LAPORAN KASUS TREDMILL STRESS TEST ECG PADA PENDERITA NYERI DADA.docx

43
BAB I I. LATAR BELAKANG Dewasa ini Penyakit Jantung Koroner / Coronnary Artery Disease (PJK / CAD) merupakan salah satu penyakit jantung yang sangat penting, karena penyakit ini diderita oleh jutaan orang dan merupakan penyebab kematian di beberapa negara termasuk ndonesia! "ebagai gambaran, di Amerika "eri dilaporkan jumah penderita PJK ( infark miokard akut ) baru adalah #,$ juta per tahun (satu penderita tiap %& detik)! PJK juga merupakan penyebab disabi kerugian ekonomis yang tertinggi dibanding penyakit lain! Diperki yang dibelanjakan tiap tahunnya untuk perawatan PJK di Amerika "erikat a sebesar #' milyar " (sekitar '% triliun rupiah)! Di indonesia, belum a data yang jelas, tetapi menurut "ur+ey umah -angga Dep!Kes! t dilaporkan bahwa PJK merupakan penyebab kematian nomer satu! "ampai saat penyebab yang pasti dari PJK tidak jelas, aktor risiko diduga sangat b terhadap timbulnya PJK! -ingginya pre+alensi penyakit jantung (khususny penyakit jantung koroner) diakibatkan oleh sejumlah aktor yang denan pola hidup dan prilaku masyarakat yang 0enderung mengalami pergese misalnya merokok,minum alkohol, makan makanan berlemak, stress dan kurangnya akti+itas isik! (Umar.F;2011) -imbulnya PJK didasari oleh proses aterosklerosis yang bersi at progresi yang mana proses tersebut telah dimulai sejak masa k menjadi nyata pada dekade 1*'! (Boedi Soesetyo Juono;200!). -es latihan kardio+askular dengan rekaman 2K3 telah ditetapkan seba salah satu 0ara penting dalam diagnosis dan prognosis penyakit kardio+as terutama penyakitjantung koroner(PJK)!4eil dan "eigelpertama sekali menyatakan pentingnya tes latihan kardio+askular ini pada tahun #.%5! 6e melaporkan adanya perubahan "- dan - setelah dilakukan latihan pada tiga pasien dengan angina pektoris stabil! Pada tahun berikutnya 6ater dan 7ppenheimer memperkenalkan protokol latihan standar untuk menilai kapasi ungsi dan respon hemodinamik! "elanjutnya dilakukan penelitian mengenai

Transcript of LAPORAN KASUS TREDMILL STRESS TEST ECG PADA PENDERITA NYERI DADA.docx

BAB I

I. LATAR BELAKANG Dewasa ini Penyakit Jantung Koroner /Coronnary Artery Disease(PJK / CAD) merupakan salah satu penyakit jantung yang sangat penting, karena penyakit ini diderita oleh jutaan orang dan merupakan penyebab kematian utama di beberapa negara termasukIndonesia.Sebagai gambaran, di Amerika Serikat dilaporkan jumah penderita PJK (infark miokard akut) baru adalah 1,5 juta per tahun (satu penderita tiap 20 detik). PJK juga merupakan penyebab disabilitas dan kerugian ekonomis yang tertinggi dibanding penyakit lain. Diperkirakan dana yang dibelanjakan tiap tahunnya untuk perawatan PJK di Amerika Serikat adalah sebesar 14 milyar US$ (sekitar 42 triliun rupiah). Di indonesia, belum ada data-data yang jelas, tetapi menurut Survey Rumah Tangga Dep.Kes. tahun 1992 dilaporkan bahwa PJK merupakan penyebab kematian nomer satu. Sampai saat ini penyebab yang pasti dari PJK tidak jelas, faktor risiko diduga sangat berpengaruh terhadap timbulnya PJK. Tingginya prevalensi penyakit jantung (khususnya penyakit jantung koroner) diakibatkan oleh sejumlah faktor yang berhubungan denan pola hidup dan prilaku masyarakat yang cenderung mengalami pergeseran misalnya merokok, minum alkohol, makan makanan berlemak, stress dan kurangnya aktivitas fisik. (Umar.F;2011) Timbulnya PJK didasari oleh prosesaterosklerosisyang bersifat progresif yang mana proses tersebut telah dimulai sejak masa kanak-kanakdan menjadi nyata pada dekade 3-4. (Boedi Soesetyo Juwono;2003).Tes latihan kardiovaskular dengan rekaman EKG telah ditetapkan sebagai salah satu cara penting dalam diagnosis dan prognosis penyakit kardiovaskular, terutama penyakitjantung koroner (PJK). Feil dan Seigel pertama sekali menyatakan pentingnya tes latihan kardiovaskular ini pada tahun 1928. Mereka melaporkan adanya perubahan ST dan T setelah dilakukan latihan pada tiga orang pasien dengan angina pektoris stabil. Pada tahun berikutnya Mater dan Oppenheimer memperkenalkan protokol latihan standar untuk menilai kapasitas fungsi dan respon hemodinamik. Selanjutnya dilakukan penelitian mengenai penyebab perubahan ST, perbaikan protokol latihan, penentuan diagnostik dan prognostik latihan pada praktek klinis dan semuanya berkembang sejak tahun 1929. Setelah ditetapkannya angiografi koroner sebagai alat diagnostik, nilai diagnostic latihan menyebabkan depresi segmen ST mulai menunjukkan kelemahan. Dalam tulisan ini selanjutnya akan dibahas mengenai exercise stress tradmill testing dan akan disingkat dengan EST dalam teknik pelaksanaan dan interpretasinya. (Sipayung, Elisabet. 2011)

