pengambilan keputusan kelompok

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan ketersediaan informasi yang dibutuhkan manajemen sangat menentukan keberhasilan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul. Dari pemaparan yang secara singkat di atas mengenai pengambilan keputusan, maka kami tertarik untuk membuat RMK ini. Penulis berusaha menyusun RMK ini semenarik mungkin agar para pembaca menyukainya. Sehingga para pembaca dapat mengenal dan mengerti serta dapat menambah wawasan pembaca. 1

description

manajemen pengambilan keputusan

Transcript of pengambilan keputusan kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.

Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk

manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda

membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan

ketersediaan informasi yang dibutuhkan manajemen sangat menentukan keberhasilan dalam

pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif

keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan

beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.

Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama

sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan

situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.

Dari pemaparan yang secara singkat di atas mengenai pengambilan keputusan, maka

kami tertarik untuk membuat RMK ini. Penulis berusaha menyusun RMK ini semenarik

mungkin agar para pembaca menyukainya. Sehingga para pembaca dapat mengenal dan

mengerti serta dapat menambah wawasan pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam pembuatan RMK ini yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan Kelompok ?

2. Apa saja Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Kelompok ?

3. Bagaimana Gaya Dalam Pengambilan Keputusan ?

4. Bagaimana Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan ?

1

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan RMK ini yaitu :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Manajemen.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan Kelompok.

3. Untuk mengetahui Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Kelompok.

4. Untuk mengetahui Berbagai Gaya Dalam Pengambilan Keputusan.

5. Untuk mengetahui Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan ?

2

BAB II

ISI

2.1 Pengambilan Keputusan Kelompok

2.1.1 Pengertian keputusan

Pengambilan keputusan sering dijelaskan sebagai tindakan memilih di antara beberapa

kemungkinan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses lebih pelik dari sekedar

memilih di antara beberapa kemungkinan.

Banyak perdebatan muncul saat menentukan efektivitas pengambilan keputusan secara

individu atau kelompok. Secara kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih lama

untuk mencapai keputusan, tetapi dengan pengambilan keputusan kelompok dapat

mengikut-sertakan spesialis dan ahli akan menguntungkan karena interaksi di antara

mereka akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Pada kenyataannya, banyak para

peneliti menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan

lebih baik, karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan

memimpin kelompok.

Keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat oleh kelompok,

seperri Keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh kelompok.

Hal yang harus di perhatikan proses kelompok dalam membuat keputusan tak

terprogram. Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat

keputusan tak terprogram, yaitu:

1. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok

memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.

2. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan

merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.

3. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut

pandang lebih unggul dibanding individu.

4. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya

menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan

kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.

3

5. Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya

dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk

implementasi keputusan kelompok.

2.1.2 Teknik pengambilan keputusan kelompok

A. Kelompok interaktif, yaitu anggota berinteraksi secara langsung dengan anggota lain.

B. Kelompok nominal , yaitu membatasi komunikasi antar pribadi selama proses

pengambilan keputusan , karena masing-masing individu mengemban tugas secara

independen.

2.1.3 Bentuk teknik pengambilan keputusan kelompok

1. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Delphi, umumnya digunakan untuk

mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi

organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak

berada di satu tempat. Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang

berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok

ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat

atau mungkin terjadi atau tidak.

2. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal, adalah rapat kelompok yang

terstruktur terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu

sama lainnya. Setiap orang menulis gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit,

dilakukan saling tukar pikiran yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu

gagasan. Seseorang yang ditunjuk sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di

kertas di depan seluruh anggota kelompok.

3. Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang

terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan teknik

kelompok nominal dengan teknologi komputer canggih. Bentuk ini disebut dengan

pertemuan elektronik (electronic meeting). Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya

sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk mengelilingi meja berbentuk

U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat terminal komputer. Masalah

dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan meraka mengetik tanggapan

4

mereka ke layar komputer. Komentar individu, serta jumlah suara diperlihatkan di

layar proyeksi di ruangan tersebut.

2.2 Kebaikan dan Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai kebaikan dan kelemahan pengambilan keputusan kelompok

Kebaikan Kelemahan

1. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.

