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 29
Tahun 2009 Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan. Tugas Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah
melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan.
Pelaksanaan penyebaran informasi mengenai pertanian di Sleman, instansi ini
memiliki seksi khusus yg menangani penyelenggaraan masalah penyuluhan
kepada masyarakat, yaitu Seksi Penyelenggaraan Penyuluhan, yang berada di
bawah komando Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Seksi ini
bertugas melakukan penyebaran informasi pertanian kepada 2.469 kelompok
tani di Kabupaten Sleman (data sampai tahun 2011).
Dalam penyampaian informasi dan pembinaan kepada kelompok tani, Dinas
Pertanian, perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman menggunakan
metode berdasarkan sasaran khalayaknya, baik secara massal, kelompok,
maupun perorangan. Namun fokus pembinaan yang dilaksanakan oleh dinas
ini adalah pembinaan kelompok tani. Dalam penyampaian informasi kepada
khalayak secara massal dinas ini mengunakan benerapa metode komunikasi
seperti menggelar rapat umum, siaran pedesaan di radio dan tv lokal,
pemutaran film, penyebaran bahan bacaan, pameran, dan forum teknis 3
bulanan. Pada umumnya metode tersebut dilaksanakan untuk menyampaikan
program-program dan kebijakan pemerintah daerah yang berhubungan
dengan pertanian.
Sedangkan untuk penyampaian informasi kepada khalayak berupa kelompok,
metode yang di gunakan adalah diskusi kelompok, temu karya, demonstrasi,
dan lain lain. Secara garis besar metode dalam penyampaian informasi dan
pembinaan kepada kelompok tani mengadopsi sistem latihan dan kunjungan
yang selama ini di anggap berhasil dan telah lama di gunakan oleh
Kementrian Pertanian dalam memberikan pembinaan kepada kelompok tani
di Indonesia. Konsep pelatihan ini di laksanakan melalui forum-forum
kelompok tani di masing- masing komoditas dengan anggota perkelompok
antara 20 sampai dengan 30 orang. Pembinaan kelompok tani ini juga tidak
hanya sebatas mendampingi kelompok tani dalam memanfaatkan teknologi
pertanian, namun juga pada pembinaan dalam pemasaran produk. Biasanya
dalam kegiatan temu usaha, kelompok tani yang memiliki usaha di
pertemukan dengan para buyer dengan tujuan untuk memasarkan produk
yang di hasilkan oleh para petani
Jumlah penyuluh di Kabupaten Sleman berjumlah 114 orang yang tersebar di
4 bidang yang di tangani oleh instansi ini, yaitu Bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Bidang Peternakan, dan Bidang Perikanan. Masing – masing
penyuluh mengadakan pembinaan berdasarkan basis kelompoknya dan harus
memiliki kompetensi di bidangnya masing- masing, mulai dari penguasaan
materi penyuluhan, penggunaan metode dalam penyajian materi, penguasaan
media penyuluhan , hingga mampu menyusun rencana kerja penyuluhan di
wilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhan kelompok tani yang di binanya.
3. Bagian Humas
Bagian Humas Kabupaten Sleman merupakan SKPD di Kabupaten Sleman
yang menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelakanaan
tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan
pembinaan administrasi dan aparatur bidang dokumentasi, informasi
publikasi dan protokol. Salah satu tugas dan fungsinya adalah
penyelenggaraan pelayanan informasi kepada masyarakat sesuai dengan
amanat dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan
Informatika.
Pelaksanaan layanan informasi ini dilaksanakan oleh subbagian informasi dan
dokumentasi, yang keberadaannya di bawah komando Kepala Bagian Humas
Kabupaten Sleman. Dalam kegiatan penyebaran informasi menggunakan
berbagai media, baik media cetak, elektronik, jejaring sosial, hingga media
interaksi sosial atau tatap muka dengan membentuk kelompok informasi
masyarakat. Pemanfaatan berbagai media dalam penyebaran informasi ini
bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui kebijakan yang
di tetapkan oleh pemerintah Kabupaten Sleman.
Diluar dari kecanggihan era modern dalam penyebaran informasi, Pemerintah
Kabupetan Sleman tidak melupakan media tatap muka sebagai salah satu
media penyebaran informasi. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), sejak tahun 2003 telah terbentuk 17
kelompok informasi di tiap kecamatan, kelompok ini beranggotakan
perwakilan masyarakat yang berperan dalam membantu Pemerintah
Kabupaten Sleman dalam penyebaran informasi secara langsung kepada
masyarakat.
