Tugas KKL Taro

21
LAPORAN DPPKAD KABUPATEN GRESIK (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan Dengan Dosen Pengampu Lapangan Dennyca HN,SE,M.Si Disusun oleh: AYU ANNISA WULANDARI ( 2010-12-043)

description

yuggajgajghjhdjsahkdjash

Transcript of Tugas KKL Taro

Page 1: Tugas KKL Taro

LAPORAN

DPPKAD KABUPATEN GRESIK(Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan

Dengan Dosen Pengampu Lapangan Dennyca HN,SE,M.Si

Disusun oleh:

AYU ANNISA WULANDARI ( 2010-12-043)

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MURIA KUDUS

2012

Page 2: Tugas KKL Taro

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan ”Laporan KKL di DPPKAD Kabupaten Gresik”,

sebagai tanda selesainya KKL Terpadu Jurusan Akuntansi tahun 2012, yang dilaksanakan

pada 18-23 September 2012.

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, pelaksanaan KKL dan

penyusunan laporan ini tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Untuk itu, saya ucapkan

terima kasih kepada :

1. Bpk. Ashari SE,M.Si,Akt dan segenap pimpinan jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi

UMK

2. Seluruh Dosen Pendamping KKL

3. Ketua dan Seluruh Panitia KKL Terpadu jurusan Akuntansi, yang telah mengorbankan

banyak waktu dan tenaga demi terselenggaranya KKL ini.

4. Pihak Biro ”Zentrum” dan segenap Tour Leader yang telah mengantarkan kami

melakukan kunjungan ke objek KKL.

5. Orang tua

6. Teman-teman mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2012.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu,

saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan laporan berikutnya. Harapan

penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kudus, September 2012

Page 3: Tugas KKL Taro

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara berkembang. Oleh karena

itu, Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan disegala sektor, baik pembangunan

yang berupa fisik maupun mental. Hal tersebut ditujukan guna meningkatkan taraf hidup

masyarakat serta sekaligus mendukung tercapainya suatu tujuan nasional Indonesia.

Terlebih sejak diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

pada bulan Januari 2001 menyebabkan daerah-daerah tingkat II yang ada di Indonesia harus

membiayai pembangunan daerahnya masing-masing Tanpa menunggu subsidi dari

pemerintah pusat, karena adanya peralihan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasi.

Pembangunan didaerah ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat dengan

memberikan kesempatan sebagai daerah otonom, daerah mempunyai wewenang dan

tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan pertanggungjawaban kepada

masyarakat. Mengenai Pemerintah Daerah diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam Bab VI yang

terdiri dari Pasal 18 , Pasal 18A dan Pasal 18B, dimana dalam pasal 18 ayat (2) menyebutkan

“Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri

urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”.

Pemerintah daerah dapat menjalankan pemerintahannya sendiri dan menjalankan

otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang ditetapkan undang-undang

menjadi urusan pemerintah pusat. Selain itu juga pemerintah daerah dapat menetapkan

peraturan daerah dan peraturan lainnya guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

B. TUJUAN

Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperluas cakrawala

berpikir bagi para mahasiswa sesuai dengan bidang Kejurusannya dalam pelaksanaan Tri

Dharma Universitas dan memberikan pengalaman praktek kepada mahasiswa khususnya

memadukan teori dan praktek pengelolaan badan usaha juga untuk menyiapkan mental

mahasiswa dalam memasuki persaingan dilapangan pekerjaan, serta :

Page 4: Tugas KKL Taro

Memberikan pengalaman kerja dan membekali mahasiswa dengan soft skill dalam

menghadapi dunia kerja yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang baik dan

berkualitas.

Mendapatkan suatu ilmu yang tepat dan aplikatif untuk penerapan mahasiswa dalam

dunia ekonomi sekarang dan yang akan datang.

Membantu mahasiswa dalam memahami teori dan konsep yang akan dan telah diperoleh

di lingkungan akademik sesuai dengan progam keahlian.

Memberi gambaran tentang aplikasi teori ekonomi dalam dunia kerja.

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mahasiswa dalam manajemen

organisasi dan dunia usaha sebagai calon pelaku ekonomi yang profesional dan

kompetitif.

C. MANFAAT KEGIATAN KKL

Kegiatan KKL 2012 ini sangat penting bagi mahasiswa Universitas Muria Kudus.

Diharapkan dengan kegiatan KKL 2012 ini, peserta memiliki wacana dunia kerja saat ini.

Peserta memahami cara mengaplikasikan teori ekonomi yang didapatkan di lingkungan

akademik dalam dunia kerja. Selain itu diharapkan calon lulusan UMK memiliki kompetensi

yang responsif-antisipasif, proaktif-inovatif, profesional dan visioner sehingga memiliki daya

saing yang kuat.

