laporan gerontik revisi 1

59
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELOMPOK LANSIA DI KOMUNITAS (RW 13) KELURAHAN MERANTI PANDAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU Praktik profesi keperawatan gerontik di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir dilaksanakan selama 2 minggu dimulai dari tanggal 10 Januari-22 Januari 2011. Praktik profesi keperawatan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu tahap persiapan, mencakup penyusunan instrumen (alat pengumpul data kesehatan masyarakat), kegiatan sosialisasi dengan masyarakat RW dan pembentukan Pokjakes Pelita Sehat tingkat RW 13 khususnya unit lansia pada tanggal 21 November 2010 yang bertempat di Mesjid Uswatun Hasanah, yang sudah dilakukan pada saat pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga. Tahapan kedua yaitu tahap pengkajian (pengumpulan data) tahap pengumpulan data dimulai sejak tanggal 19 November - 24 November 2010, dilanjutkan dengan tahap mentabulasi data, merumuskan diagnosa keperawatan gerontik, penyusunan POA dan intervensi keperawatan yang dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan Loka Karya Mini Masyarakat I pada tanggal 10 Desember 2010 yang dilaksanakan bertempat di Musholla Al-anshor, implementasi pada tanggal 14 Desember 1

Transcript of laporan gerontik revisi 1

Page 1: laporan gerontik revisi 1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELOMPOK LANSIA DI KOMUNITAS (RW 13) KELURAHAN MERANTI PANDAK

KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU

Praktik profesi keperawatan gerontik di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak

Kecamatan Rumbai Pesisir dilaksanakan selama 2 minggu dimulai dari tanggal 10 Januari-

22 Januari 2011. Praktik profesi keperawatan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan

kegiatan. Tahap pertama yaitu tahap persiapan, mencakup penyusunan instrumen (alat

pengumpul data kesehatan masyarakat), kegiatan sosialisasi dengan masyarakat RW dan

pembentukan Pokjakes Pelita Sehat tingkat RW 13 khususnya unit lansia pada tanggal 21

November 2010 yang bertempat di Mesjid Uswatun Hasanah, yang sudah dilakukan pada

saat pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga. Tahapan kedua

yaitu tahap pengkajian (pengumpulan data) tahap pengumpulan data dimulai sejak tanggal

19 November - 24 November 2010, dilanjutkan dengan tahap mentabulasi data,

merumuskan diagnosa keperawatan gerontik, penyusunan POA dan intervensi keperawatan

yang dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan Loka Karya Mini Masyarakat I pada

tanggal 10 Desember 2010 yang dilaksanakan bertempat di Musholla Al-anshor,

implementasi pada tanggal 14 Desember 2010-13 Januari 2011, dan evaluasi keperawatan

yang dilakukan pada tanggal 15-17 Januari 2011.

Pelaksanaan praktik asuhan keperawatan gerontik di RW 13 Kelurahan Meranti

Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir, selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam pelaksanaan praktik profesi keperawatan gerontik

diantaranya adalah mengetahui lahan praktik, survey lokasi praktek, pembuatan angket

atau kuesioner, penentuan jumlah sampel yang diambil dengan cara metode

proporsional stratified sampling, menyebarkan kuesioner kebeberapa rumah keluarga

1

Page 2: laporan gerontik revisi 1

yang mempunyai anggota keluarga lansia, kegiatan sosialisasi dengan masyarakat dan

pembentukan Pokjakes tingkat RW 13 khususnya unit lansia.

Sebelum alat pengumpulan data disebarkan diketahui dahulu berapa jumlah KK

yang akan dijadikan sebagai sampel. Sampel diambil dari 146 KK yang diambil secara

proporsional stratified sampling. Dari 146 KK terdapat 45 KK lansia, dan jumlah KK

yang memiliki anggota keluarga lansia berjumlah 24 orang. Setelah alat pengumpulan

data melalui angket yang berisi untk mengetahui data demografi dan status kesehatan

keluarga pada saat pengkajian. Lembar observasi terdiri dari observasi kondisi rumah

dan kesehatan lingkungan keluarga. Dengan menggunakan angket yang diserahkan

pada beberapa rumah/KK yang berada di RW 13.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan kelompok pada tahap persiapan yaitu

melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan perangkat RW 13 (TOMA, TOGA,

Kader dan masyarakat). Kegiatan sosialisasi dilakukan pada hari minggu 21

Nobember 2010 bertempat di Mesjid Uswatun Hasanah. Tujuan kegiatan sosialisasi

ini untuk menjelaskan kembali tujuan dan bentuk pelaksanaan praktik profesi

keperawatan gerontik. Pada kegiatan ini juga disepakati untuk dibentuknya

POKJAKES yang didalamnya dibentuk unit lansia yang mempupuyai tugas untuk

memfasilitasi dan bertanggung jawab mengenai kondisi lansia di RW 13.

B. Tahap pengkajian (Pengumpulan data kesehatan masyarakat)

Tahap pengkajian (pengumpulan data kesehatan masyarakat) dilakukan dengan

berbagai metode pengumpulan data, diantaranya windshield survey, wawancara

terpimpin, angket, dan observasi. Pedoman windshield survey terdiri dari data kondisi

wilayah, sarana dan prasarana, keadaan ekonomi daerah, kondisi keamanan, sarana

transportasi dan kebiasaan rekreasi masyarakat. Pedoman wawancara terdiri dari

wawancara langsung dan terstruktur dengan Luran Meranti Pandak, kepala puskesmas

2

Page 3: laporan gerontik revisi 1

rumbai, ketua RW 13 dan kader posyandu Sri Menanti. Kegiatan ini dilaksanakan

selama satu minggu dimulai dari tanggal 19 November-24 November 2010.

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan gerontik didapatkan jumlah lansia yang

menjadi kepala keluarga sebanyak 45 KK dengan 24 orang lansia dari 146 KK di RW

13.

Setelah tahap persiapan ini selesai dilaksanakan kemudian bersama masyarakat

dan kader POKJAKES dibentuklah Kader Sadar Hipertensi (KADARSI) pada tanggal

23 Desember 2010 bertempat di Musholla Al-Anshor. Tujuan dibentuknya KADARSI

ini untuk memantau dan meningkatakan peran serta masyarakat untuk dapat

meningkatkan derajat kesehatan dan mengontrol para lansia yang menderita Hpiertensi

dan di berikan penyuluhan dan kegiatan.

Berikut ini akan diuraikan hasil pengkajian berdasarkan berbagai metode

pengumpulan data:

1. Windshield survey

Dari Windshield survey, diketahui beberapa fasilitas umum yang terdapat di

RW 13 yaitu 2 mesjid yaitu mesjid Uswatun Hasanah dan mesjid Rajalullah, 1

mushola yaitu mushola Al- Anshor. 1 tanah lapang yang berfungsi sebagai

Lapangan bola, 1 sumur bor yang merupakan sumber air minum masyarakat.

Kondisi lingkungan di RW 13 masih dijumpai banyak terdapat parit dengan

saluran air yang tidak mengalir, antara parit yang satu dengan parit yang lainnya

berawa-rawa, tanah gambut dan dataran rendah, banyak sampah dedaunan dan

rumput liar yang tumbuh di dalam parit, banyak lahan kosong dan lingkungan

sekitar rumah penduduk yang tidak terawat. Bangunan rumah di RW 13 ditemukan

sebagian besar rumah non permanen dengan tipe rumah panggung, namun terdapat

juga rumah warga yang hampir sama besar antara rumah permanen dan semi

3

Page 4: laporan gerontik revisi 1

permanen. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya tidak terlalu jauh dan cukup

dekat dan padat. Pengolahan sampah masyarakat sebagian besar dengan cara

dibakar disekitar rumah. Penduduk menggunakan air sumur bor (artesis) sebagai

sumber air.

