kapang khamir

26
Morfologi Kapang dan Khamir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk-beluk kehidupan mikroorganisme. Peranan mikroorganisme sudah sejak lama diketahui disegala aspek kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hingga saat ini ilmu tersebut telah memberi warna wawasan dan cakrawala baru bagi kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern yang melibatkan ilmu mikrobiologi. Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa – sisa tumbuhan dan hewan yang Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan Maramis O1A1 14 034

description

kapang dan khamir

Transcript of kapang khamir

Page 1: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh

seluk-beluk kehidupan mikroorganisme. Peranan

mikroorganisme sudah sejak lama diketahui disegala aspek

kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan,

kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hingga saat ini ilmu tersebut

telah memberi warna wawasan dan cakrawala baru bagi

kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern

yang melibatkan ilmu mikrobiologi.

Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik,

mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila

mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka

disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa – sisa tumbuhan

dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat – zat

kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke

dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi

mereka dapat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 2: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 2

juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan

kayu, makanan, dan bahan – bahan lainnya.

Banyak kapang dan jamur ini digunakan dalam industri

fermentasi, seperti pembuatan asam-asam organik, pembuatan

antibiotika, pembuatan alkohol dan lain sebagainya. Beberapa

kapang dan jamur yang digunakan untuk memberi rasa bagi keju

yang baik, pembuatan bir, minuman anggur, peragian adonan,

dan produksi antibiotika seperti penisilin.

Pada umumnya bahan – bahan yang berasal dari alam mudah

untuk ditumbuhi jamur atau cendawan, misalnya pada buah –

buahan. Jamur atau cendawan tersebut biasanya akan

mengakibatkan rusaknya bahan – bahan tersebut.

Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan

mikroorganisme, maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk

melakukan identifikasi terlebih dahulu dilakukan pengenalan

terhadap ciri – ciri morfologi mikroorganisme tersebut.

Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara

makroskopik maupun mikroskopik secara langsung maupun

tidak langsung.

B. Tujuan Praktikum

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 3: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 3

Tujuan dari percobaan kali ini adalah  untuk mengamati

morfologi kapang dan khamir mikroskopik langsung maupun

mikroskopik tidak langsung.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat percobaan dalam praktikum ini yaitu agar mahasiswa

dapat mengetahui bentuk-betuk dari kapang dan khamir yang

tumbuh pada suatu sampel.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 4: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kapang adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi

secara aseksual. Miselium fungi ini tumbuh sebagai saproba

atau parasit pada berbagai jenis substrat. Kapang dapat

mengalami serangkaian tahapan reproduktif yang berbeda.

Pada awal kehidupannya kapang menghasilkan spora asesual.

Kemudian, fungi ini bereproduksi secara seksual, menghasilkan

zigosporagia, askokarpus, atau basidiokarpus. Sedangkan

khamir adalah fungi uniseluler yang mencapai habitat cair dan

lembap, termasuk getah pohon dan jaringan hewan. Khamir

bereproduksi secara aseksual, dengan cara pembelahan sel

sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.

Beberapa khamir bereproduksi secara seksual, dengan cara

membentuk aski atau basidia, dan dikelompokkan ke dalam

Askomikota atau Basidiomikota (Campbell dkk, 2003).

Kapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit

yang terdiri atas genus Microsporum, Trichophyton, dan

Epidermophyton. Berbagai spesies dari tiga genus kapang ini

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 5: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 5

dapat menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk dalam

berbagai intensitas infeksi. Hampir semua jenis hewan dapat

diserangnya, dan penyakit ini secara ekonomis sangat penting

(Adzima dkk, 2013).

Khamir memiliki beberapa enzim penting seperti selulase,

fosfatase, lipase, dan proteinase yang menyebabkan khamir

memegang peran penting dalam dekomposisi senyawa organik

dan dapat digunakan untuk keperluan industri. Disamping peran

ekologi khamir yang menentukan kecepatan dan arah proses

degradasi senyawa organik di dalam tanah, khamir juga telah

lama digunakan untuk proses industri seperti pada pembuatan

minuman beralkohol, fermentasi tape, pembuatan makanan

ternak, kosmetik, dan antibiotik (Kanti, 2004).

