Kimia klinik

32
BAB I PENDAHULUAN Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012). Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang

description

jjj

Transcript of Kimia klinik

Page 1: Kimia klinik

BAB I

PENDAHULUAN

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah,

urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan.

Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat

digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak

pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi

hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas,

elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk

membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012).

Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol

total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama

dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah

seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan

pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan

hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan

kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya

berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum

yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida

sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk

mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total,

kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal

Page 2: Kimia klinik

pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko

terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2012).

Maksud Percobaan adalah untuk mengetahui kelainan pada darah

dengan tujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang ada didalam darah

atau komponen-komponen darah.

Tujuan percobaan adalah untuk memahami kelaianan pada darah

dengan tujuan untuk mengetahui unsure-unsur yang ada didalam darah

atau komponen-komponen darah.

Prinsip percobaan adalah berdasarkan alat strip yang digunakan

kemudian diteteskan darah yang tersedia dan dibaca pada alat

glukometer.

Page 3: Kimia klinik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hematologi

Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan

pembentuk darah yang merupakan salah satu system organ

terbesar di dalam tubuh. Darah membentuk 6 sampai 8 % dari

berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi

didalam suatu cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah

utama adalah sel darah merah(eritrosit), sel darah putih (leukosit),

dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45 sampai 60% dari

volume darah total, sel darah merah (SDM) menempati sebagian

besar volume sisanya. Sel darah putih dan trombosit, walaupun

secara fungsional penting, menempati bagian yang relative kecil

dari massa darah total. Proporsi sel dan plasma diatur dan dijaga

dengan relative konstan (Sacher Ronald A, 2004).

Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah

merah tetap berada dalam system sirkulasi dan mengandung

pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih

bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh

darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut melakukan

fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh

kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi

utamanya di dinding pembuluh darah. Protein plasma merupakan

Page 4: Kimia klinik

pengangkut utama zat bezi dan produk sampingan metabolik ke

organ-organ tujuan untuk menyimpan atau ekskresi. Banyak protein

besar yang tersuspensi di dalam plasma juga menarik perhatian

ahli hematologi, terutama protein-protein yang berkaitan dengan

pencegahan perdarahan melalui proses pembekuan darah

(koagulasi). Laboratorium hematologi berperan mendefinisikan sel

darah atau pigmen darah yang normal dan abnormal serta

menentukan sifat kelainan tersebut. Pemeriksaan-pemeriksaan

laboratorium hematologi sangat penting untuk mengetahui

kesejahteraan pasien secara keseluruhan dan sering digunakan

dalam pemeriksaan penapisan kesehatan (Sacher Ronald A, 2004)

B. Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-

komponennya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah

merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian

cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma.

Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas

kesehatan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan hematologi adalah

sebagaiberikut :

1. Mendeteksi kelainan hematologi (anemia dan leukemia) bila

timbul dugaan adanya kelainan jumlah dan fungsi dari sel

darah.

Page 5: Kimia klinik

2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi

sel darah baik bentuk maupun fungsinya.

3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan

atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya.

4. Mendeteksi beberapa penyakit perdarahan yang berkaitan

dengan kuantitas dan kualitas trombosit seperti demam

berdarah dan ITP ( Anonim, 2008).

Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan hemoglobin

(Hb) saja sudah cukup untuk mendeteksi adanya kemunculan

hematologi, sistemik, infeksi dan pendarahan, namun tenyata

periksaan Hb saja tidaklah cukup karena pemeriksaan Hb hanya

menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan

hematologi lengkap terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, dan

hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang

diagnosis penyakit.

1. Eritrosit (sel darah merah)

Berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Pemeriksaan

ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitermia

(peningkatan jumlah eritrosit, Hb, atau hematokrit. Kehilangan 30

– 40% eritrosit dengan penurunan Hb >6/µl) sedang untuk

perempuan 4,2 – 5,4 (106/µl)

Page 6: Kimia klinik

2. Leukosit (sel darah putih)

Berfungsi melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan

virus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan sel

darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh,

evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan

diagnosis keadaan leukemia. Nilai normal leukosit adalah 4,80 –

10,8 (103/µl)

3. Hemoglobin (Hb)

Merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang

berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini

dilakukan untuk menentukan kosentrasi Hb pada komponen

darah, evaluasi anemia hemolitik (anemia yang disebabkan

rusaknya eritrosit lebih cepat). Nilai normal untuk laki-laki adalah

14 – 18 (g/dL). dan untuk perempuan 12 – 16 (g/dL).

4. Hematokrit

Merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel-

sel darah putih dan sel trombosit dengan plasma darah.