2. Survei (penyebaran angket) dan observasi

Hasil penyebaran angket dan observasi dijabarkan sebagai berikut:

a. Dimensi Biologis

1) Umur

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada lansia di RW 13 Kelurahan

Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir dapat disimpulkan bahwa dari

69 lansia terdapat 40 (57,9%) lansia yang berumur pada rentang 45-59

tahun (usia pertengahan/ middle age), 23 (33,4%) lansia yang berumur 60-

75 tahun (lansia tua), dan 6 lansia (8,7%) berusia 76-90 tahun (lansia sangat

tua). Lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif

meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian yang

dapat menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat

dan sulit untuk dirubah, selain itu penurunan fungsi kognitif juga

menyebabkan lansia sulit untuk menerima informasi kesehatan yang

diberikan oleh petugas kesehatan maupun media informasi lainnya.

2) Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa dari 69

lansia yang terdapat di RW 13, 37 lansia (53,6%) berjenis kelamin laki-laki

dan 32 lansia (46,3%) berjenis kelamin perempuan.

4

Page 5: laporan gerontik revisi 1

3) Suku

Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat disimpulkan dari 69 lansia

terdapat 34 (49,2%) lansia bersuku minang, 16 lansia bersuku jawa (23,1%),

14 lansia (20,2%) bersuku melayu, dan 2 lansia bersuku batak (2,9%). Suku

dapat mempengaruhi kebiasaan dan gaya hidup lansia dalam kehidupan

sehari-hari yang pada akhirnya dapat mempengaruhi derajat kesehatan

keluarga.

4) Pendidikan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat disimpulkan dari 69 lansia

terdapat 43 lansia (62,3%) yang pendidikan terakhirnya SD, 14 lansia (20,2

%) yang pendidikan terakhirnya SMP dan 7 lansia (10,1%) yang pendidikan

terakhirnya SMA serta masih terdapat 5 lansia (7,2%) yang tidak pernah

duduk dibangku sekolah. Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang atau

lansia dapat mempengaruhi keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

dan melakukan perawatan kesehatan terhadap keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan, dimana semakin rendahnya tingkat pendidikan lansia,

maka semakin rendah pula tingkat pengetahuan lansia tentang kesehatan.

5) Pekerjaan

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data dapat disimpulkan bahwa dari 69

lansia terdapat 21 lansia (30,4%) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, 14

lansia (20,2%) yang bekerja sebagai buruh, 7 lansia (10,1%) yang bekerja

wiraswasta, 7 lansia (10,1%) bekerja swasta, 2 lansia (2,8%) bekerja sebagai

nelayan dan 1 lansia (1,4%) yang berkerja sebagai petani. Pekerjaan yang

dimiliki lansia akan mempengaruhi kemampuan lansia dalam meningkatkan

derajat kesehatannya dan keluarganya.

5

Page 6: laporan gerontik revisi 1

6) Kondisi Kesehatan Lansia Saat Ini

Dari hasil pengumpulan data didapatkan bahwa dari 69 lansia,

sebanyak 53 orang (77%) lansia berada dalam kondisi sehat, sedangkan 16

orang (23%) lansia berada dalam kondisi tidak sehat.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lansia di

RW 13 berada dalam kondisi sehat. Dengan banyaknya lansia yang berada

dalam kondisi sehat, hal ini menunjukkan bahwa tingginya kesadaran lansia

untuk menjaga kesehatan dan mampu untuk tetap produktif meskipun sudah

memasuki usia tua.

7) Penyakit yang diderita saat ini.

Berdasarkan diagram diatas didapatkan lansia yang menderita penyakit

hipertensi sebesar 6 orang (39%), 3 orang (19%) lansia yang menderita

reumatik, 3 lansia (19%) yang tidak sakit, 3 lansia (17%) yang menderita

penyakit jantung, 1 lansia (3%) yang menderita saluran kencing, dan 1

lansia (3%) yang menderita diabetes.

Penyakit yang diderita oleh lansia dapat mempengaruhi aktifitas dan

kemampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini

dikarenakan dengan bertambahnya usia seseorang semua sistem organ tubuh

mulai berkurang sehingga lansia sangat rentan terhadap berbagai macam

penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, kencing manis dan lain- lain.

8) Penyakit Kronis yang diderita.

Berdasarkan diagram diatas didapatkan bahwa penyakit kronis yang

diderita lansia adalah hipertensi sebesar 25 orang (36%), 15 orang (22%)

lansia menderita penyakit kronis rematik, 23 orang (33%) berada dalam

kondisi sehat, 3 orang (4%) lansia menderita asma, 2 orang (3%) menderita

penyakit katarak, 1 orang (2%) lansia menderita penyakit jantung.

6

Page 7: laporan gerontik revisi 1

Dengan bertambahnya usia harapan hidup dapat menyebabkan

terjadinya berbagai macam penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit

jantung, kencing manis. Hal ini dikarenakan penurunan fungsi orrgan tubuh

pada lansia.

9) Upaya Pengobatan Terhadap Penyakit.

Berdasarkan hasil pengumpulan didapatkan 47 orang (68%) lansia

berobat ke pelayanan kesehatan, 15 orang (22%) lansia beli obat diwarung,

3 orang (5%) lansia ke pijat urut, 1 orang (3%) lansia tidak berobat, dan 1

orang (2%) lansia berobat ke dukun. Pelayanan kesehatan merupakan

tempat pengobatan yang paling tepat untuk mengatasi masalah kesehatan,

namun masih ditemukan beberapa lansia yang belum memanfaatkan

pelayanan kesehatan sebagai sarana perngobatan.

b. Dimensi Psikologis

1) Konsep Diri

a) Penerimaan Terhadap Penurunan Fisik

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 69 lansia didapatkan 51

orang (74%) lansia yang tidak merasa malu dengan penurunan kondisi

fisik saat ini dan 18 orang (26%) lansia yang merasa malu dengan

penurunan kondisi fisik saat ini.

Lansia akan mengalami perubahan fungsi organ tubuh yang

secara tidak langsung dapat merubah penampilan lansia. Lansia yang

yang tidak siap menerima perubahan dapat menyebabkan lansia merasa

malu terhadap penurunan kondisi fisik, sehingga dapat menyebabkan

gangguan konsep diri lansia yang ditandai dengan harga diri rendah,

7

Page 8: laporan gerontik revisi 1

malu bertemu dengan orang lain dan bahkan sampai mengurungkan diri

dirumah.

b) Keyakinan Memberikan yang Terbaik Untuk Keluarga

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa 51 orang

(74%) lansia yakin akan dapat memberikan yang terbaik bagi keluarga

dan 18 orang (26% ) lansia merasa tidak yakin dalam memberikan yang

terbaik bagi keluarga. Dengan tingginya motivasi lansia untuk dapat

tetap memberikan yang terbaik dengan keluarga menunjukkan konsep

diri yang positif.

c) Keaktifan Mengikuti Kegiatan Masyarakat.

