Laporan Farmako Vi

71
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI DIURETIK DAN OBAT-OBAT ANTI HIPERTENSI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum Farmakologi Disusun Oleh : Kelas 3B2 Kelompok 1: 1. Fiara Kusumawati ( 080105108 ) 2. Dwi Purwati ( 080105109 ) 3. Eni Kurniawati ( 080105110 ) 4. Gita Destiyani ( 080105111 ) 5. Agustin Endriyani ( 080105112 ) 6. Rini Yuniati ( 080105113 ) 7. Fadmawati ( 080105114 ) 8. Nuria Desiana ( 080105115 ) PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2009/2010

description

obat

Transcript of Laporan Farmako Vi

Page 1: Laporan Farmako Vi

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI

DIURETIK DAN OBAT-OBAT ANTI HIPERTENSI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum Farmakologi

Disusun Oleh : Kelas 3B2 Kelompok 1:

1. Fiara Kusumawati ( 080105108 )

2. Dwi Purwati ( 080105109 )

3. Eni Kurniawati ( 080105110 )

4. Gita Destiyani ( 080105111 )

5. Agustin Endriyani ( 080105112 )

6. Rini Yuniati ( 080105113 )

7. Fadmawati ( 080105114 )

8. Nuria Desiana ( 080105115 )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2009/2010

Page 2: Laporan Farmako Vi

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui penggolongan, indikasi, kontra indikasi, farmakokinetik,

farmakodinamik, efek samping, cara pemberian dan hal – hal yang berhubungan dengan

proses asuhan kebidanan dari obat – obat antihipertensi.

B. BAHAN DAN ALAT

No Nama Obat No Nama Obat

1 HCT 14 Co-diovan tab

2 Farsix inj 15 Tenace tab

3 Spirola tab 16 Noperten 5 tab

4 Captopril 12,5mg 17 Tensivask 5mg tab

5 Nifedipin tab 18 Tenazide

6 Zanidip tab. 19 Lasix tab

7 Bisoprolol Fumarat 20 Lasix inj

8 Dopamet tab 21 Aldactone

9 Catapres inj 22 Letonal

10 Herbesser inj 23 Furosemid tab

11 Diltiazem tab 24 Propanolol

12 Blopres 8 mg tab 25 Searle

13 Co-approvel tab

C. CARA KERJA

Page 3: Laporan Farmako Vi

Mahasiswa bekerja secara berkelompok. Tiap kelompok bekerja dengan obat tertentu

secara bergantian. Amati tiap sediaan obat, catatlah :

a. Nama obat ( merek dagang ) dan zat berkhasiat.

b. Indikasi, kontra indikasi

c. Farmakokinetik, farmakodinamik

d. Efek samping

e. Cara pemberian

f. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses asuhan kebidanan

BAB II

Page 4: Laporan Farmako Vi

DASAR TEORI

A. Diuretika

Diuretika adalah zat – zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih ( dieresis )

melaui kerja langsung terhadap ginjal.

Diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu

- Diuretika lengkungan : Furosemid, bumetadina, dan etakrinal. Obat – obat ini

berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat ( 4 – 6 jam ). Banyak digunakan pada

keadaan akut, misalnya pada edema otak dan paru – paru.

- Derivat thiazida : hidroklorothiazida, klortalidon, mefrusida, indapamida,

xipamida( diurexan ), klopamida.

Efek lebih lemah dan lambat, juga lebih lama ( 6 – 48 jam ) dan terutama

digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung

( decompensation cordis )

- Diuretika penghemat kalium : antagonis aldosteron ( spironolakton, kanrenoat ),

amilorida, dan triamteren.

Efek obat – obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan

diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium.

- Diuretika osmotis : manitol dan sorbital

Efeknya adalah dieresis osmotis dengan ekskresi air tinggi dan relative sedikit

ekskresi Na.

- Perintang – karbononhidrase

Zat ini merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping

karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air.

Khasiat diuretika hanya lemah setelah beberapa hari terjadi trachyfylaxie, maka

perlu digunakan secara selang – seling ( intermittens ).

B. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit yang ditunjukkan oleh tekanan darah seseorang yaitu

sistolik di atas 140 mm Hg dan diastolik di atas 90 mm Hg. Dari pengertian di atas

diketahui bahwa darah tinggi didefinisikan berdasarkan ukuran dan bersifat

Page 5: Laporan Farmako Vi

generalisasi. Selain itu definisi ini juga bersifat umum sehingga belum mencakup

usia, berat badan, pola hidup, lingkungan dan faktor genetis.

C. Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu;

1. hipertensi primer.

Juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan merupakan 95% dari kasus-

kasus hipertensi. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi

vaskular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, restensi

vaskular perifer bertambah, atau keduanya. Pada hipertensi, curah jantung cenderung

menurun dan resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan

penebalan dinding arteri dan arteriol, mungkin sebagian diperantari oleh faktor yang

dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,

angiotensin, hormon pertumbuhan), sehingga menjadi alasan sekunder dari hipertensi

yang sudah ada telah menyebabkan penelitian etiologi semakin sulit dan observasi ini

terbuka untuk berbagai interpretasi.

2. hipertensi sekunder.

hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya

penyakit lain yaitu akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar

adrenal,obat-obatan maupun kehamilan.

D. Kriteria Penyakit Hipertensi

Kriteria Penyakit Hipertensi menurut The Joint National Committee V (JNC-V) dari

USA tahun 1993 sebagai berikut :

Tekanan Darah (mm Hg) Sistolik Diastolik

1. Normal < 130 < 85

2. Perbatasan (High normal) 130 - 139 85 - 89

3. Hipertensi

Derajat 1 = ringan 140 - 159 90 - 99

Derajat 2 = sedang 160 – 179

Derajat 3 = berat 180 – 209

Derajat 4 = sangat berat _ 210 _ 120

Pengelompokkan diatas juga berdasarkan ukuran sehingga belum mempertimbangkan faktor-

faktor spesifik dari tiap-tiap penderita.

Page 6: Laporan Farmako Vi

E. Penyebab Hipertensi

Sekitar 90 – 95 % kasus penyakit hipertensi belum dapat diketahui penyebabnya.

Tidak dapat diketahui mengapa seorang menderita hipertensi. Hipertensi seperti itu disebut

Hipertensi esensial. Sekitar 5 - 10% kasus penyakit hipertensi sudah dapat diketahui

penyebabnya. Hipertensi ini disebut Hipertensi sekunder yang antara lain disebabkan

penyakit ginjal, kelainan endokrin, pemakaian obat dll. Hipertensi esensial dapat terjadi pada

orang muda maupun orang dewasa. Pada prinsipnya hipertensi ini tidak diketahui sebabnya

secara pasti, tetapi dapat dipelajari ‘kemungkinan sebabnya’. Pada orang muda dapat

dipelajari kemungkinan sebabnya seperti kelainan kelenjar endokrin, kelainan fungsi jantung,

kelainan fungsi ginjal, kelainan fungsi metabolisme yang menyebabkan komposisi darah

kurang normal dan lain-lain faktor yang umumnya bersifat bawaan.

Hipertensi esensial pada orang dewasa dan lanjut usia umumnya memiliki

kemungkinan sebab yang berkaitan dengan degenerasi organ-organ tubuh. Organorgan tubuh

sesuai dengan usia mengalami penurunan vitalitas sehingga tekanan darah naik untuk

memperoleh keseimbangan, atau bahkan tekanan darah naik karena keleluasaan peredaran

darah terhambat karena penuaan pembuluh darah (penurunan elastisitas pembuluh darah) atau

organ yang dilalui darah seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru dan lain-lain. Serta

kemungkinan sebab lain yang berkaitan dengan pengaturan syaraf pusat dan gangguan

kelenjar endokrin. Hipertensi sekunder lebih mudah diatasi daripada hipertensi esensial

karena sesudah sebabnya diketahui secara pasti maka pengobatan diarahkan untuk

memperbaiki organ yang rusak. Jika pengobatan itu berhasil maka sewajarnya hipertensi itu

akan sembuh.

E. Gejala Penyakit Hipertensi

1. Sakit kepala

2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

5. Telinga berdenging

F. Komplikasi

Page 7: Laporan Farmako Vi

Komplikasi penyakit hipertensi adalah penyakit yang diakibatkan oleh karena tekanan

darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Akibat dari hipertensi ini akan timbul penyakit

lain sebagai komplikasinya.

1. Kerusakan pada otak; akibat pecahnya pembuluh darah otak (stroke).

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah

otak. Akibatnya darah tercecer di bagian tertentu dari otak, sementara pada bagian

lain dari otak tidak teraliri darah secara mencukupi sehingga sebagian otak rusak.

