KGD

102
Pemicu 4A Blok Kedaruratan Medik Kelompok 4 Tutor: dr. Idawati Kartadidjaja MS, SpGK 25 Oktober 2010 FK Untar

Transcript of KGD

Page 1: KGD

Pemicu 4ABlok Kedaruratan Medik

Kelompok 4Tutor: dr. Idawati Kartadidjaja MS, SpGK

25 Oktober 2010FK Untar

Page 2: KGD

Nama NIM Jabatan

Fransisca Alvionita 405070041 Sekretaris

Bramantyo Dwiputra 405070043 Anggota

Nico Lie 405070085 Anggota

Cynthia A. Loway 405070094 Anggota

Monica Handayani 405070102 Anggota

Clare Novialin 405070113 Ketua

Christina Hadi W. 405070120 Anggota

Fenny Fenorica 405070122 Anggota

Kasmianto Abadi 405070131 Anggota

Findha Yuliana N. 405070152 Anggota

Diah Permata Sari 40507156 Penulis

Charles Prakarsa 405070167 Anggota

Page 3: KGD

SkenarioPertandingan Persahabatan yang Tak

BersahabatSeorang mahasiswa kedokteran berusia 20 tahun dibawa ke IGD karena sisi kanan kepalanya terbentur tiang gawang saat pertandingan sepak bola persahabatan dengan jurusan lain. Menurut teman-temannya ia pingsan selama kurang lebih 30 detik.Dua puluh menit setelah kejadian, saat ia diperiksa di IGD didaptkan kesadaran compos mentis tanpa tanda-tanda defisit neurologis lain kecuali amnesia anterograde dan luka lecet pada kulit kepala sisi kanan. Dalam observasi di IGD, satu jam kemudian secara mendadak ia kejang umum tonik klonik. CT scan kepala yang segera dilakukan setelah kejang teratasi, tidak menunjukkan kelainan apapun.

Page 4: KGD

Pemeriksaan neurologis menunjukkan perburukan keadaan klinis dalam 8 jam: sakit kepala, mual, muntah serta penurunan fungsi kognitif.Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal.Apakah yang dapat anda pelajari dari kasus ini?

Page 5: KGD

Learning Objectives• Menjelaskan definisi, etiologi, epidemiologi, klasifikasi

traum kepala.• Menjelaskan manifestasi klinis, patofisiologi serta

tanda-tanda kegawatdaruratan pada survey primer akibat trauma kepala.

• Menjelaskan prosedur penanganan trauma kepala.• Menjelaskan langkah-langkah penegakkan diagnosis

etiologi/ klasifikasi trauma kepala pada survey sekunder (termasuk pemeriksaan fisik & penunjang).

• Menjelaskan komplikasi & prognosis trauma kepala.• Menjelaskan penyebab trauama pada bagian tubuh

lain yang sering terjadi (trauma thorax & abdomen).

Page 6: KGD

Istilah AsingAmnesia Anterograde

Page 7: KGD

Basic Anatomy

• Scalp• Skull• Meninges

– Dura Mater– Arachnoid– Pia Mater

• Brain Tissue• CSF and Blood

Page 8: KGD

Basic Anatomy - Meninges

PA

D

IA MATER “SOFT MOTHER”

RACHNOID MEMBRANE

URA MATER “TOUGH MOTHER”

Page 9: KGD

Intracranial Volume

• 80%

Brain Matter

• 10%

Blood

• 10%

CSF

Page 10: KGD

TRAUMA/ CEDERA KEPALA(Trauma Kapitis)

trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang

menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik

temporer maupun permanen.

Page 11: KGD

Etiologi

• Penyebab cedera kepala :1. Kecelakaan lalu lintas2. Jatuh3. Trauma benda tumpul4. Kecelakaan kerja5. Kecelakaan rumah tangga6. Kecelakaan olahraga7. Trauma tembak dan pecahan bom

Page 12: KGD

Epidemiologi

• Lebih dr 2 juta pasien di US per tahunnya diobati di ER dan 25% dirawat.

