pengambilan keputusan kelompok
-
Upload
bhaskara-sastra -
Category
Documents
-
view
147 -
download
17
description
Transcript of pengambilan keputusan kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu dalam proses pengambilan keputusan
ketersediaan informasi yang dibutuhkan manajemen sangat menentukan keberhasilan dalam
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan
beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mungkin serupa dengan
situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.
Dari pemaparan yang secara singkat di atas mengenai pengambilan keputusan, maka
kami tertarik untuk membuat RMK ini. Penulis berusaha menyusun RMK ini semenarik
mungkin agar para pembaca menyukainya. Sehingga para pembaca dapat mengenal dan
mengerti serta dapat menambah wawasan pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan RMK ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan Kelompok ?
2. Apa saja Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Kelompok ?
3. Bagaimana Gaya Dalam Pengambilan Keputusan ?
4. Bagaimana Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan RMK ini yaitu :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Manajemen.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan Kelompok.
3. Untuk mengetahui Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Kelompok.
4. Untuk mengetahui Berbagai Gaya Dalam Pengambilan Keputusan.
5. Untuk mengetahui Metode Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan ?
2
BAB II
ISI
2.1 Pengambilan Keputusan Kelompok
2.1.1 Pengertian keputusan
Pengambilan keputusan sering dijelaskan sebagai tindakan memilih di antara beberapa
kemungkinan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses lebih pelik dari sekedar
memilih di antara beberapa kemungkinan.
Banyak perdebatan muncul saat menentukan efektivitas pengambilan keputusan secara
individu atau kelompok. Secara kelompok biasanya membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai keputusan, tetapi dengan pengambilan keputusan kelompok dapat
mengikut-sertakan spesialis dan ahli akan menguntungkan karena interaksi di antara
mereka akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Pada kenyataannya, banyak para
peneliti menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan
lebih baik, karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan
memimpin kelompok.
Keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat oleh kelompok,
seperri Keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh kelompok.
Hal yang harus di perhatikan proses kelompok dalam membuat keputusan tak
terprogram. Hal-hal berikut ini berhubungan dengan proses kelompok saat membuat
keputusan tak terprogram, yaitu:
1. Penetapan tujuan: kelompok lebih unggul dibandingkan individu sebab kelompok
memiliki pengetahuan lebih banyak dibandingkan individu.
2. Identifikasi alternatif: usaha individu sebagai bagian dari anggota kelompok akan
merangsang pencarian lebih luas diberbagai area fungsional di organisasi.
3. Evaluasi alternatif: pertimbangan kolektif dari kelompok dengan berbagai sudut
pandang lebih unggul dibanding individu.
4. Memilih alternatif: interaksi kelompok dan pencapaian konsensus biasanya
menghasilkan penerimaan resiko lebih besar dibanding individu. Keputusan
kelompok juga biasanya lebih dapat diterima sebagai hasil dari partisipasi bersama.
3
5. Implementasi keputusan: dibuat oleh kelompok atau tidak, penyelesaian biasanya
dilakukan oleh seorang saja manajer. Individu bertanggungjawab untuk
implementasi keputusan kelompok.
2.1.2 Teknik pengambilan keputusan kelompok
A. Kelompok interaktif, yaitu anggota berinteraksi secara langsung dengan anggota lain.
B. Kelompok nominal , yaitu membatasi komunikasi antar pribadi selama proses
pengambilan keputusan , karena masing-masing individu mengemban tugas secara
independen.
2.1.3 Bentuk teknik pengambilan keputusan kelompok
1. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Delphi, umumnya digunakan untuk
mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi
organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak
berada di satu tempat. Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang
berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok
ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat
atau mungkin terjadi atau tidak.
2. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal, adalah rapat kelompok yang
terstruktur terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu
sama lainnya. Setiap orang menulis gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit,
dilakukan saling tukar pikiran yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu
gagasan. Seseorang yang ditunjuk sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di
kertas di depan seluruh anggota kelompok.
3. Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik, Pendekatan yang
terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan teknik
kelompok nominal dengan teknologi komputer canggih. Bentuk ini disebut dengan
pertemuan elektronik (electronic meeting). Jika tehnologi sudah dipakai, konsepnya
sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk mengelilingi meja berbentuk
U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat terminal komputer. Masalah
dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan meraka mengetik tanggapan
4
mereka ke layar komputer. Komentar individu, serta jumlah suara diperlihatkan di
layar proyeksi di ruangan tersebut.
2.2 Kebaikan dan Kelemahan Pengambilan Keputusan Kelompok
Berbagai kebaikan dan kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Kebaikan Kelemahan
1. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
2. Dalam pengembangan alternatif, usaha-usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
3. Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
4. Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding pembuatan keputusan individual.
5. Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
6. Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda-beda.
1. Implementasi suatu keputusan, apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harus diselesaikan oleh para manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan – keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangat memakan biaya.
3. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efisien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
4. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5. Bila atasan terlibat, atau bila salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
5
2.2.1 Perbandingan pengambilan keputusan individu dan kelompok
Apabila dilihat keefektifan dan efisiensi antar pengambilan keputusan kelompok
atau individu, maka hal tergantung kepada kriteria apa yang dipakai sebagai ukuran
efektif. Bila diukur dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih akurat.
Fakta membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu. Tetapi
tidak berarti bahwa secara bersama kelompok lebih bermutu dari perseorangan. Bila
dimaksud dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual jadi lebih
efektif. Kalau kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka keputusan kelompok adalah
lebih efektif. Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan
kelompok jadi lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji
bahwa jumlah anggota 5 sampai 7 orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu
juga dengan efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan
keputusan individual, bila diukur dari waktuyang dipakai untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek yang
mana yang dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
2.3 Gaya Pengambilaan Keputusan
Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang
berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan. Yang pertama
adalah cara berpikir seseorang. Lebih bersifat rasional dan logis dalam cara kita memikirkan
atau memproses informasi. Jenis rasional memandang informasi secara teratur dan
memastikan bahwa informasi itu logis dan konsisten sebelum mengambil keputusan.
Sebagian lagi di antara kita cenderung lebih bersifat kreatif dan intuitif. Jenis intuitif tidak
harus memproses informasi menurut urutan tertentu melainkan merasa puas memandangnya
sebagai keseluruhan.
Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Sekali
lagi, sebagian di antara kita mempunyai toleransi ambiguitas yang rendah. Jenis itu
mempunyai konsistensi dan keteraturan atas cara merekamenyusun informasi sehingga
ambiguitas itu minimal. Di lain pihak, sebagian di antara kita dapat menanggung tingkatan
6
ambiguitas yang tinggi dn mampu memproses banyak pemikiran sekaligus. Apabila kita
membuat diagram dua dimensi itu, terbentuklah empat gaya pengambilan keputusan, yaitu:
a.) Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan
berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien,
logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga
berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi
pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan,
ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.
- Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan
masalah
- Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
- Cenderung berfokus jangka pendek
- Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik.
b.) Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas
dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada
kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih
banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga
memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau
tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan
otokratis.
- Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis
- Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya
direktif
- Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
- Menggambarkan pemimpin yang otokratik
7
c) Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas,
orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam
memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa
mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin
untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil
keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung
bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan,
mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan.
- Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas
- Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
- Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
- Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
- Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
d) Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah,
orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan
baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat.
Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal
daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan
kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata
'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat
hasil keputusan akan membuat orang sedih.
- Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
- Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat
- Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org
lain
8
- Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut
akan berdampak kerugian pada orang lain.
Meskipun ke empat gaya pengambilan keputusanini khas, kebanyakan manager
mempunyai lebih dari satu gaya. Barangkali lebih realitisjika kita memikirkan gaya yang
dominan pada diri manager tertentu dan gaya alternatifnya.
2.4 Metode Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan
Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu,
menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana dan keputusan
yang efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah
dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknik “management science” dan
“operations research”. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan bergantian dengan
pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research).
2.4.1 Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Terpusat pada pembutan keputusan
Hasil akhir riset oprasi harus berupa informasi yang secara langsung membantu
manajer mencapai suatu keputusan.
2. Penggunaan metode ilmiah
Riset operasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah yang
meliputi perumusan masalah, pemahaman prilaku sistem masalah, dan
pengembagan berbagai penyelesaian yang mungkin.