2. Kerusakan pada jantung; akibat pembesaran otot jantung kiri sehingga mengalami

gagal jantung. Pembesaran otot jantung kiri karena kerja keras jantung untuk

memompa darah.

3. Kerusakan pada ginjal; akibat rusaknya pembuluh darah ginjal sehingga fungsi ginjal

menurun sampai dengan gagal ginjal. Rusaknya pembuluh darah ginjal karena

tekanan darah yang tinggi menekan dinding pembuluh darah.

4. Kerusakan pada mata. Kerusakan pada mata karena tekanan darah yang tinggi

menekan pembuluh darah dan syaraf sehingga penglihatan terganggu.

G. Penyakit Penyerta Hipertensi

Penyakit penyerta hipertensi adalah penyakit yang biasa timbul pada penderita

hipertensi bersamaan dengan penyakit hipertensi tetapi bukan diakibatkan oleh hipertensi.

Berbagai penyakit dapat menyertai atau timbul bersamaan dengan hipertensi sehingga

mengakibatkan kerusakan organ dari penderita yang lebih parah.

Penyakit penyerta hipertensi antara lain:

1. Kencing manis

2. Kencing manis akibat resistensi insulin

3. Hiperfungsi kelenjar thyroid

4. Rematik dan Gout

5. Kadar lemak darah tinggi

H. Pengobatan Hipertensi secara Konvensional

Karena 90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya maka pengobatan hipertensi

diarahkan terutama untuk menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga

kualitas hidup penderita tidak menurun. Dengan demikian pengobatan darah tinggi

dengan obat kimia diarahkan langsung untuk menurunkan tekanan darahnya dan bukan

mengobati penyebabnya.

Page 8: Laporan Farmako Vi

Disamping tujuan diatas pengobatan hipertensi dengan obat kimia juga diarahkan

mengurangi akibat dari penyakit hipertensi seperti kesakitan, pengerasan pembuluh darah

(arteriosklerosis), penyembuhan penyakit penyerta, memulihkan kerusakan target organ

dan mencegah kerusakan akibat hipertensi. Selain itu pengobatan darah tinggi juga

diarahkan untuk menghindarkan hal-hal yang beresiko mengakibatkan kenaikan tekanan

darah antara lain: makanan berlemak tinggi, garam, daging kambing, buah durian,

minuman beralkohol, rokok dan kopi. Obat kimia untuk darah tinggi terutama diberikan

untuk menurunkan tekanan darahnya dan bukan mengobati penyebabnya. Menurunkan

tekanan darah dilakukan dengan cara:

Pengeblok Kalsium.

Memperlancar peredaran darah dan menurunkan jumlah air dalam darah

dengan cara mengeblok kalsium agar kalsium kembali ke otot dan tidak

mengikat air serta tidak mengendap di pembuluh darah.

Menurunkan tahanan pembuluh darah tepi.

Diuretika, mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara

dibuang sebagai urine.

Anti-andrenegik, menurunkan produksi, sekresi dan efektivitas hormon

adrenalin.

Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan

volume pembuluh darah dan organ-organ yang diisi darah.

I. Faktor Resiko Hipertensi:

-         Merokok

-         Obesitas (BMI ≥ 30)

-         Immobilitas (kurang gerak)

-         Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol dalam darah yang tinggi)

-         Diabetes melitus

-         Mikroalbuminuria (terdapat albumin dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/menit

-         Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65 tahun untuk perempuan)

Page 9: Laporan Farmako Vi

-         Riwayat keluarga

J. Terapi Hipertensi:

a. Terapi non farmakologi

Bagi yang obesitas, turunkan berat badan

Diet garam (< 2.4 g/hari)

Kurangi konsumsi lemak

Tidak merokok, kurangi kopi, alkohol

Istirahat cukup

Olahraga teratur

b. Terapi Farmakologi

Obat yang bisa digunakan antara lain:

o       Golongan ACE-1 (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)

Obat-obat golongan ini bekerja menghambat perubahan Angiotensin I

(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II) yang merupakan vasokonstriktor kuat.

Obat-obat golongan ini seperti captopril,lisinopril, enalapril dll

o       Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin Reseptor Blocker)

Golongan obat ini bekerja mengeblok reseptor Angiotensin II (AT II) subtipe

ATI. Golongan obat-obat ini seperti losartan, irbesartan dll.

o       Alfa-1 bloker

Obat golongan ini bekerja mengeblok reseptor α1 yang mengakibatkan

vasodilatasi. Obat-obat golongan ini seperti prazosin, terazosin, doxazosin dll.

o       Beta bloker (mengeblok reseptor β)

Page 10: Laporan Farmako Vi

Obat-obat golongan ini seperti: propranolol, atenolol, metaprolol dll.

o       Ca channel bloker

Bekerja menghambat masuknya calsium ke otot pembuluh darah, obat-

obatnya seperti : diltiazem, nifedipin, verapamil, amlodipin dll.

o       Diuretik

Obat-obat diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit di tubulus

dan meningkatkan ekskresi air dan NaCl. -

Golongan diuretik antara lain: HCT (Hidroklorotiazid), spironolakton,

furosemid

Page 11: Laporan Farmako Vi

BAB III

HASIL PENGAMATAN

1. Nama Obat : HCT

Nama Generik : Hidroklorotiazide

Indikasi Obat : diuretika, edema, terapi tambahan pada hipertensi

Kontra indikasi Obat :anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.

Farmakokinetik : mengakibatkan pertambahan eksresi zat-zat gizi semisal

magnesium (desiensi berdampak sebagai asma, masalah

kardiovaskuler, kram, osteoporosis, dan PMS: sindrom

premenstrual), kalium, natrium (menyebabkan gangguan

keseimbangan cairan), seng (sehingga memperlambat

penyembuhan luka, mengganggu sense of smell and taste, dan

sistem kekebalan), dan Co-Q10 (mengakibatkan gagal jantung

kongestif, tekanan darah tinggi).

Farmakodinamik : menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal, yang

menyebabkan meningkatnya ekskresi sodium dan air sebaik

potassium dan ion hydrogen.

Cara Penggunaan : 50 – 200 mg/hari

Efek Samping : gangguan metabolic, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia,

gangguan saluran cerna, sakit kepala, pusing, hipotensi,

pastural, parestesia, impotensi, penglihatan menjadi kuning,

reaksi hipersensitif, jarang ikterik kolestatik, pancreatitis, dan

diskrasia darah.

2. Nama Obat : Farsix inj

Nama Generik : Furesemid

Indikasi Obat : edema, hipertensi ringan hingga sedang.

Page 12: Laporan Farmako Vi

Kontra indikasi Obat : gangguan fungsi ginjal, hematologi, SSP serta kulit.

Jumlah Dosis : Furosemida 10 mg/ml injeksi; 40 mg/tablet.

Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak

menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism

tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,

kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan

menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1

sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui

ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1

sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu

minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium

telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna

diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan

magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg

sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-

K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati

terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam

saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,

menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,

menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi

furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor

apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg

dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat

kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,

kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir

dosis itu.

Farmakodinamik : Furosemid ( diuretic kuat ) menurunkan reabsorbsi sodium

dan klorida di ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal.

Meningkatkan ekskresi sodium, air, klorida, kalsium, dan

magnesium. Diuretic kuat diindikasikan untuk edema,

hiperkalesemia akut, hiperkalemia, GGA, dan hipertensi.

Diuretic kuat tereabsorbsi cepat, tereliminasi melalui ginjal

Page 13: Laporan Farmako Vi

dengan filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Diuretic kuat

selektif menghambat reabsorbsi NaCl di thick ascending limb

( TAL ) dan menginduksi sintesis prostaglandin renal sehingga

terjadi vasodilatasi pada arteriola aferen ( pembuluh darah yang

masuk ke glomerulus ).

Cara Penggunaan : awal : 20 – 40 mg ( 1-2 ampul ) secara iv atau im, jika tidak

memuaskan dosis dapat ditambah secara bertahap setiap 2 jam

masing – masing 20 mg ( 2 ampul ) diberikan secara intravena,

jika kondisi pasien membutuhkan dapat diberikan dosis

berikutnya 20 – 40 mg disuntikkan sesudah 20 menit;

penggunaan secara parenteral diindikasikan, jika absorbs pada

pemberian oral berkurang atau jika diinginkan efek kerja yang

cepat.

Efek Samping : Hiperurisemia, hipokalemia, hiponatremia, anoreksia

(kehilangan nafsu makan), azotemia (kelebihan urea atau

senyawa nitrogen lainnya dalam darah), reaksi hipersensitivitas,

reaksi dermatologis, gangguan saluran pencernaan, detak

jantung tak teratur, rasa haus, reaksi hematologis.