• Di AS, trauma kapitis terjadi tiap 7 detik dan kematian karena brain injury tiap 5 menit.

• Terjadi di semua umur, tapi pada puncaknya pada usia 15-24 tahun.

• Pria : wanita = 3-4 : 1.• Biasanya karena kecelakaan lalu lintas.

Page 13: KGD

Amerika: kematian paling besar

Epidemiologi

Page 14: KGD

Klasifikasi berdasarkan mekanisme, patologi, lokasi lesi, derajat kesadaran

& keparahan

Mekanisme : berdasarkan adanya penetrasi durameter

Trauma tumpul :Kecepatan tinggi, contoh : tabrakan otomobilKecepatan rendah, contoh : terjatuh, dipukul

Trauma tembus Contoh : luka tembus peluru dan cedera

tembus lainnya

14

Page 15: KGD

• Berdasarkan Patologi▫ Komosio serebri▫ Kontusio serebri▫ Laserasio serebri

• Berdasarkan Lokasi lesi▫ Lesi difus▫ Lesi kerusakan vaskuler otak▫ Lesi fokal

Kontusio dan laserasi serebri Hematoma intrakranial

Hematoma ekstradural (epidural) Hematoma subdural Hematoma intraparenkhimal▫ Hematoma subarakhnoid▫ Hematoma intraserebral▫ Hematoma intraserebellar

Page 16: KGD

16

Berdasarkan derajat kesadaran (SKG)

Kategori SKG Gambaran Klinik CT Scan otak

Minimal 15 Pingsan (-), defisit neurologi (-)

Normal

Ringan 13-15 Pingsan <10 mnt,

Defisit neurologik (-)

Normal

Sedang 9-12 Pingsan >10 mnt s/d 6 jam

defisit neurologik (+)

Abnormal

Berat 3-8 Pingsan >6 jam,

Defisit neurologik (+)

Abnormal

Catatan : 1.Pedoman triase di gawat darurat2.Perdarahan intrakranial (CTscan) -->trauma kapitis berat

Page 17: KGD

• 2 mekanisme kerusakan otak akibat cedera kepala :- Kerusakaan saat impaksi :

- Konstusio dan laserasi korteks serebri, biasanya lobus frontal dan temporal pd sisi impaksi, atau pd sisi yg berlawanan (cedera contre-coup)

- Lesi substansia alba akibat regangan akson dan disrupsi akibat deselerasi

- Komplikasi sekunder (dpt segera diobati) :- Hematoma (ekstradural, subdural, intraserebral)- Edema serebri- Iskemia serebri- Coning- Infeksi

Page 18: KGD

Mekanisme Trauma

Page 19: KGD

Respon Tubuh Terjadap Trauma

• Akibat pe↑ volume darah terutama ke daerah trauma.

• Daerah yg sehat akan mengalami kekurangan perfusi darah pe↑ CO2 vasodilator

• Edema serebral bs terjadi stlh 24-48 jam, puncaknya 3-5 hari.

Page 20: KGD

• Dua faktor utama yg bs menyebabkan pe TIK:– Vasodilatasi (segera)– Edema serebral (24-48 jam)

AUTOREGULASI

Page 21: KGD

• Komponen utama pem.neurologis pd pasien cedera kepala :– Bukti eksternal trauma laserasi– Tanda fraktur basis kranii

• Hematoma periorbita bilateral• Hematoma pd mastoid• Hematoma subkonjungtiva• Keluarnya cairan serebrospinal dr hidung telinga

(jernih, tdk b’warna, + mengandung glukosa)• Perdarahan dr telinga

– Tingkat kesadaran (GCS)– Pem.neurologis menyeluruh (reflek pupil)

Page 22: KGD
Page 23: KGD

Pemeriksaan penunjang

• Radiografi kranium ada tdknya fraktur.• CT scan kranial jk tjd penurunan tingkat

kesadaran/fraktur kranium yg disertai kebingunan, kejang, tanda neurogis fokal.