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa 62

lansia (90%) masih aktif dalam kegiatan masyarakat dan 7 lansia (10%)

tidak aktif dalam kegiatan masyarakat. Dengan rutinnya lansia

mengikuti aktifitas yang ada di lingkungannya dapat megisi waktu

luang mereka sehingga lansia dapat berbagi pengalaman, masalah dan

lain sebagainya kepada orang lain. Dengan adanya keaktifan lansia

mengikuti kegiatan dapat membentuk konsep diri yang positif.

d) Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Sendiri.

Berdasarkan hasil pengumpulan didapatkan bahwa 62 lansia (90%)

mampu memenuhi kemampuan sendiri dan 7 lansia (10%) tidak mampu

memenuhi kebutuhan sendiri. Perubahan fisik dapat menyebabkan

penurunan kondisi tubuh lansia sehingga menyebabkan ketergantungan

pada anggota keluarga. Ketergantungan lansia kepada orang lain dapat

menambah beban keluarga baik itu beban fisik maupun sosial ekonomi.

Yang pada akhirnya berdampak pada psikologis lansia.

8

Page 9: laporan gerontik revisi 1

e) Kebiasaan Menyendiri.

Berdasarkan data diagram diatas didapatkan bahwa 53 lansia

(77%) tidak suka menyendiri dari pada mengikuti kegiatan di luar

rumah dan 16 lansia (23%) suka menyendiri dari pada mengikuti

kegiatan di luar rumah. Ketidak mampuan lansia menerima perubahan

fisik pada dirinya dapat membuat lansia lebih suka mengurung diri

dirumah yang secara tidak langsung menarik diri untuk berinteraksi

dengan orang lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya gangguan

mental dan memperburuk keadaan psikologis lansia.

2) Keterampilan Diri.

a) Permasalahan yang Menbuat Lansia Stress.

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa 48 orang

(61%) lansia mempunyai masalah yang dapat membuat lansia menjadi

stress karena kondisi ekonomi, 13 orang (19%) lansia stress karena

penyakit, 5 orang (7%) lansia stress karena kehilangan perkerjaan, 6

orang (9%) lansia stress karena perpisahan, 3 orang (4%) lansia stress

karena kehilangan pasangan hidup.

Beban pikiran akan mempercepat proses penuaan pada lansia. Pada

umumnya yang membuat lansia menjadi stress adalah karena faktor

kehilangan pekerjaan yang membuat penghasilannya menjadi

berkurang.

b) Cara Mengatasi Masalah

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69

lansia, 27 orang (39%) mempunyai mekanisme koping bercerita dengan

9

Page 10: laporan gerontik revisi 1

orang terdekat untuk menghilangkan stress, 28 orang (41%) lansia

melakukan ibadah untuk mengurangi masalahnya, 10 orang (15%)

lansia mengikuti kegiatan untuk menghilangkan stress, 3 orang (4%)

lansia dengan marah, 1 orang (1%) lansia mengurung diri di kamar.

Mekanisme koping yang buruk yakni mengurung diri di kamar

merupakan tahap awal yang akan menyebabkan lansia akan mengalami

masalah psikologis, dan apabila tidak diatasi maka akan membawa

lansia pada masalah psikologis yang lebih serius.

c) Situasi yang Membuat Lansia Sedih.

Berdasakan hasil pengumulan data didapatkan bahwa situasi yang

membuat lansia sedih adalah kehilangan pasangan hidup yaitu sebesar

30 orang (44%), 28 orang (41%) lansia sedih karena tidak ikut serta

dalam pengambilan keputusan, 8 orang (11%) lansia sedih saat

berkumpul dengan teman, dan 3 orang (4%) lansia sedih ketika

berkumpul dengan keluarga. Pada lansia terjadi perubahan psikologis

yang membuat lansia mudah tersinggung, merasa tidak dihargai, tidak

diperhatikan, mudah menangis dan lain sebagainya.

3) Masalah Psikologis.

a) Pengalaman yang Tidak bisa Dilupakan

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa pengalaman

hidup yang tidak bisa dilupakan lansia adalah tidak ada penghasilan

yaitu sebesar 33 orang (48%), 19 orang ( 27%) pengalaman lansia yang

tidak bisa dilupakan adalah kehilangan pasangan hidup, 17 orang (25%)

lain-lain. Pengalaman buruk yang diingat lansia terus menerus dapat

10

Page 11: laporan gerontik revisi 1

membuat lansia menjadi stress dan gangguan mental yang lebih serius.

Dan membuat lansia sulit untuk mulai pengalaman baru, pengalaman

buruk akan membuat suatu traumatik bagi lansia.

c. Dimensi Fisik

1) Keaktifan Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan

Perawatan Lansia.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa bahwa dari 69

orang lansia, sebanyak 40 lansia (58%) dibantu oleh keluarga dalam

pemenuhan perawatan diri, sedangkan 29 lansia (42%) tidak dibantu oleh

keluarga dalam pemenuhan perawatan diri.

Hal ini menggambarkan tingkat kemandirian lansia dalam memenuhi

kebutuhan sehari-harinya. Dengan tingginya kemandirian maka pemenuhan

kebutuhan dasar lansia akan tepenuhi tanpa harus menunggu dari orang lain.

2) Melakukan Pemeriksaan Kesehatan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, bahwa sebanyak 45 lansia (65%) tidak memeriksakan kesehatannya,

sedangkan 24 lansia rang (35%) yang memeriksakan kesehatannya setiap

bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa lansia perlu mendapatkan dukungan

dan motivasi dari keluarga untuk memeriksakan kesehatannya minimal 6

bulan sekali. Pemeriksaan yang rutin perkembangan status kesehatan lansia

dapat terpantau dengan cermat, dan permasalahan yang timbul dapat

diketahui dan di tangani dengan cepat.

3) Saran Pelayanan yang Digunakan.

11

Page 12: laporan gerontik revisi 1

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, sebanyak 49 lansia (71%) memeriksakan kesehatannya di

Puskesmas, 19 (28%) lansia memeriksakan kesehatanya di klinik dokter,

sedangkan 1 lansia (1%) memeriksakan kesehatannya di Rumah sakit.

Hal ini menunjukkan tingginya motivasi lansia dalam memelihara kesehatan

untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan yan diberikan

puskesmas merupakan pelayanan dasar yang komprehensif yang diberikan

bagi lansia.

4) Anggota Tubuh yang Mengalami Keterbatasan

Berdasarkan pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang lansia

diketahui bahwa 36 lansia (52%) mengalami keterbatasan pada bagian mata,

14 lansia (20%) tidak mengalami keterbatasan apapun, 9 lansia (13%)

mengalami keterbatasan pada bagian kaki dan tangan, 4 lansia (6%)

mengalami keterbatasan pada bagian telinga dan mulut, kemudian sisanya

masing-masing 1 lansia (2%) mengalami keterbatasan pada bagian jantung

dan saluran kencing. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya penggunaan

alat bantu seperti kaca mata bagi lansia yang mengalami masalah pada mata

untuk meminimalkan risiko cedera pada lansia untuk mempertahankan

status kesehatan lansia.

d. Dimensi Lingkungan Sosial

1) Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Masyarakat.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui dari 69 orang lansia,

sebanyak 32 lansia (46%) tidak aktif mengikuti kegiatan masyarakat

sedangkan 37 lansia (54%) aktif mengikuti kegiatan masyarakat di RW 13

kelurahan Meranti Pandak kecamatan Rumbai Pesisir.

