farmako kolinergik

41
OBAT “ANTIKOLINERGIK” Ina Kanita, Lydya Perwitasari AS, Mega Puspa Sari, Nurul Husna, Rika Yunita, Rosmawati Presented by :

Transcript of farmako kolinergik

Page 1: farmako kolinergik

OBAT “ANTIKOLINERGIK”

Ina Kanita, Lydya Perwitasari AS, Mega Puspa Sari,

Nurul Husna, Rika Yunita, Rosmawati Presented by :

Page 2: farmako kolinergik

Antagonis

Obat yang hanya menduduki reseptor tanpa menimbulkan efek langsung mengakibatkan berkurang/hilangnya efek transmitter dari pada sel tersebut karena tergesernya transmiter reseptor tersebut

Page 3: farmako kolinergik

Anti kolinergik

Obat yang bekerja memblok reseptor muskarinik.

Resultante kerja obat ini melumpuhkan sisitem kolinergik baik sentral maupun perifer terutama sistem parasimpatis sehingga disebut juga parasimpatolitik.

Page 4: farmako kolinergik

Sesuai dengan reseptor kolinergik yang

dihambat, maka dikenal 2 jenis obat

antikolinergik :

1. Antimuskarinik

2. Antimikotinik

Page 5: farmako kolinergik

Golongan Obat Antikolinergik

Atropine Propantheline

Benztropine Scopolamine

Dicyclomine Trihexyphenidyl

Glycopyrrolate Trimethaphan camsylate

Hyoscyamine Cyclopentolate

Phenobarbital Phenylephrine

Ipratropium Homatropin

Page 6: farmako kolinergik

1. Antimuskarinik alkaloid Penggunaan khusus : a. Kuateneri (saluran

cerna)b. Kuarteneri (asma)c. Tersier (perifer)d. Tersieri (Parkinson)

2. Antinikotinik a. Blokade ganglion b. Blokade

neuromuskuler

Atropin (atropa belladona) Skopolamin

(hyosciamusnigei) Propantelin Glikopirolat Ipratropium Pirenzepin, Tropikamid,

Disisklomin Benzfropium

Heksametonium (HC-3) Mekamilamin Tetraetilamonium d-Tubokurarin,

Dekametonium

Golongan Contoh Preparat

Page 7: farmako kolinergik

Antimuskarinik

Farmakokinetik Atropin dan senyawa segolongan skopolamin

merupakan amonium tersier. Diekstraksi dari tumbuhan “Atropa belladona”

dan “Hyoscyamus niger”. Mudah diserap dari saluran cerna atau

konjungtiva. Eksresinya juga cepat melalui urin, dengan paruh

sekitar 2 jam, sehingga efek penghambat fungsi parasimpatis cepat menghilang kecuali mata yang baru menghilang 48-72 jam kemudian.

Page 8: farmako kolinergik

Farmakodinamika Atropin mencegah ikatan reseptor muskarinik

dengan ACh dengan mengikat reseptor. Efektivitas antimuskarinik bervariasi pada

setiap jaringan tubuh. Jaringan yang sangat peka terhadap atropin

adalah : kelenjar saliva, bronkus, dan keringat. Nikotinik sangat selektif terhadap reseptor M2. Senyawa kuartener lebih bersifat antinikotinik.

Page 9: farmako kolinergik

1. SSP Pada dosis terapi, atropin memberi efek

stirnulansia ringan pada nukleus yang menyebabkan predikardi dan efek sedasi lambat yang lama.

Skopolamin memberi efek sedasi yang nyata dan amnesia.

Gangguan vestibular yang menyertai transmisi kolinergik dapat dicegah dengan pemberian skopolamin.

Page 10: farmako kolinergik

2. Mata Penetesan atropin mencegah efek perangsangan

kolinominetik, sehingga timbul pelebaran pupil (midriasis). Dan paralisis otot siliaris mata.

Gejala hilangnya daya akomodasi untuk melihat dekat.

Efek ini penting untuk funduskopi, tetapi berbahaya pada glaukoma sudut sempit.

Keringnya kelenjar air mata.

Page 11: farmako kolinergik

3. Sistem Kardiovaskuler Otot atrium dan ventrikel kurang dipengaruhi

oleh atropin.

Pada dosis toksik atropin dapat memblok konduksi AV.

Pada dosis toksik, dapat menimbulkan efek vasodilatasi di kulit muka.

Efek pada hemodinamik tidak nyata hanya tkikardia ringan dan naiknya tekanan darah.

