kapang khamir

27
1 Morfologi Kapang dan Khamir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk-beluk kehidupan mikroorganisme. Peranan mikroorganisme sudah sejak lama diketahui disegala aspek kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hingga saat ini ilmu tersebut telah memberi warna wawasan dan cakrawala baru bagi kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern yang melibatkan ilmu mikrobiologi. Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa – sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya RIDHO FAJRIYAH JAMRI SERLYANA BR. TAMBUNAN O1A114040

description

kapang khamir

Transcript of kapang khamir

23Morfologi Kapang dan Khamir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh seluk-beluk kehidupan mikroorganisme. Peranan mikroorganisme sudah sejak lama diketahui disegala aspek kehidupan manusia antara lain di pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan lain-lain. Hingga saat ini ilmu tersebut telah memberi warna wawasan dan cakrawala baru bagi kehidupan terutama dalam perkembangan bioteknologi modern yang melibatkan ilmu mikrobiologi.Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, makanan, dan bahan bahan lainnya.

Banyak kapang dan jamur ini digunakan dalam industri fermentasi, seperti pembuatan asam-asam organik, pembuatan antibiotika, pembuatan alkohol dan lain sebagainya. Beberapa kapang dan jamur yang digunakan untuk memberi rasa bagi keju yang baik, pembuatan bir, minuman anggur, peragian adonan, dan produksi antibiotika seperti penisilin.Pada umumnya bahan bahan yang berasal dari alam mudah untuk ditumbuhi jamur atau cendawan, misalnya pada buah buahan. Jamur atau cendawan tersebut biasanya akan mengakibatkan rusaknya bahan bahan tersebut. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme, maka perlu dilakukan identifiksi, dimana untuk melakukan identifikasi terlebih dahulu dilakukan pengenalan terhadap ciri ciri morfologi mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan baik secara makroskopik maupun mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi (praktikan) dapat mengetahui cara untuk mengidentifikasi morfologi kapang dan khamir yang dilakukan dengan mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung pada sampel roti.

C. Manfaat Percobaan

Manfaat percobaan ini adalah mahasiswa/mahasiswi (praktikan) mengetahui cara untuk mengidentifikasi morfologi kapang dan khamir yang dilakukan dengan mikroskopik secara langsung maupun tidak langsung pada sampel roti.D. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mengamati morfologi kapang dan khamir yang tumbuh pada sampel roti yang berjamur secara mikroskopik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit yang terdiri atas genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Berbagai spesies dari tiga genus kapang ini dapat menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk dalam berbagai intensitas infeksi. Hampir semua jenis hewan dapat diserangnya, dan penyakit ini secara ekonomis sangat penting (Adzima dkk, 2013).Pola hubungan atau asosiasi kapang dengan akar tanaman sebagai relungnya dapat bersifat mutualisme, komensalisme, saprofit, dan parasit. Kapang endofit umumnya bersimbiosis mutualisme dengan tanaman inangnya. Kapang ini memberi manfaat kepada tanaman inang antara lain berupa peningkatan laju pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan. Hubungan yang erat antar keduanya juga memungkinkan adanya transfer materi genetika di antara keduanya. Kapang endofit diketahui dapat menghasilkan enzim, antibiotic, dan metabolit sekunder termasuk senyawa anti kanker taksol. Senyawa ini dapat diisolasi dari kapang Pestaliopsis microspores yang berasosiasi dengan tanaman Taxus wallachiana. Enzim yang dihasilkan kapang endofit antara lain sellulase, esterase, peroksidase, lipase, silase, dan amilase. Silase dapat dihasilkan oleh Fusarium dan Mycelia sterila, sedangkan Fusicoccum diketahui mampu menghasilkan enzim -glukosidase (Ilyas, 2006).Tiap jenis kapang memiliki relung habitat, sifat-sifat, ciri dan karakter yang berbeda, maka kapang membutuhkan cara dan metode pengisolasian yang berbeda pula. Secara umum isolasi kapang dari habitat alaminya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu metode isolasi langsung dan tidak langsung. Metode isolasi yang digunakan akan sangat menentukan jenis kapang yang akan diperoleh. Kapang yang berhasil diisolasi dari substrat alaminya lebih lanjut membutuhkan serangkaian penanganan, pemeliharaan, dan penyimpanan untuk ditelaah lebih lanjut aktifitas maupun potensinya. Penelitian dan eksplorasi kapang lebih lanjut berguna untuk mengungkap potensi dan manfaat kapang bagi kehidupan manusia. Setiap kapang di alam memiliki peran dan potensi yang berbeda karena setiap jenis kapang memiliki keunikan sifat dan karakteristik tersendiri (Ilyas, 2007).

