Laporan Khamir Fix

24

Click here to load reader

description

laporan

Transcript of Laporan Khamir Fix

Page 1: Laporan Khamir Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroba merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan nilai tambah suatu produk pangan. Nilai tambha suatu produk

pangan dapat ditingkatkan karena adanya perubahan karakter pangan dan

penggunaan mikroba pada pengolahan pangan. Proses fermentasi telah

dilakukan sejak dahulu kala oleh manusia secara tradisional untuk

menghasilkan produk pangan yang mempunyai karakter berbeda dengan

produk sebelumnya, baik dari segi kandungan zat gizi maupun kandungan

zat lain yang diinginkan terbentuk di produk akhirnya. Pemanfaatan secara

tradisional cenderung dilakukan untuk memebuhi kebutuhan produk pangan

hasil fermentasi pada skala rumah tangga maupun local saja.

Pemanfaatan mikroba sebagai agen fermentasi saat ini telah

berkembang pesat, dimana pemanfatannya telah mencapai skala industri.

Pada skala ini, fermentasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan produk

pangan hasil fermentasi dalam lingkup yang lebih luas, nasional, bahkan

internasional.

Produsen pangan di Indonesia yang meliputi produsen industri

besar, industri menengah, industri kecil, dan industri rumah tangga harus

menghasilkan produk pangan yang halal, aman, bermutu, dan bergizi.

Penelitian untuk menghasilkan produk pangan hasil fermentasi yang baru

juga banyak dilakukan. Kebutuhan akan inovasi produk pangan baru,

ketersediaan bahan baku, jenis mikroba yang baru muncu, pertimbangan

kondisi, dan waktu proses fermentasi atau kebutuhan zat-zat hasil

fermentasi yang diinginkan menjadi beberapa faktor pendukung

dilakukannya penelitian pemanfaatan mikroba untuk proses fermentasi

pangan. Salah satu contoh mikroba yang dapat digunakan untuk industri

pangan adalah khamir Saccaromyces cerevisiae.

Khamir adalah mikroorganismeeukariot yang diklasifikasikan

dalam kingdomFungi, dengan 1.500 species yang telah dapatdideskripsikan,

Page 2: Laporan Khamir Fix

(diperkirakan 1% dari seluruh spesies fungi). Khamir merupakan

mikroorganisme uniseluler, meskipun beberapa spesies dapat menjadi

multiseluler melalui pembentukan benang dari sel-sel budding tersambung

yang dikenal sebagai hifa semu (pseudohyphae), seperti yang terlihat pada

sebagian besar kapang. Ukuran kapang bervariasi tergantung spesies,

umumnya memiliki diameter 3–4 µm, namun beberapa jenis khamir dapat

mencapai ukuran lebih 40 µm. Sebagian besar khamir bereproduksi secara

aseksual dengan mitosis, dan dengan pembelahan sel asimetris yang disebut

budding (Dwidjoseputro, 2009).

Khamir Saccaromyces cerevisiae telah lama digunakan sebagai

starter dalam industri pangan misalnya untuk pembuatan roti, bir, minuman

beralkohol maupun dalam industri kimia misalnya produksi etanol.

Saccaromyces cerevisiae berperan dalam pengembangan adonan roti

terutama diakibatkan adanya gas karbondioksida, sedangkan dalam industri

minuman beralkohol atau industri kimia maka hasil metabolismenya yaitu

etanol dan komponen volatil lainnya yang lebih berperan dalam penentuan

mutu produknya. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian khamir yang

berperan dalam fermentasi pangan (Nurwitri 2012).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum yang telah dilakukan adalah untuk

mengamati viabilitas khamir dalam beberapa kondisi yang menentukan

pertumbuhannya, menentukan kemampuan khamir dalam pengembangan

adonan roti, dan menghitung jumlah sel khamir.

Page 3: Laporan Khamir Fix

BAB II

METODOLOGI

2.1 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ragi roti,

gula pasir, air (air panas, air hangat, dan air es), garam, dan tepung terigu.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung

reaksi, rak tabung, sendok teh, sudip, gelas ukur 100 ml atau 250 ml, gelas

piala 250 ml, balon/ plastik es, timbangan, haemacytometer, mikroskop, dan

timbangan.