• Angiografi • Lumbal pungsi untuk menentukan ada

tidaknya darah pada LCS harus dilakukan sebelum 6 jam dari saat terjadinya trauma

• EEG

Page 24: KGD

Tata laksana

• Ps hrs dirawat jk t’dpt:– Penurunan tingkat kesadaran– Fraktur kranium– Tanda neurologis fokal

• Cedera kepala ringan observasi neurologis & membersihkan/menjahit luka/laserasi kulit kepala.

• Cedera kepala berat rujuk spesialis bedah saraf.

Page 25: KGD

Urutan Tindakan Menurut Prioritas

1. Resusitasi Jantung Paru ABC2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan radiologi4. Pemeriksaan laboratorium5. TIK meninggi6. Keseimbangan cairan elektrolit7. Nutrisi8. Neurorestorasi/ rehabilitasi

Page 26: KGD

TIK meninggi

• Tjd akibat edema serebri/ hematoma intrakranial.• Bila ada fasilitas sebaiknya pasang monitor TIK.• Di atas 20 mmHg sudah harus diturunkan dgn cara:

– Hiperventilasi– Terapi diuretik

• Diuretik osmotik (Manitol 20%)Dosis: 0,5-1 g/ kgBB diberikan dlm 30 menit. u/ mencegah rebound diberikan ulangan manitol stlh 6 jam dgn dosis 0,25-0,5 g/ kgBB dlm waktu 30 menit.Monitor: osmolalitas tdk melebihi 310 mOsm.

Page 27: KGD

• Loop diuretik (Furosemid)Pemberiannya bersama Manitol, karena mempunyai efek sinergis & memperpanjang efek osmotik serum Manitol. Dosis: 40 mg/ hari IV.

– Posisi tidurBagian kepala ditinggikan 20-30 derajat dgn kepala & dada pd satu bidang.

Page 28: KGD

Keseimbangan cairan elektrolit

• Pd saat awal (hari 1-2), pemasukan cairan dikurangi u/ mencegah bertambahnya edema serebri dgn jumlah cairan 1500-2000 ml/ hari.

• Yg dipakai NaCl 0,9% atau Ringer Laktat.• Stlh hari 3-4 dpt dimulai makanan peroral

melalui pipa nasogastrik.

Page 29: KGD

Nutrisi

• Makanan atau cairan. Pada trauma ringan bila muntah-muntah tidak dapat diberikan apa-apa, hanya cairan infus dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18 jam pertama dari terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian diberikan makanan lunak.

Page 30: KGD

• Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari), tidak terlalu banyak cairan. Dekstrosa 5% 8 jam pertama, ringer dekstrose 8 jam kedua dan dekstrosa 5% 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendah, makanan diberikan melalui nasogastric tube (2500-3000 TKTP). Pemberian protein tergantung nilai urea N.

Page 31: KGD

Medikamentosa Lainnya

• Antibiotik profilaksis fraktur basis kranii.• Antikonvulsan kejang• Pemberian analgetika

* KI obat2an narkotik & sedatif

Page 32: KGD

KOMPLIKASI

• Gejala sisa cedera kepala berat– Ketidakmampuan fisik (disfasia, hemiparesis, palsi saraf

kranial)– Ketidakmampuan mental (g3 kognitis, perubahan

kepribadian)• Kebocoran cairan serebrospinal• Epilepsi pascatrauma terutama pd pasien yg kejang awal,

anemsia pascatrauma (>24jam), fraktur depresi kranium, hematoma intrakranial.Profilaksis: diberikan fenitoin (dilantin) dgn dosis 3-4 x 100 mg/ hari selama 7 hari.

