kimia klinik urinalisis

33
PEMERIKSAAN URINE 1. MAKROSKOPIS - Warna - Bau - Busa - Kejernihan - Ph (normal : 5,0 – 7,0) 2. KIMIAWI a. Albumin Metode :Test rebus As Asetat 6% Prinsip : albumin (protein) akan mengendap pada suasana asam dan panas. Prosedur : Urine dihomogenkan ± 10 ml dituang ke tabung sentifuge Sentrifuge urine 1500 rpm selama 5 menit supernatant dan endapan dipisahkan Supernatan dituang dlm 2 tabung reaksi Tabung blanko dan tes

description

cara-cara urinalisis. pemeriksaan kimia darah

Transcript of kimia klinik urinalisis

Page 1: kimia klinik urinalisis

PEMERIKSAAN URINE

1. MAKROSKOPIS- Warna - Bau- Busa - Kejernihan- Ph (normal : 5,0 – 7,0)

2. KIMIAWIa. Albumin

Metode :Test rebus As Asetat 6%Prinsip : albumin (protein) akan mengendap pada suasana asam dan panas.Prosedur :Urine dihomogenkan ± 10 ml dituang ke tabung sentifugeSentrifuge urine 1500 rpm selama 5 menit supernatant dan endapan dipisahkanSupernatan dituang dlm 2 tabung reaksi

Tabung blanko dan tesTabung tes dipanaskan sampai mendidih bila terjadi kekeruhan ditambah 2 – 3 tetes

asam asetat 6%Jika kekeruhan tetap : kekeruhan karena albuminJika kekeruhan hilang : kekeruhan karena fosfat dan karbonat

Page 2: kimia klinik urinalisis

Metode : Test Asam Sulfosalisilat 20%Prinsip : Albumin (protein) akan mengendap dg penambahan asam.Prosedur :Urine dihomogenkan ± 10 ml dituang ke tabung sentifugeSentrifuge urine 1500 rpm selama 5 menit supernatant dan endapan dipisahkanSupernatan dituang dlm 2 tabung reaksi

Tabung blanko dan tesPada tabung tes ditambah beberapa tetes Asam sulfosalisilat 20% homogenkanBila terjadi kekeruhan maka urine positif albumin.

Nilai normal :(-) Neg : tidak ada kekeruhan(+) Pos 1 : ada kekeruhan ringan tanpa butir2

(++) Pos 2 : kekeruhan dpt dilihat, ada butir2

(+++) Pos 3 : jelas keruh, kekeruhan berkeping2

(++++) Pos 4 : sangat keruh, berkepingbesar, memadat

b.ReduksiMetode : Test BenedictPrinsip : Glukosa akan mereduksi CuSo4 (biru) menjadi oksidasi cupro (merah) dlm keadaan panas.

Page 3: kimia klinik urinalisis

Prosedur :Pipet 5 ml pereaksi Benedict, masukkan tabung reaksi besarTambah dg 5 – 8 tetes urine (urine dihomogenkan dulu)Dipanaskan mengamati perubahan yg terjadiNilai normal :(-) Neg : warna biru(±) Trace : warna hijau(+) Pos 1 : warna hijau, endapan kuning(++) Pos 2 : warna kuning sampai hijau tua(+++) Pos 3 : warna coklat(++++) Pos 4 : warna jingga sampai merah bata

Metode : Test FehlingPrinsip : Reduksi larutan tembaga alkali (biru) menjadi oksidasi cupro (merah) pada suasana panasProsedur :Pipet Fehling A dan Fehling B (1 : 1) dimasukkan dlm tabung reaksi besarPipet 0,5 ml urine (urin dihomogenkan dulu) dimasukkan dlm tabung tsbTabung dipanaskan sampai mendidih.

Page 4: kimia klinik urinalisis

Nilai normal :(-) Neg : warna biru jernih(+) Pos 1 : warna hijau kekuningan dan keruh(++) Pos 2 : warna kuning keruh(+++) Pos 3 : warna jingga keruh(++++) Pos 4 : warna merah keruh

c. BilirubinMetode : Test dari HorrisonPrinsip : Adanya bilirubin dlm urine akan dioksidasi oleh reagen Fauchet yg berwarna hijau, dimana sebelumnya bilirubin diendapkan oleh BaCl2.Prosedur :Urine dihomogenkan dipipet 5 ml, masukkan tabung reaksiDitambah 2,5 ml larutan BaCl2 10% homogenkanEndapan yg terbentuk disaring dg kertas saring kertas saring yg berisi residu

dipindahkan ke petridishPada kertas saring ditetesi 1 – 2 tetes pereaksi FouchetNilai normal :(-) Neg : tidak terjadi perubahan warna pd endapan(+) Pos : tampak warna hijau pd endapan

Page 5: kimia klinik urinalisis

d.UrobiliMetode : Test menurut SchlesingerPrinsip : Iodium mengoksidir urobilinogen menjadi urobilin yg bereaksi dg ion zink membentuk ikatan komplek yg berpendar hijau.Prosedur :Urine dihomogenkan dipipet 5 ml ditambah 3 – 3 tetes lugolDitambah 10 ml pereaksi Schlesinger homogenkanLarutan disaring filtrate diamati dg latar belakang gelap.Nilai normal :(-) Neg : warna filtrate kuning jernih(+) Pos : warna filtrate berpendar hijau

Urobilin (+) belum tentu krn kelainan, bisa pengaruh obat.

3. SEDIMENT URINEMetode : DirectPrinsip : Urine disentrifuge, endapan dibuat preparat dan dilihat dibawah mikroskop.Prosedur :Urin dihomogenkan dituang ± 10 ml (10 – 15 ml) ke dlm tabung sentifugeUrine dusentrifuge 1500 – 2000 rpm selama 5 menitDipisahkan sedimen dari supernatannya

Page 6: kimia klinik urinalisis

Dibuat preparatSediment dihomogenkan diambil dg pipet Pasteur diletakkan pd objek glass dititip cover glass.

Diamati dg mikroskop perbesaran lensa objektif 10x (mencari LP dan identifikasi kristal) kemudian 40x (identifikasi).

Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml RangeEritrosit

Leukosit

Epitel

Kristal

Silinder

Lain2

Bakteri : (+/-)Yeast : (+/-)Parasit : (+/-)

Page 7: kimia klinik urinalisis

Ca Oksalat Leukosit Hyalin Squamus Epitel

AmorphEpitel : - Squamust

- Transisional (panjang)- Renal (ukuran hamper sama dg leukosit tp lebih besar)

Amorph : Urat dan Phosphat

4. CARIK CELUPMetode : Carik celupPrinsip : Urine diperiksa dg menggunakan reagent strip

Page 8: kimia klinik urinalisis

Prosedur :Urin dihomogenkan dituang ke tabung reasi besarCarik dicelupkan sebantar ditiriskan di tepi tabing ditiriskan pada tissueWarna dicocokkan dg standart pada botolnya (1-2 mnt)

CATATANDasar pengukuran photometer 4010a) End Point

Ciri : - Enzymatic colorimetrik- λ visible,- harus ada Blank, Std, dan Test- memerlukan waktu inkubasi lama

Untuk : Glu, Urea, UA, TP, Alb, Chol, TGb)End Point – SB

Blank berisi sampel (yg membedakan reagen nitrit)Untuk : Bilirubin

c) KinetikDibaca berulang – ulang dan diambil rata –ratanya.Ciri : - hanya butuh 1 tabung (test)

- Larutan tidak berwarna- λ UV- Inkubasi tidak lam, max 1 menit

Untuk : SGOT, SGPT, ALP, LDH, CKMB, γ GTd)Fix Time

Disebut juga Two point kinetic- Fix time

Cara pembacaan dibaca 2x diambil selisih, λ UVUntuk : Urea UV

- Fix Time non UVΛ visible Untuk : kreatinin

Page 9: kimia klinik urinalisis

Pembacaan Bilirubin pada 4010Program Abs, F = 0, λ disesuaikanNyalakan PUM bilas kuvet dg aquadest kosongkanMasukkan SB takan zero, muncul 0,000 kosongkanBilas aquadest kosongkanMasukkan Sampel tekan result, muncul abs test kosongkan bilas aquadest kosongkan

Program C/F, F = dimasukkan, λ disesuaikanMasukkan SB tekan zero, muncul 0,000 kosongkanBilas aquadest kosongkanMasukkan sampel tekan result, muncul Hasil test Kosongkan bilas aquadest kosongkan

Membaca Kreatinin pada 4010Blank : aquadestWR + STD/Sample masuk kuvet stopwatch nyala 30 detik tekan zerro, muncul 0,0000 setelah 2 menit tekan result, muncul ∆ abs Panjang gelombangUV : 340 – 405 nmVisibel : 492 – 600 nm

Irreversibel : > 700 nm

Page 10: kimia klinik urinalisis

GLUKOSA DARAHMETODE : GOD – PAP without deproteinasiPRINSIP : Gukosa ditetapkan setelah oksidasi enzimatik menghasilkan glukosa oksidasi. Terbentuk oksigen peroxide bereaksi dibeh katalis peroxide dg phenol dan 4-aminophenazone berwarna merah ungu (quinoneimine) sbg indicator.

TEST STD BLSerum 10 µl - -Std - 10 µl -Reagen warna 1000 µl 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25◦C atau 5 menit pd suhu 37◦CBaca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 60 mnit)

Reaksi :Glu + O2 + H2O GOD Glukonoc acid + H2O2

2H2O2 + 4-aminophnenazone + phenol PAP quinoneamine + 4H2ODasar pengukuran: End PointWarna : pinkNilai normal : 75 – 115 mg/dLGlukosa = Abs Test x C. std (100 mg/dL)

Abs Std

Page 11: kimia klinik urinalisis

METODE : GOD – PAP with deproteinasiTEST STD BL

Aquadest 500 µl 500 µl -Std - 50 µl -TCA 8 – 10 % 500 µl 500 µl -Whole bood (NaF) 50 µlCampur, sentifuge dg kecepatan 3000 rpm selama 10 menitSupernatan 100 µl 100 µlReagen warna 1000 µl 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 25 menit pd suhu 20 - 25◦C atau 10menit pd suhu 37◦CBaca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 60 mnit)

RENAL FUNGTION TEST (RFT)1. UREA

Metode : BarthelotPrinsip : Urea dihidrolisis dlm campuran air dan urease untuk menghasilkan ammonia dan karbondioksida pd reaksi modifikasi Barthelot ammonium bereaksi dg hipoklorid dan salisilat untuk membentuk warna hijau.

Page 12: kimia klinik urinalisis

BL TESTSerum - 10 µlReagen enzim (1 ml enzim + 100 R1) 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 5 mnit pd 20 - 25◦C atau 3 mnit pd 37◦CR2 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd 25◦C atau 5menit pd 37◦C.Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm, factor = 80 mg/dL (toleransi 60 mnit)

Dasar pengukuran : End PointWarna : HijauNilai normal : Urea = 10 – 50 mg/dL

BUN = 10 – 20 mg/dLUrea = Abs Test x FaktorBUN = Urea 2,14

2. ASAM URATMetode : PAP anzymatic colorimetrikPrinsip : Pemeriksaan UA dg reaksi uriase. Hydrogen peroxide bereaksi dibwh katalis dari peroxide dg asam 3,5-dikloro-2-hydrobenzesulfonic (DCHBS) dan 4-amino phenazone (PA) untuk member warna violet quinoimine sebagai indicator.

Page 13: kimia klinik urinalisis

TEST STD BLSerum 20 µl - -Std - 20 µl -Reagen warna 1000 µl 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25◦C atau 5 menit pd suhu 37◦CBaca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 15 mnit)

Reaksi :UA + O2 + 2H2O uricase alantoin + CO2 + H2O2

4H2O2 + DCHBS + PAP peroksidase quinoneamine + HCl + 4H2ODasar pengukuran : End PointWarna : PinkNIlai normal : L = 3,4 – 7,0 mg/dL

P = 2,4 – 6,7 mg/dLUA = Abs Test x C. std (8 mg/dL)

Abs Std3. KREATININ

Metode : Jafee without deproteinasi

Page 14: kimia klinik urinalisis

Prinsip : Kreatinin terbentuk dlm larutan bersuasana alkali berwarna merah orange kompleks dg asam pikrat. Abs kompleks ini sebanding dg konsentrasi kreatinin dlm sampel.

STD TESTSerum - 100 µlSTD 100 µl -Working Reagen (WR)(NaOH encer : asam pikrat 1:1)(NaOH encerNaOH : Aquadest 1:4)

1000 µl 1000 µl

Photometer 4020Campur, Baca pada photometer 4020, λ = 546 nm.Photometer 4010 (program Abs, λ = 546 nm)Nyalakan stopwatch tepat setelah penambahan sampel dlm WR, campur dan masukkan ke kuvet photometer 4010Tepat setelah 30 detik tekan zero pd photometer 4010.Stopwatch dilanjutkan sampai 2 menit lg tekan Result.Hasil adalah ∆ Abs.