Perhatian : Diabetes melitus, riwayat gout, kerusakan fungsi hati,

hiperurisemia, riwayat lupus eritematosus sistemik,

pankreatitis, kehamilan.

Interaksi obat :

- dapat mempotensiasi aksi antihipertensi d-tubokurarin.

- hipoglikemik, pengobatan dengan anti-gout.

- dapat mempertinggi toksisitas aminoglikosida, Sefalosporin,

Salisilat, Lithium, dan glikosida jantung.

- keefektifan diuretika bisa dikurangi oleh Probenesid.

- peningkatan hipotensi ortostatik bisa terjadi jika digunakan

dengan alkohol, narkotik, Barbiturat.

Page 14: Laporan Farmako Vi

- adrenokortikoid, Amfoterisin B, atau ACTH (hormon

adrenokortikotropik) bisa mengintensifkan ketidakseimbangan

elektrolit.  

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

3. Nama Obat : Spirola

Nama Generik : spironolactone

Indikasi Obat : hipertensi primer, hiperaldosteron, kondisi edema seperti pada

gagal jantung kongestif, asites, sindroma nefrotik, hipokalemia.

Kontra indikasi Obat : anuria, insufisiensi ginjal akut, hiperkalemia.

Dosis : kondisi edema dan hipokalemia 25 – 100mg/hari. Hipertensi

esensial 50 – 100 mg.

Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.

Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat

K lainnya, karbenoksolon.

Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh

makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi

metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan

melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,

kanrenon 20 jam.

Cara Penggunaan : dewasa : 50 – 100 mg sehari dalam dosis bagi; selanjutnya

dapat ditingkatkan sampai 400 mg. anak: 3 mg/kg BB/ hari

dalam dosis bagi.

Efek Samping : diare, mual, ginekomastia, sakit kepala, mengantuk.

4. Nama Obat : Captopril

Nama Generik : kaptopril 12,5 mg

Page 15: Laporan Farmako Vi

Jumlah Dosis : tiap tablet mengandung Captopril 25mg

Cara Pengguanan : hipertensi : 3xsehari 12,5mg atau 2xsehari 25 mg; jika perlu

ditingkatkan menjadi 2x 50 mg. Gagal jantung : mulai 3x12,5

mg, jika perlu ditingkatkan menjadi 3x25 mg. Pasca infark

miokardia: dimulai 3 hari sesudah serangan, mulai dengan 6,25

mg, naikkan 37,5 mg/hari dalam dosis terbagi. Diabetes

nefropati: 3x sehari 25 mg untuk jangka panjang.

Indikasi Obat : hipertensi, gagal jantung, pasca infark miokardia, diabetes

nefropati.

Kontra indikasi Obat : hipersensitif

Farmakokinetik : obat imunosupresan, suplemen K atau diuretik yang

mengandung K, probenosid, AINS, diuretik, minoksidil.

Farmakodinamik : kompetitif inhibitor dari angiotensin-converting enzyme

(ACE); mencegah perubahan dari angiotensin I menjadi

angiotensin II, kekuatan vasokonstriktor hasil dari angiotensin

II yang paling rendah yang disebabkan pemasukan ke dalam

plasma aktifitas renin dan direduksi oleh sekresi aldosteron.

Efek Samping : Umumnya kaptopril dapat ditoleransi dengan baik. Efek

samping yang dapat timbul adalah ruam kulit, gangguan

pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala, lelah/letih

dan hipotensi.Efek samping ini bersifat dose related dengan

pemberian dosis kaptopril kurang dari 150 mg per hari, efek

samping ini dapat dikurangi tanpa mengurangi khasiatnya. Efek

samping lain yang pernah dilaporkan: umumnya asthenia,

gynecomastia. Kardiovaskular : cardiac arrest, cerebrovascular

accident/insufficiency, rhythm disturbances, orthostatic

hipotension, syncope. Dermatologi : bullous pemphigus,

erythema multiforme exfoliative dermatitis. Gastrointestinal :

pankreatitis, glossitis, dispepsia. Hepatobiliary : jaundice,

hepatitis, kadang-kadang nekrosis, cholestasis. Metabolit :

Page 16: Laporan Farmako Vi

symptomatic hyponatremia. Musculoskeletal : myalgia,

myasthenia. Nervous/psychiatric : ataxia, confusion,

depression, nervousness, somnolence. Respiratory :

bronchospasm, eosinophilic pneumonitis, rhinitis, blurred

vision, impotence. Seperti ACE inhibitor lainnya dapat

menyebabkan sindroma termasuk: myalgia, arthralgia,

interstitial nephritis, vasculitis, peningkatan ESR.

5. Nama Obat : Nifedipin tab

Nama Generik : Nifedipin

Jumlah dosis : Tiap tablet salut selaput mengandung 10 mg nifedipin

Indikasi Obat : Untuk pengobatan dan pencegahan insufiensi koroner

terutama angina pektoris, hipertensi kronik dan hipertensi

urgensis.

Kontra indikasi Obat : Hipersensitif terhadap nifedipin. Jangan diberikan pada wanita

hamil. Jangan diberikan pada ibu menyusui karena nifedipin

diekskresi ke dalam ASI. Bila nifedipin sangat diperlukan,

dianjurkan untuk berhenti menyusui karena pengaruhnya

terhadap bayi belum diketahui. Jangan digunakan pada syok

kardiovaskuler.

Farmakokinetik : serangan aksi: oral selama 20 menit

Protein binding : 92% - 98% ( tergantung pada konsentrasi )

Metabolisme : diliver menjadi metabolik inaktif

Paruh waktu : dewasa, normal : 2-5 jam

Dewasa dengan sirosis : 7 jam

Eliminasi : diurin

Farmakodinamik : menghambat ion kalsium dari masukan area sensitif pada

salah satu tegangan diotot vaskuler dan miokardium selama

depolarisasi, menghasilkan sebuah relaksasi otot vaskuler

Page 17: Laporan Farmako Vi

coronaria dan vasodilatasi coronaria, menambah pasokan

oksigen pada miokardial ke pasien dengan vasospatik.

Cara Penggunaan : Dosis tunggal 5 - 10 mg. Dosis rata-rata 5 - 10 mg, 3 x sehari.

Interval tiap dua dosis paling sedikit 2 jam. Tablet ditelan utuh

dengan sedikit cairan. Bila diinginkan khasiat yang cepat,

misalnya ketika terasa akan datang serangan, tablet dikunyah

dan dibiarkan menyebar dalam mulut. Nifedipin akan diserap

cepat oleh selaput lendir mulut.

Efek Samping : Kadang-kadang mengakibatkan mual, sakit kepala, palpilasi,

takikardia, lemah, edema, hipotensi, reaksi hipersensitif.

Umumnya timbul pada awal pengobatan bersifat sedang dan

sementara. Hiperplasia gingival timbul pada kasus-kasus isolasi

selama terapi jangka panjang, yang hilang bila pengobatan

dihentikan. Gangguan fungsi hati (intrahepalik cholestalis,

kenaikan transaminase) jarang terjadi dan reversibel pada

penghentian obat. Pada pria lanjut usia, pemberian jangka

panjang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar mammae

(ginekomastia) yang hilang bila pengobatan dihentikan.

Perhatian : Hati-hati bila diberikan bersama obat-obat golongan beta

blocker dapat menimbulkan hipotensi berat, payah jantung dan

infark miokard. Agar selalu dilakukan pengecekan/kontrol

terhadap tekanan darah. Penderita yang mendapat pengobatan

dengan nifedipin harus dilakukan pemeriksaan secara teratur.

Dapat mengganggu kemampuan mengendarai kendaraan

bermotor atau menjalankan mesin terutama pada awal

pengobatan, pada kombinasi dengan alkohol atau bila diganti

dengan obat lain.

Hati-hati pada penderita dialisa dengan Malignant hypertension

dan gagal ginjal irreversibel dengan hipovolemia, karena dapat

terjadi penurunan tekanan darah akibat vasodilatasi.

Dapat menimbulkan rasa sakit pada dada (gejala seperti angina

pectoris) yang biasanya timbul pada 30 menit setelah

Page 18: Laporan Farmako Vi

pemberian nifedipin. Bila diberikan bersama dengan obat

penghambat reseptor adrenergik penderita harus dimonitor

secara hati-hati karena kemungkinan timbulnya hipotensi berat

dan gagal jantung. Hati-hati bila diberikan pada penderita

diabetes mellitus karena walaupun nifedipin bukan

diaketogenik, tetapi pada kasus-kasus tertentu pernah

dilaporkan kenaikan temporer glukosa darah (hiperglikemia).

6. Nama Obat : Zanidip tab

Nama Generik : Lekarnidipin HCL

Indikasi Obat : penatalaksanaan hipertensi esensial ringan – sedang

Kontra indikasi Obat : hamil, laktasi, obstruksi aliran keluar ventrikel kiri, gagal

jantung kongestif yang tidak diobati, angina pectoris tak stabil,

disfungsi hati dan ginjal berat atau bersama dengan infark

miokard yang diderita dalam 1 bulan. Digunakan bersama

dengan siklosporin atau dengan jus anggur.

Farmakokinetik : obat ini digunakan secara oral sampai waktu 2 jam. Puncak

efeknya didalam tubuh 4 jam. Durasinya selama 6-12 jam,

absorpsinya secara oral 60-80%. Eliminasinya dikeluarkan

lewat urine.

Farmakodinamik : menghambat reaksi sodium didalam tubulus distal karena

peningkatan ekskresi dari sodium dan air sehingga menjadi

potasium dan hidrogen.

Cara Penggunaan : 10 mg 1x/hari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg. berikan

pada saat perut kosong sekurang – kurangnya 15 menit sebelum

makan.

Efek Samping : ruam, edema perifer, palpitasi, takikardi, sakit kepala,

pusing, asthenia.

7. Nama Obat : Bisoprolol Fumarat

Nama Generik : Bisoprolol

Page 19: Laporan Farmako Vi

Indikasi Obat : Hipertensi, sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan

anti hipertensi lain

Kontra indikasi Obat : Syok kardiogenik, blok AV derajat 2 atau 3 sindroma sick

sinus, blok SA, bradikardi

Farmakokinetik : Bioavailabilitas dosis oral 10 mg adalah sekitar 80%.

Absorpsi tidak dipengaruhi oleh adanya makanan. Metabolisme

lintas pertama bisoprolol fumarate sekitar 20%. Ikatan dengan

protein serum sekitar 30%. Konsentrasi puncak plasma pada

dosis 5-20 mg terjadi dalam 2-4 jam, dan nilai puncak rata-rata

berkisar dari 16 ng/ml pada 5 mg hingga 70 ng/ml pada 20 mg.

Pemberian bisoprolol fumarate sekali sehari memperlihatkan

adanya variasi kadar plasma puncak intersubyek kurang dari

dua kali lipat. Waktu paruh eliminasi plasma adalah 9-12 jam

dan sedikit lebih lama pada penderita usia lanjut, hal ini

disebabkan menurunnya fungsi ginjal. Steady state dicapai

dalam 5 hari, pada dosis sekali sehari. Akumulasi plasmanya

rendah pada penderita usia muda dan tua; faktor akumulasi

berkisar antara 1,1 sampai 1,3, sesuai dengan yang diharapkan

dari kinetik urutan pertama dan pemberian sekali sehari.

Konsentrasi plasma pada dosis 5-20 mg adalah proposional.

Karakteristik farmakokinetik dari kedua enansiomer adalah

serupa.Bisoprolol fumarate dieliminasi melalui ginjal dan

bukan ginjal, sekitar 50% dari dosis, tetap dalam bentuk utuh di

urin dan sisanya dalam bentuk metabolit tidak aktif. Kurang

dari 2% diekskresikan melalui feses. Bisoprolol fumarate tidak

dimetabolisme oleh sitokrom P450 II D6 {debrisokuin

hidroksiiase). Pada subyek dengan bersihan kreatinin kurang

dari 40 ml/menit, waktu paruh plasma meningkat kira-kira 3

kali lipat dari orang sehat. Pada penderita sirosis hati, eliminasi

bisoprolol fumarate lebih bervariasi dalam hal kecepatan dan

secara signifikan lebih lambat dari orang sehat, dengan waktu

paruh bersama berkisar antara 8,3 sampai 21,7 jam

Page 20: Laporan Farmako Vi

Farmakodinamik : Mekanisme kerja antihipertensi dari bisoprolol belum

seluruhnya diketahui. Faktor-faktor yang terlibat adalah :

1. Penurunan curah jantung

2. Penghambatan pelepasan renin oleh ginjal.

3. Pengurangan aliran tonus simpatis dari pusat vasomotor

pada otak.

Pada orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol menurunkan

kejadian takikardia yang diinduksi oleh aktivitas fisik dan

isoproterenol. Efek maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam

setelah pemakaian. Efek tersebut menetap selama 24 jam pada

dosis >5 mg. Penelitian secara elektrofisiologi pada manusia

menunjukkan bahwa bisoprolol secara signifikan mengurangi

frekuensi denyut jantung, meningkatkan waktu pemulihan sinus

node, memperpanjang periode refrakter AV node dan dengan

stimulasi atrial yang cepat, memperpanjang konduksi/W node.

Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik

tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg) digunakan

bersamaan dengan bisoprolol fumarate untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi ringan sampai sedang.

Cara Penggunaan : dosis awal 5 mg sekali sehari, dapat dinaikkan sampai 10 – 20

mg/hari.

Efek Samping : Sensasi dingin/kebal pada ekstremitas, mual, muntah, diare,

konstipasi, lelah, pusing, sakit kepala ( terjadi pada awal terapi

tetapi biasanya menghilang sesudah 1-2 minggu )

Dosis : Awal 5 mg 1x/hari , dapat ditingkatkan menjadi 10-20 mg

1x/hari

Perhatian : Gangguan fungsi ginjal/hati, bronkospasme, terapi bersama

anestesi inhalasi, DM, blok AVderajat 1, Angina Prinzmetal,

peny oklusi arteri perifer

Interaksi Obat : Verapamil, diltiazem, nifedepin, klonidin, penghambat MAO,

obat antiaritemia gol I&II, tetes mata, insulin, dan obat

Page 21: Laporan Farmako Vi

antidiabetika oral, zat anestesi, glikosida digitalis, obat yang

menghambat sintesa prostaglandin, derivate ergotamine, obat

simpotematik, antidepresan trisiklik, barbiturate fenotiazin,

obat antihipertensi lain, rifampisin.

8. Nama Obat : Dopamet tab

Nama Generik : metildopa

Indikasi Obat : hipertensi esensial yang ringan atau yang berat; hipertensi

nefrogenikhipertensi pada taraf permulaan kehamilan.

Kontra indikasi Obat : penyakit hati yang aktif seperti hepatitis akut dan sirosis hati,

bila pengobatan sebelumnya dengan alfa metildopa telah timbul

gangguan hati, hipersensitif.

Jumlah Dosis : Setiap tablet bersalut mengandung : L - a - methyldopa 250

mg

Farmakokinetik : efek hipotensi berkurang dengan obat-obat simpatomimetika,

antidepresan trisiklik, derivat phenothiasin; diperkuat oleh

diuretika golongan tiazid, obat-obat vasodilator, alkohol.

Meningkat efek hipoglikemik dari talbutamid.

Farmakodinamik : simulasi dari reseptor pusat alfa- adrenergik oleh transmiter

bahwa hasil keluaran dari syaraf simpatetik untuk jantung,

ginjal, dan vaskolator periferal mengalami peunurunan.

Cara Penggunaan : dosis awal sehari ½ - 1 tablet; penyesuaian dosis untuk

mencapai tekanan darah yang dikehendaki harus dilakukan

secara bertahap, misalnya menaikkan dosis dengan ½ - 1 tablet

selang 2-3 hari.

Efek Samping : Lemah, mulut kering, hidung tersumbat. Adakalanya terjadi

gangguan lambung-usus, sakit kepala, pusing, kemerahan pada

kulit, penambahan berat badan, edema, impotensi.

Perhatian : Riwayat penyakit hati dan atau gangguan mental. Disfungsi

ginjal yang parah.

Page 22: Laporan Farmako Vi

Interaksi obat :

- efek hipotensi dihilangkan oleh simpatomimetik, antidepresan

trisiklik, derivat Fenotiazin, dan dipertinggi oleh diuretik

Tiazida, Alkohol, Levodopa, vasodilator.

- bisa mempotensiasi aksi hipoglikemiak dari Tolbutamida.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: B: Baik penelitian reproduksi

hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita

hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan

kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada

wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester

selanjutnya).

9. Nama Obat : Catapres inj

Nama Generik : klonidin HCL

Indikasi Obat : semua bentuk hipertensi kecuali bentuk peokromositomatik

Kontra indikasi Obat : sick sinus syndrome

Farmakokinetik : meningkatkan efek antihipertensi dari diuretik vasodilator,

beta blocker. Dengan beta blocker dan glikosida jantung;

menyebabkan disritmia dan penurunan frekuensi denyut

jantung. Dengan anti depresan trisiklik; menurunkan TD.

