BAB II
KELUARGA BINAAN
A. Pengenalan Keluarga Binaan
Keluarga binaan merupakan salah satu syarat menjalani kepaniteraan
klinik rotasi II di Puskesmas Lubak Buaya. Keluarga Ny. hasnah merupakan
keluarga yang kami pilih untuk dijadikan keluarga binaan.Ny. hasnah datang ke
Posyandu lansia yang diadakan di komplek perumahan tempat pasien tinggal,
kemudian pasien disarankan datang ke Klinik Lansia PuskesmasLubuk Buaya
pada tanggal 4Februari 2015 dan telah pasien diagnosissebagaihipertensi grade I.
Karena merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita dan juga
merupakan penyakit yang salah satunya akibat ketidak teraturan gaya hidup,
penulis memilih keluarga Ny. Hasnah untuk dijadikan keluarga binaan.Dalam
melakukan pembinaan keluarga Ny. Hasnah, penulis melakukan kunjungan
rumah, mengevaluasipermasalahan keluarga secara holistik, berdiskusi dengan
pasien, dan memberikan edukasi pemecahan masalah keluarga tersebut.
1. Identitas Pasien
a. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Ny. Hasnah / Perempuan / 50 tahun
b. Pekerjaan/ Pendidikan : Ibu Rumah Tangga / Tidak tamat SD
(kelas 3 SD)
c. Alamat : Komp. Rahaka Blok R No.3
d. MR : -
2. Identitas Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
1. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Bahari / Laki-laki / 60 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Pedagang pakaian anak-anak / Tamat
SMA
Hubungan dengan Pasien : Suami
2. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Ny. Nur fadhila / perempuan / 32 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Ibu rumah tangga /Tamat S1
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
3. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.Beni Bahar / laki-laki / 31 tahun
49
Pekerjaan/ Pendidikan : pedagang buah /kelas 2 SMP
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
4. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Febrianto / laki-laki / 30 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : agen barang harian /Tamat SMP
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
5. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Yusneli / perempuan / 27 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Buruh /Tamat SMA
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
6. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Rita Oktavia / perempuan / 23 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Mahasiswa / S1
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
7. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.fadhil / laki-laki / 13 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Pelajar /SMP kelas 1
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
3. Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah, satu kali
b. Jumlah Anak : 6 orang. 3 di antaranya sudah menikah, dan
hanya 2 orang yang tinggal serumah dengan
pasien
c. Status Ekonomi Keluarga : Pasien tinggal bersama suami dan 2anak
bungsunya yang belum menikah.
Penghasilan suami pasien dari berdagang
pakaian anak-anak Rp. 1.000.000,- per
50
Bahari (60) Hasnah(50) (68)
Fadil (13)Rita (33)Yusneli(27)Febrianto (30)Beni B (31)Nur Fadila (32)
bulan. Dan kadang mendapat bantuan dari
anak-anak yang sudah menikahPendapatan
tersebut dirasakan mencukupi kebutuhan
dasar sehari-hari.
d. KB : ada
e. Kondisi Rumah :
Rumah permanen satu lantai, berukuran 10 x 8 m2, terdiri dari ruang
tamu, 2 kamar tidur, 1 buah ruang tengah, 1 buah kamar mandi, 1
buah dapur dan 1 buah WC duduk. Rumah ini dihuni 4 orang anggota
keluarga.
Ventilasi dan pencahayaan kurang. Pasien jarang membuka jendela
kamar rumahnya namun pintu depan selalu terbuka. Ventilasi rumah
tidak memakai kawat nyamuk. Penerangan rumah dengan listrik
cukup.
Lantai semen dialasi dengan terpal, disapu setiap hari, dipel 2 kali
seminggu. Barang rumah tangga tersusun kurang rapi dan banyak
yang berdebu.
Sumber air bersih: PDAM. Sumber air minum dari air PDAM.
Septic tank ada, berjarak 5 meter dari rumah. Limbah rumah tangga
disalurkan ke selokan di depan rumah.
Sampah dikumpulkan di depan rumah dan diangkut petugas pada
pagi hari.