2. Dalam pengembangan alternatif, usaha-usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.

3. Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.

4. Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuatan keputusan individual.

5. Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.

6. Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda-beda.

1. Implementasi suatu keputusan, apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harus diselesaikan oleh para manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan – keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.

2. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangat memakan biaya.

3. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efisien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.

4. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.

5. Bila atasan terlibat, atau bila salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.

5

2.2.1 Perbandingan pengambilan keputusan individu dan kelompok

Apabila dilihat keefektifan dan efisiensi antar pengambilan keputusan kelompok

atau individu, maka hal tergantung kepada kriteria apa yang dipakai sebagai ukuran

efektif. Bila diukur dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih akurat.

Fakta membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu. Tetapi

tidak berarti bahwa secara bersama kelompok lebih bermutu dari perseorangan. Bila

dimaksud dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual jadi lebih

efektif. Kalau kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka keputusan kelompok adalah

lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan

kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji

bahwa jumlah anggota 5 sampai 7 orang adalah  produktif dan efektif. Efektif tentu diacu

juga dengan efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan

keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek yang

mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.

2.3 Gaya Pengambilaan Keputusan

Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang

berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan. Yang pertama

adalah cara berpikir seseorang. Lebih bersifat rasional dan logis dalam cara kita memikirkan

atau memproses informasi. Jenis rasional memandang informasi secara teratur dan

memastikan bahwa informasi itu logis dan konsisten sebelum mengambil keputusan.

Sebagian lagi di antara kita cenderung lebih bersifat kreatif dan intuitif. Jenis intuitif tidak

harus memproses informasi menurut urutan tertentu melainkan merasa puas memandangnya

sebagai keseluruhan.

Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Sekali

lagi, sebagian di antara kita mempunyai toleransi ambiguitas yang rendah. Jenis itu

mempunyai konsistensi dan keteraturan atas cara merekamenyusun informasi sehingga

ambiguitas itu minimal. Di lain pihak, sebagian di antara kita dapat menanggung tingkatan

6

ambiguitas yang tinggi dn mampu memproses banyak pemikiran sekaligus. Apabila kita

membuat diagram dua dimensi itu, terbentuklah empat gaya pengambilan keputusan, yaitu:

a.)      Gaya Direktif

Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan

berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien,

logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga

berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi

pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan,

ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

- Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan

masalah

- Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat

- Cenderung berfokus jangka pendek

- Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan

kekeuasaan yang otokratik.

b.)     Gaya Analitik

Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas

dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada

kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih

banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga

memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau

tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan

otokratis.

- Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis

- Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya

direktif

- Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama

- Menggambarkan pemimpin yang otokratik

7

c)      Gaya Konseptual

Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas,

orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam

memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa

mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin

untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil

keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung

bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan,

mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam

pengambilan keputusan.

- Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas

- Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan

- Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak

menggunakan intuisi dalam peng keputusan

- Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif

- Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

d)     Gaya Perilaku

Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,

orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan

baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat.

Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal

daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan

kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata

'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat

hasil keputusan akan membuat orang sedih.

- Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat

- Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat

- Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org

lain

8

- Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut

akan berdampak kerugian pada orang lain.

Meskipun ke empat gaya pengambilan keputusanini khas, kebanyakan manager

mempunyai lebih dari satu gaya. Barangkali lebih realitisjika kita memikirkan gaya yang

dominan pada diri manager tertentu   dan gaya alternatifnya.

2.4 Metode Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan

Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu,

menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana dan keputusan

yang efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah

dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknik “management science” dan

“operations research”. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan bergantian dengan

pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research).

2.4.1 Konsep Riset Operasi

Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci

sebagai berikut :

1. Terpusat pada pembutan keputusan

Hasil akhir riset oprasi harus berupa informasi yang secara langsung membantu

manajer mencapai suatu keputusan.

2. Penggunaan metode ilmiah

Riset operasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah yang

meliputi perumusan masalah, pemahaman prilaku sistem masalah, dan

pengembagan berbagai penyelesaian yang mungkin.