3. Penggunaan model matematik
Riset oprasi menyederhanakan unsur – unsur masalah kompleks menjadi berbagai
persamaan matematik, yang di gunakan untuk menyusun suatu model.
9
4. Efektifitas ekonomis
Kegiatan yang disarankan oleh riset operasi harus memberi hasil keuangan yang
lebih besar dibanding biayanya (efektif).
5. Bergantung pada computer
Komputer biasanya diperlukan untuk memproses model, bila perhitungan yang
harus dilakukam terlalu kompleks atau membosankan.
6. Pendekatan tim
Masalah – masalah yang dialamatkan kepada riset operasi sering terlalu kompleks,
maka diperlukan sejumlah spesialis berbagai disiplin ilmu seperti ahli ekonomi,
statistic, psikologi industri, yang digunakan sebagai suatu tim.
7. Orientasi sistem
Riset operasi mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi sebagai
keseluruhan,bukan bagi suatu departemen atau divisi. Proses riset operasi sering
ditandai dengan kesulitan dalam menghadapi perbedaan kepentingan tidak hanya
antara bagian dan keseluruhan, tetapi juga di antara bagian-bagian sendiri.
Sebagai alternatif di dalam proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahap,
yaitu :
1. Diagnosa masalah
Sebelum pemecahan masalah dapat dimulai, unsur – unsur pokok masalah harus
diidentifikasi.
2. Perumusan masalah
Setelah unsur-unsur pokok masalah diketahui, tim riset operasi harus mulai
merumuskan masalah dalam bentuk tertentu, dengan menentukan kriteria apa yang
harus di penuhi, penyelesaian yang harus di usulkan dan aspek-aspek apa yang
diluar kendali manajer (uncontrollable variables) maupun yang dapat dikendalikan
manajer (controllable variables).
3. Pembuatan model
Tim riset oprasi menyusun suatu model matematik yang secara simbolik
menggabungkan unsur-unsur masalah. Dalam model, nilai-nilai berbagai variabel
terkendali dapat diubah tanpa mengganggu jalannya organisasi.
10
4. Analisis model
Setelah model dasar tersusun, harus dicari penyelesaian masalah. Kombinasi nilai-
nilai yang paling baik (biasanya diolah dengan menggunakan komputer) bagi
pencapaian tujuan merupakan penyelesaian masalah.
5. Implementasi penemuan
Staf riset operasi hanya menyarankan manajer yang harus menerapkan penemuan-
penemuan. Karena biasanya manajer mengabaikan rekomendasi riset operasi.
Pemecahannya adalah dengan melibatkan manajer sepenuhnya dalam tim sejak
proyek riset operasi dimulai.
2.4.2 Model Riset Operasi
Sebagian besar proyek riset operasi sangat berstandar pada model matematika.
Ada sejumlah cara pengelompokan model yang digunakan dalam riset operasi, yaitu
model normatif dan deskriptif. Model normatif menggambarkan apa yang seharusnya
dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya.
Beberapa model dan teknik operasional sebagai berikut :
Programasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk memecahkan
masalah optimasi atau masalah satu jawaban paling baik dari serangkaian alternatif.
Model programasi linear termasuk model normatif karena mencari penyelesaian
optimum.
Teori antrian. Karena hampir semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan
sejumlah sumber daya yang relatif terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk,
komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu dilayani. Teori antrian atau
sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu para manajer
memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu
manajeman dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relatif kompleks dan
tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak digunakan untuk
11
merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM
digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model
persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada berbagai macam
situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk
pembuatan model berbagai macam system dan proses yang bisnis. Model ini digunakan
untuk memperkirakan perubahan di waktu yang akan datang dalam berbagai variabel
dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam variabel tersebut.
Programasi dinamik adalah sekumpulan teknik programasi yang digunakan untuk
pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah
mengoptimumkan (memaksimalkan atau meminimalkan) seluruh keputusan berurutan
yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu model (bukan
kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini mencoba
meniru suatu bagian operasional organisasi guna mengamati perkembangannya dari
waktu ke waktu untuk melakukan percobaan dengan bagian tersebut melalui
pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model simulasi
pada umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif.
