Kuliah Pengantar Kimia Klinik Farmasi
-
Upload
putu-puja-one -
Category
Documents
-
view
444 -
download
68
description
Transcript of Kuliah Pengantar Kimia Klinik Farmasi
PATOLOGI(PATHOLOGY)
PATOLOGIANATOMI
PATOLOGIKLINIK
PATOLOGI FORENSIK
KIMIA KLINIK HEMATOLOGI IMUNOLOGI MIKROBIOLOGI
Spesimen pemeriksaan kimia klinik :
•Darah (serum/plasma)•Cairan tubuh lain:
•Urine•LCS•Cairan sendi•Cairan pleura•Dsb.
Jenis pemeriksaan dalam kimia klinik: •Substrat tertentu (albumin, BUN, SC, dll)•Enzim (SGOT, SGPT, ALP, dll)•Hormonal •Elektrolit •Gas darah.
PATOLOGI KLINIK
Clinical Patology Laboratory Medicine
Ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi pada cairan tubuh yang disebabkan oleh penyakit
pemeriksaan laboratorium klinik
Tujuan pemeriksaan laboratorium
menunjang pemeriksaan fisis
menegakkan diagnosis
Penggunaan pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan penyaring atau skrining ( rule in, rule out, case finding, check up )
2) Pemeriksaan konfirmasi ( diagnostik, definitif )3) Pemeriksaan pemantauan ( follow up )4) Pemeriksaan penderita gawat ( emergency )5) Pemeriksaan untuk persiapan operasi
TAHAPAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PRE ANALITIK ANALITIK PASCA/POST ANALITIK
PRE ANALITIK/ PERSIAPAN SAMPEL PADA PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK DAN URINALISIS
PRE ANALITIK PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Tahap 1.Persiapan pasien
Tahap 2.Pengambilan
sampel darah
Tahap 3.Penanganan
sampel
Tahap 1. Persiapan pasien Beberapa pertanyaan pasien yg sering
diajukan dan harus dijawab: puasa ? Berapa lama puasa? Makanan minuman yang dilarang? Olah raga, merokok, obat-obatan?
Persiapan pasien........
Posisi tubuh Tirah baring Kerja fisik Latihan fisik Variasi (irama) sirkadian Makanan dan minuman Merokok Alkohol Obat-obatan Siklus haid Kehamilan Usia
FAKTOR BIOLOGIK DAN FISIOLOGIK YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
Persiapan pasien........
Puasa: - Untuk pemeriksaan glukosa, pola lipid dan
pemeriksaan lain yg dipengaruhi oleh kekeruhan. - Umumnya puasa 8-12 jam
Makanan yang dilarang: - Puasa tidak makan/minum yang berkalori atau
yang mempengaruhi metabolisme tubuh. - Air putih diperbolehkan
Olah raga, merokok dan obat-obatan: - Disarankan untuk tidak melakukan olahraga/kerja
jasmani berat dan tidakk merokok- Obat: tidak mutlak dihentikan dicatat
Pembakuan prosedur pada tahap persiapan pasien:
TAHAP PENGAMBILAN SAMPEL DARAH Tempat Pungsi:
- Dewasa: vena lipatan lengan (vena cubiti median di fossa antecubiti lengan)
- AGD: arteri radialis, Brachialis atau Femoralis - Pilihan lain: darah kapiler yang diarterialisasikan
Bendungan (tourniquet): - Kurang dari 1 menit - Lebih dari 3 menit peningkatan glukosa, laktat dan menurunkan pH
dengan akibat kadar ion Ca, Mg dan obat bebas meningkat. Stress:
- ketegangan jiwa dpt meningkatkan kadar kortisol dan GH Antikoagulan:
- Tanpa antikoagulan (serum)- Heparin - EDTA
Hemolisis: - hemolisis berat dpt menyebabkan peningkatan K, Mg, fosfat,
aminotransferase, LDH dan fosfatase asam total. Semprit dan tabung vakum .
