Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

34
BAB II KELUARGA BINAAN A. Pengenalan Keluarga Binaan Keluarga binaan merupakan salah satu syarat menjalani kepaniteraan klinik rotasi II di Puskesmas Lubak Buaya. Keluarga Ny. hasnah merupakan keluarga yang kami pilih untuk dijadikan keluarga binaan.Ny. hasnah datang ke Posyandu lansia yang diadakan di komplek perumahan tempat pasien tinggal, kemudian pasien disarankan datang ke Klinik Lansia PuskesmasLubuk Buaya pada tanggal 4Februari 2015 dan telah pasien diagnosissebagaihipertensi grade I. Karena merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita dan juga merupakan penyakit yang salah satunya akibat ketidak teraturan gaya hidup, penulis memilih keluarga Ny. Hasnah untuk dijadikan keluarga binaan.Dalam melakukan pembinaan keluarga Ny. Hasnah, penulis melakukan kunjungan rumah, mengevaluasipermasalahan keluarga secara holistik, berdiskusi dengan pasien, dan memberikan edukasi pemecahan masalah keluarga tersebut. 1. Identitas Pasien a. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Ny. Hasnah / Perempuan / 50 tahun b. Pekerjaan/ Pendidikan : Ibu Rumah Tangga / Tidak tamat SD (kelas 3 SD) 49

Transcript of Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Page 1: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

BAB II

KELUARGA BINAAN

A. Pengenalan Keluarga Binaan

Keluarga binaan merupakan salah satu syarat menjalani kepaniteraan

klinik rotasi II di Puskesmas Lubak Buaya. Keluarga Ny. hasnah merupakan

keluarga yang kami pilih untuk dijadikan keluarga binaan.Ny. hasnah datang ke

Posyandu lansia yang diadakan di komplek perumahan tempat pasien tinggal,

kemudian pasien disarankan datang ke Klinik Lansia PuskesmasLubuk Buaya

pada tanggal 4Februari 2015 dan telah pasien diagnosissebagaihipertensi grade I.

Karena merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita dan juga

merupakan penyakit yang salah satunya akibat ketidak teraturan gaya hidup,

penulis memilih keluarga Ny. Hasnah untuk dijadikan keluarga binaan.Dalam

melakukan pembinaan keluarga Ny. Hasnah, penulis melakukan kunjungan

rumah, mengevaluasipermasalahan keluarga secara holistik, berdiskusi dengan

pasien, dan memberikan edukasi pemecahan masalah keluarga tersebut.

1. Identitas Pasien

a. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Ny. Hasnah / Perempuan / 50 tahun

b. Pekerjaan/ Pendidikan : Ibu Rumah Tangga / Tidak tamat SD

(kelas 3 SD)

c. Alamat : Komp. Rahaka Blok R No.3

d. MR : -

2. Identitas Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

1. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Bahari / Laki-laki / 60 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Pedagang pakaian anak-anak / Tamat

SMA

Hubungan dengan Pasien : Suami

2. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Ny. Nur fadhila / perempuan / 32 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Ibu rumah tangga /Tamat S1

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

3. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.Beni Bahar / laki-laki / 31 tahun

49

Page 2: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Pekerjaan/ Pendidikan : pedagang buah /kelas 2 SMP

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

4. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Febrianto / laki-laki / 30 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : agen barang harian /Tamat SMP

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

5. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Yusneli / perempuan / 27 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Buruh /Tamat SMA

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

6. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Rita Oktavia / perempuan / 23 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Mahasiswa / S1

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

7. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.fadhil / laki-laki / 13 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Pelajar /SMP kelas 1

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

3. Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Menikah, satu kali

b. Jumlah Anak : 6 orang. 3 di antaranya sudah menikah, dan

hanya 2 orang yang tinggal serumah dengan

pasien

c. Status Ekonomi Keluarga : Pasien tinggal bersama suami dan 2anak

bungsunya yang belum menikah.

Penghasilan suami pasien dari berdagang

pakaian anak-anak Rp. 1.000.000,- per

50

Bahari (60) Hasnah(50) (68)

Fadil (13)Rita (33)Yusneli(27)Febrianto (30)Beni B (31)Nur Fadila (32)

Page 3: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

bulan. Dan kadang mendapat bantuan dari

anak-anak yang sudah menikahPendapatan

tersebut dirasakan mencukupi kebutuhan

dasar sehari-hari.

d. KB : ada

e. Kondisi Rumah :

Rumah permanen satu lantai, berukuran 10 x 8 m2, terdiri dari ruang

tamu, 2 kamar tidur, 1 buah ruang tengah, 1 buah kamar mandi, 1

buah dapur dan 1 buah WC duduk. Rumah ini dihuni 4 orang anggota

keluarga.