2.2 Prosedur Kerja

Penentuan Viabilitas Khamir

Air hangat, panas, es

1 2 3 4 5 6

Masing-masing 1 sudip khamir/ragi

1

+0,5 sdt gula, 2 sdt air, kocok

1

Air hangat

2

+0,5 sdt gula, 2 sdt air, kocok

2

Air es

3

+0,5 sdt gula, 2 sdt air mendidih, kocok

3

Air mendidih

4

+2 sdt air, kocok

4

Air hangat

5

+0,5 sdt gula, kocok

5

Air hangat

6 6

+0,5 sdt gula, 2 sdt air & 0,5 sdt garam, kocok

Air hangat

Tutup semua tabung

Biarkan 15 menit

Amati perkembangan

Page 4: Laporan Khamir Fix

Penentuan Pengembangan Adonan Roti

Perhitungan Jumlah Sel Khamir dengan Metode Ruang Hitung

Siapkan formula dasar adonan roti

Campurkan bahan, sampai kalis Gelas piala Olesi minyak

nabati

Timbang 50 gr adonan

Tentukan volume adonan dan tutup dengan lap lembab

Amati setiap 10’ selama 30’

Dilakukan pengenceran untuk mendapat suspensi khamir

Gunakan haemaacytometer untuk menghitung

Amati di bawah mikroskop

Page 5: Laporan Khamir Fix

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Penentuan Viabilitas Khamir

Tabel 1

Data Uji Viabilitas Khamir

Kel 1 2 3 4 5 61 gel:+++++ gel:+++ gel: - gel:+ gel: - gel: -

bal:+++++ bal:+ bal:++ bal: - bal: - bal: -2 gel:++++++ gel:++++ gel: - gel: +++ gel: - gel: +

bal:++ bal: - bal:+++ bal: - bal: + bal: -3 gel:++++ gel:+++++ gel:+ gel:+++ gel: - gel:++

bal:+++++ bal:++ bal:++++ bal: - bal: - bal:+4 gel:+++ gel:+++++ gel: - gel:++ gel: - gel: -

bal:+++ bal:++ bal:++++ bal:+ bal: - bal: -5 gel:++++++ gel:++++ gel: - gel:++ gel: - gel: -

bal:+++ bal:+ bal:+++ bal:+ bal:+ bal: +++6 gel:+++++ gel:+++ gel: - gel: - gel: - gel: -

bal:++++ bal:+ bal: - bal: - bal: - bal: -Keterangan:

Gel: Semakin banyak (+) semakin banyak gelembungnya

Bal: Semakin banyak (+) semakin besar balonnya

Page 6: Laporan Khamir Fix

Penentuan Pengembangan Adonan Roti

Tabel 2

Data Pengembangan Adonan Roti

Perhitungan Jumlah Sel Khamir dengan Metode Ruang Hitung

Tabel 3

Data Hasil Perhitungan Jumlah Sel Khamir

Kel d (mm) Σ Sel dalam 5 Kotak Besar Σ Sel (cfu/gr)

1 0,1 10, 10, 8, 9, 8 2,2 x 1010

2 0,1 20, 28, 23, 24, 26 6,1 x 1010

3 0,1 11, 8, 7, 15, 17 2,9 x 1010

4 0,1 27, 17, 18, 6, 4 3,6 x 1010

5 0,1 7, 12, 7, 10, 8 2,2 x 1010

6 0,1 4, 2, 5, 4, 2 8,5 x 109

Cara Perhitungan:

∑ sel/ gr= rata−ratakoloni 5 kotak5

x 25 x1

kedalamanx FP x 103

Page 7: Laporan Khamir Fix

1. ∑ sel/ gr=10+10+8+9+85

x25 x1

0,1x 104 x103

= 2,2 x 1010cfu/gr

2. ∑ sel/ gr=20+28+23+24+265

x25 x1

0,1x104 x 103

= 6,1 x 1010cfu/gr

3. ∑ sel/ gr=11+8+7+15+175

x25 x1

0,1x 104 x103

= 2,9 x 1010cfu/gr

4.∑ sel/ gr=27+17+18+6+45

x25 x1

0,1x 104 x103

= 3,6 x 1010cfu/gr

5.∑ sel/ gr=7+12+7+10+85

x 25 x1

0,1x104 x103

= 2,2 x 1010cfu/gr

6. ∑ sel/ gr=7+12+7+10+85

x 25 x1

0,1x104 x103

= 8,5 x 109 cfu/gr

3.2 Pembahasan

Mikroba yang berperan dalam proses fermentasi dapat berasal dari

satu jenis mikroba (sebagai kultur tunggal) atau lebih dari satu jenis mikroba

(sebagai kultur campuran). Jika proses fermentasi pangan terjadi secara

spontan, jenis dan jumlah mikroba yang berperan dalam fermentasi tersebut

tentunya tidak terkontrol, tetapi tergantung dari jenis bahan baku serta

kondisi lingkungan selama proses fermentasi berlangsung. Jika dilakukan

fermentasi secara terkontrol, diperlukan inokulum (starter) dimana jenis dan

jumlah mikroba yang berperan dalam proses fermentasi menjadi lebih

Page 8: Laporan Khamir Fix

selektif, sehingga mutu produk fermentasi yang dihasilkan relatife lebih

terjamin.

Penentuan Viabilitas Khamir

Khamir merupakan chemoorganotroph karena menggunakan

senyawa organik sebagai sumber energi dan tidak membutuhkan cahaya

matahari untuk pertumbuhannya. Sebagian besar karbon didapat dari gula

heksosa seperti glukosa dan fruktosa, atau disakarida seperti sukrosa dan

maltosa. Beberapa spesies dapat memetabolisme gula pentosa seperti

ribosa, alkohol, dan asam organik. Spesies khamir ada yang

membutuhkan oksigen untuk respirasi seluler aerobik (aerob obligat) atau

anaerobik, namun juga dapat menghasilkan energi secara aerobik

(anaerob fakultatif). Tidak seperti bakteri, belum ada spesies khamir yang

hanya dapat tumbuh secara anaerob (anaerob obligat). Khamir tumbuh

dengan baik pada lingkungan pH netral atau sedikit asam. Suhu optimal

pertumbuhan khamir bervariasi antar spesies (Skou, 2007)

Keasaman dan suhu yang layak adalah penting bagi

pertumbuhan dan aktivitas khamir. Adapun pH yang disukai antara 4-4,5.

Pada keadaan alkalis tidak dapat tumbuh dengan baik, sedangkan

keadaan yang aerobik sangat disukai (Winarno, 2007).

Pada praktikum ini dilakukan beberapa perlakuan terhadap

ragi roto yaitu tabung 1 yang berisi 1 sudip ragi, 0,5 sudip gula pasir, 2

sdt air dan diletakkan dalam air hangat. Tabung 2 berisi 0,5 sudip ragi, 05

sudip gula pasir, 2 sdt air kemudian diletakkan ke dalam air es. Tabung 3

berisi 0,5 sudip ragi, 0,5 sudip gula pasir, 2 sdt air mendidih kemudian

dimasukkan ke dalam air mendidih. Tabung 4 diisi 0,5 sudip ragi

ditambahkan 2 sdt air kemudian dimasukkan kedalam air hangat. Tabung

5 berisi 0,5 sdt ragi dan 0,5 sudip gula pasir kemudian dimasukkan ke

dalam air hangat. Tabung 6 berisi 0,5 ragi, 0,5 sudip gula pasir, 2 sdt air,

dan 0,5 sudip garam kemudian dimasukkan kedalam air hangat.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil

bahwa gelembung dan balon yang paling banyak adalah terdapat pada

Page 9: Laporan Khamir Fix

tabung nomer 1, hal ini dikarenakan terdapat nutrisi bagi khamir yaitu

gula. Khamir dapat bertahan hidup pada kadar gula yang tinggi, berbeda

dengan bakteri. Suhu yang digunakan untuk menyimpan yaitu air hangat

yang kemungkinan suhunya tidak legih dari 10o C. Kisaran suhu untuk

pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan

kapang yaitu dengan suhu optimum 25-30ºC dan suhu maksimum 35-

47ºC.

Pada tabung 2 gelembung maupuan balon pada semua

kelompok tidak terlalu banyak, hal ini mengingat penyimpanan khamir

pada air es yang dapat menyebabkan khamir dorman, sehingga tidak

mampu mengeluarkan karbondiosida.

Tabung 3 juga tidak banyak terdapat gelembung maupun

balo, hal ini dikarenakan perlakuan tabung pada air mendidih. Khamir

hanya dapat hidup maksimum pada suhu 47o C, sedangkan suhu air

mendidih aalah 100o C. Khamir Saccaromyces cerevisiae ini mati,

sehingga tidak mengeluarkan gas karbondioksida yang dapat

menyebabkan timbulnya balon atau gelembung.