Reaksi :Kreatinin + As pikrat Kreatinin – pikrat kompleks Kreat = ∆ Abs test x C. std (2 mg/dL) Dasar pengukuran : Fix time non UV Abs std

Page 15: kimia klinik urinalisis

Warna : KuningNIlai normal : L = 0,6 – 1,1 mg/dL

P = 0,5 – 0,9 mg/dLLIVER FUNGTION TEST (LFT)

1. SGOT (Serum Glutamic Oksaloasetik Transaminase)ASAT (Aspartat Aminotransferase)Metode : KinetikPrinsip : Metode kinetic untuk determinasi Aspartat Aminotranferase (ASAT) sesuai dg rekomendasi Expert Panel IFCC tanpa aktivasi pyridoxaphosphate.

TESTSerum 200 µlWorking Reagen (WR)2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer

1000 µl

Photometer 4020Pipet 200 µl sampel dan langsung dimasukkan pd tabung yg sebelumnya sudah berisi 1000 µl WRCampur, baca pd photometer 4020, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745Photometer 4010Campur, inkubasi 1 menit

Page 16: kimia klinik urinalisis

Baca pd photometer program K20, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745

Dasar pengukuran : kineticWarna : tidak berwarnaNilai normal :

25◦C (952) 30◦C (1746)Laki – laki ≥ 18 U/l ≥ 25 U/lPerempuan ≥ 15 U/l ≥ 21 U/l

2. SGPT (Serum Glutamic Piruvilic Transaminase)ALAT (Alanin Aminotransferase)Metode : KinetikPrinsip : Metode kinetic untuk determinasi Alanin Aminotranferase (ALAT) sesuai dg rekomendasi Expert Panel IFCC tanpa aktivasi pyridoxaphosphate.

TESTSerum 200 µlWorking Reagen (WR)2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer

1000 µl

Photometer 4020Pipet 200 µl sampel dan langsung dimasukkan pd tabung

Page 17: kimia klinik urinalisis

yg sebelumnya sudah berisi 1000 µl WRCampur, baca pd photometer 4020, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745Photometer 4010Campur, inkubasi 1 menitBaca pd photometer program K20, λ = 340 nm, F = 952 atau 1745

Dasar pengukuran : kineticWarna : tidak berwarnaNilai normal :

25◦C (952) 30◦C (1746)Laki – laki ≥ 22 U/l ≥ 30 U/lPerempuan ≥ 17 U/l ≥ 23 U/l

3. ALP (Alkali Phosphatase)Metode : Kinetik

TESTSerum 20 µlWorking Reagen (WR)2 ml Substrat dlm 1 botol Buffer

1000 µl

Page 18: kimia klinik urinalisis

Campur, inkubasi 1 menitBaca pd photometer 4010 program K20, λ = 340 nm, F = 2757

Dasar pengukuran : kineticWarna : tidak berwarnaNilai normal :

25◦C (952) 30◦C (1746)Laki – laki 50 – 190 U/l 61 - 232 U/lPerempuan 40 - 190 U/l 49 - 232 U/l

4. Total ProteinMetode : BiuretPrinsip : Ion cupri bereaksi dg protein dlm larutan alkali membentuk kompleks warna ungu.

TEST STD BLSerum 20 µl - -Std - 20 µl -Reagen warna 1000 µl 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25◦C atau 5 menit pd suhu 37◦C

Page 19: kimia klinik urinalisis

Baca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 30 menit)

Dasar pengukuran : End PointWarna : Ungu (std : biru)Nilai normal : 6,6 – 8,7 g/dL

TP = Abs Test x C. std (8 g/dL) Abs Std

5. ALBUMINMetode : Bromcresol Green (BCG)Prinsip : BCG dg albumin dlm buffer citrate membentuk warna kompleks.

TEST STD BLSerum 10 µl - -Std - 10 µl -Reagen warna 1000 µl 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd suhu 20 - 25◦C atau 5 menit pd suhu 37◦CBaca pada photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 30

Page 20: kimia klinik urinalisis

menit)Dasar pengukuran : End PointWarna : Hijau

Nilai normal : 3,8 – 5,1 g/dL

Alb = Abs Test x C. std (4 g/dL) Abs Std

6. GLOBULINGlob = Total protein – Albumi

7. BILIRUBIN TOTALMetode : Jendrassik – GrofPrinsip : Bil total dlm serum/plasma ditentukan dg metode Jendrassik-Grof dg diazotized sulfanilic acid setelah penambahan caffeine, sodium benzoate dan sodium acetat. Warna biru azo-bilirubin terbentuk dlm larutan basa fehling II dan dpt diukur dg photometer.