Sel khamir dapat berbentuk bulat, oval, silinder, bulat

panjang dengan salah satu ujungnya runcing (ogival), segitiga

melengkung (triangular), bentuk botol atau lemon. Dalam kultur

yang sama, ukuran dan bentuk sel khamir mungkin berbeda

karena pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan selama

pertumbuhan (Kusmiati dkk, 2007).

Koloni kapang yang tumbuh selama proses isolasi,

dimurnikan dengan propagasi koloni yaitu dengan cara

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 6: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 6

memotong dan mentransfer secara aseptik sebagian miselium

kapang ke dalam media kultur. Isolat kapang yang telah murni

diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi

kapang dilakukan dengan mengamati beberapa karakter

morfologi baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis.

Pengamatan makroskopis meliputi warna dan permukaan koloni

(granular, seperti tepung, menggunung, licin), tekstur, zonasi,

daerah tumbuh, garis-garis radial dan konsentris (khususnya

pada kapang Penicillium), warna balik koloni (reverse color), dan

tetes eksudat (exudate drops). Pengamatan secara mikroskopis

meliputi ada tidaknya septa pada hifa, pigmentasi hifa,

hubungan ketam (clamp connection), bentuk dan omamentasi

spora (vegetatif dan generatif), serta bentuk dan omamentasi

tangkai spora (Ilyas, 2006).

Pemurnian dilakukan pada setiap koloni jamur yang

dianggap berbeda berdasarkan morfologi makroskopis yang

dapat dilihat dari penampakan warna, bentuk, dan pola

persebaran koloni. Masing-masing jamur dipisahkan, diambil

dengan menggunakan jarum ose kemudian ditumbuhkan

kembali pada media PDA baru. Tahapan pembuatan preparat

jamur yaitu jamur diambil dengan menggunakan jarum ose

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 7: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 7

kemudian diletakkan pada object glass yang telah diberi sedikit

media PDA sebagai media pertumbuhan koloni dan ditutup

dengan cover glass. Preparat kemudian diinkubasi selama 2-3

hari didalam wadah yang telah dialasi dengan tissue lembab

dan ditutup rapat agar tidak terkontaminasi oleh spora jamur

dari udara. Pengamatan makroskopis meliputi warna koloni,

bentuk koloni dalam cawan petri (konsentris dan tidak

konsentris), tekstur koloni dan pertumbuhan koloni (cm/hari).

Pengamatan secara mikroskopis meliputi ada tidaknya septa

pada hifa (bersekat atau tidak bersekat), pertumbuhan hifa

(bercabang atau tidak bercabang), warna hifa dan konidia

(bulat, lonjong, berantai atau tidak beraturan) (Wulandari dkk,

2014).

Identifikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting

mengingat banyak jenis jamur yang belum diketahui jumlah dan

jenisnya. Jumlah spesies jamur yang sudah diketahui hingga kini

hanya kurang lebih 69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies

yang ada di dunia. Dapat dipastikan bahwa Indonesia yang

sangat kaya akan diversitas tumbuhan dan hewannya juga

memiliki diversitas jamur yang sangat tinggi mengingat

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 8: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 8

lingkungannya yang lembap dan suhu tropik yang mendukung

pertumbuhan jamur (Purwantisari dkk, 2009).

B. Uraian Bahan

1.Agar (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 74)

Nama resmi : AGAR

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti

selaput dan berlekatan, atau berbentuk

keping, serpih atau butiran; jingga lemah

kekuningan, abu-abu kekuningan sampai

kuning pucat atau tidak berwarna; tidak

berbau atau berbau lemah; rasa berlendir;

jika lembab liat; jika kering rapuh

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan larut dalam

air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquades (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Aquadest / Air Suling

RM / BM : H2O / 18,02

Rumus struktur : H – O - H

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 9: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 9

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna. Tidak berasa,

tidak berbau.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut

3. Dekstrosa (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal :67 )

Nama resmi : DEXTROSUM

Sinonim : Dekstrosa

RM / BM : C6H12O6.H2O / 180,16

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau

serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam air mendidih, larut dalam etanol

mendidih, sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA

4. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995: Hal. 1152)

Nama resmi : Beef Extract

Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef

Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi

konsentrat diperoleh dangan mengekstraksi

daging sapi segar tanpa lemak, dangn cara

merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada

suhu rendah dalam hampa udara sampai

terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa

berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 10: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 10

sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging,

sedikit asam.

