Tugas KKL Taro
-
Upload
wafi-sands -
Category
Documents
-
view
352 -
download
9
description
Transcript of Tugas KKL Taro
LAPORAN
DPPKAD KABUPATEN GRESIK(Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan
Dengan Dosen Pengampu Lapangan Dennyca HN,SE,M.Si
Disusun oleh:
AYU ANNISA WULANDARI ( 2010-12-043)
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MURIA KUDUS
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan ”Laporan KKL di DPPKAD Kabupaten Gresik”,
sebagai tanda selesainya KKL Terpadu Jurusan Akuntansi tahun 2012, yang dilaksanakan
pada 18-23 September 2012.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, pelaksanaan KKL dan
penyusunan laporan ini tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bpk. Ashari SE,M.Si,Akt dan segenap pimpinan jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi
UMK
2. Seluruh Dosen Pendamping KKL
3. Ketua dan Seluruh Panitia KKL Terpadu jurusan Akuntansi, yang telah mengorbankan
banyak waktu dan tenaga demi terselenggaranya KKL ini.
4. Pihak Biro ”Zentrum” dan segenap Tour Leader yang telah mengantarkan kami
melakukan kunjungan ke objek KKL.
5. Orang tua
6. Teman-teman mahasiswa jurusan Akuntansi angkatan 2012.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu,
saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan laporan berikutnya. Harapan
penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kudus, September 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara berkembang. Oleh karena
itu, Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan disegala sektor, baik pembangunan
yang berupa fisik maupun mental. Hal tersebut ditujukan guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat serta sekaligus mendukung tercapainya suatu tujuan nasional Indonesia.
Terlebih sejak diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
pada bulan Januari 2001 menyebabkan daerah-daerah tingkat II yang ada di Indonesia harus
membiayai pembangunan daerahnya masing-masing Tanpa menunggu subsidi dari
pemerintah pusat, karena adanya peralihan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasi.
Pembangunan didaerah ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat dengan
memberikan kesempatan sebagai daerah otonom, daerah mempunyai wewenang dan
tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Mengenai Pemerintah Daerah diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam Bab VI yang
terdiri dari Pasal 18 , Pasal 18A dan Pasal 18B, dimana dalam pasal 18 ayat (2) menyebutkan
“Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”.
Pemerintah daerah dapat menjalankan pemerintahannya sendiri dan menjalankan
otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang ditetapkan undang-undang
menjadi urusan pemerintah pusat. Selain itu juga pemerintah daerah dapat menetapkan
peraturan daerah dan peraturan lainnya guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
B. TUJUAN
Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperluas cakrawala
berpikir bagi para mahasiswa sesuai dengan bidang Kejurusannya dalam pelaksanaan Tri
Dharma Universitas dan memberikan pengalaman praktek kepada mahasiswa khususnya
memadukan teori dan praktek pengelolaan badan usaha juga untuk menyiapkan mental
mahasiswa dalam memasuki persaingan dilapangan pekerjaan, serta :
Memberikan pengalaman kerja dan membekali mahasiswa dengan soft skill dalam
menghadapi dunia kerja yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang baik dan
berkualitas.
Mendapatkan suatu ilmu yang tepat dan aplikatif untuk penerapan mahasiswa dalam
dunia ekonomi sekarang dan yang akan datang.
Membantu mahasiswa dalam memahami teori dan konsep yang akan dan telah diperoleh
di lingkungan akademik sesuai dengan progam keahlian.
Memberi gambaran tentang aplikasi teori ekonomi dalam dunia kerja.
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mahasiswa dalam manajemen
organisasi dan dunia usaha sebagai calon pelaku ekonomi yang profesional dan
kompetitif.
C. MANFAAT KEGIATAN KKL
Kegiatan KKL 2012 ini sangat penting bagi mahasiswa Universitas Muria Kudus.
Diharapkan dengan kegiatan KKL 2012 ini, peserta memiliki wacana dunia kerja saat ini.
Peserta memahami cara mengaplikasikan teori ekonomi yang didapatkan di lingkungan
akademik dalam dunia kerja. Selain itu diharapkan calon lulusan UMK memiliki kompetensi
yang responsif-antisipasif, proaktif-inovatif, profesional dan visioner sehingga memiliki daya
saing yang kuat.
D. WAKTU PELAKSANAAN KKL
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus yang
Objek perusahaan yang dikunjungi adalah DPPKAD Kabupaten Gresik dan KAP J.TANZIL.
