MATERI KIMIA KLINIK
Transcript of MATERI KIMIA KLINIK
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini
berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan C! sebagai hasil dari proses pernapasan.
"embuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan
tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).
#aat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari
harapan. $erbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan
pemberlakuan program #anitasi %otal $erbasis &asyarakat (#%$&). $erbagai upaya tersebutsebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban.
'amun akses tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah kualitas.
$erdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja
rata-rata sehari * gram dan menghasilkan air seni * gram. +adi bila penduduk ndonesia
deasa saat ini !** juta maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar /.*** juta gram
(/.*** ton). &aka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar.
0engan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah
pembuangan kotoran manusia meningkat. 0ilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.
Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan
penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
tinja. Karena kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang
multikompleks. "enyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai
macam jalan atau cara. 0alam tulisan ini akan dibahas mengenai pembuangan kotoran
manusia yang baik dan memenuhi syarat kesehatan.
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
2/28
B. Rumusan masalah
. 1pa pengertian dari fases2
!. $agaimana struktur dari fases2
3. 1pa saja fungsi dari fases2
/. $agaimana metode pemeriksaan fases secara mikro dan makro2
4. $agaimana sifat normal dan abnormal dari fases2
C. Tujuan
. 5ntuk dapat mengetahui pengertian dari fases2
!. 5ntuk dapat mengetahui struktur dari fases23. 5ntuk dapat mengetahui fungsi dari fases2
/. 5ntuk dapat mengetahui metode pemeriksaan fases secara mikro dan makro2
4. 5ntuk dapat mengetahui sifat normal dan abnormal dari fases2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian eses
%inja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. %inja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran
penyakit yang multikompleks. rang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya
mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces). #eperti halnya sampah, tinja juga mengundang
kedatangan lalat dan hean-hean lainnya. 6alat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang
mengandung kuman-kuman dapat menularkan kuman-kumanitu leat makanan yang
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
3/28
dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit.
$eberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan
sebagainya.
"engerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya aktu dan menurunnya
frekuensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut
dengan konstipasi atau sembelit. 0an sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu,
menyebabkan menurunnya aktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar disebut
dengan diare atau mencret.
0alam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil
sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris,
celulosa gas indol, skatol, sterkobilinogen dan bahan patologis. 'ormal 7 ** 8 !** gram 9
hari. :rekuensi defekasi 7 3; 9 hari 8 3; 9 minggu.
!.! Bau eses
$au khas dari tinja atau feses disebabkan oleh akti
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
4/28
>1&$1? :@#@# '?&16@. %abel pemeriksaan
&askroskopi "enyebab Catatan
$utir, kecil, keras, arna
tua
Aolume besar, berbau dan
mengambang
?apuh dengan lender
tanpa darah
?apuh dengan darah dan
lender
Aolume besar, cair, sisa
padat sedikit
?apuh, mengandung
Konstipasi
&alabsorpsi zat lemak
atau protein
#indrom usus besar yang
mudah terangsang
inflamasi dangkal dan
difus, adenoma dengan
jonjot-jonjotnflamasi usus besarB
tifoid, shigella,
amebeasis,tumor ganas
nfeksi non-in