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus cahaya.

Kegunaan :Sumber protein untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

5. Ekstrak Yeast (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 671)

Nama resmi : EKSTRAK RAGI

Sinonim : Sari ragi

Pemerian : Kuning kemerahan sampai coklat, bau khas

tidak busuk

Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning

sampai coklat, bereaksi asam lemah, tidak

mengandung karbohidrat

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

6. Etanol ( Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol

RM / BM : C2H5OH / 47,06

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih muda menguap,

mudahbergerak, bau khas, rasa panas, 

mudah terbakar, memberikan nyala biru yang

tak berasap.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 11: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 11

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala  api.

Kegunaan : Sebagai pelarut

7. Pepton (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)

Nama resmi : PEPTON

Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau

khas, tapi tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan

berwarna coklat kekuningan yang bereaksi

agak asam; praktis tidak larutan dalam etanol

(95%) P dan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA

8. Gliserol (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal 413).

Nama resmi : Gliserin

Sinonim : Glycerolum

RM / BM : CH2OH.CHOH.CH2OH / 92,09

Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa

manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam

atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap

lakmus.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 12: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 12

9. Methylene Blue (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : 554).

Nama resmi : Biru metilen

Sinonim : Methylene Blue

RM / BM : C16H18CIN3S / 319,85

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan

seperti perunggu, tidak berbau atau praktis

tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air

dan dalam etanol berwarna biru tua

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar

larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. Asam Tartrat (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : 53).

Nama resmi : Asam tartrat

Sinonim : Acidum tartaricum

RM / BM : C4H6O6 / 150,09

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk

hablur halus sampai granul, warna putih; tidak

berbau; rasa asam dan stabil di udara

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam

etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

C. Uraian Mikro Uji

1.Candida sp. (Dwidjoseputro,2003)

a. klasifikasi

Divisi : Ascomycota

Kelas : saccharomycetes

Bangsa : Saccharomycetales

Suku :Saccahoromycetacea

Marga : Candida

Spesies : Candida sp.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 13: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 13

b. Morfologi

Candida sp.merupakan khamir lonjong yang berkembang biak

dengan bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik

dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Khamir ini

merupakan flora normal selaput mukosa saluran pernapasan,

mulut, dan saluran pencernaan dan genitalia wanita. Candida

sp. merupakan fungsi aportunis yang dapat menginfeksi mulut

vagina, atau kulit.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 14: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 14

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

a. Autoklaf

b. Batang pengaduk

c. Botol semprot

d. Bunsen

e. Cawan petri

f. Deck gelas

g. Enkas

h. Jarum inokulasi

i. Jarum preparat

j. Kaca objek

k. Labu Erlenmeyer

l. Lap halus

m. Mikroskop

n. Ose bulat

o. Ose lurus

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 15: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 15

p. Oven

q. Pinset

r. Pipet tetes

s. Spoit 10 ml

t. Tabung reaksi

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

a. Aluminium foil

b. Asam tartrat

c. Gliserin 10%

d. Biakan Jamur Candida sp.

e. Biakan Jamur roti

f. Kapas

g. Kertas

h. Metilen blue

i. PDA (potatoes dextrose agar)

j. Tissue

B. Cara Kerja

1. Pembuatan Bahan Praktikum

a. Disiapkan semua alat yang digunakan

b. Dibuat 5 cawan petri dengan susunan batang v, objek gelas, dek

gelas dan kertas saring pada wadah cawan petri, dan 10 cawan

petri kosong.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 16: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 16

c. Dibungkus cawan petri dengan kertas

d. Dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan

2. Pembuatan Medium

a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang

dibutuhkan. Yaitu untuk potato dekstrosa agar (PDA) dengan

bahan kentang, dekstrosa dan agar.

b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml.

c. Disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C.

d. Dimasukkan medium steril ke dalam cawan petri steril

secukupnya, dibiarkan memadat dan diinkubasikanselama 3 x 24

jam pada suhu ruangan.

3. Mengamati Morfologi Koloni Bakteri

a. Secara mikroskopik.

