LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI VI
DIURETIK DAN OBAT-OBAT ANTI HIPERTENSI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum Farmakologi
Disusun Oleh : Kelas 3B2 Kelompok 1:
1. Fiara Kusumawati ( 080105108 )
2. Dwi Purwati ( 080105109 )
3. Eni Kurniawati ( 080105110 )
4. Gita Destiyani ( 080105111 )
5. Agustin Endriyani ( 080105112 )
6. Rini Yuniati ( 080105113 )
7. Fadmawati ( 080105114 )
8. Nuria Desiana ( 080105115 )
PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui penggolongan, indikasi, kontra indikasi, farmakokinetik,
farmakodinamik, efek samping, cara pemberian dan hal – hal yang berhubungan dengan
proses asuhan kebidanan dari obat – obat antihipertensi.
B. BAHAN DAN ALAT
No Nama Obat No Nama Obat
1 HCT 14 Co-diovan tab
2 Farsix inj 15 Tenace tab
3 Spirola tab 16 Noperten 5 tab
4 Captopril 12,5mg 17 Tensivask 5mg tab
5 Nifedipin tab 18 Tenazide
6 Zanidip tab. 19 Lasix tab
7 Bisoprolol Fumarat 20 Lasix inj
8 Dopamet tab 21 Aldactone
9 Catapres inj 22 Letonal
10 Herbesser inj 23 Furosemid tab
11 Diltiazem tab 24 Propanolol
12 Blopres 8 mg tab 25 Searle
13 Co-approvel tab
C. CARA KERJA
Mahasiswa bekerja secara berkelompok. Tiap kelompok bekerja dengan obat tertentu
secara bergantian. Amati tiap sediaan obat, catatlah :
a. Nama obat ( merek dagang ) dan zat berkhasiat.
b. Indikasi, kontra indikasi
c. Farmakokinetik, farmakodinamik
d. Efek samping
e. Cara pemberian
f. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses asuhan kebidanan
BAB II
DASAR TEORI
A. Diuretika
Diuretika adalah zat – zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih ( dieresis )
melaui kerja langsung terhadap ginjal.
Diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu
- Diuretika lengkungan : Furosemid, bumetadina, dan etakrinal. Obat – obat ini
berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat ( 4 – 6 jam ). Banyak digunakan pada
keadaan akut, misalnya pada edema otak dan paru – paru.
- Derivat thiazida : hidroklorothiazida, klortalidon, mefrusida, indapamida,
xipamida( diurexan ), klopamida.
Efek lebih lemah dan lambat, juga lebih lama ( 6 – 48 jam ) dan terutama
digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung
( decompensation cordis )
- Diuretika penghemat kalium : antagonis aldosteron ( spironolakton, kanrenoat ),
amilorida, dan triamteren.
Efek obat – obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi dengan
diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium.
- Diuretika osmotis : manitol dan sorbital
Efeknya adalah dieresis osmotis dengan ekskresi air tinggi dan relative sedikit
ekskresi Na.
- Perintang – karbononhidrase
Zat ini merintangi enzim karboanhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping
karbonat, juga Na dan K diekskresikan lebih banyak, bersamaan dengan air.
Khasiat diuretika hanya lemah setelah beberapa hari terjadi trachyfylaxie, maka
perlu digunakan secara selang – seling ( intermittens ).
B. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit yang ditunjukkan oleh tekanan darah seseorang yaitu
sistolik di atas 140 mm Hg dan diastolik di atas 90 mm Hg. Dari pengertian di atas
diketahui bahwa darah tinggi didefinisikan berdasarkan ukuran dan bersifat
generalisasi. Selain itu definisi ini juga bersifat umum sehingga belum mencakup
usia, berat badan, pola hidup, lingkungan dan faktor genetis.
C. Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu;
1. hipertensi primer.
Juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan merupakan 95% dari kasus-
kasus hipertensi. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi
vaskular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, restensi
vaskular perifer bertambah, atau keduanya. Pada hipertensi, curah jantung cenderung
menurun dan resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan
penebalan dinding arteri dan arteriol, mungkin sebagian diperantari oleh faktor yang
dikenal sebagai pemicu hipertrofi vaskular dan vasokonstriksi (insulin, katekolamin,
angiotensin, hormon pertumbuhan), sehingga menjadi alasan sekunder dari hipertensi
yang sudah ada telah menyebabkan penelitian etiologi semakin sulit dan observasi ini
terbuka untuk berbagai interpretasi.
2. hipertensi sekunder.
hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya
penyakit lain yaitu akibat penyakit jantung/ginjal, diabetes, atau tumor dari kelenjar
adrenal,obat-obatan maupun kehamilan.
D. Kriteria Penyakit Hipertensi
Kriteria Penyakit Hipertensi menurut The Joint National Committee V (JNC-V) dari
USA tahun 1993 sebagai berikut :
Tekanan Darah (mm Hg) Sistolik Diastolik
1. Normal < 130 < 85
2. Perbatasan (High normal) 130 - 139 85 - 89
3. Hipertensi
Derajat 1 = ringan 140 - 159 90 - 99
Derajat 2 = sedang 160 – 179
Derajat 3 = berat 180 – 209
Derajat 4 = sangat berat _ 210 _ 120
Pengelompokkan diatas juga berdasarkan ukuran sehingga belum mempertimbangkan faktor-
faktor spesifik dari tiap-tiap penderita.
E. Penyebab Hipertensi
Sekitar 90 – 95 % kasus penyakit hipertensi belum dapat diketahui penyebabnya.
Tidak dapat diketahui mengapa seorang menderita hipertensi. Hipertensi seperti itu disebut
Hipertensi esensial. Sekitar 5 - 10% kasus penyakit hipertensi sudah dapat diketahui
penyebabnya. Hipertensi ini disebut Hipertensi sekunder yang antara lain disebabkan
penyakit ginjal, kelainan endokrin, pemakaian obat dll. Hipertensi esensial dapat terjadi pada
orang muda maupun orang dewasa. Pada prinsipnya hipertensi ini tidak diketahui sebabnya
secara pasti, tetapi dapat dipelajari ‘kemungkinan sebabnya’. Pada orang muda dapat
dipelajari kemungkinan sebabnya seperti kelainan kelenjar endokrin, kelainan fungsi jantung,
kelainan fungsi ginjal, kelainan fungsi metabolisme yang menyebabkan komposisi darah
kurang normal dan lain-lain faktor yang umumnya bersifat bawaan.
Hipertensi esensial pada orang dewasa dan lanjut usia umumnya memiliki
kemungkinan sebab yang berkaitan dengan degenerasi organ-organ tubuh. Organorgan tubuh
sesuai dengan usia mengalami penurunan vitalitas sehingga tekanan darah naik untuk
memperoleh keseimbangan, atau bahkan tekanan darah naik karena keleluasaan peredaran
darah terhambat karena penuaan pembuluh darah (penurunan elastisitas pembuluh darah) atau
organ yang dilalui darah seperti jantung, ginjal, hati, paru-paru dan lain-lain. Serta
kemungkinan sebab lain yang berkaitan dengan pengaturan syaraf pusat dan gangguan
kelenjar endokrin. Hipertensi sekunder lebih mudah diatasi daripada hipertensi esensial
karena sesudah sebabnya diketahui secara pasti maka pengobatan diarahkan untuk
memperbaiki organ yang rusak. Jika pengobatan itu berhasil maka sewajarnya hipertensi itu
akan sembuh.
E. Gejala Penyakit Hipertensi
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging
F. Komplikasi
Komplikasi penyakit hipertensi adalah penyakit yang diakibatkan oleh karena tekanan
darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Akibat dari hipertensi ini akan timbul penyakit
lain sebagai komplikasinya.
1. Kerusakan pada otak; akibat pecahnya pembuluh darah otak (stroke).
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
otak. Akibatnya darah tercecer di bagian tertentu dari otak, sementara pada bagian
lain dari otak tidak teraliri darah secara mencukupi sehingga sebagian otak rusak.
2. Kerusakan pada jantung; akibat pembesaran otot jantung kiri sehingga mengalami
gagal jantung. Pembesaran otot jantung kiri karena kerja keras jantung untuk
memompa darah.
3. Kerusakan pada ginjal; akibat rusaknya pembuluh darah ginjal sehingga fungsi ginjal
menurun sampai dengan gagal ginjal. Rusaknya pembuluh darah ginjal karena
tekanan darah yang tinggi menekan dinding pembuluh darah.
4. Kerusakan pada mata. Kerusakan pada mata karena tekanan darah yang tinggi
menekan pembuluh darah dan syaraf sehingga penglihatan terganggu.
G. Penyakit Penyerta Hipertensi
Penyakit penyerta hipertensi adalah penyakit yang biasa timbul pada penderita
hipertensi bersamaan dengan penyakit hipertensi tetapi bukan diakibatkan oleh hipertensi.
Berbagai penyakit dapat menyertai atau timbul bersamaan dengan hipertensi sehingga
mengakibatkan kerusakan organ dari penderita yang lebih parah.
Penyakit penyerta hipertensi antara lain:
1. Kencing manis
2. Kencing manis akibat resistensi insulin
3. Hiperfungsi kelenjar thyroid
4. Rematik dan Gout
5. Kadar lemak darah tinggi
H. Pengobatan Hipertensi secara Konvensional
Karena 90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya maka pengobatan hipertensi
diarahkan terutama untuk menurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga
kualitas hidup penderita tidak menurun. Dengan demikian pengobatan darah tinggi
dengan obat kimia diarahkan langsung untuk menurunkan tekanan darahnya dan bukan
mengobati penyebabnya.
Disamping tujuan diatas pengobatan hipertensi dengan obat kimia juga diarahkan
mengurangi akibat dari penyakit hipertensi seperti kesakitan, pengerasan pembuluh darah
(arteriosklerosis), penyembuhan penyakit penyerta, memulihkan kerusakan target organ
dan mencegah kerusakan akibat hipertensi. Selain itu pengobatan darah tinggi juga
diarahkan untuk menghindarkan hal-hal yang beresiko mengakibatkan kenaikan tekanan
darah antara lain: makanan berlemak tinggi, garam, daging kambing, buah durian,
minuman beralkohol, rokok dan kopi. Obat kimia untuk darah tinggi terutama diberikan
untuk menurunkan tekanan darahnya dan bukan mengobati penyebabnya. Menurunkan
tekanan darah dilakukan dengan cara:
Pengeblok Kalsium.
Memperlancar peredaran darah dan menurunkan jumlah air dalam darah
dengan cara mengeblok kalsium agar kalsium kembali ke otot dan tidak
mengikat air serta tidak mengendap di pembuluh darah.
Menurunkan tahanan pembuluh darah tepi.
Diuretika, mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara
dibuang sebagai urine.
Anti-andrenegik, menurunkan produksi, sekresi dan efektivitas hormon
adrenalin.
Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan
volume pembuluh darah dan organ-organ yang diisi darah.
I. Faktor Resiko Hipertensi:
- Merokok
- Obesitas (BMI ≥ 30)
- Immobilitas (kurang gerak)
- Dislipidemia (kadar lemak/kolesterol dalam darah yang tinggi)
- Diabetes melitus
- Mikroalbuminuria (terdapat albumin dalam urin) atau perkiraan GFR <60 ml/menit
- Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65 tahun untuk perempuan)
- Riwayat keluarga
J. Terapi Hipertensi:
a. Terapi non farmakologi
Bagi yang obesitas, turunkan berat badan
Diet garam (< 2.4 g/hari)
Kurangi konsumsi lemak
Tidak merokok, kurangi kopi, alkohol
Istirahat cukup
Olahraga teratur
b. Terapi Farmakologi
Obat yang bisa digunakan antara lain:
o Golongan ACE-1 (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
Obat-obat golongan ini bekerja menghambat perubahan Angiotensin I
(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II) yang merupakan vasokonstriktor kuat.
Obat-obat golongan ini seperti captopril,lisinopril, enalapril dll
o Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin Reseptor Blocker)
Golongan obat ini bekerja mengeblok reseptor Angiotensin II (AT II) subtipe
ATI. Golongan obat-obat ini seperti losartan, irbesartan dll.
o Alfa-1 bloker
Obat golongan ini bekerja mengeblok reseptor α1 yang mengakibatkan
vasodilatasi. Obat-obat golongan ini seperti prazosin, terazosin, doxazosin dll.
o Beta bloker (mengeblok reseptor β)
Obat-obat golongan ini seperti: propranolol, atenolol, metaprolol dll.
o Ca channel bloker
Bekerja menghambat masuknya calsium ke otot pembuluh darah, obat-
obatnya seperti : diltiazem, nifedipin, verapamil, amlodipin dll.
o Diuretik
Obat-obat diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit di tubulus
dan meningkatkan ekskresi air dan NaCl. -
Golongan diuretik antara lain: HCT (Hidroklorotiazid), spironolakton,
furosemid
BAB III
HASIL PENGAMATAN
1. Nama Obat : HCT
Nama Generik : Hidroklorotiazide
Indikasi Obat : diuretika, edema, terapi tambahan pada hipertensi
Kontra indikasi Obat :anuria, terapi bersama litium, dekompensasi ginjal.
Farmakokinetik : mengakibatkan pertambahan eksresi zat-zat gizi semisal
magnesium (desiensi berdampak sebagai asma, masalah
kardiovaskuler, kram, osteoporosis, dan PMS: sindrom
premenstrual), kalium, natrium (menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan), seng (sehingga memperlambat
penyembuhan luka, mengganggu sense of smell and taste, dan
sistem kekebalan), dan Co-Q10 (mengakibatkan gagal jantung
kongestif, tekanan darah tinggi).
Farmakodinamik : menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal, yang
menyebabkan meningkatnya ekskresi sodium dan air sebaik
potassium dan ion hydrogen.
Cara Penggunaan : 50 – 200 mg/hari
Efek Samping : gangguan metabolic, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia,
gangguan saluran cerna, sakit kepala, pusing, hipotensi,
pastural, parestesia, impotensi, penglihatan menjadi kuning,
reaksi hipersensitif, jarang ikterik kolestatik, pancreatitis, dan
diskrasia darah.
2. Nama Obat : Farsix inj
Nama Generik : Furesemid
Indikasi Obat : edema, hipertensi ringan hingga sedang.
Kontra indikasi Obat : gangguan fungsi ginjal, hematologi, SSP serta kulit.
Jumlah Dosis : Furosemida 10 mg/ml injeksi; 40 mg/tablet.
Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak
menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism
tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,
kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan
menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1
sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui
ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1
sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu
minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium
telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna
diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan
magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg
sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-
K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati
terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam
saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,
menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,
menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi
furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor
apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg
dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat
kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,
kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir
dosis itu.
Farmakodinamik : Furosemid ( diuretic kuat ) menurunkan reabsorbsi sodium
dan klorida di ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal.
Meningkatkan ekskresi sodium, air, klorida, kalsium, dan
magnesium. Diuretic kuat diindikasikan untuk edema,
hiperkalesemia akut, hiperkalemia, GGA, dan hipertensi.
Diuretic kuat tereabsorbsi cepat, tereliminasi melalui ginjal
dengan filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Diuretic kuat
selektif menghambat reabsorbsi NaCl di thick ascending limb
( TAL ) dan menginduksi sintesis prostaglandin renal sehingga
terjadi vasodilatasi pada arteriola aferen ( pembuluh darah yang
masuk ke glomerulus ).
Cara Penggunaan : awal : 20 – 40 mg ( 1-2 ampul ) secara iv atau im, jika tidak
memuaskan dosis dapat ditambah secara bertahap setiap 2 jam
masing – masing 20 mg ( 2 ampul ) diberikan secara intravena,
jika kondisi pasien membutuhkan dapat diberikan dosis
berikutnya 20 – 40 mg disuntikkan sesudah 20 menit;
penggunaan secara parenteral diindikasikan, jika absorbs pada
pemberian oral berkurang atau jika diinginkan efek kerja yang
cepat.
Efek Samping : Hiperurisemia, hipokalemia, hiponatremia, anoreksia
(kehilangan nafsu makan), azotemia (kelebihan urea atau
senyawa nitrogen lainnya dalam darah), reaksi hipersensitivitas,
reaksi dermatologis, gangguan saluran pencernaan, detak
jantung tak teratur, rasa haus, reaksi hematologis.
Perhatian : Diabetes melitus, riwayat gout, kerusakan fungsi hati,
hiperurisemia, riwayat lupus eritematosus sistemik,
pankreatitis, kehamilan.
Interaksi obat :
- dapat mempotensiasi aksi antihipertensi d-tubokurarin.
- hipoglikemik, pengobatan dengan anti-gout.
- dapat mempertinggi toksisitas aminoglikosida, Sefalosporin,
Salisilat, Lithium, dan glikosida jantung.
- keefektifan diuretika bisa dikurangi oleh Probenesid.
- peningkatan hipotensi ortostatik bisa terjadi jika digunakan
dengan alkohol, narkotik, Barbiturat.
- adrenokortikoid, Amfoterisin B, atau ACTH (hormon
adrenokortikotropik) bisa mengintensifkan ketidakseimbangan
elektrolit.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
3. Nama Obat : Spirola
Nama Generik : spironolactone
Indikasi Obat : hipertensi primer, hiperaldosteron, kondisi edema seperti pada
gagal jantung kongestif, asites, sindroma nefrotik, hipokalemia.