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
5/28
nanah atau jaringan
nekrotik
1gak lunak, putih abu-abu
sedikit
lain, tumor nekrotik,
parasit
obtruksi saluran makan
barium
tinja selagi masih panas
$ilirubin serum biasanya
abnormal
%abel 7 gejala yang diagnostic pada pemeriksaan makroskopik tinja
Darna %idak patologis "atologis
Coklat, coklat tua kuning
coklat
Coklat tua sekali
Eitam
1bu-abu
1bu-abu muda sekali
Eijau atau kuning hijau
&erah
ksidasi normal dari pigmen
empedu
0ibiarkan lama di udara
&akanan yang mengandung
banyak daging
&akan besi, bismut
&akan kokoa
&akanan mengandung banyak
bahan susu barium
&akanan yang mengandung
banyak bayam, sayuran hijau
lain. "encahar yang barasal
sayuran
&akanan yang mengandung
banyak lobak merah (biet)
"erdarahan di saluran cerna
bagian proksimal steatore
(konsistensi seperti bubur dan
berbuih)
btruksi saluran empedu
&akanan melalui usus dalam
aktu cepat hingga pigmen
empedu belum sempat
teroksidasi
"erdarahan yang berasal dari
saluran cerna bagian distal
%abel 7 keadaan yang mempengaruhi arna tinja
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
6/28
Kategori Kondisi khusus Eal lain
smotic 0efisiensi disakaridase
(intoleransi terhadap
laktosa)
0isakarida dalam buncisatau kacang-kacangan lain
yang tidak dapat dicerna
"encahar berupa larutan
garam
>ejalan setelah makan
makanan yang berasal dari
susu
"erut kembung, lazimdengan FgasG. Kadang-
kadang diselingi konstipasi
pencahar yang tidak benar
?iayat sakit dan gejala
ulkus peptikum
0ampak osmotic dari
antasid
#ekretorik #etelah makan bahan
pemanis buatan yang tidak
dapat dicernakan toksin
berasal dari kuman (kolera,@.coli, keracunan makanan
yang mengandung
stafilokok
Eormone yang enteroaktif
(gastrin pada sindrom)
Zollinger-@llisonB
serotonin 2 zat lain pada
sindroma karsinoid
#indroma malabsorpsi
lemak, protein
"erangsangan oleh asamempedu
?iayat jenis makanan
menentukan diagnose
@pidemiologi lebih
penting daripada biakantinja
>ejala sistemik lain lazim
didapat.
$au busuk merupakan
gejala yang umum dari
malnutrisi oleh kalori atau
protein
#etelah reseksi dari usus
halus
"ertumbuhan bakteri yang
berlebihan dalam usushalus
"erubahan struktur atau
fungsi
?eseksi usus
:istel enterokolon
#indroma usus besar yang
sensiti
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
7/28
%abel 7 berbagai jenis diare
:. "rosedur pemeriksaan
. &akroskopis
syarat dalam pengumpulan sampel untuk pemeriksaan feses 7
a. Dadah sampel bersih, kedap, bebas dari urine b. Earus diperiksa 3* 8 /* menit sejak dikeluarkan jika ada penundaan simpan di almari
es
c. %idak boleh menelan barium, bismuth dan minyak 4 hari sebelum pemeriksaan
d. 0iambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan. misalnya bagian yang
bercampur darah atai lendir
e. "aling baik dari defekasi spontan atau ?ectal %oucher sebagai pemeriksaan tinja
seaktu.
f. "asien konstipasi dapat diberikan saline cathartic terlebih dahulu
g. "ada Kasus ;yuris dapat digunakan metode schoth tape H object glass
h. 5ntuk mengirim tinja, adah yang baik ialah yang terbuat dari kaca atau sari bahan lain
yang tidak dapat ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi tinja keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai. Dadah harus bermulut lebar
i. leh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka hasil
pemeriksaan mikroskopi tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi
tanda 8(negatif),(I),(II),(III) saja
$erikut adalah uraian tentang berbagai macam pemeriksaan secara makroskopis dengan
sampel feses.
a. "emeriksaan +umlah
0alam keadaan normal jumlah tinja berkisar antara **-!4*gram per hari. $anyaknya tinja
dipengaruhi jenis makanan bila banyak makan sayur jumlah tinja meningkat.
b. "emeriksaan Darna
) %inja normal kuning coklat dan arna ini dapat berubah mejadi lebih tua dengan
terbentuknya urobilin lebih banyak. #elain urobilin arna tinja dipengaruhi oleh berbagai
jenis makanan, kelainan dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan. Darna kuning
juga dapat disebabkan karena susu,jagung, lemak dan obat santonin.
