Konsep Pel

7
KONSEP PEL (PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL) DEFINISI PEL Blakely and Bradshaw PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang dan memelihara aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan A. H. J. Helming PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah, kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik. World Bank PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal. International Labour Organization (ILO) PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local dan keunggulan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi. Berdasarkan analisis thd kelebihan dan kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL (a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll) dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL didefinisikan sbb: PEL adalah usaha untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah dengan menggunakan secara optimal sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi masyarakat. FOKUS 1. Peningkatan kandungan lokal;

description

Konsep PEL di daerah

Transcript of Konsep Pel

Page 1: Konsep Pel

KONSEP PEL (PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL)

DEFINISI PELBlakely and Bradshaw PEL adalah proses dimana pemerintah lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk

mendorong, merangsang dan memelihara aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan

A. H. J. Helming PEL adalah suatu proses dimana kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah,

kelompok berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang (pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Menekankan pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik.

World Bank PEL sebagai proses yang dilakukan secara bersama oleh pemerintah, usahawan, dan

organisasi non pemerintah untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.

International Labour Organization (ILO) PEL adalah proses partisipatif yang mendorong kemitraan antara dunia usaha dan

pemerintah dan masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara umum, dengan menggunakan sumber daya local dan keunggulan kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi.

Berdasarkan analisis thd kelebihan dan kelemahan dari beberapa definisi tentang PEL (a.l. Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw, dll) dan penyesuaian thd kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di Indonesia, PEL didefinisikan sbb: PEL adalah usaha untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah dengan menggunakan secara optimal sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal dan organisasi masyarakat.

FOKUS1. Peningkatan kandungan lokal; 2. Pelibatan stakeholders secara substansial dalam suatu kemitraan strategis; 3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi;4. Pembangunan bekeberlanjutan; 5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal; 6. Pengembangan usaha kecil dan menengah; 7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif; 8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia; 9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor dan antar daerah; 10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi terhadap lingkungan.

DIMENSI1. Pengertian lokal yang terdapat dalam definisi PEL tidak merujuk pada batasan

wilayah administratif tetapi lebih pada peningkatan kandungan komponen lokal maupun optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal.

2. PEL sebagai inisiatif daerah yang dilakukan secara partisipatif.

Page 2: Konsep Pel

3. PEL menekankan pada pendekatan pengembangan bisnis, bukan pada pendekatan bantuan sosial yang bersifat karikatif.

4. PEL bukan merupakan upaya penanggulangan kemiskinan secara langsung.5. PEL diarahkan untuk mengisi dan mengoptimalkan kegiatan ekonomi yang dilakukan

berdasarkan pengembangan wilayah, pewilayahan komoditas tata ruang, atau regionalisasi ekonomi.

TUJUAN- PEL1. Terlaksananya upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui pelibatan

pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani dalam suatu proses yang partisipatif.

2. Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategis dalam upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stakeholder secara sinergis.

3. Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal.

4. Terwujudnya pengembangan dan pertumbuhan UKM secara ekonomis dan berkelanjutan.

5. Terwujudnya peningkatan PAD dan PDRB.6. Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya pengangguran,

menurunnya tingkat kemiskinan.7. Terwujudnya peningkatan pemerataan antar kelompok masyarakat, antar sektor dan

antar wilayah.8. Terciptanya ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

KELOMPOK SASARAN1. Investor luar:

Peraturan ttg kemudahan investasi, informasi prospek bisnis, kapastian berusaha dan hukum, keamanan, promosi, pusat pelayanan investasi

2. Pelaku Usaha Lokal : Modal, promosi, peningkatan teknologi, manajemen & kelembagaan

3. Pelaku Usaha Baru: Pelatihan kewirausahaan, pendampingan & monitoring, insentif, kecepatan ijin

FAKTOR LOKASI1. Faktor lokasi terukur:

Akses ke dan dari lokasi, akses ke pelabuhan laut dan udara, sarana transportasi, infrastruktur komunikasi, infrastruktur energi, ketersediaan air bersih, tenaga kerja trampil, dan lembaga keuangan lokal,

2. Faktor lokasi tdk terukur untuk dunia usaha: Peluang kerjasama, Lembaga Penelitian

3. Faktor lokasi tidak terukur individual: Kualitas: pemukiman, lingkungan, fasilitas pendidikan dan pelatihan, pelayanan

kesehatan, fasos & fasum, etos kerja SDM

KETERKAITAN & FOKUS KEBIJAKAN1. Perluasan Ekonomi:

Kebijakan: investasi, promosi, persaingan usaha, peran Perusahaan Daerah, jaringan usaha, informasi tenaga kerja, pengembangan keahlian

2. Pemberdayaan Masy. & Pengembangan Komunitas

Page 3: Konsep Pel

Kebijakan: Pemberdayaan Masyarakat berbasis kemitraan swasta, pengurangan kemiskinan

3. Pembangunan Wilayah Kebijakan: kwsn ind, pusat pertumbuhan, pengemb. Komunitas, kerjasama antar

daerah, tata ruang PEL, jaringan usaha antar sentra, sistem industri berkelanjutan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN1. Ekonomi:

Pengembangan Industri pendukung, perusahaan dgn Business Plan, perusahaan dgn inovasi

2. Sosial Kontribusi thd kesejahteraan, PEL & adat/kelembagaan lokal

3. Lingkungan Penerapan amdal, daur ulang, kebijakan Konservasi Sumber Daya Alam

TATA KEPEMERINTAHAN1. Kemitraan Pemerintah & dunia usaha:

Kemitraan: infrastruktur,promosi & perdagangan, pembiayaan 2. Reformasi Sektor Publik

Reformasi: sistem insentif, restrukturisasi organisasi pemerintahan, prosedur pelayanan publik

3. Pengembangan Organisasi asosiasi industri: status, peran, manfaat

PROSES MANAJEMEN1. Diagnosa secara partisipatif

Analisis & Pemetaan: potensi ekonomi, daya saing, kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder

2. Perencanaan dan Implementasi secara partisipatif Diagnosis vs perencanaan, jumlah stakeholder, sinkronisasi (sektoral&spasial),

implementasi vs perencanaan 3. Monev secara partisipatif

Keterlibatan stakeholder: indikator & monev, frekuensi: monev & diskusi pemecahan masalah, hasil monev vs perencanaan yg akan datang

TAHAPAN REVITALISASI PEL 1. Pengembangan dan Penguatan Kemitraan Strategis PEL.2. Kajian Cepat Status PEL. 3. Penyusunan Rencana dan Anggaran.4. Pelaksanaan. 5. Monitoring dan Evaluasi.

TAHAP ILANGKAH 1: IDENTIFIKASI STAKEHOLDER

Tujuan:Mengindentifikasi stakeholder kunci yang berperan dalam mempengaruhi dan yang terkena dampak suatu kebijakan dalam pengembangan ekonomi lokal

Output:Diketahuinya stakeholder kunci dalam pengembangan ekonomi lokal Caranya: melalui forum KPEL (bila ada) atau Bappeda dan asosiasi/forum bisnis

LANGKAH 2: PEMBENTUKAN & PENGEMBANGAN FORUM

Page 4: Konsep Pel

PEL Tujuan:Membangun kemitraan strategis antara pemerintah-dunia usaha pada daerah

yang belum membentuk forum kemitraan PEL, dan memperluas keanggotaan forum kemitraan PEL pada daerah yang sudah memiliki forum kemitraan PEL

Output:Dibentuk dan diperluasnya forum kemitraan PEL Peran forum adalah;

– Membantu pemerintah dalam menyusun rencana dan anggaran yg berkaitan dgn PEL

– Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan ekonomi lokal – Memberi masukan dan saran kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan PEL

TAHAP II: KAJIAN CEPAT STATUS PELLANGKAH 3: PENGUMPULAN DATA

Tujuan:Mengumpulkan data dasar PEL maupun data yang sesuai dengan kuesioner Output:Terkumpulnya data dan informasi tentang PEL Caranya : melalui FGD mengisi instrumen tersedia

LANGKAH 4: ANALISA DATA Tujuan: Menganalisis data dengan menggunakan Rapid Assessment Techniques for

Local Economic Development (RALED) Output:Hasil Analisis PEL

LANGKAH 5: PEMETAAN STATUS PEL Tujuan:Memetakan status PEL pada suatu wilayah ataupun status PEL suatu komoditi

pada suatu wilayah Output:Status PEL suatu wilayah ataupun status PEL suatu komoditi pada suatu

wilayah Hasilnya:

Peta aspek PEL : < 50% buruk, 50-75% baik, > 75% sangat baik. Peta status PEL: komoditas/wilayah

LANGKAH 6: IDENTIFIKASI FAKTOR PENGUNGKIT PEL Tujuan: Mengidentifikasi faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen dari

Heksagonal PEL Output: Faktor pengungkit dari setiap aspek/komponen Heksagonal PEL

TAHAP TIGALANGKAH 7: PENYUSUNAN RENCANA TINDAK DAN PEMBIAYAAN

Tujuan: Menyusun rencana tindak PEL dan anggarannya berdasarkan faktor pengungkit PEL yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan melibatkan pemangku kepentingan lainnya secara partisipatif.

Output: Rencana tindak PEL dan anggaran partisipatif terutama faktor pengungkit menjadi prioritas.

Rencana tindak dimaksud: di sektor pemerintah setiap SKPD menyusun rencana tindak secara terpadu dgn SKPD lain dgn dikoordinasikan oleh Bappeda.

LANGKAH 8: PENYUSUNAN RENCANA BISNIS Tujuan: Menyusun rencana bisnis berdasarkan faktor pengungkit PEL yang

dilaksanakan oleh dunia usaha dan organisasi masyarakat madani

Page 5: Konsep Pel

Output: Rencana bisnis PEL

LANGKAH 9: INTEGRASI KE DALAM DOKUMEN RENCANA DAERAH

Tujuan: Memasukkan rencana tindak dan rencana bisnis ke dalam dokumen perencanaan daerah baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah

Output: Dokumen perencanaan daerah yang telah memuat rencana tindak dan rencana bisnis PEL

LANGKAH 10: PELAKSANAAN PEL Tujuan: Melaksanakan rencana tindak dan rencana bisnis PEL yang telah disusun oleh

seluruh pemangku kepentingan kunci sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka Output: Kebijakan yang mendukung PEL

TAHAP VLANGKAH 11: MONEV PEL

Tujuan: Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PEL secara partisipatif oleh seluruh pemangku kepentingan kunci

Output: Pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan