kimia klinik

31
BAB II ISI Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi. Uji fungsi hati meliputi pemeriksaan kadar protein total & albumin, bilirubin total & bilirubin direk, serum glutamic oxaloacetate transaminase (SGOT/AST) & serum glutamic pyruvate transaminase (SGPT/ALT), gamma glutamyl transferase (γ-GT), alkaline phosphatase (ALP) dan cholinesterase (CHE). Pemeriksaan protein total dan albumin sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan fraksi protein serum dengan teknik elektroforesis. Dengan pemeriksaan elektroforesis protein serum dapat diketahui perubahan fraksi protein di dalam serum. Pemeriksaan elektroforesis protein serum ini menunjukkan perubahan fraksi protein lebih teliti dari hanya memeriksa kadar protein total dan albumin serum.

description

farmasi

Transcript of kimia klinik

Page 1: kimia klinik

BAB II

ISI

Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat

digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia

darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal,

lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai

beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

anemi.

Uji fungsi hati meliputi pemeriksaan kadar protein total & albumin,

bilirubin total & bilirubin direk, serum glutamic oxaloacetate transaminase

(SGOT/AST) & serum glutamic pyruvate transaminase (SGPT/ALT), gamma

glutamyl transferase  (γ-GT),  alkaline phosphatase  (ALP) dan cholinesterase

(CHE). Pemeriksaan protein total dan albumin sebaiknya dilengkapi dengan

pemeriksaan fraksi protein serum dengan teknik elektroforesis. Dengan

pemeriksaan elektroforesis protein serum dapat diketahui perubahan fraksi protein

di dalam serum. Pemeriksaan elektroforesis protein serum ini menunjukkan

perubahan fraksi protein lebih teliti dari hanya memeriksa kadar protein total dan

albumin serum.

Uji fungsi jantung dapat dipakai pemeriksaan creatine kinase (CK),

isoenzim creatine kinase yaitu CKMB, N-terminal pro brain natriuretic

peptide (NT pro-BNP) dan Troponin-T. Kerusakan dari otot jantung dapat

diketahui dengan memeriksa aktifitas CKMB, NT pro-BNP, Troponin-T dan

hsCRP. Pemeriksaan LDH tidak spesifik untuk kelainan otot jantung, karena hasil

yang meningkat dapat dijumpai pada beberapa kerusakan jaringan tubuh seperti

hati, pankreas, keganasan terutama dengan metastasis, anemia hemolitik dan

leukemia.

Uji fungsi ginjal terutama adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin. Ureum

adalah produk akhir dari metabolisme protein di dalam tubuh yang diproduksi

oleh hati dan dikeluarkan lewat urin. Pada gangguan ekskresi ginjal, pengeluaran

Page 2: kimia klinik

ureum ke dalam urin terhambat sehingga kadar ureum akan meningkat di dalam

darah. Kreatinin merupakan zat yang dihasilkan oleh otot dan dikeluarkan dari

tubuh melalui urin. Oleh karena itu kadar kreatinin dalam serum dipengaruhi oleh

besar otot, jenis kelamin dan fungsi ginjal. Di Laboratorium Klinik Utama Bio

Medika pemeriksaan kadar kreatinin dilaporkan dalam mg/dl dan estimated GFR

(eGFR) yaitu nilai yang dipakai untuk mengetahui perkiraan laju filtrasi

glomerulus yang dapat memperkirakan beratnya kelainan fungsi ginjal.

Beratnya kelainan ginjal diketahui dengan mengukur uji bersihan kreatinin

(creatinine clearance test/CCT).Creatinine clearance test/CCT memerlukan urin

kumpulan 24 jam, sehingga bila pengumpulan urin tidak berlangsung dengan baik

hasil pengukuran akan mempengaruhi nilai CCT. Akhir-akhir ini, penilaian fungsi

ginjal dilakukan dengan pemeriksaan cystatin-C dalam darah yang tidak

dipengaruhi oleh kesalahan dalam pengumpulan urin. Cystatin adalah zat dengan

berat molekul rendah, dihasilkan oleh semua sel berinti di dalam tubuh yang tidak

dipengaruhi oleh proses radang atau kerusakan jaringan. Zat tersebut akan

dikeluarkan melalui ginjal. Oleh karena itu kadar Cystatin dipakai sebagai

indikator yang sensitif untuk mengetahui kemunduran fungsi ginjal.

Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total,

trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan

pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien dengan

kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien

dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang

menunjukkan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah

ini, sebaiknya berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah,

serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida

sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi

kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan

kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal pemeriksaan lipoprotein

(a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung

koroner.

Page 3: kimia klinik

Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya

peningkatan atau penurunan kadar gula darah serta untuk monitoring hasil

pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Peningkatan kadar gula darah

biasanya disebabkan oleh  Diabetes Melitus atau kelainan hormonal di dalam

tubuh. Kadar gula yang tinggi akan dikeluarkan lewat urin yang disebut

glukosuria. Terdapat beberapa macam pemeriksaan untuk menilai kadar gula

darah yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu, kadar gula puasa, kadar gula darah 2

jam setelah makan, test toleransi glukosa oral, HbA1c, insulin dan C-peptide

Insulin adalah merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas pada sel

beta pulau Langerhans. Berkurangnya aktifitas insulin akan menyebabkan

terjadinya Diabetes Melitus. Pemeriksaan aktifitas insulin bila diduga terdapat

insufisiensi insulin, peningkatan kadar insulin pada pasien dengan hipoglikemia.

Pengukuran aktifitas insulin ini tidak dipengaruhi oleh insulin eksogen. Insulin

berasal dari pro insulin yang mengalami proteolisis menjadi C-peptide. C-peptide

dipakai untuk mengetahui sekresi insulin basal.

Pankreas menghasilkan enzim amilase dan lipase. Amilase selain

dihasilkan oleh pankreas juga dihasilkan oleh kelenjar ludah dan hati yang

berfungsi mencerna amilum/karbohidrat. Kadar amilase di dalam serum

meningkat pada radang pankreas akut. Pada keadaan tersebut, keadaan amilase

meningkat setelah 2 – 12 jam dan mencapai puncak 20 – 30 jam dan menjadi

normal kembali setelah 2 – 4 hari. Gejala yang timbul berupa nyeri hebat pada

perut. Kadar amilase ini dapat pula meningkat pada penderita batu empedu dan

pasca bedah lambung.

Lipase adalah enzim yang dihasilkan oleh pankreas yang berfungsi

mencerna lemak. Lipase akan meningkat di dalam darah apabila ada kerusakan

pada pankreas. Peningkatan kadar lipase dan amilase terjadi pada permulaan

penyakit pankreatitis, tetapi lipase serum meningkat sampai 14 hari, sehingga

pemeriksaan lipase bermanfaat pada radang pankreas yang akut stadium lanjut.

Page 4: kimia klinik

Untuk pembentukan hemoglobin dibutuhkan antara lain besi, asam folat

dan vit. B12. Besi merupakan unsur yang terbanyak didapatkan di darah dalam

bentuk hemoglobin, serum iron (SI), total iron binding capacity(TIBC)

dan ferritin. Pemeriksaan SI bertujuan mengetahui banyaknya besi yang ada di

dalam serum yang terikat dengan transferin, berfungsi mengangkut besi ke

sumsum tulang. Serum iron diangkut oleh protein yang disebut transferin,

banyaknya besi yang dapat diangkut oleh transferin disebut total iron binding

capacity (TIBC). Saturasi transferin mengukur rasio antara kadar SI terhadap

kadar TIBC yang dinyatakan dalam persen. Ferritin adalah cadangan besi tubuh

yang sensitif, kadarnya menurun sebelum terjadi anemia. Pada anemia tidak selalu

terjadi perubahan pada SI, TIBC dan ferritin tergantung pada penyebab anemia.

Pada anemia defisiensi besi, kadar SI dan saturasi transferin menurun sedangkan

TIBC akan meningkat/normal dan cadangan besi tubuh menurun. Pengukuran

asam folat dan vitamin B12 bertujuan untuk mengetahui penyebab anemia.

Natrium (Na) merupakan kation ekstraseluler terbanyak, yang fungsinya

menahan air di dalam tubuh. Na mempunyai banyak fungsi seperti pada otot,

saraf, mengatur keseimbangan asam-basa bersama dengan klorida (Cl) dan ion

bikarbonat. Kalium (K) merupakan kation intraseluler terbanyak. Delapan puluh –

sembilan puluh persen K dikeluarkan oleh urin melalui ginjal. Oleh karena itu,

pada kelainan ginjal didapatkan perubahan kadar K. Klorida (Cl) merupakan

anion utama didalam cairan ekstraseluler. Unsur tersebut mempunyai fungsi

mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan mengatur keseimbangan

asam-basa.

Kalsium (Ca) terutama terdapat di dalam tulang. Lima puluh persen ada

dalam bentuk ion kalsium (Ca), ion Ca inilah yang dapat dipergunakan oleh

tubuh. Protein dan albumin akan mengikat Ca di dalam serum yang

mengakibatkan penurunan kadar ion Ca yang berfungsi di dalam tubuh. Oleh

karena itu untuk penilaian kadar Ca dalam tubuh perlu diperiksa kadar Ca total,

protein total, albumin dan ion Ca.

Page 5: kimia klinik

Fosfor (P) adalah anion yang terdapat di dalam sel. Fosfor berada di dalam

serum dalam bentuk fosfat. Delapan puluh sampai delapan puluh lima persen

kadar fosfat di dalam badan terikat dengan Ca yang terdapat pada gigi dan tulang

sehingga metabolism fosfat mempunyai kaitan dengan metabolisme Ca. Kadar P

yang tinggi dikaitkan dengan gangguan fungsi ginjal, sedangkan kadar P yang

rendah mungkin disebabkan oleh kurang gizi, gangguan pencernaan, kadar Ca

yang tinggi, peminum alkohol, kekurangan vitamin D, menggunakan antasid yang

banyak pada nyeri lambung.

A. AMINOTRANSFERASE

Dalam biokimia, sebuah  transaminase  atau  aminotransferase  adalah

enzim yang mengkatalisis  jenis reaksi antara  asam amino dan asam α-keto.

Sebuah asam amino mengandung amina (NH 2) kelompok. Suatu asam keto

berisi keto (= O) kelompok. Dalam transaminasi , NH 2 kelompok pada satu

molekul dipertukarkan dengan kelompok O = pada molekul lain. Asam amino

menjadi asam keto, dan asam keto menjadi asam amino

Sebagai nama untuk enzim yang mengkatalisis perpindahan reversible satu

gugusan amino dari asam amino ke asam alfa-keto, sekarang lebih baik dipakai

aminotransferase. Istilah lama transferase tidak sesuai dengan rekomendasi dari

komisi mengenai enzim tentang aktivitas enzim. Kedua macam

aminotransferase yang paling sering dukur ialah alanine aminotransferase

(ALT) yang dulu disebut glutamate-piruvat transminase (GPT) dan aspartat

aminotransferase (AST) yang dulu bernama glutamate-oxaloasetat transminase

(GOT).

1. FISIOLOGI

 Asam amino ikut serta dalam banyak reaksi dan aminotransferase

tersebar luas. Hati yang merupakan pusat sintesis protein dan penyaluran

asam amino ke dalam jalur-jalur biokimia lain, adalah salah satu organ

yang sangat banyak mengandung aminotransferase. Hanya sel-sel hati

yang memiliki konsentrasi ALT tinggi biarpun ginjal, jantung dan otot

Page 6: kimia klinik

bergaris mengandung ALT dalam jumlah sedang. Banyak ATS ada dalam

hati dan didalam sel miokard, sedangkan AST juga terdapat dalam

konsentrasi bermakna, biarpun kurang, dalam otot bergaris, ginjal, otak

dan pancreas. Hepatosit berisi 3-4 kali lebih banyak AST dari ALT. akan

tetapi kadar ALT dalam serum menjadi petunjuk yang lebih sensitive kea

rah kerusakan hati karena sangat sedikitnya  kondisi bukan hati

berpengaruh kepada kadar ALT dalam serum.

.

Kegiatan transaminasi Beberapa ribosom telah ditemukan untuk

dikatalisis oleh apa yang disebut ribozim (RNA enzim). Contoh

menjadi ribozim martil , yang ribozim VS dan ribozim hairpin .

Enzim transaminase penting dalam produksi berbagai asam amino,

dan mengukur konsentrasi transaminase berbagai darah adalah penting

dalam banyak mendiagnosa dan pelacakan penyakit . Transaminase

memerlukan koenzim piridoksal - fosfat , yang diubah menjadi

pyridoxamine dalam tahap pertama reaksi, ketika asam amino diubah

menjadi asam keto. Enzim - terikat pyridoxamine pada gilirannya bereaksi

dengan piruvat , oksaloasetat , atau alpha - ketoglutarat ,

memberikan alanin , asam aspartat , atau asam glutamat , masing-

masing. Reaksi transaminasi Banyak terjadi pada jaringan, dikatalisis oleh

transaminase khusus untuk sepasang amino / asam keto tertentu. Reaksi

yang mudah reversibel, arah yang ditentukan oleh mana reaktan

lebih. Enzim spesifik diberi nama dari salah satu pasangan reaktan,

misalnya, reaksi antara asam glutamat dan asam piruvat untuk membuat

asam alpha keto glutarat dan alanin disebut glutamat - piruvat

transaminase atau GPT untuk pendek. Tissue kegiatan transaminase dapat

diselidiki dengan menginkubasi homogenat dengan berbagai amino / aci

dpairs keto. Transaminasi ditunjukkan jika asam amino yang sesuai baru

dan asam keto terbentuk, seperti yang diungkapkan oleh kromatografi

kertas. Reversibilitas ditunjukkan dengan menggunakan keto pelengkap /

Page 7: kimia klinik

asam amino pari sebagai awal reaktan. Setelah kromatogram telah dibawa

keluar dari pelarut kromatogram tersebut kemudian diobati dengan

ninhidrin untuk menemukan tempat.

Dua enzim transaminase penting adalah AST ( SGOT ) dan ALT

( SGPT ), kehadiran transaminase tinggi dapat menjadi indikator

kerusakan hati

SGOT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase) adalah enzim

yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya adalah mengkonversi senyawa

aspartat dan alfaketoglutarat menjadi oksaloasetat dan glutamat, dan

sebaliknya. SGOT disebut juga dengan AST atau aspartate

aminotransferase.

SGPT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) juga

merupakan enzim yang terdapat di dalam sel hati. Fungsinya untuk

membantu pemindahan gugus amino dari alanin ke alfaketoglutarat. Nama

lain SGPT adalah ALT atau alanine aminotransferase.

Jika sel hati normal, maka SGOT dan SGPT tetap berada di dalam

sel. Tidak ada atau hanya sedikit yang keluar dari sel dan masuk ke

pembuluh darah.

SGOT / SGPT tinggi

Lain halnya jika sel hati rusak dan dindingnya pecah, SGOT dan

SGPT akan keluar sel dan masuk ke aliran darah. Akibatnya, kadar SGOT

dan SGPT yang harusnya tidak ada atau rendah dalam darah, menjadi

tinggi.

Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati

antara lain penyakit hepatitis virus, perlemakan hati, keracunan obat, dan

lain sebagainya. Keadaan ini, seringkali menyebabkan kadar SGOT dan

SGPT tinggi.

Page 8: kimia klinik

Selain di sel hati, SGOT dan SGPT juga ditemukan di otot jantung

dan beberapa sel tubuh lainnya. Kerusakan sel jantung akibat serangan

jantung juga dapat meningkatkan kadar keduanya.

Kadar normal SGOT adalah sekitar 3-45 u/L dan SGPT adalah 0-

35 u/L. Perlu dicatat bahwa nilai standar ini mungkin sedikit berbeda antar

laboratorium, tergantung dari teknik pemeriksaan yang digunakan.

Menjawab pernyataan di atas, maka ada kemungkinan telah terjadi

kerusakan sel-sel hati. Penyebabnya harus dicari lagi, apakah oleh virus

hepatitis atau lainnya. Jika dokter curiga karena virus hepatitis B, dokter

biasanya akan meminta pemeriksaan lain untuk mendeteksi virus tersebut,

misalnya HBsAg atau PCR.

2. KEGUNAAN AMINOTRASFERASE DALAM DIAGNOSTIK

(SELAIN PENYAKIT HATI)

Kadar aspartat aminotransferase meningkat pada banyak kejadian.

Bilat otot jantung menderita kerusakan oleh iaschemia, AST dalam serum

meningkat setelah 6-8 jam; puncak kadar di capai antara 24-48 jam.

Sedangkan pemulihan kepada normal terjadi antara 72- 96 jam.

Peningkatan AST terjadi dalam kurun waktu antara meningginya kreatine

fosfokinase (CPK ) yang sangat dini terjadi dan cepat pula menurun lagi,

yakni dalam dwaktu 48 jam dan meningginya laktat dehidrogenase (LDH)

yang baru mulai meningkat 12 jam atau lebih setelah terjadi infark dan

menetap pada nilai tinggi itu sampai seminggu atau lebih. Penigkatan

AAST tidak dapat dipakai selaku satu-satunya indicator enzimatik utnuk

adanya infark miokard karena ia meningkat juga pada kondisi-kondisi lain

yang perlu ikut dipertimbangkan  dalam diagnosis banding serangan

jantung. AST dalam serum meninggi pada renjatan atau kolaps sirkulasi

darah apa juga sebabnya, mungkin sekali karena terjadi kerusakan hati.

Pancreatitis akut juga mendatangkan kadar AST yang sangat tinggi.

Page 9: kimia klinik

Peningkatan sedang mungkin muncul pada aritmia jantung dan pada

ischemia yang tidak berlanjut menjadi infark

B. AMILASE

Enzim amilase adalah enzim yang mengkatalis hidrolisis pada ikatan

1-4 glikosidik pada produk pati dengan berat molekul rendah, seperti

glukosa,maltosa,dan maltotriose.yang berfungsi sebagai pemecah ikatan

glikosida 1-4 pada senyawa polimer amilum. , industri enzim amylase

merupakan kelas industri yang memiliki kurang lebih 25% pasar enzim dunia.

Enzim tersebut dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti

tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Aktivitas enzim di pengaruhi

beberapa factor diantaranya suhu dan pH. Suhu dan pH yang digunakan

enzim agar bekerja secara maksimal biasa disebut kondisi maksimum.Setiap

enzyme memiliki kondisi optimum yang berbeda. Enzim amilase dihasilkan

oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas. Amilum sering

dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat

atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah

molekul amilum ini menjadi maltose.enzim amylase banyak digunakan

dalamindustri gula cair, makanan, industri tekstil, dan industri farmasi .

Enzim ini juga banyak digunakan pada industri minuman misalnya

pembuatan High Fructose Syrup (HFS) maupun pada industri tekstil, sebagai

food additive untuk memperbaiki tekstur bahan makanan

1. FISIOLOGIS

Amylase ialah enzim cerna yang memecahkan zat pati (amilum)

menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih kecil, lokasi

berfungsinya adalah di luar sel. Enzim itu disekresikan ke dalam air liur

dan kedalam saluran cerna bagian atas dan mendepolimer zat-zat pati

dalam makanan mejadi potongan-potongan dapat diserap. Banyak jenis sel

mempunyai aktivitas amylase, tetapi yang bermakna  dalam fisiologis dan

Page 10: kimia klinik

diagnosis adalah kelenjar ludah dan pancreas. Amylase yang terdapat pada

serum normal berasal dari kelenjar ludah dan dari pancreas; kalau terjadi

peningkatan patologis, itu hamper slalu dating dari pancreas.

Amilase pada saliva (air liur) berasal dari kelenjar parotis,

submandibular, dan sublingual. Kelenjar ini terbentuk dari unit lebih kecil

yang disebut acini (asinus), yang dilapisi oleh sel-sel yang menghasilkan

amilase. Selama produksi saliva, ditambahkan bikarbonat dan kalium

sedangkan natrium dan klorida diserap. Tubuh memproduksi saliva sekitar

50 ons setiap hari, terutama ketika menanggapi rangsangan parasimpatis.

2. KEGUNAAN UNTUK DIAGNOSIS

 Amylase dalam serum meningkat pada radang pancreas.

Mungkin sekali karena sel-sel sekretorik pecah dan juga karena enzim

yang ada di luar sel diserap dari usus dan dari cairan asites melalui

saluransaluran limfe dalam peritoneum yang melebar dan lebih mudah

ditembus. Pada pancreatitis akut amylase dalam serum mulai meningkat

dalam waktu 6-24 jam. Amylase mudah menembus filter glomeluri,

sehingga beberapa jam setelah terjadi penigkatan dalam serum, urin juga

menunjukan kadar meningggi. Amylase dalam serum hanya meninggi

selama beberapa hari,  dalam waktu 2-7 hari nilai menjadi normal kembali.

Jika tes diagnostic dilakukan setelah penyakit berlangsung beberapa hari,

ada kemungkinan kadar amylase telah menyusut kadar yang bersifat non-

diagnostik. Nilai yang meningkat dala urin masih dapat bertahan beberapa

hari lagi, jadi memeriksa urin berguna dalam evaluasi klinis.

3. PENYULIT PADA PENETAPAN

Beberapa hal berpengaruh kepada kadar amylase dalam serum.

Kadar itu memuncak apabila kepada pasien diberikan obat yang

melakukan konstriksisfinkter ductus pancreaticus. Yang paling sering

menyebabkan itu ialah morfin. Darah pasien harus di ambil sebelum

kepadanya deberikan morfin untuk meringankan nyeri abdomen yang

Page 11: kimia klinik

mungkin disebabkan oleh radang pancreas. Codein, chlorothiazide,

pancreozymin atau secretin juga mendatangkan kenaikan amylase dalam

serum. Kadar sedikit meningggi pada pasien dengan gagal ginjal karena

ekskresi terhambat. Kadar glukosa yang tinggi menekan nilai amylase

dalam serum, nilai amylase menurun sekali kalau darah untuk pemeriksaan

diambil dari pasien yang sedang diinfus glukosa. Keadaan patologis yang

berpengaruh kepada amylase dalam serum

C. CHOLINESTERASE

Terdapat 2 macam jenis :

a. Acethyl cholin esterase : terdapat pada jaringan syaraf dan sel darah merah

b. Pseudo esterase : terdapat pada darah, liver, usus, dan pancreas

Merupakan indicator terjadinya penyembuhan dan prognosa viral hepatitis.

Bila terjadi sirrhosis hepatic dengan penurunan kadar CHE

(cholinesterase) memberikan prognosa yang jelek. Dapat pula digunakan

untuk mendeteksi keracunan 

1. FISIOLOGI

Cholinesterase itu lain dari enzim lain-lain oleh karena makna untuk

diagnosis terletak dalam menurunnya- bukan meningkatnya – kadar dalam

serum. Serum normal berisi banyak dari suatu enzim yang menghidrolisis

asetilcholine pekat dan juga menceraikan ester-ester choline. Enzim itu

sering dinamai pseudocholinesterase untuk membedakannya dari

asethilcholinesterase sejati yang substratnya sangat spesifik terbatas

kepada asetilcholine dan yang optimal bekerja terhadap asetilcholine

dalam konsentrasi rendah6  . asetilcholinesterase (AcCHS,

acetylcholinesterase) terutama ada pada ujung saraf dan di dalam eritrosit;

dalam keadaan normal hanya ada sedikit sekali dalam serum.

Pseudocholinesterase (CHS) dalam serum berasal dari hati. Biarpun CHS

dalam serum menurun pada banyak penyakit hepatoseluler, teristimewa

pada proses destruktif, mengukur CHS hanya dapat menambah sedikit saja

dalam diagnostic penyakit hati.

Page 12: kimia klinik

Kedua macam cholinesterase di hambat oleh senyawa organofosfor.

Menurunnya kadar CHS dalam seru merupakan petunjuk sensitive kepada

terkenanya seorang oleh insektisida jenis organofosfor. Kadar AcCHS

dalam eritrosit menurun kalau terkena secara berat, CHS dalam serum

berubah dini. Jika tidak terkena lagi, CHS dalam serum lebih dulu pulih

dari AcCHS dalam eritrosit. CHS dalam serum kurang berguna untuk

menunjuk seorang pernah terkena organofosfor dibandingkan AcCHS

dalam serum2 .

Fungsi normal asetilkolin esterase adalah hidrolisa dan dengan cara

demikian tidak mengaktifkan asetilkolin. Pengetahuan mekanisme

toksisitas memerlukan pengetahuan lebih dulu aksi kolinergik

neurotransmiter yaitu asetilkolin (ACh). Reseptor muskarinik dan

nikotinik-asetilkolin dijumpai pada sistem saraf pusat danperifer.

Pada sistem saraf perifer, asetilkolin dilepaskan di ganglion

otonomik :

a. sinaps preganglion simpatik dan parasimpatik

b. sinaps postgamglion parasimpatik

c. neuromuscular junction pada otot rangka.

Pada sistem saraf pusat, reseptor asetilkolin umumnya lebih penting

toksisitasinsektisitada organofosfat pada medulla sistem pernafasan dan

pusat vasomotor.Ketika asetilkolin dilepaskan, peranannya melepaskan

neurotransmiter untuk memperbanyak konduksi saraf perifer dan saraf

pusat atau memulai kontraksi otot. Efekasetilkolin diakhiri melalui

hidrolisis dengan munculnya enzim asetilkolinesterase (AChE). Ada dua

bentuk AChE yaitu true cholinesterase atau asetilkolinesterase yangberada

pada eritrosit, saraf dan neuromuscular junction. Pseudo cholinesterase

atauserum cholisterase berada terutama pada serum, plasma dan

hati.Insektisida organofosfat menghambat AChE melalui proses fosforilasi

Page 13: kimia klinik

bagian ester anion. Ikatan fosfor ini sangat kuat sekali yang irreversibel.

Aktivitas AChE tetapdihambat sampai enzim baru terbentuk atau suatu

reaktivator kolinesterasediberikan. Dengan berfungsi sebagai

antikolinesterase, kerjanya menginaktifkan enzim kolinesterase yang

berfugnsi menghidrolisa neurotransmiter asetilkolin (ACh)menjadi kolin

yang tidak aktif. Akibatnya terjadi penumpukan ACh pada

sinapssinapskolinergik, dan inilah yang menimbulkan gejala-gejala

keracunan organofosfat

Pada pseudo cholinestrase (CHe) aktifitasnya dapat diukur dari

serum. Terdapat pada 11 aktivitas isoenzym yang disintesis dihepar yang

kemudian dilepaskan ke dalam darah. Fungsi Pseudocholinesterase belum

dapat dipahami.

Pseudo cholinesterase (CHe) mengkatalisa proses hidrolisa

dari cholinesterase dan bereaksi pada benzocholine, acetylthiocholine,

butyrylthiocholine, dll. Pseudocholinesterase (CHe) membelah

Butyrylthiocholine, tetapi Acetylcholinesterase (AcChE) dari eritrosit yang

terdapat pada serum setelah hemolisis tidak bereaksi dengan senyawa ini.

Metode ini diperkenalkan oleh KNEDEL dan BOTTGER, yang kemudian

digunakan sebagai prosedur klinikal kimia untuk mendiagnosa kelainan

hepar. Thiocholine yang dibebaskan dari substrat iodida. S-

butyrythiocholine akan mengurangi indikator 5,5-dithiobis-2-nitrobenzoate

untuk memberikan warna kuning pada senyawa 5-merkapto-2-

nitrobenzoate. Aktivitas. Pseudocholinesterase (CHe) ditentukan dengan

mengukur laju pembentukan warna pada 450 nm.

2. RESISTENSI TERHADAP DUBUCAINE

 CHS mempunyai variant genetic. Pada orang yang homozigot

dalam variant itu ditemukan aktifitas total yang menurundalam serum,

sedangkan enzimnya mempunyai enzim berlainan. CHS normal dihambat

oleh dibucaine; yang abnormal resistant terhadap dibucaine. Variant

Page 14: kimia klinik

abnormal itu tidak menginaktifkan suksinilcholine, yakni semacam

inhibitor asetilchiline yang sering dipakai untuk merintis anesthesia.

Orrang yang homozigot dalam variant abnormal itu, mengalami depresi

pernapasan yang berkepanjangan kalau diberikan suksinilcholine.

Resistensi terhadap dibucaine dapat dipakai untuk menyatakan adanya

CHS abnormal.

D. KREATIN

Kreatin (metilguanidin asam asetat) merupakan senyawa yang

terkandung dalam bahan makanan protein hewani, seperti daging, ikan, dan

produk hewani lainnya. Bahan makanan tersebut berfungsi sebagai sumber

kraetin oksigen. Kreatin dalam tubuh berfungsi sebagai substrat sumber

energi tinggi, yang menghasilkan adenosine tri fosfat (ATP) dan siap

dipakai dalam waktu cepat.

Kreatin banyak digunakan para atlit untuk membentuk otot. Selain

itu, kreatin juga mampu meningkatkan kemampuan otak dan daya ingat

Anda. Kreatin juga berfungsi sebagai zar ergogenik, yaitu zat yang mampu

memberikan peningkatan pada kapasitas performa olahraga. Kreatin dapat

meningkatkan massa otot apabila diimbangi dengan olahraga.

Penelitian Persky dan Brazeau pada olahragawan angkat berat

membuktikan bahwa pengkonsumsian kreatin selama 12 minggu menaikkan

massa bebas lemak masing-masing 4,3 kg. Sedangkan pada kelompok yang

tidak mengkonsumsi kreatin hanya mengalami kenaikan 2,4 kg.

Membesarnya serat otot diduga disebabkan meningkatnya sintesis protein

disertai hipertofi serat otot akibat kontraksi dan degradasi protein tidak

mengalami perubahan. Penelitian lain membuktikan bahwa suplementasi

kreatin tidak meningkatkan sintesis protein.

Penelitian lain, yang dilakukan oleh Hultman, mengungkapkan

bahwa kadar kreatin yang meningkat di dalam sel otot selama suplementasi,

akan mengakibatkan peningkatan tekanan osmotik sel otot sehingga

menyerap air masuk ke dalam sel dan serat otot akan menjadi lebih besar.

Page 15: kimia klinik

Hal tersebut diketahui melalui produksi urin yang menurun selama

suplementasi. Pada keadaan ini, katabolisme protein akibat latihan juga akan

menurun. Pendapat ini didukung oleh Berneis dkk yang mengatakan bahwa

hiperhidrasi ini akan menyebabkan keadaan hipoosmolalitas, dan ini akan

memberikan sinyal untuk menurunkan proses degradasi protein.

Peneliti lain adalah Robinson, yang memberikan suplemen kreatin

20 gram/hari pada 48 orang (usia 22-24 tahun) selama 5 hari sampai 9

minggu. Hasil penelitian ini adalah bahwa pengkonsumsian kreatin (jangka

panjang dan jangka pendek) tidak menimbulkan gangguan pada gambaran

hematologi, fungsi hati, fungsi ginjal, dan tidak mengakibatkan kerusakan

otot.

Pengonsumsian kreatin perlu dijaga pada dosis yang sudah tertera

karena pada dosis tinggi akan menimbulkan beberapa efek samping seperti

mual dan muntah. Kreatin bisa menjadi suplemen yang membantu untuk

meningkatkan prestasi olahraga. Namun, harus diperhatikan dosis

pemakaianya.

1. FISIOLOGI

Kreatine fosfokinase (CPK, creatinephosphokinase) yang juga

dinamai kreatinekinase mengkatalis pertukaran fosfat secara reversibel

antara kreatine dan adenosinetrifosfat (ATP, adenosinetriphosphate).

Ia memainkan perananpenting dalam menyimpan dan melepaskan

energy dalam sel dan didapat hamper secara eksklusif dalam otot

bergaris, otot jantung dan dalam berjumlah kecil juga dalam otak.

Kadar CPK dalam serum memuncak tegas setelah terjadi kerusakan

pada otot; kerusakan otak tidak terlalu berpengaruh kepada kadar CPK

dalam serum, mungkin karena hanya sedikit dari enzim itu dapat

melintasi sawar (barrier) darah-otak.

2. KEGUNAAN DALAM DIAGNOSTIK

 Kerusakan macam apapun pada otot bergaris atau otot jantung

meningkatkan kadar CPK dalam serum. Nilai-nilai 2-5 kali dari yang

normal di temukan setelah rangsangan minimal seperti olahraga berat,

Page 16: kimia klinik

injeksi intramuscular, delirium tremens dan pada tindakan bedah yang

menyayat atau menindas otot bergaris.

            Peningkatan CPK yang sunguh-sunguh menyolok

didapat pada tahap ini distrofia otot (progresif muscular dystrophy),

tetapi penigkatan ini berkurang penyakit berlanjut dan masa otot

menyusut. Kalau penyakit itu sudah tahap akhir, kadar CPK mungkin

normal. Wanita yang heterozigotdalam gen yang menjadi sebab

distrofia otot Duchenne itu, mempunyai kadar CPK yang rata-rata

lebih tinggi dari wanita normal, tetapi selisih itu tidak terlalu menonjol

sehingga tidak miungkin atas dasar nilai itu mengambil kesimpulan

apakah seorang wanita itu seoran gkarier atau tidak.

Infark miokard akut melepaskan CPK ke dalam serum dalam

48 jam setelah kejadian dan nilai menjadi normal lahi lewat kira-kira 3

hari. Kalau kemudian nilai itu meninggi lagi, itu menjadi petunjuk

terjadi infark baru atau peluasan kerusakan pertama, asal saja tidk ada

otot lain yang menjadi sumber lain CPK dalam serum. Didalam hati

tidak ada CPK, nilai CPK meniggi menolong utuk membedakan infark

miokard dari gagal jantung kongesti dan kondisi-kondisi lain yang

mengganggu hati. Hipotiroidisme menyebabkan nilai CPK dalam

serum menjadi tinggi. Dalam table 3 terpampang sebab-sebab kadar

CPK meninggi.

E. FOSFATASE

Dalam serum ada bermacam-macam enzim yang melepaskan fosfat

dari senyawa-senyawa yang berisi satu gugus fosfat; enzim-enzim itu secara

kolektif diberi namaortofosfat ester monohidrolase, tetapi masing-masing

enzim mempunyai substrat dan pH optimal sehari-hari. Telah menjasi

kebiasaan untuk menggolongka semua enzim yang optimal aktip pada  pH 5

sebagai fosfatase asam (ACP, acid Phosphatase) dan yang paling aktif pada

pH 9 sebagai fosfatase alkalis (ALP, alkalin phospatase). Enzim-enzim itu

Page 17: kimia klinik

sudah bertahun-tahun dipelajari  dan dalam literature dipakai banyak macam

teknik, substrat dan nilai rujukan.

