Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

51
MANAJERIAL ECONOMICS: ANALYSIS & STRATEGY (By Evan J. Douglas) “Chapter 7: Konsep-Konsep Biaya Untuk Pengambilan Keputusan” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7 Adelisa Pratiwi NPM : 10067975 66 Atrofa Alfanina NPM : 10067444 46 Erieka Nurlidya Utami NPM : 10067799 55 Nurul Jannati Rochmah NPM : 10067979 31 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN KOMUNIKASI

Transcript of Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Page 1: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

MANAJERIAL ECONOMICS: ANALYSIS & STRATEGY (By Evan J. Douglas)

“Chapter 7: Konsep-Konsep Biaya Untuk Pengambilan Keputusan”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

Adelisa Pratiwi NPM : 1006797566Atrofa Alfanina NPM : 1006744446Erieka Nurlidya Utami NPM : 1006779955Nurul Jannati Rochmah NPM : 1006797931

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM STUDI MANAJEMEN KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS INDONESIA

2011

Page 2: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Konsep Cost dan Profit antara Ekonomi Vs Akuntansi

Data yang berhubungan dengan pembuatan keputusan terkait biaya datang bukan dari

ekonom melainkan dari akuntan. Pada kasus kebanyakan, data yang disediakan cukup

memuaskan, namun pada beberapa kasus, terdapat pembuatan keputusan yang tidak bisa

digunakan dengan prosedur ekonomi. Perhitungan laba atau profit menurut konsep ekonomi

akan sangat berbeda bila dilihat dari sudut pandang akuntansi. Oleh sebab itu, berikut ini

akan dipaparkan beberapa perbedaan antara Konsep biaya antara ekonomi dan akuntansi serta

hubungan diantara keduanya.

Direct dan Indirect Cost

Pada dunia bisnis yang dimaksud dengan biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya

yang terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu,

seperti penggunaan bahan mentah untuk produksi, biaya penggunaan mesin yang memang

digunakan untuk memproduksi setiap unit barang. Sedangkan Biaya tidak langsung (Indirect

cost) adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada obyek atau

pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat

biaya. Contohnya seperti biaya listrik, sewa gedung, pengeluaran administrasi,dll.

Konsep biaya langsung dan tidak langsung ini tidak semerta-merta sesuai dengan

katetori biaya variabel dan biaya tetap pada ekonomi. Melainkan digunakan untuk

membedakan dengan biaya variabel dan tetap tersebut. Untuk melihat biaya akuntansi yang

sesuai dengan konsep ekonomi, kita harus menemukan bagian dari biaya tidak langsung pada

level output dimana biaya variabel per unit ditambahkan langsung dengan biaya langsung per

unit sehingga kemudian disebut Average Variabel Cost.

Contoh : Perusahaan bulan lalu memproduksi 1480 unit, biaya yang digunakan untuk

membayar buruh, pembelian bahan baku dan biaya variabel lainnya ditunjukkan pada tabel

dibawah ini. Total dari tiga pengeluaran tesebut disebut Total Variabel Cost (TVC), dan

ditambahkan dengan overhead tetap yang disebut dengan Total Fixed Cost (TFC) sehingga

didapatkanlah Total Cost (TC).

Tabel The Interpretation of Accounting Reports in Economic

Page 3: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Terms

Cost of Production  Total Costs  

Average Costs

Direct Labor $ 77,700 $ 52,50Direct Material 36,260 24,50Variable Overhead 4,930 3,33

TVC = $ 118,890

AVC = $ 80,33

Fixed OverheadTFC

= $ 36,800AFC

= $ 24,86

Total CostsTC

= $ 155,690AC

= $ 105,19

Explicit dan Implicit Cost

Biaya Eksplisit (Explicit Cost) adalah biaya yang dikeluarkan guna mendapatkan

input yang dibutuhkan dalam proses produksi. Contoh : Biaya material, upah, gaji, bunga,

sewa, dll. Sedangkan biaya Implisit (Implicit Cost) adalah harga dari setiap input yang

dimiliki oleh perusahaan dan yang digunakan dalam produksi. Biaya Implisit bukan

pengeluaran, namun harus dikurangkan dari pendapatan agar dapat dihitung keuntungan-

keuntungan yang diperoleh dari suatu keputusan secara tepat. Contoh : Pabrik, mesin, dan

peralatannya.

Contoh : Salah satu biaya pada kerangka akuntansi adalah Depresiasi. Depresiasi

merupakan alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang

di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Opportunity Cost and Historic Cost

Untuk tujuan pengambilan keputusan, baik akuntan maupun ekonom sepakat bahwa

konsep biaya yang tepat bukan biaya pembelian sumber daya dari masa lalu melainkan biaya

saat ini atau masa depan yang terkait dengan keputusan yang akan dibuat.

Definisi Opportunity Cost adalah biaya yang timbul karena mengorbankan

kesempatan tertentu. Dalam praktiknya biaya ini tidak pernah dibayarkan. Dengan kata lain

bisa juga sebagai biaya alternatif yang ditimbulkan akibat dipilihnya suatu keputusan. Semua

keputusan didasarkan pada pilihan-pilihan di antara tindakan-tindakan alternatif.

Perbedaan timbul antara historic cost dan opportunity cost jika sumber daya yang

dibeli dan disimpan pada suatu waktu tertentu sebelum digunakan untuk proses produksi. Jika

nilai pasar dari sumber daya tersebut berubah, opportunity cost menjadi berbeda dengan

Page 4: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

historic cost. Ketika inflasi terjadi, barang yang telah disimpan dapat bernilai tinggi,

sebaliknya bila teknologi meningkat, nilai barang yang disimpan bisa menurun. Untuk tujuan

pengambilan keputusan, nilai sumber daya yang berlaku di pasar merupakan salah satu

implisit cost yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan daripada historic

cost.

Contoh : Seorang pemilik lahan pertanian menggunakan tanahnya untuk membangun

sarana publik dan sebagainya. Opportunity cost dari tanah tesebut adalah : Harga pasar dari

tanah tersebut akan terus meningkat seiring dengan perkembangan suku bunga. Jika tanah

dijual seharga $100000, uangnya dapat didepositokan dengan bunga sebesar 15%. Kemudian

jika ia menggunakan tanah itu untuk bertani maka ia akan mendapatkan $15000 yang

kemudian menjadi alternatif terbaik dalam menggunakan sumber daya.

Tenaga kerja yang bekerja di tanah pertanian termasuk dalam opportunity cost. Jika

para pekerja tersebut memilih bekerja di tempat lain dengan menggunakan skill yang telah

mereka pelajari, berarti kita kehilangan oppurtunity cost misal $20000/tahun dari keuntungan

mereka bekerja di tanah tersebut. Analisis seperti inilah yang harus dipertimbangkan dalam

pembuatan keputusan.

Cost and Profit

Konsep profit yang dimiliki ekonom berbeda dengan akuntan. Keduanya mengakui

bahwa profit merupakan kelebihan pendapatan dari biaya, namun mereka memandang cost

dengan berbeda. Akuntan mengurangi pendapatan hanya dari biaya yang termasuk dalam

depresiasi seperti peralatan dan mesin. Kemudian profit ditampilkan dari pendapatan bersih

yang didapat oleh pemilik perusahaan. Profit merupakan bonus untuk pemilik dari investasi

dan modal yang telah mereka berikan. Sedangkan akuntan memiliki pandangan yang lebih

luas bahwa dengan memberdayakan seluruh sumber daya secara maksimum, akan

menghasilkan keuntungan yang maksimum juga bagi pemilik perusahaan.

Contoh : Pemilik sebuah toko menginvestasikan $50000 sebagai saham pada tokonya.

Pada tabel pertama dibawah, dicantumkan pendapatan penjualan tahunan sebsar $160000.

Pendapatan tersebut harus dikurang dengan biaya Belanja barang, Gaji serta pengeluaran

Depresiasi. , sehingga ditemukanlah keuntungan berdasarkan akuntansi $15000.

Tabel kedua dibawah merupakan tabel yang menunjukkan Laporan ekonomi dari

Profit pada toko yang sama. Pada laporan ini selain dicantumkan Belanja barang, Gaji serta

pengeluaran Depresiasi seperti tabel pertama, dimasukkan pula perhitungan gaji pemilik toko

serta biaya bung untuk saham.

Page 5: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Ekonom akan memasukkan dua tambahan biaya yang secara implisit mempengaruhi

perhitungan. Misal manajer mendapatkan tambahan gaji $15000. Maka penghasilan tersebut

harus dimasukkan dalam perhitungan, walaupun uang tersebut akan kembali lagi ke si

manajer selaku pemilik.