Farmakodinamik : reabsorpsinya dari usus lengkap dengan BA hampir 100%,

efek hipotensi maksimalnya dicapai dalam waktu 4 jam dan

bertahan 8 jam. Ekskresinya lewat kemih (60%) dan tinja (20%

sebagian dalam bentuk metabolit)

Cara Penggunaan : awal : 2x sehari ½ tablet. Injeksi : 1 ampul dilarutkan dalam

10 ml salin; disuntikkan IV lambat selama 10 menit atau; IM, 1

dosis maksimum 1 ampul sehari. Tablet : awal: tablet pada

malam hari; dosis maksimum 6 tablet untuk yang berobat jalan

dan 12 tablet untuk yang dirawat di RS.

Page 23: Laporan Farmako Vi

Efek Samping : Diawali dengan mulut kering, sedasi, dan lemah, keluhan

ortostatik.

Perhatian : Penyakit yang mempengaruhi ritme dan sistem konduksi

atrio ventrikular jantung, gagal ginjal, gangguan otak atau

perfusi perifer, depresi, polineuropati, sulit buang air besar.

Mengganggu kemampuan mengendarai atau

mengoperasikan mesin.

Penghentian pengobatan yang mendadak.

Interaksi obat :

- efek antihipertensi dipertinggi oleh oleh diuretika, vasodilator,

dan β-bloker.

- menurunkan detak jantung dan disritmia dengan β-bloker dan

atau glikosida jantung.

- pengurangan efek menurunkan tekanan darah jika digunakan

dengan antidepresan trisiklis.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

10. Nama Obat : Herbesser inj

Nama Generik : Diltiazem HCL

Indikasi Obat : hipertensi esensial ringan hingga sedang, angina pectoris tipe

varian.

Kontra indikasi Obat : gagal jantung berat, SA block/ AV block tingkat 2 atau 3,

hipersensitif, wanita hamil atau memungkinkan untuk hamil.

Farmakokinetik : absorpsi; 80%-90%

Page 24: Laporan Farmako Vi

Waktu konsentrasi serum tertinggi;2-3 jam

Pengeluaran substan obat ; 6-11 jam

Protein binding; 77%-88%

Metabolisme; deliver, mengikuti injeksi tunggal IV konsentrasi

plasma N-monodesmetil diltiazem dan desasetildiltiazem.

Cara Penggunaan : herbesser : 3x sehari 1 tablet, dapat ditingkatkan menjadi 60

mg( 3x sehari 1 tablet ) jika perlu. Herbesser 90 SR: 2x sehari 1

kapsul. Herbesser 180 SR: 1x sehari 1 kapsul. Herbesser CD:

hipertensi esensial ringan samapi sedang: 100 – 200 sekali

sehari; angina pectoris, angina pectoris tipe varian, 100mg

sekali sehari.

Efek Samping : Pusing, lelah, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit,

gangguan lambung-usus, susah buang air besar, bradikardi,

blok AV, peningkatan GOT & GPT.

Perhatian : Bradikardi berat (denyut jantung kurang dari 50 kali/menit),

blok AV derajat I.

Interaksi obat : mempertinggi efek antihipertensi, β-bloker,

Rauwolfia menyebabkan bradikardia, meningkatkan

konsentrasi Karbamazepin dan Digoksin dalam darah.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

11. Nama Obat : Diltan

Nama Generik : Diltiazem HCL

Indikasi Obat : angina pectoris, hipertensi

Page 25: Laporan Farmako Vi

Kontra indikasi Obat : Blok AV tingkat 2 – 3, hipotensi (tekanan sistole kurang dari

90 mmHg) dan syok kardiogenik.Pasien dengan gejala

gangguan irama sinus, kecuali bila ada alat pacu jantung

ventikuler yang berfungsi.Wanita hamil, wanita yang diduga

usia subur.Penderita yang hipersensitif terhadap

diltiazem.Penderita dengan infark miokardial akut dan kongesti

paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.

Jumlah Dosis : Tiap tablet mengandung diltiazem hidroklorida 30 mg.

Farmakokinetik : absorpsi; 80%-90%

Waktu konsentrasi serum tertinggi;2-3 jam

Pengeluaran substan obat ; 6-11 jam

Protein binding; 77%-88%

Metabolisme; deliver, mengikuti injeksi tunggal IV konsentrasi

plasma N-monodesmetil diltiazem dan desasetildiltiazem.

Cara Penggunaan : serangan akut dan kronis: 2xsehari 1 kapsul 90 mg atau dapat

ditingkatkan sampai 360 mg perhari.

Efek Samping : Jarang terjadi, hanya 2 – 10 % pasien yang mengalami nyeri

kepala, pusing, gangguan saluran cerna dan bradikardia.

Kadang-kadang menaikkan tingkat GOT, GPT dan fosfatase

alkalin. Hipersensitif : erupsi, eritemat multiforme (dalam

kasus demikian pengobatan harus dihentikan). Pernah

dilaporkan : rash, pruritus

Perhatian : Pemberian diltiazem tidak boleh dikombinasi dengan beta-

bloker atau digoxin. Hati-hati bila diberikan pada penderita

dengan bradikardia berat (dibawah 50 denyut/menit) atau

hambatan atrioventrikuler tingkat 1. Bila pengobatan dengan

diltiazem hendak dihentikan, dosis harus diturunkan secara

Page 26: Laporan Farmako Vi

bertahap dan gejala-gejala yang mungkin timbul diawasi secara

teliti. Penderita diperingatkan untuk tidak menghentikan

pengobatan tanpa petunjuk dokter. Hati-hati bila diberikan pada

penderita payah jantung kongestif. Penurunan tekanan darah

sehubungan pengobatan dengan diltiazem kadang-kadang dapat

menimbulkan hipotensi simptomatik. Keamanan pemakaian

pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. Hati-hati bila

diberikan pada wanita menyusui

12. Nama Obat : Blopres 8 mg tab

Nama Generik : kandesartan sileksetil

Indikasi Obat : hipertensi

Kontra indikasi Obat : hipersensitif

Jumlah Dosis : Kandesartan sileksetil 8 mg; 16 mg/tablet

Farmakokinetik : diuretik hemat K.

Cara Penggunaan : dosis awal: 4 mg per hari, maksimum 16 mg sehari.

Efek Samping : Kelainan vaskular :Hipotensi. Gangguan metabolisme dan

nutrisi: Hiperkalemia. Kelainan ginjal dan saluran kemih :

Gangguan ginjal.

Perhatian : Tidak boleh digunakan bersama diuretik hemat kalium; tidak

boleh diberikan pada wanita hamil dan menyusui. Ds: Dosis

awal: 4 mg perhari, maksimum 16 mg sehari

13. Nama Obat : Co-approvel tab

Nama Generik : irbesartan

Indikasi Obat : pengobatan hipertensi esensial

Kontra indikasi Obat : wanita hamil dan menyusui

Cara Penggunaan : dosis awal dan pemeliharaan 150 mg/hari, dapat ditingkatkan

sampai 300 mg/ hari. Untuk usia lanjut dosis awal 75 mg.

Page 27: Laporan Farmako Vi

Efek Samping : sakit kepala, trauma muskuskeletal, wajah kemerahan.

14. Nama Obat : Co-diovan tab

Nama Generik : valsartan

Indikasi Obat : hipertensi

Kontra indikasi Obat : hipersensitif, wanita hamil, kerusakan hati berat, sirosis,

abstruksi biliar.

Farmakokinetik : menurunkan efek jika diminum dengan Phenobarbital,

ketoconazole, trolepandomycin, sulfaphenazole

Distribution : Vd : 17 L ( dewasa )

Binding protein : 94% - 97%

Metabolisme : dimetabolisme menjadi metabolit yang tidak

aktif

Bio avability : 23%

Waktu untuk mencapai puncak konsentrasi serum : 2 jam ( efek

maksimal 4 – 6 jam )

Eliminasi : 13% dan 83% diekskresi sebagai sisa obat di urin

dan feses.

Farmakodinamik : Valsartan memproduksi antagonis langsung dari reseptor

angiotensin II ( AT2 )

Tidak seperti penghambat angiotensin – converting enzyme

Valsartan tidak berasal dari angiotensin II dari reseptor AT,

vasokonstriksi insisi, aldosteron release, catecholamine release,

arginine vasopressin release, water intake, dan respon

hipertropi. hasil aksi lebih efisien untuk memblokade efek

kardiovaskuler dari angiotensin II dan efek panasnya lebih

daripada ACE inhibitor.

Page 28: Laporan Farmako Vi

Cara Penggunaan : dosis yang dianjurkan: sekali sehari 80 mg; dapat ditingkatkan

sampai 160 mg sehari pada penderita tertentu.

Efek Samping : fatigue, epitaksis, penurunan Hb, hematokrit, neutropenia.

15. Nama Obat : Tenace tab

Nama Generik : enalapril maleat

Indikasi Obat : hipertensi

Kontraindikasi Obat : riwayat angiodema yang berhubungan dengan terapi ACE

inhibitor sebelumnya.