!) %inja yang berarna hijau dapat disebabkan oleh sayuran yang mengandung khlorofil
atau pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh bili
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
8/28
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
9/28
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
10/28
yang disebabkan amubiasis. "ada perdarahan saluran pencernaan mungkin didapatkan kristal
hematoidin.
g. &akrofag
#el besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam sitoplasmanya sering dapat dilihat
bakteri selain eritrosit, lekosit .$entuknya menyerupai amuba tetapi tidak bergerak.
h. #el ragi
Khusus $lastocystis hominis jarang didapat. "entingnya mengenal strukturnya ialah supaya
jangan dianggap kista amoeba
i. +amur
) "emeriksaan KE
"emeriksaan KE adalah pemeriksaan tinja dengan menggunakan larutan KE (kalium
hidroksida) untuk mendeteksi adanya jamur, sedangkan pemeriksaan tinja rutin adalah
pemeriksaan tinja yang biasa dilakukan dengan menggunakan lugol.
5ntuk membedakan antara Candida dalam keadaan normal dengan Kandidiasis adalah pada kandidiasis, selain gejala kandidiasis, dari hasil pemeriksaan dapat ditemukan bentuk
pseudohifa yang merupakan bentuk in
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
11/28
Easil dinilai dengan cara 7
'egatiuajac
"rosedur Kerja 7
a) $uatlah emulsi tinja sebanyak 4ml dalam tabung reaksi dan tambahkan ml asam acetat
glacial, campur. b) 0alam tabung reaksi lain dimasukkan sepucuk pisau serbuk guajac dan !ml alcohol 4
=, campur.
c) %uang hati-hati isi tabung kedua dalam tabung yang berisi emulsi tinja sehingga kedua
jenis campuran tetap sebagai lapisan terpisah.
d) Easil positif kelihatan dari arna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan itu. 0erajat
kepositifan dinilai dari arna itu.
Zat yang mengganggu pada pemeriksaan darah samar diantara lain adalah preparat :e,
chlorofil, e;tract daging, senyaa merkuri, Aitamin C dosis tinggi dan anti o;idant dapat
menyebabkan hasil negatif (-) palsu, sedangkan 6ekosit, formalin, cupri oksida, jodium dan
asam nitrat dapat menyebabkan positif (I) palsu b. 5robilin
0alam tinja normal selalu ada urobilin. +umlah urobilin akan berkurang pada ikterus
obstruktif, pada kasus obstruktif total hasil tes menjadi negatif, tinja dengan arna kelabu
disebut akholik.
"rosedur kerja 7
) %aruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah dengan larutan
mercurichlorida * = dengan
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
12/28
"emeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal,karena bilirubin dalam
usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi
urobilin.
?eaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang menghalangi
perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka panjang dengan
antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi.5ntuk mengetahui adanya bilrubin dapat digunakan metode pemeriksaan
:ouchet
Komposisi atau struktur fases
:eses juga disebut kotoran adalah limbah tubuh padat yang dibuang dari usus besar melalui
anus saat buang air besar. %inja biasanya dikeluarkan dari tubuh satu atau dua kali sehari.
#ekitar ** sampai !4* gram (3- ons) kotoran diekskresikan oleh manusia deasa setiaphari.$iasanya, kotoran yang terdiri dari 4 persen air dan !4 persen zat padat. #ekitar 3*
persen dari materi padat terdiri dari bakteri matiB sekitar 3* persen terdiri dari materi
makanan yang dicerna seperti selulosaB * sampai !* persen adalah kolesterol dan lemak
lainnyaB * sampai !* persen adalah zat anorganik seperti kalsium fosfat dan besi fosfatB dan
! sampai 3 persen protein.
"uing-puing sel yang tumpah dari selaput lendir dari saluran usus juga leat di bahan limbah,
seperti halnya pigmen empedu (bilirubin) dan leukosit mati (sel darah putih). Darna coklat
feses adalah karena aksi bakteri pada bilirubin, yang merupakan produk akhir dari pemecahan
hemoglobin (sel darah merah). $au kotoran disebabkan oleh bahan kimia indole, skatole,
hidrogen sulfida, dan merkaptan, yang diproduksi oleh aksi bakteri.