Tabel Accounting Income Statement for the Small-Store Owner

Sales  $

160,000

Cost of Good sold$

120,000Salaries 20,000Depreciation expense 5,000 145,000Accounting Profit   $ 15,000

Tabel Accounting Income Statement for the Small-Store Owner

Sales  $

160,000

Cost of Good sold$

120,000Salaries 20,000Depreciation expense 5,000Imputed Salary to owner-manager 15,000Imputed interest cost on equity 4,000 164,000

Economic Profit  $ -

4,000

Normal dan Pure Profit

Normal Profit adalah adalah keuntungan yang diharapkan (expected rate of return)

dari investasi. Normal Profit didapat jika total pendapatan sama dengan total biaya. Normal

profit adalah komponen dari biaya implisit. Jika pendapatan melebihi jumlah biaya, barulah

dapat disebut dengan pure profit. Economic Profit artinya pemilik perusahaan mendapatkan

keuntungan lebih dari yang ia investasikan. Sedangkan accounting Profit melihat dari sudut

pandang opportunity cost dari sumber daya yang dimiliki.

Analisis Biaya Incremental

Page 6: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Incremental Cost merupakan biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau

pengurangan output. Biaya ini bisa bersifat tetap (fixed) atau variabel, karena sebuah

keputusan baru mungkin mengharuskan pembelian fasilitas modal tambahan, tambahan

tenaga kerja dan bahan-bahan ekstra lainnya.

Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya relevan yang berhubungan dengan

suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan dilaksanakan atau mungkin juga tidak

dilaksanakan oleh manajemen maka biaya tambahan mungkin dapat terjadi atau mungkin

juga tidak, jika alternatif diusulkan bukan merupakan penambahan kegiatan melainkan

merupakan peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada

sekarang dapat dihindari biaya ini disebut biaya terhindarkan (avoidable cost) yaitu biaya

yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Sesungguhnya biaya terhindarkan

merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu sering disebut sebagai penghematan

biaya tambahan (incremental saving). Pengertian biaya tambahan dan biaya terhindari sangat

penting artinya dalam pengambilan keputusan karena biaya tersebut berpengaruh jika suatu

alternatif dipilih.

Analisis incremental cost penting untuk dipertimbangkan dalam pengambilan

keputusan jangka pendek seperti menerima atau menolak pesanan khusus. Untuk

memudahkan penerapan analisis incremental cost sebaiknya perusahaan menerapkan metode

variabel costing dalam penentuan harga pokok produksinya sehingga dapat dipisahkan biaya-

biaya yang terjadi secara tegas ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Adanya kapasitas

yang menganggur juga menjadi pertimbangan yang penting untuk keputusan jangka pendek,

seperti menerima atau menolak pesanan khusus.

Relevan Cost dan Irelevan Cost

Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapat dikelompokkan

menjadi Biaya relevan (Relevant cost) yaitu biaya yang akan mempengaruhi pengambilan

keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan

keputusan. Terdapat juga Biaya tidak relevan (Irrelevant cost) yaitu biaya yang tidak

mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan

atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

Kategori-Kategori Biaya Tambahan (Incremental Cost)

Page 7: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Ada tiga kategori utama dari biaya yang bersifat relevan atau biaya tambahan. Yaitu,

biaya eksplisit periode saat ini, biaya peluang yang terhitung secara implisit dalam kebijakan,

dan implikasi biaya masa depan yang ditimbulkan dari kebijakan. Selanjutnya mari kita bahas

semuanya.

Biaya Eksplisit Periode Saat Ini. Biaya upah buruh dan material atau perubahan-perubahan

dalam variabel pengeluaran tambahan, seperti tarif listrik bulanan, yang mudah untuk

diketahui secara awal sebagai sebuah pengeluaran dari pengambilan kebijakan, contohnya,

kebijakan untuk meningkatkan tingkatan produksi. Jika peningkatan produksi ini juga

memerlukan biaya tambahan berupa modal peralatan tambahan, maka sekumpulan modal

tersebut merupakan biaya tambahan terhadap kebijakan yang telah diambil dan sebaiknya

diperhitungkan secara keseluruhan daripada dibagi-bagi lagi perhitungannya, meskipun

peralatan tersebut mungkin memiliki sisa manfaat di kemudian hari setelah kebijakan yang

ada di masa sekarang ini telah dijalankan. Kemudian biaya tambahan atas sebuah kebijakan

akan mencakup semua biaya eksplisit periode saat ini yang ditimbulkan sebagai sebuah

konsekuensi atas kebijakan yang diambil tersebut. Hal-hal seperti itu akan mengeluarkan

semua biaya eksplisit periode saat ini yang akan terjadi tanpa menghiraukan kebijakan yang

ada.

Biaya Peluang (Opportunity Cost). Barang-barang yang diambil dari inventaris mungkin

tidak memiliki biaya eksplisit periode saat ini jika perusahaan tidak memilih untuk mengganti

barang-barang tersebut. Namun, biaya tambahan tersebut merupakan biaya peluang atas

barang-barang inventaris tersebut - barang-barang tersebut barangkali dapat dijual kepada

perusahaan lainnya karena nilai jual yang masih dimiliki barang-barang tersebut. Jika sebuah

barang inventaris tidak berguna, tidak memiliki nilai jual (mungkin karena barang tersebut

sudah ketinggalan zaman dari barang baru lainnya), biaya peluang yang dimilikinya adalah

nol, tanpa memperdulikan nilai sejarahnya. Nilai sejarah dari jual beli barang tidak ada

kaitannya dan gunanya terhadap kebijakan yang diambil saat ini.

Aplikasi yang sangat umum dari doktrin biaya peluang ini terlihat dalam kebijakan

yang menyangkut situasi di mana sebuah barang tertentu memiliki satu atau lebih kegunaan-

kegunaan pada titik waktu yang bersamaan. Dalam hal seperti ini, jika barang tersebut

digunakan dalam proses pembuatan produk tertentu, maka barang tersebut juga menghambat

proses produksi atas satu atau lebih produk yang lainnya.

Page 8: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Contoh: Telarah Lite-Fab Industries memproduksi gerbang baja, pagar, balkon, dan pagar-

pagar beranda, dan sejenis alat-alat potong dan patri yang dibuat dari besi. Perusahaan ini

membuat pesanan-pesanan berdasarkan permintaan tetapi juga memproduksi gerbang dan

pagar yang standar yang dijual kepada took-toko eceran alat berat. Perusahaan tersebut

merasa mampu menjual produk mereka sebanyak mereka mengahasilkan produk tersebut

yang berupa gerbang baja dan pagar, tetapi perusahaan memang lebih memilih untuk

membuat pesanan berdasarkan permintaan saja karena belakangan ini dirasa memang selalu

lebih menguntungkan. Pada saat ini, perusahaan tersebut tidak memiliki pesanan, dan tenaga

kerjanya tetap memproduksi barang-barang standar saja dengan nilai jual seharga $10,000 per

minggu. Biaya material sebesar $2,000 per minggu. Andai kata sekarang akan ada pesanan

permintaan yang besar yang mungkin akan menghabiskan waktu seminggu untuk proses

produksinya dan menghabiskan biaya material sebesar $4,000. Berapa biaya peluang yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut atas barang-barang yang telah dikerjakan sebelumnya di

dalam menghasilkan gerbang dan pagar standar? Catat bahwa dengan barang-barang standar,

perusahaan tersebut sedang menghasilkan $8,000 per minggu dan biaya material-material

yang disebutkan di atas. Sebelumnya sudah pasti $8,000 ini merupakan jumlah atas biaya

produksi lainnya dan keuntungan jika perusahaan menerima permintaan pesanan. Kemudian,

perusahaan harus menghasilkan sekurangnya $8,000 lebih dan biaya materialnya pada

produksi pesanan bahkan sebelum perusahaan tersebut mempertimbangkan untuk menerima

pesanan. Itulah, biaya material dan biaya peluang atas permintaan pesanan meningkat

menjadi $12,000 dan perusahaan harus mengatur harga produk-produknya atau akan lebih

baik untuk mengurangi produksi barang-barang standar.

Biaya di Masa Akan Datang (Future Cost). Banyak kebijakan-kebijakan yang akan

berdampak pada biaya yang akan datang, baik eksplisit dan implisit. Jika perusahaan mampu

memiliki gambaran atas biaya akan datang yang akan terjadi merupakan sebagai bentuk dari

konsekuensi atas kebijakan masa sekarang, maka biaya tersebut harus dimasukkan ke dalam

analisis yang ada saat ini. Pastinya, biaya tersebut akan disatukan dalam terminology

keuntungan masa sekarang jika diketahui untuk pastinya atau dalam terminology keuntungan

perkiraan masa sekarang jika ada sebuah kemungkinan distribusi atas biaya masa depan yang

akan datang. Jika pendapatan akan datang boleh diharapkan dari sebuah alat atau dari

investasi modal lainnya, maka alat dan investasi modal ini akan disatukan ke dalam analisis

pendapatan kontribusi, yang akan kita lihat pada sesi selanjutnya.

Page 9: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Contoh: Sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi sebuah pesanan spesial di

mana produk tersebut diketahui akan membutuhkan keoptimalan kerja peralatan, di mana

sebuah pemeriksaan akan dibutuhkan selam setahun setelah pekerjaan tersebut diselesaikan.