1. FOSFATASE ASAM

Banyak jaringan berisi ACP, tetapi yang paling banyak

mengandung adalah kelenjar prostat, eritrosit, dan trombosit. ACP dalam

serum diukur terutama untuk menemukan adanya dan luas menyebarnya

karsinoma prostet. Peningkatan ACP dari eritrosit tidak mempunyai

makna diagnostik , biarpun pada penyakit gaucher dan bermacam-macam

penyakit tulang metabolic ditemukan kadar yang tinggi.

a. ACP dari Eritrosit dan Prostat

ACP dari eritrosit berlainan dari ACP dari prostat karena

substret yang paling sesuai untuk masing-masing jenis itu berbeda

dan karena zat yang menghambat enzim masing-masing berbeda

juga. Cara menetapkan menurut Bodansky yang memakai beta-

gliserofosfat sebagai substrat lebih sesuai denga ACP dari prostat;

sedangkan cara Gutman dan King-Amstrong  mengukur ACP dari

eritrosit dan prostat bersama-sama. Serum normal mengandung

lebih banyak ACP dari eritrosit dibandingkan ACP dari prostat;

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam fraksi ACP dari

prostat sukar ditemukan. Asam tartrat menghambat ACP dari

prostat, banyak laboratorium melaporkan banyaknya ACP  yang

dapat dihambat oleh tartrat di samping ACP total; itu dilakukan

untuk menonjolkan banyaknya enzim dari prostat/

b. Karsinoma Prostat         

ACP dari prostat meningkat pada 50-75% dari pasien

karsinoma prostat yang telah meluas sampai du luar

prostat.2 karsinoma itu biasanya menyebarkan metastasisnyake

tulang, tetapi berluasan dalam pinggul juga meningkatkan ACP.

Kalau kanker itu masi ada dalam kelenjar, peningkatan ACP hanya

ditemukan pada 10-25% dari pasien. ACp kembali menjadi normal

3-44 hari setelah berhasilnya terapi estrogen. Jika kemudian nilai

Page 18: kimia klinik

itu meninggi lagi, itu petunjuk kuat kearah metastasis di tulang

yang akltif. Hyperplasia prostat yang jinak, radang atau ischemia

hamper tak pernah mengubah kadar ACP.

Tehnik radioimmunoassay pernah dipakai untuk

meningkatkan identifikasi dan penilaian banyaknya ACP  dari

prostat, tetapi hasilnya tidak mantap. Penelitian-penelitian telah

membuktikan bahwa adanya karsinoma prostat dluar kelenjar tetap

masih paling bagus dilakukan perabaan jari seorang klinikus yang

berpengalaman. Penepatan kadar ACP tidak dapat menentukan

dengan pasti apakah kanker prostat ada atau tidak ada, tetapi

penetapan ldapat memperkuat diagnosis dan berguna juga untuk

menguji hasil terapi.

Specimen tidak bole mngalami hemolisis dan serum harus

segera dipisahkan dari sel-sel darah. Bila tes tidak dapat dilakukan

selang beberapa jam, serum harus dibekukan.

2. FOSFATASE ALKALIS

Fosfatase alkalis (ALP, alkaline phosphatase) dibuat oleh

bermacam-macam jaringan. Hati, tulang dan usus adalah sumber-

sumber paling penting ; dalam kehamilan plasenta menjadi sumber

yang subur juga. Beberapa jenis kanker tertentu memuat sedikit ALP

yang khusus dan yang disebut enzim mregan18 . dalam serum normal

yang paling banyak terdapat adalah ALP dari tulang, di samping itu

ada sedikit isoenzim yang berasal dari hati. Kadar ALP dari usus

berbeda-beda dari seorang kepada yang lain, kebanyakan orang

mempunyai kadar yang relative rendah, tetapi kadang-kadang orang

yang menunjukan kadar isoenzim itu meningkat. ALP dari usus

sepintas masuk ke dalam darah pada waktu lemak dicerna dandiserap,

tetapi penyakit intestinal jarang berpengaruh, kepada kadar ALP dalam

serum.

a. Makna patofisiologis

Page 19: kimia klinik

 Mengukur ALP bermanfaat pada penyakit hati dan tulang.

Kegiatan osteoblastik dan osteoklastik meninggikan Alp dalam

serum, kadar itu bertambah pada waktu terjadi pertumbuhan tulang,

perombakan tulang dan kalau tidak ada keseimbangan antara kedua

prose itu. ALP hati terutama berasal dari epitel saluran empedu

intrahepatik; ,masih tidak jelas sampai di mana aktifitas sel hati

beperan dalam prose itu. Pada penyakit haptobiliar perembesan

ALP ke dalam cairan interstisial mempunyai efek sama atau lebih

besar dari pada obstruksi atau peradangan pada saluran-saluran

hepatobiliar. Penyakit parenkrim biasanya tidak menyebabkan

peningkatan begitu tinggi.

b. Pemisahan Isoenzim

          Biasanya tidak ada kesulitan untuk membedakan antara ALP

dari hati dan dari tulang pada keadaan yang di sertai peningkatan

ALP; tetapi ada kalanya itu susah juga. Elektoforesis pernah

diterapkan dalam upaya memisahkan isoenzim ALP, tetapi

suksesnya kurang baik, memisahkan isoenzim hati dan isoenzim

usus lebih mudah dari membedakan isoenzim hati dari isoenzim

tulang. Memanaskan serum sampai 560 C adalah cara yang paling

biasa pada upaya fraksionasi; ALP dari hati lebih tahan panas dari

ALP dari tulang. Peningkatan kadar enzim-enzim lain lyang juga

mempunyai kaitan dengan hati dapat membantu untuk menentukan

apakah sumber meningkatnya ALP itu hepatobiliar. Untuk tujuan

itu dipakai penetapan GGT, leucine aminopeptidase (LAP) dan 5-

nukleutidase (5”- N).