2.4.3 Aplikasi Riset Operasional
Masalah-masalah yang dapat menggunakan teknik-teknik operasional adalah sebagai
berikut :
Masalah persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik
dipecahkahkan dengan teknik-teknik riset operasional karena menyangkut
penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan tersebut terjadi
12
antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya pemesanan setiap
satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Penyelesaian optimal
dapat diperoleh melalui penggunaan teknik-teknik riset operasional yang
menyeimbangkan kedua biaya tersebut.
Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari
kombinasi optimal antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
Masalah antrian. Masalah antrian menyangkut perancangan berbagai fasilitas untuk
memenuhi permintaan akan pelayanan. Masalah antrian biasanya dipusatkan dengan
teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
Masalah pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam
urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian
masalah ini biasanya dicari melalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi
berbagai urutan yang berbeda.
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian
suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dengan programasi linear,
model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan usang atau tidak
terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang
terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya
pemeliharaan. Masalah ini biasanya menggunakan programasi linear.
Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha
mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk
meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang satu
merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat digunakan
dalam penyelesaian masalah ini.
13
Masalah pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan
keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk
memperbaikinya. Sebaliknya pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan
waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model programasi
linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.
2.4.4 Kebaikan dan Keterbatasan Pengunaan Riset Operasi
Teknik-teknik riset oprasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu para
manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik. Maksud ini dapat terpenuhi
karena teknik riset oprasi mempunyai tiga kelebihan pokok yaitu :
1. Memungkinkan untuk merinci suatu masalah kompleks dan bersekala besar menjadi
bagian-bagian lebih kecil sehingga dapat lebih mudah didiagnosa dan dianalisis.
2. Dalam penyusunan dan analisis model-model riset operasi, para peneliti harus
memperhatikan perincian dan mengikuti prosedur logik dan sistematik. Hal ini
menambah kemungkinan bahwa pembuatan akan menghasilkan keputusan yang
baik.
3. Teknik – teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.
Bila manajer lebih memperhatikan resiko dan kesempatan yang melekat pada
berbagai alternatif yang tersedia, mereka akan lebih mungkin untuk membuat
pilihan yang tepat.
Disamping kebaikan – kebaikan diatas, teknik riset operasi juga mempunyai
berbagai keterbatasan :
1. Proyek – proyek riset operasi sering mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis
masalah, sehingga sebelum keputusan untuk menggunakannya dibuat perlu
dilakukan analisis biaya kegunaan terlebih dahulu.
2. Riset oprasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi. Contoh
situasi dimana informasi yang tersedia tidak mencukupi bagi studi riset operasi,
terutama dalam situasi – situasi yang menyangkut kualitas manusia dan hubungan
antar pribadi.
14
3. Riset operasi dapat dengan mudah menjadi teknik – teknik yang terpisah dari
kenyataan, mungkin karena kesalahan dalam anggapan – anggapan tentang masalah
atau karena variabel-variabel tertentu diabaikan.
2.4.5 Masalah – masalah penggunaan Riset Operasi
C. Jackson Grayson mengemukakan beberapa alasan mengapa para manajer banyak
yang tidak menggunakan teknik – teknik riset operasi :
1. Kekurangan waktu.
Manajer sering harus membuat keputusan secara cepat dan tidak mempunyai
waktu untuk menunggu pengembangan model riset operasi.
2. Ketiadaan data
Sering data yang diperlukan untuk menyusun model riset operasi “terkubur” atau
tersebar di seluruh organisasi, padahal pengadaan dan pengumpulan data atau
informasi sesuai permintaan model memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya.
3. Penolakan terhadap perubahan
Para manajer yang tidak memahami teknik-teknik riset operasi cenderung
menolak untuk menggunakannya.
4. Waktu tanggapan lama
Para manajer, sering memerlukan penyelesaian dengan cepat. Mereka tidak dapat
dipaksa untuk menunggu begitu lama dan cenderung untuk mengatakan
“lupakanlah itu”.
5. Penyederhanaan yang berlebih-lebihan (oversimplification)
Para ahli riset operasi hanya memperhatikan variabel-variabel yang dapat
dikuantitatifkan, melalui penggunaan teknik-teknik matematik dan statistik.
Karena itu banyak variabel yang penting bersangkutan dengan perilaku manusia
yang sulit dikuantifikasikan.
2.4.6 Pedoman Penggunaan Efektif Riset Operasi
Wagner telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan sangat
berguna apabila meliputi delapan unsur berikut :
15
1. Dukungan manajemen puncak,
Tanpa dukungan manajemen puncak, suatu program riset operasi akan cenderung
kurang mempunyai kerja sama para manajer.
2. Tanggungjawab manajerial bagi program
Bila para manajer mempunyai tanggung jawab akhir keberhasilan suatu proyek
riset operasi, maka mereka akan lebih cenderung menjad terlibat secara aktif.
3. Partisipasi manajer
Bila para manajer ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan program,
model-model riset operasi akan lebih realistik.
4. Penggunaan kebijakan manajerial
Saran seorang manajer harus ikut dipertimbangkan dalam proses riset operasi.
Prosedur seperti ini akan menghindari suatu proyek riset operasi berjalan pada
jalur yang salah.
5. Pengumpulan data secara cepat
Pengumpulan data secara cepat dan efisien akan memperpendek waktu proses
riset operasi, sehingga membuatnya lebih berguna.
6. Aspek – aspek teknik tidak dibiarkan mendominasi
Personalia riset operasi harus juga mempertimbangkan aspek-aspek suatu masalah
yang sulit diukur, terutama perhatian terhadap bagaiman perilaku orang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyelesaian-penyelesaian yang mereka
sarankan.
7. Persiapan untuk kesulitan – kesulitan awal
Ketika suatu sistem riset operasi baru sedang diuji dan diterapkan, kesulitan –
kesulitan sementara akan timbul. Bila manajer mengantisipasi masalah – masalah
dan mempersiapkannya, evektifitas sistem tidak akan terganggu.
8. Penyimpanan laporan secara akurat
Pemeliharaan model-model riset operasi sekarang juga akan membuat lebih
mudah untuk menggunakannya sebagai pemecahan masalah di masa yang akan
datang apabila menemukan masalah-masalah yang serupa.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak manajer merasa bahwa keputusan – keputusan yang dibuat kelompok,
seperti panitia, lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan yang lain. Para
manajer lainnya sangat keras menghindari keterlibatan kelompok, karena mereka merasa
bahwa hal itu lambat, tidak praktis dan sering menghasilkan keputusan – keputusan yang
kurang berbobot. Maka dalam pembuatan keputusan kelompok terdapat unsur kebaikan
dan kelemahannya yang perlu dipertimbangkan saat akan membuat keputusan kelompok.
Selain itu gaya pembuatan keputusan manajemen juga akan mempengaruhi dan untuk
menentukan apakah sebaiknya pembuatan keputusan kelompok digunakan atau tidak.
Apabila pembuatan keputusan kelompok digunakan maka salah satu cara agar keputusan
yang diambil itu efektif dan tepat sasaran maka digunakanlah metoda-metoda kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan Riset Operasi dalam pembuatan keputusan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Handoko Hani, 2013, MANAJEMEN Edisi 2. Yogyakarta: BPFE
http://noormutia.blogspot.com/2013/07/pengambilan-keputusan-kelompok.html
18
CONTOH KASUS
Proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup
manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan sangat alot
prosesnya. Sehingga pengambilan keputusan harus melalui sidang Paripurna DPR yang akhirnya
mengesahkan RUU RAPBN-P tahun 2013 yang didalamnya terdapat opsi penaikan BBM dan
penyaluran dana BLSM atau Bantuang Langsung Sementara Masyarakat untuk menjadi undang-
undang yang melalui voting yang berlangsung hingga Senin 17 Juni malam. Diamana Wartawan
BBC Indonesia, Andreas Nugroho, melaporkan sebanyak 338 anggota DPR menyatakan setuju
disahkannya RAPBN-P 2013 sementara 181 anggota menolak.
Apapun keputusan yang di ambil DPR seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang
akan terlibat / terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili
kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu.
19