Laporan KKL Latar Belakang

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh setiap manusia tidak lepas dari berbagai macam permasalahan, permasalahan atau gangguan tersebut terkadang membuat tujuan komunikasi tidak berjalan maksimal. Pemerintah dalam kegiatannya melayani masyarakat juga tidak terlepas dari gangguan komunikasi, gangguan - gangguan yang terjadi bisa bersumber dari dalam instansi maupun berasal dari luar instansi yang membuat pelayanan kepada masyarakat menjadi tidak maksimal. Dari beragam permasalahan terhadap pelayanan publik tersebut melatarbelakangi penulis sebagai mahasiswa Diploma I Kedinasan Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta Bidang studi Komunikasi Informasi Publik mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan

description

kkl

Transcript of Laporan KKL Latar Belakang

Page 1: Laporan KKL Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh setiap manusia tidak lepas

dari berbagai macam permasalahan, permasalahan atau gangguan tersebut

terkadang membuat tujuan komunikasi tidak berjalan maksimal. Pemerintah

dalam kegiatannya melayani masyarakat juga tidak terlepas dari gangguan

komunikasi, gangguan - gangguan yang terjadi bisa bersumber dari dalam

instansi maupun berasal dari luar instansi yang membuat pelayanan kepada

masyarakat menjadi tidak maksimal.

Dari beragam permasalahan terhadap pelayanan publik tersebut

melatarbelakangi penulis sebagai mahasiswa Diploma I Kedinasan Sekolah

Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta Bidang studi Komunikasi

Informasi Publik mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke

beberapa Instansi Pemerintah di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kegiatan KKL tersebut di laksanakan sebagai langkah

pembelajaran mahasiswa untuk mengamati cara kerja lembaga pemerintahan

ketika menjalankan tugasnya dalam melayani masyarakat, dengan

mengunjungi lima Instansi yang secara langsung berhubungan dengan

masyarakat yaitu:

Page 2: Laporan KKL Latar Belakang

1. Kantor Pelayanan Perijinan

2. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

3. Dinas Kesehatan

4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi dan,

5. Bagian Humas.

Dalam kegiatan KKL tersebut penulis mendapatkan gambaran umum

mengenai strategi ke lima instansi tersebut dalam kegiatan diseminasi

informasi kepada masyarakat, berserta media komunikasi yang di gunakan.

1. Kantor Pelayanan Perijinan

Kantor Pelayanan Perijinan (KPP) merupakan salah satu satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Sleman yang memiliki peran

langsung dalam melayani masyarakat. Awal terbentuknya KPP ini,

pemerintah Kabupaten Sleman membentuk Unit Pelayanan Terpadu

Perijinan Satu Atap (UPT-PSA) yang keberadaannya di formalkan

dengan keputusan Bupati Kepala daerah Tingkat II Sleman Nomor :

06/Kep.KDH/1999 tentang Pembentukan Unit Terpadu Perijinan Satu

Atap Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, yang koordinasinya berada di

bawah komando Bagian Organisasi Setda Kabupaten Sleman yang

membawahi 26 Jenis perijinan, mulai dari perijinan yang di tarik

retribusi, perijinan yang tidak di tarik retribusi, ijin prinsip, ijin

Page 3: Laporan KKL Latar Belakang

pengeboran dan pengambilan air bawah tanah (SIPA), dan ijin usaha

pertambangan bahan galian golongan C.

Pada tahun 2007 terbit peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat daerah dan ditindaklanjuti dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah. Atas dasar tersebut pada

tanggal 4 Agustus 2009, Pemerintah Kabupaten Sleman menetapkan

perda Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan

Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi,

dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan, sebagai lahirnya Kantor

Pelayanan Perijinan dan mulai efektif bekerja pada bulan Januari 2010

dengan menangani 26 jenis perijinan sebagai kelanjutan dari UPT-PSA.

Sejak berdirinya KPP sebagai kelanjutan dan UPT-PSA di Kabupaten

Sleman, terdapat penambahan perijinan baru yang di layani oleh instansi

ini, mulai dari perijinan di bidang kesehatan, dari Disperindagkop, dan di

bidang penanaman modal, dengan total layanan hingga Nopember 2011

adalah 81 jenis pelayanan perijinan yang pemrosesannya di sampaikan

melalui KPP. Meskipun sudah 81 jenis yang di layani oleh Kantor

Pelayanan Perijinan, namun kewenangan kantor ini masih terbatas

sebagai front office yang berfungsi sebagai pintu masuk dan

pengkoordinir back office serta standar operating Prosedure (SOP)

perijinan Baru dalam proses.