Ventilasi dan pencahayaan kurang. Pasien jarang membuka jendela

kamar rumahnya namun pintu depan selalu terbuka. Ventilasi rumah

tidak memakai kawat nyamuk. Penerangan rumah dengan listrik

cukup.

Lantai semen dialasi dengan terpal, disapu setiap hari, dipel 2 kali

seminggu. Barang rumah tangga tersusun kurang rapi dan banyak

yang berdebu.

Sumber air bersih: PDAM. Sumber air minum dari air PDAM.

Septic tank ada, berjarak 5 meter dari rumah. Limbah rumah tangga

disalurkan ke selokan di depan rumah.

Sampah dikumpulkan di depan rumah dan diangkut petugas pada

pagi hari.

Pekarangan ada, namun tidak cukup luas. Pasien menjemur pakaian

di pekarangannya ini.

Kesan: higiene dan sanitasi lingkungan kurang.

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

Keluarga pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Jarak

rumah pasien dengan rumah sewanya sangat berdekatan, ± 2-3 meter.

Akses ke rumah pasien dengan sepeda motor. Jarak rumah ke jalan

raya ± 500 meter. Jarak rumah ke puskesmas ± 1 km.

Kerukunan antar tetangga berjalan cukup baik.

4. Aspek Psikologis di Keluarga

51

Page 4: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

3 anak pasien pertama yang telah berkeluarga bermukim di Kalimantan

dan dipadang. Baik anak, menantu, maupun cucu pasien sering

berkunjung ke rumah pasien, namun pasien mendapat perhatian yang

cukup dari anak-anaknya walaupun berada di luar kota.

Pasien tidur sekamar dengan suaminya.Hubungan pasien dengan suami

dan anak bungsunya baik namun pasien hanya bertemu dengan suami

sepulang kerja pada malam hari.

Faktor stres dalam keluarga tidak ada.

B. Identifikasi Masalah Pasien

1. Keluhan Utama

Rasa berat di belakang leher dan kepala sejak 3 bulan yang lalu.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Rasa berat di belakang leher dan kepala sejak 3 hari yang lalu. Hilang

timbul, namun tidak disertai mual atau muntah, serta berkurang setelah

istirahat dan minum obat penghilang nyeri yang dibeli dari warung.

Pandangan kedua mata kabur ada, pandangan terhalang tidak ada.

Sering merasa lelah ada, mudah cemas dan emosian tidak ada.

Nyeri dada sebelah kiri tidak ada.

Sesak nafas tidak ada.

Sembab pada kedua tungkai tidak ada.

Nyeri sebelum, pada saat, dan setelah berkemih tidak ada. Nyeri

pinggang menetap tidak ada.

Kelemahan anggota gerak tidak ada.

Bicara pelo tidak ada.

Pasien jarang melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, jogging, dan

senam. Bila hendak bepergian, pasien menggunakan sepeda motor.

Pasien suka makan makanan bersantan seperti gulai dan rendang. Dalam

seminggu, makanan bersantan hampir disantap setiap hari. Pasien juga

suka memasak lauk dengan cara digoreng, kadang menggunakan minyak

jelantah 1 atau 2 kali pakai. Pasien suka memakan daging sapi dan

daging ayam, namun jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien

52

Page 5: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan dalam 1 minggu sekitar 1-

2 kali. Pasien tidak minum susu berkalsium.

Pasien memasak menggunakan garam beryodium dengan takaran

mencapai 3-4 sendok setiap hari. Pasien sudah mencoba mengurangi

konsumsi garamnya dari yang semula mencapai 5 sendok makan setiap

hari.

Kebiasaan minum kopi tidak ada, merokok tidak ada, minum alkohol

tidak ada, minum obat-obatan lainnya tidak ada.

Pasien tidur sekitar 6-7 jam sehari, pasien mengeluhkan susah untuk tidur

pada malam hari sejak 10 tahun yang lalu sehingga pasien sering tidur

pada siang hari. Pasien pernah berobat ke poli jiwa dan mendapatkan

obat penenang namun keluhan tidak berkurang.