$anyak penyakit dan gangguan dapat mempengaruhi fungsi usus dan menghasilkan kelainan
pada tinja. #embelit ditandai dengan e
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
13/28
Sifat fases
bser
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
14/28
"ucat dengan
lemak
&alabsorbsi lemakB
diet tinggi susu dan
produk susu dan
rendah daging.
range atau
hijau
nfeksi usus
6endir darah 0arah pada feses
dan infeksi
Konsistensi $erbentuk,lunak, agak
cair 9 lembek,
basah.
Keras, kering 0ehidrasi, penurunan motilitas
usus akibat
kurangnya serat,
kurang latihan,
gangguan emosi dan
laksantif
abuseJJkonstipasi
Cair "eningkatan
motilitas usus (mis.
akibat iritasi kolon
oleh
bakteri)JJdiare,
kekurangan absorpsi
$entuk #ilinder (bentuk
rektum)
&engecil,
bentuk pensil
atau seperti
benang
Kondisi obstruksi
rectum
+umlah %ergantung diet
(** 8 /**
gr9hari)
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
15/28
$au 1romatik 7
dipenga-ruhi
oleh makanan
yang dimakan
dan flora
bakteri.
%ajam, pedas #umber bau tak
enak yang keras,
berasal dari senyaa
indole, skatol,
hydrogen sulfide
dan amine,
diproduksi oleh
pembusukan protein
oleh bakteri perusak
atau pembusuk. $au
menusuk hidung
tanda terjadinya
peningkatan
kegiatan bacteria
yang tidak kita
kehendaki.
5nsur pokok #ejumlah kecil
bagian kasar
makanan yg tdk
dicerna,
potongan bak-
teri yang mati,
sel epitel,
lemak, protein,
unsur-unsur
kering cairan
pencernaan
(pigmen
empedu dll)
"us
&ukus
"arasit
0arah
6emak dalam
jumlah besar
$enda asing
nfeksi bakteri
Kondisi peradangan
"erdarahan
gastrointestinal
&alabsorbsi
#alah makan
:rekuensi 6ebih dari
L dalamsehari
Eipomotility
Eipermotility
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
16/28
Kurang dari
sekali
semniggu
Darna, konsistensi, bentuk, jumlah, bau, dan unsur pokok dari feses seseorang dapat
memberikan banyak informasi mengenai kondisi usus. 1danya penyimpangan dari flora usus
dapat dideteksi secara sederhana bila penampakan feces memperlihatkan terjadinya de
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
17/28
pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan makanan mengandung banyak lemak
yang tidak dapat dicerna dan juga setelah pemberian garam barium setelah pemeriksaan
radiologik. %inja yang berarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan yang segar
dibagian distal, mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat. Darna coklat mungkin
disebabkan adanya perdarahan dibagian proksimal saluran
pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi dan lain-lain. Darna coklat tua
disebabkan urobilin yang berlebihan seperti pada anemia hemolitik. #edangkan arna hitam
dapat disebabkan obat yang yang mengandung besi, arang atau bismuth dan mungkin juga
oleh melena.-/
+. &au
ndol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja. $au busuk
didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna dan dirombak oleh
kuman. ?eaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu. %inja yang berbau tengik
atau asam disebabkan oleh peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare. ?eaksi tinja
pada keadaan itu menjadi asam.!,3
e. +arah
1danya darah dalam tinja dapat berarna merah muda,coklat atau hitam. 0arah itu
mungkin terdapat di bagian lua rtinja atau bercampur baur dengan tinja. "ada perdarahan
proksimal saluran pencernaan darah akan bercampur dengan tinja dan arna menjadi hitam,
ini disebut melena seperti pada tukak lambung atau
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
18/28
g. 'arasit
0iperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan lain-
lain yang mungkin didapatkan dalam tinja.