Page 4: Laporan KKL Latar Belakang

Meskipun keberadaan KPP hanya sebagai front office dalam pelayanan

perijinan di Kabupaten Sleman, namun SKPD ini telah melayani satu

jenis perijinan secara penuh dalam penerapan Perijinan Terpadu Satu

Pintu (PTSP) sebagai cikal bakal One Stop Service dalam pelayanan

Perijinan. Sejak diberlakukannya Keputusan Bupati Keputusan Bupati

Nomor 2/Kep.KDH/A/2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2001 tentang

Ijin Gangguan, secara resmi sejak 1 Januari 2012 Kantor Pelayanan

Perijinan Kabupaten Sleman telah melayani secara penuh pengajuan ijin

gangguan (HO) yang semulanya di tangani oleh Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja.

Dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, Kantor Pelayanan

Perijinan Kabupaten Sleman memiliki Seksi Informasi dan Pengaduan,

yang memiliki tugas menyebarkan informasi dan melayani pengaduan

masalah perijinan dari masyarakat yang di dukung oleh Sistem Informasi

Manajemen Pelayanan Perijinan Terpadu (SIMPPT). Melalui sistem ini,

Kantor Pelayanan Perijinan Kabuapten Sleman memberikan pelayanan

informasi dan pengaduan kepada masyarakat melalui web portal

perijinan Sleman di alamat perijinan.slemankab.go.id yang dapat di akses

oleh masyarakat melalui fasilitas internet sebagai pelaksanaan E-

Government yang di terapkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

Dalam penyebaran informasi, Kantor Pelayanan Perijinan Kabupaten

Sleman juga masih menggunakan media komunikasi lain seperti melalui

Page 5: Laporan KKL Latar Belakang

leaflet, booklet, pengaduan melalui surat, media tatap muka dalam

bentuk sosialisasi, hingga membuka Layanan Informasi dan Pengaduan

di Kantor Pelayanan Perijinan.

2. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman berkedudukan

sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah, Seperti diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Sleman Nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Sleman dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 29

Tahun 2009 Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perikanan,

dan Kehutanan. Tugas Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan

kehutanan.

Pelaksanaan penyebaran informasi mengenai pertanian di Sleman, instansi ini

memiliki seksi khusus yg menangani penyelenggaraan masalah penyuluhan

kepada masyarakat, yaitu Seksi Penyelenggaraan Penyuluhan, yang berada di

bawah komando Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Seksi ini

bertugas melakukan penyebaran informasi pertanian kepada 2.469 kelompok

tani di Kabupaten Sleman (data sampai tahun 2011).

Page 6: Laporan KKL Latar Belakang

Dalam penyampaian informasi dan pembinaan kepada kelompok tani, Dinas

Pertanian, perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman menggunakan

metode berdasarkan sasaran khalayaknya, baik secara massal, kelompok,

maupun perorangan. Namun fokus pembinaan yang dilaksanakan oleh dinas

ini adalah pembinaan kelompok tani. Dalam penyampaian informasi kepada

khalayak secara massal dinas ini mengunakan benerapa metode komunikasi

seperti menggelar rapat umum, siaran pedesaan di radio dan tv lokal,

pemutaran film, penyebaran bahan bacaan, pameran, dan forum teknis 3

bulanan. Pada umumnya metode tersebut dilaksanakan untuk menyampaikan

program-program dan kebijakan pemerintah daerah yang berhubungan

dengan pertanian.