TAHAP PENANGANAN SAMPEL
1. Label
2. Pemusingan (sentrifugasi)
3. Penyimpanan
4. Pengiriman
PRE ANALITIK PEMERIKSAAN URINALISIS
Jenis spesimen
Tempat penampungan
Pengambilan sampel urine
Pengawet urine
Jenis dan bahan pemeriksaan urine
Freshly voided urine specimen Clean voided specimen Urine pagi Urine sewaktu Urine 24 jam Urine 2 jam posprandial
wande_nyoman@yahoo 16
Freshly voided urine specimen
Adalah urine segar yang baru dikeluarkan.
Penderita berkemih langsung di wadah atau kontainer yang bersih dan kering.
Spesimen dari bayi dan anak, ditampung menggunakan kantong plastik polyethylene bag dengan perekat.
Clean voided specimen Untuk mencegah kontaminasi dengan
darah haid atau sekret vagina. Penderita diminta untuk berkemih dan
diambil urine pancaran tengah. Contoh urine ini bila ditampung dalam
wadah steril pemeriksaan biakan urine.
Untuk pemeriksaan biakan urine dapat juga digunakan urine yang diambil dengan cara pungsi suprapubik.
Urine pagi
Urine pagi yang pertama kali dikeluarkan.
Merupakan bahan terbaik untuk diperiksa karena pekat.
Biasanya spesimen ini digunakan untuk pemeriksaan tes kehamilan, pemeriksaan protein, sedimen urine dan nitrit.
Urine sewaktu
Urine yang dikeluarkan kapan saja saat akan diperiksa tanpa memperhatikan waktu atau interval waktu tertentu.
Biasanya digunakan untuk urinalisis rutin terutama bagi penderita yang berobat jalan atau melakukan pemeriksaan penyaring.
Urine 24 jam
Digunakan untuk pemeriksaan zat tertentu secara kuantitatif.
Harus disediakan wadah yang dapat memuat 2-3 liter urine dan diberi pengawet toluene 1 ml/ liter urine.
Penderita harus dijelaskan cara penampungan urine 24 jam.
Urine 2 jam posprandial
Digunakan untuk pemeriksaan glukosa urine pada pendeita diabetes melitus.
Pada umumnya penderita diminta untuk berkemih sesaat sebelum makan dan 2 jam setelah makan.
Hasil pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk pemantauan terapi diabetes melitus.
Penampung urine
Terbuat dari plastik: bermulut lebar, bersih, kering dan bertutup.
Wadah steril untuk pemeriksaan biakan urine. Untuk bayi, kantong plastik polyethylene bag
dengan perekat.
wande_nyoman@yahoo 23
Pengambilan sampel urine • Bahan pemeriksaan urine rutin yang terbaik: urine
segar (< dari 1 jam setelah dikeluarkan)• Label sampel • Disimpan dalam lemari es suhu 2-80 C.• Bisa digunakan pengawet urine.
Tabel 1. Pengawet urine, kelebihan dan kekurangan
wande_nyoman@yahoo 24
Pengawet Kelebihan Kekurangan
Thymol Baik untuk glukosa dan sedimen Mempengaruhi:
Tes protein dgn presipitasi asam
Tes glukosa dengan O-toluidin
Formalin
(formaldehyde)
Terbaik untuk sedimen Mempengaruhi tes glukosa dgn reduksi copper.
Toluen Tidak mempengaruhi tes rutin Mengapung pada permukaan spesimen dan
melekat pada pipet
Chloroform - Mengendap di dasar spesimen dan
mempengaruhi pemeriksaan sedimen.
Sodium fluoride Mencegah glikolisis Menghambat reaksi pada pemeriksaan glukosa,
darah dan leukosit dgn carik celup.
Asam borat Baik untuk protein
Tidak mempengaruhi tes rutin kecuali pH
Bila berlebihan menyebabkan presipitasi kristal.
Tablet pengawet
komersial
Mudah digunakan, kadar diatur sehingga
pengaruh terhadap tes minimal
Mengandung satu atau lebih zat pengawet
sehingga harus diperhatikan komposisi tablet.
URINE disimpan > 1 jam : terjadi perubahan sel / susunan kimia. Tidak steril : timbul bakteri
ureum CO2 + NH3 pH urine : basa
CaSo4 , MgSo4 ,Sedimen (torak) : rusakUreum
Glukosuria : kadar glukosa hasil negatif palsu !