Khamir dikenal memiliki rentang ekologi yang cukup luas dan mampu hidup pada daerah ekstrem serta umumnya banyak ditemukan pada lingkungan yang memiliki bahan organik tinggi. Beberapa kelompok khamir yang dominan ditemukan dalam ekosistem tanah adalah genus Cryptococcus, Candida dan Debaryomyces. Menurut Kurtzman & Piskur (2006) baru sekitar 1% khamir dilakukan isolasi dan identifikasi dari total perkiraan keanekaragaman khamir di dunia. Diantara 89 genera khamir yang pernah terdaftar dalam monograf khamir sebanyak 37 genera atau 42% ditemukan di Indonesia. Penelitian tentang khamir banyak dilakukan dalam bentuk eksplorasi dari berbagai ekosistem di Indonesia. Hal ini karena diyakini jumlah khamir di alam jauh lebih tinggi dibandingkan khamir yang telah diketahui selama ini. Pengamatan morfologi merupakan dasar utama yang digunakan untuk melakukan identifikasi dan klasifikasi khamir yaitu dengan pengamatan morfologi sel pembentukan askospora, morfologi sel vegetatif, reproduksi aseksual ada tidaknya produksi miselium sejati, pseudomiselium, ciri koloni, dan cirri pertumbuhan pada media cair (Jumiyati dkk, 2012).Pada umumnya jamur merupakan tubuh buah yang dapat dimakan. Jamur adalah fungi yang mempunyai bentuk badan buah seperti paying dan pada bagian bawahnya berbilah (gills) merupakan organ reproduksi yang menghasilkan spora. Sel jamur memiliki inti sel sejati, didalam selnya tidak terdapat klorofil sehingga jamur digolongkan dalam organism heterotrof karena mampu melakukan sintesis kebutuhan hidup sendiri Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang mahluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik (Adam, 1992). Pembiakan sel secara luas digunakan untuk penelitian dan diagnosis. Berbagai media yang ada sangat menarik untuk dipakai pada penelitian. Hal ini disebebkan mudahnya memonitor respon sel pada berbagai media,yang medianya sendiri muda dimodifikasi dalam berbagai kondisi. Pada lingkup diagnostik, pembiakan sel dapat digunakan misalnya untuk menyiapkan paparan kromosom pada analisis sitogenik (Underwood, 1999).

Bila suatu konidia atau spora fungi ditanam diatas agar cawan petri, maka setelah satu atau dua hari baru terlihat sesuatu pada permukaan agar yang dapat berupa tetesan kental apabila suatu khamir atau berupa benang-benang bila bentuk tersebut adalah suatu kapang. Pemerisaan mikroskopis akan membuktikan bahwa yang tumbuh itu betul-betul suatu koloni khamir atau suatu koloni kapang (Gandjar, 2002). Cendawan bukan termasuk hewan atau tumbuhan. Cendawan adalah organisme eukariotik, memproduksi spora, tidak berklorofil, memperoleh nutrisi dengan cara absorbsi, berproduksi secara seksual dan aseksual, berstruktur somatik dalam bentuk hifa, dinding selnya terdiri dari glukan, kitin dan selulosa. Berdasarkan morfologinya cendawan dapat digolongkan menjadi jamur (mushroom) yang berukuran besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang (makroskopik), kapang (mold) dan khamir (yeast) yang tergolong berukuran mikroskopik. Kapang adalah cendawan renik yang mempunyai miselia dan massa spora yang jelas. Khamir adalah cendawan renik bersel satu dan berbiak secara bertunas (Ahmad, 2011).

Jamur merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil sehingga dalam memenuhi kebutuhan pangannya sangat bergantung dari luar, misalnya sebagai saprofit atau parasit. Jamur memiliki beberapa bentuk yang bervariasi, mulai dari bersel tunggal (ragi tape), bentuk serat atau miselia (jamur oncom/tempe), bentuk tubuh buah (jamur merang, shitake, lingzhi, atau champignon), bentuk bilah, bunga karang, payung (jamur tiram), serta bentuk bergelambit tidak beraturan (jamur kuping) (Sunarmi, 2010).

Beberapa jamur yang penting dari segi klinis tidak dapat tumbuh pada suhu 35 sampai 37C atau memerlukan waktu lebih dari 72 jam untuk membentuk koloni yang dapat dilihat. Secara umum, biakan jamur harus diinokulasikan ke suatu medium yang tidak mengandung bahan antimikroba (misal agar dekstrosa Sabouraud); suatu medium yang mengandung hanya bahan antimikroba (misal agar kapang inhibitorik); dan suatu medium yang mengandung darah, obat antimikroba dan obat antijamur sikloheksimid (Sacher, 2002).Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil, yang tidak tampak oleh mata telanjang ,seperti virus, bakteri, jaringan tanaman, seldan lain-lain, sehigga tampakjelas. Cara pengamatan menggunakan mikroskop adalah dengan menempatkan benda yang diamati (preparat) di bawah lensa obyektif. Pengamatan benda dapat diamati melalui lensa okuler. Untuk mendapat pengamatan yang jelas dapat menaikturunkan lensa obyektif dengan memutar tombol pengatur sehingga didapat hasil yang jelas (syaifudin dkk, 2014).