Page 33: KGD

• Sindrom pascakonkusi– Nyeri kepala– Vertigo– Depresi– G3 konsentrasi

• Hematoma subdural kronik

Page 34: KGD

• InfeksiRisiko tinggi infeksi: fraktur tulang terbuka, luka luar, fraktur basis cranii.Profilaksis: ampisilin 3 x1 gram/ hari IV slm 10 hari. Bila curiga meningitis: ampisilin 4 x 3 gram IV + kloramfenikol 4 x 1 gram IV selama 10 hari.

Page 35: KGD

• Demam antipiretik.• Gangguan GIT• Kelainan Hematologis: anemia, trombositopenia,

hipohiperagregasi trombosit DIC.• Gelisah• Sesak nafas akut• Aspirasi• Tromboemboli, emboli lemak• Edema pulmonum

Page 36: KGD

Tipe trauma kepala

• Trauma kepala terbuka

• Trauma kepala tertutup (Komusio serebri/Gegar otak, Kontusio serebri /Memar otak, Perdarahan sub dural, Perdarahan Intraserebral )

Page 37: KGD

TRAUMA TERBUKA

Page 38: KGD

Trauma kepala terbuka• Trauma kepala ini menyebabkan fraktur tulang

tengkorak dan laserasi duramater. Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak menusuk otak.

• Fraktur longitudinal sering menyebabkan kerusakan pada meatus akustikus interna, foramen jugularis dan tuba eustachius. Setelah 2-3 hari akan tampak battle sign (warna biru dibelakang telinga diatas os mastoid) dan otorrhoe (liquor keluar dari telinga). Perdarahan dari telinga dengan trauma kepala hampir selalu disebabkan oleh retak tulang dasar tengkorak.

Page 39: KGD

• Fraktur basis tengkorak tidak selalu dapat dideteksi oleh foto rontgen, karena terjadi sangat dasar. Tanda-tanda klinik yang dapat membantu mendiagnosa adalah :

– Battle sign ( warna biru/ekhimosis di belakang telinga di atas os mastoid )

– Hemotipanum ( perdarahan di daerah gendang telinga )– Periorbital ecchymosis ( mata warna hitam tanpa

trauma langsung )– Rhinorrhoe ( liquor keluar dari hidung )– Otorrhoe ( liquor keluar dari telinga)

Page 40: KGD

laceratio cerebri• Dikatakan laceratio cerebri jika kerusakan tersebut

disertai dengan robekan piamater. Laceratio biasanya berkaitan dengan adanya perdarahan subaraknoid traumatika, subdural akut dan intercerebral.

• Laceratio dapat dibedakan atas:• Laceratio langsung disebabkan oleh luka tembus kepala

yang disebabkan oleh benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama pada fraktur depressed terbuka.

• Laceratio tidak langsung disebabkan oleh deformitas jaringan yang hebat akibat kekuatan mekanis.

Page 41: KGD

Komplikasi

• Komplikasi pada trauma kepala terbuka adalah infeksi, meningitis dan perdarahan / serosanguinis.

Page 42: KGD

TRAUMA TERTUTUP

Page 43: KGD

KOMUSIO/ KONKUSIO (Gegar otak)

Page 44: KGD
Page 45: KGD

• Terjadi akibat beban guncangan semata khususnya akselerasi angulasi dan rotasi dan bukan karena fenomena kontak.

• Kebanyakan sembuh dalam beberapa detik atau menit.• Biasanya ada retrograde dan anterograde amnesia• CT atau MRI kelihatan normal, tidak ada perubahan

struktural.• Hanya 5% pasien terdapat perdarahan intrakranial

pada CT scan.• Beratnya concussion dilihat dari durasi hilang

kesadaran dan amnesia.

Page 46: KGD

Post concussion syndrome• Menurut DSM-IV, kriteria untuk PCS meliputi:

a. Riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya konkusi serebral yang signifikan.b. Gangguan kognitif dan atau memoric. Terdapat 3 dari 8 gejala (fatique, gangguan tidur, nyeri kepala, dizziness, iritabel, gangguan afektif, perubahan kepribadian, apatis) yang muncul setelah trauma dan menetap selama 3 bulan.d. Gejala-gejala muncul pada saat trauma atau memburuk setelah trauma.e. Mengganggu fungsi sosialf. Dieksklusi adanya demensia pasca trauma atau kelainan lain yang menerangkan gejala yang muncul.