Pemeriksaan hematokrit dilakukan bersamaan dengan

pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan

keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik,

polisitemia. Nilai normal untuk laki-laki adalah 42 – 52 % sedang

untuk perempuan adalah 37 – 47%.

Page 7: Kimia klinik

5. Nilai-nilai MC

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta

kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.

a. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

Untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin

yang terdapat dalam eritrosit, untuk mendiagnosis keadaan

thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai

normalnya adalah 27 – 31 pg.

b. Mean Corpuscular Volume (MCV)

MCV adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang

dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan thalassemia

dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai normal untuk laki-laki

adalah 80 – 94 fL sedang untuk perempuan adalah 81 – 99

fL.

c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)

MCHC adalah konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit,

pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan

anemia. Nilai normalnya adalah 33 – 37 g/dL

Beberapa keadaan anemia menunjukkan MCH rendah dan

MCV rendah (hipokromik dan mikrositik) disebabkan oleh

defisiensi besi, thalassemia dan anemia karena penyakit kronik.

Sedangkan MCH tinggi dan MCV tinggi (hiperkromik dan

makrositik) disebabkan oleh anemia megaloblastik, yaitu

Page 8: Kimia klinik

defisiensi asam folat atau defisiensi vitamin B12 dan disebabkan

oleh periode awal setelah perdarahan.

6. Trombosit

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi, diagnosis

dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan pembekuan

darah (disseminated intravascular coagulation. DIC) dan lainnya.

Dengan nilai normal 150 -450 (103/µl)

7. Pemeriksaan Laju Endap Darah

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya keganasan, penyakit kolagen atau infeksi, membedakan

tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit

yang secara klinis susah dibedakan seperti rheumatoid artritis

dan artritis akibat degeneratif. Nilai normal 0 – 20 mm (Anonim,

2011).

C. Pemeriksaan Komponen Didalam Darah

Page 9: Kimia klinik

1. Pemeriksaan Kadar gula darah

Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang

ditemukan dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh, glukosa

merupakan bahan bakar primer. Glukosa diangkut dalam

plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada beberapa daerah di

tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler (capillary

beds) dan langsung digunakan sebagai sumber energi. Pada

daerah-daerah lain, glukosa diambil dan disimpan sebagai

glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict

berenergi tinggi semacam asam lemak (George H. Fried, 2005).

Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah

dianjurkan dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di

atas 45 tahun. Lebih awal lagi bagi wanita dengan factor risiko

tinggi, misalnya yang memiliki riwayat keluarga penderita

diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny Sustrani,

2006).

Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar

glukosa darah meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl

(~5 mM) ke kadar sekitar 120-140 mg/dL (8mM) dalam periode

30 menit sammpai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah

kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa dalam

waktu sekitar 2 jam setelah makan. Harus dicurigai adanya

diabetes mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang

Page 10: Kimia klinik

diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir (Sampel

“acak/sewaktu” glukosa darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200

mg/dL), terutama pada penderita yang memperlihatakan tanda

dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik (polidipsia, poliuria,

penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang

cepat, kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk

memastikan diagnosis tersebut, penderita berpuasa satu malam

(10 – 16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai

yang kurang dari 115mg/dL dianggap normal. Nilai yang lenih

besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes mellitus

(DM). Harus dilaukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi

untuk menentukan tingkat hiperglikemia selama 4-8

mingguterakhir. Nilai glukosa darah antara 115 mg/dL dan 140

mg/dL adalah perbatasan (borderline), dan harus dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah individu ini

mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau diabetes

mellitus (Marks Dawn B, 2000)

2. Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena

memiliki gugus hidroksil yang bersifat polar, tetapi memberikan

sifat yang lebih kaku pada membran sel daripada lipid membran

yang lainnya. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk

itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein,

Page 11: Kimia klinik

yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak

“jahat” dan high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal dengan

lemak “baik”. Kolesterol merupakan molekul yang penting dalam

menentukan sifat membran. Selain itu, kolesterol juga

bermanfaat sebagai prekursor dari metabolisme hormon steroid,

yaitu suatu substansi yang mengatur berbagai macam fungsi

fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisme

karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut, diketahui bahwa

kolesterol memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun

demikian, kadar kolesterol yang terdapat pada darah harus

dalam jumlah yang tepat. Kolesterol yang normal harus di

bawah 200 mg/dl. Kolesterol dalam darah tidak boleh berada

dalam jumlah/ kadar yang tinggi, karena ini dapat menyebabkan

penyakit hiperkolesterolimia, atau lebih dikenal oleh masyarakat

dengan penyakit kolesterol tinggi. Orang yang memiliki kadar

kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko yang tinggi

terkena penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein

merupakan ikatan dari beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat

tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi

untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan

salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks

dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang

disebut lipoprotein.