!. PEMERI#SAAN MI#R$S#$PIS
"emeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit,
eritosit, sel epitel, kristal dan sisa makanan. 0ari semua pemeriksaan ini yang terpenting
adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing.
a. Pr%t%-%a
$iasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru didapatkan
bentuk trofozoit.
gambar protozoa pada mikroskopis tinja ( sumber 7 google )
&. Telur aing
%elur cacing yang mungkin didapat yaitu 1scaris lumbricoides, 'ecator americanus,
@nterobius
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
19/28
0alam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan. "ada
disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan peningkatan jumlah
leukosit.!,3@osinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada penderita
dengan alergi saluran pencenaan.3
+. eritr%sit
@ritrosi thanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus. #edangkan
bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur. 1danya eritrosit dalam tinja selalu berarti
abnormal.
,. e'itel
0alam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang berasal dari
dinding usus bagian distal. #el epitelyang berasal dari bagian proksimal jarang terlihat karena
sel inibiasanya telah rusak. +umlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau
peradangan dinding usus bagian distal.-3
g. kristal
Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. 0alam tinja normal mungkin terlihat kristal
tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan kalsium oksalat
didapatkan setelah memakan bayam atau straberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan
setelah banyak makan lemak. #ebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat 6eyden
%inja 65>6 $utir-butir amilum dan kristal hematoidin. Kristal Charcoat 6eyden didapat
pada ulkus saluran pencernaan seperti yang disebabkan amubiasis. "ada perdarahan saluran
pencernaan mungkin didapatkan kristal hematoidin.!,3
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
20/28
kristal hemetoidin (sumber7google)
h. Sisa makanan
Eampir selalu dapat ditemukan juga pada keadaan normal, tetapi dalam keadaan
tertentu jumlahnya meningkat dan hal ini dihubungkan dengan keadaan abnormal. #isa
makanan sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian lagi berasal dari hean
seperti serat otot, serat elastisdan lain-lain. 5ntuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja
dicampur dengan larutan lugol untuk menunjukkan adanya amilum yang tidak sempurna
dicerna. 6arutan jenuh #udan atau A dipakai untuk menunjukkan adanya lemak netral
seperti pada steatorrhoe.! #isa makanan ini akan meningkat jumlahnya pada sindroma
malabsorpsi.
/. PEMERI#SAAN #IMIA TIN0A.
"emeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan
terhadap darah samar . %es terhadap darah samar untukmengetahui adanya perdarahan kecil
yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik.!,3,/ 1danya darah dalam
tinja selalau abnormal. "emeriksaan darah samar dalam tinja dapat dilakukan dengan
menggunakan tablet reagens. "rinsip pemeriksaan ini hemoglobin yang bersifat sebagai
peroksidase akan menceraikan hidrogen peroksida menjadi air dan * nascens (n). On akan
mengoksidasi zat arna tertentu yang menimbulkan perubahan arna /,4
%ablet ?eagens banyak dipengaruhi beberapa faktor terutama pengaruh makanan yang
mempunyai aktifitas sebagai peroksidase sering menimbulkan reaksi positif palsu seperti
daging, ikan sarden dan lain lain. &enurut kepustakaan, pisang dan preparat besi seperti
ferrofumarat dan ferro carbonat dapat menimbulkan reaksi positif palsu dengan tablet
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
21/28
reagens. &aka dianjurkan untuk menghindari makanan tersebut diatas selama 3-/ hari
sebelum dilakukan pemeriksaan darah samar./,4 "emeriksaan bilirubin akan beraksi negatif
pada tinja normal,karena bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan
kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin. ?eaksi mungkin menjadi positif pada
diare dan pada keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti
pengobatan jangka panjang dengan
antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan
perubahan tadi.,!,3 0alam tinja normal selalu ada urobilin. +umlah urobilin aka nberkurang
pada ikterus obstruktif, jika obstruktif total hasil tes
menjadi negatif, tinja berarna kelabu disebut akholik. "enetapan kuantitatif urobilinogendalam tinja memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan terhadap tes urobilin,karena
dapat menjelaskan dengan angka mutlak jumlah
urobilinogen yang diekskresilkan per !/ jam sehingga bermakna
dalam keadaan seperti anemia hemolitik dan ikterus obstruktif.!