Page 12: farmako kolinergik

4. Sistem Pernafasan

Penghambatan atropin terhadap reseptor

muskarinik pada bronkus dan kelenjarnya

menyebabkan bronkodilatasi.

Page 13: farmako kolinergik

5. Saluran Cerna Efek antimuskarinik pada organ ini berupa

pelemahan motilitas usus dan pengurangan sekresi kelenjar.

Pirenzepin lebih selektif daripada atropin dalam mengurangi asam lambung.

Page 14: farmako kolinergik

6. Saluran Kemih Merelaksasi dinding kemih pada kasus

infeksi kandung kemih.

Pada orang tua harus hati-hati karena akan menimbulkan retensi urin.

Page 15: farmako kolinergik

7. Kelenjar Keringat Reseptor muskarinik pada kelenjar keringat

berasal dari persarafan simpatik yang sangat peka terhadap atropin.

Pada bayi dan anak-anak mengakibatkan naiknya suhu tubuh karena berkeringat “atropin fever”.

Page 16: farmako kolinergik

Indikasi

• Penyakit Parkinson• Motion sickness• Fonduscopy• Ulkus peptikum diare• Sinkop akibat aktifitas vagus yang berlebih• Premedikasi anestesi• Asma bronkial (inhalasi ipratropium)• Terapi sintomatis pada sistitis dan

hiperhidrosis• Keracunan kolinergik oleh organol fosfat

Page 17: farmako kolinergik

Kontraindikasi

Kontraindikasi tidak mutlak seperti

pada :

Glaukoma

Hipertrofi prostat

Page 18: farmako kolinergik

Antinikotinik

Obat golongan ini memblok reseptor nikotinik pada gangglion otonom baik simpatis maupun parasimpatis.

Secara klinis efek dari obat golongan ini untuk mengontrol tekanan darah jangka pendek.

Page 19: farmako kolinergik

Farmakokinetik

Semua senyawa golongan ini merupakan sintetik amin.

Karena merupakan senyawa ammonium kuarterner, maka penyerapan dan distribusinya jelek.

Hanya mecamylamine yang dapat diserap peroral.

Page 20: farmako kolinergik

Farmakodinamik

Hanya mecamylamine yang masuk SSP karena mengandung amonium tersier dengan menimbulkan gejala sedasi, gerakan choreiform dan penyimpangan mental.

1. SSP 2. Mata

timbulnya siklolegia dan hilangnya daya akomodasi

Page 21: farmako kolinergik

3. Kardiosvakulerobat penghambat gangglion berefek menurunkan darah tonus arteri dan vena dan turunnya tekanan darah.

4. Saluran Cernamengurangi sekresi, tetapi kurang efisisen pada ulkus peptikum, dan terlambatnya motilitas sampai timbul konstipasi

5. Sistem LainSulit buang air kecil dan mungkin timbul retensi urin pada penderita yang hiperkopi prostat. Dosis sedang mengganggu daya ereksi dan ejakulasi.

Page 22: farmako kolinergik

Indikasi dan Keracunan

1) Hipertensi dalam keadaan gawat2) Mengontrol perdarahan pada operasi

neorologi3) Edema paru akut : trimethaphan

berfungsi mengurangi tekanan pembuluh darah paru

Page 23: farmako kolinergik

Efek Samping

Efek antidiare penggunaan atropin disertai dengan efek midriasis dan sikloplegia.

Efek hipertermia sering timbul pada anak-anak, yang dapat diatasi dengan pemberian fisostigmin 0,5-1 mg i.v.

Mulut kering Gangguan miksi Meteorisme sering terjadi tapi tidak

membahayakan.

Page 24: farmako kolinergik

Peran Perawat dalam

Psikofarmaka

Page 25: farmako kolinergik

Peran Perawat dalam Psikofarmaka

Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang

aman .

Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah

pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak

lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang

direkomendasikan.

Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan

obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut

merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien.

Page 26: farmako kolinergik

Cont….

Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi.

Page 27: farmako kolinergik

Cont…..

1. Pengkajian pasien

Pengkajian pasien memberikan landasan pandangan tentang masing – masing pasien.

Pemeriksaan fisik

pemeriksaan lab Evaluasi status mental Riwayat medis dan psikiatri Riwayat medikasi Riwayat keluarga

2. Koordinasi modalitas terapi

Koordinasi ini mengintegrasikan berbagai terapi pengobatan dan sering kali membingungkan bagi pasien.