Jika tidak, peralatan tersebut tidak akan berfungsi tanpa pemeriksaan keseluruhan.

Pemeriksaan ini diperkirakan menghabiskan biaya sebesar $2,000 dan akan dibayarkan satu

tahun dari sekarang. Memperkirakan peluang diskon sebesar 15%, maka faktor diskon yang

tepatnya adalah sebesar 0.8696, dan keuntungan saat ini dari biaya tersebut adalah sebesar

$2,000 x 0.8696 = $1,739.20. Angka tersebut sebaiknya dimasukkan sebagai biaya tambahan

atas keputusan untuk memproduksi produk special tersebut.

Contoh: Anggap saja sekarang ini biaya akan datang yang memiliki sebuah kemungkinan

distribusi atas pengeluaran. Andaikan sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk

meniru desain perusahaan lainnya dan mengetahui bahwa perusahaan yang lainnya juga

mungkin menuntut atas kerugian bisnis sebagai akibatnya. Biaya hukum yang mungkin dan

kerusakan-kerusakan dan kemungkinan-kemungkinan dilampirkan untuk tiap tingkatan

biaya-biaya ini disajikan dalam tabel di bawah. Diberikan kongesti di dalam pengadilan, hal

tersebut akan memakan waktu tiga tahun sampai masalah ini mendapatkan keputusan. Kami

mengira bahwa tarif peluang diskon yang dimiliki perusahaan tersebut adalah sebesar 15%.

Kemudian faktor diskon digunakan untuk menentukan keuntungan saat ini atas biaya yang

telah diperkirakan yaitu sebesar 0,6575.

Kemudian EVP atas biaya hukum yang akan datang adalah sebesar $72,325, sejumlah

angka yang sebaiknya dimasukkan ke dalam biaya tambahan atas keputusan untuk meniru

desain perusahaan lain. Catat bahwa perusahaan tersebut sebaiknya mempertimbangkan

kemungkinan yang ada seperti tuntutan hukum yang mungkin muncul bahkan ketika

perusahan tersebut tidak dengan sengaja meniru design perusahaan lainnya. Perusahaan

tersebut mungkin merasa bahwa design miliknya cukup berbeda dengan yang lainnya tetapi

pengadilan bisa saja berkuasa menentang hal tersebut dalam kasus perkara hukum. Dalam

kasus seperti ini, perusahaan tersebut sebaiknya menghitung EVP atas kemungkinan perkara

hukum dan memasukkan hal ini ke dalam perhitungan perusahaannya.

Biaya akan datang lainnya termasuk masalah-masalah pekerja, kerugian atas bisnis di

masa yang akan datang, kemerosotan hubungan pemasok yang mengarah ke harga produksi

lebih tinggi, dan masalah perputaran uang tunai yang mengharuskan peminjaman biaya.

Beberapa biaya akan datang, entah itu eksplisit atau implisit, yang dapat diperkirakan secara

rasional untuk masuk sebagai sebuah konsekuensi atas kebijakan sekarang yang sebaiknya

Page 10: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

diukur dalam EVP terminologi dan dimasukkan ke dalam biaya tambahan atas kebijakan

tersebut.

Keuntungan Saat Ini yang Sudah Diperkirakan atas Biaya Tambahan Masa Datang

Biaya Keuntungan Kemungkinan Keuntungan

Perkiraan ($) Sekarang Perkiraan ($)

0 0 0.10 0

50,000 32,875 0.20 6,575.00

100,000 65,750 0.30 19,725.00

150,000 98,625 0.25 24,656.25

200,000 131,500 0.10 13,150.00

250,000 164,375 0.25 8,218.75

Keuntungan Saat Ini yang Diperkirakan 572,325.00

Kesimpulan dari Konsep Biaya untuk Pembuatan Kebijakan

Biaya-Biaya Relefan Biaya-Biaya yang tidak Berhubungan

Biaya-biaya tambahan Biaya Komisi Biaya Tak Terlihat

Biaya eksplisit periode saat ini: Gaji manager uang muka pembelian asset-aset,

Berubah: termasuk tanah, bangunan, dan

Pekerja pembayaran hutang peralatan, dan penurunan

biaya

Material tahunan berdasarkan aset tersebut

Biaya yang berubah Biaya sewa

Tetap:

Peralatan baru Gaji karyawan kontrak Uang muka dan biaya yang

Personel baru atau gaji karyawan tetap hilang

Biaya peluang:

Kontribusi sebelumnya Semua pembayaran lainnya

dalam penggunaan yang harus diselesaikan tanpa

alternatif paling baik menghiraukan kebijakan yang

dari barang-barang yang ada di tangan.

Page 11: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

terkait.

Biaya tambahan periode masa datang:

EVP atas biaya yang mungkin ada di

masa datang sebagai konsekuensi

kebijakan yang diambil.

Konsep biaya yang disebutkan sebelumnya disimpulkan dalam table 7-5. Ketahui

bahwa relevan atau tidak, kita bemaksud dengan menghargai kebijakan yang telah diambil.

Jika suatu biaya diperkirakan menjadi sebuah konsekuensi atas kebijakan yang dibuat, itu

berarti adalah biaya relevan atau biaya tambahan. Beberapa biaya (masa akan datang) adalah

bukan biaya konsekuen (relevan) karena perusahaan tersebut dijalankan untuk mereka dan

biaya-biaya tersebut akan terjadi. Tidak ada pengutamaan pengeluaran (biaya tak terlihat)

merupakan biaya tambahan.

Analisis Kontribusi

Sekarang kami memulai untuk menggunakan konsep biaya tambahan dalam analisis

kontribusi atas masalah kebijakan.

Pengertian: kontribusi atas sebuah kebijakan diartikan sebagai pendapatan tambahan atas

kebijakan tertentu dikurang biaya tambahan atas kebijakan itu juga. Hal tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa kontribusi dibuat untuk biaya pengeluaran dan keuntungan dari

kebijakan yang diambil. Jelasnya, hanya kebijakan-kebijakan yang memiliki kontibusi positif

yang sebaiknya dijalankan; dan di mana kebijakan tersebut saling menguntungkan, kebijakan

dengan kontribusi yang diperkirakan lebih besar lebih disukai. Kita akan mengilustrasikan

analisis kontribusi dengan tiga tipe umum dari masalah-masalah kebijakan, tetapi sebelumnya

mari kita klarifikasi terlebih dahulu tentang gagasan atas pendapatan tambahan.

Pendapatan tambahan

Pengertian: pendapatan tambahan diartikan sebagai pendapatan yang berkaitan

sebagai sebuah konsekuensi dari kebijakan tertentu. Kita akan memperkirakan

pendapatan tambahan, seperti biaya tambahan, untuk memiliki sebuah komponen

eksplisit periode saat ini, sebuah komponen peluang kemungkinan, dan sebuah

komponen kemungkinan masa akan datang.

Page 12: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Contoh: Sebuah perusahaan menawarkan kontrak untuk menyuplai peralatan

pencahayaan elektrik kepada tender bangunan perkantoran pemerintah, sejumlah

tawaran yang sangat rendah harganya sebesar $265,000 dan memperkirakan untuk

menghindari biaya pemberhentian sebesar $100,000 jika perusahaan tersebut

memenangkan kontraknya. Perusahaan tersebut juga memperkirakan untuk

memenangkan kontrak-kontrak pemerintah lainnya di masa mendatang jika

perusahaan tersebut mampu membuktikan bahwa ia memang penawar yang sukses

dalam kontraknya ini, karena kontrak ini mendukung perusahaan tersebut dengan

peluang-peluang untuk membuktikan bahwa ia dapat menyuplai sebuah produk

berkualitas dan menyusun jadwal produksi perusahaannya.

Pendapatan tambahan eksplisit periode saat ini jika perusahaan tersebut

memenangkan kontrak tersebut adalah sebesar $265,000. Tetapi kontrak tersebut

bernilai lebih dari sekadar $265,000 bagi perusahaan tersebut. Jika perusahaan

tersebut tidak memenangkan kontrak itu, maka ia harus memberhentikan para

pekerjanya dan memberi pesangon dan biaya mendatang untuk memulai lagi

usahanya dengan biaya perekrutan dan pelatihan pegawai sebesar $100,000. Jika

perusahaan tersebut memenangkan kontrak tersbut, maka uang $100,000 tersebut

tidak akan keluar dan akan tetap tersimpan di bank. Pencegahan keluarnya biaya

sebagai hasil dari sejumlah kebijakan untuk sebuah pendapatan berupa kesempatan

dari jumlah yang sama.

Pengertian: Sebuah pendapatan peluang adalah biaya/pengeluaran yang dihindari

sebagai dampak dari sebuah kebijakan. Meskipun tidak ada pemasukan, pengeluaran

pun dihindari sehingga uang yang mungkin dikeluarkan masih tersimpan di bank, dan

hasil bersihnya pun adalah sama. Pendapatan masa akan datang diasosiasikan dengan

kebijakan penetapan harga saat ini yang akan menjadi kontribusi atas keuntungan

yang telah diperkirakan pada saat ini untuk biaya dan laba yang diasosiakan juga

dengan bisnis masa depan yang digeneralisasikan sebagai hasil atas kemenangan

kontrak yang dijalankan sekarang ini.