Sedangkan untuk penyampaian informasi kepada khalayak berupa kelompok,

metode yang di gunakan adalah diskusi kelompok, temu karya, demonstrasi,

dan lain lain. Secara garis besar metode dalam penyampaian informasi dan

pembinaan kepada kelompok tani mengadopsi sistem latihan dan kunjungan

yang selama ini di anggap berhasil dan telah lama di gunakan oleh

Kementrian Pertanian dalam memberikan pembinaan kepada kelompok tani

di Indonesia. Konsep pelatihan ini di laksanakan melalui forum-forum

kelompok tani di masing- masing komoditas dengan anggota perkelompok

antara 20 sampai dengan 30 orang. Pembinaan kelompok tani ini juga tidak

hanya sebatas mendampingi kelompok tani dalam memanfaatkan teknologi

pertanian, namun juga pada pembinaan dalam pemasaran produk. Biasanya

dalam kegiatan temu usaha, kelompok tani yang memiliki usaha di

Page 7: Laporan KKL Latar Belakang

pertemukan dengan para buyer dengan tujuan untuk memasarkan produk

yang di hasilkan oleh para petani

Jumlah penyuluh di Kabupaten Sleman berjumlah 114 orang yang tersebar di

4 bidang yang di tangani oleh instansi ini, yaitu Bidang Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Bidang Peternakan, dan Bidang Perikanan. Masing – masing

penyuluh mengadakan pembinaan berdasarkan basis kelompoknya dan harus

memiliki kompetensi di bidangnya masing- masing, mulai dari penguasaan

materi penyuluhan, penggunaan metode dalam penyajian materi, penguasaan

media penyuluhan , hingga mampu menyusun rencana kerja penyuluhan di

wilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhan kelompok tani yang di binanya.

3. Bagian Humas

Bagian Humas Kabupaten Sleman merupakan SKPD di Kabupaten Sleman

yang menyelenggarakan perumusan kebijakan, pengkoordinasian pelakanaan

tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, dan

pembinaan administrasi dan aparatur bidang dokumentasi, informasi

publikasi dan protokol. Salah satu tugas dan fungsinya adalah

penyelenggaraan pelayanan informasi kepada masyarakat sesuai dengan

amanat dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22 Tahun

2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan

Informatika.

Pelaksanaan layanan informasi ini dilaksanakan oleh subbagian informasi dan

dokumentasi, yang keberadaannya di bawah komando Kepala Bagian Humas

Page 8: Laporan KKL Latar Belakang

Kabupaten Sleman. Dalam kegiatan penyebaran informasi menggunakan

berbagai media, baik media cetak, elektronik, jejaring sosial, hingga media

interaksi sosial atau tatap muka dengan membentuk kelompok informasi

masyarakat. Pemanfaatan berbagai media dalam penyebaran informasi ini

bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui kebijakan yang

di tetapkan oleh pemerintah Kabupaten Sleman.

Diluar dari kecanggihan era modern dalam penyebaran informasi, Pemerintah

Kabupetan Sleman tidak melupakan media tatap muka sebagai salah satu

media penyebaran informasi. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), sejak tahun 2003 telah terbentuk 17

kelompok informasi di tiap kecamatan, kelompok ini beranggotakan

perwakilan masyarakat yang berperan dalam membantu Pemerintah

Kabupaten Sleman dalam penyebaran informasi secara langsung kepada

masyarakat.

Selain memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, Bagian Humas

Kabupaten Sleman juga memiliki layanan pengaduan masyarakat. Layanan

ini berfungsi sebagai jembatan bagi masyarakat yang ingin mengadukan

segala macam permasalahan mengenai pelayanan publik yang di berikan oleh

Pemerintah. Layanan pengaduan ini di buat secara tersistem di berbagai

media, mulai dari sms center, email, surat pembaca, maupun melalui buku

tamu di website resmi Pemkab Sleman.

Page 9: Laporan KKL Latar Belakang

4. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman adalah

SKPD di Kabupaten Sleman yang memiliki tugas dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan

amanat Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 Tentang

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Peraturan

Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 Tentang

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.

Penentuan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika, terdapat

perumusan teknis kebijakan hingga pelaksanaannya, yaitu :

1. Perwujudan Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015 yaitu

: “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin,

berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015”.

2. Pengambilan kebijakan dan keputusan bersumber dari data yang akurat.

3. Penyajian data dan informasi yang cepat dan akurat menjadi faktor

penentu dalam pengambilan keputusan.

4. Teknologi Informasi sebagai enabler dalam penyajian data dan informasi

yang cepat dan akurat.

Page 10: Laporan KKL Latar Belakang

Pengembangan layanan informasi di Kabupaten Sleman, perwujudannya

berprinsip pada pengembangan layanan Sleman Goverrnment Service

diantaranya sebagai berikut:

1. Penentuan layanan TI dilakukan dengan menggunakan prinsip “Tujuh

Lapis Pilar Percepatan”.