3. Penggunaan model matematik

Riset oprasi menyederhanakan unsur – unsur masalah kompleks menjadi berbagai

persamaan matematik, yang di gunakan untuk menyusun suatu model.

9

4. Efektifitas ekonomis

Kegiatan yang disarankan oleh riset operasi harus memberi hasil keuangan yang

lebih besar dibanding biayanya (efektif).

5. Bergantung pada computer

Komputer biasanya diperlukan untuk memproses model, bila perhitungan yang

harus dilakukam terlalu kompleks atau membosankan.

6. Pendekatan tim

Masalah – masalah yang dialamatkan kepada riset operasi sering terlalu kompleks,

maka diperlukan sejumlah spesialis berbagai disiplin ilmu seperti ahli ekonomi,

statistic, psikologi industri, yang digunakan sebagai suatu tim.

7. Orientasi sistem

Riset operasi mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi sebagai

keseluruhan,bukan bagi suatu departemen atau divisi. Proses riset operasi sering

ditandai dengan kesulitan dalam menghadapi perbedaan kepentingan tidak hanya

antara bagian dan keseluruhan, tetapi juga di antara bagian-bagian sendiri.

Sebagai alternatif di dalam proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahap,

yaitu :

1. Diagnosa masalah

Sebelum pemecahan masalah dapat dimulai, unsur – unsur pokok masalah harus

diidentifikasi.

2. Perumusan masalah

Setelah unsur-unsur pokok masalah diketahui, tim riset operasi harus mulai

merumuskan masalah dalam bentuk tertentu, dengan menentukan kriteria apa yang

harus di penuhi, penyelesaian yang harus di usulkan dan aspek-aspek apa yang

diluar kendali manajer (uncontrollable variables) maupun yang dapat dikendalikan

manajer (controllable variables).

3. Pembuatan model

Tim riset oprasi menyusun suatu model matematik yang secara simbolik

menggabungkan unsur-unsur masalah. Dalam model, nilai-nilai berbagai variabel

terkendali dapat diubah tanpa mengganggu jalannya organisasi.

10

4. Analisis model

Setelah model dasar tersusun, harus dicari penyelesaian masalah. Kombinasi nilai-

nilai yang paling baik (biasanya diolah dengan menggunakan komputer) bagi

pencapaian tujuan merupakan penyelesaian masalah.

5. Implementasi penemuan

Staf riset operasi hanya menyarankan manajer yang harus menerapkan penemuan-

penemuan. Karena biasanya manajer mengabaikan rekomendasi riset operasi.

Pemecahannya adalah dengan melibatkan manajer sepenuhnya dalam tim sejak

proyek riset operasi dimulai.

2.4.2 Model Riset Operasi

Sebagian besar proyek riset operasi sangat berstandar pada model matematika.

Ada sejumlah cara pengelompokan model yang digunakan dalam riset operasi, yaitu

model normatif dan deskriptif. Model normatif menggambarkan apa yang seharusnya

dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya.

Beberapa model dan teknik operasional sebagai berikut :

Programasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk memecahkan

masalah optimasi atau masalah satu jawaban paling baik dari serangkaian alternatif.

Model programasi linear termasuk model normatif karena mencari penyelesaian

optimum.

Teori antrian. Karena hampir semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan

sejumlah sumber daya yang relatif terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk,

komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu dilayani. Teori antrian atau

sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu para manajer

memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang paling dapat diterima.

Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu

manajeman dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relatif kompleks dan

tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program Evaluation and Review

Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak digunakan untuk

11

merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM

digunakan dalam proyek konstruksi.

Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model

persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini

dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada berbagai macam

situasi persaingan yang melibatkan konfliks.

Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk

pembuatan model berbagai macam system dan proses yang bisnis. Model ini digunakan

untuk memperkirakan perubahan di waktu yang akan datang dalam berbagai variabel

dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam variabel tersebut.

Programasi dinamik adalah sekumpulan teknik programasi yang digunakan untuk

pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah

mengoptimumkan (memaksimalkan atau meminimalkan) seluruh keputusan berurutan

yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.

Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu model (bukan

kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini mencoba

meniru suatu bagian operasional organisasi guna mengamati perkembangannya dari

waktu ke waktu untuk melakukan percobaan dengan bagian tersebut melalui

pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model simulasi

pada umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif.

2.4.3 Aplikasi Riset Operasional

Masalah-masalah yang dapat menggunakan teknik-teknik operasional adalah sebagai

berikut :

Masalah persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik

dipecahkahkan dengan teknik-teknik riset operasional karena menyangkut

penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan tersebut terjadi

12

antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya pemesanan setiap

satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Penyelesaian optimal

dapat diperoleh melalui penggunaan teknik-teknik riset operasional yang

menyeimbangkan kedua biaya tersebut.

Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari

kombinasi optimal antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.

Masalah antrian. Masalah antrian menyangkut perancangan berbagai fasilitas untuk

memenuhi permintaan akan pelayanan. Masalah antrian biasanya dipusatkan dengan

teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi

Masalah pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam

urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian

masalah ini biasanya dicari melalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi

berbagai urutan yang berbeda.

Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian

suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dengan programasi linear,

model antrian, atau kombinasi keduanya.

Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan usang atau tidak

terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang

terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya

pemeliharaan. Masalah ini biasanya menggunakan programasi linear.

Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha

mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk

meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang satu

merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat digunakan

dalam penyelesaian masalah ini.

13

Masalah pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan

keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk

memperbaikinya. Sebaliknya pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan

waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model programasi

linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.

2.4.4 Kebaikan dan Keterbatasan Pengunaan Riset Operasi

Teknik-teknik riset oprasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu para

manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik. Maksud ini dapat terpenuhi

karena teknik riset oprasi mempunyai tiga kelebihan pokok yaitu :

1. Memungkinkan untuk merinci suatu masalah kompleks dan bersekala besar menjadi

bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisis.

2. Dalam penyusunan dan analisis model-model riset operasi, para peneliti harus

memperhatikan perincian dan mengikuti prosedur logik dan sistematik. Hal ini

menambah kemungkinan bahwa pembuatan akan menghasilkan keputusan yang

baik.

3. Teknik – teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.

Bila manajer lebih memperhatikan resiko dan kesempatan yang melekat pada

berbagai alternatif yang tersedia, mereka akan lebih mungkin untuk membuat

pilihan yang tepat.

Disamping kebaikan – kebaikan diatas, teknik riset operasi juga mempunyai

berbagai keterbatasan :

1. Proyek – proyek riset operasi sering mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis

masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu

dilakukan analisis biaya kegunaan terlebih dahulu.

2. Riset oprasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi. Contoh

situasi dimana informasi yang tersedia tidak mencukupi bagi studi riset operasi,

terutama dalam situasi – situasi yang menyangkut kualitas manusia dan hubungan

antar pribadi.

14

3. Riset operasi dapat dengan mudah menjadi teknik – teknik yang terpisah dari

kenyataan, mungkin karena kesalahan dalam anggapan – anggapan tentang masalah

atau karena variabel-variabel tertentu diabaikan.

2.4.5 Masalah – masalah penggunaan Riset Operasi

C. Jackson Grayson mengemukakan beberapa alasan mengapa para manajer banyak

yang tidak menggunakan teknik – teknik riset operasi :

1. Kekurangan waktu.

Manajer sering harus membuat keputusan secara cepat dan tidak mempunyai

waktu untuk menunggu pengembangan model riset operasi.

2. Ketiadaan data

Sering data yang diperlukan untuk menyusun model riset operasi “terkubur” atau

tersebar di seluruh organisasi, padahal pengadaan dan pengumpulan data atau

informasi sesuai permintaan model memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya.

3. Penolakan terhadap perubahan

Para manajer yang tidak memahami teknik-teknik riset operasi cenderung

menolak untuk menggunakannya.

4. Waktu tanggapan lama

Para manajer, sering memerlukan penyelesaian dengan cepat. Mereka tidak dapat

dipaksa untuk menunggu begitu lama dan cenderung untuk mengatakan

“lupakanlah itu”.