Contoh: andai kata sebuah perusahaan yang telah disebutkan dalam contoh

sebelumnya merasa bahwa ia akan memenagkan pekerjaan yang dijalani sekarang ini,

maka perusahaan tersebut memiliki kesempatan sebesar 50% untuk memenagkan

kembali kontrak yang sama pada tahun depan. Andai kata juga di kemudian hari

Page 13: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

bahwa kontrak selanjutnya tersebut akan bernilai sebesar $300,000 dan akan memiliki

biaya tambahan senilai $250,000. Maka kontribusi atau keuntungan yang diperoleh

atas kontrak tersebut sebesar $50,000 (jika menang kontrak). Diberikan juga tarif

peluang diskon sebesar 15%, maka keuntungan saat ini atas kontribusi yang ada

adalah sebesar $50,000 x 0.8696 = $43,480. Keuntungan saat ini yang telah

diprediksikan adalah keuntungan saat ini dikalikan dengan kemungkinan atas

pencapaian untuk memenagkan kontrak, atau $43,480 x 0.50 = $21,740. Kemudian

EPV atas pendapatan masa akan datang adalah sebesar $21,740. Dan nominal ini akan

dimasukkan ke dalam kalkulasi pendapatan tambahan.

Pendapatan tambahan yang dimiliki perusahaan tersebut adalah jumlah dari

pendapatan eksplisit periode saat ini, pendapatan peluang, dan EPV atas pendapatan

masa datang. Kemudian kontrak tersebut memiliki total pendapatan tamabahan

sebesar $265,000 + $100,000 + $21,740, atau semuanya berjumlah $386,740. Kontrak

tersebut akan menawarkan kontribusi EPV yang positif selama pengeluaran atau biaya

tambahan kurang dari $386,740.

CATATAN: EPV atas kontribusi akan diterima dari bisnis masa akan datang yang

dihasilkan dari kebijakan yang ada saat ini yang mungkin dapat dianggap sebagai

goodwill (kebaikan) yang diasosiasikan dengan kebijakan yang ada tersebut.

Kebaikan tersebut adalah EPV atas kontribusi dari bisnis masa akan datang, dan jika

sebuah kebijakan tersebut menghasilkan tambahan gaji kepada kebaikan itu, maka

jumlah atas kontribusi itu yang dihasilkan dalam terminology EPV akan dimasukkan

sebagai pendapatan tambahan. Sebaliknya, kebijakan yang ada saat ini mungkin akan

menyebabkan kerugian pada bisnis yang akan datang. EPV atas kerugian kontribusi

pada masa akan datang sebagai hasil atas kebijakan yang ada saat ini dapat dianggap

sebagai illwill (keburukan) yang diasosiasikan dengan kebijakan itu sendiri.

Contoh: Anggaplah sebuah perusahaan konstruksi sedang mempertimbangkan

menawar sebuah kontrak untuk memindahkan tempat pembuangan sampah kota

ketika para pekerja sampah tersebut sedang mogok kerja. Jika kontrak ini memiliki

kemungkinan bahwa perusahaan tersebut akan kehilangan kontrak konstruksi di masa

yang akan datang karena keraguan dari pengguna jasa atas gangguan yang disebabkan

Page 14: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

oleh demo yang dilakukan oleh para pekerja konstruksi, maka EPV atas kontribusi

yang telah diprediksikan akan hilang pada pekerjaan di masa akan datang harus

diperhitungkan sebagai biaya tambahan karena mengambil kontrak yang ada saat ini,

yaitu proyek memindahkan tempat pembuangan sampah kota.

Mari kita peragakan aplikasi atas analisis kontribusi dalam konteks tiga tipe umum

dari masalah pengambilan kebijakan atau keputusan.

Proyek A atau Proyek B?

CONTOH: Andai kata sebuah perusahaan sedang mengambil antara proyek A atau

proyek B, tetapi tidak mengambil sekaligus proyek tersebut karena kedua proyek

menggunakan seperangkat mesin dan pekerja yang sama. Proyek A, seperti yang telah

ditunjukkan dalam table di bawah ini, menjanjikan penjualan 10,000 unit pada tiap

$2, dengan biaya material, pekerja, biaya tak tetap, dan biaya yang dialokasikan

seperti yang telah ditunjukkan, maka keuntungan nyatanya adalah sebesar $2,000.

Proyek B menjanjikan pendapatan penjualan sebesar $18,000, dengan material,

pekerja, dan biaya tak tetap dan biaya yang dialokasikan sebesar yang telah

ditunjukkan juga. Keuntungan nyata dari proyek B adalah sebesar $4,000 dan dari

keuntungan yang seperti dijelaskan di atas, maka terlihat bahwa proyek B lebih baik

daripada proyek A dalam hal tingkat keuntungan yang akan diraih.

Pendapatan untuk Proyek A dan B

Proyek A Proyek B

Pendapatan (10,000 @ $2) $20,000 Pendapatan (6,000 @ $3) $18,000

Biaya Biaya

Material $2,000 Material $5,000

Pekerja 6,000 Pekerja 3,000

Pengeluaran tak tetap 4,000 Pengeluaran tak tetap 3,000

Pengeluaran tetap 6,000 18,000 Pengeluaran tetap 3,000 14,000

Keuntungan $2,000 Keuntungan $4,000

Page 15: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Analisis Kontribusi untuk Proyek A dan B

Proyek A Proyek B

Pendapatan Tambahan $20,000 Pendapatan Tambahan $18,000

Biaya Tambahan Biaya Tambahan

Material $2,000 Material $5,000

Pekerja 6,000 Pekerja 3,000

Biaya tak tetap 4,000 12,000 Biaya tak tetap 3,000 11,000

Kontribusi $ 8,000 Kontribusi $ 7,000

Ketika analisis kontribusi diterapkan untuk masalah kebijakan di atas, hasilnya

mungkin mengejutkan. Berdasarkan tabel tersebut, di mana biaya tambahan yang dikurangi

dari pendapatan tambahan agar didapatkan kontribusi dari masing-masing proyek. Karena

biaya tetap bukan merupakan biaya yang terjadi sebagai hasil dari kebijakan yang ada, maka

biaya tetap dikeluarkan dari analisis kontribusi, dan dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa

proyek A memberikan kontribusi yang lebih dalam sisi biaya dan keuntungan daripada

proyek B. bahaya dari memasukkan alokasialokasi dana secara sewenang-wenang atas biaya

tetap dicontohkan di sini. Biaya tetap dialokasikan pada criteria dasar, dalam hal ini misalnya

seperti biaya para pekerja, tetapi jika biaya pekerja dimasukan ke dalam proses kebijakan

maka biaya tersebut akan menyebabkan pembuatan kebijakan yang kurang baik. Metode

alokasi biaya tetap apapun yang digunakan, bahaya yang ditimbulkan akan tetap ada. Oleh

sebab itu, kita menggunakan analisis kontribusi, di mana memberikan kita peluang untuk

melihat secara tajam akan perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam biaya maupun

pendapatan yang ada di dalam kebijakan yang diambil tersebut.

Catat bahwa dalam contoh ini kita berasumsi secara implisit atas tidak adanya biaya

dan pendapatan peluang dan untuk itu kita akan terus berasumsi seakan-akan tidak akan ada

biaya ataupun pendapatan masa akan datang yang diasosiakan dengan proyek yang ada.

Dalam praktiknya, pembuat kebijakan atau keputusan sebaiknya jangan terlalu bersemangat

terlebih dahulu tetapi malahan seharusnya meyakinkan diri mereka bahwa semua biaya dan

pendapatan tambahan dimasukkan ke dalam analisis kebijakan. Dalam contoh di atas,

perbedaaan antara proyek A dan B adalah hanya sebesar $ 1,000. Oleh karena itu, keputusan

kita untuk mengambil proyek A adalah sesuatu asumsi yang sangat tipis sekali bedanya

dengan peluang yang kosong akan pendapatan dan biaya masa akan datang. Keputusan kita

akan dibalikkanjika proyek A memiliki biaya peluang dan masa akan datang (dalam EPVt

terminologi) melebihi $ 1,000, sebagai contohnya. Kebanyakan, jika pendapatan bersih atas

Page 16: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

peluang dan masa akan datang dari proyek B melebihi dari apa yang didapat dari proyek A,

lebih dari $ 1,000, maka kepeutusan yang diambil akan menjadi kebalikannya.

Kebijakan A sensitif terhadap asumsi di mana kebijakan tersebut didasarkan kepada

keberadaan perubahan-perubahan yang menyebabkan sebuah kebijakan yang berbeda lainnya

dipilih. Kemudian adalah penting untuk mempertimbangkan sejumlah uang atas variasi

biaya-biaya atau perbedaan di dalam kontribusi, yang dapat menyebabkan suatu kebijakan

menjadi tidak tepat. Penting juga untuk mengaplikasikan hal ini ke dalam terminologi total

keseluruhan, untuk melihat variasi persentase biaya yang mungkin merubah kebijakan yang

hampir mati. Dalam contoh yang ada, jika biaya tambahan dari proyek A dianggap lebih dari

$ 1,000/ 12,000 = 8.33% dan biaya tambahan dari proyek B adalah akurat, maka kebijakan

yang diambil adalah yang kebalikannya.)

Membuat atau Membeli?

CONTOH: The Wilson Tool Company memproduksi peralatan listrik berkualitas tinggi

seperti bor, gergaji, dan alat penabur pasir. Semua alat-alat ini membutuhkan alat pemutar

penunjang yang sama, di mana perusahaan ini memproduksinya di dalam departemen milik

perusahan ini juga. Rincian biaya tahun yang lalu yang berhubungan dengan pengoperasian

tersebut di dalam departemen itu ditunjukkan dalam tabel.

Wilson Tool Company: Biaya Penunjang Departemen

Total Per Unit

Material $ 38,640 $ 0.56

Pekerja 126,390 1.81

Biaya yang Dialokasikan 252,780 3.63

$ 417,810 $ 6.00

Total unit penunjang yang diproduksi 69,635

Perkiraan permintaan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan

memperbanyak produk-produk peralatan listriknya dan sebanyak 7,500 unit penunjang

tambahan akan dibutuhkan. Perusahaan akan memproduksi unit-unit tersebut di departemen

penunjangnya tetapi diperkirakan membutuhkan unit tambahan yang dipasok oleh perusahaan

lainnya yang bergerak khusus di bidang alat-alat penunjang. Wilson beranggapan bahwa

perusahaannya ini akan membutuhkan kenaikan untuk biaya pekerja sebesar 15% dan

kenaikan 12% dari biaya material untuk memproduksi unit-unit ini. Pengeluaran untuk

menambahkan modal dalam hal ini tidak perlu, karena beberapa mesin yang ada saat ini

Page 17: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

memenuhi kapasitas yang standar. Sebuah produser spesialis alat penunjang yang didatangi

telah mempelajari spesifikasi-spesifikasi tersebut dan menawarkan untuk memasok sebanyak

7,500 alat-alat penunjang yang menghabiskan biaya tambahan sebesar $30,000 atau $4 per

unit. Sebaiknya Wilson membuat sendiri atau membeli barang-barang tambahan tersebut?.

Kita mulai dengan membandingkan biaya tambahan dari dua masalah alternative yang

sedang dihadapi oleh Wilson. Biaya tambahan dari membeli alat-alat penunjang itu dari sang

spesialisnya adalah sebesar $30,000, ini adalah sejumlah dollar yang harus dikeluarkan oleh

Wilson untuk mendapatkan alat-alat penunjang tadi. Untuk menghitung biaya tambahan dari

pembuatan sendiri alat-alat penunjang tadi di pabriknya, kita mulai dengan menghitung

kenaikan biaya material dan pekerja yang disebabkan karena memproduksi sendiri barang-

barang tersebut. Kenaikan biaya material sebesar 12% akan berdampak pada kenaikan biaya

material sebesar $4,637, dan kenaikan sebesar 15% pada biaya pekerja berdampak pada

kenaikan biaya pekerja sebesar $18,956, lebih rendah daripada biaya tambahan yang

dikeluarkan dari membeli alat-alat penunjang dari luar. Keputusan untuk membuat sendiri,

daripada membeli, alat-alat tambahan tersebut akan membuat Wilson menghemat uang

sebesar $6,404.

Karena pendapatan tambahan yang akan diperoleh oleh Wilson adalah sama dari

membuat sendiri atau membeli alat-alat penunjang tersebut, maka kita akan membuat analisis

kontribusi pada biaya dasar tambahan. Memperkirakan bahwa pendapatan tambahan melebihi

biaya tambahan, maka pilihan untuk membuat sendiri akan terlihat lebih berkontribusi

banyak dalam hal mengatasi biaya keluar dan keuntungan yang diperoleh daripada pilihan

untuk membelinya).

Variasi Biaya-Biaya. Pada analisis yang terdahulu tidak mempertimbangkan kemungkinan

bahwa beberapa bagian dari biaya tambahan mungkin berubah sesuai dengan tingkatan

produksi alat-alat penunjang tersebut. Komponen-komponen yang termasuk variasi dari

biaya-biaya itu seperti, listrik, biaya administrasi dan kantor, biaya kafetaria, mungkin

berubah dari beberapa tingkatan sebagai hasil dari memproduksi sendiri alat-alat penunjang

tersebut di pabrik. Daripada kita membuat asumsi yang asal-asalan tentang proporsi atas

biaya yang dikeluarkan yang akan berubah, dan juga karena kita tidak memiliki informasi

yang cukup untuk membuat keputusan yang logis, mari kita tunjukkan analisi sensitifitas

pada kebijakan yang telah dibuat. Untuk itu, kita diharapkan untuk mengetahui berapa

banyak biaya tambahan yang dikeluarkan yang mungkin bisa berubah sebelum kebijakan

tersebut dijalankan untuk memproduksi produk berubah menjadi kebijakan yang salah

Page 18: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

dipilih. Jawabannya sebenarnya adalah jika biaya yang dikeluarkan akan berubah lebih dari

$6,404 dari kebijakan yang ada tersebut, maka keputusan yang paling baik diambil adalah

membeli produk tersebut dari pemasok. Sebuah variasi dari $6,404 dalam biaya pengeluaran

merepresentasikan sedikit lebih daripada sebuah variasi 2.5% dalam biaya pengeluaran yang

telah dialokasikan. Semua ini bergantung pada pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan

apakah sebuah variasi dari persentase tersebut atau besarnya dollar adalah mungkin untuk

mengambil keputusan untuk memproduksi sendiri produk tersebut di pabrik.

Biaya Tambahan dalam Pembuatan Alat-Alat Penunjang Sendiri

Total Per Alat

Material $ 4,673 $ 0.62

Pekerja 18,969 2.53

Biaya yang Dialokasikan (?) (?)

523,596 53.15

Biaya Tambahan dalam Jangka Waktu Lama. Sejumlah pertimbangan-pertimbangan

lainnya seharusnya juga masuk ke dalam kebijakan ini. Pertama, terdapat satu permasalahan

atas hubungan pemasok jangka panjang. Karena Wilson mungkin memerlukan produser

spesialis dalam memasok barang, maka suatu waktu di kemudian hari jika produser tersebut

tidak mampu lagi memasok alat-alat penunjang tersebut karena keterbatasan kapasitas, maka

ada baiknya produser tersebut mungkin menjadikan dirinya pun sebagai konsumen dari

pemasok lainnya dengan memberikan kontrak ini pada masa sekarang, sehingga di masa yang

akan datang pasokan akan terjamin.

Kedua, permasalahan atas kualitas alat-alat penunjang yang disuplai dari perusahaan

luar sebagai pembanding bagi alat-alat penunjang yang dihasilkan sendiri oleh Wilson.

Pembuat kebijakan sebaiknya bisa menjamin bahwa alat-alat yang disuplai dari luar memiliki

kualitas yang sama, setidaknya sebanding, dengan standar yang diinginkan. Di sisi lain,

produser spesialis pemasok tadi mungkin mampu untuk memproduksi alat-alat penunjang

tadi secara konstan, dengan dampak yang akan muncul pada kualitas Wilson Tools dan

pembeli jangka panjang.

Ketiga, permasalahan para pekerja harus dipikirkan. Kebijakan untuk menambah alat-

alat menyangkut masalah menambah tingkat kinerja mereka, yang mungkin menimbulkan

kondisi kerja yang lebih sibuk dan kelebihan pajak atas tempat tinggal mereka serta fasilitas

kafetaria. Data yang ada mengindikasikan bahwa efisiensi para pekerja menurun, karena

biaya tambahan per unit untuk memproduksi alat-alat tambahan sebanyak 7,500 adalah

Page 19: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

sebesar $3.15 sebagai pembanding dengan biaya total sebesar $2.37 untuk biaya material dan

pekerja per unit, ditunjukkan dalam tabel berikut. Hal ini memungkinkan bahwa

mempekerjakan pekerja tambahan menyebabkan naiknya kongesti dan turunnya efisiensi

kinerja mampu menyebabkan rendahnya moral para pekerja, dengan kelanjutan efek buruk

jangka panjangnya pada profitabilitas the Wilson Tool Company.

Secara keseluruhan, pembuat kebijakan harus memutuskan apakah kira-kira

keuntungan yang telah diperkirakan saat ini dari semua peristiwa yang mungkin terjadi ini,

ditambah lagi dengan biaya tambahan atas komponen tak tetap, bisa melebihi $6,404. Jika

tidak, maka keputusannya adalah membeli produk dari luar saja.