Page 12: Kimia klinik

Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis:

1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85– 90

%) dan kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer

lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses

arteriosklirosis. 

2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta

Lipoprotein, terdiri dari protein (8 – 10%) dan kolesterol

(19%) dibentuk di hati dan sebagian diusus. Fungsinya

mengangkut triasil – gliserol. 

3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein

Komponen terdiri dari protein 20 % dan kolestrol 45 %.

Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan

perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid

membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-

sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis

yang diperantarai reseptor. 

4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein.

Disebut juga Alpha-1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan

usus. Fungsinya Mentranspot kolesterol dari perifer ke hati

dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi.

(Anonim, 2013)

Page 13: Kimia klinik

3. Pemeriksaan Kadar Asam Urat dalam darah

Pada manusia, asam urat adalah produk akhir

metabolism purin. Purin (adenine dan guanin) merupakan

konstituen asam nukleat. Didalam tubuh, perputaran purin

terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan

penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada

asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang

substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam

suatu reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase (Sacher

Ronald A, 2004).

Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar

asama urat didalam darah dan urin. Pemeriksaan darah

diperlukan untuk diagnose gout, sedangkan pemeriksaan urin

untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai

6,6 mg/dL. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut

sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0

sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat

menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan,

bila lebih dari 12 mg/dL dapat menyebabkan terjadinya batu

ginjal (Lanny sustrani, 2007).

Page 14: Kimia klinik

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Alat penusuk (lancing device)

2. Glukometer

B. Bahan yang digunakan

1. Alkohol

2. Jarum penusuk (lancet)

3. Kasa/kapas

4. Test strip

C. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

Page 15: Kimia klinik

2. Dicuci dan dikeringkan kedua tangan dengan kain bersih

sebelum pengambilan sampel darah, untuk menghindari

kontaminasi

3. Dibersihkan ujung jari probandus yang akan ditusuk dengan

kasa atau kapas beralkohol untuk menghindari infeksi.

4. Dimasukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing

device). Pastikan bahwa jarum yang dipakai steril dan masih

baru.

5. Diletakkan diujung jari yang akan ditusuk.

6. Ditusukkan jarum ke ujung jari probandus. Darah pertama

yang keluar dengan dilap terlebih dahulu lalu biarkan bulatan

kecil darah terbentuk di ujung jari.

7. Dimasukkan test strip (Gula darah, asam urat atau

kolesterol) ke alat pengukur (glukometer).

8. Ditempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang

tertusuk untuk menghentikan perdarahan.

9. Dilihat hasil pengukuran di glukometer

10.Dicatat hasil pengukuran

Page 16: Kimia klinik

B. Pembahasan

Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih

(Leukosit), dan pelat darah (trombosit), yang tersuspensi dalam

plasma. Plasma terdiri untuk sebagian besar dari air dengan terlarut

dalamnya zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin

(alfa, beta, gamma), albumin dan factor pembekuan darah.

Pengambilan darah dilakukan dengan cara mengambil darah

kapiler probandus, hal ini dilakukan karena darah yang dibutuhkan

sedikit. Biasanya pengambilan darah kapiler digunakan hanya untuk

satu atau dua macam pemeriksaan saja. Namun, secara umum

tidak ada perbedaan yang mermakna antara darah kapiler dan

darah vena sebagai specimen pemeriksaan hematologi.

Dari pemeriksaan darah yang dilakukan dilaboratorium

biofarmaseutika yakni pemeriksaan kadar glukosa (puasa, sewaktu

dan 2 JPP), kadar asam urat dan kadar kolesterol total diperoleh

hasil :

1. Pada pemeriksaan glukosa puasa yang dilakukan terhadap ke

empat probandus didapatkan hasil yang sama, di mana pada

probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam

kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 110mg/dL,

probandus Sinta Mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk

dalam kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 67 mg/dL,

pada probandus Rahmawati Diansari dengan BMI 27,09 Kg/m2

Page 17: Kimia klinik

termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa

puasa 97mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan

BMI 24,53 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar

glukosa puasa 96mg/dL Jika dibandingkan dengan literatur kadar

glukosa puasa dari keempat probandus masih dalam keadaan

normal karena belum melewati batas normal yakni 70-110 mg/dL

2. Pada pemeriksaan glukosa sewaktu yang dilakukan terhadap ke

empat probandus didapatkan hasil yang berbeda, dimana pada

probandus Maria L.E Neparian dengan BMI 20,26 Kg/m2

termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa sewaktu

125 mg/dL, pada probandus Dewi Safrilda dengan BMI 19,29

Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa

sewaktu 108 mg/dL, sedangkan pada Maria la Rusli dengan BMI

22,03 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar

glukosa sewaktu 145 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur

kadar glukosa sewaktu dari probandus masih dalam keadaan

normal karena tidak melebihi 200 mg/dL.