Gelembung dan balon pada tabung 4 juga hampir tidak ada,

dikarenakan tidak ada penambahan nutrisi apapun bagi khamir. Jika

terdapat gas pada balon, hal ini kemungkinan hanya uap panas yang

masuk ke dalam balon.

Tabung 5 dan 6 hampir tidak ada gelembung ataupun balon.

Hal ini disebabkan karenaterdapat gula ataupun garam yang dapat

mengikat Aw yang biasanya digunakan oleh khamir untuk hidup.

Pada praktikum ini juga digunakan jenis khamir yang

berbeda. Kemungkinan setiap ragi mempunyai daya viabilitas yang

berbeda-beda. Jumlah ragi yang ditambahkan juga hanya kira-kira tidak

terdapat jumlah yang pasti, sehingga setiap praktikan memasukkan ragi

berbeda-beda porsinya, meskipun dalam aturannya sama yaitu hanya 0,5

sudip. Penambahan ragi yang sangat sedikit juga mempengaruhi

timbulnya balon atau gelembung yang sedikit pula.

Page 10: Laporan Khamir Fix

Jika viabilitas sel rusak, membran luar sel tidak dapat

menahan cairan yang keluar masuk sel. Ini dapat menyebabkan warna

biru dari Methylen Blue masuk ke dalam sel, dan sel terlihat berwarna

biru. Sedangkan sel yang masih hidup terlihat tidak berwarna di bawah

mikroskop. Sel yang masih hidup masih memiliki viabilitas sel yang

baik, sehingga membran luar selnya dapat mengatur apapun yang keluar

masuk sel. Sel khamir yang masih hidup ini dapat menahan Methylen

Blue, sehingga menjadi tidak berwarna.Khamir dapat dibedakan atas dua

kelompok berdasarkan sifat metabolismenya, yaitu yang bersifat

fermentatif dan oksidatif. Khamir fermentatif dapat melakukan

fermentasi alkohol, yaitu memecah glukosa melalui jalur glikolisis.

Penentuan Pengembangan Adonan Roti

Pada praktikum ini akan dilakukan uji penentuan pengembangan

adonan roti. Cara menentukan pengembangan adonan roti itu dilakukan

dengan mencampur 100gr tepung, 20gr gula dan 2 gr ragi roti. Kelompok

ganjil menggunakan ragi dengan kode 3, dan kelompok genap

menggunakan ragi dengan kode 4. Tepung yang digunakan merupakan

tepung yang memiliki kadar gluten yang tinggi sehingga cocok untuk

pembuatan roti. Campuran tepung, gula, dan ragi kemudian ditambahkan

air sedikit demi sedikit hingga terbentuk adonan roti yang kalis.

Adonan kalis dapat diidentifikasi dengan terbentuknya adonan

yang tidak lengket dan apabila dibelah adonan tidak menjadi pecah.

Setelah itu dilakukan pengamatan dengan mengukur volume

pengembangan adonan roti. Volume adonan dapat berkembang karena

ragi menghasilkan gas CO2 yang membuat adonan mengembang.

Peningkatan volume adonan diamati setiap selang 5 menit selama 30

menit, adonan yang telah dibuat dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml

dan ditutup dengan lap yang dibasahkan supaya sel khamir dapat tumbuh

dan berkembang, karena sel khamir hanya dapat tumbuh pada lingkungan

yang anaerobik. Jika tidak ditutup maka khamir tidak akan mengembang

karena udara dapat masuk dan menghambat kerja dan pertumbuhan sel

Page 11: Laporan Khamir Fix

khamir yanga ada pada adonan roti. Selama pengadukan adonan dan

fermentasi, ragi roti menghasilan sedikit etanol dan gas CO2. Etanol yang

dihasilkan akan menguap selama pemanggangan, sedangkan gas CO2

ditahan oleh gluten terigu sehingga roti mengembang.Semakin kuat

gluten menahan terbentuknya gas CO2, semakin mengembang volume

adonan roti

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tejadi

pertambahan volume pada adonan setiap 5 menit, ketinggiannya juga

berbeda-beda setiap kelompoknya. Adonan roti yang menggunakan ragi

dengan kode 3 lebih cepat mengembang dibandingkan dengan adonan

roti yang menggunakan ragi dengan kode 4. Hal tersebut mungkin saja

disebabkan oleh penggunaan ragi yang berbeda, dan pada proses

pencampuran adonan terjadi gesekan antara tangan dengan adonan

tersebut sehingga menghasilkan panas yang akan meningkatkan suhu

adonan sehingga megurangi aktivitas dari ragi atau sel khamir. Ragi roti

di dalam adonan akan bekerja secara optimal bila suhunya di bawah

30°C. Bila suhu adonan melebihi 30°C, maka aktivitas ragi akan

berkurang sehingga fermentasi roti akan semakin lama. Akibatnya aroma

roti menjadi asam, serat roti kasar, mudah keras, dan roti menjadi tidak

tahan lama.

Perhitungan Jumlah Sel Khamir dengan Metode Ruang Hitung

Haemocytometer ditemukan oleh Louis Charles dan terdiri dari

sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang

menciptakan sebuah kamar (Pelczar, 2011).

            Haemocytometer sering digunakan untuk menghitung

sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan tulang

punggung ke otak setelah melakukan tusukan lumbal atau jenis sel lain

(Waluyo, 2009).

            Cara menghitung sel individu didalam volume sangat

kecil biasanya dilakukan denganCounting Chamber. Counting

Chamber diatur sedemikian rupa sehingga kotak-kotak dengan luas

Page 12: Laporan Khamir Fix

tertentu dengan lapisan cairan dengan kedalaman yang diketahui dapat

dimasukkan diantara gelas objek dengan gelas tutup. Akibatnnya volume

cairan yang menutupi setiap kotak diketahui dengan tepat. Perhitungan

langsung ini dikenal dengan jumlah sel total (Stainer, 2007).

            Pada perhitungan mikroskopis langsung, sampel ditaruh

disuatu ruang hitung sepertiHaemocytometer dan jumlah sel ditentukan

secara langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini ialah

pelaksaannya adalah cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan.

Namun kelemahannya ialah tidak dapat 80 membedakan sel-sel yang

hidup dan yang mati. Dengan perkataan lain hasil yang diperoleh ialah

jumlah total sel yang didalam populasi (Campbell, 2009).

            Perhitungan jumlah koloni atau mikroorganisme dengan

cara “Reable Count” atau disebut juga sebagai standar plate

count didasarkan asumsi, bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam

suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasi dalam

media biakan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah

koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari

jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut (Bibiana, 2010).

Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan

panjang 1,5 mm sampai 20,50 mm dan lebar 1 sampai 10 m. Bentuk

khamir bermacam –macam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulan

panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung

(tringuler), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk

spedomiselium, dan sebagai ukuran dan bentuk sel khamir dalam kultur

yang sama mungkin berbeda–beda karena pengaruh perbedaan dan

kondisi lingkungan selama pertumbuhan (Waluyo, 2007).

Pada uji viabilitas ragi ini, digunakan 2 sampel ragi yang

berbeda dengan konsenterasi pengenceran yang sama yaitu 10-4. Yang

dimana pengujian ini menggunakan metode haemacytometer, dengan

kedalaman haemacytometernya 0,1 mm dengan perbesaran mikroskop

400x. Haemocytometer ialah perangkat atau alat yang berfungsi untuk

menghitung jumlah sel serta partikel

Page 13: Laporan Khamir Fix

mikroskopislainnya. Haemocytometer memiliki kelemahan dan

kelebihan dalam penggunaannya dalam proses perhitungan bakteri secara

langsung. Kelebihannya antara lain ialah cepat dalam menghasilkan data

dan tidak perlu menunggu lama, serta datanya atau jumlah selnya

langsung didapat pada saat itu juga setelah menghitung menggunakan

rumusnya dan menghemat biaya. Sedangkan kelemahannya ialah tidak

dapat membedakan sel yang hidup dan yang mati karena perhitungan

secara keseluruhan dan data yang dihasilkan tidak akurat karena setiap

pengamat memiliki mata yang berbeda-beda dan terdapat keterbatasan

dalam melihat serta menghitung sel yang ada dalam kamar

Haemocytometer (Waluyo, 2009).