Pertimbangan yang lain, ada beberapa permasalahan tambahan lainnya yang perlu

dipertimbangkan. Pertama, pembuat kebijakan harus yakin akan keakuratan dari perkiraan-

perkiraan yang ada di dalam kebijakan tersebut. Jika, contohnya permintaan akan alat-alat

tersebut tidak terjadi kenaikan seperti yang telah diprediksikan dan Wilson telah membeli alat

penunjang pemutar tersebut dari luar, hal ini menjadi sebuah tanggung jawab yang tidak bisa

diubah termasuk biaya yang sangat tinggi, mengingat hal tersebut maka keputusan untuk

memproduksi alat-alat tersebut harus segera ditunda. Perkiraan-perkiraan biaya yang ada

merupakan permasalahan yang masih diragukan. Hal-hal seperti ini merupakan perhitungan

dalam biaya-biaya marjinal yang telah diperkirakan dalam memproduksi alat-alat di

perindustrian atau pabrik. Sang pembuat kebijakan harus yakin akan perhitungan-perhitungan

ini semua adalah berdasarkan atas asumsi-asumsi logis yang fokus kepada efisiensi kinerja

pekerja dan kegunaan material dan kesemuanya itu merupakan estimasi atau perkiraan yang

paling baik. Masih ada lagi, bahwa distribusi antara permintaan dan perkiraan biaya

pengeluaran, sebuah kebijakan juga harus berdasarkan atas poin estimasi yang mungkin

merupakan hasil dalam biaya pengeluaran yang sedikit berbeda dari keuntungan yang telah

diperkirakan.

Pertanyaan lainnya yang muncul dalam masalah tersebut adalah apakah penentuan

harga yang dicapai pada kenyataannya memiliki sumber pengeluaran terendah atas pasokan

alat-alat pemutar penunjang tersebut. Kita mungkin berasumsi bahwa tawaran-tawaran

diberikan dan tawaran dengan biaya paling rendah akan dipertimbangkan, tetapi jika tawaran

ini tidak seperti yang diharapkan maka pembuat keputusan sebaiknya berunding dengan

sumber pemasok alternative lain untuk menegaskan bahwa $30,000 kenyataannya adalah

harga mati untuk alat-alat yang akan dibeli dari luar.

Page 20: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Dengan kualifikasi-kualifikasi seperti ini, sekarang giliran kita untuk selanjutnya masuk ke

pembahasan kategori ketiga dari masalah kebijakan di mana membahas tentang analisis

kontribusi merupakan prosedur solusi yang tepat.

Ambil Peluang atau Lepaskan Peluang

Contoh: Perusahaan Idaho Instruments memproduksi bermacam-macam model

kalkulator saku dan menjualnya melalui perusahaan distribusi. Agen pembelian yang berasal

dari departement store memberikan penawaran kepada Idaho Instruments untuk membeli

20.00 unit model X1 dengan harga $8 per unit. Idaho memproduksi model itu sebanyak

160.000 unit setiap tahunnya, dan produksi sebesar itu dapat mensuplai 20.000 unit tambahan

dari produksi sebelumnya yaitu 5000 unit model X2. Data yang berkaitan dengan dua model

ini (X1 dan X2) dapat dilihat pada tabel 7-10.

Tabel 7-10 Idaho Instrumets Company : Data Per-unit Kalkulator

Model X1 Model X2

Material $ 1.65 $ 1.87

Direct Labor 2.32 3.02

Variable Overhead 1.03 1.11

Fixed Overhead

allocation

5.00 6.00

Profits 2.00 2.40

Price to Ditributor $ 12.00 $ 14.40

Dikarenakan mekanisme proses produksi yang tinggi, harga variabel per-unit dari tiap

model dipercaya stabil dalam jangkauan luas output. Manajer Penjualan enggan untuk

menjual model X1 seharga $8 ketika di sisi lain ia bisa menerima pendapatan sebesar $12

dari perusahaan distribusi untuk model yang sama, dan ia juga telah mencoba untuk

bernegosiasi dengan agen pembelian. Namun bagaimana pun juga, pada akhirnya tetap

bersikeras bahwa $8 merupakan tawaran final. Haruskah perusahaan Idaho Instrument

mengambil tawaran itu atau melepaskannya?

Kita dapat menghitung keputusan incremental cost dalam dasar average variable cost

jika Average Variable Cost (AVC) untuk kedua model tersebut diharapkan tetap stabil dalam

jangkauan luas. Average variable cost merupakan total keseluruhan dari tiga komponen

pertama dalam tabel diatas, dan karenanya 20.0000 unit tambahan model X1 (dengan AVC =

Page 21: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

$5.00) akan menambah cost level sebesar $100.000. Gambaran ini bukan merupakan jumlah

dari incremental cost, tapi opportunity cost ikut terlibat. Produksi 20.000 unit tambahan ini

sebagian berasal dari kapasitas luang yang dimanfaatkan dan sebagian lagi berasal dari beban

5.000 unit model X2. Opportunity cost penggunakan sumber daya yang sebelumnya

memproduksi X2 merupakan nilai dari sumber daya dalam penggunaan alternatif tersebut.

Nilai bersih Idaho Instrument dalam memperkerjakan sumber daya dalam kegiatan produksi

5000 unit X2 merupakan kontribusi yang dibuat oleh 5000 unit tersebut. Dapat dilihat pada

tabel 7-10 bahwa kontribusi per unit untuk overheads dan profitnya sebesar $8.40.

Opportunity cost merupakan total kontribusi sebelumnya, atau 5000 unit x $8.40 = $42.000.

Masalah ini terdapat pada tabel 7.11. Incremental revenue yaitu $ 160.000, dan incremental

cost bertambah menjadi $142.000. Karenanya, kontribusi sebelumnya dan profit yang

diterima jika mengambil keputusan untuk menerima penawaran department store yaitu

sebesar $18.000. Profit tersebut akan $18.000 lebih besar dari yang akan mereka terima atau

kerugiannya akan berkurang $18.000.

Tabel 7-11 Contribution Analysis of Calculator Decision Problem

Incremental Revenues 20,000 units of X1 @ $8.00

$ 160.000

Incremental Revenues Variabel Costs 20,000 units of X1 @ 5.00 Opportunity costs 5,000 units of X2 @ 8.40

$ 100.00

42,00 142, 000

Contribution $ 18,000

Metode alternatif dari mendatangkan kontribusi yang sama akan membagi

incremental revenues dan revenues foregone ketika 5.000 unit X2 tidak dapat terjual pada

harga $ 14.40 (yaitu $72.000) dan membagi incremental cost dalam memproduksi extra unit

model X1.

Keputusan terdahulu sensitif terhadap asumsi-asumsi pokok. Isu pertama adalah

tentang subsitutabilitas antara unit yang terjual ke departement store dan yang terjual ke

perusahaan distribusi. Dapat dianalisa pada asumsi implisit bahwa penjualan 20.000 unit ke

departement store akan bertambah dan tidak tergantikan dengan 160.000 unit yang terjual

Page 22: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

melalui perusahaan distribusi. Konsumen saat ini lebih memilih untuk membeli produk dari

departement store daripada dari perusahaan distribusi. Idaho Instruments akan menjual per

unitnya $4, atau berbeda dari harga yang harus dibayar oleh 2 (dua) pembeli grosir. Jika

departement store akan memilih pasa yang target benar-benar baru untuk penjualan

kalkulator, dapat diasumsikan bahwa total penjualan akan meningkat dengan jumlah

keseluruhan yaitu 20.000 unit dan akan dibutuhkan kontribusi sebesar $18.000. Di sisi lain,

jika penjualan ke departement store mengurangi harga penjualan normal, pada tingkat apa hal

ini terjadi sebelum keputusan yang diambil menjadi salah? Ketika perbedaan dalam

kontribusi per unit adalah $4, jumlah unit yang akan mengalami penurunan dimana $18.000

distribusi total menjadi nol yaitu $18.000:4 = 4500. Karena itu, jika pembuat keputusan

memutuskan untuk membeli paling tidak 4500 unit dari departement store dimana kalkulator

tersebut telah dibeli dari channel distribusi normal, keputusan perlu dibalik.

Pemikiran tambahan disini adalah mengenai hubungan retail. Kemungkinan besar

firma yang berada dalam saluran distribusi normal akan menjadi lebih “aware” terhadap

kesepakatan yang lebih baik yang telah diberikan kepada department, dan firma semacam ini

bisa melihat potensi apapun untuk masalah supply. Karena itu, pencapaian jangka pendek

dengan menjual ke departement store bisa melebihi kerugian jangka panjang dari deteriorasi

hubungan yang dinikmati dengan perusahaan distribusi maupun dengan firma lain.

Analisa Konsultasi Multi Periode

Sebagian besar keputusan yang berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan dan

pendapatan yang akan diterima dalam periode waktu yang akan datang. Biaya dan

pendapatan ini harus dikonversi ke terminologi nilai masa kini untuk membuat mereka dapat

dibandingkan dengan pengeluaran atau penerimaan biaya masa depan dan pendapatan pada

masa sekarang. Kontribusi pada tiap periode masa depan sangat penting untuk pembuatan

keputusan, dan bukan keuntungan pada firasat akuntansi atau ekonomi.

Kontribusi keputusan pada periode masa depan seringkali menjadi subyek terhadap

ketidakpastian dan karenanya expected-present-value (EPV) dilibatkan. Analisa kontribusi

multiperiode dengan ketidakpastian kontribusi masa depan yang diproses dengan konteks

kekeluargaan. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa expected present value of contribution

(EPVC) pada tiap periode saat ini merupakan konsep yang operatif. Biaya inisial harus dilihat

sebagai keluaran incremental cost diatas incremental revenue pada periode saat ini. Probalitas

distribusi dari kontribusi pada periode masa mendatang harus diestimasi secara hati-hati dan

Page 23: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

ditempatkan pada rantai keputusan yang tepat. EPVC dari tiap keputusan kemudian

dikalkulasi dan dibandingkan dengan keputusan alternatifnya.

Contoh Perusahaan di Indonesia:

Alfalink merupakan sebuah kamus elektronik, namun multi fungsi karena di

dalamnya terdapat banyak kegunaan seperti kamus inggris-indonesia atau Indonesia-inggris,

organizer, kalkulator, kalender, konversi mata uang, dan sebagainya. Alfalink sendiri

merupakan sebuah merek ternama, yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, terutama siswa

sekolah dan mahasiswa. Alfalink terdiri dari bermacam-macam tipe dan model, dari yang

paling standar sampai paling canggih. Alfalink dipasarkan oleh sebuah perusahaan distribusi

yang bernama PT Freshindo Marketama Corporation dan didistribusikan ke department store

terkemuka, dalam hal ini, toko buku. Salah satu toko Buku yang menjual produk Alfalink

adalah toko Buku Gramedia, dan dimanapun ada Gramedia pasti tersedia produk Alfalink di

dalamnya. Masyarakat lebih mengenal Gramedia sebagai penjual produk Alfalink, dan

bukannya PT Freshindo Marketama Corporation sebagai distributor resmi Alfalink. Hal ini

dikarenakan alasan-alasan yang telah dikemukakan diatas, yaitu dikarenakan adanya

perbedaan harga pasar dan kurangnya promosi mengenai perusahaan distributor itu sendiri.

ANALISIS TITIK IMPAS (BREAKEVEN ANALYSIS) :

Batas dan Aplikasi

Breakeven Analysis atau Analisis Titik Impas banyak membantu para pimpinan

perusahaan dalam pengambilan keputusan dan melakukan perencanaan keuangan. Melalui

analisis BEP (Break Even Point) ini kita dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya

tetap, biaya variabel, harga dan volume. Oleh karena itu, Analisis titik impas ini juga bisa

disebut price-cost-volume analysis (analisis harga, biaya dan volume).

Breakeven Volume (Volume titik impas) didefinisikan sebagai tingkat penjualan, di mana

pendapatan total sama dengan total biaya atau TR = TC. Jadi, perusahaan dalam menjalankan

usahanya tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Para pimpinan perusahaan selalu

selalu mengandalkan titik impas ini untuk mengetahui apakah penjualan telah mencapai

tingkat yang diinginkan atau tidak. Jika penjualan berada di atas titik impas, maka pimpinan

perusahaan akan memasarkan produk yang dapat menghasilkan laba.

Page 24: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Analisis titik impas berdasarkan atas asumsi harga dan biaya tetap per unit, dan pada

gilirannya, baik biaya dan harga per unit menunjukkan kualitas dari suatu produk tertentu.

Biaya per-unit akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas suatu produk. Perbedaan

asumsi mengenai kualitas, biaya dan produk per-unit juga dapat dianalisis menggunakan

Analisis Titik Impas (Breakeven analysis).

Komposisi dari biaya per unit juga memberikan pengaruh terhadap volume titik

impas. Di mana biaya tetap rata-rata relatif tinggi dan biaya variabel rata-rata relatif rendah,

seperti contohnya metode produksi padat modal cenderung memiliki volume titik impas

yang lebih tinggi dibandingkan metode produksi intensif buruh. Ketika volume Titik Impas

tercapai maka keuntungan metode modal intensif akan meningkat lebih cepat dan marjin

kontribusinya pun menjadi tinggi. Sebaliknya, metode produksi dengan input titik impas

relative rendah, marjin kontribusi akan relatif lebih kecil. Peluang perusahaan untuk

meningkatkan keuntungan ini disebut operating leverage.

Kurva titik Impas

Pada gambar di bawah ini ditunjukkan 3 situasi berbeda dari biaya dan pendapatan.

Pada kurva (a) total pendapatan dan total biaya adalah sama. Jika kita lihat pada kurva (a),

total pendapatan (TR) mengalami peningkatan dan mencapai titk keseimbangan dengan total

biaya seperti yang ditunjukkan pada titik B. Setelah mencapai keseimbangan di titik B,

pendapatan total (TR) ternyata mengalami penurunan. Jarak yang berada di antara titik A dan

B merupakan keuntungan (profit) dari perusahaan tersebut, sedangkan bagian kiri dari titik A

dan bagian kanan dari titik B merupakan kerugian dari perusahaan. Sedangkan titik A dan B

merupakan Breakeven point atau Titik Impas.

loss

Page 25: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

profit

Kurva (a) Negatively slopes demand curve and cubic cost function

Kurva (b) menunjukkan situasi di mana harganya adalah konstan, sementara biaya sama

seperti yang ditunjukkan oleh kurva (a). Total pendapatan membentuk garis lurus sedangkan

biaya mengalami penurunan setelah melalui titik BEP, A kemudian mengalami peningkatan

ketika melalui titik B. Seperti kurva (a), pada kurva (b) ini terdapat 2 titik impas yaitu A dan

B. Sedangkan keuntungan atau profit terdapat pada interval antara titik A dan titik B.

Kurva (b) Constant Price and Cubic cost

function

Kurva (c) merupakan bentuk paling umum yang digunakan dalam analisis titik impas

di mana harga dan biaya variabel rata-rata adalah konstan. Jarak di antara TR dan TC

merupakan keuntungannya atau profit sedangkan bagian sebelah kiri dari titik A merupakan

kerugiannya. Di kurva ini titik A merupakan Breakeven Point.

Page 26: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Kurva (c) Constant Price and Constant AVC

Kurva (c) merupakan bentuk kurva linear dari Breakeven Point. Penggunaan fungsi

linear dari total biaya dan total pendapatan seperti yang ditunjukkan pada kurva (c) sangat

memudahkan perusahaan dalam menganalisis titik impas. Pada umumnya, pendapatan linear

dan fungsi biaya merupakan perkiraan dari bentuk aktual dari fungsi biaya dan pendapatan.

Asumsi harga tetap dan biaya variabel rata-rata kelihatannya kurang akurat apabila jauh dari

tingkatan volume yang diharapkan. Kebanyakan pimpinan dalam pengambilan keputusan

bedasarkan pada level output-nya yang terletak pada rentang terbatas dari volume titik

impasnya yang diharapkan. Maka kita menyebut rentang terbatas ini sebagai relevant range.

Kurva berikut ini menunjukan perkiraan linear dari pendapatan dan fungsi biaya (TRE

dan TCE) yang merupakan perkiraan curvilinear dari pendapatan aktual dan fungsi biaya

(TRA dan TCA). Fungsi linear yang berada di antara relevant range ini merupakan

perakiraan dari fungsi aktual yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan. Jika

dilihat, kurva di bawah ini merupakan penggabungan dari kurva linear dengan kurva yang

memiliki harga konstan (Constant Price).

Kurva (d) linear revenue and cost functions in the relevant range

Aplikasi Analisis Titik Impas

Page 27: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Pada kurva berikut (Kurva e) ditunjukkan titik impas pada tingkatan 2 harga dan

biaya variabel yang berbeda. Misalnya pimpinan perusahaan di sebuah perusahaan tertentu

menginginkan tingkat harga dan biaya seperti yang ditunjukkan oleh TR dan TC, maka titik

impasnya berada pada Q4. Namun,ternyata pimpinan perusahaan tersebut merasa bahwa

tidak mungkin produk akan mencapai volume penjualan yang diinginkan. Maka perusahaan,

dapat memperbaiki situasi ini dengan 2 cara yaitu; pertama dengan menaikkan harga, yang

kedua adalah menurunkan biaya variabel dan langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah

dengan menurunkan kualitas produknya. Untuk menurunkan biaya variabel rata-rata

perusahaan mungkin menggunakan bahan baku yang lebih rendah kualitasnya ataupun

dengan cara mengurangi input tenaga kerjanya.

Pada kurva di bawah ini, adanya penurunan biaya variabel rata-rata akan mengurangi

volume titik impas sebagaimana yang ditampilkan oleh titik Q3. Begitu pula dengan tingkat

kenaikan harga dari biaya per unit yang tersisa, akan mengurangi volume titik impas pada

tingkat output di titik Q2. Dan yang terakhir, adanya kenaikan di tingkat harga dan

pengurangan pada tingkat biaya akan mengurangi volume titik impas ke titik Q1.