Kontra indikasi Obat : anuria, insufisiensi ginjal akut, hiperkalemia.
Dosis : kondisi edema dan hipokalemia 25 – 100mg/hari. Hipertensi
esensial 50 – 100 mg.
Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.
Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat
K lainnya, karbenoksolon.
Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh
makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi
metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan
melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,
kanrenon 20 jam.
Cara Penggunaan : dewasa : 50 – 100 mg sehari dalam dosis bagi; selanjutnya
dapat ditingkatkan sampai 400 mg. anak: 3 mg/kg BB/ hari
dalam dosis bagi.
Efek Samping : diare, mual, ginekomastia, sakit kepala, mengantuk.
4. Nama Obat : Captopril
Nama Generik : kaptopril 12,5 mg
Jumlah Dosis : tiap tablet mengandung Captopril 25mg
Cara Pengguanan : hipertensi : 3xsehari 12,5mg atau 2xsehari 25 mg; jika perlu
ditingkatkan menjadi 2x 50 mg. Gagal jantung : mulai 3x12,5
mg, jika perlu ditingkatkan menjadi 3x25 mg. Pasca infark
miokardia: dimulai 3 hari sesudah serangan, mulai dengan 6,25
mg, naikkan 37,5 mg/hari dalam dosis terbagi. Diabetes
nefropati: 3x sehari 25 mg untuk jangka panjang.
Indikasi Obat : hipertensi, gagal jantung, pasca infark miokardia, diabetes
nefropati.
Kontra indikasi Obat : hipersensitif
Farmakokinetik : obat imunosupresan, suplemen K atau diuretik yang
mengandung K, probenosid, AINS, diuretik, minoksidil.
Farmakodinamik : kompetitif inhibitor dari angiotensin-converting enzyme
(ACE); mencegah perubahan dari angiotensin I menjadi
angiotensin II, kekuatan vasokonstriktor hasil dari angiotensin
II yang paling rendah yang disebabkan pemasukan ke dalam
plasma aktifitas renin dan direduksi oleh sekresi aldosteron.
Efek Samping : Umumnya kaptopril dapat ditoleransi dengan baik. Efek
samping yang dapat timbul adalah ruam kulit, gangguan
pengecapan, neutropenia, proteinuria, sakit kepala, lelah/letih
dan hipotensi.Efek samping ini bersifat dose related dengan
pemberian dosis kaptopril kurang dari 150 mg per hari, efek
samping ini dapat dikurangi tanpa mengurangi khasiatnya. Efek
samping lain yang pernah dilaporkan: umumnya asthenia,
gynecomastia. Kardiovaskular : cardiac arrest, cerebrovascular
accident/insufficiency, rhythm disturbances, orthostatic
hipotension, syncope. Dermatologi : bullous pemphigus,
erythema multiforme exfoliative dermatitis. Gastrointestinal :
pankreatitis, glossitis, dispepsia. Hepatobiliary : jaundice,
hepatitis, kadang-kadang nekrosis, cholestasis. Metabolit :
symptomatic hyponatremia. Musculoskeletal : myalgia,
myasthenia. Nervous/psychiatric : ataxia, confusion,
depression, nervousness, somnolence. Respiratory :
bronchospasm, eosinophilic pneumonitis, rhinitis, blurred
vision, impotence. Seperti ACE inhibitor lainnya dapat
menyebabkan sindroma termasuk: myalgia, arthralgia,
interstitial nephritis, vasculitis, peningkatan ESR.
5. Nama Obat : Nifedipin tab
Nama Generik : Nifedipin
Jumlah dosis : Tiap tablet salut selaput mengandung 10 mg nifedipin
Indikasi Obat : Untuk pengobatan dan pencegahan insufiensi koroner
terutama angina pektoris, hipertensi kronik dan hipertensi
urgensis.
Kontra indikasi Obat : Hipersensitif terhadap nifedipin. Jangan diberikan pada wanita
hamil. Jangan diberikan pada ibu menyusui karena nifedipin
diekskresi ke dalam ASI. Bila nifedipin sangat diperlukan,
dianjurkan untuk berhenti menyusui karena pengaruhnya
terhadap bayi belum diketahui. Jangan digunakan pada syok
kardiovaskuler.
Farmakokinetik : serangan aksi: oral selama 20 menit
Protein binding : 92% - 98% ( tergantung pada konsentrasi )
Metabolisme : diliver menjadi metabolik inaktif
Paruh waktu : dewasa, normal : 2-5 jam
Dewasa dengan sirosis : 7 jam
Eliminasi : diurin
Farmakodinamik : menghambat ion kalsium dari masukan area sensitif pada
salah satu tegangan diotot vaskuler dan miokardium selama
depolarisasi, menghasilkan sebuah relaksasi otot vaskuler
coronaria dan vasodilatasi coronaria, menambah pasokan
oksigen pada miokardial ke pasien dengan vasospatik.
Cara Penggunaan : Dosis tunggal 5 - 10 mg. Dosis rata-rata 5 - 10 mg, 3 x sehari.
Interval tiap dua dosis paling sedikit 2 jam. Tablet ditelan utuh
dengan sedikit cairan. Bila diinginkan khasiat yang cepat,
misalnya ketika terasa akan datang serangan, tablet dikunyah
dan dibiarkan menyebar dalam mulut. Nifedipin akan diserap
cepat oleh selaput lendir mulut.
Efek Samping : Kadang-kadang mengakibatkan mual, sakit kepala, palpilasi,
takikardia, lemah, edema, hipotensi, reaksi hipersensitif.
Umumnya timbul pada awal pengobatan bersifat sedang dan
sementara. Hiperplasia gingival timbul pada kasus-kasus isolasi
selama terapi jangka panjang, yang hilang bila pengobatan
dihentikan. Gangguan fungsi hati (intrahepalik cholestalis,
kenaikan transaminase) jarang terjadi dan reversibel pada
penghentian obat. Pada pria lanjut usia, pemberian jangka
panjang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar mammae
(ginekomastia) yang hilang bila pengobatan dihentikan.
Perhatian : Hati-hati bila diberikan bersama obat-obat golongan beta
blocker dapat menimbulkan hipotensi berat, payah jantung dan
infark miokard. Agar selalu dilakukan pengecekan/kontrol
terhadap tekanan darah. Penderita yang mendapat pengobatan
dengan nifedipin harus dilakukan pemeriksaan secara teratur.
Dapat mengganggu kemampuan mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin terutama pada awal
pengobatan, pada kombinasi dengan alkohol atau bila diganti
dengan obat lain.
Hati-hati pada penderita dialisa dengan Malignant hypertension
dan gagal ginjal irreversibel dengan hipovolemia, karena dapat
terjadi penurunan tekanan darah akibat vasodilatasi.
Dapat menimbulkan rasa sakit pada dada (gejala seperti angina
pectoris) yang biasanya timbul pada 30 menit setelah
pemberian nifedipin. Bila diberikan bersama dengan obat
penghambat reseptor adrenergik penderita harus dimonitor
secara hati-hati karena kemungkinan timbulnya hipotensi berat
dan gagal jantung. Hati-hati bila diberikan pada penderita
diabetes mellitus karena walaupun nifedipin bukan
diaketogenik, tetapi pada kasus-kasus tertentu pernah
dilaporkan kenaikan temporer glukosa darah (hiperglikemia).
6. Nama Obat : Zanidip tab
Nama Generik : Lekarnidipin HCL
Indikasi Obat : penatalaksanaan hipertensi esensial ringan – sedang
Kontra indikasi Obat : hamil, laktasi, obstruksi aliran keluar ventrikel kiri, gagal
jantung kongestif yang tidak diobati, angina pectoris tak stabil,
disfungsi hati dan ginjal berat atau bersama dengan infark
miokard yang diderita dalam 1 bulan. Digunakan bersama
dengan siklosporin atau dengan jus anggur.
Farmakokinetik : obat ini digunakan secara oral sampai waktu 2 jam. Puncak
efeknya didalam tubuh 4 jam. Durasinya selama 6-12 jam,
absorpsinya secara oral 60-80%. Eliminasinya dikeluarkan
lewat urine.
Farmakodinamik : menghambat reaksi sodium didalam tubulus distal karena
peningkatan ekskresi dari sodium dan air sehingga menjadi
potasium dan hidrogen.
Cara Penggunaan : 10 mg 1x/hari, dapat ditingkatkan menjadi 20 mg. berikan
pada saat perut kosong sekurang – kurangnya 15 menit sebelum
makan.
Efek Samping : ruam, edema perifer, palpitasi, takikardi, sakit kepala,
pusing, asthenia.
7. Nama Obat : Bisoprolol Fumarat
Nama Generik : Bisoprolol
Indikasi Obat : Hipertensi, sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan
anti hipertensi lain
Kontra indikasi Obat : Syok kardiogenik, blok AV derajat 2 atau 3 sindroma sick
sinus, blok SA, bradikardi
Farmakokinetik : Bioavailabilitas dosis oral 10 mg adalah sekitar 80%.
Absorpsi tidak dipengaruhi oleh adanya makanan. Metabolisme
lintas pertama bisoprolol fumarate sekitar 20%. Ikatan dengan
protein serum sekitar 30%. Konsentrasi puncak plasma pada
dosis 5-20 mg terjadi dalam 2-4 jam, dan nilai puncak rata-rata
berkisar dari 16 ng/ml pada 5 mg hingga 70 ng/ml pada 20 mg.
Pemberian bisoprolol fumarate sekali sehari memperlihatkan
adanya variasi kadar plasma puncak intersubyek kurang dari
dua kali lipat. Waktu paruh eliminasi plasma adalah 9-12 jam
dan sedikit lebih lama pada penderita usia lanjut, hal ini
disebabkan menurunnya fungsi ginjal. Steady state dicapai
dalam 5 hari, pada dosis sekali sehari. Akumulasi plasmanya
rendah pada penderita usia muda dan tua; faktor akumulasi
berkisar antara 1,1 sampai 1,3, sesuai dengan yang diharapkan
dari kinetik urutan pertama dan pemberian sekali sehari.
Konsentrasi plasma pada dosis 5-20 mg adalah proposional.
Karakteristik farmakokinetik dari kedua enansiomer adalah
serupa.Bisoprolol fumarate dieliminasi melalui ginjal dan
bukan ginjal, sekitar 50% dari dosis, tetap dalam bentuk utuh di
urin dan sisanya dalam bentuk metabolit tidak aktif. Kurang
dari 2% diekskresikan melalui feses. Bisoprolol fumarate tidak
dimetabolisme oleh sitokrom P450 II D6 {debrisokuin
hidroksiiase). Pada subyek dengan bersihan kreatinin kurang
dari 40 ml/menit, waktu paruh plasma meningkat kira-kira 3
kali lipat dari orang sehat. Pada penderita sirosis hati, eliminasi
bisoprolol fumarate lebih bervariasi dalam hal kecepatan dan
secara signifikan lebih lambat dari orang sehat, dengan waktu
paruh bersama berkisar antara 8,3 sampai 21,7 jam
Farmakodinamik : Mekanisme kerja antihipertensi dari bisoprolol belum
seluruhnya diketahui. Faktor-faktor yang terlibat adalah :
1. Penurunan curah jantung
2. Penghambatan pelepasan renin oleh ginjal.
3. Pengurangan aliran tonus simpatis dari pusat vasomotor
pada otak.
Pada orang sehat, pengobatan dengan bisoprolol menurunkan
kejadian takikardia yang diinduksi oleh aktivitas fisik dan
isoproterenol. Efek maksimum terjadi dalam waktu 1-4 jam
setelah pemakaian. Efek tersebut menetap selama 24 jam pada
dosis >5 mg. Penelitian secara elektrofisiologi pada manusia
menunjukkan bahwa bisoprolol secara signifikan mengurangi
frekuensi denyut jantung, meningkatkan waktu pemulihan sinus
node, memperpanjang periode refrakter AV node dan dengan
stimulasi atrial yang cepat, memperpanjang konduksi/W node.
Bisoprolol juga dapat diberikan bersamaan dengan diuretik
tiazid. Hidroklorotiazid dosis rendah (6,25 mg) digunakan
bersamaan dengan bisoprolol fumarate untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi ringan sampai sedang.
Cara Penggunaan : dosis awal 5 mg sekali sehari, dapat dinaikkan sampai 10 – 20
mg/hari.
Efek Samping : Sensasi dingin/kebal pada ekstremitas, mual, muntah, diare,
konstipasi, lelah, pusing, sakit kepala ( terjadi pada awal terapi
tetapi biasanya menghilang sesudah 1-2 minggu )
Dosis : Awal 5 mg 1x/hari , dapat ditingkatkan menjadi 10-20 mg
1x/hari
Perhatian : Gangguan fungsi ginjal/hati, bronkospasme, terapi bersama
anestesi inhalasi, DM, blok AVderajat 1, Angina Prinzmetal,
peny oklusi arteri perifer
Interaksi Obat : Verapamil, diltiazem, nifedepin, klonidin, penghambat MAO,
obat antiaritemia gol I&II, tetes mata, insulin, dan obat
antidiabetika oral, zat anestesi, glikosida digitalis, obat yang
menghambat sintesa prostaglandin, derivate ergotamine, obat
simpotematik, antidepresan trisiklik, barbiturate fenotiazin,
obat antihipertensi lain, rifampisin.
8. Nama Obat : Dopamet tab
Nama Generik : metildopa
Indikasi Obat : hipertensi esensial yang ringan atau yang berat; hipertensi
nefrogenikhipertensi pada taraf permulaan kehamilan.
Kontra indikasi Obat : penyakit hati yang aktif seperti hepatitis akut dan sirosis hati,
bila pengobatan sebelumnya dengan alfa metildopa telah timbul
gangguan hati, hipersensitif.
Jumlah Dosis : Setiap tablet bersalut mengandung : L - a - methyldopa 250
mg
Farmakokinetik : efek hipotensi berkurang dengan obat-obat simpatomimetika,
antidepresan trisiklik, derivat phenothiasin; diperkuat oleh
diuretika golongan tiazid, obat-obat vasodilator, alkohol.
Meningkat efek hipoglikemik dari talbutamid.
Farmakodinamik : simulasi dari reseptor pusat alfa- adrenergik oleh transmiter
bahwa hasil keluaran dari syaraf simpatetik untuk jantung,
ginjal, dan vaskolator periferal mengalami peunurunan.
Cara Penggunaan : dosis awal sehari ½ - 1 tablet; penyesuaian dosis untuk
mencapai tekanan darah yang dikehendaki harus dilakukan
secara bertahap, misalnya menaikkan dosis dengan ½ - 1 tablet
selang 2-3 hari.
Efek Samping : Lemah, mulut kering, hidung tersumbat. Adakalanya terjadi
gangguan lambung-usus, sakit kepala, pusing, kemerahan pada
kulit, penambahan berat badan, edema, impotensi.
Perhatian : Riwayat penyakit hati dan atau gangguan mental. Disfungsi
ginjal yang parah.
Interaksi obat :
- efek hipotensi dihilangkan oleh simpatomimetik, antidepresan
trisiklik, derivat Fenotiazin, dan dipertinggi oleh diuretik
Tiazida, Alkohol, Levodopa, vasodilator.
- bisa mempotensiasi aksi hipoglikemiak dari Tolbutamida.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: B: Baik penelitian reproduksi
hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita
hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan
kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada
wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester
selanjutnya).
9. Nama Obat : Catapres inj
Nama Generik : klonidin HCL
Indikasi Obat : semua bentuk hipertensi kecuali bentuk peokromositomatik
Kontra indikasi Obat : sick sinus syndrome
Farmakokinetik : meningkatkan efek antihipertensi dari diuretik vasodilator,
beta blocker. Dengan beta blocker dan glikosida jantung;
menyebabkan disritmia dan penurunan frekuensi denyut
jantung. Dengan anti depresan trisiklik; menurunkan TD.
Farmakodinamik : reabsorpsinya dari usus lengkap dengan BA hampir 100%,
efek hipotensi maksimalnya dicapai dalam waktu 4 jam dan
bertahan 8 jam. Ekskresinya lewat kemih (60%) dan tinja (20%
sebagian dalam bentuk metabolit)
Cara Penggunaan : awal : 2x sehari ½ tablet. Injeksi : 1 ampul dilarutkan dalam
10 ml salin; disuntikkan IV lambat selama 10 menit atau; IM, 1
dosis maksimum 1 ampul sehari. Tablet : awal: tablet pada
malam hari; dosis maksimum 6 tablet untuk yang berobat jalan
dan 12 tablet untuk yang dirawat di RS.
Efek Samping : Diawali dengan mulut kering, sedasi, dan lemah, keluhan
ortostatik.
Perhatian : Penyakit yang mempengaruhi ritme dan sistem konduksi
atrio ventrikular jantung, gagal ginjal, gangguan otak atau
perfusi perifer, depresi, polineuropati, sulit buang air besar.
Mengganggu kemampuan mengendarai atau
mengoperasikan mesin.
Penghentian pengobatan yang mendadak.
Interaksi obat :
- efek antihipertensi dipertinggi oleh oleh diuretika, vasodilator,
dan β-bloker.
- menurunkan detak jantung dan disritmia dengan β-bloker dan
atau glikosida jantung.
- pengurangan efek menurunkan tekanan darah jika digunakan
dengan antidepresan trisiklis.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
10. Nama Obat : Herbesser inj
Nama Generik : Diltiazem HCL
Indikasi Obat : hipertensi esensial ringan hingga sedang, angina pectoris tipe
varian.
Kontra indikasi Obat : gagal jantung berat, SA block/ AV block tingkat 2 atau 3,
hipersensitif, wanita hamil atau memungkinkan untuk hamil.
Farmakokinetik : absorpsi; 80%-90%
Waktu konsentrasi serum tertinggi;2-3 jam
Pengeluaran substan obat ; 6-11 jam
Protein binding; 77%-88%
Metabolisme; deliver, mengikuti injeksi tunggal IV konsentrasi
plasma N-monodesmetil diltiazem dan desasetildiltiazem.
Cara Penggunaan : herbesser : 3x sehari 1 tablet, dapat ditingkatkan menjadi 60
mg( 3x sehari 1 tablet ) jika perlu. Herbesser 90 SR: 2x sehari 1
kapsul. Herbesser 180 SR: 1x sehari 1 kapsul. Herbesser CD:
hipertensi esensial ringan samapi sedang: 100 – 200 sekali
sehari; angina pectoris, angina pectoris tipe varian, 100mg
sekali sehari.
Efek Samping : Pusing, lelah, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit,
gangguan lambung-usus, susah buang air besar, bradikardi,
blok AV, peningkatan GOT & GPT.
Perhatian : Bradikardi berat (denyut jantung kurang dari 50 kali/menit),
blok AV derajat I.
Interaksi obat : mempertinggi efek antihipertensi, β-bloker,
Rauwolfia menyebabkan bradikardia, meningkatkan
konsentrasi Karbamazepin dan Digoksin dalam darah.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
11. Nama Obat : Diltan
Nama Generik : Diltiazem HCL
Indikasi Obat : angina pectoris, hipertensi
Kontra indikasi Obat : Blok AV tingkat 2 – 3, hipotensi (tekanan sistole kurang dari
90 mmHg) dan syok kardiogenik.Pasien dengan gejala
gangguan irama sinus, kecuali bila ada alat pacu jantung
ventikuler yang berfungsi.Wanita hamil, wanita yang diduga
usia subur.Penderita yang hipersensitif terhadap
diltiazem.Penderita dengan infark miokardial akut dan kongesti
paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.
Jumlah Dosis : Tiap tablet mengandung diltiazem hidroklorida 30 mg.
Farmakokinetik : absorpsi; 80%-90%
Waktu konsentrasi serum tertinggi;2-3 jam
Pengeluaran substan obat ; 6-11 jam
Protein binding; 77%-88%
Metabolisme; deliver, mengikuti injeksi tunggal IV konsentrasi
plasma N-monodesmetil diltiazem dan desasetildiltiazem.
Cara Penggunaan : serangan akut dan kronis: 2xsehari 1 kapsul 90 mg atau dapat
ditingkatkan sampai 360 mg perhari.
Efek Samping : Jarang terjadi, hanya 2 – 10 % pasien yang mengalami nyeri
kepala, pusing, gangguan saluran cerna dan bradikardia.
Kadang-kadang menaikkan tingkat GOT, GPT dan fosfatase
alkalin. Hipersensitif : erupsi, eritemat multiforme (dalam
kasus demikian pengobatan harus dihentikan). Pernah
dilaporkan : rash, pruritus
Perhatian : Pemberian diltiazem tidak boleh dikombinasi dengan beta-
bloker atau digoxin. Hati-hati bila diberikan pada penderita
dengan bradikardia berat (dibawah 50 denyut/menit) atau
hambatan atrioventrikuler tingkat 1. Bila pengobatan dengan
diltiazem hendak dihentikan, dosis harus diturunkan secara
bertahap dan gejala-gejala yang mungkin timbul diawasi secara
teliti. Penderita diperingatkan untuk tidak menghentikan
pengobatan tanpa petunjuk dokter. Hati-hati bila diberikan pada
penderita payah jantung kongestif. Penurunan tekanan darah
sehubungan pengobatan dengan diltiazem kadang-kadang dapat
menimbulkan hipotensi simptomatik. Keamanan pemakaian
pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. Hati-hati bila
diberikan pada wanita menyusui
12. Nama Obat : Blopres 8 mg tab
Nama Generik : kandesartan sileksetil
Indikasi Obat : hipertensi
Kontra indikasi Obat : hipersensitif
Jumlah Dosis : Kandesartan sileksetil 8 mg; 16 mg/tablet
Farmakokinetik : diuretik hemat K.
Cara Penggunaan : dosis awal: 4 mg per hari, maksimum 16 mg sehari.
Efek Samping : Kelainan vaskular :Hipotensi. Gangguan metabolisme dan
nutrisi: Hiperkalemia. Kelainan ginjal dan saluran kemih :
Gangguan ginjal.
Perhatian : Tidak boleh digunakan bersama diuretik hemat kalium; tidak
boleh diberikan pada wanita hamil dan menyusui. Ds: Dosis
awal: 4 mg perhari, maksimum 16 mg sehari
13. Nama Obat : Co-approvel tab
Nama Generik : irbesartan
Indikasi Obat : pengobatan hipertensi esensial
Kontra indikasi Obat : wanita hamil dan menyusui
Cara Penggunaan : dosis awal dan pemeliharaan 150 mg/hari, dapat ditingkatkan
sampai 300 mg/ hari. Untuk usia lanjut dosis awal 75 mg.
Efek Samping : sakit kepala, trauma muskuskeletal, wajah kemerahan.
14. Nama Obat : Co-diovan tab
Nama Generik : valsartan
Indikasi Obat : hipertensi
Kontra indikasi Obat : hipersensitif, wanita hamil, kerusakan hati berat, sirosis,
abstruksi biliar.
Farmakokinetik : menurunkan efek jika diminum dengan Phenobarbital,
ketoconazole, trolepandomycin, sulfaphenazole
Distribution : Vd : 17 L ( dewasa )
Binding protein : 94% - 97%
Metabolisme : dimetabolisme menjadi metabolit yang tidak
aktif
Bio avability : 23%
Waktu untuk mencapai puncak konsentrasi serum : 2 jam ( efek
maksimal 4 – 6 jam )
Eliminasi : 13% dan 83% diekskresi sebagai sisa obat di urin
dan feses.
Farmakodinamik : Valsartan memproduksi antagonis langsung dari reseptor
angiotensin II ( AT2 )
Tidak seperti penghambat angiotensin – converting enzyme
Valsartan tidak berasal dari angiotensin II dari reseptor AT,
vasokonstriksi insisi, aldosteron release, catecholamine release,
arginine vasopressin release, water intake, dan respon
hipertropi. hasil aksi lebih efisien untuk memblokade efek
kardiovaskuler dari angiotensin II dan efek panasnya lebih
daripada ACE inhibitor.
Cara Penggunaan : dosis yang dianjurkan: sekali sehari 80 mg; dapat ditingkatkan
sampai 160 mg sehari pada penderita tertentu.
Efek Samping : fatigue, epitaksis, penurunan Hb, hematokrit, neutropenia.
15. Nama Obat : Tenace tab
Nama Generik : enalapril maleat
Indikasi Obat : hipertensi
Kontraindikasi Obat : riwayat angiodema yang berhubungan dengan terapi ACE
inhibitor sebelumnya.
Farmakokinetik : serangan aksi kurang lebih 1 jam
Durasi; 12-24 jam
Absorpsi; oral 55%-755
Protein binding; 50%-60%
Metabolisme; enalapril adalah obat pendukung dan melalui
biotransformasi menjadi enalaprilat di hati.
Paruh waktu; enalapril; dewasa
Sehat 2 jam dengan kegagalan hati kongestif;3.4-3.8 jam
Enalaprilat bayi 6 minggu-8 bulan; 6-8 jam
Dewasa 35-38 jam
Waktu untuk konsentrasi serum maksimal; oral; enalapril
selama 0,5-1,5 jam
Enalaprilat (aktif) selama 3-4 jam
Eliminasi; prinsipnya diurine (60%-80%) dengan bberapa
ekskresi feses.
Farmakodinamik : enalapril maleate termasuk ke dalam ACE inhibitors.
Angiotensin II mengakibatkan dinding pembuluh darah
berkontraksi, dinding pembuluh darah akan menyempit dan
berakibat tekanan darah akan meningkat. Pembentukan
angiotensin II ini memerlukan suatu enzim yang disebut
angiotensin converting enzyme, yang merubah angiotensin 1
menjadi angiotensin II. Jadi dengan mengurangi produksi
angiotensin II maka dinding pembuluh darah akan melebar,
berakibat turunnya tekanan darah. Zat yang dapat
mengahambat “ angiotensin converting enzyme” tersebut
disebut “ACE inhibitor.
Cara Penggunaan : 10 – 40 mg/ hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi.
Efek Samping : Sakit kepala, pusing, hipotensi, batuk, mual, efek ortostatik,
angioedema, kelelahan.
Perhatian : Gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia.
Pembedahan/anestesi (pembiusan).
Hamil, menyusui.
Interaksi obat : diuretika.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
16. Nama Obat : Noperten 5 mg tab
Nama Generik : lisinopril
Indikasi Obat : hipertensi tingkat sedang dan berat, dapat digunakan sendiri
atau bersama dengan obat antihipertensi lain.
Kontra indikasi Obat : tidak boleh diberikan pada orang yang sensitif terhadap
lisinopril. Pada penderita yang secara historis pernah menderita
angioedema sebagai akibat pengobatan sebelumnya dengan
obat penghambat “Angiotensin Converting Enzyme”.
Jumlah Dosis : Tiap tablet mengandung: Lisinopril 5 mg
Farmakokinetik : obat ini diminum secara per oral dalam waktu 6 jam.
Absorbsinya sempurna, tidak berefek jika diminum bersamaan
dengan makanan. Binding protein 25%, waktu paruhnya 11 –
12 jam. Eliminasinya dikeluarkan lewat urin.
Farmakodinamik : inhibitor dari angiotensin – mengkonversi penyempitan enzim
dan menghasilkannya. tingkatan paling rendah adalah
angiotensin II karena akan meningkatkan plasma rennin dan
aktifitas reduksi disekresi aldosteron. Mekanisme CNS
mungkin juga lebih rendah dari efek angiotensin – angiotensin
meningkatkan adrenal sehingga aliran keluar dari CNS.
Cara Penggunaan : Dewasa:Hipertensi: Dosis awal, oral 10 mg sekali sehari.
Dosis pemeliharaan, oral 10-20 mg sekali sehari. Dosis ini
dapat ditingkatkan sesuai dengan respon klinisnya maksimum
40 mg sehari. Bila penderita diobati dengan diuretika, terapi
dapat dimulai setelah diuretika dihentikan selama 2-3 hari.
Pada penderita yang pemberian diuretiknya tidak dapat
dihentikan, dianjurkan untuk memberikan dosis awal Lisinopril
5 mg. Penderita hipertensi renovaskular dapat memperlihatkan
respon yang berlebihan terhadap Lisinopril. Sebab itu
dianjurkan dengan dosis awal 2,5-5 mg kemudian dapat
disesuaikan dengan respon tekanan darahnya. Payah jantung
kongestif: Dosis awal, oral 2,5 mg per hari, dosis dapat
disesuaikan dengan respon klinisnya. Dosis pemeliharaan, oral
5-20 mg diberikan sekali sehari dalam dosis tunggal. Dosis
pada penderita insufisiensi ginjal, berdasarkan bersihan
kreatinin: Bersihan kreatinin Dosis Awal < 70-30 ml/menit 5-
10 mg/hari < 30-10 ml/menit 2,5-5 mg/hari < 10 ml/menit 2,5
mg/hari (termasuk penderita yang sedang didialisis) Besar dosis
dan atau frekuensi pemberian harus disesuaikan dengan
besarnya respon penurunan tekanan darah.Anak-anak: Tidak
dianjurkan penggunaannya pada anak-anak.
Efek Samping : Hipotensi; Edema angioneurotik pernah dilaporkan
walaupun jarang. Pada kasus-kasus seperti itu, NOPERTEN®
harus dihentikan segera dan penderita diperhatikan dengan
cermat sampai pembengkakan hilang; Edema angioneurotik
yang disertai edema laring dapat mematikan; Reaksi
hipersensitivitas lain yang mencakup urtikaria telah dilaporkan;
Secara keseluruhan, melalui uji klinik, terbukti NOPERTEN®
dapat diterima dengan baik oleh penderita; Takikardia; Nyeri
abdomen, mulut kering, ikterus hepatoselular atau kolestatik;
Perubahan suasana perasaan (mood); Perasaan bingung (mental
confusion); Diaforesis; Uremia, oliguria, anuria, disfungsi
ginjal, gagal ginjal akut, impoten; Suatu kompleks gejala telah
dilaporkan meliputi: demam, vaskulitis, mialgia,
artralgia/artritis, eosinofilia dan lekositosis.
Peringatan dan perhatian: Pada penderita yang volume cairannya sudah terkuras oleh
diuretika, diet rendah garam, dialisis, diare atau muntah.
Pada penderita payah jantung kongestif dengan tekanan
darah normal atau rendah.
Belum ada penelitian penggunaan pada wanita hamil, anak-
anak
Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus
Bayi dengan riwayat dimana selama di dalam kandungan
ibunya mendapat pengobatan penghambat ACE harus
diobservasi intensif tentang kemungkinan terjadinya hipotensi,
oliguria dan hiperkalemia.
Hati-hati pemberian pada ibu menyusui
Bila diberikan bersama diuretika, kadang terjadi hipotensi
berlebihan.
17. Nama Obat : Tensivask 5 mg tab
Nama Generik : amlodipin besilat
Indikasi Obat : hipertensi, iskemia jantung karena angina stabil, angina
prinzmetal atau varian.
Kontra indikasi Obat : Hipersensitifitas terhadap Dihidropiridin.
Jumlah Dosis : Amlodipine Besylate/Amlodipin Besilat
Farmakokinetik : reaksi obat 30 – 50 menit yang akan berefek selama 6 – 12
jam. Durasinya selama 24 jam. Absorbsinya dimulai dari per
oral yang akan bereabsorbsi secara sempurna. Binding
proteinnya 93%. Metabolismenya ke hati. 90% untuk
menginaktif hipertensi. Bioviabilitinya 64% - 90%. Waktu
paruhnya 30 – 50%. Eliminasinya lewat feses dan urine.
Farmakodinamik : menghambat kerja ion kalsium sehingga memasuki hubungan
yang rendah atau memilih voltasi dari area yang sensitive dari
vaskuler otot yang halus dan miokardium selama proses
depolarisasi, producing relaksasi dari otot yang halus dan
corony vasodilatasi, peningkatan myocardial oksigen akan
mengirimkan kepada pasien yang mengalami vasospastie
angina.
Cara Penggunaan : hipertensi: 5 mg sekali sehari, maks 100 mg. pasien dengan
disfungsi hati, usia lanjut, dan bayi, mulai 2,5 mg sekali sehari.
Angina stabil kronik atau prinzmetal: 5 – 10 mg.
Efek Samping : sakit kepala, edema, lelah, mual, flushing, pusing.
Perhatian : Gagal ginjal, disfungsi hati; hamil dan menyusui, anak-anak
dan usia lanjut.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
18. Nama Obat : Tenazide
Nama Generik : enalapril maleat
Indikasi Obat : hipertensi untuk penderita yang memerlukan pengobatan
kombinasi dan tidak untuk pengobatan awal.
Kontra indikasi Obat : Riwayat angioedema yang berkaitan dengan pengobatan
sebelumnya dengan ACE inhibitor.
Anemia.
Hipersensitivitas terhadap obat-obat turunan Sulfonamida.
Jumlah Dosis : Enalapril Maleat 10 mg, Hidroklorotiazida 25 mg.
Farmakokinetik : serangan aksi kurang lebih 1 jam
Durasi : 12 – 24 jam
Absorbsi : oral 55% - 75%
Protein Binding : 50% - 60%
Metabolisme : enalapril adalah obat pendukung dan melalui
biotransformasi menjadi enalaprilat di hati
Paruh waktu : enalapril : dewasa
Sehat 2 jam dengan kegagalan hati kongestif: 3.4 – 3.8 jam
Enalaprilat bayi 6 minggu – 8 bulan : 6 – 8 jam.
Dewasa 35 – 38 jam
Waktu untuk konsentrasi serum maksimal : oral : enalapril
selama 0,5 – 1,5 jam
Enalaprilat ( aktif ) selama 3 – 4 jam
Eliminasi : prinsipnya di urine ( 60% - 80% ) dengan beberapa
ekskresi feses
Farmakodinamik : sangat berkemampuan untuk menghambat pada pengubahan
angiotensi menjadi enzim ( ACE ), mencegah pada pengubahan
angiotensi I menjadi angiotensi II, berpotensi untuk
vasokonstriktor, hasilnya ini pada tingkat yang paling bawah
dari argotensi 2 yang menyebabkan sebuah penambahan
diaktiitas rennin plasma dan mereduksi sekresi aldosteron.
Cara Penggunaan : dewasa: sekali sehari 1 – 2 tablet; dapat digunakan pada
penderita dengan fungsi ginjal terganggu, apabila klirens
keratin> 30 ml/ min. penderita dengan kerusakan ginjal tidak
disarankan menggunakan tenazid.
Efek Samping : Sakit kepala, pusing, kelelahan, diare, ruam kulit, hipotensi,
batuk, mual, efek ortostatik, kelemahan, perubahan
pengecapan/indra perasa, kram otot, angioedema, kerusakan
ginjal.
Perhatian : Gangguan fungsi ginjal (stenosis/penyempitan arteri
renalis unilateral atau bilateral), angioedema, hamil dan
menyusui.
Gangguan fungsi hati atau penyakit hati progresif, penyakit
jantung kongestif berat, penyakit jantung iskemik, atau
penyakit serebrovaskuler.
Monitor secara berkala jumlah sel darah putih pada pasien
dengan penyakit kolagen pembuluh darah & penyakit ginjal.
Interaksi obat : - antihipertensi lain bisa mempotensiasi efek antihipertensi.
- bisa meningkatkan kadar Litium dalam serum.
- alkohol, Barbiturat, atau narkotik.
19. Nama Obat : Lasix tab
Nama Generik : Furesemid
Indikasi Obat : edema, liver asites, hipertensi ringan hingga sedang
Kontra indikasi Obat :gagal ginjal akut, hepatic koma, hipokalemia.
Farmakokinetik : furasemid menghambat reabsorbsi air dan elektrolit, terutama
karena oksinya terhadap bagian atas dari simpul henle.
Furasemid juga mengurangi reabsorpsi natrium klorida dan
meningkatkan ekskresi kalium pada tubulus distal, dan
mungkin memiliki aksi langsung terhadap transport elektrolit
pada tubulus proksimal.
Farmakodinamik : reasorbsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, PP – nya k1
97%, plasma t1/2 nya 30 – 60 menit, ekskresinya melalui
kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat empedu.
Cara Penggunaan : dosis awal: 2x sehari; pemeliharaan: 1x sehari; anak: 2 mg/kg
BB; maksimum 40 mg sehari.
Efek Samping : gangguan gastrointestinal, neprokalsinosis pada bayi
premature.
20. Nama Obat : Lasix inj
Nama Generik : Furesemid
Indikasi Obat : edema, liver asites, hipertensi ringan hingga sedang
Kontra indikasi Obat :gagal ginjal akut, hepatic koma, hipokalemia.
Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak
menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism
tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,
kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan
menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1
sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui
ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1
sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu
minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium
telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna
diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan
magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg
sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-
K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati
terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam
saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,
menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,
menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi
furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor
apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg
dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat
kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,
kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir
dosis itu.
Farmakodinamik : reasorbsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, PP – nya k1
97%, plasma t1/2 nya 30 – 60 menit, ekskresinya melalui
kemih secara utuh, pada dosis tinggi juga lewat empedu.
Cara Penggunaan : dosis awal: 2x sehari; pemeliharaan: 1x sehari; anak: 2 mg/kg
BB; maksimum 40 mg sehari.
Efek Samping : gangguan gastrointestinal, neprokalsinosis pada bayi
premature.
21. Nama Obat : Aldactone
Nama Generik : spironolakton
Indikasi Obat : gangguan edema, gagal jantung kongestif, sirosis hati,
sindrom nefrotik, edema idiopatik, hipertensi, pengobatan
primer aldosteronisme.
Kontra indikasi Obat : Isufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, kehamilan.
Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.
Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat
K lainnya, karbenoksolon.
Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh
makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi
metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan
melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,
kanrenon 20 jam.
Cara Penggunaan : - Edematosa : dosis harian diberikan setiap hari atau sebagai
dosis tunggal.
- Gagal jantung kongestif : awalnya 100 mg/hari,
ditingkatkan secara bertahap sampai 200 mg/hari, dosis
pemeliharaan biasanya : 25-200 mg/hari.
- Sirosis hati : - rasio Na/K dalam urin lebih dari 1 : dosis
yang dianjurkan 100 mg/hari.
- rasio Na/K dalam urin kurang dari 1 :
dosis yang dianjurkan 200-400 mg/hari.
- dosis rumat : tergantung keadaan
masing-masing pasien.
- Sindroma nefrotik : 100-200 mg/hari.
- Edema idiopatik : dosis lazim 100 mg/hari.
Anak-anak : dosis harian awalnya sekitar 3,3 mg/kg berat
badan.
- Diagnosis dan pengobatan aldosteronisme primer :
- tes panjang : 400 mg/hari selama 3-4 minggu.
- tes singkat : 400 mg selama 4 hari.
- Hipertensi : 50-100 mg/hari diberikan sebagai dosis terbagi
atau sebagai dosis tunggal.
Hipertensi ganas : hanya sebagai terapi tambahan, dosis
awal : 100 mg/hari, ditingkatkan sampai 400 mg/hari
dengan interval waktu tiap 2 minggu jika perlu.
- Hirsutisme : 100-200 mg/hari dalam dosis terbagi secara
terus-menerus atau bersiklus.
Efek Samping : Ginekomastia (pembesaran payudara pria), gangguan pada
saluran pencernaan, ngantuk, letargi (keadaan kesadaran yang
menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi
segera tertidur kembali), bercak-bercak merah pada kulit, sakit
kepala, kekacauan mental, ataksia (gangguan koordinasi
gerakan), impotensi, menstruasi tidak teratur, perdarahan
sesudah menopause. Jarang : agranulositosis.
PERHATIAN : Penggunaan bersamaan dengan obat-obat penopang Kalium
atau Kalium tambahan, gangguan fungsi ginjal, menyusui,
anestesi/pembiusan.
Interaksi obat :
- Bisa mengurangi respon vaskuler terhadap noradrenalin.
- Menghalangi klirens Digoksin.
- Kalium tambahan atau zat-zat penyerap kalium.
- Karbenoksolon.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
22. Nama Obat : Letonal
Nama Generik : spironolakton
Indikasi Obat : hipertensi esensial, gangguan udem, payah jantung kongestif,
sirosis hati.
Kontra indikasi Obat : Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, anuria (tidak
dibentuknya kemih oleh ginjal), hiperkalemia (kadar Kalium
dalam darah di atas normal).
Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin.
Menghambat bersihan digoksin. Suplemen K atau obat hemat
K lainnya, karbenoksolon.
Farmakodinamik : resorpsinya dari usus tidak lengkap dan diperbesar oleh
makanan. PP-nya 98%. Dalam hati zat ini dirombak menjadi
metabolic aktif, antara lain kanrenon, yang diekskresikan
melalui kemih dan tinja. Plasma t1/2 – nya sampai 2 jam,
kanrenon 20 jam.
Cara Penggunaan : hipertensi esensial: sehari 50 – 100 mg dalam dosis tunggal
atau terbagi; lanjutkan terapi sekurang – kurangnya 2 minggu.
Gangguan udem: sehari 100 mg dalam dosis tunggal atau
terbagi. Payah jantung kongestif : sehari 100 mg. sirosis hati :
sehari 100 mg ( Na+/K+urin >1 ), 200 – 400 mg (
Na+/K+urin<1 ). Anak – anak: 3,3 mg/kg BB/ hari dalam dosis
tunggal atau terbagi.
Efek Samping : Gynekomastia ( pembesaran payudara pria ), gejalagejala
saluran pencernaan termasuk kram, diare, ngantuk, letargi
(keadaab kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat
dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali), urtikaria
(biduran/kaligata), kekacauan mental, demam karena obat,
ataksia (gangguan koordinasi gerakan), sakit kepala, menstruasi
tidak teratur atau amenore (tidak haid), perdarahan setelah
menopause, agranulositosis
Perhatian : Gangguan fungsi ginjal atu hati. Wanita hamil dan menyusui
Interaksi obat :
- resiko hiperkalemia meningkat jika digunakan bersama
dengan ACE inhibitors.
- menghambat klirens Digoksin.
- bisa meningkatkan efek zat antihipertensi lainnya.
- bisa menghilangkan respon pembuluh darah terhadap
noradrenalin.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: C:
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin
( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada
penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada
wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan
bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap
bahaya potensial pada janin.
23. Nama Obat : Furosemid tab
Nama Generik : Furosemid
Indikasi Obat : Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif,
sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.
Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi
dengan obat antihipertensi. Furosemida sangat berguna untuk
keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat. Pendukung
diuresis yang dipaksakan pada keracunan.
Kontra indikasi Obat : Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerulonefritis
akut, insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang
hipersensitif terhadap furosemida; anuria; ibu menyusui
Interaksi Obat : Furosemida dapat meningkatkan toksisitas antibiotika
golongan aminoglikosida, terutama pada penderita dengan
gangguan fungsi ginjal.
Jumlah Dosis : Tiap ml Injeksi mengandung 10 mg furosemida
Farmakokinetik : menyebabkan kekurangan vitamin B1 (berdampak
menghambat produksi HCL lambung, mengganggu metabolism
tepung, serta gangguan proses belajar), vitamin B6 dan C,
kalsium, kalium, magnesium (meningkatkan eksresi dan
menghambat absorpsi pasif), dan seng. Defisiensi vitamin B1
sebagian besar disebabkan oleh pertambahan eksresi melalui
ginjal. Kekurangan ini segera terkoreksi jika diberi vitamin B1
sebanyak 100 mg (intravena) dua kali sehari selama satu
minggu. Defisiensi kalium akan semakin parah jika magnesium
telah pula terdefisiensi. Oleh karena itu, bagi mereka pengguna
diuretika jenis ini, dianjurkan mengkonsumsi kalium dan
magnesium secara bersamaan: dosis magnesium 300-500 mg
sehari sudah cukup; koreksi kalium dengan slow-K atau micro-
K, dan dengan pendampingan buah-buahan; namun hati-hati
terhadap pengidap gagal ginjal. Kehadiran vitamin C dalam
saluran cerna menyebabkan penyerapan furosemid bertambah,
menghambat metabolism diuretik ini dalam saluran cerna,
menambah reabsorpsi ginjal, serta meningkatkan fraksi
furosemid yang tak terionisasi pada reseptor (pelajari reseptor
apa, dan dimana). Pemberian vitamin C per oral 1000-2000 mg
dua sampai tiga kali sehari terbukti berkasiat menyumbat
kekurangan ini. Jika terjadi diare akibat kelebihan dosis,
kurangi saja hingga saluran cerna penderita bisa mentolerir
dosis itu.
Farmakodinamik : Furosemid ( diuretic kuat ) menurunkan reabsorbsi sodium
dan klorida di ascending loop Henle dan tubulus distal ginjal.
Meningkatkan ekskresi sodium, air, klorida, kalsium, dan
magnesium. Diuretic kuat diindikasikan untuk edema,
hiperkalesemia akut, hiperkalemia, GGA, dan hipertensi.
Diuretic kuat tereabsorbsi cepat, tereliminasi melalui ginjal
dengan filtrasi glomerular dan sekresi tubular. Diuretic kuat
selektif menghambat reabsorbsi NaCl di thick ascending limb
( TAL ) dan menginduksi sintesis prostaglandin renal sehingga
terjadi vasodilatasi pada arteriola aferen ( pembuluh darah yang
masuk ke glomerulus ).
Cara Penggunaan : Dewasa : Dosis awal : 20 - 40 mg i.v. atau i.m. Bila hasilnya
belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul)
tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang
memuaskan. Dosis individual : 20 mg (1 ampul), 1 - 2 kali
sehari. Edema paru-paru akut. Dosis awal : 40 mg (2 ampul)
i.v. Bila dibutuhkan dapat diberikan dosis lanjutan 20 - 40 mg
(1 - 2 ampul ) setelah 20 menit. Forced diuresis (diuresis yang
dipaksakan). 20 - 40 mg furosemida (1 - 2 ampul ) diberikan
sebagai tambahan dalam infus elektrolit. Selanjutnya
tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan
dan elektrolit yang hilang. Pada keracunan karena asam atau
basa, kecepatan eliminasi dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan keasaman atau kebasaan urin. Anak-anak :
Pemakaian parenteral hanya diberikan pada kondisi yang
mengancam jiwa. i.v. atau i.m. : sehari 1 mg/kg bb, maksimum
20 mg. Selanjutnya terapi parenteral harus secepatnya diganti
secara oral.
Efek Samping : Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual,
muntah, diare, rash kulit, pruritus dan penglihatan kabur.
Pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian
dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya
keseimbangan elektrolit; Hiperglikemia; Reaksi dermatologik
seperti : urtikaria dan eritema multiform; Gangguan
hematologik seperti : agranulositosis, anemia,
thrombositopenia.
Perhatian : Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula
darah dan urin harus diperiksa secara teratur. Pemberian perlu
pengawasan ketat dan dosis harus di sesuaikan dengan
kebutuhan. Dianjurkan untuk memulai dengan dosis kecil.
Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan
elektrolit untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
ketidakseimbangan.
Pasien diharuskan berkonsultasi dengan dokter bila terjadi
gejala penurunan level serum kalium (diare, muntah,
anoreksia).
Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat
menunjukkan reaksi alergi dengan furosemida.
24. Nama Obat : Propanolol
Nama Generik : Propanolol 10 mg OGB Dexa
Indikasi Obat : Hipertensi, angina pektoris, aritmia jantung.
Kontra indikasi Obat : Penyakit penyumbatan saluran nafas, metabolik asidosis,
sinus
bradikardia, hipotensi.
Efek Samping : Gangguan saluran pencernaan, kelelahan otot, lesu/lemah.
Jarang : gangguan darah, kemerahan pada kulit, purpura,
Perhatian : Diabetes melitus, hipertiroidisme, depresi jantung, anestesi
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL: Penelitian pada hewan
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya)
dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan
hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
25. Nama Obat : Searle
Nama Generik : Aldactone 100mg
Indikasi Obat : Edema, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindroma
nefrotik, edema idiopatik, diagnosis dan terapi, aldosteron
primer, hipertensi, hirsutisme pada wanita.
Kontra indikasi Obat : insufisiensi ginjal akut, anuria, hiperkalemia, hamil.
Farmakokinetik : dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin,
menghambat bersihan digoksin. Suplemen K / obat hemat K
lainnya, karbeknosolon.
Cara Penggunaan : hipertensi esensial : 50 – 100 mg/ hari, kasus berat dapat
ditingkatkan secara bertahap selama 2 minggu s/d 200mg/ hari,
dosis tunggal / terbagi.
Hipertensi berat : awal 100 mg/ hari ditingkatkan menjadi 400
mg/ hari selama 2 minggu. Dosis awal dikombinasi dengan
antihipertensi lain dan spironolakton edema ( dosis tunggal/
terbagi )
Gagal jantung kongestif 100mg/ hari, kasus berat dapat
ditingkatkan bertahap menjadi 200mg/ hari, dosis peraawatan
25 – 200mg/ hari.
Sindroma nefrotik 100 – 200 mg/ hari
Edema idiopatik 100mg/ hari
Edema pada anak awal 3.3 mg/ kg BB/ hari dalam dosis
tunggal/ terbagi.
Efek Samping : ginekomastia. Gejala GI, mengantuk, letargi, ruam, sakit
kepala, gangguan mental, ataksia, impotensi, irreguleritas
menstruasi, perdarahan pasca menoupouse. Jarang
agranulositosis.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Diuretika adalah zat – zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih ( dieresis )
melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Diuretika dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu
- Diuretika lengkungan
- Derivat thiazida
- Diuretika penghemat kalium
- Diuretika osmotis
- Perintang – karbononhidrase
Hipertensi adalah penyakit yang ditunjukkan oleh tekanan darah seseorang yaitu
sistolik di atas 140 mm Hg dan diastolik di atas 90 mm Hg. Darah tinggi didefinisikan
berdasarkan ukuran dan bersifat generalisasi. Selain itu definisi ini juga bersifat umum
sehingga belum mencakup usia, berat badan, pola hidup, lingkungan dan faktor genetis.
Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu;
1. hipertensi primer.
2. hipertensi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Banister Claire. Pedoman Obat Buku Saku Bidan.2006. Jakarta: EGC
Fitrianingsih Dwi , S. Farm., Apt, Drs. H. Akhsin Zulkoni, M.Si. Farmakologi Obat-Obat
dalam Praktek Kebidanan.2009. Yogyakarta: Binari Media Utama.
L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar. Jawa Barat: Leskonfi
Yeo, Ben. 2008. MIMS Bidan. Jakarta:BIP
Hion, Tan. 1991. Obat-obat Penting Jakarta:DepKes
Sartono. 2005. Obat dan Wanita. Bandung : ITB
http://medicastore.com/obat/4681/PITON-S.html
http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=31199
http://www.medicastore.com/obat_generik/
http://masarie.wordpress.com/2007/10/10/pilih-obat-generik-atau-paten/
ISO
MIMS
______, 2009. Jenis-jenis Obat Hipertensi. http://www.jantungku.com/2009/01/24/jenis-
jenis-obat-hipertensi/
Tanggal akses : 4 Desember 2009
______, 2009. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 2008/2009. Jakarta : PT
infomaster Lisensi dari CMP Medica