Farmakokinetik : serangan aksi kurang lebih 1 jam

Durasi; 12-24 jam

Absorpsi; oral 55%-755

Protein binding; 50%-60%

Metabolisme; enalapril adalah obat pendukung dan melalui

biotransformasi menjadi enalaprilat di hati.

Paruh waktu; enalapril; dewasa

Sehat 2 jam dengan kegagalan hati kongestif;3.4-3.8 jam

Enalaprilat bayi 6 minggu-8 bulan; 6-8 jam

Dewasa 35-38 jam

Waktu untuk konsentrasi serum maksimal; oral; enalapril

selama 0,5-1,5 jam

Enalaprilat (aktif) selama 3-4 jam

Eliminasi; prinsipnya diurine (60%-80%) dengan bberapa

ekskresi feses.

Page 29: Laporan Farmako Vi

Farmakodinamik : enalapril maleate termasuk ke dalam ACE inhibitors.

Angiotensin II mengakibatkan dinding pembuluh darah

berkontraksi, dinding pembuluh darah akan menyempit dan

berakibat tekanan darah akan meningkat. Pembentukan

angiotensin II ini memerlukan suatu enzim yang disebut

angiotensin converting enzyme, yang merubah angiotensin 1

menjadi angiotensin II. Jadi dengan mengurangi produksi

angiotensin II maka dinding pembuluh darah akan melebar,

berakibat turunnya tekanan darah. Zat yang dapat

mengahambat “ angiotensin converting enzyme” tersebut

disebut “ACE inhibitor.

Cara Penggunaan : 10 – 40 mg/ hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi.

Efek Samping : Sakit kepala, pusing, hipotensi, batuk, mual, efek ortostatik,

angioedema, kelelahan.  

Perhatian : Gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia.

Pembedahan/anestesi (pembiusan).

Hamil, menyusui.

Interaksi obat : diuretika.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

16. Nama Obat : Noperten 5 mg tab

Nama Generik : lisinopril

Indikasi Obat : hipertensi tingkat sedang dan berat, dapat digunakan sendiri

atau bersama dengan obat antihipertensi lain.

Kontra indikasi Obat : tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap

lisinopril. Pada penderita yang secara historis pernah menderita

angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan

obat penghambat “Angiotensin Converting Enzyme”.

Page 30: Laporan Farmako Vi

Jumlah Dosis : Tiap tablet mengandung: Lisinopril 5 mg

Farmakokinetik : obat ini diminum secara per oral dalam waktu 6 jam.

Absorbsinya sempurna, tidak berefek jika diminum bersamaan

dengan makanan. Binding protein 25%, waktu paruhnya 11 –

12 jam. Eliminasinya dikeluarkan lewat urin.

Farmakodinamik : inhibitor dari angiotensin – mengkonversi penyempitan enzim

dan menghasilkannya. tingkatan paling rendah adalah

angiotensin II karena akan meningkatkan plasma rennin dan

aktifitas reduksi disekresi aldosteron. Mekanisme CNS

mungkin juga lebih rendah dari efek angiotensin – angiotensin

meningkatkan adrenal sehingga aliran keluar dari CNS.

Cara Penggunaan : Dewasa:Hipertensi: Dosis awal, oral 10 mg sekali sehari.

Dosis pemeliharaan, oral 10-20 mg sekali sehari. Dosis ini

dapat ditingkatkan sesuai dengan respon klinisnya maksimum

40 mg sehari. Bila penderita diobati dengan diuretika, terapi

dapat dimulai setelah diuretika dihentikan selama 2-3 hari.

Pada penderita yang pemberian diuretiknya tidak dapat

dihentikan, dianjurkan untuk memberikan dosis awal Lisinopril

5 mg. Penderita hipertensi renovaskular dapat memperlihatkan

respon yang berlebihan terhadap Lisinopril. Sebab itu

dianjurkan dengan dosis awal 2,5-5 mg kemudian dapat

disesuaikan dengan respon tekanan darahnya. Payah jantung

kongestif: Dosis awal, oral 2,5 mg per hari, dosis dapat

disesuaikan dengan respon klinisnya. Dosis pemeliharaan, oral

5-20 mg diberikan sekali sehari dalam dosis tunggal. Dosis

pada penderita insufisiensi ginjal, berdasarkan bersihan

kreatinin: Bersihan kreatinin Dosis Awal < 70-30 ml/menit 5-

10 mg/hari < 30-10 ml/menit 2,5-5 mg/hari < 10 ml/menit 2,5

mg/hari (termasuk penderita yang sedang didialisis) Besar dosis

dan atau frekuensi pemberian harus disesuaikan dengan

besarnya respon penurunan tekanan darah.Anak-anak: Tidak

dianjurkan penggunaannya pada anak-anak.

Page 31: Laporan Farmako Vi

Efek Samping : Hipotensi; Edema angioneurotik pernah dilaporkan

walaupun jarang. Pada kasus-kasus seperti itu, NOPERTEN®

harus dihentikan segera dan penderita diperhatikan dengan

cermat sampai pembengkakan hilang; Edema angioneurotik

yang disertai edema laring dapat mematikan; Reaksi

hipersensitivitas lain yang mencakup urtikaria telah dilaporkan;

Secara keseluruhan, melalui uji klinik, terbukti NOPERTEN®

dapat diterima dengan baik oleh penderita; Takikardia; Nyeri

abdomen, mulut kering, ikterus hepatoselular atau kolestatik;

Perubahan suasana perasaan (mood); Perasaan bingung (mental

confusion); Diaforesis; Uremia, oliguria, anuria, disfungsi

ginjal, gagal ginjal akut, impoten; Suatu kompleks gejala telah

dilaporkan meliputi: demam, vaskulitis, mialgia,

artralgia/artritis, eosinofilia dan lekositosis.

Peringatan dan perhatian: Pada penderita yang volume cairannya sudah terkuras oleh

diuretika, diet rendah garam, dialisis, diare atau muntah.

Pada penderita payah jantung kongestif dengan tekanan

darah normal atau rendah.

Belum ada penelitian penggunaan pada wanita hamil, anak-

anak

Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus

Bayi dengan riwayat dimana selama di dalam kandungan

ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE harus

diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi,

oliguria dan hiperkalemia.

Hati-hati pemberian pada ibu menyusui

Bila diberikan bersama diuretika, kadang terjadi hipotensi

berlebihan.

17. Nama Obat : Tensivask 5 mg tab

Page 32: Laporan Farmako Vi

Nama Generik : amlodipin besilat

Indikasi Obat : hipertensi, iskemia jantung karena angina stabil, angina

prinzmetal atau varian.

Kontra indikasi Obat : Hipersensitifitas terhadap Dihidropiridin.

Jumlah Dosis : Amlodipine Besylate/Amlodipin Besilat

Farmakokinetik : reaksi obat 30 – 50 menit yang akan berefek selama 6 – 12

jam. Durasinya selama 24 jam. Absorbsinya dimulai dari per

oral yang akan bereabsorbsi secara sempurna. Binding

proteinnya 93%. Metabolismenya ke hati. 90% untuk

menginaktif hipertensi. Bioviabilitinya 64% - 90%. Waktu

paruhnya 30 – 50%. Eliminasinya lewat feses dan urine.

Farmakodinamik : menghambat kerja ion kalsium sehingga memasuki hubungan

yang rendah atau memilih voltasi dari area yang sensitive dari

vaskuler otot yang halus dan miokardium selama proses

depolarisasi, producing relaksasi dari otot yang halus dan

corony vasodilatasi, peningkatan myocardial oksigen akan

mengirimkan kepada pasien yang mengalami vasospastie

angina.

Cara Penggunaan : hipertensi: 5 mg sekali sehari, maks 100 mg. pasien dengan

disfungsi hati, usia lanjut, dan bayi, mulai 2,5 mg sekali sehari.

Angina stabil kronik atau prinzmetal: 5 – 10 mg.

Efek Samping : sakit kepala, edema, lelah, mual, flushing, pusing.

Perhatian : Gagal ginjal, disfungsi hati; hamil dan menyusui, anak-anak

dan usia lanjut.  

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

Page 33: Laporan Farmako Vi

18. Nama Obat : Tenazide

Nama Generik : enalapril maleat

Indikasi Obat : hipertensi untuk penderita yang memerlukan pengobatan

kombinasi dan tidak untuk pengobatan awal.

Kontra indikasi Obat : Riwayat angioedema yang berkaitan dengan pengobatan

sebelumnya dengan ACE inhibitor.

Anemia.

Hipersensitivitas terhadap obat-obat turunan Sulfonamida.

Jumlah Dosis : Enalapril Maleat 10 mg, Hidroklorotiazida 25 mg.

