PENGAMBILAN KEPUTUSAN seha

31
NURSEHA, SST

description

kebidanan

Transcript of PENGAMBILAN KEPUTUSAN seha

  • NURSEHA, SST

  • Pengambilan keputusan kegawatdaruratan merupakan hal yang sangat penting Pengambilan keputusan mutlak ditangan pasienBidan membantu keputusan yg diambil tepat dan membantu menyelesaikan masalah bila masalh sudah jelas dan tentu berkaitan dengan kebidanan

  • Membantu klien meninjau kemungkinan pilihan (alternatif pilihanklien tdk menyesal, kecewa)Membantu klien dalam mempertimbangakan pilihannya (melihat keuntungan, konsekuensi dan kerugian)Membantu mengevaluasi pilihannya (mencermati pilihan)Membantu menyusun rencana untuk menyelesaikan masalahnya

  • KondisikehendakKonsekuensi

    1. Langkah pertamaIdentifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien2. Langkah kedua Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan klien3. Langkah ketiga Untuk setiap pilihan buatlah daftar konsekuensinyabaik positif maupun negatif

  • TUGAS 3 K

  • Hati hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan nifas (beri informasi dan inform choise)Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberi saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan dan situasiKeputusan merupakan hak dan menjadi tanggungjawab klienKonseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperolah data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien

  • Setiap keputusan bersifat kompleks, terdapat banyak factor yang mempengaruhinya diantaranyaFisik : Didasarkan pada rasa yang dialami tubuh, seperti rasa sakit, tidak nyaman, atau kenikmatan. Emosional : Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereksi pada suatu situasi secara subyektif Rasional : Didasarkan pada pengetahuan. Orang- orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya

  • Praktikal : Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan kemampuanya dalam bertindak sesuai potensi. Interpersonal : Didasarkan pada pengaruh jaringan social yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi individual.Strktural : Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

  • Pengambilan keputusan karena ketidaksanggupan, membiarkan kejadian berlalu tanpa berbuat apa- apaPengambilan keputusan intutif, bersifat segeraPengambilan keputusan yang terpaksa, karena sudah krisisPengambilan keputusan yang reaktif, seringkali dilakukan dalam situasi marah atau tergesa- gesaPengambilan nkeputusan secara hati- hati, dipikirkan baik- baik mempertimbangkan berbagai pilihan.

  • Pemberian informasi akan efektif, bila :Informasi yang diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam membuat keputusanInformasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengertiDiberikan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :singkat dan tepatmenggunakan bahasa sederhanagunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskanberi kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting yang perlu diingat.

  • Gunakan intonasi suara yang menunjukan perhatian, minat dan keakrabanGunakan kata-kata yang dipahami klien Ajukan pertanyaan satu persatuGunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicaraBila harus menanyakan hal-hal yang sangat pribadi, jelaskan mengapa hal itu harus ditanyakanHindari penggunan kata Tanya mengapa karena kemungkinan klien dapat merasa disalahkanHindari pertanyaan yang mrngarahkanGunakan pertanyaan terbuka

  • Klien tidak mau bicara (Diam)Dalam proses konseling keadaan diam(tdk bersuara), mempunyai banyak makan, yaitu :Penolakan atau kebingungan klienKebingungan karena kecemasan atau kebencianKlien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicaraKlien mengharapkan sesuatu dari konselorKlien sedang memikirkan apa yang dikatakan

  • Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu. Hal ini terjadi pada klien- klien yang merasa cemas.Awal pertemuan, sebaiknya konselor memperhatikan hal ini dengan mengatakan : saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan. Biasanya pada pertemuan pertama klien klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas ?

  • Diam karena marah (klien berpaling muka ), konselor dapat berkata : Bagaimana perasaan ibu setelah berada disini ? .Hal ini disampaikan dalam keadaan hening, sehingga klien akan menghadap ke konselor.Pertengahan pertemuan, konselor memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Tunggu beberapa saat, beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya.Sedang berfikir, konselor tidak perlu berusaha memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukan sikap tidak menerima.

  • Reaksi wajar yang dapat kita lakukan adalah berusaha menenangkan, tetapi hal ini, tidak selalu menguntungkan dalam konseling. Bila menangis karena untuk emosi, konselor perlu menunggu beberapa saat. Biasanya tangisan akan mereda sendiri. Bila untuk menarik perhatian dan merupakan cara untuk memanipulasi konselor, beri kesempatan klien menangis. Konselor dapat menenangkan klien dengan menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan.

  • Konselor tdk dpt memecahkan / membantu menyelesaikan mslh spt yg diharapkan klienKonselor tidak dpt memenuhi permintaan klien ex : seorang remaja putri ingin melakukan aborsi

  • Konselor mungkin salah mengartikan maksud kata-kata klien karena tidak berkonsentrasi, sehingga bertanya berkali-kali kepada klien tentang suatu hal, konselor mungkin memberikan informasi yang salah. Hal utama yang terpenting adalah bersikap jujur. Menghargai klien adalah salh satu syarat penting dalam konseling. Menghargai dan mempercayai klien dapat ditunjukan dengan cara mengakui telah melakukan kesalahan. Minta maaflah apabila salah / keliru.

  • Konselor harus jujur kalau ia tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk klien. Konselor dapat menunjukan sumber lain untuk mendapatkan informasi tersebut. Mengelak pertanyaan atau menjawab pertanyaan tanpa dasar pengetahuan, akan lebih berpengaruh negative terhadap hubungan dengan klien.

  • Penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang mendorong klien untuk konsultasi, banyak yang dating karena dipaksa mertua, atau karena takut ada sesuatu dengan kesehatanya. Membuka pembicraan dengan menanyakan mengapa mereka datang ke klinik akan sangat membantu. Selanjutnya kita dapat mengatakan : Saya dapat menerti perasaan ibu, ibu saya dating hari ini untuk mendiskusikan tentang tentang kondisi kesehatan ibu, kita punya waktu untuk membicarakan tentang kebutuhan-kebutuhan ibu. Setelah selasai konseling, sarankan untuk melakukan pertemuan lanjutan.

  • Mungkin rsa tidak nyaman ini tidak akan disampaikan secra verbal, tetapi konselor dapat melihat sikap dari klien. Tawarkan kepada klien bila menginginkan konselor dengan jenis kelamin yang sama. Tetapi jika kita mau menawarkan diri walau jenis kelamin berbeda, asal kita dapat bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan tidak menilai terhadap klien, maka klien akan mau menerima.

  • Sebaiknya konselor memberikan informasi berapa lama waktu yang konselor sediakan untuk klien beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf, menjelaskan sebab keterbatasan waktunya, dan menunjukan bahwa konselor mengharapkan pertemuan selanjutnya.

  • Kadang-kadang rapport yang baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini bukan berarti konseling diakhiri. Minta pendapat teman untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya, apakah ada sikap klien yang membuat sikap konselor merasa ditolak klien. Usahakan membuat klien lebih nyaman tentang dirinya sendiri.

  • Kalau hubungan ini biasa-biasa saja (tidak terlalu akrab ), konselor dapat melayani seperti pada umumnya, tetapi perlu ditekankan bahwa kerahasiaan akan tetap terjaga. Apabila hubungan konselor dengan klien sangat akrab, perlu disampaikan kepada klien bahwa lebih baik pindah ke konselor lain yang melayani konseling. Karena berdasarkan pengalaman, hubungan akrab ini dapat sangat mempengaruhi jalanya konseling.

  • Apabila kilen terus menerus mengulang pembicaraan, setelah beberapa saat perlu dipotong pembicaraanya dengan mengatakan : Maafkan saya, bu, apakah ibu tegang atau cemas tentang sesuatu, saya perhatikan ibu menyatakan suatu hal yang sama berulang-ulang, apakah ada yang sulit disampaikan?. Pertanyaan semacam ini akan membantu klien memfokuskan kembali percakapan.

  • Hubungan konselor-klien adalah hubungan professional, bukan hubungan social. Apabila ada pertanyaan pertanyaan pribadiLebih baik konselor bercerita tentang dirinya dan tidak membantu klien, lebih baik tidak bercerita. Klien akan menerima aturan ini. Hal ini lebih baik daripada menjawab sebagian saja dari pertanyaan klien, bukan semuanya, atau lebih-lebih mengelak, karena itu akan merusak kepercayaan / keterbukaan klien terhadap konselor.

  • Dapat terjadi sesuatu kondisi dimana klien mengatakan sesuatu yang membuat konselor malu. Sebainya konselor jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secra emosional kepada klien, karena klien akan mengamati itu. Keadaan ini bias dimanfaatkan dengan terlebih dahulu mengakui perasaan yang muncul dan mengembalikan ke topic pembicaraan yang dikemukakan klien

  • Bila klien datang dalam keadaan kritis, yaitu antara hidup dan mati klien, maka bidan harus bersikap lebih aktif langsung melakukan tindakan penyelamatan. Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat tersebut kepada keluarga. Berikan penjelasan dengan singkat tetapi jelas langkah-langkah yang dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan. Sedapat mungkin lakukan mendengar aktif dan ucapkan pula kata-kata yang menyenangkan seperti : Saya akan berusaha semampu saya, mari kita atasi bersama, kita harus tenang!

  • Dalam konseling bidan akan banyak mengalami kesulitan kesulitan spt kesulitan yang dialami konselor pemula yaitu :Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini berbicara sesuatu dg klienLebih banyak mengajarkan dari pada membina hubungan baikKonsultasi dengan orang yg tidak berpengalamanMerenungkan setelah sesi yang sulit

  • Tiap individu harus paham akan dirinya, dengan pemahaman diri, kita akan bisa mengatasi kesulitan kesulitan yang terjadi saat komunikasi yang berasal dari komunikan atau bidan sendiri.Untuk memperlancar komunikasi diperlukan persiapan materi, bahan dan alat untuk mempermudah konselingBidan harus menguasai ilmu komunikasi shg dpt melakukan komunikasi dengan baik pada berbagai karakter dan keterbatasan mereka