Selain memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, Bagian Humas
Kabupaten Sleman juga memiliki layanan pengaduan masyarakat. Layanan
ini berfungsi sebagai jembatan bagi masyarakat yang ingin mengadukan
segala macam permasalahan mengenai pelayanan publik yang di berikan oleh
Pemerintah. Layanan pengaduan ini di buat secara tersistem di berbagai
media, mulai dari sms center, email, surat pembaca, maupun melalui buku
tamu di website resmi Pemkab Sleman.
4. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman adalah
SKPD di Kabupaten Sleman yang memiliki tugas dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan
amanat Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.
Penentuan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika, terdapat
perumusan teknis kebijakan hingga pelaksanaannya, yaitu :
1. Perwujudan Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015 yaitu
: “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin,
berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015”.
2. Pengambilan kebijakan dan keputusan bersumber dari data yang akurat.
3. Penyajian data dan informasi yang cepat dan akurat menjadi faktor
penentu dalam pengambilan keputusan.
4. Teknologi Informasi sebagai enabler dalam penyajian data dan informasi
yang cepat dan akurat.
Pengembangan layanan informasi di Kabupaten Sleman, perwujudannya
berprinsip pada pengembangan layanan Sleman Goverrnment Service
diantaranya sebagai berikut:
1. Penentuan layanan TI dilakukan dengan menggunakan prinsip “Tujuh
Lapis Pilar Percepatan”.
2. Layanan TI di kembangkan dengan mempertimbangkan faktor
kebutuhan, kehandalan, teknologi, dan biaya. Kebijakan tersebut di
berlakukan mengingat biaya yang harus di butuhkan dalam
pengembangan sebuah layanan informasi serta di dukung oleh terbatasnya
anggaran yang di miliki oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Sehingga
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan di sesuaikan dengan
kaidah perencanaan pembangunan di bidang IT.
3. Layanan TI di kembangkan dengan menjaga keseimbangan kategori
inisiatif (strategic, high potential, operational, dan support);
4. Kegiatan yang berkenaan dengan TI dilaksanakan dengan mengikuti
kaidah perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan dan di lakukan
secara iterative (berulang);
5. Pengembangan layanan TI selalu mengupayakan integrasi system dan
data serta menggunakan komponen bersama dengan mengacu pada proses
standarisasi;
6. Meminimalisir ketergantungan terhadap vendor; dan
7. Seluas-luasnya memberikan pilihan alat dan cara akses bagi pengguna
layanan TI (baik internal maupun eksternal).
Selain pelaksanaan kebijakan di bidang Komunikasi dan Informatika, Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman juga
melaksanakan kebijakan di bidang lalu lintas. Di bidang ini terdapat 3 seksi
yang melaksanakan kebijakan di bidang perhubungan darat, yaitu Seksi
Pengendalian Operasional Lalu Lintas, Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas, dan Seksi Perparkiran.
5. Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan di Kabupaten Sleman merupakan instansi yang bertugas
dalam penyelenggara pelayanan masyarakat di bidang kesehatan di
Kabupaten Sleman. Salah satu tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
adalah penyelenggaraan promosi kesehatan kepada masyarakat. Pelaksanaan
promosi kesehatan berada di seksi Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan yang berada di bawah komando Bidang Kesehatan
Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas promosi kesehatan, Dinas Kesehatan
di bantu oleh 25 puskesmas yang tersebar di Kabupaten Sleman yang
memiliki penyuluh kesehatan masyarakat dalam penyebaran informasi
kesehatan, baik informasi mengenai penyakit maupun program-program yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pengembangan masyarakat di
bidang kesehatan.
Posisi puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat
menyebabkan unit ini begitu berperan dalam diseminasi informasi kesehatan
di Kabupaten Sleman. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan, masyarakat
juga akan mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan seperti
penyakit yang harus di waspadai hingga cara – cara dalam membiasakan pola
hidup bersih melalui penyuluh kesehatan yang dimiliki Dinas Kesehatan.
Kesuksesan penyebaran informasi kesehatan di Kabupaten Sleman juga tidak
lepas dari peran serta 1.217 unit posyandu yang tersebar di seluruh dusun di
kabupaten ini dalam penyebaran informasi, khususnya mengenai kesehatan
ibu dan anak.
Selain memaksimalkan peran penyuluh kesehatan hingga kegiatan
penyuluhan posyandu di tingkat dusun, dalam mempromosikan kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman memanfaatkan banyak media dalam
mendukung kegiatannya. Media promosi yang digunakan mulai pembuatan
leaflet dan poster kesehatan, promosi melalui pameran saat hari jadi
Kabupaten Sleman, hingga pembuatan majalah kesehatan “Jendela Husada”.
Dari gambaran umum kegiatan KKL tersebut, penulis menemui beragam
program yang di gunakan oleh 5 instansi yang menjadi objek observasi
kegiatan KKL dalam kegiatan diseminasi informasi kepada masyarakat.