Page 28: farmako kolinergik

3. Pemberian agens psikofarmakologisProgram pemberian obat dirancang secara professional dan bersifat individual.

4. Pemantauan efek obatTermasuk efek yang diinginkan maupun efek samping yang dapat dialami pasien.

5. Penyuluhan pasienMemungkinkan pasien untuk meminum obat dengan aman dan efektif.

6. Program Rumatan obatDirancang untuk mendukung pasien di suatu tatanan perawatan tindak lanjut dalam jangka panjang.

Page 29: farmako kolinergik

7. Partisipasi dalam penelitian klinis antardisiplin tentang uji coba obatPerawat merupakan anggota tim yang penting dalam penelitian obat yang digunakan untuk mengobati pasien gangguan jiwa.

8. Kewenangan untuk memberi resep. Beberapa perawat jiwa yang memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai dengan undang – undang praktik negaranya boleh meresepkan agens farmakologis untuk mengobati gejala dan memperbaiki status fungsional pasien yang mengalami gangguan jiwa.

Page 30: farmako kolinergik

6 Benar Pemberian Obat

1. Klien hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat, hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat.

2. Obat 3. Dosis 4. Waktu5. Rute 6. Dokumentasi

Page 31: farmako kolinergik

Hak-hak Klien dalam Pemberian Obat

1. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ), yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan .

Page 32: farmako kolinergik

2. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan Klien dapat menolak untuk pemberian suatu

pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah – langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.

Jika suatu pengobatan dtolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin (Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996)

Page 33: farmako kolinergik

Pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

Page 34: farmako kolinergik

Asuhan keperawatan

Terhadap efek samping yang dihasilkan

Page 35: farmako kolinergik

Diagnosa Keperawatan

Hipertermi b.d efek penggunaan antikolinergik

Retensi Urine b.d penggunaan antikolinergik

Resiko cedera b.d penurunan sensori

Page 36: farmako kolinergik

Asuhan Keperawatan

1. Hipertermia Ajarkan klien pentingnya mempertahankan

asupan cairan yang adekuat (> 2000 ml/hari) kecuali terdapat kontraindikasi penyakit jantung atau ginjal) untuk mencegah dehidrasi.

Pantau asupan dan keluaran Lihat kekurangan volume cairan Kaji apakah pakaian atau bedcover terlalu

hangat untuk lingkungan atau aktivitas yang telah direncanakan

Ajarkan pentingnya peningkatan asupan cairan selama cuaca hangat dan latihan

Anjurkan penggantian cairan untuk aktivitas sedang pada cuaca panas

Page 37: farmako kolinergik

Jelaskan peelunya menghindari alkohol, kafein dan makan banyak selama cuaca panas

Jelaskan perlunya menggunakan pakaian yang kendur

Hindari aktivitas di luar ruangan pukul 11 dan 14 Mandi dingin atau shower beberapa kali sehari

selama cuaca panas. Jangan menggunakan sabun.

Ajarkan tanda awal hipertermia atau sengatan panas Kulit memerah Sakit kepala Keletihan Kehilangan nafsu makan

Page 38: farmako kolinergik

Cont….

2. Retensi Urine b.d penggunaan antikolinergik kembangkan program latihan-ulang Kandung

kemih atau pengondisian-ulang. Ajarkan pasien meregangkan abdomen dan

melakukan manuver valsava jika diindikasikan Ajarkan pasien manuver crede jika

diindikasikan Ajarkan pasien manuver regangan anal jika

diindikasikan

Page 39: farmako kolinergik

Cont…

Intruksikan individu untuk mencoba ketiga tehnik atau suatu kombinasi tekhnik untuk menentukan yang efektif dalam mengosongkan kandung kemih.

Tandai pada asupan dan haluaran, tekhnik mana yang digunakan untuk menimbulkan berkemih.

Ukur residu pasca-berkemih setelah usaha mengosongkan kandung kemih, jika volume residu urine lebih besar dari 100 cc,

Jadwalkan program kateterisasi intermiten

Page 40: farmako kolinergik

3. Resiko cedera b.d penurunan sensori1. Kaji keamanan lingkungan rumah klien2. Berikan sesi pengajaran selama 20

menit tentang mengidentifikasi dan menghindari bahaya atau jatuh dan cedera dan meningkatkan keamanan

3. Sarankan pencahayaan yang cukup pada lingkungan klien

Page 41: farmako kolinergik

Sekian. . . .