A. Uraian Bahan

1. Etanol (Ditjen POM, 1979, Hal. 65)

Nama resmi: Aethanolum

Sinonim: Alkohol

RM / BM: C2H6O/46,07

Pemerian: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan: Sebagai antipiretik

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

2. Methylene Blue (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : 554).

Nama resmi: Biru metilen

Sinonim: Methylene BlueRM / BM : C16H18CIN3S / 319,85

Pemerian: hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti perunggu, tidak berbau atau praktis tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air dan dalam etanol berwarna biru tua

Kelarutan: larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam etanol

Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik3. Asam tartrat (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : 53).

Nama resmi: Asam tartrat

Sinonim : Acidum tartaricum

RM / BM: C4H6O6 / 150,09

Pemerian: hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di udara

Kelarutan: sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol

Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik

BAB IIIMETODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu:

a. Autoklaf

b. Batang V

c. Cawan petri

d. Dek gelas

e. Kaca objek

f. Kertas saring

g. Mikroskop

h. Ose lurus

i. Pipet tetes

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

a. Aquadesb. Asam tartatc. Kapas

d. Kertas saringe. Medium PDA

f. Metilen blue

g. Roti HolandB. Cara Kerja

1. Penyiapan bahan praktikum

a. Disiapkan semua alat

b. Cawan petri dibungkus dengan kertas

c. Disterilkan di dalam oven.

2. Pengamatan koloni jamur

a. Mikroskopis secara langsung

Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti fresh house.

Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.

Diberikan 1 tetes metilen blue.

Ditutup dengan menggunakan dek gelas.

Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor, spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan rhizoid dimulai dengan pembesaran terkecil.b. Mikroskopis secara tidak langsung (slide culture)

Dibuat susunan batang v, objek gelas, dek gelas dan kertas saring pada wadah cawan porselin.

Disterilisai.

Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti fresh house.

Diletakkan perlahan pada objek gelas,

Ditambahakan 1 tetes campuran medium PDA dan asam tatrat pada preparat.

Preparat ditutup dengan dek gelas.

Cawan petri ditutup.

Dibungkus dengan kertas Diinkubasi selama pada suhu kamar.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN1. Pengamatan Mikroskopik

a. Secara langsungNOGAMBARKETERANGAN

6

7

8

BAB V

PEMBAHASAN

Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi.Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold) dan khamir(yeast).Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tidak berfilamen.Kapang merupakan fungi yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari jenis kapang. Sifat sifat kapang baik penampakan mikroskopis ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.Fungi dapat berkembang biak baik secara seksual maupun aseksual.Perkembangbiakan secara seksual terjadi ketika hifa dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda bersentuhan, kemudian melebur membentuk zigot. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara membelah diri atau terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan spora haploid. Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi yang membentuk lapisan jaringan miselium dan spora yang tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang makroskopis.Misselium terdiri dari filamen tubular yang tumbuh yaitu hifa. Antara satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel, bahkan terkadang nucleus, untuk lewat.Beberapa hifa bersifat coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki septa. Hifa dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif (untuk berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi), rhizoid (untuk menempel ke inang atau substrat), bahkan pada spesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi).Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan secara mikroskopis. Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengamatan mikroskopis secara langsung dilakukan dengan cara mengamati dibawah mikroskop biakan jamur yang tumbuh pada sampel yang telah ditetesi metilen blue sedangkan pengamatan mikroskopis secara tidak langsung dilakukan dengan cara sampel jamur yang tumbuh pada roti diambil sedikit kemudian diletakkan pada gelas objek yang telah disterilkan bersama dengan cawan petri sebagai wadahnya. Kemudian diteteskan dengan larutan PDA (potatoes dekstrose agar) yang telah ditambahkan asam tartrat dan ditutup dengan deck gelas. Penambahan asam tartrat bertujuan untuk memberikan suasana asam karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam. Setelah itu disimpan di dalam enkas.Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada pengujian mikroskopis secara langsung terlihat spora, sporangium dan hifa pasa sampel jamur roti.BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jamur roti memiliki morfologi, spora, stolon, sporangium, dan rizoid.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan yaitu agar praktikan lebih berhati-hati dalam penggunaan alat dan bahan praktikum dan lebih menjaga ketenangannya selama proses praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKAAdam, Syamsunir. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat. Jakarta: EGC.Ahmad R.Z., 2011, Pemanfaatan Cendawan Dan Produknya Untuk Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Wartazoa.Vol 21(2).

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Gandjar, Indrawati. 2002. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Erlangga.Sacher, Ronald A., dan Richard A. McPerson, 2002, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sunarmi, Yohana Ipuk, dan Cahyo Saparinto, 2010, Usaha 6 Jenis Jamur Skala Rumah Tangga, Penebar Swadaya, Depok. Syaifudin. Endang Dian Setyoningsing, 2014, Perancangan Sistem Pencahayaan Dan Kamera Pada Mikroskop Manual, Vol.9(2).Underwood, J. C. E. 1999. Patologi. Jakarta: EGC.1

2

3

4

5

RIDHO FAJRIYAH JAMRI

SERLYANA BR. TAMBUNAN

O1A114040