Farmakokinetik : serangan aksi kurang lebih 1 jam

Durasi : 12 – 24 jam

Absorbsi : oral 55% - 75%

Protein Binding : 50% - 60%

Metabolisme : enalapril adalah obat pendukung dan melalui

biotransformasi menjadi enalaprilat di hati

Paruh waktu : enalapril : dewasa

Sehat 2 jam dengan kegagalan hati kongestif: 3.4 – 3.8 jam

Enalaprilat bayi 6 minggu – 8 bulan : 6 – 8 jam.

Dewasa 35 – 38 jam

Waktu untuk konsentrasi serum maksimal : oral : enalapril

selama 0,5 – 1,5 jam

Enalaprilat ( aktif ) selama 3 – 4 jam

Eliminasi : prinsipnya di urine ( 60% - 80% ) dengan beberapa

ekskresi feses

Page 34: Laporan Farmako Vi

Farmakodinamik : sangat berkemampuan untuk menghambat pada pengubahan

angiotensi menjadi enzim ( ACE ), mencegah pada pengubahan

angiotensi I menjadi angiotensi II, berpotensi untuk

vasokonstriktor, hasilnya ini pada tingkat yang paling bawah

dari argotensi 2 yang menyebabkan sebuah penambahan

diaktiitas rennin plasma dan mereduksi sekresi aldosteron.

Cara Penggunaan : dewasa: sekali sehari 1 – 2 tablet; dapat digunakan pada

penderita dengan fungsi ginjal terganggu, apabila klirens

keratin> 30 ml/ min. penderita dengan kerusakan ginjal tidak

disarankan menggunakan tenazid.

Efek Samping : Sakit kepala, pusing, kelelahan, diare, ruam kulit, hipotensi,

batuk, mual, efek ortostatik, kelemahan, perubahan

pengecapan/indra perasa, kram otot, angioedema, kerusakan

ginjal. 

Perhatian : Gangguan fungsi ginjal (stenosis/penyempitan arteri

renalis unilateral atau bilateral), angioedema, hamil dan

menyusui.

Gangguan fungsi hati atau penyakit hati progresif, penyakit

jantung kongestif berat, penyakit jantung iskemik, atau

penyakit serebrovaskuler.

Monitor secara berkala jumlah sel darah putih pada pasien

dengan penyakit kolagen pembuluh darah & penyakit ginjal.

Interaksi obat : - antihipertensi lain bisa mempotensiasi efek antihipertensi.

- bisa meningkatkan kadar Litium dalam serum.

- alkohol, Barbiturat, atau narkotik.

19. Nama Obat : Lasix tab

Nama Generik : Furesemid

Indikasi Obat : edema, liver asites, hipertensi ringan hingga sedang

Kontra indikasi Obat :gagal ginjal akut, hepatic koma, hipokalemia.

Page 35: Laporan Farmako Vi

Farmakokinetik : furasemid menghambat reabsorbsi air dan elektrolit, terutama

karena oksinya terhadap bagian atas dari simpul henle.

Furasemid juga mengurangi reabsorpsi natrium klorida dan

meningkatkan ekskresi kalium pada tubulus distal, dan

mungkin memiliki aksi langsung terhadap transport elektrolit

pada tubulus proksimal.

Farmakodinamik : reasorbsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, PP – nya k1

97%, plasma t1/2 nya 30 – 60 menit, ekskresinya melalui

kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat empedu.

Cara Penggunaan : dosis awal: 2x sehari; pemeliharaan: 1x sehari; anak: 2 mg/kg

BB; maksimum 40 mg sehari.

Efek Samping : gangguan gastrointestinal, neprokalsinosis pada bayi

premature.

20. Nama Obat : Lasix inj

Nama Generik : Furesemid

Indikasi Obat : edema, liver asites, hipertensi ringan hingga sedang

Kontra indikasi Obat :gagal ginjal akut, hepatic koma, hipokalemia.

Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak

menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism

tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,

kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan

menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1

sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui

ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1

sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu

minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium

telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna

diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan

magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg

sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-

Page 36: Laporan Farmako Vi

K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati

terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam

saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,

menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,

menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi

furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor

apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg

dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat

kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,

kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir

dosis itu.

Farmakodinamik : reasorbsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, PP – nya k1

97%, plasma t1/2 nya 30 – 60 menit, ekskresinya melalui

kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat empedu.

Cara Penggunaan : dosis awal: 2x sehari; pemeliharaan: 1x sehari; anak: 2 mg/kg

BB; maksimum 40 mg sehari.

Efek Samping : gangguan gastrointestinal, neprokalsinosis pada bayi

premature.

21. Nama Obat : Aldactone

Nama Generik : spironolakton

Indikasi Obat : gangguan edema, gagal jantung kongestif, sirosis hati,

sindrom nefrotik, edema idiopatik, hipertensi, pengobatan

primer aldosteronisme.

Kontra indikasi Obat : Isufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, kehamilan.

Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.

Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat

K lainnya, karbenoksolon.

Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh

makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi

metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan

Page 37: Laporan Farmako Vi

melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,

kanrenon 20 jam.

Cara Penggunaan : - Edematosa : dosis harian diberikan setiap hari atau sebagai

dosis tunggal.

- Gagal jantung kongestif : awalnya 100 mg/hari,

ditingkatkan secara bertahap sampai 200 mg/hari, dosis

pemeliharaan biasanya : 25-200 mg/hari.

- Sirosis hati : - rasio Na/K dalam urin lebih dari 1 : dosis

yang dianjurkan 100 mg/hari.

- rasio Na/K dalam urin kurang dari 1 :

dosis yang dianjurkan 200-400 mg/hari.

- dosis rumat : tergantung keadaan

masing-masing pasien.

- Sindroma nefrotik : 100-200 mg/hari.

- Edema idiopatik : dosis lazim 100 mg/hari.

Anak-anak : dosis harian awalnya sekitar 3,3 mg/kg berat

badan.

- Diagnosis dan pengobatan aldosteronisme primer :

- tes panjang : 400 mg/hari selama 3-4 minggu.

- tes singkat : 400 mg selama 4 hari.

- Hipertensi : 50-100 mg/hari diberikan sebagai dosis terbagi

atau sebagai dosis tunggal.

Hipertensi ganas : hanya sebagai terapi tambahan, dosis

awal : 100 mg/hari, ditingkatkan sampai 400 mg/hari

dengan interval waktu tiap 2 minggu jika perlu.

- Hirsutisme : 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi secara

terus-menerus atau bersiklus.  

Page 38: Laporan Farmako Vi

Efek Samping : Ginekomastia (pembesaran payudara pria), gangguan pada

saluran pencernaan, ngantuk, letargi (keadaan kesadaran yang

menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi

segera tertidur kembali), bercak-bercak merah pada kulit, sakit

kepala, kekacauan mental, ataksia (gangguan koordinasi

gerakan), impotensi, menstruasi tidak teratur, perdarahan

sesudah menopause. Jarang : agranulositosis.

PERHATIAN : Penggunaan bersamaan dengan obat-obat penopang Kalium

atau Kalium tambahan, gangguan fungsi ginjal, menyusui,

anestesi/pembiusan.

Interaksi obat :

- Bisa mengurangi respon vaskuler terhadap noradrenalin.

- Menghalangi klirens Digoksin.

- Kalium tambahan atau zat-zat penyerap kalium.

- Karbenoksolon.  

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

22. Nama Obat : Letonal

Nama Generik : spironolakton

Indikasi Obat : hipertensi esensial, gangguan udem, payah jantung kongestif,

sirosis hati.

Kontra indikasi Obat : Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, anuria (tidak

dibentuknya kemih oleh ginjal), hiperkalemia (kadar Kalium

dalam darah di atas normal).

Page 39: Laporan Farmako Vi

Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.

Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat

K lainnya, karbenoksolon.

Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh

makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi

metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan

melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,

kanrenon 20 jam.

Cara Penggunaan : hipertensi esensial: sehari 50 – 100 mg dalam dosis tunggal

atau terbagi; lanjutkan terapi sekurang – kurangnya 2 minggu.

Gangguan udem: sehari 100 mg dalam dosis tunggal atau

terbagi. Payah jantung kongestif : sehari 100 mg. sirosis hati :

sehari 100 mg ( Na+/K+urin >1 ), 200 – 400 mg (

Na+/K+urin<1 ). Anak – anak: 3,3 mg/kg BB/ hari dalam dosis

tunggal atau terbagi.