Page 47: KGD

KONTUSIO(Memar Otak)

perdarahan kecil / ptechie pada jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler. Hal ini bersama-sama dengan rusaknya jaringan

saraf atau otak yang akan menimbulkan edema jaringan otak di daerah sekitarnya

Page 48: KGD
Page 49: KGD

• Berdasarkan atas lokasi benturan, lesi dibedakan atas koup kontusio dimana lesi terjadi pada sisi benturan, dan tempat benturan. Pada kepala yang relatif diam biasanya terjadi lesi koup, sedang bila kepala dalam keadaan bebas bergerak akan terjadi kontra koup.

Page 50: KGD

HEMATOMA EPIDURAL

Page 51: KGD

Hematoma Epidural•Perdarahan yang terjadi di antara tabula interna-

duramater•Hematoma massif akibat pecahnya

a.meningea media atau sinus venosus

•Tanda diagnostik klinis:▫Lucid interval (+)▫Kesadaran makin menurun▫Late hemipareseontralateral lesi▫Pupil anisokor▫Babinsky (+) kontralateral lesi▫Fraktur di temporal

Page 52: KGD

Hematoma Epidural di Fossa Posterior• Gejala dan Tanda Klinis:

– Lucid interval tidak jelas– Fraktur kranii oksipital– Kehilangan kecadaran cepat– Gangguan serebellum, batang otak dan

pernapasan– Pupil isokor

• Diagnostik:– CT scan otak gambaran hiperdens di tulang

tengkorak dan dura, umumnya di daerah temporal dan tampak bikonveks.

Page 53: KGD

Patofisiologi

• Cedera disebabkan o/ laserasi arteri, meningea media, vena meningea media,atau sinus dura, dgn/ tanpa disertai fraktur tengkorak.

• Epidural hematoma kompresi, pergeseran, peningkatan TIK.

Page 54: KGD

Komplikasi Klinis

• Komplikasi primer mekanisme direk– Menyebabkan cedera aksonal– Hilangnya kesadaran awal/depresi status mental

• Komplikasi sekunder– Hematoma yg luas kemunduran neurologik

Page 55: KGD

Tata laksana

• Evaluasi bedah saraf emergensi & evaluasi hematoma

• Intervensi GCS lbh rendah 8 (intubasi sekuens cepat)

• Stabilisasi sal.napas, sirkulasi• Pembatasan komplikasi sekunder

Page 56: KGD

Epidural hematom

Page 57: KGD

HEMATOMA SUBDURAL

Perdarahan terjadi di antara duramater-arakhnoid akibat

robeknya “bridging vein”

Page 58: KGD

Gejala klinis

• Tjd 30% krn cedera kepala berat.• Perubahan kesadaran (hampir semua kasus).• Nyeri kepala, muntah, letargi.• Hemiparesis.• Interval lusid sblm gejala neurogik tampak.• Jenis:

▫Akut : interval lucid 0-5 hari▫Subakut : interval lucid 5 hari – minggu▫Kronik : interval lucid >3 bulan

Page 59: KGD

• Perdarahan subdural akut sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera batang otak.

• Tanda-tanda akan gejala klinis berupa – sakit kepala, – perasaan kantuk, dan kebingungan, – Respon yang lambat, dan gelisah. – Keadaan kritis terlihat dengan adanya

perlambatan reaksi ipsilateral pupil.

Page 60: KGD

• Perdarahan subdural subakut, biasanya berkembang 7-10 hari setelah cedera dan dihubungkan dengan kontusio serebri yang agak berat. Tekanan serebral yang terus-menerus menyebabkan penurunan tingkat kesadaran yang dalam.