Pada uji ini pertama praktikan melakukan pengenceran ragi

hingga pengenceran 10-4. Lalu pipet dari tabung dengan pengenceran 10-4

ke dalam haemacytometer hingga ruang yang ditutupi cover glass terisi

penuh dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x dan

dilakukan pengamatan pada 5 kotak besar dengan 16 kotak kecil

didalamnya. Hasil dari pengamatan kelompok 4 yaitu 27, 17, 18, 6 dan 4.

Dengan jumlah sel khamirnya :

Σ Sel Khamir = 25 x27+17+18+6+4

5x

10,1

x103 x104

= 3,6 x 1010 sel / gram

Semakin tinggi jumlah sel khamir dalam ragi roti, maka kualitas

dari ragi tersebut akan semakin bagus. Karena khamir dalam ragi roti

sangat dibutuhkan untuk proses fermentasi dalam pembuatan roti. Ketika

jumlah sel khamir dalam ragi roti banyak dan digunakan untuk

pembuatan roti, maka kualitas roti tersebut pun akan meningkat karena

hasil fermentasi dari khamir dalam ragi tersebut.

Berikut beberapa fungsi dari ragi roti diantaranya:

Sebagai pengembang adonan, ragi mengkonsumsi gula dan

mengubahnya menjadi gas karbondioksida, sehingga adonan

mengembang.

Page 14: Laporan Khamir Fix

Memproses gluten (protein pada tepung), sehingga dapat

membentuk jaringan yang dapat menahan gas karbondioksida

keluar.

Menghasilkan flavour (aroma dan rasa) pada adonan. Hal ini

disebabkan karena selama fermentasi, ragi juga menghasilkan

sejenis etanol yang dapat memberikan aroma khusus.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah diakukan, dapat disimpulkan

bahwa khamir dapat hidup jika terdapat nutrisi yang digunakannya untuk

hidup seperti gula. Khamir relatif bertahan hidup pada kandungan garam

yang tinggi tergantung pada viabilitas khamir tersebut. Mikroba ini dapat

tumbuh pada suhu maksimum 35-47ºC, sehingga balon dan gelembung

paling banyak terdapat pada tabung yang disimpan pada air hangat.

Penyebab berkembangnya volume adonan roti pada pengujan khamir karena

ragi menghasilkan gas CO2 yang membuat adonan mengembang. Jika

adonan roti tidak ditutup harus dengan kain basah menyebabkan udara dapat

masuk dan menghambat kerja dan pertumbuhan sel khamir yanga ada pada

adonan roti. Selama pengadukan adonan dan fermentasi, ragi roti

menghasilan sedikit etanol dan gas CO2. Etanol yang dihasilkan akan

menguap selama pemanggangan, sedangkan gas CO2 ditahan oleh gluten

terigu sehingga roti mengembang. Untuk melihat bagus atau tidaknya ragi

juga dilakukan menggunakan haemacytometer untuk melihat jumlah khamir

dalam satu gram ragi. Semakin banyak jumlah khamir pada ragi tersebut

maka semakin bagus kualitas ragi.

4.2 Saran

Pada saat praktikum berlangsung hendaknya tidak banyak

berbicara untuk mencegah kontaminasi silang pada produk yang akan

diamati. Kerja aseptik harus selalu menjadi kunci utama dalam pengujian

Page 15: Laporan Khamir Fix

mikroba. Penggunaan mikroba hendaknya tidak boleh terlalu jauh dari api.

Penggunaan waktu seharusnya tepat berdasarkan panduan praktikum. Selain

itu disarankan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan

praktikan untuk menghindari ketidaktepatan data yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Biabiana, 2010. Analisis Mikrobia di Laboratorium. Jakarta: PT Raya Grafindo

Persada.

Campbell, A., 2009. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Dwijoseputro. 1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.

Nurwitri, CC dan Mariyani, Neny.2012. Penuntun Praktikum Teknologi

Fermentasi. Bogor: Program Diploma IPB.

Palezar, C. 2008. Dasar – dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Rahayu, Winiati P. dan Nurwitri, CC. 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB

Press.

Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar. 2007. Microbiologi. Englang:

Forfattern Og Systime.

Stainer J., 2007. Dunia Mikroba 1. Jakarta: Biantara Aksara.

Waluyo, 2007. Mikrobiologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Waluyo, L., 2009. Mikrobiologi Umum. Bandung: UPT Penerbitan UMM.

Winarno. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: UI-Press.

Page 16: Laporan Khamir Fix

LAMPIRAN

Page 17: Laporan Khamir Fix