Efek Samping : Gynekomastia ( pembesaran payudara pria ), gejalagejala

saluran pencernaan termasuk kram, diare, ngantuk, letargi

(keadaab kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat

dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali), urtikaria

(biduran/kaligata), kekacauan mental, demam karena obat,

ataksia (gangguan koordinasi gerakan), sakit kepala, menstruasi

tidak teratur atau amenore (tidak haid), perdarahan setelah

menopause, agranulositosis

Perhatian : Gangguan fungsi ginjal atu hati. Wanita hamil dan menyusui

Interaksi obat :

- resiko hiperkalemia meningkat jika digunakan bersama

dengan ACE inhibitors.

- menghambat klirens Digoksin.

- bisa meningkatkan efek zat antihipertensi lainnya.

Page 40: Laporan Farmako Vi

- bisa menghilangkan respon pembuluh darah terhadap

noradrenalin.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C:

Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin

( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada

penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada

wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan

bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap

bahaya potensial pada janin.

23. Nama Obat : Furosemid tab

Nama Generik : Furosemid

Indikasi Obat : Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif,

sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.

Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi

dengan obat antihipertensi. Furosemida sangat berguna untuk

keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat. Pendukung

diuresis yang dipaksakan pada keracunan.

Kontra indikasi Obat : Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerulonefritis

akut, insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang

hipersensitif terhadap furosemida; anuria; ibu menyusui

Interaksi Obat : Furosemida dapat meningkatkan toksisitas antibiotika

golongan aminoglikosida, terutama pada penderita dengan

gangguan fungsi ginjal.

Jumlah Dosis : Tiap ml Injeksi mengandung 10 mg furosemida

Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak

menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism

tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,

kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan

menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1

sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui

Page 41: Laporan Farmako Vi

ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1

sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu

minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium

telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna

diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan

magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg

sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-

K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati

terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam

saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,

menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,

menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi

furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor

apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg

dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat

kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,

kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir

dosis itu.

Farmakodinamik : Furosemid ( diuretic kuat ) menurunkan reabsorbsi sodium

dan klorida di ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal.

Meningkatkan ekskresi sodium, air, klorida, kalsium, dan

magnesium. Diuretic kuat diindikasikan untuk edema,

hiperkalesemia akut, hiperkalemia, GGA, dan hipertensi.

Diuretic kuat tereabsorbsi cepat, tereliminasi melalui ginjal

dengan filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Diuretic kuat

selektif menghambat reabsorbsi NaCl di thick ascending limb

( TAL ) dan menginduksi sintesis prostaglandin renal sehingga

terjadi vasodilatasi pada arteriola aferen ( pembuluh darah yang

masuk ke glomerulus ).

Cara Penggunaan : Dewasa : Dosis awal : 20 - 40 mg i.v. atau i.m. Bila hasilnya

belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul)

tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang

Page 42: Laporan Farmako Vi

memuaskan. Dosis individual : 20 mg (1 ampul), 1 - 2 kali

sehari. Edema paru-paru akut. Dosis awal : 40 mg (2 ampul)

i.v. Bila dibutuhkan dapat diberikan dosis lanjutan 20 - 40 mg

(1 - 2 ampul ) setelah 20 menit. Forced diuresis (diuresis yang

dipaksakan). 20 - 40 mg furosemida (1 - 2 ampul ) diberikan

sebagai tambahan dalam infus elektrolit. Selanjutnya

tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan

dan elektrolit yang hilang. Pada keracunan karena asam atau

basa, kecepatan eliminasi dapat ditingkatkan dengan

meningkatkan keasaman atau kebasaan urin. Anak-anak :

Pemakaian parenteral hanya diberikan pada kondisi yang

mengancam jiwa. i.v. atau i.m. : sehari 1 mg/kg bb, maksimum

20 mg. Selanjutnya terapi parenteral harus secepatnya diganti

secara oral.

Efek Samping : Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual,

muntah, diare, rash kulit, pruritus dan penglihatan kabur.

Pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian

dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya

keseimbangan elektrolit; Hiperglikemia; Reaksi dermatologik

seperti : urtikaria dan eritema multiform; Gangguan

hematologik seperti : agranulositosis, anemia,

thrombositopenia.

Perhatian : Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula

darah dan urin harus diperiksa secara teratur. Pemberian perlu

pengawasan ketat dan dosis harus di sesuaikan dengan

kebutuhan. Dianjurkan untuk memulai dengan dosis kecil.

Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan

elektrolit untuk mengetahui kemungkinan terjadinya

ketidakseimbangan.

Pasien diharuskan berkonsultasi dengan dokter bila terjadi

gejala penurunan level serum kalium (diare, muntah,

anoreksia).

Page 43: Laporan Farmako Vi

Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat

menunjukkan reaksi alergi dengan furosemida.

24. Nama Obat : Propanolol

Nama Generik : Propanolol 10 mg OGB Dexa

Indikasi Obat : Hipertensi, angina pektoris, aritmia jantung.

Kontra indikasi Obat : Penyakit penyumbatan saluran nafas, metabolik asidosis,

sinus

bradikardia, hipotensi.  

Efek Samping : Gangguan saluran pencernaan, kelelahan otot, lesu/lemah.

Jarang : gangguan darah, kemerahan pada kulit, purpura,

Perhatian : Diabetes melitus, hipertiroidisme, depresi jantung, anestesi

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: Penelitian pada hewan

menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)

dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan

hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial

memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.  

25. Nama Obat : Searle

Nama Generik : Aldactone 100mg

Indikasi Obat : Edema, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindroma

nefrotik, edema idiopatik, diagnosis dan terapi, aldosteron

primer, hipertensi, hirsutisme pada wanita.

Kontra indikasi Obat : insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, hamil.

Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin,

menghambat bersihan digoksin. Suplemen K / obat hemat K

lainnya, karbeknosolon.

Cara Penggunaan : hipertensi esensial : 50 – 100 mg/ hari, kasus berat dapat

ditingkatkan secara bertahap selama 2 minggu s/d 200mg/ hari,

dosis tunggal / terbagi.

Page 44: Laporan Farmako Vi

Hipertensi berat : awal 100 mg/ hari ditingkatkan menjadi 400

mg/ hari selama 2 minggu. Dosis awal dikombinasi dengan

antihipertensi lain dan spironolakton edema ( dosis tunggal/

terbagi )

Gagal jantung kongestif 100mg/ hari, kasus berat dapat

ditingkatkan bertahap menjadi 200mg/ hari, dosis peraawatan

25 – 200mg/ hari.

Sindroma nefrotik 100 – 200 mg/ hari

Edema idiopatik 100mg/ hari

Edema pada anak awal 3.3 mg/ kg BB/ hari dalam dosis

tunggal/ terbagi.

Efek Samping : ginekomastia. Gejala GI, mengantuk, letargi, ruam, sakit

kepala, gangguan mental, ataksia, impotensi, irreguleritas

menstruasi, perdarahan pasca menoupouse. Jarang

agranulositosis.

Page 45: Laporan Farmako Vi

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Diuretika adalah zat – zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih ( dieresis )

melalui kerja langsung terhadap ginjal.

Diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu

- Diuretika lengkungan

- Derivat thiazida

- Diuretika penghemat kalium

- Diuretika osmotis

- Perintang – karbononhidrase

Hipertensi adalah penyakit yang ditunjukkan oleh tekanan darah seseorang yaitu

sistolik di atas 140 mm Hg dan diastolik di atas 90 mm Hg. Darah tinggi didefinisikan

berdasarkan ukuran dan bersifat generalisasi. Selain itu definisi ini juga bersifat umum

sehingga belum mencakup usia, berat badan, pola hidup, lingkungan dan faktor genetis.

Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu;

1. hipertensi primer.

Page 46: Laporan Farmako Vi

2. hipertensi sekunder.

DAFTAR PUSTAKA

Banister Claire. Pedoman Obat Buku Saku Bidan.2006. Jakarta: EGC

Fitrianingsih Dwi , S. Farm., Apt, Drs. H. Akhsin Zulkoni, M.Si. Farmakologi Obat-Obat

dalam Praktek Kebidanan.2009. Yogyakarta: Binari Media Utama.

L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar. Jawa Barat: Leskonfi

Yeo, Ben. 2008. MIMS Bidan. Jakarta:BIP

Hion, Tan. 1991. Obat-obat Penting Jakarta:DepKes

Sartono. 2005. Obat dan Wanita. Bandung : ITB

http://medicastore.com/obat/4681/PITON-S.html

http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=31199

http://www.medicastore.com/obat_generik/

http://masarie.wordpress.com/2007/10/10/pilih-obat-generik-atau-paten/

ISO

Page 47: Laporan Farmako Vi

MIMS

______, 2009. Jenis-jenis Obat Hipertensi. http://www.jantungku.com/2009/01/24/jenis-

jenis-obat-hipertensi/

Tanggal akses : 4 Desember 2009

______, 2009. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 2008/2009. Jakarta : PT

infomaster Lisensi dari CMP Medica