2. Layanan TI di kembangkan dengan mempertimbangkan faktor

kebutuhan, kehandalan, teknologi, dan biaya. Kebijakan tersebut di

berlakukan mengingat biaya yang harus di butuhkan dalam

pengembangan sebuah layanan informasi serta di dukung oleh terbatasnya

anggaran yang di miliki oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Sehingga

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan di sesuaikan dengan

kaidah perencanaan pembangunan di bidang IT.

3. Layanan TI di kembangkan dengan menjaga keseimbangan kategori

inisiatif (strategic, high potential, operational, dan support);

4. Kegiatan yang berkenaan dengan TI dilaksanakan dengan mengikuti

kaidah perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan dan di lakukan

secara iterative (berulang);

5. Pengembangan layanan TI selalu mengupayakan integrasi system dan

data serta menggunakan komponen bersama dengan mengacu pada proses

standarisasi;

6. Meminimalisir ketergantungan terhadap vendor; dan

Page 11: Laporan KKL Latar Belakang

7. Seluas-luasnya memberikan pilihan alat dan cara akses bagi pengguna

layanan TI (baik internal maupun eksternal).

Selain pelaksanaan kebijakan di bidang Komunikasi dan Informatika, Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman juga

melaksanakan kebijakan di bidang lalu lintas. Di bidang ini terdapat 3 seksi

yang melaksanakan kebijakan di bidang perhubungan darat, yaitu Seksi

Pengendalian Operasional Lalu Lintas, Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu

Lintas, dan Seksi Perparkiran.

5. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan di Kabupaten Sleman merupakan instansi yang bertugas

dalam penyelenggara pelayanan masyarakat di bidang kesehatan di

Kabupaten Sleman. Salah satu tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

adalah penyelenggaraan promosi kesehatan kepada masyarakat. Pelaksanaan

promosi kesehatan berada di seksi Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat dan

Promosi Kesehatan yang berada di bawah komando Bidang Kesehatan

Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas promosi kesehatan, Dinas Kesehatan

di bantu oleh 25 puskesmas yang tersebar di Kabupaten Sleman yang

memiliki penyuluh kesehatan masyarakat dalam penyebaran informasi

kesehatan, baik informasi mengenai penyakit maupun program-program yang

dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman dalam pengembangan masyarakat di

bidang kesehatan.

Page 12: Laporan KKL Latar Belakang

Posisi puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat

menyebabkan unit ini begitu berperan dalam diseminasi informasi kesehatan

di Kabupaten Sleman. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan, masyarakat

juga akan mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan seperti

penyakit yang harus di waspadai hingga cara – cara dalam membiasakan pola

hidup bersih melalui penyuluh kesehatan yang dimiliki Dinas Kesehatan.

Kesuksesan penyebaran informasi kesehatan di Kabupaten Sleman juga tidak

lepas dari peran serta 1.217 unit posyandu yang tersebar di seluruh dusun di

kabupaten ini dalam penyebaran informasi, khususnya mengenai kesehatan

ibu dan anak.

Selain memaksimalkan peran penyuluh kesehatan hingga kegiatan

penyuluhan posyandu di tingkat dusun, dalam mempromosikan kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman memanfaatkan banyak media dalam

mendukung kegiatannya. Media promosi yang digunakan mulai pembuatan

leaflet dan poster kesehatan, promosi melalui pameran saat hari jadi

Kabupaten Sleman, hingga pembuatan majalah kesehatan “Jendela Husada”.

Dari gambaran umum kegiatan KKL tersebut, penulis menemui beragam

program yang di gunakan oleh 5 instansi yang menjadi objek observasi

kegiatan KKL dalam kegiatan diseminasi informasi kepada masyarakat.

Program yang di gunakan tersebut mulai dari memanfaatkan keahlian dari

aparatur hingga pemanfaatan media komunikasi. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka penulis tertarik menyusun laporan KKL dari instansi

Page 13: Laporan KKL Latar Belakang

Dishubkominfo dengan judul “Pengelolaan dan manfaat website di Kantor

Pemkab Sleman”. Dari judul tersebut penulis akan memaparkan strategi

hingga hambatan yang di temui dalam penanganan Website di Kabupaten

Sleman, sehingga melalui laporan ini akan di temui upaya dalam perbaikan

pelayanan Website kepada segenap instansi di Kantor Pemkab Sleman.