%etapi pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu jarang dilakukan di
laboratorium. $ila masih diinginkan penilaian ekskresi urobilin dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan urobilin urin.
DATAR PUSTA#A
. $auer +0, 1ckerman ">, %oro >. Clinical 6aboratory ðods,
ed, #aint 6ouis 7 %he CA &osby Company. p. 43.
!. >andasoebrata ?. "enuntun 6aboratorium Klinic, cetakan k-/
"enerbit 0ian ?akyat *B p 4!.
3. Eepler @, &anual of Clinical 6aboratory ðods, /
ed. #prinfieldllinois 5#17 Charles C %homas "ublisher 4B p !/.
/. Eyde %1, &ellor 60, ?aphael ##. >astrointestinal tract in
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
22/28
&edical6aboratory %echnology.
ed, ?aphael ##, 6ynch, &+> (eds),"hiladelphia7 D$ #aunders Company, 7 p.
!*.
. %es &akroskopi
. "ra 1nalitik
a. "ersiapan pasien 7 "asien tidak dibenarkan makan obat pencehar sebelumnya. "reparat besi
akan mempengaruhi arna tinja dan sebaiknya dihentikan /- hari sebelum pengambilan
sampel. $egitupun dengan obat- obat antidiare, golongan tetracycline, barium, bismuth,
minyak atau magnesium akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
b. "ersiapan sampel 7 #ampel sebaiknya tinja segar (pagi hari) sebelum sarapan pagi, atautinja baru, defekasi spontan dan diperiksa dilaboratorium dalam aktu !-3 jam setelah
defekasi (warm stool ).
"asien diberitahu agar sampel tinja jangan tercampur dengan urin atau sekresi tubuh lainnya.
$ila sarana laboratorium jauh dan membutuhkan aktu yang lebih lama, sampel sebaiknya
diberi pengaet buffered glycerol saline.
c. "engumpulan9 pengambilan sampel
. Dadah 7 "ot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih. $eri label 7 nama,
tanggal, nomor pasien, jenis kelamin, umur, diagnosis aal. %inja tidak boleh mengenai bagian luar adah dan diisi jangan terlalu penuh. Kertas toilet tidak dibenarkan sebagai
adah tinja oleh karena mengandung bismuth.
!. Cara pengambilan 7
a. %inja segar 7 sebaiknya tinja pagi hari atau tinja baru dan defekasi spontan. 1mbil tinja
bagian tengahnya sebesar ujung ibu jari, masukkan kedalam adah dan tutup rapat.
b. ?ectal sab
c. 1nal sab ( jarang dilakukan )
!. 1nalitik
1lat
. 6idi atau spatel kayu
!. Kapas lidi
Cara kerja
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
23/28
. #ampel diperiksa ditempat yang terang
!. "erhatikan arna, bau, konsistensi, adanya darah, lender, nanah, cacing dll.
3. "asca 1nalitik
Easil dan interpretasi
. Darna 7 normal tinja berarna kuning coklat. Darna tinja yang abnormal dapat
disebabkan atau berubah oleh pengaruh jenis makanan, obat- obatan dan adanya
perdarahan pada saluran pencernaan
!. $au 7 bau normal tinja disebabkan olah indol, skatol dan asam butirat. %inja yang
abnormal mempunyai bau tengik, asam, basi.
3. Konsistensi 7 tinja normal agak lunak dan mempunyai bentuk seperti sosis
/. 6endir 7 1danya lendir berarti ada iritasi atau radang dinding usus. 6endir pada bagian
luar tinja, lokasi iritasi mungkin pada usus besar dan bila bercampur dengan tinja,
iritasi mungkin pada usus kecil.
4. 0arah 7 'ormal tinja tidak mengandung darah. "erhatikan apakah darah itu segar
(merah muda), coklat atau hitam, apakah bercampur atau hanya dibagian luar tinja
saja.