BAB II

II. KASUSPasien laki-laki umur 66 tahun datang ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo dengan keluhan nyeri dada bagian bawah sejak 3 hari yang lalu. Nyeri seperti ada tekanan dari perut bagian atas dan terasa tidak enak di dada. Dirasakan memberat saat pasien beraktifitas seperti jalan kaki jauh. Berkurang saat pasien beristirahat kurang lebih 15 menit. Nyeri tidak menjalar. Selain itu, pasien juga mengeluh badan terasa lemas. Lemas dirasakan pasien sejak 3 hari lalu, lemas memberat saat pasien merasa penuh pada dada saat beraktifitas, dan lemas berkurang saat pasien beristirahat. BAK dan BAB berwarna kekuningan dan tidak ada gangguan. Makan dan minum juga dalam batas normal. Pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya kurang lebih 7 bulan yang lalu. Dan dirawat dirumah sakit 1 minggu. Ada riwayat Diabetes Mellitus (DM). Pasien mengatakan riwayat diabetes sejak 8 tahun yang lalu dan rutin kontrol. Pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi. Ibu pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus (DM), tidak ada hipertensi. Sehari-hari pasien olah raga tiap pagi dan setelah itu diam dirumah. Tidak pernah minum jamu pegal linu dan suplemen penguat. Riwayat perokok berat 3 bungkus sehari sudah lama kemudian berhenti sejak sakit 7 bulan yang lalu. Pasien dulu sering minum kopi kemudian sekarang sudah berhenti. Pasien telah mengonsumsi obat diabetes sejak 8 tahun lalu sampai sekarang. Konsumsi obat jantung sejak 7 bulan lalu sampai sekarang. Tidak ada alergi obat. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran composmentis dan GCS 456. Tanda-tanda vital sebagai berikut : Tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 70x/ menit , RR 18x/menit, dan temperature 36 C. Status gizi pasien sedang dengan BB 63kg. Pemeriksaan kepala tidka didapatkan anemis, tidak ada ikterus, tidak ada cyanosis, dan tidak ada dyspneu. Pada leher JPV tidak meningkat, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran KGB, dan juga tidak ada deviasi trakea. Pada pemeriksaan thorax tampak payudara simetris. Pada paru, inspeksinya didapatkan pergerakan nafas simetris, tidak ada retraksi ics dan tidak ada jejas. Pada palpasi thorax tampak simetris dan fremitus raba teraba normal. Pada perkusinya didapatkan sonor kanan kiri. Dan pada auskultasinya didapatkan suara nafas vesikuler pada semua lapang paru dan tidka ditemukan rhonki maupun wheezing. Pada pemeriksaan jantung, inspeksinya iktus cordis tidak tampak. Pada palpasi juga iktus cordis tidka teraba. Untuk perkusinya batas jantung kiri ICS V MCLS, batas jantung kanan ICS V parasternal dextra. Di auskultasinya didapatkan S1/ S2 tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-). Pada pemeriksaan abdomen pada inspeksinya tidak didapatkan distended, pelebaran vena kolateral tidak ada, asites tidak ada, dan spider nevy tidak ada. Auskultaisnya ditemukan bising usus (+) normal. Pada perkusinya tidak ada meteorismus dan pemeriksaan shifting dullnes tidak ada asites. Pada palpasi region abdomen tidak ditemukan nyeri tekan pada Sembilan region abdomen, hepar dan lien tak teraba, dan tidak ada pembesaran ginjal. Pada extremitas atas dan bawah didapatkan CRT (Capillary Refill Time)