12

Page 13: laporan gerontik revisi 1

Dengan adanya kegiatan masyarakat khususnya bagi lansia dapat

membantu lansia dalam mengisi waktu luangnya dengan kegiatan atau

aktivitas yang bermanfaat. Sehingga dapat menghindari dari berbagai

penyebab stress akibat banyaknya waktu luang yang tidak termanfaatkan.

2) Alasan Lansia tidak mengikuti Kegiatan Masyarakat.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa ada beberapa

alasan lansia tidak mengikuti kegiatan masyarakat yaitu sebanyak 8 lansia

(12%) beralasan malas, 22 lansia (32%) beralasan tidak sanggup, 3 lansia

(4%) beralasan tidak ada kegiatan di masyarakat. Hal ini menunjukkan

kurangnya motivasi lansia dalam kegiatan yang ada di masyarakat

khususnya dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimal. Sehingga apabila dibiarkan maka pemeliharaan kesehatan

akan sulit untuk dilakukan.

3) Pola Komunikasi Dengan Tetangga

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 lansia,

sebanyak 59 lansia (85%) pola komunikasi dengan tetangga terbuka

sedangkan 10 lansia (15%) pola komunikasi dengan tetangga tertutup. Hal

ini menunjukkan bahwa masih ditemukannya beberapa lansia yang bersifat

individualisme yang dapat mempengaruhi psikologi dan komunikasi lansia.

Lansia yang mempunyai pola komunikasi tertutup maka lansia lebih

mundah mengalami gangguan psikologis.

4) Pekerjaan Lansia

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa sebanyak 11

lansia (16%) bekerja sebagai petani, 27 lansia (39%) bekerja sebagai buruh,

2 lansia (3%) bekerja sebagai nelayan, 25 lansia (36%) bekerja swasta dan

13

Page 14: laporan gerontik revisi 1

sebanyak 4 lansia (6%) bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Hal ini

menunjukkan bahwa masih produktifnya lansia dalam memenuhi kebutuhan

sehari-harinya. Panjangnya usia produktif lansia menunjukkan lansia

mempunyai status kesehatan yang baik.

5) Transportasi Yang Digunakan Lansia

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa dari 69 lansia,

sebanyak 35 lansia (51%) menggunakan transportasi umum, 31 lansia

(45%) menggunakan sepeda motor, dan sebanyak 2 lansia (3%) memiliki

mobil pribadi, sedangkan 1 lansia (1%) menggunakan sepeda. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan tidak memiliki kendaraan pribadi maka akan

mempersulit lansia dalam menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan.

Sehingga menjadi penyebab dari penurunan status kesehatan lansia.

e. Dimensi Gaya Hidup

1. Nutrisi

a) Cara Pengolahan Makanan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui dari 69 orang lansia

terdapat 50 lansia (73% ) mengolah makanan dengan cara digoreng dan

19 lansia (28%) mengolah makanan dengan cara direbus.

Pengolahanan makanan dengan cara digoreng dapat meningkatkan

resiko pengingkatan kolesterol darah. Peningkatan kolesterol darah

memicu terjadinya hipertensi dan dapat pula menyebabkan terjadinya

resiko stroke.

b) Konsumsi Makanan Berlemak

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, sebanyak 52 lansia (76%) kadang-kadang mengkonsumsi

14

Page 15: laporan gerontik revisi 1

makanan berlemak, 8 lansia (11%) tidak pernah mengkonsumsi

makanan berlemak. Makanan berlemak dapat meningkatakan resiko

terjadinya hipertensi dan terjadinya permasalahan vaskularisasi darah.

Menyebabkan dinding pembulh darah semakin menyempit akibat

adanya penumpukan lemak pada dinding kapiler darah, sehingga

menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan pembuluh darah.

c) Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, sebanyak 57 lansia (83%) kadang-kadang mengkonsumsi

makanan tinggi garam dan 3 lansia (4%) tidak pernah mengkonsumsi

makan tinggi garam. Makanan tinggi garam dapat meningkatkan

tekanan darah. Hal ini dikarenakan sifat garam yang menarik air

dipembuluh darah, sehingga darah menjadi lebih kental dan sulit unuk

dipompakan oleh jantung dan apada akhinya akan menyebabkan

terjadinya hipertensi.

d) Konsumsi Makanan Olahan Pabrik.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, sebanyak 54 lansia (78%) kadang-kadang mengkonsumsi

makanan olahan pabrik dan 6 lansia (9%) tidak pernah mengkonsumsi

makan olahan pabrik. Makanan olahan pabrik mempunyai berbagai

bahan dan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh jika di konsumsi dalam

jumlah yang banyak dan sering.

e) Pola Makanan Lansia.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, 35 orang (51%) makanan lansia terdiri dari Nasi+Lauk+Sayur

15

Page 16: laporan gerontik revisi 1

dan 3 orang (4%) hanya makan nasi+lauk saja. Bagi lansia

keseimbangan dalam pemenuhan nutrisi sangatlah penting agar dapat

meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu metabolisme tubuh.

Karena fungsi tubuh lansia telah mengalami penurunan sehingga rentan

untuk mengalami gangguan, dan untuk menjaga kesehatan tubuh lansia

dibutuhkan keseimbangan nutrisi dan gizi.

f) Konsumsi Kopi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, 41 lansia (59%) mengkonsumsi kopi dan 28 orang lansia (41%)

tidak megkonsumsi kopi. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar lansia mengkonsumsi kopi. Konsumsi kopi dalam

waktu yang lama dan banyak dapat meningkatkan resiko terjadinya

permasalahan vaskularisasi. Dan turut mendukung menjadi permasalah

pada fungsi jantung dan berakhir pada gagal jantung.

g) Konsumsi Rokok.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69 orang

lansia, sebanyak 33 lansia (48%) dan yang tidak merokok sebanyak

52%. Merokok dapat meningkatkan insiden gangguan saluran

pernafasan dan paru-paru karena di dalam rokok terkandung zat-zat

racun seperti nikotin, tar dan lain- lain yang dapat merusak tubuh.

h) Jumlah Rokok yang Dikonsumsi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa sebanyak 34

orang lansia (49%) tidak merokok dan 19 orang lansia (20% ) merokok

sebanyak lebih dari 1 bungkus. Jumlah rokok yang dikonsumsi dan

lamanya akan dapat menyebabkan permasalah pada saluran pernafasan

16

Page 17: laporan gerontik revisi 1

terutama paru-paru. Gangguan paru mulai dari yang ringan seperti

ISPA sampai pada yang berat seperi kanker paru-paru.

2. Gerakan badan

a. Keaktifan Berolahraga.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari 69

orang lansia, sebanyak 38 orang lansia (55%) tidak aktif dalam

berolahraga dan sebanyak 31 orang lansia (45% ) aktif dalam

berolahraga. Hal ini menunjukkan kurangnya kepedulian dan motivasi

lansia dalam menjaga kesehatan. Kurang aktifnya dalam melakukan

olahraga menyebabkan meningkatnya resiko terjadi permasalahan

kesehatan.

b. Jenis Olahraga yang dilakukan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 69 orang lansia,

diketahui bahwa 46 orang (67%) jenis olahraga yang dilakukan

adalah dengan berjalan kaki dan hanya 4 orang (6%) bersepeda.

Olahraga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menjaga

kesehatan tubuh, Karena dengan olahraga akan membantu kelancaran

aliran darah dan metabolisme tubuh.