Faktor stres ada. Suami pasien menjual pakaian anak di pasar raya,

namun sejak gempa pada tahun 2009, pendapatan suami menurun karena

pembeli yang sedikit. Pendapatan saat ini dirasakan oleh pasien hanya

cukup untuk makan sehari-hari. Anak keempat pasien kuliah di salah satu

universitas negeri di Padang, dan uang keperluan kuliah dibantu oleh

ketiga anak yang sudah bekerja.

BAK jumlah dan warna biasa.

BAB jumlah dan konsistensi biasa.

3. Riwayat Penyakit Dahulu / Keluarga

Riwayat sering lapar, sering haus, dan sering berkemih tidak ada. Pasien

memeriksakan gula darah terakhir 1 bulan yang lalu dengan hasil normal.

Ibu pasien menderita penyakit darah tinggi dan mendapatkan obat teratur

dari puskesmas sampai saat ini.

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 140/90 mmHg (dua kali pengukuran, dua

ekstremitas, posisi berbaring)

53

Page 6: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Nadi : 76x/ menit

Nafas : 18x/menit

Suhu : 36,9oC

BB : 76 kg

TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II

Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2

Kulit : turgor kulit baik

Kepala : normosefal, uban rambut (+)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB

Thoraks

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : fremitus normal kiri = kanan

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS

RIC V,batas jantung kanan LSD, batas

atas RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

Genitalia : tidak diperiksa

Anus : tidak diperiksa

Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik

motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi

54

Page 7: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

5 5 5 5 5 5

sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik

reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -

++ ++ - -

5. Pemeriksaan Anjuran

Pemeriksaan kimia klinik (GDS, total kolesterol)

GDS : 180 mg/dl

Total kolesterol : 380 mg/dl

Asam urat : 9,7 mg/dl

Pemeriksaan EKG (alat tidak tersedia)

6. Diagnosis Kerja

Hipertensi esensial grade I

7. Diagnosis Banding

Tidak ada.

8. Manajemen

a. Preventif

Menganjurkan kepada pasien untuk mengubah pola hidup di

antaranya:

Mengurangi porsi makanan bersantan, sedikit demi sedikit.

Makanan bersantan akan meningkatkan kolesterol darah yang

merusak pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah naik.

Mengurangi porsi garam, cukup satu ujung jari paling banyak

garam dalam sehari. Menghindari konsumsi makan yang banyak

mengandung garam terutama ikan asin, makanan berkuah yang

banyak garam, dan makanan cemilan seperti keripik singkong

yang banyak menggunakan garam sebagai bumbu penyedap.

Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau terutama

mentimun dan daun seledri yang dapat menurunkan tekanan darah

pada hipertensi. Konsumsi buah dan sayuran hijau sebaiknya ada

setiap hari.

Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan merokok.

55

Page 8: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat

ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus

menghindari perasaan mudah khawatirnya.

Istirahat yang cukup 8 jam sehari.

Lakukan olah raga seperti jalan santai, bersepeda, senam secara

teratur minimal 4 kali seminggu sampai berkeringat minimal

selama 30 menit setiap kalinya.

Menganjurkan kepada pasien untuk patuh dalam pengobatan.

Kontrol tekanan darah teratur minimal 2 minggu sekali ke

puskesmas.Penyakit hipertensi harus dikontrol sepanjang usia

pasien.

Datang berobat ke puskesmas 1 hari sebelum obat antihipertensi

habis.

b. Promotif

Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertensi merupakan suatu

penyakit peningkatan tekanan darah yang sifatnya menahun dan

berlangsung sepanjang usia pasien. Tekanan darah normal pada saat

istirahat berkisar di bawah 120/80 mmHg, namun pada keadaan di

bawah 140/90 mmHg dianggap masih normal. Hipertensi yang

dialami pasien adalah hipertensi primer yaitu tidak ada penyakit lain

yang mendasari.

Hipertensi tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol agar

mencapai tekanan darah normal. Hipertensi bila tidak terkontrol akan

menimbulkan penyakit lainnya seperti kelainan pembuluh darah

jantung (gagal jantung), pembuluh darah otak (stroke), pembuluh

darah ginjal (gagal ginjal), pembuluh darah mata (pandangan kabur),

dan lain-lain.