3. Pada pemeriksaan glukosa 2 JPP yang dilakukan oleh ke empat

probandus di dapatkan hasil yang berbeda, dimana pada

probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam

kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 147 mg/dL, pada

probandus Sinta mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk

dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 78 mg/dL,

Page 18: Kimia klinik

pada probandus Rahmawati Dian sari dengan BMI 27,09 Kg/m2

termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa 2

JPP 160 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan

BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar

glukosa 2 JPP 135 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur

probandus Rahmawati Dian Sari sudah melewati batas normal

yakni 140 mg/dL, namun belum dapat di diagnosis menderita

diabetes karena belum melebihi 200 mg/dL

4. Pada pemeriksaan Asam Urat yang dilakukan oleh ke empat

probandus didapatkan hasil yang sama, dimana pada probandus

Badriah, jenis kelamin perempuan dengan BMI 23,50 Kg/m2

termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 3,8

mg/dL, pada probandus Siti Hartina, jenis kelamin perempuan

dengan BMI 20,09 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal

memiliki kadar Asam urat 2,1 mg/dL, pada probandus welem

salombe, jenis kelamin laki-laki dengan BMI 22,03 Kg/m2

termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat

mencapai 6,5 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi, jenis

kelamin laki-laki dengan BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam

kategori normal memiliki kadar Asam urat 4,7 mg/dL. Jika di

bandingkan dengan literatur kadar Asam urat pada ke empat

probandus masih dalam keadaan normal dimana kadar normal

Page 19: Kimia klinik

asam urat pada laki-laki 3,5 – 7,5 mg.dL, sedangkan pada

perempuan 2,5 – 6,5 mg/dL.

5. Pada pemeriksaan kolesterol total yang dilakukan oleh ke empat

probandus didapatkan hasil sama. Dimana pada probandus

Pirawati dengan BMI 18,61 Kg/m2 termasuk dlam kategori

normal memiliki kadar kolesterol total 164 mg/dl, pada probandus

Leni Marlina dengan BMI 23,30 Kg/m2 termasuk dalam kategori

normal memiliki kadar kolesterol total 184 mg/dL, pada

probandus Rahmawati dengan BMI 27,09Kg/m2 termasuk dalam

kategori pre-obesitas memiliki kadar kolesterol total 142 mg/dL,

sedangkan pada probandus yunizar dengan BMI 24,44 Kg/m2

termasuk dalam kategori normal memiliki kadar kolesterol total

171 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literature kadar kolesterol

dari ke empat probandus masih dalam keadaan normal karena

masih dibawah 200mg/dL.

Page 20: Kimia klinik

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum Hematologi dapat di simpulkan bahwa :

1. Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan)

dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa

jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian

dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan

yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma

darah.

2. Tinggnya kadar glukosa, asam urat dan kolesterol biasanya

dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat

B. Saran

1. Asisten

Kami sangat mengharapkan kehadiran untuk para

asisten agar dapat membimbing kami saat praktikum sedang

berlangsung

2. Laboratorium

Kami sangat mengharapkan agar pada praktikum

selanjutnya pemeriksaan golongan darah setiap praktikan dapat

dilaksanakan

Page 21: Kimia klinik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pemeriksaan Kimia Klinik. “http://biomedika.co.id/v2 /services/laboratorium/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014

Anonim.2008. Hematologi. “http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-hematologi”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014

Aprilisa.2013. Pemeriksaan kadar kolesterol, SGPT, SGOT dan Bilirubin dalam darah.”http://aprilisa.wordpress.com/2013/09/10/pemeriksaan-kadar-kolesterol-sgpt-sgot-dan-bilirubin-dalam-darah/”.Diakses Pada tanggal 12 Januari 2013

Fried George H dan Hademenos George J.2005. “ BIOLOGI”. Erlangga; Jakarta

Sacher A Ronald dan Richard A.2004.” Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium”. EGC ; Jakarta

Sustrani Lanny dkk.2006.”Diabetes”. Pt Gramedia Pustaka Utama; Jakarta

Sustrani Lanny.2007.”Asam Urat”. Percetakan Buana Printing ; Jakarta

Williams dan Wilkins.2008.”Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah pendekatan klinis. EGC ; Jakarta

https://www.academia.edu/5842051/Kimia_klinik