Pekarangan ada, namun tidak cukup luas. Pasien menjemur pakaian
di pekarangannya ini.
Kesan: higiene dan sanitasi lingkungan kurang.
f. Kondisi Lingkungan Keluarga
Keluarga pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Jarak
rumah pasien dengan rumah sewanya sangat berdekatan, ± 2-3 meter.
Akses ke rumah pasien dengan sepeda motor. Jarak rumah ke jalan
raya ± 500 meter. Jarak rumah ke puskesmas ± 1 km.
Kerukunan antar tetangga berjalan cukup baik.
4. Aspek Psikologis di Keluarga
51
3 anak pasien pertama yang telah berkeluarga bermukim di Kalimantan
dan dipadang. Baik anak, menantu, maupun cucu pasien sering
berkunjung ke rumah pasien, namun pasien mendapat perhatian yang
cukup dari anak-anaknya walaupun berada di luar kota.
Pasien tidur sekamar dengan suaminya.Hubungan pasien dengan suami
dan anak bungsunya baik namun pasien hanya bertemu dengan suami
sepulang kerja pada malam hari.
Faktor stres dalam keluarga tidak ada.
B. Identifikasi Masalah Pasien
1. Keluhan Utama
Rasa berat di belakang leher dan kepala sejak 3 bulan yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Rasa berat di belakang leher dan kepala sejak 3 hari yang lalu. Hilang
timbul, namun tidak disertai mual atau muntah, serta berkurang setelah
istirahat dan minum obat penghilang nyeri yang dibeli dari warung.
Pandangan kedua mata kabur ada, pandangan terhalang tidak ada.
Sering merasa lelah ada, mudah cemas dan emosian tidak ada.
Nyeri dada sebelah kiri tidak ada.
Sesak nafas tidak ada.
Sembab pada kedua tungkai tidak ada.
Nyeri sebelum, pada saat, dan setelah berkemih tidak ada. Nyeri
pinggang menetap tidak ada.
Kelemahan anggota gerak tidak ada.
Bicara pelo tidak ada.
Pasien jarang melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, jogging, dan
senam. Bila hendak bepergian, pasien menggunakan sepeda motor.
Pasien suka makan makanan bersantan seperti gulai dan rendang. Dalam
seminggu, makanan bersantan hampir disantap setiap hari. Pasien juga
suka memasak lauk dengan cara digoreng, kadang menggunakan minyak
jelantah 1 atau 2 kali pakai. Pasien suka memakan daging sapi dan
daging ayam, namun jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien
52
mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan dalam 1 minggu sekitar 1-
2 kali. Pasien tidak minum susu berkalsium.
Pasien memasak menggunakan garam beryodium dengan takaran
mencapai 3-4 sendok setiap hari. Pasien sudah mencoba mengurangi
konsumsi garamnya dari yang semula mencapai 5 sendok makan setiap
hari.
Kebiasaan minum kopi tidak ada, merokok tidak ada, minum alkohol
tidak ada, minum obat-obatan lainnya tidak ada.
Pasien tidur sekitar 6-7 jam sehari, pasien mengeluhkan susah untuk tidur
pada malam hari sejak 10 tahun yang lalu sehingga pasien sering tidur
pada siang hari. Pasien pernah berobat ke poli jiwa dan mendapatkan
obat penenang namun keluhan tidak berkurang.
Faktor stres ada. Suami pasien menjual pakaian anak di pasar raya,
namun sejak gempa pada tahun 2009, pendapatan suami menurun karena
pembeli yang sedikit. Pendapatan saat ini dirasakan oleh pasien hanya
cukup untuk makan sehari-hari. Anak keempat pasien kuliah di salah satu
universitas negeri di Padang, dan uang keperluan kuliah dibantu oleh
ketiga anak yang sudah bekerja.
BAK jumlah dan warna biasa.
BAB jumlah dan konsistensi biasa.
3. Riwayat Penyakit Dahulu / Keluarga
Riwayat sering lapar, sering haus, dan sering berkemih tidak ada. Pasien
memeriksakan gula darah terakhir 1 bulan yang lalu dengan hasil normal.
