DED Kargo Pel MALOY.pdf

download DED Kargo Pel MALOY.pdf

of 29

Transcript of DED Kargo Pel MALOY.pdf

  • KERANGKA ACUAN KERJA

    (KAK)

    PEKERJAAN:

    PERENCANAAN TEKNIS (SID & DED) TERMINAL KARGO PELABUHAN MALOY

    KABUPATEN KUTAI TIMUR

    DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    TAHUN ANGGARAN 2010

  • Bab I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Kalimantan Timur adalah Salah satu provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang luas. Sampai dengan tahun 2012, luas kelapa sawit sudah mendekati 1 juta hektar. Hal ini sesuai dengan visi Kaltim untuk menjadi lumbung energi nasional berbasis Agro Industri.

    Dalam perkembangannya, perkebunan kelapa sawit akan memproses lebih lanjut kelapa sawit dimaksud menjadi produk Crude Palm Oil (CPO). Banyak perusahaan perkebunan besar di Kalimantan timur telah membangun pabrik kelapa sawit (PKS), bahkan sudah banyak pula yang berproduksi.

    Selama ini, produksi CPO dikeluarkan dari Kalimantan Timur, melalui pelabuhan khusus (terminal khusus) yang dibangun oleh masing-masing perusahaan. CPO ini oleh sebagian perusahaan ada yang diproses lebih lanjut menjadi produk turunan misalnya minyak goreng, produk makanan, atau produk-produk kecantikan. Namun demikian, ada juga perusahaan yang mengumpulkan (konsolidasi) CPO ini di stock pile (tanki timbun) untuk kemudian kembali dieksport ke luar negeri.

    Mempertimbangkan hal diatas, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden tentang percepatan pembangunan Industri, juga keputusan Menteri perindustrian perihal kawasan industri berbasis oleochemical, telah menetapkan Kawasan Maloy menjadi kawasan industri. Untuk itu, dalam mendukung kawasan ini, akan disertai dengan pembangunan kawasan pelabuhan yakni Pelabuhan Internasional Maloy.

    Perkembangan yang telah terjadi adalah pada tahun 2009 telah dilakukan Perencanaan Teknis Pelabuhan CPO maloy yang disertai dengan studi Rencana Induk Pelabuhan. Selanjutnya, pada tahun 2011 diperoleh Penetapan Rencana Induk Pelabuhan (Master Plan) yang dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan berdasarkan PM 93 tahun 2011, perihal Pentetapan Rencana Induk Sangkulirang/Maloy.

    Dalam Rencana induk pelabuhan Maloy, ditetapkan bahwa terdapat beberapa terminal yang akan dikembangkan di Pelabuhan Maloy, yaitu Terminal Batu Bara, Terminal CPO dan Terminal Kargo (Container). Terminal batubara, diproyeksikan akan dikelola oleh Badan Usaha Swasta, dan perencanaan serta pembangunannya murni dana dari investor. Sedangkan Terminal CPO dan Kargo/ Kontainer, akan dikelola dengan kerjasama pengelolaan pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership). Terminal CPO (Sisi Darat dan Laut) telah memiliki perencanaan (DED dan Amdal), sedangkan terminal kargo/kontainer belum memiliki perencanaan. Oleh karena itulah, dalam tahun Anggaran 2013, dilakukan Perencanaan Terminal Kargo.

  • 1.1 Maksud dan Tujuan dari Studi. Tujuan dari Perencanaan Teknis (SID dan DED) ini adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan teknis meliputi Survey Investigation Design, Detail Engineering Design serta Review pada Master Plan (Peta Lokasi). Perencanaan ini diperoleh dengan melakukan analisis atas aspek keselamatan pelayaran, efisiensi/efektivitas dan keuangan atas dibangunnya terminal kargo tersebut serta dengan melakukan Survey Hydro-Oceanografy/tofografi, penyelidikan tanah dan desain dalam rangka pembuatan desain konstruksi dermaga lengkap dengan fasilitas pelabuhan antara lain dermaga (tipe dan konstruksi), lapangan penumpukan, kantor pusat pengendalian, pemantauan dan pengawasan, gudang barang, jalan masuk dan penghubung, reservoir & instalasi air, genset & instalasi listrik lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelabuhan dalam suatu tata letak pelabuhan untuk menunjang kegiatan terminal kargo/kontainer. 1.2 LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup dari kegiatan ini meliputi :

    i. Review Master Plan (Khusus pada penggambaran Peta Master Plan).

    ii. Pekerjaan Survey, Investigasi dan Desain (SID) terminal kargo;

    iii. Pekerjaan Deteil Engineering Desain (DED) terminal kargo; 1.3 Lokasi kegiatan

    Lokasi kegiatan di Teluk Golok, Maloy Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

    1.4 Sumbar dana Sumber dana untuk pelaksaan pekerjaan ini berasal dari anggaran APBD Propinsi Kalimantan Timur, Tahun Anggaran 2013.

    1.5 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa. Dinas Perhubungan, Propinsi Kalimantan Timur

    1.6 JADWAL PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

    1.6.1 Jadual Pelaksanaan

    Jadual waktu pelaksanaan Perencanaan ini ditargetkan dalam waktu 6 (enam) bulan.

    1.6.2 Pelaporan Konsultan yang ditunjuk harus menyerahkan laporan hasil Review Studi Master Plan, SID dan DED sesuai dengan jadwal tersebut di atas berupa laporan-laporan sebagai berikut.

    A. Inception Report (Pendahuluan)

  • Laporan Pendahuluan diserahkan pada Pemberi Pekerjaan paling lambat 1 (satu) bulan kerja setelah Surat Perintah Kerja ditandatangani. Dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

    Laporan ini berisikan:

    Rencana kerja menyeluruh pelaksanaan studi. Metodologi penelitian/pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan survei, rencana pengumpulan data, dan analisa yang

    perlu dilakukan, berdasarkan data sekunder yang diperoleh.

    B. Laporan Survei

    Laporan hasil survei berisi data-data hasil pelaksanaan survei primer maupun sekunder berikut analisis data-data hasil survei tersebut. Khusus untuk pelaksanaan survei primer, laporan hasil survei dilengkapi dengan dokumentasi foto ukuran postcard dan dilampiri dengan data mentah pelaksanaan survei, serta alternatif lokasi dan site plan. Laporan survei dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap.

    C. Interim Report

    Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap. Laporan ini berisikan hasil lanjutan/revisi/tambahan Laporan survey yang terdiri dari rangkuman hasil data survei primer dan sekunder, analisa terhadap data-data hasil survei, antara lain data fisik lokasi pengembangan, kajian teknis, kajian kebutuhan fasilitas, kajian tata ruang, draft desain DED semua fasilitas dan lainnya.

    D. Draft Final Report

    Draft Final Report atau Laporan Semi Rampung berisi konsep lengkap Review Master Plan, dan dipresentasikan di lingkungan intern Departemen Perhubungan untuk mendapatkan kesamaan persepsi antar direktorat / bagian terkait.

    Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap, dalam bentuk beberapa dokumen:

    Dokumen Kompilasi Data, dalam format kertas ukuran A4 (Review Master Plan).

    Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, dalam format kertas ukuran A4.

    Gambar Rencana (DED) semua fasilitas utama dan fasilitas pendukung; Dokumen Peta-peta, dalam format kertas ukuran A3. Executive Summary, dalam format kertas ukuran A3.

    E. Perbaikan Draft Final Report

    Perbaikan terhadap Draft Final Report dibuat sebanyak 3 (lima) rangkap.

  • F. Final Report

    Final Report berisi perbaikan dan penyempurnaan dari hasil pembahasan Draft Final Report atau Laporan Semi Rampung setelah melalui tahap sosialisasi dan merupakan dokumen akhir Review Rencana Induk Pelabuhan. Final Report dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap dalam bentuk Dokumen Kompilasi Data, Dokumen Analisa dan Prediksi, Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan, Gambar Desain, Dokumen Lelang (RKS, Spesifikasi Teknis, Gambar Desain), serta Dokumen Peta-peta (termasuk di dalamnya peta GIS), Executive Summary dan Rekomendasi Pemerintah Daerah Tingkat I )

  • Bab II PEKERJAAN REVIEW MASTER PLAN

    2.1 Maksud, Tujuan, Lingkup Studi dan Kriteria Teknis

    2.1.1 Maksud

    Maksud menunjuk konsultan untuk melaksanakan Studi Review Master Plan Pelabuhan Maloy, Kab. Kutai Timur adalah mereview Rencana Induk Pelabuhan (Master Plan) yang telah disusun pada tahun 2009 dan mendapat penetapan oleh Menteri Perhubungan pada tahun 2011. Tujuan

    Tujuan dari studi Review Master Plan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur adalah untuk menilai kembali Master Plan yang telah ditetapkan Menteri Perhubungan no. 93 tahun 2011, serta mereview kembali batas-batas wilayah dalam peta sesuai dengan pembebasan lahan yang telah dilakukan pemerintah daerah. Selanjutnya, Review Master Plan ini juga untuk menilai kembali Perencanaan yang dilakukan pada tahun 2009, apakah masih dapat digunakan (reability) atau tidak.

    2.1.2 Lingkup

    Lingkup Studi Review Master Plan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur meliputi seluruh daerah lingkungan kerja darat dan perairan serta daerah lingkungan kepentingan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 53 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pelabuhan Sangkulirang/ Maloy yang menetapkan kawasan Pelabuhan (DLKr/p) serta daerah hinterlannya serta daerah rencana pengembangan Pelabuhan Maloy,Kutai Timur.

    Rencana Peruntukkan lahan wilayah daratan dan wilayah perairan adalah untuk menentukan kebutuhan penempatan fasilitas dan kegiatan operasional pelabuhan khusus yang meliputi kegiatan kepelabuhan dan kegiatan pemerintah.

    Rencana peruntukkan lahan wilayah daratan antara lain:

    a. dermaga, b. pergudangan, c. lapangan terminal penumpang, d. fasilitas pemadam kebakaran, e. fasilitas kantor dan f. fasilitas kepelabuhan lainnya.

  • Sedangkan rencana peruntukkan wilayah perairan antara lain:

    a. perairan tempat labuh, b. alur pelayaran, c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, d. perairan alur penghubung intra pelabuhan, e. perairan pandu, f. perairan untuk kapal pemerintah, g. perairan tempat kapal mati, dan h. perairan untuk keperluan darurat.

    Kegiatan yang harus dilakukan meliputi hal-hal berikut ini.

    1. Pengumpulan data primer maupun sekunder. 2. Penyajian metodologi pengumpulan data (data collection). 3. Analisis dan evaluasi data. 4. Melakukan peramalan terhadap arus kapal dan penumpang (traffic

    forecasting).

    5. Membuat perkiraan kinerja pelayanan. 6. Melakukan kajian perihal pemanfaatan kemajuan di bidang teknologi dan IT

    (information technology).

    7. Melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana baik di darat maupun di laut.

    8. Mengusulkan DLKP perairan, DLKR daratan dan DLKR lautan. 9. Menyajikan laporan, mengadakan presentasi dan sosialisasi.

    10. Membantu pemrakarsa hingga disahkan oleh Menteri Perhubungan.

    2.1.3 Kriteria Teknis

    Proses penyusunan dokumen Rencana Induk Pelabuhan Maloy, Kutai Timur hendaknya berpedoman pada:

    4. Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan, diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun 2002.

    5. Pedoman Teknis Pelabuhan Berwawasan Lingkungan (Ecoport), diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun 2004.

    6. Pedoman-pedoman lain yang relevan.

    Penyusunan dokumen Rencana Induk ini meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data serta kegiatan perumusan rencana pembangunan dan

  • pengembangan ke dalam suatu tata ruang pelabuhan yang bersinergis dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) Tingkat I Propinsi kalimantan timur dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD) Tingkat II Kabupaten Kutai Timur.

    Rencana induk pelabuhan penetapannya diberikan bersamaan dengan pemberian izin pembangunan memperhatikan:

    a. tatanan kepelabuhan nasional, b. keamanan dan keselamatan pelayaran, c. rencana tata guna tanah dan perairan, d. rencana kegiatan operasional pelabuhan jangka pendek, menengah dan

    panjang; dan

    e. kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan.

    2.2 Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan.

    Kegitan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan Studi Review Master Plan yakni pengamatan lokasi alternative yang mungkin lebih dari satu, untuk mengetahui terutama pada tingkat layak atau tidaknya lokasi tersebut dibangun atau dikembangkan bila ditinjau dari aspek teknis, operasional, keselamatan pelayaran, sosial, ekonomi dan manfaat.

    2.2.1 Kegiatan Pengumpulan Data

    Langkah pertama dari seluruh proses Review Master Plan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur dimulai dari pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data tesebut meluputi pekerjaan persiapan survei, pelaksanaan survei dan kompilasi data. Kegiatan pelaksanaan survei meliputi survei data primer dan sekunder, dimana tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dasar dalam proses penyusunan Master Plan Pelabuhan.

    Data yang dikompilasi adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data yang berhubungan dengan wilayah pengaruh (hiterland) dari Pelabuhan Maloy, Kutai Timur yang dirinci dalam komponen aspek di bawah ini.

    a) Aspek Kebijakan Pemerintah

    Komponen yang termasuk dalam aspek ini adalah sebagai berikut.

    Kebijakan Pemerintah tentang arahan Tatanan Kepelabuhan Nasional yang meliputi Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dan Sistem Transportasi Wilayah (Sistrawil).

  • Arah Kebijakan RUTR Wilayah Tingkat I Propinsi kalimantan timur dan RUTR Daerah Tingkat II Kabupaten Kutai Timur.

    Arah Kebijakan lainnya yang berpengaruh terhadap jasa kepelabuhanan. Perlu juga untuk mendapatkan data berupa: Konsesi, Kerjasama, MoU dan

    KSO.

    b) Aspek Tata Guna Lahan dan Perairan

    Mengumpulkan data mengenai pemanfaatan lahan pelabuhan baik oleh pihak Pelabuhan Maloy, Kutai Timur nantinya maupun pihak lain.

    Kondisi eksisting dan rencana pemanfaatan lahan dan perairan di sekitar pelabuhan.

    Pengguna lahan dan perairan: jenis usaha, kapasitas, lokasi, luas lahan, tarif sewa serta bentuk dan kerjasama.

    Ketersediaan lahan dan perairan untuk pengembangan pelabuhan.

    c) Aspek Ekonomi dan Kependudukan

    Aspek ekonomi dan kependudukan meliputi aspek di bawah ini.

    Karakteristik ekonomi secara makro. Pertumbuhan ekonomi nasional yang meliputi pertumbuhan ekspor/impor

    serta tingkat inflasi.

    Gambaran umum kerjasama dan kondisi perdagangan dunia dan regional. PDRB wilayah hinterland. Sebaran investasi, kawasan industri dan produksi wilayah hinterland. Sistem jaringan transportasi di wilayah hinterland. Potensi pada sektor migas dan non migas di wilayah hinterland. Jumlah, Kepadatan, Sebaran, Pertumbuhan Penduduk di wilayah hinterland.

    d) Aspek Pelayaran

    Aspek pelayaran meliputi pengembangan dan keselamatan pelayaran seperti diuraikan di bawah ini.

    Kecenderungan pengembangan jaringan infrastruktur pelayaran nasional dan internasional.

    Kecenderungan pengembangan kapal angkutan barang maupun penumpang, containerisasi, general cargo, curah dan penumpang.

    Kecenderungan pengembangan peralatan bongkar muat. Kondisi, sarana dan prasarana keselamatan pelayaran. Kondisi, sarana dan prasarana keselamatan di pelabuhan. Pelaksanaan ISPS code.

  • e) Aspek Konsisi Alam dan Lingkungan

    Komponen yang termasuk dalam aspek ini adalah iklim, topografi, hidro-oceanografi, hidrologi, geologi, morfologi dan lingkungan.

    f) Aspek Teknis dan Operasional Pelabuhan

    Aspek Teknik dan Operasional Pelabuhan meliputi komponen berikut.

    Profil Eksisting Pelabuhan (Fasilitas, Arus Barang, dan Kinerja Operasional). Peran pelabuhan di sekitarnya. Penerapan Teknologi di bidang Teknik Perkapalan dan Alat Bongkar Muat

    serta IT (Information Technology).

    Batasan dan kendala pengembangan pelabuhan. Keterkaitan pelabuhan dengan moda transportasi lainnya. Kondisi trafik di pelabuhan dan jalan akses menuju ke pelabuhan. Produktivitas pelabuhan. Kapasitas pelabuhan. Tipe dan ukuran fasilitas terpasang di pelabuhan. Prasarana transportasi. Prasarana komunikasi. Sarana air bersih dan listrik.

    2.2.2 Kegiatan Analisis Data

    Kegiatan analisis data meliputi pekerjaan menilai kecenderungan masa lalu, kondisi masa kini, menilai kecenderungan perkembangan, menilai kapasitas pengembangan dan memperkirakan kebutuhan di masa mendatang guna menemukenali permasalahan pokok, potensi, kebutuhan dan kendala pengembangan pelabuhan.

    Selain itu, juga menilai kecenderungan masa lalu meliputi penilaian perkembangan, pemanfaatan sumberdaya, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan, lingkungan dan investasi masa lalu sampai masa kini sehingga dapat memberikan gambaran mengenai kemungkinan keadaan wilayah pelabuhan di masa mendatang.

    Termasuk didalamnya adalah menilai keadaan masa kini yang meliputi keadaan pelabuhan, sumberdaya, kajian dan Analisa lingkungan, keselamatan pelayaran, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan dan investasi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai potensi dan kendala pengembangan kepelabuhanan.

  • Kegiatan lain dalam analisis data adalah melakukan analisis lalu lintas (darat) baik di dalam areal pelabuhan maupun di sekitar pelabuhan serta melakukan analisis kapasitas alur pelayaran.

    Analisis lainnya adalah memperkirakan kapasitas pengembangan yang meliputi perhitungan kemampuan daya dukung lingkungan, kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan, sumberdaya yang dapat dikembangkan sehingga dapat menggambarkan optimasi kemampuan pelabuhan.

    Memperkirakan kebutuhan pada masa mendatang yang meliputi pengembangan kegiatan dan perkiraan kebutuhan kegiatan yang mendukung usaha kepelabuhanan dengan tujuan efisiensi dan efektifitas kegiatan berdasarkan kebutuhan, daya tampung pelabuhan dan keselamatan pelayaran.

    Memperkirakan arah perkembangan di masa mendatang meliputi perkiraan kemungkinan-kemungkinan perkembangan fisik dan sosial ekonomi sebagai dasar ekspansi kegiatan pelabuhan dan pelayanannya.

    2.2.3 Kegiatan Perumusan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

    Pelabuhan memiliki kedudukan aspek teknis dan ekonomi sehingga dalam rencana pengembangannya akan melibatkan rencana fungsi kegiatan, rencana pemanfaatan ruang, rencana fasilitas pelabuhan, rencana pengelolaan lingkungan, rencana pengembangan sarana dan prasarana alur pelayaran, rencana tahapan pembangunan, rencana program investasi dan rencana biaya serta indikasi unit pelayanan.

    Masing-masing fungsi kegiatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

    1. Rencana fungsi kegiatan mencakup rencana penetapan fungsi-fungsi kegiatan yang menggambarkan fungsi primer sebagai kegiatan utama serta fungsi sekunder sebagai kegiatan penunjang.

    2. Rencana pemanfaatan ruang, menguraikan seluruh fungsi kegiatan yang terdapat di dalam kawasan pelabuhan menjadi zona-zona dengan menempatkan lokasi kegiatan yang diproyeksikan untuk kebutuhan pada masa yang akan datang.

    3. Rencana fasilitas pelabuhan adalah perkiraan kebutuhan pelabuhan yang mencakup wilayah daratan dan perairan pelabuhan yang merupakan hasil rencana peruntukkan tata guna lahan dan perairan sesuai dengan tahapan arah pengembangan pelabuhan.

    4. Rencana pengelolaan lingkungan mencakup arahan jenis-jenis penanganan lingkungan, jaringan pergerakan dan utilitas kawasan yang tediri dari: pembangunan baru, peningkatan, pernbaikan, pemugaran dan perlindungan serta pengoperasian pelabuhan sesuai dengan tahap-tahap pengembangannya.

  • 5. Rencana prasarana pendukung berupa arahan kebijakan penetapan sistem pergerakan transportasi darat antara lain jaringan jalan raya dan kereta api dan transportasi udara, identifikasi sumber-sumber daya dan energi, arahan pola jaringan primer dan sekunder mengenai suplai air bersih, listrik, telekomunikasi, BBM, drainase dan sistem pembuangan sampah serta ruang pendukung kegiatan perkapalan (fasilitas perbaikan kapal).

    6. Rencana prasarana alur pelayaran meliputi kebutuhan lebar dan kedalaman alur pelayaran, kolam putar dan sarana bantu navigasi.

    7. Rencana tahapan pelaksanaan pembangunan, meliputi: arahan prioritas tahapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan selama kurun waktu perencanaan. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan akan dibagi menjadi:

    Tahapan Jangka Pendek : 5 tahunan

    Tahapan Jangka Menengah : 10 tahunan

    Tahapan Jangka Panjang : 25 tahunan

    8. Untuk Tahapan Pembangunan Jangka Pendek (5 tahunan), perlu dibuat analisis kelayakan ekonomi dan financial.

    9. Untuk butir 3) dan 5) di dalam Perencanan Jangka Pendek (5 tahunan) perlu dibuatkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

    10. Rencana perbaikan / peningkatan aksesibilitas keluar/masuk pelabuhan baik melaui arah darat maupun laut.

    11. Indikasi arah pengembangan pelabuhan pada masa yang akan datang sesuai dengan jenis kargo yang dominan.

    12. Menggunakan batas DLKP dan DLKR darat dan perairan yang dinyatakan dalam koordinat grafis (berikut penggambaran di atas peta) untuk menjamin kegiatan pelabuhan.

    13. Tahun dasar yang akan digunakan adalah Tahun 2010.

  • 2.3 Pelaksanaa Survey

    Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi/karakteristik alam, lalu lintas dan sosial budaya di wilayah studi maka perlu dilakukan survei yang meliputi survei primer untuk pekerjaan, lalu lintas dan ekonomi sosial budaya serta survei sekunder untuk pekerjaan lingkungan.

    2.3.1 Survei Sosial, Ekonomi dan Budaya (Data Sekunder)

    Survei sosial, ekonomi dan budaya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

    Mengenal lebih jauh datadata potensi wilayah daerah atau karakteristik lingkungan terutama kependudukan, kultur, sosial dan realitas kegiatan kemasyarakatan di sekitar rencana kawasan pelabuhan.

    Melihat persepsi masyarakat di sekitar rencna kawasan pelabuhan terhadap keberadaan pelabuhan dan rencana pengembangan pelabuhan di masa yang akan datang.

    Survei sosial, ekonomi dan budaya dilaksanakan untuk rencana kawasan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur. Metode pelaksanaan survei disesuaikan dengan standar yang berlaku di Indonesia dan meliputi komponen sebagai berikut.

    1. Demografi a. Komposisi penduduk. b. Kepadatan penduduk. c. Pertumbuhan penduduk. d. Tenaga kerja.

    2. Ekonomi Data perekonomian lokal dan regional dapat diperoleh dari berbagai instansi seperti BPS, Kadin dan angkutan perhubungan. Data perekonomian tidak terbatas hanya dari data pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga data-data potensi dari tiap daerah, data pertumbuhan angkutan dan data komoditas.

    3. Budaya a. Adat istiadat. b. Nilai dan norma budaya. c. Proses asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (konflik sosial). d. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

  • 2.3.2 Survei Lalulintas

    Tujuan kegiatan survei lalu lintas dalam rangka pekerjaan Studi Master Plan Pelabuhan Maloy, Kutai Timur diuraikan sebagai berikut.

    o Mengetahui data lalu lintas harian terutama lalu lintas perairan (Kapal) pada alur yang menuju dan keluar dari daerah sekitar rencana Pelabuhan Maloy, Kutai Timur baik saat sekarang maupun untuk perkiraan di masa akan datang.

    Melakukan analisa atas hasil-hasil survey yang diperoleh. Survei yang dilakukan di atas dilakukan dalam rangka pengumpulan data. Data yang dikompilasi adalah data yang berhubungan dengan wilayah perencanaan dan data yang berhubungan dengan wilayah pengaruh (hinterland) dari rencana Pelabuhan Maloy, Kutai Timur.

    2.3.3 Kesimpulan Perlu diketahui bahwa data-data kondisi pelabuhan (teknis maupun operasional), ekonomi, kondisi jaringan transportasi, demografi, meteorology (lokasi terdekat), dan Rencana Umum Tata Ruang (dari Pemda setempat). Dalam perencanaan pengembangan pelabuhan agar dilengkapi dengan alternative dan kesimpulan dari hasil pekerjaan Master Plan harus memuat antara lain :

    a. Gambaran lokasi pelabuhan (perairan, back up area, access road) berupa gambar informasi (berskala)

    b. Tanggapan atau analisa secara umum perlu tidaknya pengembangan pelabuhan

    c. Gambaran manfaat pembangunan d. Usulan/saran pembangunan pelabuhan (dilengkapi dengan fasilitas

    pelabuhan yang dibutuhkan) e. Alternatif lokasi (minimal 3 alternatif) f. Informasi pelabuhan umum terdekat dari lokasi rencana pelabuhan (jarak,

    kondisi jalan, dll) g. Usulan luas area untuk survey hidrografi dan topografi

  • Bab III PEKERJAAN SURVEY, INVESTIGASI DAN DESAIN (SID)

    3.1 Maksud dan Tujuan, Lingkup Studi dan Kriteria Teknis 3.1.1 Maksud dan Tujuan.

    a. SID bertujuan untuk mendapatkan informasi akhir mengenai lokasi pelabuhan (terminal kargo), fasilitas, existing, melakukan enjineering survey, kondisi lingkungan, potensi daerah hinterland dan rencana pengembangan lebih lanjut .

    b. Memberikan gambaran akhir dari Perencanaan Pelabuhan, gambar-gambar desain konstruksi sesuai dengan potensi daerah dan manfaat pembangunan fasilitas pelabuhan.

    c. Memberikan alternatif lokasi setiap fasilitas utama, dan fasilitas pendukung yang ada dalam terminal kargo;

    3.1.2 Lingkup Studi.

    Lingkup pekerjaan SID Pelabuhan Maloy, Kabupaten Kutai Timur terdiri dari pekerjaan survei dan desain yang antara lain meliputi.

    A. Engineering Survei

    Pekerjaan survei ini meliputi survei hidro-oseanografi, batimetri, topografi, dan penyelidikan tanah yang datanya akan digunakan dalam kegiatan desain konstruksi.

    a) Survei hidro-oceanografi : pasang surut, arus, dan sedimen

    b) Survei Batimetri :

    40 Ha jarang (luasan dan lokasi lebih rinci dibahas bersama tIm teknis);

    100 Ha rapat, (luasan dan lokasi lebih rinci dibahas bersama tim teknis);

    c) Survei Topografi : 15 Ha (luasan dan lokasi lebih rinci dibahas bersama tim teknis)

    d) Survei Penyelidikan Tanah : 2 titik di laut dan 2 titik di darat

    B. Pekerjaan Design

    Pekerjaan design ini meliputi pekerjaan pembuatan gambar-gambar desain yang terdiri atas layout dan gambar design konstruksi yang dilengkapi dengan perhitungan konstruksi (analisis stabilitas dan kekuatan struktur), analisis geoteknik, analisis drainase, serta analisis aspek Teknik Pantai, Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur, untuk

  • analisis Teknik Pantai jika memang diperlukan maka harus didukung dengan suatu analisis model matematik secara lengkap yang dapat menggambarkan kondisi perubahan bentuk atau morfologi pantai akibat adanya struktur/konstruksi di daerah tersebut. Secara rinci output dari kegiatan design adalah sebagai berikut.

    a) Perhitungan Struktur b) Penyiapan Gambar Desain c) Perhitungan Estimasi Volume Pekerjaan dan d) Estimasi Rencana Anggaran Biaya

    SID Pelabuhan Maloy, Kabupaten Kutai Timur ini meliputi desain seluruh pelabuhan baik fasilitas laut, fasilitas darat, dan fasilitas pendukung lainnya.

    3.1.3 Kriteria Teknis

    Proses penyusunan dokumen SID Pelabuhan Maloy, Kutai Timur hendaknya berpedoman pada:

    1. Pedoman Teknis SID Pelabuhan, berdasarkan Pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun 2002.

    2. Pedoman Teknis Pelabuhan Berwawasan Lingkungan (Ecoport), diterbitkan oleh Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Tahun 2004.

    3. Pedoman-pedoman lain yang relevan. 3.2 KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 3.2.1 SURVEI PENDAHULUAN

    Kegiatan yang tercakup dalam tahap Survei Pendahuluan ini antara lain adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan tim atau personil Konsultan yang akan melakukan kegiatan survei dan investigasi, memberikan pengarahan dan koordinasi kepada anggota tim, pembagian tugas dan wewenang anggota-anggota tim, pemilihan metoda dan peralatan yang sesuai dengan keperluan pelaksanaan survei dan investigasi, serta penentuan jadwal kerja berikut tahapan kegiatan di lapangan maupun di kantor. Jadwal kerja dan tahapan ini diperlukan untuk pedoman tim di dalam melakukan survei pendahuluan dalam rangka melakukan peninjauan ke lokasi pelabuhan.

    Survei Pendahuluan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk pengenalan lapangan, pengambilan data-data visual dan data sekunder awal yang digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi. Dalam tahap ini juga diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul nantinya selama pelaksanaan survei tekni, sehingga tim survei teknis nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebih

  • baik secara teknis. Selain itu juga untuk melakukan pendekatan pada instansi terkait sehingga dapat dicapai koordinasi yang optimal.

    Kegiatan yang tercakup dalam tahap Survei Pendahuluan ini antara lain adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata tentang kondisi daerah survei, Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui:

    Layak tidaknya lokasi tersebut dibangun dan dikembangkan bila ditinjau dari aspek teknis, operasional, keselamatan pelayaran, sosial, ekonomi dan manfaat.

    Seberapa lual area yang perlu disurvey baik dirografi maupun topografi dan melakukan pengukuran dengan hand load guna mengetahui kedalaman beberapa tempat yang diperlukan.

    Kondisi lingkungan antara lain menyangkut keberadaan daerah konservasi (daerah lingkungan) baik perairan, daratan (hutan lindung, hutan bakau), sosial, dan lain-lain di sekitar lokasi pelabuhan.

    Kesimpulan dari survey pendahuluan:

    Gambaran lokasi pelabuhan (perairan, backup area, acces road) berupa gambar informasi

    Tanggapan atau analisa secara umum layak tidaknya pembangunan di daerah dimaksud

    Usulan/sara pembagunan pelabuhan (dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan yang dibuthuhkan)

    Alternatif lokasi (minimal 3 alternatif) Informasi pelabuhan umum terdekat dari lokasi rencana pelabuhan. Usulan luas area untuk survey hidrografi dan topografi.

    Jadwal kerja dan tahapan ini diperlukan untuk pedoman tim di dalam melakukan survei pendahuluan dalam rangka melakukan peninjauan ke lokasi pelabuhan.

    3.2.2 SURVEI TOPOGRAFI

    Tujuan kegiatan survei topografi adalah untuk memperoleh gambaran umum dan pengenalan mengenai permukaan tanah atau daratan sekaligus untuk memperoleh gambaran situasi (layout) pelabuhan yang cukup detail yang dapat memberikan rekomendasi dan alternatif desain lapangan, gudang, bangunan dan lain-lain sehubungan kebutuhan perencanaan Pelabuhan di Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur Untuk mendapatkan data primer kondisi permukaan tanah, survei topografi yang dilakukan adalah pengamatan langsung di lapangan.

  • Pekerjaan suvei topografi dilakukan dalam batas wilayah kerja Pelabuhan Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur dengan ruang lingkup sebagai berikut.

    a) Penentuan Posisi Menggunakan GPS Penentuan posisi dilakukan untuk semua titik-titik perum, alat bantu navigasi serta kenampakan-kenampakan yang ada dan diperlukan atau direkomendasikan dalam survei hidrografi yang dilaksanakan dengan ketelitian tertentu. Dalam penentuan posisi digunakan titik kontrol horisontal, posisi titik tetap perum, dan dilaksanakannya pengukuran GPS.

    b) Pemasangan Bench Mark (BM) Pemasangan BM dilakukan secara tersebar didalam wilayah kerja pelabuhan guna

    penetapan referensi untuk penetapan posisi situasi selama pelaksanaan survei. Lokasi pemasangan BM terkait pelaksanaan survei akan ditentukan kemudian oleh team counterpart.

    c) Pengukuran Elevasi Pengukuran elevasi pada titik-titik BM tersebut dimaksudkan sebagai referensi untuk penentuan elevasi terhadap bidang referensi terpilih (LLWS/Lowest Low Water Spring).

    d) Pengamatan Situasi Pelabuhan Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah daratan yang dapat menggambarkan

    lokasi sarana dan prasarana di lokasi rencana Pelabuhan Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur

    e) Penggambaran Garis Tepian Sungai Pemetaan situasi lengkap/detail di wilayah pertemuan antara daratan dan perairan

    yang dapat menggambarkan garis tepian sungai.

    Gambaran (dokumentasi pengukuran) dan catatan-catatan pengukuran harus diserahkan kepada pemberi tugas.

    3.2.3 SURVEI BATIMETRI

    Survei batimetri bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dan pengenalan mengenai keadaaan dasar laut (sea bed), alur masuk dan kolam pelabuhan yang dapat memberikan rekomendasi dan alternatif desain seperti desain dermaga, pengerukan, reklamasi dan lain-lain sehubungan dengan kebutuhan perencanaan dan pengembangan pelabuhan. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam survei batimetri ini adalah sebagai berikut.

    1. Penentuan titik tetap (referensi) atau BM di darat yang akan digunakan sebagai ikatan titik-titik kedalaman laut (sounding) hasil pengukuran batimetri serta benda-benda atau konstruksi lainnya yang dianggap perlu, yang akan dimasukkan dalam

  • peta batimetri. Titik tetap yang digunakan ini harus disesuaikan dengan BM yang dibuat pada pekerjaan survei topografi.

    2. Mengukur kedalaman air laut/ perairan (sounding). Pengukuran kedalam air laut ini harus diikatkan terhadap kedudukan air surut terendah (LWS). Interval pengukuran adalah 25 meter dan lebih rapat lagi pada daerah rencana lokasi pelabuhan.

    3. Mencakup areal perairan pelabuhan: kolam, alur dan turning basin. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan pengukuran ditemui adanya batu atau benda-benda lain yang diperkirakan akan menggangu pelayaran, maka harus ditentukan posisinya dan diperlihatkan dengan jelas dalam gambar atau peta batimetri.

    4. Mencari dan meniliti data-data dari instansi lain yang terkait untuk digunakan sebagai pembanding.

    5. Membuat gambar seluruh data-data hasil pengukuran kedalaman laut tersebut dalam bentuk peta batimetri dengan skala tertentu secara jelas. Peta tersebut dilengkapi dengan lokasi survei hidro-oseanografi.

    3.2.4 SURVEI HIDRO-OSEANOGRAFI Pekerjaan Survey Hydro-Oceanografi seluas minimum 40 Ha luas sesuai dengan hasil Master Paln) dan Topografi seluas minimum 15 Ha (luas sesuai dengan hasil Master Plan).

    Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk mendapatkan gambaran tentang :

    Konfigurasi dasar laut/sungai Profil/ potongan melintang pantai, laut, dan sungai. Bangunan-bangunan yang termasuk dalam kategori rintangan navigasi (kapal

    tenggelam, letak karang, dll) Kedudukan pasang surut Kedudukan dan arah arus Arah gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode gelombang Kondisi air laut (kadar suspense dan kadar garam/salinity) Kondisi topografi daerah survey

    Survei Hidro-Oseanografi dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut.

    1) Data Pasang Surut 2) Data Arah dan Kecepatan Arus 3) Sedimen 4) Penentuan Arah Gelombang Dominan dan Tinggi Gelombang

    Pelaksanaan survei primer dan sekunder untuk mendapatkan data hidro-oceanografi pada Rencana Pelabuhan Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut.

    a. Pengamatan Pasang Surut

  • Pengamatan pasang surut dilakukan pada 1 (satu) titik yang lokasinya akan ditentukan/didiskusikan kemudian dengan Tim Teknis.

    Pengamatan pasang surut dilakukan selama 24 jam 15 hari berturut-turut. Dari hasil pengamatan pasang surut tesebut akan digunakan untuk menentukan

    kedalaman/ ketinggian fasilitas pelabuhan seperti dermaga, gudang penumpukan, alur pelayaran, dan lain sebagainya berdasarkan permukaan air pasang laut tertinggi atau terendah.

    b. Pengukuran Arus Pengukuran harus dilakukan di 2 titik secara simultan, pada 2 saat yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan surut terendah (neap tide). Lama pengukuran masing-masing selama 24 jam dengan interval waktu tertentu, yaitu dari saat surut sampai dengan saat surut berikutnya atau pada saat pasang ke saat pasang berikutnya atau disebut 1 siklus pasang surut.

    c. Pengukuran Sedimen Sedimen yang diambil contohnya adalah sedimen dasar dan layang. Diukur pada lokasi yang sama dengan pengukuran arus.

    d. Penentuan Arah Dominan dan Tinggi Gelombang Penentuan arah gelombang dominan serta tinggi gelombang untuk perencanaan menggunakan data sekunder dari stasiun meteorologi terdekat.

    3.2.5 SURVEI PENYELIDIKAN TANAH Pekerjaan survey penyelidikan tanah berupa penelitian dilapangan dan di laboratorium adalah untuk mengetahui struktur dan jenis tiap lapisan tanah bawah permukaan, dimana hasil pekerjaan peneyelidikan tanah ini dimaksud sebagai data yang akan dipergunakan untuk melaksanakan konstruksi yang akan dibangun dilokasi bersangkutan. Hasil tersebut harus memadai sebagai bahan analisa perencanaan dan perhitungan.

    Perencanaan sistem pondasi Analisa daya dukung (bearing capacity) untuk deep dan shallow foundation Analisa penurunan/setlment Analisa perbaikan tanah/soil improvement. Perencanaan retaining wall dan analisa slip circle.

    Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain : a. Boring sebanyak : 2 titik (di tiap lokasi alternatif). b. Sondir darat & laut : 2 titik (di tiap lokasi alternatif). c. Laboratorium test : Undistrub 30 contoh,di tiap lokasi alternatif

    Disturb 30 contoh,di tiap lokasi alternatif

    Kegiatan-kegiatan survei ini adalah sebagai berikut.

    A. Pengeboran Mesin

  • Pengeboran dilakukan hingga kedalam 40 meter atau hingga mencapai lapisan tanah keras. Lokasi ditentukan sesuai dengan alternatif ketentuan yang telah ditetapkan dalam Master Plan sedemikian rupa sehingga hasil penyelidikan tanah cukup representatif untuk penentuan pondasi konstruksi yang direncanakan. Kegiatan penyelidikan meliputi:

    1) Standar Penetration Test (SPT) 2) Pengambilan contoh tanah (undisturbed sample dan disturbed sample) 3) Tes Laboratorium

    Pada pengeboran mesin ini diikuti dengan pengambilan sampel tanah tidak terganggu (undisturb samples) untuk uji laboratorium. Pengambilan ini dilakukan dengan piston sampler atau thin wall tube setiap kedalaman 5 meter. Pengambilan sampel ini juga untuk ploting stratigrafi tanah yang akan dituangkan dalam bentuk bor log secara jelas dan lengkap, sehingga kondisi tanah tersebut akan dapat diidentifikasi secara lebih jelas.

    Uji penetrasi kedalaman (Standard Penetration Test) dilakukan pada setiap kedalaman 2 meter pengeboran. Pengujian sample tanah dilaksanakan untuk:

    1) Grain Size Analysis 2) Attenberg Limits 3) Insitu Bulk dan Dry Density 4) Natural Moisture Content 5) Consolidation Test 6) Shear Strength Characteristic 7) Permeability Characteristic

    Untuk pekerjaan pelaksanaan pengeboran mesin di laut, Konsultan harus menyiapkan bagan (platform) yang memadai dan cukup kuat untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan pengeboran tersebut.

    B. Sondir di laut (Cone Penetration Test)

    Pekerjaan sondir ini setiap titiknya dilakukan sampai dengan kedalaman 40 meter di bawah permukaan tanah/sea bed atau sampai dengan mencapai qu 250 kg/cm2. Untuk itu konsultan harus menyediakan peralatan sondir yang memenuhi kapasitas dan ketelitian memadai. Lokasi titik sondir ini harus disesuaikan dengan lokasi titik pengeboran mesin/ SPT.

  • Bab VI PEKERJAAN DETAIL ENJINEERING DESAIN (DED)

    4.1. Maksud dan Tujuan, Lingkup Studi dan Kriteria Teknis 4.1.1. Maksud dan Tujuan.

    Memberikan gambaran akhir dari Perencanaan Pelabuhan, sesuai gambar desain konstruksi hasil alternatif terpilih sesuai dengan studi Survey, Investigasi dan Desain (SID).