. "arasit 7 Cacing mungkin dapat terlihat
Darna %idak "atologis "atologis
Coklat, Coklat tua, kuning
coklat, coklat tua sekali
ksidasi normal dari pigmen
empedu
0ibiarkan lama diudara
&akanan yang mengandung
banyak daging
Eitam &akanan mengandung zat besi ,
bismuth
"endarahan disaluran cerna
bagian proksimal
1bu- abu 9 putih &akanan mengandung coklat #teatore (konsistensi seperti
bubur dan berbuih)
1bu- abu muda sekali &akanan mengandung banyak
bahan susu barium
bstruksi saluran empedu
Eijau atau kuning hijau &akanan mengandung banyak
bayam, sayuran hijau lain.
"encahar berasal dari sayuran.
&akanan melalui usus dalam
aktu cepat hingga pigmen
empedu belum sempat
teroksidasi
&erah &akanan yang mengandung banyak lobak merah (bit) "endarahan yang berasal darisaluran cerna bagian distal
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
24/28
%abel . Keadaan yang mempengaruhi arna tinja
. %es &ikroskopi
!. "ra 1nalitik
"ersiapan sampel dan persiapan pasien sama dengan tes makroskopi
. 1nalitik
. 1lat
. 6idi9 kapas lidi
!. Kaca objek
3. Kaca penutup
/. &ikroskop
4. ?eagen 7 6arutan eosin !=, larutan lugol, larutan 'aCl *,=
!. Cara kerja
. %etesi kaca objek disebelah kiri dengan tetes 'aCl *,= dan sebelah kanan
dengan tetes larutan eosin != atau larutan lugol
!. 1mbil tinja dibagian tengahnya atau pada permukaan yang mengandung
lendir, darah atau nanah I seujung lidi
3. 1duk sampai rata pada masing- masing larutan
/. %utupi dengan kaca penutup
4. "eriksa dibaah mikroskop, mula- mula dengan pembesaran *; kemudian
/*;. 1mati apakah ada telur cacing, amuba, eritrosit, leukkosit, sel epitel,
Kristal, sisa makanan dll
. "asca 1nalitik
Easil dan interpretasi
. #el epitel. $eberapa sel epitel, yaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal dapat
ditemukan dalam keadaan normal. Kalau sel epitel berasal dari bagian yang lebih
proksimal, sel- sel itu sebagian atau seluruhnya rusak. +umlah sel epitel bertambah
banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus.
!. &akrofag. #el- sel besar berinti satu memiliki daya fagositosis, dalam plasmanya
sering dilihat sel- sel lain (leukosit, eritrosit) atau benda- benda lain. 0alam preparat
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
25/28
natif ( tanpa pearnaan) sel- sel itu menyerupai amuba 7 perbedaanya ialah sel ini
tidak dapat bergerak.
3. 6ekosit. 6ebih jelas terlihat kalau tinja dicampur dengan beberapa tetes larutan asam
acetat *=. Kalau hanya dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya.
"ada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan lain- lain, jumlah lekosit yangditemukan banyak menjadi besar.
/. @ritrosit. Eanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi dalam kolon, rectum atau
anus. Keadaan ini selalu bersifat patologis.
4. Kristal- Kristal. "ada umumnya tidakk banyak artinya. 0alam tinja normal mungkin
terlihat Kristal- Kristal tripelfosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. #ebagai kelainan
mungkin dijumpai Kristal Charcot-Leyden dan Kristal hematoidin. Kristal Charcot-
Leyden biasanya ditemukan pada keadaan kelainan ulseratif usus, khususnya
amubiasis. Kristal hematoidin dapat ditemukan pada perdarahan usus.