Ibu pasien menderita penyakit darah tinggi dan mendapatkan obat teratur
dari puskesmas sampai saat ini.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 140/90 mmHg (dua kali pengukuran, dua
ekstremitas, posisi berbaring)
53
Nadi : 76x/ menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,9oC
BB : 76 kg
TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II
Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2
Kulit : turgor kulit baik
Kepala : normosefal, uban rambut (+)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS
RIC V,batas jantung kanan LSD, batas
atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi
54
5 5 5 5 5 5
sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -
++ ++ - -
5. Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan kimia klinik (GDS, total kolesterol)
GDS : 180 mg/dl
Total kolesterol : 380 mg/dl
Asam urat : 9,7 mg/dl
Pemeriksaan EKG (alat tidak tersedia)
6. Diagnosis Kerja
Hipertensi esensial grade I
7. Diagnosis Banding
Tidak ada.
8. Manajemen
a. Preventif
Menganjurkan kepada pasien untuk mengubah pola hidup di
antaranya:
Mengurangi porsi makanan bersantan, sedikit demi sedikit.
Makanan bersantan akan meningkatkan kolesterol darah yang
merusak pembuluh darah dan mengakibatkan tekanan darah naik.
Mengurangi porsi garam, cukup satu ujung jari paling banyak
garam dalam sehari. Menghindari konsumsi makan yang banyak
mengandung garam terutama ikan asin, makanan berkuah yang
banyak garam, dan makanan cemilan seperti keripik singkong
yang banyak menggunakan garam sebagai bumbu penyedap.
Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau terutama
mentimun dan daun seledri yang dapat menurunkan tekanan darah
pada hipertensi. Konsumsi buah dan sayuran hijau sebaiknya ada
setiap hari.
Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan merokok.
55
Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat
ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus
menghindari perasaan mudah khawatirnya.
Istirahat yang cukup 8 jam sehari.
Lakukan olah raga seperti jalan santai, bersepeda, senam secara
teratur minimal 4 kali seminggu sampai berkeringat minimal
selama 30 menit setiap kalinya.
Menganjurkan kepada pasien untuk patuh dalam pengobatan.
Kontrol tekanan darah teratur minimal 2 minggu sekali ke
puskesmas.Penyakit hipertensi harus dikontrol sepanjang usia
pasien.
Datang berobat ke puskesmas 1 hari sebelum obat antihipertensi
habis.
b. Promotif
Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertensi merupakan suatu
penyakit peningkatan tekanan darah yang sifatnya menahun dan
berlangsung sepanjang usia pasien. Tekanan darah normal pada saat
istirahat berkisar di bawah 120/80 mmHg, namun pada keadaan di
bawah 140/90 mmHg dianggap masih normal. Hipertensi yang
dialami pasien adalah hipertensi primer yaitu tidak ada penyakit lain
yang mendasari.
Hipertensi tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol agar
mencapai tekanan darah normal. Hipertensi bila tidak terkontrol akan
menimbulkan penyakit lainnya seperti kelainan pembuluh darah
jantung (gagal jantung), pembuluh darah otak (stroke), pembuluh
darah ginjal (gagal ginjal), pembuluh darah mata (pandangan kabur),
dan lain-lain.
Cara terbaik mengontrol tekanan darah adalah dengan memperbaiki
pola hidup. Pola makan yang baik untuk pasien adalah makanan
dengan kandungan garam dalam jumlah sedikit, tidak bersantan atau
berkuah asin, tidak diawetkan (ikan asin, sarden) atau mengandung
bahan pengawet (mie instan), porsi rendah karbohidrat (nasi 1 sendok
56
takar tiap kali makan, 3 kali sehari, dapat diganti roti, gandum, ubi,
atau kentang), tinggi protein (ikan, putih telur, tempe, tahu), sayuran
hijau, serta buah-buahan. Olahraga secara teratur, hindari stres, dan
istirahat yang cukup.