Page 61: KGD

• Perdarahan subdural kronik, terjadi karena luka ringan. Mulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural. Beberapa minggu kemudian menumpuk di sekitar membran vaskuler dan pelan-pelan meluas. Gejala mungkin tidak terjadi dalam beberapa mingggu atau bulan. Keadaan ini pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi pupil dan motorik.

Page 62: KGD

Patofisiologi

• Robeknya vena penghubung antara korteks serebri & drainase sinus vena peningkatan TIK.

• Penyempitan ventrikel akibat volume bekuan.• Udem yg disebabkan cedera otak.

Page 63: KGD

Diagnosis

• Anamnesis difokuskan pd mekanisme cedera & keadaan neurologik sblm & stlh cedera.

• Temuan radiografi dr CT scan kepala tanpa kontras kumpulan darah b’btk bulan sabit antara otak & dura.

• Hilangnya sulkus & penyempitan ventrikel.• Pergeseran garis tengah akibat volume

bekuan yg besar.

Page 64: KGD

Komplikasi

• Peningkatan TIK• Udema otak• Perdarahan rekuren• Kejang

Page 65: KGD

Tata laksana

• Intervensi bedah saraf dini (4 jam)• Intervensi GCS lbh rendah 8 (intubasi

sekuens cepat).

Page 66: KGD

Subdural hematoma

Page 67: KGD

HEMATOMA SUBARAKHNOID

Page 68: KGD

Perdarahan Subarachnoid

• Gejala dan tanda klinis:– kaku kuduk– nyeri kepala– bisa terdapat gangguan

kesadaran• Diagnosis:

– CT Scan Adanya perdarahan di ruang subaraknoid

Page 69: KGD

Subarachnoid Hemorrhage

Page 70: KGD

• Wanita• Pendarahan spontan biasanya diakibatkan dari

pecahnya secara tiba-tiba aneurysm di dalam arteri cerebral.

• Sekitar 25% orang mengalami gejala-gejala kerusakan pada bagian spesifik pada otak, seperti berikut di bawah ini : – Kelelahan atau lumpuh pada salah satu bagian

tubuh (paling sering terjadi). – Kehilangan perasa pada salah satu bagian tubuh. – Kesulitan memahami dan menggunakan bahasa

(aphasia).

Page 71: KGD

Tanda dan Gejala

• Sakit kepala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat (kadangkala disebut sakit kepala thunderclap).

• Nyeri muka atau mata. • Penglihatan ganda. • Kehilangan penglihatan sekelilingnya.

Page 72: KGD

Diagnosa

• Merasa sakit kepala hebat secara mendadak dan mencapai puncak dalam hitungan detik

• CT scan• LP• Cerebral angiography lokasi aneurism• Magnetic resonance angiography• CT angiography

Page 73: KGD

Penatalaksanaan

• Analgesik opioid sakit kepala• Pelembut tinja konstipasi• Nimodipine mencegah vasospasm dan

stroke ischemic• Memasang shunt mengeringkan cairan

cerebrospinal, menghilangkan tekanan dan mencegah hydrocephalus

Page 74: KGD

Komplikasi

• Hydrocephalus • Vasospasm • Pecahan kedua

Page 75: KGD

Prognosis

• 35% meninggal aneurism• 5 % meninggal dalam beberapa minggu

pendarahan dari pecahan kedua• Orang yang bertahan untuk 6 bulan tetapi

yang tidak melakukan operasi untuk aneurysm memiliki 3% kemungkinan mengalami pecahan lainnya setiap tahun.

Page 76: KGD

Gambaran perbedaan perdarahan Intraserebral dan Subarachnoid

Page 77: KGD

HEMATOMA INTRASEREBRAL

Page 78: KGD

Hematoma Intraserebral

• Adalah perdarahan parenkhim otak, disebabkan karena pecahnya arteri intraserebral mono atau multiple.

Page 79: KGD

http://www.emsmagazine.com/article/photos/1242402277713_46-3.jpg

Page 80: KGD

Diffuse axonal injury• Arah dan gerakan kepala berperan penting dlm

menentukan jmlh dan distribusi peristiwa kerusakan aksonal.