Cara terbaik mengontrol tekanan darah adalah dengan memperbaiki

pola hidup. Pola makan yang baik untuk pasien adalah makanan

dengan kandungan garam dalam jumlah sedikit, tidak bersantan atau

berkuah asin, tidak diawetkan (ikan asin, sarden) atau mengandung

bahan pengawet (mie instan), porsi rendah karbohidrat (nasi 1 sendok

56

Page 9: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

takar tiap kali makan, 3 kali sehari, dapat diganti roti, gandum, ubi,

atau kentang), tinggi protein (ikan, putih telur, tempe, tahu), sayuran

hijau, serta buah-buahan. Olahraga secara teratur, hindari stres, dan

istirahat yang cukup.

Pengobatan penyakit hipertensi membutuhkan dukungan seluruh

keluarga. Hendaknya setiap anggota keluarga memahami penyakit

hipertensi dan memberi dukungan penuh terhadap pengobatan pasien

dengan membantu pasien menghindari pola hidup yang salah yang

dapat memperburuk hipertensi. Pengobatan harus berlanjut seumur

hidup, pasien harus dating kembali 1 hari sebelum obatnya habis.

Bakat hipertensi pasien ini dapat diturunkan pada anak-anaknya,

terlebih suami pasien juga menderita hipertensi. Sebaiknya

dianjurkan kepada anak-anak pasien dengan usia di atas 35 tahun

untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin ke tempat pelayanan

kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat.

c. Kuratif

Amlodipin tablet 5 mg diminum 1 kali 1 tablet sehari sesudah makan.

Alopurinol tablet 100 mg diminum 1 kali 1 tablet.

Vitamin B complex tablet 50 mg diminum 1kali sehari sebelum atau

sesudah makan

d. Rehabilitatif

Kontrol kembali 15 hari lagi (1 hari sebelum obat antihipertensi habis).

Dinas Kesehatan Kota Padang

Puskesmas Padang Pasir

dr. Revi Naldi

dr. Tiara Dwi Pratiwi

Padang, 4 Februari 2015

57

Page 10: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

R/ Amlodipin tab 5 mg No. XV

s 1 dd tab 1 pc

R/ vitamin B complex tab 50 mg No. XV

s 1 dd tab I

R/ Allopurinol tab 100 mg No. XV

S 1 dd tab 1

Pro : Ny. Hasna

Umur : 50 tahun

Alamat : Komplek Rahaka Blok R No.3, Lubuk Buaya

C. Identifikasi Masalah Keluarga

Identifikasi permasalahan pada keluarga Ny. Hasna ditelusuri

berdasarkan beberapa faktor sebagai berikut:

58

ɕ

ɕ

ɕ

Page 11: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

1. Kesehatan Individu

Permasalahan kesehatan pada Ny. Hasna adalah hipertensi.

Kesehatan individu pada anggota keluarga lainnyadilakukan dengan

anamnesis dan pemeriksaan fisik pada saat melakukan kunjungan rumah

pertama pada tanggal 7 Februari 2015. Berikut status kesehatan individu

yang ditemukan pada keluarga Ny. Hasna:

a. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Bahari / Laki-laki / 60 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Pedagang pakaian anak / Tamat SMA

Hubungan dengan Pasien : Suami

Keluhan saat ini : tidak ada

b. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Rita Oktavia / perempuan / 23 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Mahasiswa / S1

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

Aktivitas kurang, keadaan gizi overweight

c. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.fadhil / laki-laki / 13 tahun

Pekerjaan/ Pendidikan : Pelajar /SMP kelas 1

Hubungan dengan Pasien : Anak kandung

Aktivitas cukup, gizi baik

2. Kebiasaan Hidup Sehat

Berikut adalah beberapa permasalahan pokok yang kami temukan

pada keluarga Ny. Hasna berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat:

Kebiasaan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masih kurang.

Kebiasaan makan makanan bergizi seimbang masih kurang. Keluarga

cenderung makan makanan bersantan dan berminyak, tinggi garam,

jarang makan sayur dan buah-buahan.

Kebiasaan kontrol ke tenaga kesahatan kurang.

Kebiasaan menjalankan pola hidup sehat masih kurang.

Aktivitas seperti olahraga kurang.

59

Page 12: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

3. Permasalahan Sosial dan Ekonomi

Penghasilan suami pasien dari berdagang pakaian anak-anak Rp.