Pengobatan penyakit hipertensi membutuhkan dukungan seluruh
keluarga. Hendaknya setiap anggota keluarga memahami penyakit
hipertensi dan memberi dukungan penuh terhadap pengobatan pasien
dengan membantu pasien menghindari pola hidup yang salah yang
dapat memperburuk hipertensi. Pengobatan harus berlanjut seumur
hidup, pasien harus dating kembali 1 hari sebelum obatnya habis.
Bakat hipertensi pasien ini dapat diturunkan pada anak-anaknya,
terlebih suami pasien juga menderita hipertensi. Sebaiknya
dianjurkan kepada anak-anak pasien dengan usia di atas 35 tahun
untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin ke tempat pelayanan
kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat.
c. Kuratif
Amlodipin tablet 5 mg diminum 1 kali 1 tablet sehari sesudah makan.
Alopurinol tablet 100 mg diminum 1 kali 1 tablet.
Vitamin B complex tablet 50 mg diminum 1kali sehari sebelum atau
sesudah makan
d. Rehabilitatif
Kontrol kembali 15 hari lagi (1 hari sebelum obat antihipertensi habis).
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Padang Pasir
dr. Revi Naldi
dr. Tiara Dwi Pratiwi
Padang, 4 Februari 2015
57
R/ Amlodipin tab 5 mg No. XV
s 1 dd tab 1 pc
R/ vitamin B complex tab 50 mg No. XV
s 1 dd tab I
R/ Allopurinol tab 100 mg No. XV
S 1 dd tab 1
Pro : Ny. Hasna
Umur : 50 tahun
Alamat : Komplek Rahaka Blok R No.3, Lubuk Buaya
C. Identifikasi Masalah Keluarga
Identifikasi permasalahan pada keluarga Ny. Hasna ditelusuri
berdasarkan beberapa faktor sebagai berikut:
58
ɕ
ɕ
ɕ
1. Kesehatan Individu
Permasalahan kesehatan pada Ny. Hasna adalah hipertensi.
Kesehatan individu pada anggota keluarga lainnyadilakukan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik pada saat melakukan kunjungan rumah
pertama pada tanggal 7 Februari 2015. Berikut status kesehatan individu
yang ditemukan pada keluarga Ny. Hasna:
a. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn. Bahari / Laki-laki / 60 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Pedagang pakaian anak / Tamat SMA
Hubungan dengan Pasien : Suami
Keluhan saat ini : tidak ada
b. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Nn. Rita Oktavia / perempuan / 23 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Mahasiswa / S1
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
Aktivitas kurang, keadaan gizi overweight
c. Nama / Jenis Kelamin / Umur : Tn.fadhil / laki-laki / 13 tahun
Pekerjaan/ Pendidikan : Pelajar /SMP kelas 1
Hubungan dengan Pasien : Anak kandung
Aktivitas cukup, gizi baik
2. Kebiasaan Hidup Sehat
Berikut adalah beberapa permasalahan pokok yang kami temukan
pada keluarga Ny. Hasna berkaitan dengan kebiasaan hidup sehat:
Kebiasaan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan masih kurang.
Kebiasaan makan makanan bergizi seimbang masih kurang. Keluarga
cenderung makan makanan bersantan dan berminyak, tinggi garam,
jarang makan sayur dan buah-buahan.
Kebiasaan kontrol ke tenaga kesahatan kurang.
Kebiasaan menjalankan pola hidup sehat masih kurang.
Aktivitas seperti olahraga kurang.
59
3. Permasalahan Sosial dan Ekonomi
Penghasilan suami pasien dari berdagang pakaian anak-anak Rp.
1.000.000,- per bulan. Dan kadang mendapat bantuan dari anak-anak yang
sudah menikahPendapatan tersebut dirasakan mencukupi kebutuhan dasar
sehari-hari.
4. Permasalahan Psikologis
Keluarga pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Akses ke
rumah pasien dengan sepeda motor. Jarak jumah ke jalan raya ± 500
meter. Jarak rumah ke puskesmas ± 1 km. Kerukunan antar tetangga
berjalan cukup baik.