Program yang di gunakan tersebut mulai dari memanfaatkan keahlian dari
aparatur hingga pemanfaatan media komunikasi. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka penulis tertarik menyusun laporan KKL dari instansi
Dishubkominfo dengan judul “Pengelolaan dan manfaat website di Kantor
Pemkab Sleman”. Dari judul tersebut penulis akan memaparkan strategi
hingga hambatan yang di temui dalam penanganan Website di Kabupaten
Sleman, sehingga melalui laporan ini akan di temui upaya dalam perbaikan
pelayanan Website kepada segenap instansi di Kantor Pemkab Sleman.
B. TUJUAN KKL
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Diploma I Komunikasi Informasi Publik adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan
professional penulis dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
pelaksana yugas di bidang komunikasi dan informasi.
b. Membentuk sosok penulis yang memiliki kepekaan terhadap setiap
permasalahan yang terkait dengan bidang komunikasi dan
informasi publik serta mampu menganalisis permasalahan secara
sederhana dan hasilnya mampu di tuangkan dalam bentuk karya
ilmiah.
c. Melakukan pengabdian masyarakat di wilayah lokasi KKL.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat menggunakan pengetahuan di bidang komunikasi
dan informasi publik untuk melihat fenomena riil di lapangan yang
terjadi terkait dengan kegiatan bidang hubungan komunikasi
publik.
b. Penulis dapat mengkaji dengan memanfaatkan beberapa keahlian
dan keterampilannya di dalam upaya pemecahan permasalahan
sesuai dengan konsentrasi yang di ambil penulis yaitu hubungan
komunikasi publik.
C. MANFAAT KKL
Adapun hasil pencapaian dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman praktis di lapangan terkait dengan pekerjaan
di bidang komunikasi dan informasi publik.
2. Memberikan pengetahuan yang aplikatif dan komprehensif terkait
pelaksanaan tugas operasional di konsentrasi studi hubungan
komunikasi publik.
3. Meningkatkan jiwa kemandirian penulis dalam memecahkan
permasalahan di lapangan terhadap problematic di lingkungan
komunikasi dan informasi publik.
4. Menambha wawasan tentang cara-cara bersosialisasi di lingkungan
pekerjaan serta kemampuan berinteraksi yang semakin baik di
lingkungan lokasi KKL di selenggarakan.
D. METODOLOGI KULIAH KERJA LAPANGAN
1. Waktu dan Tempat Kuliah Kerja Lapangan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Diploma I Jurusan
Komunikasi Informasi Publik konsentrasi studi hubungan komunikasi
public (hubkom) dilaksanakan pada:
Hari : Senin s.d. Jumat
Tangal : 2 s.d 5 Juli 2012
Tempat : Kabupaten Sleman
2. Teknik Penelitian
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan di Kabupaten Sleman
menggunakan 2 metode, yaitu :
1. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) dalam hal ini peneliti yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yaitu
informan yang memberikan atas jawaban itu (moelong, 2006 ;
Mulyana, 2004:180 dalam Yusuf, 2008:198).
Jenis wawancara yang digunakan dalam KKL adalah wawancara
tidak terstruktur, yaitu jenis wawancara yang susunan
pertanyaannya tidak baku, dan sering disebut wawancara
mendalam, intensif, kualitatif, terbuka, atau etnografi
(Mulyana,2004:180 dalam Yusuf,2008:201-202). Sebelum
melakukan wawancara, terlebih dahulu penulis mempersiapkan
pedoman wawancara (interview guide) sebagai acuan pertanyaan
yang akan di ajukan kepada informan (narasumber) mengenai topik
yang akan di bahas.
2. Observasi
(cari penegrtian observasi)
Menurut Arikunto (2010:21), secara umum agar penelitian
kualitatif memiliki kualitas yang baik, data yang dikumpulkan
harus lengkap. Data penelitian terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Data Primer
Adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak gerik, atau prilaku yang di lakukan oleh subjek
yang di percaya dalam hal ini adalah informan yang berkenaan
dengan variabel yang akan di teliti.
Data primer dalam penelitian ini adalah Kepada Kantor Pelayanan
Perijinan Kabupaten Sleman dan stafnya (berdasarkan rekomendasi
dari Kepala Kantor).
b. Data Sekunder
Adalah data yang di peroleh dari dokumen-dokumen grafis seperti
yaitu tabel, catatan, notulen rapat, sms, dan lain lain), foto-foto,
film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang memperkaya
data primer.
Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya adalah brosur
informasi pelayanan, beragam surat keputusan yang terkait masalah
penelitian, daftar pelayanan yang di sajikan, dan data lainnya yang
terkait topik penelitian.
BAB II
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN UMUM