Kurva (e) Comparison of Breakevven Points at Different Price and Variable Cost Levels

Perlu diketahui, bahwa volume titik impas terjadi apabila total pendapatan sama dengan total

biaya, (TR = TC). Selain menggunakan grafik atau kurva, analisis titik impas dapat juga

menggunakan aljabar, seperti yang dijelaskan berikut ini :

P(Q)=AVC(Q) + TFC

Atau

Page 28: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Q (P-AVC) = TFC

Atau

Q = TFC

P – AVC

Karena (P-AVC) memiliki persamaan dengan kontribusi marjin (CM), maka kita dapat

merumusnya sebagai berikut;

Q = TFC

CM

Titik impas ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap dengan

kontribusi marjin per unit (CM). Rumus di atas biasanya digunakan untuk single product atau

satu jenis produksi saja.

Pada perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam produk atau yang disebut

juga perusahaan multiproduk, setiap produk harus mencapai target profit tertentu. Analisis

titik impas dapat digunakan untuk mencari volume penjualan untuk mencapai target

keuntungan yang diinginkan. Breakeven point multiproduk ini merupakan titik impas untuk

perusahaan yang memproduksi berbagai jenis barang dan jasa. Hubungan ini dinyatakan

sebagai berikut :

Q = TFC + π

CM

Menghitung volume penjualan sangat diperlukan untuk menutup biaya tetap dan

untuk mencapai target profit yang diinginkan oleh perusahaan. Pimpinan perusahaan harus

mempertimbangkan apakah volume penjualan mencapai target yang diinginkan atau tidak.

Jika hal itu merupakan sesuatu yang tidak memungkinkan, pengambil keputusan sebaiknya

merevisi target profitnya, baik dengan cara melakukan perubahan harga atau biaya variabel

rata-rata ataupun dengan menarik produk ini dari pasaran dan menggantikannya dengan

produk yang lebih menguntungkan.

Page 29: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Analisis titik impas dapat digunakan ketika suatu produk tertentu diproduksi oleh dua

atau lebih teknologi produksi. Misalnya suatu perusahaan mempunyai 3 alternatif manufaktur

suatu produk untuk membentuk harga pasar $4,00 per unit. Fungsi total pendapatan di dalam

ketiga kurva tersebut adalah sama, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak ingin

mempengaruhi pasar. Plant A ditandai dengan biaya tetap (TFC) sebesar $20,000 dan biaya

variable rata-rata (AVC) $2,000 per unit output. Plant B memiliki biaya tetap sebesar

$45,000 dengan biaya variable konstan sebesar $1,00 per unit. Sedangkan Plant C memiliki

biaya tetap tertinggi yaitu $70,000 tetapi konstan dan biaya variabel rata-rata rendah sebesar

0,50 per unit. Dengan menggunakan data-data di atas maka ditemukan titik impas masing-

masing kurva yaitu sebesar 10,000, 15,000 dan 20,000 per unit.

Misalnya pemilik perusahaan memperkirakan volume penjualan akan didistribusikan

dengan rata-rata sekitar 12,000 unit. Maka grafik titik impas yang terjadi adalah seperti yang

ditunjukan kurva (f) di bawah ini, Kurva ini menunjukkan bahwa plant A akan menjadi

pilihan yang paling tepat untuk perusahaan karena titik impasnya rendah pada distribusi ini.

Kurva (f), Plant A ;

Page 30: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Price $ 4,00

Fixed cost $20,000

AVC $ 2,00

Kurva (g),Plant B;

Price $ 4,00

Fixed cost $45,000

AVC $ 1,00

Kurva (h), Plant C :

Price $ 4,00

Page 31: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

Fixed Cost $ 70,000

AVC $0,50

Figure 1A-4 Breakeven Charts for Different Production Technologies

Tabel (a-1) yang terdapat di bawah ini menunjukkan tingkat profitabilitas pada

berbagai tingkat penjualan yang diharapkan untuk masing-masing dari ketiga teknologi. Pada

kesimpulannya mesin A tetap memberikan keuntungan sampai ke tingkat output 29,000 unit

kemudian disusul dengan mesin B. Sedangkan mesin C tidak menguntungkan kecuali ia

memiliki tingkat output yang lebih besar dari 50,000 per unit

Perusahaan ini juga harus memperhatikan apakah ada hubungan nilai yang diharapkan

dari output (EVQ) dengan output dari titik impas (BEQ). Perlu diketahui bahwa EVQ harus

berada di atas BEQ, jika tidak , plant tersebut tidak boleh digunakan. Perusahaan ini mungkin

ingin menerapkan aturan veto yang mencakup standars error dari estimasi Sₑ (atau standard

deviasi) berkaitan dengan distribusi probabilitas penjualan atau tingkat output.. Aturan

tersebut diintepretasikan sebagai averter’s trade off between risk and return

Table (a-1) profitability at various output levels with differing technologies

Expected sales level Plant A Plant B Plant C

10,000 Breakeven -15,000 -35,000

15,000 10,000 Breakeven -22,500

20,000 20,000 15,000 Breakeven

30,000 40,000 45,000 35,000

40,000 60,000 75,000 70,000

50,000 80,000 105,000 105,000

60,000 100,000 135,000 140,000

Operating Leverage. Perbedaan kontribusi per unit setelah terjadinya titik impas

menunjukkan sejauh mana faktor tetap disubtitusikan untuk berbagai faktor variabel dalam

proses produksi. Semakin besar substitusi atau digunakannya modal dengan teknologi yang

intensif, maka semakin besar pula leverage operasi proses produksi. Leverage operasi ini

mengacu pada sejauh mana sebuah produk yang dijual memberikan biaya tambahan dan

Page 32: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

keuntungan pada perusahaan. Dengan fungsi biaya linear dan pendapatan, leverage operasi

ini menjadi konstan di antara rentang yang relevan ( setara dengan kontribusi per unit) tetapi

dengan fungsi biaya non linear atau total pendapatan, leverage operasi akan menjadi

bervariasi.

Pembatasan Analisis Titik Impas

Analisis titik impas sangat berguna apabila penggunaannya tepat. Sangatlah penting

untuk mengetahui bahwa fungsi total pendapatan dan biaya mencerminkan perkiraan

pendapatan dan biaya yang akurat di kehidupan nyata. Asumsi biaya linear dan pendapatan

mungkin pendekatan yang dapat diterima dalam perubahan yang relatif sebatas output tetapi

dapat menjadi kurang akurat pada tingkatan output yang lebih tinggi. Yang kedua adalah

analisis titik impas harus digunakan pada incremental sense. Fungsi total biaya harus

mewakili semua biaya yang dikeluarkan. Pada perusahaan yang hanya memproduksi 1 jenis

barang saja fungsi total biaya akan mewakili seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Jika terdapat biaya implisit pada opportunity cost maka keuntungan akan menjadi 0. Begitu

pula yang terjadi pada perusahaan multiproduk.

Summary

Analisis Titik Impas membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Pimpinan perusahaan dapat melihat apakah volume titik impas dapat tercapai bedasarkan

kurva permintaan suatu produk. Perhitungan BEP bisa dilakukan secara aljabar yaitu dengan

pembagian biaya tetap dan keuntungan dengan kontribusi marjin per unit. Leverage operasi

digunakan mengukur keuntungan suatu perusahaan untuk melakukan perubahan pada volume

penjualan.

Penerapan Breakeven Point pada perusahaan di Indonesia

Salah satu perusahaan transportasi laut di Indonesia yaitu PT.SOECHI LINES

menerapkan analisis Breakeven Point ini. PT. Sukses Osean Khatulistiwa Linesa ( Soechi

Lines ) merupakan suatu perusahaan pelayaran niaga swasta  yang bergerak di bidang

pengangkutan muatan dengan kapal laut yang melayani wilayah domestik dan Asia.

Dalam menjalankan usahanya perusahaan ini harus bersaing dengan perusahaan

lainnya yang semakin banyak jumlahnya dan juga memiliki kualitas yang sangat baik. Karena

Page 33: Konsep Cost untuk Pengambilan Keputusan (Kelompok 7)

adanya persaingan tersebut, perusahaan ini pun mengalami masalah dengan tarif angkut.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, perusahaan ini menggunakan analisis titik

impas. Faktor-faktor yang mempengaruhi breakeven point sebagai dasar penentuan tarif

kapal laut dari perusahaan tersebut adalah : pendapatan dari kapal, biaya-biaya yang

dikeluarkan, kapasitas ruang muat dan volume muatan yang diangkut.

Teori titik impas yang digunakan perusahaan ini telah membantu pimpinan

perusahaan untuk mengambil keputusan atau kebijakan dalam menentukan dasar perencanaan

laba minimum angkutan laut. Selain itu juga,analisis titik impas tersebut digunakan untuk

menghitung jumlah muatan yang harus diangkut kapal agar dalam operasional tidak

mengalami kerugian atau keuntungan.