SB Sampel R2 (nitrit) - 25 µlR1 100 µl 100 µl R3 500 µl 500 µlSerum 100 µl 100 µlCampur, inkubasi 10 – 60 menit pd 15 - 25◦CR4 500 µl 500 µlCampur, inkubasi 5 – 30 menit

Page 21: kimia klinik urinalisis

Baca abs pd photometer 4010, λ = 578 nm, F = 10,5Dasar pengukuran : End Point Sampel Blank

Nilai normal : 0,1 – 1,2 mg/dLBT = Abs test x Faktor (10,5)

8. BILIRUBIN DIRECTMetode : Jendrassik – GrofPrinsip : Bilirubin direct setara dg azo dye merah pd 546 nm menggunakan metode schellong dan wende dg penambahan basa.

SB Sampel R2 (nitrit) - 25 µlR1 100 µl 100 µl NaCl Solution (PZ) 1000 µl 1000 µlSerum 100 µl 100 µlCampur, inkubasi 10 – 60 pd 15 - 25◦CBaca abs tepat 5 menit setelah penambahan serum pd photometer 4010, λ = 546 nm, F = 14,0

Dasar pengukuran : End Point Sampel BlankNilai normal : ≤ 0,2 mg/dlBD = Abs test x Faktor (14,0)

9. BILIRUBIN INDIRECT

Page 22: kimia klinik urinalisis

BI = Bil total – Bil Direct

FRAKSI LIPID1. CHOLESTEROL

Metode : CHOD-PAP Prinsip : Kolesterol ditentukan setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi indicator quinoimine dibentuk dari hydrogen peroxide 4-aminophenazone dg adanya phenol dan peroxide.

BL TESTSerum - 10 µlReagen 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25◦C atau 5 menit pd 37◦CBaca hasil pd photometer 4010, λ = 546 nm, F = 840, program C/F (toleransi 60 menit)

Dasar pengukuran : End PointWarna : OrangeNilai normal : 150 – 230 mg/dLJika menggunakan abs ;

Page 23: kimia klinik urinalisis

Chol = Abs Test x C. std (200 mg/dL) Abs Std

2. TRIGLISERIDA (TG)Metode : GPO-PAPPrinsip : TG ditentukan setelah hidrolisis enzimatik dg lipase. Indicator quinoimine dibentuk dari hydrogen peroxide, 4-aminoantipyrine dan 4-cholophenol dibwh katalis peroxidase.

BL TESTSerum - 10 µlReagen 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25◦C atau 5 menit pd 37◦CBaca hasil pd photometer 4010, λ = 546 nm (toleransi 60 menit)

Dasar pengukuran : End PointWarna : OrangeNilai normal : ≤ 150 mg/dLTG = Abs Test x C. std (200 mg/dL)

Page 24: kimia klinik urinalisis

Abs Std

3. HDL CHOLMetode : PresipitasiPrinsip : Cylomikron, VLDL, LDL diendapkan dg penambahan asam phosphotungstat dan magnesium chloride. Setelah disentifuge, supernatant yg mengandung HDL diperiksa.

TEST BLSampel (serum) 200 µl -Reagen presipitat 500 µl -Campur, inkubasi 10 menit pd suhu kamarSentifuse 4000 rpm selama 15 menitAquadest - 100 µlSupernatan 100 µl -Reagen warna Chol 1000 µl 1000 µlCampur, inkubasi 10 menit pd 20 - 25◦C atau 5 menit pd 37◦CBaca hasil pd photometer 4010, λ = 546 nm, F = 320, program C/F (toleransi 60 menit)

Dasar pengukuran : End Point

Page 25: kimia klinik urinalisis

Nilai normal : L = 35 – 55 mg/dL P = 45 – 65 mg/dL

C. HDL = 175 mg/dL

4. LDL CHOLMetode : dengan rumusNilai normal : suspicious = 150 mg/dL

Elevanted = 190 mg/dLRumus :

LDL = Total Cholesterol – (HDL – TG/5)