Bilirubin (terikat)
hidrolisis oksidasi as. Glukorunat biliverdin
+ (hijau)biluribin (bebas)
wande_nyoman@yahoo 25
keandalan metode pemeriksan laboratorium
A. keandalan analitik
1. presisi / impresisi
2. akurasi / inakurasi
3. sensitivitas analitik
4. spesifisitas analitik
5. detektabilitas ( daya lacak )
B. keandalan diagnostik
1. sensitivitas diagnostik
2. spesifisitas diagnostik
3. nilai ramal positif
4. nilai ramal negatif
5. efisiensi
data laboratorium
kualitatif kuantitatif semikuantitatif
contoh : HBs Ag serum : pos
darah samar tinja : neg
glukosa urine : pos 3 (+++)
tes Widal, titer O : 1/320
kreatinin serum : 1,9 mg/dl
SGOT : 72 IU/l
KUALITATIF
SEMI KUANTITATIF
KUANTITATIF
INTERPRETASI HASIL ABNORMAL
1. berdasar nilai rujukan ( reference value, “ nilai normal “ )
contoh : Hb pasien = 10,7 g/dl nilai rujukan 12,5 - 17,5 g/dl interpretasi : kadar Hb rendah ( anemia )
SGPT pasien = 68 IU/l nilai rujukan < 35 IU/l ( UV, 370 C ) interpretasi : meningkat ( sakit liver ? )
Nilai rujukan( reference value, “ nilai normal “ )
cara mendapatkan nilai rujukan : 40 orang yang “ tampak sehat “ diperiksa untuk parameter tertentu ( mis. kolesterol ) Dari data yang didapat dihitung nilai rerata ( mean ) dan deviasi standar ( SD )
nilai rujukan adalah : nilai rerata ± 2 SDcontoh : kolesterol dari 40 orang yang diperiksa didapatkan mean = 170 mg/dl SD = 20 mg/dl nilai rujukan untuk kolesterol : 170 ± 2x 20 130 – 210 mg/dl
kelemahan menggunakan nilai rujukan
distribusi orang sehat dan orang sakit umumnya tumpang tindih
normal(sehat)
abnormal (sakit )
0
200
400
100 150 200 250 400 mg/dl300 350
2. berdasar nilai potong ( cut off value )
nilai “ cut off ” didasarkan atas hasil penelitian klinik dari suatu tes laboratorium , metode ttt. terhadap penyakit tertentu. Dari hasil penelitian didapatkan suatu “ nilai “ yang dapat membedakan secara optimal antara orang sehat dengan orang yang sakit
contoh : Glukosa darah 2 jam pp = 260 mg/dl nilai “ cutoff “ untuk Diabetes melitus : 200 mg/dl interpretasi : pasien menderita diabetes melitus
sensitivitas diagnostik meningkat
spesifisitas diagnostik meningkat
200 25015010050 300 mg/dl
bukan DM
DM
sens. 100%spes. 40%
sens. 25%spes. 100%
sens. 65%spes. 70%
sens. 40%spes. 80%
faktor – faktor lain yang perlu diperhatikanpada interpretasi1) Persiapan pasien ( puasa, obat, dll.)