Metode Gores

a) Medium PDA ditambahkan asam tatrat.

b) Didiamkan sampai memadat pada cawan petri.

c) Diambil secukupnya biakan jamur menggunakan ose dengan

metode gores.

d) Digoreskan pada permukaan campuran medium PDA dan

asam tatrat yang telah dibuat.

e) Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 17: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 17

f) Diamati dan digabar bentuk permukaan, warna koloni, bau

khas, radial furrow, zonation, exudates drops dan revers of

coloni.

g) Digambar hasil pengamatan.

b. Mikroskopis secara langsung

a) Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti.

b) Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.

c) Diberikan 1 tetes metilen blue.

d) Ditutup dengan menggunakan dek gelas.

e) Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor,

spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan rhizoid dimulai

dengan pembesaran terkecil.

f) Digambar hasil pengamatan.

c. Mikroskopis secara tidak langsung (slide culture)

a) Dibuat susunan batang V, objek gelas, dek gelas dan kertas

saring pada wadah cawan petri.

b) Disterilkan.

c) Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti.

d) Diletakkan perlahan pada objek gelas,

e) Ditambahkan 1 tetes campuran medium PDA dan asam tatrat

pada preparat.

f) Preparat ditutup dengan dek gelas.

g) Diteteskan gliserol 10% pada kertas saring.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 18: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 18

h) Cawan petri ditutup.

i) Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.

j) Diamati pada mikroskop.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 19: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk

hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau

selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia

kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara

mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme

eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. Sebagian besar tubuh

fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang

saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.

Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold)

dan khamir(yeast). Kapang merupakan fungi yang berfilamen

atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi

bersel tunggal dan tidak berfilamen. Kapang merupakan fungi

yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai

miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan

makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 20: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 20

fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi

spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari

jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis

ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi

kapang.

Perbedaan utama dari kapang dan khamir adalah khamir

merupakan sel tunggal (Uniseluler) sedangkan kapang bersel

ganda (Multiseluler). Perbedaan lainnya yaitu kapang

mempunyai filamen yang berbentuk benang dan merupakan

suatu bentuk pertumbuhan, apabila organisme tersebut

merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium lainnya.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 21: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 21

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :

B. Saran

Disarankan dalam praktikum mengenai pembuatan 

medium selanjutnya terlebih dahulu diberikan pembekalan

materi kepada para praktikan sehingga praktikan berul-betul

tahu dan mengerti tekhnik-tekhnik yang diperlukan sehingga

dapat lebih mengefisiensikan waktu dan juga untuk

menghindari adanya miss-communication baik antara sesama

praktikan maupun dengan para asisten praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Adzima, V., Faisal, J., dan Mahdi, A., 2013, Isolasi dan Identifikasi Kapang Penyebab Dermatofitosis pada Anjing di Kecamatan

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034

Page 22: kapang khamir

Morfologi Kapang dan Khamir 22

Syiah Kuala Banda Aceh, Jurnal Medika Veterinaria Vol. 7 No. 1, 2013.

Campbell, N., A., Jane, B., Lawrence, G., M., 2003, Biologi, Jakarta: Erlangga, 2003.

Ilyas, M., 2006, Isolasi dan Identifikasi Kapang pada Relung Rizosfir Tanaman di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa

Tenggara Timur, Jurnal Biodiversitas Vol. 7 No. 3, 2006.

Kanti, A., 2004, Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, Jurnal

BioSMART Vol. 6 No. 1, 2004.

Kusmiati, Swasono, R., T., S., N., dan Nita, I., 2007, Produksi dan Penetapan Kadar β-glukan dari Tiga Galur Saccharomyces cerevisiae dalam Media Mengandung Molase, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 5 No. 1, 2007.

Purwantisari, S., dan Rini, B., T., 2009, Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di Desa Pakis, Magelang, Jurnal Bioma Vol.

11 No. 2, 2009.

Wulandari, D., Liliek, S., dan Anton, M., 2014, Keanekaragaman Jamur Endofit pada Tanaman Tomat (Lycopercium esculentum Mill.) dan Kemampuan Antagonisnya, Jurnal HPT Vol. 2 No. 1, 2014.

Nurlela Sundari Z Muh. Ramdan MaramisO1A1 14 034