3. Aktivitas rekreasi

a. Kegiatan Rekreasi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 69 orang lansia,

diketahui bahwa 36 lansia (52% ) tidak melakukan rekreasi bersama

keluarga dan 33 lansia (48%) melakukan rekreasi bersama keluarga.

Rekreasi bersama keluarga dapat menjadi salah satu cara untuk

17

Page 18: laporan gerontik revisi 1

mengurangi terjadinya stress. Dan menjadi wadah untuk berkumpul

dengan anggota keluarga dan untuk berkomunikasi antar anggota

keluarga untuk saling mengenal.

b. Jenis Kegiatan Rekreasi Yang Dilakukan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 69 orang lansia,

diketahui bahwa sebanyak 41 orang (60%) melakukan rekreasi dengan

cara berkumpul denga keluarga dan 1 orang (1%) melakukan rekreasi

dengan berkumpul dengan teman. Rekreasi dapat menghilangkan

beban pikiran sehingga dapat membuat kita lebih rileks, dan tenang.

Dan menjadi wadah untuk mengenal sesama anggota keluarga.

4. Alat bantu yang digunakan

a. Jenis Alat Bantu Yang digunakan Lansia.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 69 orang lansia, diketahui

bahwa 2 orang (3%) menggunakan gigi palsu, 13 orang atau sekitar

39% menggunakan kacamata dan sisanya menggunakan tongkat

sebagai alat bantu dalm kegiatan sehari-hari yaitu sekitar 7%.

Penggunaan alat bantu ini perlu untuk mendapat perhatian, karena dapat

meningkatkan resiko cedera pada lansia yang akan berdampak pada

status kesehatan lansia.

f. Dimensi Kesehatan

1) Perlunya Posbindu

Dari hasil pengumpulan data dari 69 lansia terdapat 63 lansia (91%)

mengatakan perlu adanya Posbindu, sedangkan 3 lansia (9%) mengatakan

tidak perlu adanya Posbindu. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya

18

Page 19: laporan gerontik revisi 1

motivasi lansia untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Selain

itu posbindu bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya

pada lansia.

2) Keluarga Memfasilitasi Lansia Jika Sakit

Dari hasil pengumpulan data terdapat 130 KK (87%) memfasilitasi

lansia jika sakit, sedangkan 16 KK (13%) tidak memfasilitasi lansia jika

sakit. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya motivasi keluarga dalam

merawat lansia. Memfasilitasi lansia untuk memanfaatkan fasilitas

kesehatan membantu lansia untuk menjaga dan mempertahankan status

kesehatannya.

3) Alasan Keluarga Tidak Memfasilitasi Lansia jika sakit.

Dari hasil pengumpulan data dari 16 orang lansia sebanyak 8 KK

(50%) beralasan karena faktor ekonomi yang tidak memadai, 3 KK (25%)

lansia yang tidak mempunyai keluarga, 3 KK (15%) beralasan keluarga

sibuk dengan pekerjaannya dan 2 KK (10%) tidak mempunyai alasan.

Hal ini menggambarkan bahwa faktor ekonomi sangat mempengaruhi

keluarga dalam merawat lansia, kondisi perekonomian rumah tangga juga

turut menggambarkan kondisi keuangan keluarga, sehingga dengan kondisi

keuangan yang sulit maka secara otomatis keluarga akan sulit untuk

memfalitasi lansia jika sakit.

19

Page 20: laporan gerontik revisi 1

C. Tahap Penyusunan Diagnosa

1. Analisa Data

NO. DATADIAGNOSA

KEPERAWATAN1. LANSIA (n= 69 orang)

1. Hasil Angketa. 53 orang (23%) lansia dalam

kondisi tidak sehatb. 6 orang (39 %) masalah kesehatan

lansia saat ini yang menderita hipertensi

c. Penyakit kronis pada lansia 25 orang (36 )% hipertensi, 15 orang (22 %) menderita reumatik, 3 orang (4 %), 2 orang (3 %) Asma dan katarak.

d. 15 orang (22%) lansia berobat dengan cara beli obat diwarung, 3 orang (5%) berobat ke pijat urut, 1 orang (2%) berobat ke dukun.

e. 50 orang lansia (73% ) mengolah makanan dengan cara digoreng

f. 57 orang lansia (83%) kadang-kadang mengonsumsi makanan tinggi garam

g. 41 lansia (59%) mengonsumsi kopi

h. Lansia yang merokok sebanyak 33 orang (48%)

i. 19 orang lansia (20% ) merokok sebanyak lebih dari 1 bungkus

j. 32 orang (46%) lansia tidak aktif mengikuti kegiatan masyarakat

k. 16 orang (23%) lansia suka menyendiri dari pada mengikuti kegiatan di luar rumah

l. 48 orang (61%) lansia stress karena kondisi ekonomi

m. 1 orang (1%) lansia mengurung diri di kamar jika ada masalah

n. 14 lansia (52 %) mempunyai keterbatasan pada mata, 9 lansia (13 %) mengalami keterbatasan pada kaki dan tangan.

o. 35 orang (51 %) lansia tidak menggunakan alat bantu

p. 27 lansia (39 %) menggunakan kaca mata, 5 lansia (7 %)

Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi di lingkungan RW 13 Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup masyarakat yang kurang mendukung dalam upaya perawatan kesehatan masyarakat dengan Hipertensi.

20

Page 21: laporan gerontik revisi 1

menggunakan tongkat.q. 45 lansia (65 %) tidak

memeriksakan kesehatannya, 24 lansia (35 %) memeriksakan kesehatan setiap bulannya.

2. Hasil Wawancaraa. Kepala Puskesmas Rumbai

mengatakan bahwa angka kunjungan masyarakat RW 13 ke puskesmas cukup tinggi, selain itu kepala puskesmas rumbai juga mengatakan dalam 1 kelurahan hanya terdapat 1 posbindu, khusus di kelurahan meranti Pandak terletak di RW 09.

b. Kader posyandu di RW 13 mengatakan sebagian lansia yang tinggal di RW 13 mengikuti kegiatan senam lansia di rumah Zakat yang terletak di RW 06.

2 LANSIA (n=69 orang)1. Hasil angket

a. 53 orang (23%) lansia dalam kondisi tidak sehat

b. 3 lansia (19 %) yang mempunyai masalah kesehatan saat ini adalah reumatik

c. 15 lansia (22 %) yang mempunyai penyakit kronis reumatik.

d. 15 orang (22%) lansia berobat dengan cara beli obat diwarung, 3 orang (5%) berobat ke pijat urut, 1 orang (2%) berobat ke dukun.

e. 9 lansia (13 %) mengalami keterbatasan pada kaki dan tangan.

f. 35 orang (51 %) lansia tidak menggunakan alat bantu

g. 5 lansia (7 %) menggunakan tongkat dalam beraktivitas

h. 50 orang lansia (73% ) mengolah makanan dengan cara digoreng

i. 38 lansia (55 %) tidak aktif atau rutin berolah raga

j. 45 lansia (65 %) tidak memeriksakan kesehatannya, 24 lansia (35 %) memeriksakan kesehatan setiap bulannya.

Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan lansia akibat reumatik di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan gaya hidup lansia yang tidak sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya mengatasi masalah reumatik pada lansia

21

Page 22: laporan gerontik revisi 1

2. Hasil Wawancaraa. Kepala Puskesmas Rumbai

mengatakan bahwa angka kunjungan masyarakat RW 13 ke puskesmas cukup tinggi, selain itu kepala puskesmas rumbai juga mengatakan dalam 1 kelurahan hanya terdapat 1 posbindu, khusus di kelurahan meranti Pandak terletak di RW 09.

b. Kader posyandu di RW 13 mengatakan sebagian lansia yang tinggal di RW 13 mengikuti kegiatan senam lansia di rumah Zakat yang terletak di RW 06.

D. Prioritas Masalah

No. Masalah KeperawatanKriteria

Total Rangking1 2 3 4 5 6

1. Resiko penurunan derajat kesehatan lansia akibat hipertensi di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup lansia yang tidak sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya mengatasi masalah hipertensi pada lansia

7 8 9 8 8 7 47 I

2. Resiko penurunan derajat kesehatan lansia akibat reumatik di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup lansia yang tidak sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya mengatasi masalah reumatik dan asam urat pada lansia

7 8 9 8 6 7 45 II

Keterangan

1 : Kesadaran masyarakat terhadap masalah

2 : Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah

3 : Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi

4 : Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan

22

Page 23: laporan gerontik revisi 1

5 : Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan

6 : Kecepatan masalah dapat diselesaikan

Kriteria Nilai

1 – 3 : Rendah

4 – 6 : Sedang

7 -10 : Tinggi

Berdasarkan prioritas masalah maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan gerontik

di RW 13 Kelurahan Meranti Pandak adalah:

1. Resiko penurunan derajat kesehatan lansia akibat hipertensi di RW 13

Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup lansia yang tidak

sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya mengatasi masalah hipertensi

pada lansia

2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan lansia akibat reumatik di RW 13

Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan gaya

hidup lansia yang tidak sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya

mengatasi masalah reumatik pada lansia.

E. Rencana Keperawatan

1. Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi di lingkungan RW 13

Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup masyarakat yang

kurang mendukung dalam upaya perawatan kesehatan masyarakat dengan

Hipertensi.

Tujuan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 bulan, diharapkan tidak terjadi

penurunan kesehatan akibat hipertensi.

23

Page 24: laporan gerontik revisi 1

Tujuan khusus

Setelah dilakukan kegiatan keperawatan selama 2 minggu diharapkan:

a. Meningkatnya kesadaran dan motivasi masyarakat untuk mengatasi masalah

hipertensi pada lansia

Intervensi:

1) Pembentukan kelompok kader sadar hipertensi (Kadarsi) tingkat RW dengan

menggunakan strategi proses kelompok dan pemberdayaan masyarakat

Kriteria : Respon afektif dan psikomotor

Standar : Terbentuknya kelompok kader sadar hipertensi

b. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kader mengatasi masalah hipertensi

Intervensi:

1) Pelatihan kelompok kader sadar hipertensi yang meliputi hipertensi dan

cara perawatannya dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan

dan proses kelompok.

Kriteria : Respon kognitif, afektif, dan psikomotor

Standar : 90% pengetahuan dan kemampuan kelompok kadarsi meningkat

dalam mengatasi masalah hipertensi

c. Meningkatnya pengetahuan dan perilaku sehat kelompok lansia dan keluarga dalam

mengatasi masalah hipertensi.

Intervensi:

1) Penyuluhan kesehatan pada kelompok lansia dan keluarganya tentang

hipertensi dan cara perawatannya dengan menggunakan strategi

pendidikan kesehatan dan proses kelompok.

Kriteria : Respon kognitif, afektif, dan pssikomotor

Standar : 80% pengetahuan dan perilaku kelompok lansia dan keluarga

meningkat dalam mengatasi masalah hipertensi

24

Page 25: laporan gerontik revisi 1

2) Penyebaran leaflet tentang hipertensi dan cara perawatannya dengan

menggunakan strategi pendidikan kesehatan dan proses kelompok.

Kriteria : Respon kognitif dan afektif

Standar : 100% leaflet tersebar pada kelompok lansia dan keluarganya

3) Aktifkan kegiatan senam lansia (senam jantung sehat) secara rutin setiap

minggu dengan menggunakan strategi proses kelompok dan

pemberdayaan masayarakat.

Kriteria : Respon afektif dan psikomotor

Standar : 80% lansia mengikuti kegiatan rutin senam lansia (senam jantung

sehat)

2. Resiko penurunan derajat kesehatan lansia akibat reumatik di RW 13 Kelurahan

Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup lansia yang tidak sehat,

kurangnya kemampuan kader dalam upaya mengatasi masalah reumatik dan asam

urat pada lansia.

Tujuan umum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 bulan, diharapkan tidak terjadi

penurunan kesehatan akibat reumatik.

Tujuan khusus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan:

a. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kader mengatasi masalah

reumatik.

Intervensi:

1) Pelatihan kelompok kader lansia tentang reumati serta cara

perawatannya dengan strategi pendidikan kesehatan dan proses

kelompok.

25

Page 26: laporan gerontik revisi 1

Kriteria : Respon kognitif, afektif, dan psikomotor

Standar : 90% pengetahuan dan kemampuan kelompok kader kesehatan

lansia meningkat dalam mengatasi masalah reumatik dan asam

urat

b. Meningkatnya pengetahuan dan perilaku sehat kelompok lansia dan keluarga dalam

mengatasi masalah reumatik.

Intervensi:

1) Penyuluhan kesehatan pada kelompok lansia dan keluarganya tentang reumatik

serta cara perawatannya dengan mengguanakan strategi pendidikan kesehatan

dan proses kelompok

Kriteria : Respon kognitif, afektif, dan psikomotor

Standar : 80% pengetahuan dan perilaku kelompok lansia dan keluarga

meningkat dalam mengatasi masalah reumatik dan asam urat.

2) Penyebaran leaflet tentang reumatik dan asam urat serta cara perawatannya

dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan dan proses kelompok.

Kriteria : Respon kognitif dan afektif

Standar : 100% leaflet tentang reumatik dan asam urat serta cara

perawatannya tersebar pada lansia dan keluarganya.

F. Implementasi

Diagnosa keperawatan:

1. Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi di lingkungan RW 13

Kelurahan Meranti Pandak berhubungan dengan gaya hidup masyarakat yang

kurang mendukung dalam upaya perawatan kesehatan masyarakat dengan

Hipertensi.

26

Page 27: laporan gerontik revisi 1

1) Pembentukan kelompok kader sadar hipertensi (KADARSI) yang dilaksanakan

di Musholla Al-Anshor pada hari Kamis tanggal 23 Desember 2010 pada pukul

14.30-15.30 WIB dengan menggunakan strategi patnership, proses kelompok,

pemberdayaan masyarakat dan pendidikan kesehatan.

Faktor pendukung

a. Adanya dukungan dari pihak pokjakes PELITA SEHAT RW 13 dalam

penentuan kandidat kader sadar hipertensi (KADARSI) yang akan dibentuk

b. Adanya dukungan dari kader dalam rangka memfasilitasi tempat kegiatan

pembentukkan kadarsi

Faktor Penghambat

a. Kesulitan mengumpulkan calon Kadarsi karena kesibukan aktivitas masing-

masing kader, dimana rencana sebelumnya sesuai preplanning awal, kegiatan

pembentukkan Kadarsi akan dilaksanakan pada pukul 14.00 Wib namun

ditunda selama hampir 30 menit. Dan setelah disepakati acara pembentukan

kadarsi dilanjutkan dan anggota yang tidak datang akan di sosialisasikan

langsung kepada individu mengenai jabatan, tugas dan tanggung jawab

sebagai anggota KADARSI.