2) Cara pengambilan darah (duduk, telentang, arteri, vena, kapiler, turniket )
3) Cara penampungan sampel ( anti koagulan, aerob, anaerob, sinar )
4) Transportasi ( suhu ? )
5) Penyimpanan ( suhu ? )
6) Umur ( anak, dewasa, usia lanjut )
7) Jenis kelamin8) Besar / kecil otot
interpretasi adanya perubahan bermaknapada tes pemantauanperubahan dianggap bermakna jika selisih hasil pemeriksaan ≥ 3 SD ( WHO )
contoh : pasien hiperkolesterolemia sebelum pengobatan, kolesterol serum = 400 mg/dl sesudah pengobatan, kolesterol serum = 380 mg/dl apakah benar kadar kolesterol turun ? impresisi tes kolesterol di laboratorium, SD = 15 mg/dl 3 SD = 45 mg/dlselisih sebelum dan sesudah pengobatan = 20 mg/dl
interpretasi : perbedaan tidak bermakna, artinya tidak ada penurunan
pemantapan mutu laboratorium klinik kendali mutu internal pemantapan
mutu internal eksteranal ( Internal Laboratory Quality Control ) ( External Laboratory
Assesment )
dikelola oleh laboratorium dikelola oleh instansi di luar sendiri laboratorium ( Pemerintah, organisasi profesi, perusahaan swasta )
mengendalian presisi dan akurasi menilai kesamaan (komparabilitas)mengeluarkan hasil yang dapat hasil dari beberapa laboratoriumdipercaya menilai akurasi
PENCEGAHAN KEDARURATAN LABORATORIUM
PENCEGAHAN UMUM:
1.Ruangan:
- disain dan penataan ruangan harus sesuai
utk: - kegiatan laboratorium rutin
- penyelamatan pd keadaan darurat
- aliran udara harus dibuat searah
- suhu ruangan 26–28 0C, kelembaban 50-70%
Tersedia bak cuci tangan dg air mengalir
yg mudah terjangkau disetiap ruangan Tersedia tempat sampah sesuai ketentuan Tersedia denah ruangan yg gambarkan letak
telepon, APAR, pintu darurat Koridor/gang, pintu darurat harus bebas
halangan
Dinding halus, rata, kedap air & tahan desinfektan
Lantai harus bersih,kering,tidak licin Ruangan, area kerja mudah dibersihkan Pintu laboratorium harus selalu tertutup Yang tak berkepentingan dilarang masuk Pasang label “bahaya infeksi” / bio-hazard /
chemical-hazard sesuai dg kegiatan lab
2. PERALATAN
- penggunaan dan pemeliharaan alat
harus sesuai PROTAP / GLP
- penataan peralatan harus ergonomik
3. SISTEM dan PROSEDUR
- harus ditetapkan PROTAP dan alur kerja
untuk semua kegiatan laboratorium.
- harus ada PROTAP tindakan dalam
keadaan darurat
- dilakukan audit internal terus menerus
thd pelaksanaan PROTAP.
4. PETUGAS dilarang
- menyimpan makanan, makan, minum,
merokok didalam laboratorium.
- menggunakan acessories selama
bekerja didalam laboratorium
- meletakkan barang2 pribadi di area kerja
- menggunakan alat pelindung diri keluar
laboratorium
PETUGAS wajib- melaksanakan semua kegiatan sesuai
PROTAP / GLP- menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai dengan kegiatan
- menjaga kesehatan umum dan imunitas thd penyakit tertentu
- memahami PROTAP tindakan pada keadaan darurat
PENCEGAHAN BAHAYA KIMIA
Laksanakan PROTAP kegiatan menggunakan bahan kimia
Sediakan Material Safety Data Sheet (MSDS)
untuk semua bahan kimia yang ada di lab Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan
bahan kimia yang ditangani
Pencegahan bahaya kimia….
1. Jangan memegang botol bahan kimia pd lehernya, peganglah pd bagian badannya dan gunakan alat bantu.
2. Pakailah pelindung mata bila bekerja dengan asam kuat,bahan kaustik,bahan leleh-panas atau yg mudah meledak.
3. Jangan memipet asam kuat,bahan kaustik, oksidan kuat atau bahan toksik dg mulut, pakailah pipet otomatik atau alat bantu pipet.
Pencegahan bahaya kimia…
5. Gunakan sungkup asap bila mengerjakan bahan yang menghasilkan asap berracun, korosif atau berbau menyengat6. Bila mengencerkan asam pekat, tuangkan asam sedikit demi sedikit kedalam air, jangan tuangkan air kedalam asam pekat7. Jangan menuang dua macam reagen atau lebih secara berturutan ketempat pembuangan, dpt berreaksi menghasilkan zat/gas berracun
PENCEGAHAN BAHAYA BIOLOGIK
Didasarkan atas klasifikasi tingkat keamanan
biologik laboratorium yang bersangkutan Seluruh kegiatan laboratorium, desinfeksi,
sterilisasi dan pengelolaan limbah infeksius harus sesuai dengan PROTAP/GLP
Gunakan kabinet keamanan biologik yang
sesuai
Pencegahan bahaya biologik…..