Ketiga anak pasien yang telah berkeluarga bermukim di Kalimantan,
Padang dan Batam. Baik anak, menantu, maupun cucu pasien sering
berkunjung ke rumah pasien, pasien mendapat perhatian yang cukup dari
anak-anaknya walaupun berada di luar kota.
Pasien tidur sekamar dengan suaminya. Hubungan pasien dengan suami
dan kedua anaknya baik.
Faktor stres dalam keluarga ada. Suami pasien menjual pakaian anak di
pasar raya, namun sejak gempa pada tahun 2009, pendapatan suami
menurun karena pembeli yang sedikit. Pendapatan saat ini dirasakan oleh
pasien hanya cukup untuk makan sehari-hari. Anak keempat pasien
kuliah di salah satu universitas negeri di Padang, dan uang keperluan
kuliah dibantu oleh ketiga anak yang sudah bekerja.
D. Analisis Masalah Keluarga
Berdasarkan identifikasi masalah, ditetapkan masalah keuarga Ny. Hasna
sebagai berikut:
1. Ny. Hasna menderita hipertensi. Anaknya, Nn. Rita berisiko tinggi untuk
menderita hipertensi.
2. Ny. Hasna kurang patuh terhadap jadwal pengobatan dan belum menerapkan
pola hidup sehat.
2. Lingkungan rumah kurang bersih dan tertata rapi.
60
3. Ny. Hasna memiliki faktor stres psikologis berupa beban pikiran.
E. Pemecahan Masalah Keluarga
Setelah mengetahui pasti permasalahan yang ada pada keluarga ini, penulis
berdiskusi tentang cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh keluarga ini
berdasarkan tinjauan kepustakaan. Adapun solusi rekomendasi solusi sesuai
dengan masalah kesehatan keluarga melalui pendekatan komprehensif dan
holistic yangdidapatdan disampaikan kepada keluarga Ny. Hasna pada saat
kunjungan rumah berikutnya pada tanggal 14 Februari 2015 sebagai berikut:
1. Ny. Hasna / Perempuan / 50 tahun / Hipertensi esensial grade I.
Sesuai dengan manajemen yang telah disampaikan di puskesmas dan
pada kunjungan rumah pertama.
Ditekankan untuk kembali kontrol 1 hari sebelum obat antihipertensi
habis.
2. Nn. Rita / perempuan / 23 tahun / overweight
Lakukan olah raga seperti jalan santai, bersepeda, senam secara teratur
minimal 4 kali seminggu sampai berkeringat minimal selama 30 menit
setiap kalinya.
Bakat hipertensi Ny.Hasna dapat diturunkan pada anak-anaknya.
Sebaiknya dianjurkan kepada Nn. Rita pada usia di atas 35 tahun untuk
memeriksakan tekanan darah secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan
dan menerapkan pola hidup sehat.
F. Follow Up
1. Kunjungan Rumah Pertama
Kunjungan dilakukan tanggal 7 Februari 2015 (3 hari setelah berobat
ke puskesmas)
Riwayat Penyakit Sekarang:
61
Rasa berat di tengkuk masih ada, namun telah berkurang.
Pasien memulai makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1
sendok sayuran hijau.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 78x/ menit
Nafas : 17x/menit
Suhu : 36,8oC
BB : 76 kg
TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II
Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2
Kulit : turgor kulit baik
Kepala : normosefal, uban rambut (+)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS
RIC V,batas jantung kanan LSD, batas
atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
62
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi
5 5 5 5 5 5
sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -
++ ++ - -
Diagnosis Kerja:
Hipertensi esensial grade I
Manajemen:
Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan
mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau; menghindari konsumsi
alkohol, kopi, dan merokok.
Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat
ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari
perasaan mudah khawatirnya.
Istirahat yang cukup 8 jam sehari.
Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali
seminggu sampai berkeringat selama 30 menit setiap kalinya.
2. Kunjungan Rumah Kedua
Kunjungan dilakukan tanggal 14 Februari 2015
Riwayat Penyakit Sekarang:
Rasa berat di tengkuk tidak ada.
Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1
sendok sayuran hijau dan sudah memulai aktivitas fisik berjalan sore
63
selama 30 menit sebanyak 4 kali dalam seminggu. Pasien berjalan kaki di
sekitar komplek rumah
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,8oC
BB : 76 kg
TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II
Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2
Kulit : turgor kulit baik
Kepala : normosefal, uban rambut (+)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS
RIC V,batas jantung kanan LSD, batas
atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
64
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi
5 5 5 5 5 5
sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -
++ ++ - -
Diagnosis Kerja:
Hipertensi esensial grade I
Manajemen:
Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan
mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau; menghindari konsumsi
alkohol, kopi, dan merokok.
Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat
ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari
perasaan mudah khawatirnya.
Istirahat yang cukup 8 jam sehari.
Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali
seminggu sampai berkeringat selama 30 menit setiap kalinya.
Kontrol kembali ke puskesmas tanggal 18 Februari 2015 untuk
mengambil obat.
3. Kunjungan Rumah Ketiga
Kunjungan dilakukan tanggal 21 Februari 2015
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1
sendok sayuran hijau, pernah 1 hari makan dengan gulai.
65
Pasien telat 3 hari kontrol ke puskesmas karena hari hujan lebat.
Pasien sudah rajin berjalan kaki setiap pagi hari selama 20-30 menit.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Nafas : 16x/menit
Suhu : 36,7oC
BB : 76 kg
TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II
Indeks Massa Tubuh : 31,6 kg/m2
Kulit : turgor kulit baik
Kepala : normosefal, uban rambut (+)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS
RIC V,batas jantung kanan LSD, batas
atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
66
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
Genitalia : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi
5 5 5 5 5 5
sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -
++ ++ - -
Diagnosis Kerja:
Hipertensi esensial grade I
Manajemen:
Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan
mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau .
Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat
ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari
perasaan mudah khawatirnya.
Istirahat yang cukup 8 jam sehari.
Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali
seminggu selama 30 menit setiap kalinya.
Kontrol kembali ke puskesmas secepatnya untuk mendapatkan obat
kembali.
4. Kunjungan Rumah Keempat
Kunjungan dilakukan tanggal 21 Februari 2015
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien sudah makan dengan 1 sendok nasi, lauk (ikan, telur, tahu), 1
sendok sayuran hijau, pernah 1 hari makan dengan gulai.
Pasien telat 3 hari kontrol ke puskesmas karena hari hujan lebat.
Pasien sudah rajin berjalan kaki setiap pagi hari selama 20-30 menit.
67
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Nafas : 16x/menit
Suhu : 36,7oC
BB : 76 kg
TB : 155 cm Kesan status gizi: obesitas II
Indeks Massa Tubuh : 31 kg/m2
Kulit : turgor kulit baik
Kepala : normosefal, uban rambut (+)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ditemukan pembesaran KGB
Thoraks
Paru : Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus normal kiri = kanan
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 2 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung kiri 2 jari medial LMCS
RIC V,batas jantung kanan LSD, batas
atas RIC II
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur
Abdomen : Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Punggung : sudut kostovertebra: nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)
68
Genitalia : tidak diperiksa
Anus : tidak diperiksa
Ekstremitas : edema (-), akral hangat, perfusi baik
motorik : 5 5 5 5 5 5 eutonus eutrofi
5 5 5 5 5 5
sensorik : eksteroseptif dan proprioseptif baik
reflek fisiologis ++ ++ refleks patologis - -
++ ++ - -
Diagnosis Kerja:
Hipertensi esensial grade I
Manajemen:
Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengubah pola hidup dengan
mengurangi makanan bersantan, makanan yang digoreng, makanan asin;
meningkatkan konsumsi buah dan sayuran hijau .
Hindari faktor stres. Yakinlah bahwa setiap permasalahan dapat
ditanggulangi bersama anggota keluarga. Pasien harus menghindari
perasaan mudah khawatirnya.
Istirahat yang cukup 8 jam sehari.
Lakukan olah raga seperti jalan santai secara teratur minimal 4 kali
seminggu selama 30 menit setiap kalinya.
Kontrol kembali ke puskesmas secepatnya untuk mendapatkan obat
kembali.
69
70
Top Related