5. Penyederhanaan yang berlebih-lebihan (oversimplification)

Para ahli riset operasi hanya memperhatikan variabel-variabel yang dapat

dikuantitatifkan, melalui penggunaan teknik-teknik matematik dan statistik.

Karena itu banyak variabel yang penting bersangkutan dengan perilaku manusia

yang sulit dikuantifikasikan.

2.4.6 Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi

Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan sangat

berguna apabila meliputi delapan unsur berikut :

15

1. Dukungan manajemen puncak,

Tanpa dukungan manajemen puncak, suatu program riset operasi akan cenderung

kurang mempunyai kerja sama para manajer.

2. Tanggungjawab manajerial bagi program

Bila para manajer mempunyai tanggung jawab akhir keberhasilan suatu proyek

riset operasi, maka mereka akan lebih cenderung menjad terlibat secara aktif.

3. Partisipasi manajer

Bila para manajer ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan program,

model-model riset operasi akan lebih realistik.

4. Penggunaan kebijakan manajerial

Saran seorang manajer harus ikut dipertimbangkan dalam proses riset operasi.

Prosedur seperti ini akan menghindari suatu proyek riset operasi berjalan pada

jalur yang salah.

5. Pengumpulan data secara cepat

Pengumpulan data secara cepat dan efisien akan memperpendek waktu proses

riset operasi, sehingga membuatnya lebih berguna.

6. Aspek – aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi

Personalia riset operasi harus juga mempertimbangkan aspek-aspek suatu masalah

yang sulit diukur, terutama perhatian terhadap bagaiman perilaku orang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyelesaian-penyelesaian yang mereka

sarankan.

7. Persiapan untuk kesulitan – kesulitan awal

Ketika suatu sistem riset operasi baru sedang diuji dan diterapkan, kesulitan –

kesulitan sementara akan timbul. Bila manajer mengantisipasi masalah – masalah

dan mempersiapkannya, evektifitas sistem tidak akan terganggu.

8. Penyimpanan laporan secara akurat

Pemeliharaan model-model riset operasi sekarang juga akan membuat lebih

mudah untuk menggunakannya sebagai pemecahan masalah di masa yang akan

datang apabila menemukan masalah-masalah yang serupa.

16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyak manajer merasa bahwa keputusan – keputusan yang dibuat kelompok,

seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Para

manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa

bahwa hal itu lambat, tidak praktis dan sering menghasilkan keputusan – keputusan yang

kurang berbobot. Maka dalam pembuatan keputusan kelompok terdapat unsur kebaikan

dan kelemahannya yang perlu dipertimbangkan saat akan membuat keputusan kelompok.

Selain itu gaya pembuatan keputusan manajemen juga akan mempengaruhi dan untuk

menentukan apakah sebaiknya pembuatan keputusan kelompok digunakan atau tidak.

Apabila pembuatan keputusan kelompok digunakan maka salah satu cara agar keputusan

yang diambil itu efektif dan tepat sasaran maka digunakanlah metoda-metoda kuantitatif

dengan menggunakan pendekatan Riset Operasi dalam pembuatan keputusan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Handoko Hani, 2013, MANAJEMEN Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

http://noormutia.blogspot.com/2013/07/pengambilan-keputusan-kelompok.html

18

CONTOH KASUS

Proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup

manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan sangat alot

prosesnya. Sehingga pengambilan keputusan harus melalui sidang Paripurna DPR yang akhirnya

mengesahkan RUU RAPBN-P tahun 2013 yang didalamnya terdapat opsi penaikan BBM dan

penyaluran dana BLSM atau Bantuang Langsung Sementara Masyarakat untuk menjadi undang-

undang yang melalui voting yang berlangsung hingga Senin 17 Juni malam. Diamana Wartawan

BBC Indonesia, Andreas Nugroho, melaporkan sebanyak 338 anggota DPR menyatakan setuju

disahkannya RAPBN-P 2013 sementara 181 anggota menolak.

Apapun keputusan yang di ambil DPR seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang

akan terlibat / terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili

kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu.

19