D. WAKTU PELAKSANAAN KKL

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang

Objek perusahaan yang dikunjungi adalah DPPKAD Kabupaten Gresik dan KAP J.TANZIL.

BAB II

Page 5: Tugas KKL Taro

PERMASALAHAN

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Pimpinan: Dra. YETTY SRI SUPARYATI, MM

Pangkat : PEMBINA UTAMA MUDA  (IV/c)

NIP : 19580131 198811 2 011

Nama Instansi : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Gresik No 245 Gresik

Telp/Fax : (031) 3930729 / 031 3937028 (Fax)

Email : [email protected]

Website : -

Visi:

Menjadi Institusi yang Transparan, Akuntabel dan Profesional dalam Pemungutan

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

Misi:

1. Menyediakan Informasi pemungutan pendapatan daerah dan pengelolaan

keuangan daerah yang akurat, relevan dan tepat waktu

2. Menyelenggarakan pemungutan pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah

sesuai dengan sistem dan prosedur

3. Meningkatkan kompetensi dan integritas kinerja aparatur didukung sarana dan

prasarana yang memadai

SEJARAH KABUPATEN GRESIK

Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki dilaksanakannya PP

Nomer 38 Tahun 1974. Seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan

Page 6: Tugas KKL Taro

ke Gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik

dengan pusat kegiatan di Kota Gresik.

Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak

terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertasusila(Gresik, Bangkalan,

Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah

pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri,

perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata.

Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilaya pengembangan

Gerbang kertosusila dan juga sabagai wilayah industri, maka kota Gresik menjadi lebih

terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara tetapi juga ke seluruh dunia yang

ditandai dengan munculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.

Penggalian sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten Gresik berasal dari berbagai

macam pendapatan asli daerah dan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

pendapatan. Adapun banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Asli Daerah yaitu

berupa dari pajak dan retribusi. Misalnya pajak dari penerangan jalan, pajak pakir dan pajak

bumi dan bangunan (PBB).

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penulisan Laporan KKL ini adalah Penggalian Sumber

Pendapatan Kabupaten Gresik.

Page 7: Tugas KKL Taro

BAB III

PEMBAHASAN

DPPKAD KABUPATEN GRESIK

1. Historis Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik secara geografis terletak di sebelah Barat Laut, Ibu kota Provinsi

Jawa Timur, Surabaya. Luas wilayah 1.191,25 km², dengan panjang pantai ±140 km².

Wilayah kabupaten Gresik secara administrasi pemerintahan terdiri dari 18 kecamatan, 330

desa, dan 26 kelurahan. Wilayah Kabupaten Gresik meliputi wilayah di Pulau Jawa meliputi

16 kecamatan, 300 desa, dan 26 kelurahan, sedangkan selebihnya berada di Pulau Bawean

yang berjarak ±880 mil laut, terdiri dari 2 kecamatan dan 30 desa.

Batas wilayah kabupaten Gresik adalah ;

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Mojokerto

Kota Surabaya

Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan

Dilihat dari sisi kependudukan, dari hasil regritrasi penduduk menunjukkan tahun

2010 : 1.237.675 jiwa, terdiri dari 623.141 jiwa laki-laki dan 614.534 jiwa perempuan.

Kepadatan Penduduk sebesar 1.039 jiwa/kisi².

Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah merupakan

unsur pelaksanaan otonomi daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset

Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

Page 8: Tugas KKL Taro

di bidang pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di lingkup kabupaten. Adapun

Jumlah Pendapatan Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2012 sebesar Rp. 1.454.146.051.765,00.

PDRB atas dasar harga Berlaku kabupaten Gresik Tahun 2010 sebesar

Rp. 38.017.968.790.000,00

PDRB per-kapita atas dasar Harga berlaku Tahun 2010 Kabupaten Gresik sebesar Rp. 32, 5

juta.

Distribusi PDRB ADHB Tahun 2010, sebagai berikut :

1. Sektor Pertanian : 9,42 %

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian : 5,36%

3. Sektor Industri Pengolahan : 49,99%

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih : 1,65%

5. Sektor Konstruksi : 1, 28%

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran : 20,91%

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi : 3,31%

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan : 3,13%

9. Sektor Jasa-jasa : 4,95%

Apabila dilihat dari kontribusi per-sektor, maka Sektor Industri Pengolahan sebesar ; 49,99%

diikuti Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran sebesar : 20,91%. Dari kondisi tersebut

terlihat bahwa Kabupaten Gresik banyak kawasan Industri.

Pada Tahun 2010 tercatat sebanyak 162 Industri besar dan 327 Industri sedang.

2. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, terdiri

dari:

1. Kepala dinas.

2. Sekretariat, terdiri dari:

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

2. Subbagian Program dan Pelaporan;

3. Subbagian Keuangan.

3. Bidang Pendataan, terdiri dari:

Page 9: Tugas KKL Taro

1. Seksi Pendataan;

2. Seksi Pengolahan Data;

3. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Operasional;

4. Bidang Penetapan, terdiri dari:

1. Seksi Perhitungan dan Penetapan;

2. Seksi Legalisasi Benda Berharga dan Obyek Pajak;

3. Seksi Pemeriksaan

5. Bidang Penagihan, terdiri dari:

1. Seksi Penagihan;

2. Seksi Pertimbangan dan Keberatan;

3. Seksi Bagi Hasil Pajak;

6. Bidang Anggaran, terdiri dari:

1. Seksi Penyusunan Anggaran;

2. Seksi Administrasi Anggaran;

3. Seksi Pembiayaan dan Investasi.

7. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:

1. Seksi Bendaharawan Umum Daerah;

2. Seksi Perbendaharaan Belanja;

3. Seksi Verifikasi.

8. Bidang Akuntasi, Pertanggungjawaban dan Aset, terdiri dari:

1. Seksi Akuntansi;

2. Seksi Pertanggungjawaban;

3. Seksi Aset;

Page 10: Tugas KKL Taro

9. Kelompok Jabatan Fungsional.

10. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Gambar Struktur Organisasi

PENGGALIAN SUMBER PENDAPATAN

Tingkat besarnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gresik tiap tahunnya

selalu meningkat. Bahkan PAD Gresik menempati 3 terbesar di Jawa Timur bersama

Surabaya dan Sidoarjo. Besarnya tingkat Pendapatan Asli Daerah di pemerintahan daerah

Kabupaten Gresik untuk setiap tahun anggaran menyebabkan adanya penyesuaian alokasi

yang menyangkut target dan realisasi untuk tahun anggaran berikutnya. Hal tersebut juga

berkonsekuensi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan PAD yang terdiri

dari: pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah.

Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,

maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya

pembangunan. Yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan semua lini di Kabupaten

Gresik. Pendapatan asli daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang secara

Page 11: Tugas KKL Taro

bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan

dan pembangunan daerah.

Pertumbuhan kompenen pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah akan menjadi faktor yang penting dalam

mendorong pertumbuhan PAD. Sedangkan untuk dana perimbangan, kompenen bagi hasil

pajak serta kompenen bagi hasil pajak dan bantuan keuangan provinsi adalah 2 unsur yang

cukup penting dalam mendorong pertumbuhan dana perimbangan yang akan diperoleh

nantinya.

Pertumbuhan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup

penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah maupun pemberian

pelayanan kepada publik. Kondisi geografis Kabupaten Gresik memiliki potensi sumber daya

alam dan sumber daya buatan yang sangat besar maka perlu diberdayakan secara optimal

untuk memberikan kesejahteraan masyarakat daerah melalui peningkatan PAD.

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik meningkat dengan adanya Kawasan

Industri Gresik, baik dari sektor pajak maupun retribusi. Sektor pajak yang meningkat terlihat

pada pajak penerangan jalan dan pajak bumi dan bangunan.Tingkat upah yang diterima oleh

tenaga kerja organik di kantor Kawasan Industri Gresik diatas Upah Minimum Regional,

tenaga kerja kontrak harian lepas rata-rata upahnya menganut sistem Upah Minimum

Regional yang ditetapkan. Bahkan dari nilai penerimaan BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah

dan Bangunan) di Kabupaten Gresik, hingga awal November tahun ini terealisasi Rp 37,1

miliar atau 100,68% dari target hingga akhir Desember mendatang senilai Rp 36,9 miliar.

Pendapatan dari sektor tersebut di masa mendatang dipastikan bakal membengkak

lagi, menyusul telah ditandatanganinya memorandum kesepahaman antara Pemkab Gresik

dengan Kementerian Perumahan Rakyat, Real Estat Indonesia (REI) dan Pemprov Jatim

tentang pengembangan perumahan seluas 10.000 hektare di Gresik Selatan.

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kab.

Gresik Yettie Sri Suparyati menyebutkan perolehan BPHTB di wilayah tersebut tahun ini

mengalami kenaikan dibandingkan penerimaan pada 2010 hanya Rp30,7 miliar.

Page 12: Tugas KKL Taro

Bupati Gresik optimistis perolehan BPHTB di wilayah tersebut di masa-masa

mendatang akan lebih tinggi lagi, setelah pemerintah daerah setempat merancang

pengembangan sektor properti dengan menggandeng pelaku usaha di sektor tersebut.

Pemkab Gresik telah menyiapkan lahan seluas 10.000 hektare di wilayah Gresik

Selatan yang meliputi Kec. Driyorejo, Menganti, Wringinanom dan Kedamean untuk proyek

perumahan. Selain itu, Gresik Tengah dan Utara juga telah dicadangkan untuk proyek serupa.