. #isa makanan. Eampir selalu dapat ditemukan tertentu dikaitkan dengan sesuatu hal
yang abnormal. #isa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun- daunan dan
sebagian lagi makanan berasal dari makanan daun- daunan dan sebagian lagi makanan
berasal dari hean, seperti serat otot, serat elastic, dll. 5ntuk identifikasi lebih lanjut
emulsi tinja dicampur dengan larutan lugol 7 pati (amilum) yang tidak sempurna
dicerna tampak seperti butir- butir biru atau merah. 6arutan jenuh #udan dan
#udan A dalam alcohol *= juga dipakai 7 lemak netral menjadi tetes- tetes merah
atau jingga.
. %elur cacing. Ascaris lumricoides, Necator americanus, Enterobius vermicularis
Trichiurus trichiura, trongyloides stercoralis, dan sebagainya, juga yang termasuk
genus cestodas dan trematodas mungkin didapat.
&akroskopi9 &ikroskopi "enyebab
$utir, kecil, keras, arna tua Konstipasi
Aolume besar, berbau dan mengambang &alabsorbsi zat lemak atau protein
?apuh dengan lendir tanpa darah #indroma usus besar yang mudah terangsang
inflamasi dangkal dan difus, adenoma dengan
jonjot- jonjot
?apuh dengan darah dan lendir (darah nyata) nflamasi usus besar, tifoid, shigella, amubiasis,tumor ganas
Eitam, mudah melekat seperti ter "erdarahan saluran cerna bagian atas
Aolume besar, cair, sisa padat sedikit nfeksi non-in
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
26/28
Cair bercampur lendir dan leukosit Kolitis ulseratif, enteritis, shigellosis,
salmonellosis, %$C usus
6endir dengan nanah dan darah Kolitis ulseratif, disentri basiler, karsinoma
ulseratif colon, diuaiac
. "ra 1nalitik
. %ujuan 7 5ntuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat
dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopi.
!. "ersiapan pasien 7 perlu dihindari zat- zat yang mengandung besi, um guaiac 3 gram
/. 1lkohol 4 =
4. 1sam asetat glasial
. Eidrogen peroksidase (E!!) 3=
!. Cara Kerja
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
27/28
. $uatlah emulsi tiinja dalam tabung reaksi dengan air atau dengan larutan
garam kira- kira 4-* ml dan panaskan hingga mendidih
!. #aringlah emulsi yang masih panas dan biarkan filtrat sampai menjadi dingin,
dan tambahkan ml asam asetat glasial, campur
3. 0alam tabung reaksi kedua masukkan sepucuk pisau serbuk guaiac dan ! ml
alcohol 4= campur.
/. %uanglah secara hati- hati isi tabung kedua kedalam tabung yang berisi emulsi
tinja sehingga kedua jenis campuran tetap sebagai lapisan terpisah
4. $erikan ml hydrogen peroksidase 3=, campur.
. Easil positif terlihat dari arna biru yang terjadi pada batas kadua lapisan itu
. Easil dibaca dalam aktu 4 menit (jangan lebih lama), perhatikan arna yangtimbul.
3. nterpretasi Easil
negatira hill "ublisching Co
6imited, 'e 0elhi, B *-
Didmann :K. %injauan Klinis atas Easil pemeriksaan 6aboratorium, @disi , "enerbit $uku
Kedokteran @>C, +akarta, 4 B 4- 4/
:ischbach :%.#tool @;amination, n 1 of 6aboratory and 0iagnostic %est, @d A, 6ippincott
"hiladelphia, 'e Nork, B !4/-!
-
8/18/2019 MATERI KIMIA KLINIK
28/28
Eerry +.$. et al. @;amination of feces, in Clinical 0iagnosis and &anagement by 6aboratory
ðods, 'ine @d, D$ #aunder Co, "hiladelphia, B 43-4/
$urtis C1. :ecal Collection in %ietz :undamentals of Clinical Chemistry, :ourth @d, D$
#ounders Company, B !!-!3.
"emeriksaan tinja. 0alam "etunjuk "emeriksaan 6aboratorium puskesmas, "usat 6ab.
Kesehatan $ekerja sama dengan 0it. jend. $inkesmas, +akarta, B 3-