1.000.000,- per bulan. Dan kadang mendapat bantuan dari anak-anak yang

sudah menikahPendapatan tersebut dirasakan mencukupi kebutuhan dasar

sehari-hari.

4. Permasalahan Psikologis

Keluarga pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Akses ke

rumah pasien dengan sepeda motor. Jarak jumah ke jalan raya ± 500

meter. Jarak rumah ke puskesmas ± 1 km. Kerukunan antar tetangga

berjalan cukup baik.

Ketiga anak pasien yang telah berkeluarga bermukim di Kalimantan,

Padang dan Batam. Baik anak, menantu, maupun cucu pasien sering

berkunjung ke rumah pasien, pasien mendapat perhatian yang cukup dari

anak-anaknya walaupun berada di luar kota.

Pasien tidur sekamar dengan suaminya. Hubungan pasien dengan suami

dan kedua anaknya baik.

Faktor stres dalam keluarga ada. Suami pasien menjual pakaian anak di

pasar raya, namun sejak gempa pada tahun 2009, pendapatan suami

menurun karena pembeli yang sedikit. Pendapatan saat ini dirasakan oleh

pasien hanya cukup untuk makan sehari-hari. Anak keempat pasien

kuliah di salah satu universitas negeri di Padang, dan uang keperluan

kuliah dibantu oleh ketiga anak yang sudah bekerja.

D. Analisis Masalah Keluarga

Berdasarkan identifikasi masalah, ditetapkan masalah keuarga Ny. Hasna

sebagai berikut:

1. Ny. Hasna menderita hipertensi. Anaknya, Nn. Rita berisiko tinggi untuk

menderita hipertensi.

2. Ny. Hasna kurang patuh terhadap jadwal pengobatan dan belum menerapkan

pola hidup sehat.

2. Lingkungan rumah kurang bersih dan tertata rapi.

60

Page 13: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

3. Ny. Hasna memiliki faktor stres psikologis berupa beban pikiran.

E. Pemecahan Masalah Keluarga

Setelah mengetahui pasti permasalahan yang ada pada keluarga ini, penulis

berdiskusi tentang cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh keluarga ini

berdasarkan tinjauan kepustakaan. Adapun solusi rekomendasi solusi sesuai

dengan masalah kesehatan keluarga melalui pendekatan komprehensif dan

holistic yangdidapatdan disampaikan kepada keluarga Ny. Hasna pada saat

kunjungan rumah berikutnya pada tanggal 14 Februari 2015 sebagai berikut:

1. Ny. Hasna / Perempuan / 50 tahun / Hipertensi esensial grade I.

Sesuai dengan manajemen yang telah disampaikan di puskesmas dan

pada kunjungan rumah pertama.

Ditekankan untuk kembali kontrol 1 hari sebelum obat antihipertensi

habis.

2. Nn. Rita / perempuan / 23 tahun / overweight

Lakukan olah raga seperti jalan santai, bersepeda, senam secara teratur

minimal 4 kali seminggu sampai berkeringat minimal selama 30 menit

setiap kalinya.

Bakat hipertensi Ny.Hasna dapat diturunkan pada anak-anaknya.

Sebaiknya dianjurkan kepada Nn. Rita pada usia di atas 35 tahun untuk

memeriksakan tekanan darah secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan

dan menerapkan pola hidup sehat.

F. Follow Up

1. Kunjungan Rumah Pertama

Kunjungan dilakukan tanggal 7 Februari 2015 (3 hari setelah berobat

ke puskesmas)

Riwayat Penyakit Sekarang:

61

Page 14: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Rasa berat di tengkuk masih ada, namun telah berkurang.

Pasien memulai makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1

sendok sayuran hijau.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 78x/ menit

Nafas : 17x/menit

Suhu : 36,8oC

BB : 76 kg

TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II

Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2

Kulit : turgor kulit baik

Kepala : normosefal, uban rambut (+)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB

Thoraks

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : fremitus normal kiri = kanan

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS

RIC V,batas jantung kanan LSD, batas

atas RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

62

Page 15: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

Genitalia : tidak diperiksa

Anus : tidak diperiksa

Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik

motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi

5 5 5 5 5 5

sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik

reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -

++ ++ - -

Diagnosis Kerja:

Hipertensi esensial grade I

Manajemen:

Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan

mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;

meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau; menghindari konsumsi

alkohol, kopi, dan merokok.

Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat

ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari

perasaan mudah khawatirnya.

Istirahat yang cukup 8 jam sehari.

Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali

seminggu sampai berkeringat selama 30 menit setiap kalinya.

2. Kunjungan Rumah Kedua

Kunjungan dilakukan tanggal 14 Februari 2015

Riwayat Penyakit Sekarang:

Rasa berat di tengkuk tidak ada.

Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1

sendok sayuran hijau dan sudah memulai aktivitas fisik berjalan sore

63

Page 16: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

selama 30 menit sebanyak 4 kali dalam seminggu. Pasien berjalan kaki di

sekitar komplek rumah

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Nafas : 18x/menit

Suhu : 36,8oC

BB : 76 kg

TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II

Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2

Kulit : turgor kulit baik

Kepala : normosefal, uban rambut (+)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB

Thoraks

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : fremitus normal kiri = kanan

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS

RIC V,batas jantung kanan LSD, batas

atas RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

64

Page 17: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

Genitalia : tidak diperiksa

Anus : tidak diperiksa

Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik

motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi

5 5 5 5 5 5

sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik

reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -

++ ++ - -

Diagnosis Kerja:

Hipertensi esensial grade I

Manajemen:

Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan

mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;

meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau; menghindari konsumsi

alkohol, kopi, dan merokok.

Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat

ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari

perasaan mudah khawatirnya.

Istirahat yang cukup 8 jam sehari.

Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali

seminggu sampai berkeringat selama 30 menit setiap kalinya.

Kontrol kembali ke puskesmas tanggal 18 Februari 2015 untuk

mengambil obat.

3. Kunjungan Rumah Ketiga

Kunjungan dilakukan tanggal 21 Februari 2015

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1

sendok sayuran hijau, pernah 1 hari makan dengan gulai.

65

Page 18: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Pasien telat 3 hari kontrol ke puskesmas karena hari hujan lebat.

Pasien sudah rajin berjalan kaki setiap pagi hari selama 20-30 menit.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 76x/ menit

Nafas : 16x/menit

Suhu : 36,7oC

BB : 76 kg

TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II

Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2

Kulit : turgor kulit baik

Kepala : normosefal, uban rambut (+)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB

Thoraks

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : fremitus normal kiri = kanan

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS

RIC V,batas jantung kanan LSD, batas

atas RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

66

Page 19: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

Genitalia : tidak diperiksa

Anus : tidak diperiksa

Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik

motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi

5 5 5 5 5 5

sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik

reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -

++ ++ - -

Diagnosis Kerja:

Hipertensi esensial grade I

Manajemen:

Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan

mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;

meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau .

Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat

ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari

perasaan mudah khawatirnya.

Istirahat yang cukup 8 jam sehari.

Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali

seminggu selama 30 menit setiap kalinya.

Kontrol kembali ke puskesmas secepatnya untuk mendapatkan obat

kembali.

4. Kunjungan Rumah Keempat

Kunjungan dilakukan tanggal 21 Februari 2015

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1

sendok sayuran hijau, pernah 1 hari makan dengan gulai.

Pasien telat 3 hari kontrol ke puskesmas karena hari hujan lebat.

Pasien sudah rajin berjalan kaki setiap pagi hari selama 20-30 menit.

67

Page 20: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : komposmentis kooperatif

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 76x/ menit

Nafas : 16x/menit

Suhu : 36,7oC

BB : 76 kg

TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II

Indeks Massa Tubuh : 31 kg/m2

Kulit : turgor kulit baik

Kepala : normosefal, uban rambut (+)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

THT : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB

Thoraks

Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

Palpasi : fremitus normal kiri = kanan

Perkusi : sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS

RIC V,batas jantung kanan LSD, batas

atas RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur

Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi: bising usus (+) normal

Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

68

Page 21: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

Genitalia : tidak diperiksa

Anus : tidak diperiksa

Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik

motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi

5 5 5 5 5 5

sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik

reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -

++ ++ - -

Diagnosis Kerja:

Hipertensi esensial grade I

Manajemen:

Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan

mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;

meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau .

Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat

ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari

perasaan mudah khawatirnya.

Istirahat yang cukup 8 jam sehari.

Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali

seminggu selama 30 menit setiap kalinya.

Kontrol kembali ke puskesmas secepatnya untuk mendapatkan obat

kembali.

69

Page 22: Laporan Kasus kabin arvi tiara.docx

70