Sambari meminta kepada kalangan notaris agar tidak memberlakukan nilai jual obyek pajak

(NJOP) sebagai dasar penentuan BPHTB, melainkan mengacu terhadap harga pasaran.

Apabila NJOP-nya rendah, maka yang dijadikan dasar penentuan adalah harga pasaran.

Dicontohkan, harga pasaran tanah di Gresik Selatan saat ini di kisaran Rp 20.000,-

hingga Rp 200.000,- per m2, sehingga notaris diminta tidak memberlakukan harga tanah di

bawah Rp 20.000,- per m2 sebagai dasar penentuan BPHTB.

Adapun beberapa kekayaan daerah yang dapat dijadikan suatu kekayaan yaitu

Pendapatan yang dipisahkan seperti PT. GRESIK MIGAS dengan kegiatan usaha berupa

pengelolaan, pengolahan dan penjualan minyak bumi dan gas alam serta usaha-usaha lain

yang berkaitan dengan migas.

Kodeco Energy mulai menyalurkan gas ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

PT. Gresik Migas sebesar 17 miliar Btritish thermal unit (BBTU) per hari sejak 15 Maret

2011. Penyaluran gas perdana diresmikan di Pendopo Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu

(26/3). Kegiatan dihadiri Deputi Evaluasi dan Pertimbangan Hukum, Lambok Hamonangan

Hutahuruk, Bupati Gresik, Sambari Halim, General Manager Kodeco Lim Suk Kyun, dan

Direktur Utama BUMD Gresik Migas, Bukhari.

Lambok menjelaskan, pasokan gas Kodeco sebesar 12 BBTU per hari disalurkan kepada

PT. Alas Energy Indonesia untuk memenuhi pembangkit Jawa-Bali. Sisanya, lima BBTU per

hari dialirkan ke Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk disalurkan ke industri di sekitar

Gresik.

PT. Gresik Migas didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2

Tahun 2006, tanggal 7 Agustus 2006. Sambari mengatakan, pasokan ke BUMD diharapkan

menimbulkan efek berantai yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, membuka

Page 13: Tugas KKL Taro

lapangan pekerjaan, dan menambah pendapatan asli daerah Gresik. “Artinya, pembangunan

di Kabupaten Gresik akan lebih maksimal,” katanya.

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Gresik Yetty Sri Supriyati dalam rilis Humas Pemkab Gresik mengatakan,

penerimaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten Gresik

telah melebihi target PAD 2012 dibandingkan tahun 2011. Dimana target PAD Gresik tahun

2011 pada semester pertama yaitu Rp 22,873 miliar kurang dari target per tahun 2011 sebesar

46,39 persen dari total target PDA Kabupaten Gresik 2011 per tahun sebesar Rp 49,303

miliar.

“Dengan demikian tahun 2012 terdapat kenaikan nominal dari sektor PBB-P2 sebesar

Rp 6,928 miliar sekitar 7,80 persen,” kata Kepala DPPKAD Kabupaten Gresik, Yetty melalui

rilis Humas Pemkab Gresik, SELASA (17/7/2012).

Sementara Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, juga mengatakan, pembayaran

pajak sebelum jatuh tempo akan membantu pembangunan di Kabupaten Gresik.

“Sebagaimana kita ketahui, pelaksanaan pembangunan yang telah diprogramkan, sangat

membutuhkan biaya tidak sedikit. Sejalan dengan itu, diharapkan bagi pembayar PBB-P2

membayar pajak lebih awal agar bisa mendukung ketersediaan dana yang cukup untuk

menunjang pembangunan di Kabupaten Gresik yang sedang berjalan. Supaya Gresik lebih

baik,” kata Sambari.

Pendapatan dari sektor PBB merupakan sumber PAD Kabupaten yang cukup besar.

“Karena pendapatan dari sektor pajak sangat besar, maka pimpinan perusahaan maupun

Camat yang belum melunasinya agar segera melunasi. Camat sebagai koordinator wilayah

harus terus memantau dan meningkatkan perkembangan dari sektor PBB,” tegas Sambari.

Pemkab Gresik, Jawa Timur, hingga minggu ketiga Juli 2011 berhasil menghimpun

pajak bumi dan bangunan senilai Rp24,1 miliar.

Page 14: Tugas KKL Taro

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut kesimpulan yang dapat diambil :

Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai potensi sumber daya

alam maupun sumber daya manusia yang lebih kompleks dan mempunyai laju pembangunan

yang lebih menonjol. Besarnya pengaruh masing-masing faktor sumber PAD ( pajak,

retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah )

akan meningkatkan sumber penerimaan PAD Kabupaten Gresik.

SARAN

Page 15: Tugas KKL Taro

Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,

maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan

lainnya yang akan membawa Kabupaten Gresik pada kemajuan dan membawa masyarakat

Gresik pada keadaan yang sejahtera.