B. TUJUAN KKL

Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa

Diploma I Komunikasi Informasi Publik adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan

professional penulis dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai

pelaksana yugas di bidang komunikasi dan informasi.

b. Membentuk sosok penulis yang memiliki kepekaan terhadap setiap

permasalahan yang terkait dengan bidang komunikasi dan

informasi publik serta mampu menganalisis permasalahan secara

sederhana dan hasilnya mampu di tuangkan dalam bentuk karya

ilmiah.

c. Melakukan pengabdian masyarakat di wilayah lokasi KKL.

2. Tujuan Khusus

Page 14: Laporan KKL Latar Belakang

a. Penulis dapat menggunakan pengetahuan di bidang komunikasi

dan informasi publik untuk melihat fenomena riil di lapangan yang

terjadi terkait dengan kegiatan bidang hubungan komunikasi

publik.

b. Penulis dapat mengkaji dengan memanfaatkan beberapa keahlian

dan keterampilannya di dalam upaya pemecahan permasalahan

sesuai dengan konsentrasi yang di ambil penulis yaitu hubungan

komunikasi publik.

C. MANFAAT KKL

Adapun hasil pencapaian dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan

adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengalaman praktis di lapangan terkait dengan pekerjaan

di bidang komunikasi dan informasi publik.

2. Memberikan pengetahuan yang aplikatif dan komprehensif terkait

pelaksanaan tugas operasional di konsentrasi studi hubungan

komunikasi publik.

3. Meningkatkan jiwa kemandirian penulis dalam memecahkan

permasalahan di lapangan terhadap problematic di lingkungan

komunikasi dan informasi publik.

Page 15: Laporan KKL Latar Belakang

4. Menambha wawasan tentang cara-cara bersosialisasi di lingkungan

pekerjaan serta kemampuan berinteraksi yang semakin baik di

lingkungan lokasi KKL di selenggarakan.

D. METODOLOGI KULIAH KERJA LAPANGAN

1. Waktu dan Tempat Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Diploma I Jurusan

Komunikasi Informasi Publik konsentrasi studi hubungan komunikasi

public (hubkom) dilaksanakan pada:

Hari : Senin s.d. Jumat

Tangal : 2 s.d 5 Juli 2012

Tempat : Kabupaten Sleman

2. Teknik Penelitian

Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan di Kabupaten Sleman

menggunakan 2 metode, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) dalam hal ini peneliti yang

Page 16: Laporan KKL Latar Belakang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yaitu

informan yang memberikan atas jawaban itu (moelong, 2006 ;

Mulyana, 2004:180 dalam Yusuf, 2008:198).

Jenis wawancara yang digunakan dalam KKL adalah wawancara

tidak terstruktur, yaitu jenis wawancara yang susunan

pertanyaannya tidak baku, dan sering disebut wawancara

mendalam, intensif, kualitatif, terbuka, atau etnografi

(Mulyana,2004:180 dalam Yusuf,2008:201-202). Sebelum

melakukan wawancara, terlebih dahulu penulis mempersiapkan

pedoman wawancara (interview guide) sebagai acuan pertanyaan

yang akan di ajukan kepada informan (narasumber) mengenai topik

yang akan di bahas.

2. Observasi

(cari penegrtian observasi)

Menurut Arikunto (2010:21), secara umum agar penelitian

kualitatif memiliki kualitas yang baik, data yang dikumpulkan

harus lengkap. Data penelitian terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Data Primer

Adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan

secara lisan, gerak gerik, atau prilaku yang di lakukan oleh subjek

Page 17: Laporan KKL Latar Belakang

yang di percaya dalam hal ini adalah informan yang berkenaan

dengan variabel yang akan di teliti.

Data primer dalam penelitian ini adalah Kepada Kantor Pelayanan

Perijinan Kabupaten Sleman dan stafnya (berdasarkan rekomendasi

dari Kepala Kantor).

b. Data Sekunder

Adalah data yang di peroleh dari dokumen-dokumen grafis seperti

yaitu tabel, catatan, notulen rapat, sms, dan lain lain), foto-foto,

film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang memperkaya

data primer.

Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya adalah brosur

informasi pelayanan, beragam surat keputusan yang terkait masalah

penelitian, daftar pelayanan yang di sajikan, dan data lainnya yang

terkait topik penelitian.

Page 18: Laporan KKL Latar Belakang

BAB II

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM