Presentasi agama pel.15

18

description

TUGAS DARI MRS.LINCE SAMPE HAHAHA

Transcript of Presentasi agama pel.15

Page 1: Presentasi agama pel.15
Page 2: Presentasi agama pel.15

NILAI DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA

OLEH:

JESSIE NOVRIANI LENTHOKALVARI BIRINGKANAE

XII EXACT 3 – XIX GENERATIONBARANA’ CHRISTIAN SENIOR HIGH SCHOOL

2013/2014

PELAJARAN 15

Page 3: Presentasi agama pel.15

MENU

SAMPUL

MATERI

KD DAN INDIKATOR

Page 4: Presentasi agama pel.15

KD DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

BERSIKAP KRITIS DALAM MEWUJUDKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DAN HAM DALAM HIDUPNYA

MAMPU MENJELASKAN PENERAPAN NILAI

DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA

Page 5: Presentasi agama pel.15

MATERI

HAM DI INDONESIA DALAM TERANG REFORMASI GEREJA

HAK ASASI DAN KEKUASAAN NEGARA

BANGKITNYA MASYARAKAT PERADABAN

Page 6: Presentasi agama pel.15

HAM DI INDONESIA DALAM TERANG REFORMASI GEREJA

HAM SEBAGAI BAHASA ORANG TERTINDAS YANG

TIDAK MAU TUNDUK

HAM HARUS MENDAPAT DUKUNGAN DARI BANYAK

PIHAK SUPAYA EFEKTIF

DEMOKRASI SENDIRI TIDAK BISA MELINDUNGI MINORITAS

DARI MAYORITAS YANG INTOLERAN

HAM DI TINGKAT NASIONAL SEHARUSNYA DIWUJUDKAN

DULU DI LINGKUNGAN LOKAL

KONSEP HAK HARUS DIIMBANGI DENGAN KONSEP

KEWAJIBAN

ETIKA TENTANG HAM BISA MENYATUKAN UNSUR-UNSUR MASYARAKAT YANG SANGAT BERANEKA RAGAM

TOLERANSI LEWAT DIALOG, WACANA, DAN PERDEBATAN,

MENJADI DASAR HAM

Page 7: Presentasi agama pel.15

HAM tidak mungkin datang dari atas, dari orang berkuasa atau dari bawah, dari orang yang sudah pasrah dengan ketidakadilan. Gerakan aktivis, LSM, cendekiawan, dan mahasiswa yang berjuang tanpa lelah sudah membuktikan bahwa isu HAM mempunyai dukungan yang sangat kuat di Indonesia.

Page 8: Presentasi agama pel.15

HAM memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk kekuasaan, walaupun kadang-kadang harus dipaksakan. HAM di Indonesia tidak mungkin akan dijaga kecuali ada dukungan dari ABRI. Secara struktural dan nyata, ABRI seharusnya dekendalikan oleh masyarakat sipil. Tanpa itu, yang seharusnya menjaga HAM bisa menjadi pelanggar HAM yang paling besar.

Page 9: Presentasi agama pel.15

Jika kita melatih HAM dalam dalam hidup sehari-hari, kita akan mampu membangun negara di mana HAM dihormati. Lewat latihan sehari-hari, HAM akan ditanam sebagai kebiasaan hati setiap warga negara.

Page 10: Presentasi agama pel.15

Kita memerlukan konstitusi yang kuat dan jelas yang

melindungi hak-hak setiap warga negara. Lebih dari itu,

harus ada pemerintah, institusi hukum, dan

kepolisian yang cukup kuat supaya mampu melindungi setiap minoritas lemah dari mayoritas yang kuat. Selain

itu, pelanggar HAM juga harus dihukum secara

terbuka dan adil.

Page 11: Presentasi agama pel.15

Toleransi lewat dan di tengah diskusi menjadi ciri khas demokrasi. Di Indonesia, tradisi musyawarah sudah lama dan kuat, tetapi toleransi terhadap yang tidak bisa setuju dengan mayoritas masih agak lemah. Di Indonesia, kemampuan kritis sudah lumayan, tetapi yang dikritis sering menjadi musuh mutlak. Kita perlu belajar kembali bagaimana menghormati hak setiap pihak di tengah perdebatan tajam.

Page 12: Presentasi agama pel.15

HAM tidak berdasarkan egoisme individual atau kontrak sosial sekular, tetapi mengandung konsep kewajiban kita bersama dalam konteks kesetiaan terhadap perjanjian bersama di hadapan Tuhan. Setiap warga negara Indonesia dituntut mencari tahu, demi tujuan apa kita mendapatkan hak-hak? Kewajiban apa yang menjadi dasar haknya?

Page 13: Presentasi agama pel.15

Walaupun pendapat tentang makna dan kewajiban hidup setiap orang berbeda, tetapi mereka pasti sependapat bahwa hak-hak masing-masing untuk mendapatkan hidup aman sebaiknya dilindungi. HAM tipis bukan dasar etika tebal mereka, melainkan merupakan semacam “minim” yang bisa menyatukan mereka supaya berjuang bersama melawan penindasan. Seperti dalam Yesaya 11:6-9.

Page 14: Presentasi agama pel.15

HAK ASASI DAN KEKUASAAN NEGARA

TUNTUTAN YANG SEMAKIN MENDESAK

TUMBANGNYA PARA DIKTATOR

Kesadaran akan hak asasi manusia pada intinya memperlihatkan pengakuan bahwa manusia mempunyai martabat yang melekat dan hak-hak yang sama yang tak tercerabut. Kesadaran ini bersifat normal. Kesadaran ini mengarah pada perlindungan manusia dari kesewenang-wenangan pihak lain yang lebih kuat, baik itu sesama, maupun penguasa negara.

Page 15: Presentasi agama pel.15

Jika kita amati protes-protes dan tuntutan yang berkaitan dengan hak-hak asasi manusia, nampaknya pemerintah tidak bisa menghindarkan diri untuk tidak terlibat. Namun, pada umumnya, pemerintah enggan menanggapi dan berhadapan dengan maraknya kesadaran akan hak-hak asasi. Pemerintah yang enggan memenuhi tuntutan hak-hak asasi sering pula mengalihkan atau membelokkan perhatian warga negara dari tuntutan itu pada persoalan-persoalan lain, dengan memunculkan isu baru yang dinyatakan mendesak untuk ditangani.

Page 16: Presentasi agama pel.15

Secara historis, kesadaran akan hak asasi muncul secara perlahan-lahan seiring dengan perkembangan sistem-sistem sosial politik . De facto kedudukan penguasa memang mempunyai keterbatasan yang nyata, seperti kekuasaan raja di masa lalu. • Kekuasaan mereka hanya menjangkau hal-hal

yang prinsipil berdasarkan etos religius atau konveksi sosial.• Penguasa tidak mengontrol terlalu ketat

kehidupan pribadi.Kekuasaan yang semakin besar pada tangan penguasa modern, yang mengancam kehidupan warga masyarakat, itulah yang memunculkan kesadaran akan pentingnya hak asasi. Negara modern memang dilematis. Karena kekuasaannya mutlak, mengatasi kekuasaan warga masyarakat, negara sekaligus bisa diharapkan sebagai penengah yang efektif dalam pertikaian antarwarga. Namun di lain pihak, justru karena kekuasaannya itu pula, negara bisa terjerumus dalam ekses pelanggaran hak asasi.

Page 17: Presentasi agama pel.15

BANGKITNYA MASYARAKAT PERADABAN

Perkembangan kesadaran akan hak-hak asasi manusia memang perlu sampai merombak kelaliman-kelaliman yang sudah berakar. Aristoteles, pada abad ke-4 SM, misalnya, menganggap perbudakan yang dilakukan oleh orang-orang Yunani terhadap bangsa-bangsa taklukan yang belum beradab sebagai hal yang wajar, atau bahkan sebagai sesuatu yang baik.Perkembangan kesadaran akan hak-hak asasi dewasa ini, meskipun berkesan melawan pemerintah, namun tujuannya bukanlah melenyapkan otoritas negara sebab hal seperti itu akan menuju pada anarki. Kesadaran akan hak-hak asasi manusia hanya mengingatkan agar pemerintah tidak sewenang-wenang dalam menjalankan otoritasnya.

Page 18: Presentasi agama pel.15