    4.1.2. Lingkup Studi.

    Lingkup pekerjaan DED Pelabuhan Maloy, Kabupaten Kutai Timur terdiri dari pekerjaan desain yang antara lain :

    Pekerjaan Design

    Pekerjaan design ini meliputi pekerjaan pembuatan gambar-gambar desain yang terdiri atas layout dan gambar design konstruksi yang dilengkapi dengan perhitungan konstruksi (analisis stabilitas dan kekuatan struktur), analisis geoteknik, analisis drainase, serta analisis aspek Teknik Pantai Teluk Golok Kabupaten Kutai Timur, untuk analisis Teknik Pantai jika memang diperlukan maka harus didukung dengan suatu analisis model matematik secara lengkap yang dapat menggambarkan kondisi perubahan bentuk atau morfologi pantai akibat adanya struktur/konstruksi di daerah tersebut. Secara rinci output dari kegiatan design adalah sebagai berikut.

    a) Perhitungan Struktur b) Gambar Rencana/Desain terinci c) Perhitungan Volume Pekerjaan dan d) Rencana Anggaran Biaya dan Bill of Quantity (BOQ). e) Dokumen Tender, Spesifikasi Teknik dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    SID Pelabuhan Maloy, Kabupaten Kutai Timur ini meliputi desain seluruh pelabuhan baik fasilitas laut, fasilitas darat, dan fasilitas pendukung lainnya.

    4.1.3. Kriteria Teknis

    Proses penyusunan dokumen DED Pelabuhan Maloy, Kutai Timur hendaknya berpedoman pada peraturan perundangundangan dan standar konstruksi di Indonesia.

  • 4.2. KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Pembuatan Desain A. Umum Konsultan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan-perkerjaan di bawah ini sebagai suatu kesatuan pekerjaan dengan menggunakan data-data dari desain dermaga prototype, hasil survey topografi, bathymetri dan penyelidikan tanah serta data-data sekunder, yaitu mencakup:

    a. Tata letak fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan/direncanakan. b. Sistim struktur bangunan atas dermaga dan fasilitas pelabuhan lainnya. c. Bahan bangunan yang akan digunakan dan sumber materialnya (Spesifikasi

    material). d. Perencanaan sistim pondasi. e. Menyusun dokumen tender dan gambar-gambar perencanaan standar. f. Sistim pelaksanaan pembangunan dermaga dan fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan

    berkaitan dengan sistim struktur, bahan bangunan, sistim pondasi lapangan dimana terkait dengan:

    Peralatan Mobilisasi Logistik

    B. Penentuan Sistim Struktur Bangunan Atas Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan Lainnya yang dibutuhkan.

    Sistim struktur bangunan atas dermaga dan fasilitas pelabuhan lainnya didasarkan atas kekuatan/keamanan, kesesuaian bahan bangunan, tingkat kemudahan pelaksanaan dan kebutuhan pelyanan bongkar muat pelabuhan.

    Type bangunan atas dermaga meliputi:

    a. Floating type: ponton (baja, beton). b. Fixed type:

    Lantai dermaga, balok-balok pendukung lantai, kepala tiang, dudukan fender dan bolder, sarana sandar dan apabila dibutuhkan dilengkapi dengan breasting dolphin atau mooring dolphin.

    Sistim struktur bangunan atas dermaga dapat terdiri dari:

    c. Struktur monolit (peer, balok). d. Sistim pracetak (lantai). e. Sistim dengan menggunakan bahan kayu.

    Sistim struktur fasilitas pelabuhan lainnya, antara lain:

    a. Jalan dan lapangan penumpukan:

    Bagian atas : aspal, coneblock, lapisan perkerasan, dll.

    Pondasi : pasangan batu kosong, urugan pasir/sirtu, dll.

    Bagian tepi/pinggir : pasangan batu kosong/spesi, kansteen, dll.

  • b. Gudang dan terminal penumpang:

    Atap : kuda-kuda kayu atau baja, atap genteng/seng/baja deck, dll.

    Dinding : batu bata, batako, spesi, ring balk beton, dll.

    Lantai : beton, keramik, dll.

    Lain-lain : pintu, jendela, ventilasi, dll.

    c. Fasilitas penunjang, antara lain: instalasi air bersih, instalasi air kotor, instalasi listrik, pagar, dll.

    C. Bahan bangunan yang digunakan. Bahan bangunan yang digunakan harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan aspek keawetan, kekuatan dan kemudahan pengerjaannya.

    Macam bahan bangunan yang dapat dipilih mencakup:

    a. Bahan alam asli, misalnya batu gunung maupun sungai, kerikil, pasir, kayu dan lain-lain.

    b. Bahan batuan, misalnya beton (bertulang/tidak bertulang/pratekan), baja, karet dan lain-lain.

    D. Informasi lain-lain a. Informasi mengenai sumber bahan bangunan termasuk tersedianya air

    kerja juga menjadi bahan pertimbanganuntuk perencanaan.

    b. Hal-hal lain yang spesifik daerah/lokasi yang akan dibangun, misalnya adanya benda hanyutan sungai, kemungkinan hilangnya bagian-bagian konstruksi dan lain-lain agar menjadi pertimbangan juga.

    E. Perencanaan sistim pondasi Berdasarkan hasil survey soil, hidrografi, pembebanan dan pemilihan sistim konstruksifasilitas pelabuhan, kemudian dikerjakan perencanaan sistim pondasi. Sistim pondasi yang direncanakan juga harus memperhitungan bahan bangunan yang akan digunakan dan sistim pelaksanaanya serta lingkungan pekerjaan (di air laut atau di air tawar).

    Setiap alternatif sistim pondasi akan mempengaruhi berbagai parameter lainnya, sehingga untuk menetapkan alternatif sistim pondasi perlu dibahas kembali parameter-parameter yang mempengaruhi.

    Dokumen tender dan gambar pelaksanaan Dokumen tender terdiri dari:

    a. Gambar-gambar konstruksi

  • b. Rencana kerja dan syarat-syarata c. Spesifikasi umum dan khusus d. Bill of Quantity Termasuk dalam dokumen tender:

    a. Sistim pelaksanaan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

    b. Kesesuaian dengan keadaan alam dan sifat operasional lokasi pembangunan.

    Persyaratan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, mencakup:

    a. Pancang apung

    b. Mobil crane

    c. Ponton (dalam jumlah cukup)

    d. Tug boat

    e. Work boat

    Gambar Pelaksanaan

    Gambar pelaksanaan harus dapat memberi pedoman kepada pelaksana dalam mewujudkan konstruksi yang direncanakan. Pedoman tersebut antara lain menyangkut: posisi konstruksi, dimensi konstruksi, volume konstruksi, elevasi konstruksi, tahapan konstruksi, dll. Seluruh gambar pelaksana harus dilengkapi dengan skala, ukuran, elevasi berdasarkan lebih kurang 0,00 M LWS, kualitas yang akan dicapai (misalkan: mutu baja, mutu beton), dll

    Seluruh gambar pelaksanaan dibuat dengan menggunakan komputer (program Autocad) dan pada laporan akhir agar disketnya diserahkan ke proyek (Pemberi Tugas)

    Gambar pelaksanaan meliputi:

    a. Gambar lay out (dilengkapi dengan garis contour, arah mata angin, skala posisi BM, dll).

    b. Gambar denah (misalkan posisi tiang, balok, dll).

    c. Gambar potongan memanjang dan melintang

    d. Gambar detail

    Dalam gambar pelaksanaan dilampirkan data: grafik pasang surut, profil tanah, peta hidrografi dan topografi.

    Dasar-dasar Perencanaan Dasar-dasar perencanaan akan menggunakan hasil-hasil pekerjaan dan data-data hidrografi dan topografi.

    a. Desain dermaga prototype.

    b. Data peta kedalaman laut dan peta topografi

  • c. Data hasil penyelidikan tanah

    d. Data-data sekunder antara lain operasional pelabuhan, arsitektur daerah dan lain-lain.

    Desain dermaga prototype

    Dari hasil desain dermaga prototype, konsultan perencana harus menetapkan alternatif sistim konstruksi yang sesuai dengan kondisi pelabuhan dimana akan direncanakan pembangunan dermaga.

    Pilihan alternatif yang sesuai harus ditetapkan mencakup:

    a. Sistim konstruksi bangunan atas.

    b. Sistim konstruksi bangunan bawah/pondasi.

    c. Bahan bangunan yang akan digunakan.

    d. Metode pelaksanaan konstruksi dan peralatan yang akan digunakan

    Data peta kadalaman laut dan peta topografi

    Data peta kedalaman laut dan peta topografi yang digunakan sebagai dasar perencanaan fasilitas pelabuhan adalah sesuai dengan hasil survey konsultan.

    Peta-peta tersebut di atas akan digunakan untuk perencanaan

    a. Tatanan prasarana laut dan darat (general lay out plan)

    b. Olah gerak kapal

    c. Suar petunjuk, dll

    Data-data hasil penyelidikan tanah

    Data hasil penyelidikan tanah untuk pelabuhan yang akan direncanakan konsultan sesuai hasil survey konsultan.

    Data hasil penyelidikan tanah digunakan untuk merencanakan sistim pondasi baik pondasi langsung maupun pondasi dalam/tiang. Data-data tersebut juga dipergunakan untuk perhitungan konsolidasi dan stabilitas timbunan.

    Data-data sekunder

    Data-data sekunder antara lain:operasional pelabuhan, arsitektur daerah. Data operasional pelabuhan untuk merencanakan pengembangan pelabuhan meliputi tata letak bangunan, luas bangunan, jenis bangunan dan arsitektur daerah digunakan untuk merencanakan bentuk bangunan (misal terminal penumpang yang merupakan ciri khas daerah tersebut)

    Keluaran yang akan dihasilkan Berdasarkan data-data teknis dari hasil survey di lapangan dan hasil laboratorium serta data-data meteorologi, Konsultan diminta untuk memberikan kesimpulan kesan teknis terhadap alternatif dermaga, sehingga diharapkan akan didapatkan lokasi dermaga yang paling menguntungkan.

    Faktor-faktor pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemberian kesimpulan/kesan teknis ini adalah keamanan terhadap bangunan-bangunan

  • yang akan dibangun akibat proses alam (hydrografis, gelombang, sedimentasi dan lain-lain).

    5. TENAGA AHLI

    5.1 Team Leader

    Seorang dengan pendidikan minimal S2 Teknik Teknik Sipil/Teknik Kelautan Senior dengan pengalaman di bidang kepelabuhanan minimum 8 (delapan) tahun. Team Leader pernah memimpin minimal satu kali pekerjaan Survei Investigasi dan Desain atau Master Plan Pelabuhan.

    5.2 Tenaga Ahli Struktur

    Seorang Sarjana Teknik Sipil dan berpengalaman dalam bidang struktur pelabuhan selama minimal 5 (lima) tahun. Bertugas melakukan analisis struktur bangunan/fasilitas pelabuhan.

    5.3 Tenaga Ahli Geoteknik

    Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/ Geoteknik dengan pengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun dalam geoteknik kepelabuhanan. Melakukan analisis geoteknik untuk keperluan desain struktur/fasilitas pelabuhan adalah tugas Geotechnic Engineer.

    5.4 Tenaga Ahli Geodesi

    Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Geodesi dengan pengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun. Tugas Geodethic Engineer ini adalah membuat peta dasar berdasarkan data hasil survei dan data sekunder yang berhasil diperoleh.

    5.5 Tenaga Ahli Pantai

    Memiliki pendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/ Teknik Kelautan dengan pengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun dalam bidang Teknik Pantai. Pengembangan pelabuhan selalu berpengaruh terhadap perubahan bentang pantai. Berkaitan dengan bangunan pantai yang mungkin akan dibutuhkan, memikirkan berbagai dampak fisik yang mungkin timbul, dan meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan di sekiar pelabuhan. Asesmen dampak terhadap lingkungan fisik dilakukan dengan mengembangkan alternatif tapak dan tipe bangunan, dan menguji berbagai alternatif tersebut dengan menggunakan perangkat pengetahuan empiris, simulasi numerik, dan perhitungan teknik yang lajim diterapkan dalam Teknik Pantai.

  • 5.6 Tenaga Ahli Mekanikal & Elekrikal

    Seorang yang memiliki kualifikasi minimal Sarjana Teknik Mesin/Elektro dengan pengalaman kerja dalam bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun.

    5.7 Tenaga Ahli Dokumen Tender

    Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Sipil dan berpengalaman dalam bidang penyusunan dokumen tender dan dokumen pelelangan selama minimal 5 (lima) tahun.

    5.8 Tenaga Ahli Kwantitas dan biaya

    Memiliki pendidikan minimal S1 Teknik Sipil dan berpengalaman dalam bidang perhitungan volume dan biaya untuk pembangunan gedung dan jalan selama minimal 5 (lima) tahun.

    5.9 Ahli Ekonomi.

    Memiliki pendidikan minimal S1 Ekonomi-Keuangan dan berpengalaman dalam bidang kajian investasi infrastruktur selama minimal 5 (lima) tahun. Mampu membuat / mengevaluasi data-data aspek ekonomi dan perhitungan kelayakan secara finansial serta dapat melakukan analisis prediksi ekonomis sebuah bisnis / investasi khususnya pelabuhan. Juga diharapkan dapat membuat perkiraan arus barang dan kapal (traffic forecast) dalam rentang masa studi.

    5.10 Staff Pendukung

    Terdiri dari tenaga administrasi, operator komputer dan operator Auto CAD.

    6. Lain Lain Konsultan harus membuat usulan teknis yang menjelaskan dengan rinci mengenai pelaksanaan tugas yang akan dilaksanakan. Sebelum konsultan memobilisasi tenaga ahlinya, Konsultan harus meminta izin secara tertulis yang menyebutkan keterangan tenaga ahli yang dimobilisasi serta rincian tugas/kegiatan yang akan dilakukannya. Konsultan hanya boleh mendatangkan tenaga ahlinya setelah mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas. Apabila pemberi tugas menilai bahwa personil tertentu tidak memenuhi syarat baik dari segi kemampuan maupun dari segi pelaksanaan tugas, maka konsultan atas permintaan Pemberi Tugas harus melakukan penggantian personil tersebut dalam waktu kurang dari 1 (satu) minggu . personil pengganti harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Dalam Usulan Teknis dan Biaya, harus disampaikan daftar Riwayat hidup semua tenaga ahli yang terlibat dan ditanda tangani oleh tenaga ahli yang bersangkutan.

  • 7. Penutup Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan ditentukan kemudian dalam Kontrak