BAB II
PERMASALAHAN
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Pimpinan: Dra. YETTY SRI SUPARYATI, MM
Pangkat : PEMBINA UTAMA MUDA (IV/c)
NIP : 19580131 198811 2 011
Nama Instansi : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Gresik No 245 Gresik
Telp/Fax : (031) 3930729 / 031 3937028 (Fax)
Email : [email protected]
Website : -
Visi:
Menjadi Institusi yang Transparan, Akuntabel dan Profesional dalam Pemungutan
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Misi:
1. Menyediakan Informasi pemungutan pendapatan daerah dan pengelolaan
keuangan daerah yang akurat, relevan dan tepat waktu
2. Menyelenggarakan pemungutan pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan sistem dan prosedur
3. Meningkatkan kompetensi dan integritas kinerja aparatur didukung sarana dan
prasarana yang memadai
SEJARAH KABUPATEN GRESIK
Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki dilaksanakannya PP
Nomer 38 Tahun 1974. Seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan
ke Gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik
dengan pusat kegiatan di Kota Gresik.
Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak
terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertasusila(Gresik, Bangkalan,
Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah
pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri,
perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilaya pengembangan
Gerbang kertosusila dan juga sabagai wilayah industri, maka kota Gresik menjadi lebih
terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara tetapi juga ke seluruh dunia yang
ditandai dengan munculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.
Penggalian sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten Gresik berasal dari berbagai
macam pendapatan asli daerah dan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
pendapatan. Adapun banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Asli Daerah yaitu
berupa dari pajak dan retribusi. Misalnya pajak dari penerangan jalan, pajak pakir dan pajak
bumi dan bangunan (PBB).
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penulisan Laporan KKL ini adalah Penggalian Sumber
Pendapatan Kabupaten Gresik.
BAB III
PEMBAHASAN
DPPKAD KABUPATEN GRESIK
1. Historis Kabupaten Gresik
Kabupaten Gresik secara geografis terletak di sebelah Barat Laut, Ibu kota Provinsi
Jawa Timur, Surabaya. Luas wilayah 1.191,25 km², dengan panjang pantai ±140 km².
Wilayah kabupaten Gresik secara administrasi pemerintahan terdiri dari 18 kecamatan, 330
desa, dan 26 kelurahan. Wilayah Kabupaten Gresik meliputi wilayah di Pulau Jawa meliputi
16 kecamatan, 300 desa, dan 26 kelurahan, sedangkan selebihnya berada di Pulau Bawean
yang berjarak ±880 mil laut, terdiri dari 2 kecamatan dan 30 desa.
Batas wilayah kabupaten Gresik adalah ;
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Mojokerto
Kota Surabaya
Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan
Dilihat dari sisi kependudukan, dari hasil regritrasi penduduk menunjukkan tahun
2010 : 1.237.675 jiwa, terdiri dari 623.141 jiwa laki-laki dan 614.534 jiwa perempuan.
Kepadatan Penduduk sebesar 1.039 jiwa/kisi².
Kedudukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah merupakan
unsur pelaksanaan otonomi daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset
Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
di bidang pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di lingkup kabupaten. Adapun
Jumlah Pendapatan Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2012 sebesar Rp. 1.454.146.051.765,00.
PDRB atas dasar harga Berlaku kabupaten Gresik Tahun 2010 sebesar
Rp. 38.017.968.790.000,00
PDRB per-kapita atas dasar Harga berlaku Tahun 2010 Kabupaten Gresik sebesar Rp. 32, 5
juta.
Distribusi PDRB ADHB Tahun 2010, sebagai berikut :
1. Sektor Pertanian : 9,42 %
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian : 5,36%
3. Sektor Industri Pengolahan : 49,99%
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih : 1,65%
5. Sektor Konstruksi : 1, 28%
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran : 20,91%
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi : 3,31%
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan : 3,13%
9. Sektor Jasa-jasa : 4,95%
Apabila dilihat dari kontribusi per-sektor, maka Sektor Industri Pengolahan sebesar ; 49,99%
diikuti Sektor Perdagangan, Hotel, dan restoran sebesar : 20,91%. Dari kondisi tersebut
terlihat bahwa Kabupaten Gresik banyak kawasan Industri.
Pada Tahun 2010 tercatat sebanyak 162 Industri besar dan 327 Industri sedang.
2. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, terdiri
dari:
1. Kepala dinas.
2. Sekretariat, terdiri dari:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Program dan Pelaporan;
3. Subbagian Keuangan.
3. Bidang Pendataan, terdiri dari:
1. Seksi Pendataan;
2. Seksi Pengolahan Data;
3. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Operasional;
4. Bidang Penetapan, terdiri dari:
1. Seksi Perhitungan dan Penetapan;
2. Seksi Legalisasi Benda Berharga dan Obyek Pajak;
3. Seksi Pemeriksaan
5. Bidang Penagihan, terdiri dari:
1. Seksi Penagihan;
2. Seksi Pertimbangan dan Keberatan;
3. Seksi Bagi Hasil Pajak;
6. Bidang Anggaran, terdiri dari:
1. Seksi Penyusunan Anggaran;
2. Seksi Administrasi Anggaran;
3. Seksi Pembiayaan dan Investasi.
7. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari:
1. Seksi Bendaharawan Umum Daerah;
2. Seksi Perbendaharaan Belanja;
3. Seksi Verifikasi.
8. Bidang Akuntasi, Pertanggungjawaban dan Aset, terdiri dari:
1. Seksi Akuntansi;
2. Seksi Pertanggungjawaban;
3. Seksi Aset;
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Gambar Struktur Organisasi
PENGGALIAN SUMBER PENDAPATAN
Tingkat besarnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gresik tiap tahunnya
selalu meningkat. Bahkan PAD Gresik menempati 3 terbesar di Jawa Timur bersama
Surabaya dan Sidoarjo. Besarnya tingkat Pendapatan Asli Daerah di pemerintahan daerah
Kabupaten Gresik untuk setiap tahun anggaran menyebabkan adanya penyesuaian alokasi
yang menyangkut target dan realisasi untuk tahun anggaran berikutnya. Hal tersebut juga
berkonsekuensi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan PAD yang terdiri
dari: pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,
maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya
pembangunan. Yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan semua lini di Kabupaten
Gresik. Pendapatan asli daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang secara
bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan
dan pembangunan daerah.
Pertumbuhan kompenen pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah akan menjadi faktor yang penting dalam
mendorong pertumbuhan PAD. Sedangkan untuk dana perimbangan, kompenen bagi hasil
pajak serta kompenen bagi hasil pajak dan bantuan keuangan provinsi adalah 2 unsur yang
cukup penting dalam mendorong pertumbuhan dana perimbangan yang akan diperoleh
nantinya.
Pertumbuhan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup
penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintah maupun pemberian
pelayanan kepada publik. Kondisi geografis Kabupaten Gresik memiliki potensi sumber daya
alam dan sumber daya buatan yang sangat besar maka perlu diberdayakan secara optimal
untuk memberikan kesejahteraan masyarakat daerah melalui peningkatan PAD.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gresik meningkat dengan adanya Kawasan
Industri Gresik, baik dari sektor pajak maupun retribusi. Sektor pajak yang meningkat terlihat
pada pajak penerangan jalan dan pajak bumi dan bangunan.Tingkat upah yang diterima oleh
tenaga kerja organik di kantor Kawasan Industri Gresik diatas Upah Minimum Regional,
tenaga kerja kontrak harian lepas rata-rata upahnya menganut sistem Upah Minimum
Regional yang ditetapkan. Bahkan dari nilai penerimaan BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah
dan Bangunan) di Kabupaten Gresik, hingga awal November tahun ini terealisasi Rp 37,1
miliar atau 100,68% dari target hingga akhir Desember mendatang senilai Rp 36,9 miliar.
Pendapatan dari sektor tersebut di masa mendatang dipastikan bakal membengkak
lagi, menyusul telah ditandatanganinya memorandum kesepahaman antara Pemkab Gresik
dengan Kementerian Perumahan Rakyat, Real Estat Indonesia (REI) dan Pemprov Jatim
tentang pengembangan perumahan seluas 10.000 hektare di Gresik Selatan.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kab.
Gresik Yettie Sri Suparyati menyebutkan perolehan BPHTB di wilayah tersebut tahun ini
mengalami kenaikan dibandingkan penerimaan pada 2010 hanya Rp30,7 miliar.
Bupati Gresik optimistis perolehan BPHTB di wilayah tersebut di masa-masa
mendatang akan lebih tinggi lagi, setelah pemerintah daerah setempat merancang
pengembangan sektor properti dengan menggandeng pelaku usaha di sektor tersebut.
Pemkab Gresik telah menyiapkan lahan seluas 10.000 hektare di wilayah Gresik
Selatan yang meliputi Kec. Driyorejo, Menganti, Wringinanom dan Kedamean untuk proyek
perumahan. Selain itu, Gresik Tengah dan Utara juga telah dicadangkan untuk proyek serupa.
Sambari meminta kepada kalangan notaris agar tidak memberlakukan nilai jual obyek pajak
(NJOP) sebagai dasar penentuan BPHTB, melainkan mengacu terhadap harga pasaran.
Apabila NJOP-nya rendah, maka yang dijadikan dasar penentuan adalah harga pasaran.
Dicontohkan, harga pasaran tanah di Gresik Selatan saat ini di kisaran Rp 20.000,-
hingga Rp 200.000,- per m2, sehingga notaris diminta tidak memberlakukan harga tanah di
bawah Rp 20.000,- per m2 sebagai dasar penentuan BPHTB.
Adapun beberapa kekayaan daerah yang dapat dijadikan suatu kekayaan yaitu
Pendapatan yang dipisahkan seperti PT. GRESIK MIGAS dengan kegiatan usaha berupa
pengelolaan, pengolahan dan penjualan minyak bumi dan gas alam serta usaha-usaha lain
yang berkaitan dengan migas.
Kodeco Energy mulai menyalurkan gas ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
PT. Gresik Migas sebesar 17 miliar Btritish thermal unit (BBTU) per hari sejak 15 Maret
2011. Penyaluran gas perdana diresmikan di Pendopo Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu
(26/3). Kegiatan dihadiri Deputi Evaluasi dan Pertimbangan Hukum, Lambok Hamonangan
Hutahuruk, Bupati Gresik, Sambari Halim, General Manager Kodeco Lim Suk Kyun, dan
Direktur Utama BUMD Gresik Migas, Bukhari.
Lambok menjelaskan, pasokan gas Kodeco sebesar 12 BBTU per hari disalurkan kepada
PT. Alas Energy Indonesia untuk memenuhi pembangkit Jawa-Bali. Sisanya, lima BBTU per
hari dialirkan ke Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk disalurkan ke industri di sekitar
Gresik.
PT. Gresik Migas didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2
Tahun 2006, tanggal 7 Agustus 2006. Sambari mengatakan, pasokan ke BUMD diharapkan
menimbulkan efek berantai yang positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat, membuka
lapangan pekerjaan, dan menambah pendapatan asli daerah Gresik. “Artinya, pembangunan
di Kabupaten Gresik akan lebih maksimal,” katanya.
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Gresik Yetty Sri Supriyati dalam rilis Humas Pemkab Gresik mengatakan,
penerimaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten Gresik
telah melebihi target PAD 2012 dibandingkan tahun 2011. Dimana target PAD Gresik tahun
2011 pada semester pertama yaitu Rp 22,873 miliar kurang dari target per tahun 2011 sebesar
46,39 persen dari total target PDA Kabupaten Gresik 2011 per tahun sebesar Rp 49,303
miliar.
“Dengan demikian tahun 2012 terdapat kenaikan nominal dari sektor PBB-P2 sebesar
Rp 6,928 miliar sekitar 7,80 persen,” kata Kepala DPPKAD Kabupaten Gresik, Yetty melalui
rilis Humas Pemkab Gresik, SELASA (17/7/2012).
Sementara Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, juga mengatakan, pembayaran
pajak sebelum jatuh tempo akan membantu pembangunan di Kabupaten Gresik.
“Sebagaimana kita ketahui, pelaksanaan pembangunan yang telah diprogramkan, sangat
membutuhkan biaya tidak sedikit. Sejalan dengan itu, diharapkan bagi pembayar PBB-P2
membayar pajak lebih awal agar bisa mendukung ketersediaan dana yang cukup untuk
menunjang pembangunan di Kabupaten Gresik yang sedang berjalan. Supaya Gresik lebih
baik,” kata Sambari.
Pendapatan dari sektor PBB merupakan sumber PAD Kabupaten yang cukup besar.
“Karena pendapatan dari sektor pajak sangat besar, maka pimpinan perusahaan maupun
Camat yang belum melunasinya agar segera melunasi. Camat sebagai koordinator wilayah
harus terus memantau dan meningkatkan perkembangan dari sektor PBB,” tegas Sambari.
Pemkab Gresik, Jawa Timur, hingga minggu ketiga Juli 2011 berhasil menghimpun
pajak bumi dan bangunan senilai Rp24,1 miliar.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut kesimpulan yang dapat diambil :
Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai potensi sumber daya
alam maupun sumber daya manusia yang lebih kompleks dan mempunyai laju pembangunan
yang lebih menonjol. Besarnya pengaruh masing-masing faktor sumber PAD ( pajak,
retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah )
akan meningkatkan sumber penerimaan PAD Kabupaten Gresik.
SARAN
Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,
maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan
lainnya yang akan membawa Kabupaten Gresik pada kemajuan dan membawa masyarakat
Gresik pada keadaan yang sejahtera.