1. Berikan label yg jelas pada bahan2 infektif.
2. Spesimen yg dpt menularkan penyakit lewat
udara hrs ditangani dlm sungkup biologis yg
sesuai.
3. Lakukan dekontaminasi/desinfeksi /
sterilisasi dg prosedur yg sesuai
Pencegahan bahaya biologik….
4. Hindari kontak langsung dg spesimen biologis, 4. Hindari kontak langsung dg spesimen biologis, gunakan alat bantu/pelindung diri yang sesuai.gunakan alat bantu/pelindung diri yang sesuai.5. Jangan bekerja dengan luka terbuka pd tangan5. Jangan bekerja dengan luka terbuka pd tangan6. Cuci tangan setelah menangani spesimen.6. Cuci tangan setelah menangani spesimen.7. Jangan makan/minum/merokok dlm lab.7. Jangan makan/minum/merokok dlm lab.8. Jangan menyimpan makanan/minuman dlm lab8. Jangan menyimpan makanan/minuman dlm lab9. Jangan memasang asesoris/kosmetik dlm lab9. Jangan memasang asesoris/kosmetik dlm lab
PAJANAN BAHAN INFEKSIUS
Bila tertusuk jarum suntik bekas pakai:
- segera cuci dg air mengalir se- banyak
mungkin dan sabun atau antiseptik
- bagian yang tertusuk ditekan sampai
darah keluar
- jangan dihisap dg mulut
Bila darah mengenai kulit utuh :
- cuci dg sabun dan air mengalir
- atau dg larutan garam dapur Bila darah masuk mulut :
- ludahkan dan kumur dg air beberapa kali Bila darah terpercik ke mata :
- lakukan irigasi dg air atau lar garam fisiologis Bila darah terpercik kedalam hidung :
- hembuskan keluar,cuci dg air atau larutan garam fisiologis
TATALAKSANA PAJANAN BHN INFEKSIUS
LANGKAH 1
-Cuci sebersih mungkin
-catat dan laporkan dlm 24 jam LANGKAH 2
Telaah pajanan :
- cara pajanan
- bahan pajanan
- status infeksi sumber pajanan
- kerentanan terpajan
Cara pajanan :
- tusukan jarum
- goresan kulit
- pajanan kulit yang luka
- pajanan pd selaput mukosa
Bahan pajanan
- darah
- cairan tubuh lain
Status infeksi sumber pajanan : - hepatitis B, C, HIV - bila sumber tdk diketahui,anggap semua (+) - jangan lakukan pmrks thd jarum bekas pakai
Kerentanan terpajan : - pernah vaksinasi hepatitis B ? - status serologi HBV ? - anti HCV ? - anti HIV ?
LANGKAH 3
- berikan Profilaksis Pasca Pajanan
- HBV : -PPP segera mungkin, <24 jam
- ibu hamil juga boleh
- HCV : -tidak dianjurkan
- HIV : - dlm bbrp jam stlh pajanan
- PPP berupa ARV jangka pendek
LANGKAH 4
- pemeriksaan laboratorium lanjutan
- laksanakan konseling bila perlu
- periksa kesehatan setiap ada gejala
penyakit apapun
Profilaksis Pasca Pajanan hepatitis B
Bila korban terpajan belum pernah vaksinasi
1. Sumber pajanan HBsAg (-) : - vaksinasi2. Sumber pajanan HBsAg (+) : - berikan HBIG - vaksinasi3. Sumber pajanan tidak diketahui: - vaksinasi
Bila korban terpajan pernah divaksinasi
1. Anti HBs (+) : - tidak perlu pengobatan2. Anti HBs (-) : - sumber pajanan HBsAg (-): tidak perlu pengobatan - sumber pajanan HBsAg (+)/HBsAg(-) tetapi berrisiko tinggi: -berikan HBIG, lanjutkan vaksinasi