Rencana Tindak Lanjut

Dalam upaya mengatasi faktor penghambat tersebut, perlunya dijelaskan tentang

tugas dan fungsi Kadarsi dengan jelas, sehingga Kadarsi bersama Pokjakes

mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan bimbingan dari pihak

Puskesmas (penanggung jawab program lanjut usia) sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya masing-masing, serta mampu melakukan kegiatan secara berkala.

27

Page 28: laporan gerontik revisi 1

2) Pelatihan kelompok kader sadar hipertensi (Kadarsi) tentang hipertensi dan cara

perawatannya

Faktor Pendukung

a. Adanya motivasi dari kelompok Kadarsi untuk meningkatkan

pengetahuannya tentang hipertensi dan cara perawatannya

b. Aktifnya kelompok Kadarsi dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan

c. Adanya dukungan dari pihak Pokjakes PELITA SEHAT RW 13 dalam

pelaksanaan kegiatan pelatihan kelompok Kadarsi

d. Adanya dukungan dari kader dalam rangka memfasilitasi tempat kegiatan

pelatihan kelompok Kadarsi.

Faktor Penghambat

a. Keterbatasan dan sulitnya mendapatakan tanah lapang atau lapangan yang

letaknya ditengah-tengah pemukiman warga sehingga membatasi rentang

gerak dalam pelaksanaan teknik relaksasi dan senam jantung sehat. Dan tidak

semua warga dapat mengikuti kegiatan senam diakibatkan letak yang cukup

jauh.

b. Suasana cuaca dan faktor alam yang tidak menentu sehingga dapat

menghanbat dan mengganggu kegiatan rutin dari Senam Jantung Sehat ini.

Rencana Tindak Lanjut

a. Kelompok kader sadar hipertensi (Kadarsi) bersama Pokjakes melaksanakan

tugas dan kewajibannya dengan bimbingan dari pihak Puskesmas

(penanggung jawab program lanjut usia) sesuai tugas pokok dan fungsinya

masing-masing, serta mampu melakukan kegiatan secara berkala.

28

Page 29: laporan gerontik revisi 1

b. Perlunya dilakukan penyegaran kembali pengetahuan kader terkait penyakit

hipertensi dan cara perawatannya oleh Puskesmas Rumbai program kesehatan

Lansia.

3) Memberikan penyuluhan kesehatan dan membagikan leaflet tentang penyakit

hipertensi, perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi hipertensi

yang dilaksanakan di Musholla Al-Anshor RT 04 Kelurahan Meranti Pandak

Kecamatan Rumbai Pesisir pada hari Kamis, 30 Desember 2010 pukul 14.00 s/d

14.45 WIB dengan menggunakan strategi pendidikan kesehatan dan patnership

Faktor Pendukung

a. Aktifnya kelompok Kadarsi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan

b. Adanya dukungan dari pihak Pokjakes PELITA SEHAT RW 13 dalam

pelaksanaan kegiatan penyuluhan

c. Adanya dukungan Kadarsi dalam rangka memfasilitasi tempat kegiatan

penyuluhan kesehatan

d. Lansia dan masyarakat yang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan

tampak antusias dan berpartisipasi aktif dalam proses pelaksanaan kegiatan

penyuluhan

Faktor Penghambat

a. Tidak tersediannya ruangan khusus untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan

b. Sulitnya mengumpulkan lansia dan masyarakat untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan dikarenakan masih banyak yang bekerja dan kurangnya motivasi

untuk hadir

29

Page 30: laporan gerontik revisi 1

Rencana Tindak Lanjut

a. Pemberian informasi kesehatan secara berkala tentang penyakit hipertensi,

perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi hipertensi serta

masalah penyakit lainnya yang sering dialami lansia yang difasilitasi oleh

kelompok Kadarsi bersama Pokjakes PELITA SEHAT’ unit kesehatan lansia

RW 13 Kelurahan Meranti Pandak bekerjasama dengan pihak Puskesmas

Rumbai terutama penanggungjawab program kesehatan lansia

b. Adanya fasilitas yang disediakan oleh perangkat RW untuk pelaksanaan

kegiatan penyuluhan yang lebih kondusif

4) Pelaksanaan senam lansia (senam jantung sehat) bersama lansia dan keluarganya

pada hari Jum’at tanggal 31 Desember 2010 dan pada hari Rabu 05 Januari 2011

pukul 16.00 WIB di halaman kediaman Ibu Siswo RT 05 dengan menggunakan

strategi proses kelompok dan pemberdayaan masyarakat.

Faktor Pendukung

a. Aktifnya kelompok Kadarsi dalam pelaksanaan kegiatan senam jantung sehat

b. Adanya dukungan dari pihak Pokjakes PELITA SEHAT RW 13 dalam

pelaksanaan kegiatan senam jantung sehat

c. Adanya dukungan Kadarsi dalam rangka memfasilitasi tempat kegiatan

senam jantung sehat

d. Lansia dan masyarakat yang mengikuti kegiatan senam tampak antusias dan

bersemangat dalam proses pelaksanaan kegiatan senam

Faktor Penghambat

a. Peralatan dan tempat kegiatan pelaksanaan yang kurang memadai.

30

Page 31: laporan gerontik revisi 1

b. Kurangnya dukungan dari perangkat RW dalam pelaksanaan kegiatan

penyuluhan kesehatan

c. Sulitnya mengumpulkan lansia dan masyarakat untuk mengikuti kegiatan

senam dikarenakan masih banyak yang masih di rumah, kurangnya motivasi

untuk hadir mengikuti senam, dan banyaknya lansia yang masih bekerja

sampai sore yang membuat lansia merasa kelelahan dan enggan untuk

mengikuti kegiatan senam.

Rencana Tindak Lanjut

a. Adanya fasilitas yang disediakan oleh perangkat RW untuk pelaksanaan

kegiatan senam jantung sehat yang lebih kondusif

b. Kadarsi bersama pihak Pokjakes tetap mengkoordinir pelaksanaan senam

jantung sehat secara teratur setiap Rabu dan Jum’at. Namun terdapat wacana

untuk mengganti menjadi hari Minggu, agar lansia laki-laki yang sibuk

bekerja pada hari kerja dapat pula ikut senam pada hari minggu.

2. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan lansia akibat reumatik di RW 13

Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan gaya

hidup lansia yang tidak sehat, kurangnya kemampuan kader dalam upaya

mengatasi masalah reumatik pada lansia.

1) Memberikan penyuluhan kesehatan dan membagikan leaflet tentang penyakit

reumatik, perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi

reumatik yang dilaksanakan di Musholla Al-Anshor RT 04 Kelurahan

Meranti Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir pada hari Kamis, 30 Desember

2010 pukul 14.00 s/d 14.45 WIB dengan menggunakan strategi pendidikan

kesehatan dan patnership.

