Konsaep Dasar Nyeri

7
PATOMEKANISME NYERI NOSISEPTIF DAN PENATALAKSANAANNYA I. PENDAHULUAN Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi (2000) telah menterjemahkan definisi nyeri yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain) yang berbunyi “nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. 1 Nyeri merupakan masalah kesehatan yang kompleks, dan merupakan salah satu alasan utama seseorang datang untuk mencari pertolongan medis. Nyeri dapat mengenai semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, umur, ras, status sosial, dan pekerjaan. 1 Nyeri nosiseptif disebut juga sebagai nyeri tipe akut yang secara patologik terjadi akibat kerusakan atau cedera jaringan. Kerusakan jaringan dapat diakibatkan oleh mekanik, kimia dan termis, serta infeksi dan tumor yang berperan sebagi stimulus terhadap sekresi mediator inflamasi yang sifatnya self limiting. Mediator inflamasi ini selanjutnya akan menstimulasi ujung-ujung saraf sehingga menyebabkan nyeri. 2 Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada nosiseptor. Nosiseptor sendiri adalah reseptor neuron di ujung saraf aferen yang sensitif terhadap stimulus noksius (stimulus yang merusak). Nosiseptor di perifer

description

konsep dasar dan manajemen nyeri

Transcript of Konsaep Dasar Nyeri

Page 1: Konsaep Dasar Nyeri

PATOMEKANISME NYERI NOSISEPTIF DAN

PENATALAKSANAANNYA

I. PENDAHULUAN

Nyeri merupakan pengalaman sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat

kerusakan jaringan. Kelompok studi nyeri Perdossi (2000) telah menterjemahkan definisi nyeri

yang dibuat IASP (International Association The Study of Pain)yang berbunyi “nyeri adalah

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik

aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.1

Nyeri merupakan masalah kesehatan yang kompleks, dan merupakan salah satu alasan

utama seseorang datang untuk mencari pertolongan medis. Nyeri dapat mengenai semua orang,

tanpa memandang jenis kelamin, umur, ras, status sosial, dan pekerjaan.1

Nyeri nosiseptif disebut juga sebagai nyeri tipe akut yang secara patologik terjadi akibat

kerusakan atau cedera jaringan. Kerusakan jaringan dapat diakibatkan oleh mekanik, kimia dan

termis, serta infeksi dan tumor yang berperan sebagi stimulus terhadap sekresi mediator

inflamasi yang sifatnya self limiting. Mediator inflamasi ini selanjutnya akan menstimulasi

ujung-ujung saraf sehingga menyebabkan nyeri.2

Nyeri nosiseptif merupakan suatu nyeri yang ditimbulkan oleh suatu rangsangan pada

nosiseptor. Nosiseptor sendiri adalah reseptor neuron di ujung saraf aferen yang sensitif terhadap

stimulus noksius (stimulus yang merusak). Nosiseptor di perifer berfungsi sebagai alat proteksi

terhadap kerusakan jaringan tubuh.2

II. KLASIFIKASI NYERI

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa variabel, yakni:

a. Berdasarkan durasi 3,4

- Nyeri akut: adalah nyeri yang mereda setelah intervensi atau penyembuhan. Awitan

nyeri akut biasanya mendadak, berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan) dan

menghilang setelah faktor internal atau eksternal dari yang merangsang reseptor

nyeri dihilangkan.

Page 2: Konsaep Dasar Nyeri

- Nyeri kronik: adalah nyeri yang dapat berlangsung terus menerus akibat kausa

keganasan dan nonkeganasan, atau intermitten. Nyeri ini menetap selama 6 bulan

atau lebih.

b. Berdasarkan mekanisme patofisiologi 3,4.

- Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang timbul akibat kerusakan seluler yang biasa terjadi

pada operasi atau trauma. Nyeri ini diinisiasi oleh mediator inflamasi.

- Nyeri Neuropati adalah nyeri yang berasal dari saraf perifer di sepanjang

perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi

reseptor nyeri spesifik.

- Nyeri alih didefiniskan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu daerah di tubuh

tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri visera sering dialihkan ke dermatom

(daerah kulit) yang dipersarafi oleh segmen medula spinalis yang sama dengan

viskus yang nyeri tersebut. Apabila dialihkan ke permukaan tubuh, maka nyeri visera

umunya terbatas di segmen dermatom tempat organ visera tersebut berasal pada

masa mudigah, tidak harus di tempat organ tersebut berada pada masa dewasa.

III. JALUR-JALUR NYERI

Nosiseptor adalah saraf aferen primer yang menerima dan menyalurkan rangsang nyeri.

Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan

mekanis, suhu, listrik, atau kimiawi yang menimbulkan nyeri.3,4

Saraf perifer terdiri dari tiga tipe neuron yang berlainan, yakni neuron aferen atau

sensorik primer, neuron motorik, dan neuron paskaganglion simpatis. Badan sel dari neuron

aferen primer terletak di radiks dorsal (posterior) nervus spinalis. Setelah keluar dari badan

selnya di ganglion dorsalis (GAD), akson saraf aferen primer terbagi menjadi dua prosesus, satu

masuk ke kornu dorsalis medula spinalis, dan yang lain mempersarafi jaringan.4,5

Serabut aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran, derajat mielinisasi, dan

kecepatan hantaran.4,5

Tabel 1. Klasifikasi dan fungsi dari saraf sensoris perifer, tipe serat saraf, dan fungsinya.3,4,5,6

Tipe serat

saraf

Alternative

designantion

Diameter

fiber

Kecepatan

Konduksi

Fungsi

Page 3: Konsaep Dasar Nyeri

(M/S)

A- alpha

& beta

(besar dan

bermyelin)

A- gamma

A-delta

(kecil dan

myelinnya

tipis)

B

C (kecil,

tidak

bermyelin,

polymodal)

II

Ia

III

IV

5-20

3-6

2-5

1-3

0,3-1,1

30-70

15-30

12-30

3-15

0,5-2

Raba,

tekanan

Spindle

afferents

Nyeri, suhu,

tekanan yang

keras/tajam

Nyeri yang

ringan dan

suhu (nyeri

tumpul,

terbakar,

buruk dalam

melokalisasi

nyeri)

Jalur Asendens. Dari nosiseptor, melalui serabut aferen A-delta dan serabut aferen C

rangsang nyeri dihantarkan melalui ganglia dorsalis menuju medula spinalis di akar saraf dorsal.

Serat-serat memisah saat memasuki korda dan kembali menyatu di kornu dorsalis (posterior)

medula spinalis. Daerah ini menerima, menyalurkan, dan memproses impuls sensorik. Kornu

dorsalis medula spinalis dibagi menjadi lapisan-lapisan sel yang disebut lamina. Dua dari lapisan

ini (lamina II dan III), yang disebut substansia gelatinosa, sangat penting dalam transmisi dan

modulasi nyeri.3,4,5

Page 4: Konsaep Dasar Nyeri

Gambar 1. Potongan transversal segmen servikal yang memperlihatkan pembagian substansia

grisea ke dalam lamina-lamina.

(dikutip dari kepustakaan 5)

Dari kornu dorsalis, impuls nyeri dikirim ke neuron-neuron yang menyalurkan informasi

ke sisi berlawanan medula spinalis di komisura anterior kemudian menyatu di traktus

spinotalamikus anterodorsalis, yang naik ke talamus dan struktur otak lainnya. Dengan demikian,

transmisi impuls nyeri di medula spinalis bersifat kontralateral terhadap sisi tubuh tempat impuls

tersebut berasal. Seperti adanya dua tipe nyeri yang disalurkan oleh nosiseptor (nyeri cepat dan

nyeri lambat), juga terdapat dua jalur spinotalamikus sejajar yang menyalurkan impuls-impuls ini

ke otak: traktus neospinotalamikus dan traktus paleospinotalamikus. Traktus neospinotalamikus

adalah suatu sistem langsung yang membawa informasi diskriminatif sensorik mengenai nyeri

cepat atau akut dari nosiseptor A-delta ke daerah talamus. Sebuah neuron di talamus kemudian

memproyeksikan akson-aksonnya melalui bagian posterior kapsula interna untuk membawa

impuls nyeri ke korteks somatosensorik primer girus postentralis. Pola ini penting untuk aspek

sensorik-diskriminatif nyeri akut yang dirasakan, yaitu lokasi, sifat, dan intensitas nyeri. Traktus

paleospinotalamikus, yang menyalurkan impuls dari nosiseptor tipe C lambat kronik, adalah

Page 5: Konsaep Dasar Nyeri

suatu jalur multisinaps difus yang membawa impuls ke formasio retikularis batang otak sebelum

berakhir di nukleus parafasikularis dan nukleus intralaminar lain di talamus, hipotalamus,

nukleus sistem limbik, dan korteks otak depan. Karena impuls paleospinotalamikus disalurkan

secara lebih lambat dari pada impuls di traktus neospinotalamikus, maka nyeri yang

ditimbulkannya berkaitan dengan rasa panas, pegal, dan sensasi yang lokalisasinya samar. Sistem

ini mempengaruhi ekspresi nyeri dalam hal toleransi, perilaku, dan respons otonom simpatis.

Mungkin sensasi viseral disalurkan oleh sistem ini. Sistem ini sangat penting pada nyeri kronik,

dan memperantarai respons otonom terkait, perilaku emosional, dan penurunan ambang yang

sering terjadi. Dengan demikian, jalur paleospinotalamikus disebut sebagai suatu sistem

nosiseptor motivasional dan memengaruhi.4,6