31

Page 32: laporan gerontik revisi 1

Faktor Pendukung

a. Aktifnya masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan

b. Adanya dukungan dari pihak Pokjakes PELITA SEHAT RW 13 dalam

pelaksanaan kegiatan penyuluhan

c. Adanya dukungan anggota pokjakes dalam rangka memfasilitasi tempat

kegiatan penyuluhan kesehatan

d. Lansia dan masyarakat yang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan

tampak antusias dan berpartisipasi aktif dalam proses pelaksanaan kegiatan

penyuluhan

Faktor Penghambat

a. Tidak tersediannya ruangan khusus untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan

b. Sulitnya mengumpulkan lansia dan masyarakat untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan dikarenakan masih banyak yang bekerja dan kurangnya motivasi

untuk hadir

Rencana Tindak Lanjut

a. Pemberian informasi kesehatan secara berkala tentang penyakit reumatik,

perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi reumatik serta

masalah penyakit lainnya yang sering dialami lansia yang difasilitasi oleh

kelompok Kadarsi bersama Pokjakes PELITA SEHAT’ unit kesehatan lansia

RW 13 Kelurahan Meranti Pandak bekerjasama dengan pihak Puskesmas

Rumbai terutama penanggungjawab program kesehatan lansia

b. Adanya fasilitas yang disediakan oleh perangkat RW untuk pelaksanaan

kegiatan penyuluhan yang lebih kondusif

32

Page 33: laporan gerontik revisi 1

G. Evaluasi

1. Diagnosa keperawatan pertama

a. 100% kelompok Kadarsi mengalami peningkatan pengetahuan tentang

hipertensi dan cara perawatannya setelah menjalani pelatihan

b. 70% Lansia dan masyarakat yang menghadiri kegiatan dapat mengulangi

kembali penjelasan yang telah diberikan.

c. 80% Lansia dan masyarakat yang mengikuti kegiatan dapat mengikuti gerakan

senam jantung sehat dengan tepat

d. Lansia dan masyarakat berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan yang dilakukan

e. Lansia dan masyarakat banyak bertanya mengenai penyakit hipertensi,

perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi hipertensi

2. Diagnosa keperawatan kedua

a. Lansia dan masyarakat berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan yang dilakukan

b. Lansia dan masyarakat banyak bertanya mengenai penyakit reumatik,

perawatan dan cara pengobatan tradisional untuk mengatasi reumatik

c. 75% lansia dan masyarakat yang menghadiri kegiatan dapat mengulangi

kembali penjelasan yang telah diberikan.

d. 80% lansia dan masyarakat yang mengikuti kegiatan dapat menyebutkan cara

meramu obat tradisional untuk reumatik.

e. 50 % masyarakan langsung mau mencoba ramuan yang diperagakan oleh

mahasiswa.

33

Page 34: laporan gerontik revisi 1

H. Saran-Saran

1. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru

a. Memberikan kebijakan dan memfasilitasi upaya peningkatan kesehatan

Lansia RW 13 melalui pemberian pendidikan dan promosi kesehatan

b. Memfasilitasi media promosi kesehatan kepada pengurus Pokjakes dan

kelompok Kadarsi RW 13, karena di dinas kesehatn kota sangat sulit untuk

mendapatkan media promosi kesehatan untuk para pokjakes.

2. Puskesmas Rumbai

a. Memberikan pembinaan dan bimbingan kepada pengurus Pokjakes dan

kelompok Kadarsi RW 13 terkait masalah kesehatan lansia melalui kegiatan

pelatihan secara berkala minimal setiap 6 bulan.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja pengurus Pokjakes unit Lansia dan

kelompok RW 13 secara berkala tiap 6 bulan

c. Pemantauan angka kejadian penyakit pada Lansia di RW 13 Kelurahan Meranti

Pandak terutama untuk kejadian hipertansi dan Reumatik.

d. Memberikan promosi dan pendidikan kesehatan secara berkala terhadap

pencegahan dan pengobatan penyakit pada Lansia melalui kegiatan rutin warga

seperti kegiatan wirid dan kegiatan perkumpulan lainnya.

e. Peningkatan kesehatan dan kesejahteraan Lansia melalui pelaksanaan posyandu

Lansia yang dilaksanakan setiap bulan

3. Pokjakes Pelita Sehat RW 13 unit kesehatan lanjut usia (Lansia)

a. Bekerjasama dengan pihak puskesmas Rumbai dan kelurahan Meranti Pandak

dalam melakukan pembinaan kesehatan lansia secara rutin dan berkala seperti

34

Page 35: laporan gerontik revisi 1

penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan pelaksanaan senam lansia

secara rutin

b. Memfasilitasi pembentukkan pos pembinaan terpadu (Posbindu)

c. Berperan aktif dalam rangka mendeteksi dan mengidentifikasi masalah

kesehatan yang terjadi pada Lansia di RW 13 serta melaporkannya kepada

Puskesmas Rumbai untuk segera diatasi

4. Kelompok kader sadar hipertensi (Kadarsi) RW 13 Kelurahan Meranti Pandak

a. Bekerjasama dengan pihak puskesmas Rumbai, kelurahan Limbungan dan

Pokjakes Pelita Sehat unit Lansia dalam melakukan pembinaan kesehatan lansia

dan masyarakat secara rutin dan berkala seperti penyuluhan kesehatan,

pemeriksaan kesehatan dan pelaksanaan senam lansia secara rutin

b. Berperan aktif dalam rangka mendeteksi dan mengidentifikasi penyakit

hipertensi yang terjadi pada Lansia dan masyarakat RW 13 serta

melaporkannya kepada Puskesmas Rumbai untuk segera diatasi

c. Mengumpulkan data kesehatan kelompok usia lanjut di RW 13 khususnya yang

mengalami hipertensi

d. Melakukan kunjungan rumah dan perawatan pada lansia dengan hipertensi

e. Memfasilitasi dan mengaktifkan senam lansia setiap minggu bersama Pokjakes

unit kesehatan Lansia

35

Page 36: laporan gerontik revisi 1

5. Kelurahan Meranti Pandak

a. Bekerjasama dengan puskesmas Rumbai dan instansi terkait untuk memberikan

pembinaan, monitoring dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pelayanan

kesehatan Lansia di RW 13 seperti posyandu lansia

b. Mengalokasikan dan memberikan bantuan dana operasional pelaksanaan

kegiatan peningkatan kesehatan lansia

c. Mengambil kebijakkan khusus dalam upaya peningkatan status kesehatan

Lansia di RW 13.

6. Ketua RW 13 Kelurahan Meranti Pandak

a. Bekerjasama dengan puskesmas Rumbai, Pihak Kelurahan Meranti Pandak dan

instansi terkait lainnya untuk memberikan pembinaan dan monitoring kegiatan

pelayanan kesehatan Lansia di RW 13 seperti posyandu lansia

b. Mengusulkan dan mengalokasikan bantuan dana operasional pelaksanaan

kegiatan peningkatan kesehatan lansia

c. Mengambil kebijakkan khusus dalam upaya peningkatan status kesehatan

Lansia di RW 13.

d. Memfasilitasi kegiatan Pokjakes unit kesehatan Lansia dan kelompok Kadarsi

dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan Lansia

e. Bersama Pengurus Pokjakes membentuk suatu perkumpulan lansia untuk

memudahkan pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia di RW 13 Kelurahan

Meranti Pandak.

7. Tokoh agama dan tokoh masyarakat

a. Berperan aktif serta memfasilitasi dan mendukung kegiatan pembinaan

kesehatan lansia di RW 13

36

Page 37: laporan gerontik revisi 1

b. Memberikan dukungan secara moril dan materil kepada Pokjakes dan Kadarsi

Pelita Sehat dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan Lansia di RW 13

c. Bersama ketua RW dan Pengurus Pokjakes membentuk suatu perkumpulan

lansia untuk memudahkan pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia di RW 13

Kelurahan Meranti Pandak.

37