• Kepala lebih rentan thd kerusakan pada gerakan lateral dan sagital.

• Penyebabnya adalah beban guncangan bukan krn benturan.

• Koma traumatik lebih dr 6 jam.• Jika durasinya 6-24 jam ringan.• >24 jam sedang atau berat.• Ps bisa sadar dlm bbrp hr, bln atau thn.• Mereka yang sembuh mungkin akan memiliki g3 kognitif

dan motorik sperti ataxia.

Page 81: KGD

BASILAR FRACTURE

Page 82: KGD

Fraktur Basis Cranii•Anterior▫Rhinorrhea▫Perdarahan bilateral periorbital ecchymosis (raccoon eye)▫Anosmia

•Media▫Otorrhea▫Gangguan nervus VII dan VIII

•Posterior▫Bilateral mastoid ecchymosis/Battle’s sign

•Diagnostik▫Tes halo / tes betadin : memastikan cairan serebrospinal▫CT scan

Page 83: KGD
Page 84: KGD
Page 85: KGD

Trauma Thorax

luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam

atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut.

Gejala yang sering dilihat pada trauma thorax adalah nyeri dada dan sesak nafas

atau nyeri pada waktu nafas.

Page 86: KGD

INITIAL ASSESSMENT DAN PENGELOLAAN

• Primary survey. Yaitu dilakukan pada trauma yang mengancam jiwa, pertolongan ini dimulai dengan airway, breathing, dan circulation.

• Resusitasi fungsi vital.• Secondary survey yang terinci.• Perawatan definitif. • Mengurangi dan menghilangkan nyeri.• Memantau kesadaran pasien.• Melakukan pembuatan x-ray dada kalau perlu

dua arah.

Page 87: KGD

Kondisi Yang Perlu Pembedahan Segera

• Obstruksi (ada sumbatan) pada jalan nafas, • hemotoraks massif (penggumpalan darah/perdarahan), • tamponade pericardium/jantung (tersumbatnya) yang

banyak disebabkan luka tusuk yang menembus jantung, • tension pneumotoraks, • flail chest, • pneumotoraks terbuka, • kebocoran bronkus dan • trakeobronkial.

Page 88: KGD

Kelainan Yg Dpt Tjd Pd Trauma Thorax

Pada dinding dada:• a) Patah tulang rusuk, tunggal dan jamak.

Tanda utama adalah tertinggalnya gerakan nafas pada daerah yang patah, disertai nyeri waktu nafas dan atau sesak.

• b) Flailchest, ditandai dengan gerakan nafas yang paradoksal.

Page 89: KGD

Pada rongga dada:a) Pneumotorak, ditandai dengan sesak napas.b) Hemotoraks, ditandai dengan penurunan volume cairan tubuh.c) Kerusakan paru, ditandai dengan penurunan kemampuan dalam bernapas.d) Kerusakan trakea, bronkus dan sistem trakeobronkoalveolar. Ditandai dengan sesak napas, pembesaran pada leher serta adanya crepitasi pada dinding dada.e) Kerusakan jaringan jantung dan pericardium. Ditandai dengan penurunan volume cairan tubuh, terjadi sumbatan primer, serta penurunan nadi waktu inspirasi.

Page 90: KGD

f) Kerusakan pada esofagus. Ditandai dengan pasien yang nampak tak sehat serta bunyi yang abnormal pada seperti mengunyah pada jantung bila diperiksa dengan stetoskop.g) Kerusakan Ductus torasikus. Ditandai dengan sesak napas karena kolaps paru.h) Kerusakan pada diafragma. Tidak memberikan tanda yang khas, sesak nafas sering nampak dan disertai tanda-tanda pneumotoraks atau gejala hemotoraks.

Page 91: KGD

KomplikasiYang terkait dengan tidak stabilnya dinding dada:• Nyeri berkepanjangan• Osteomylitis. Dilakukan squesterisasi dan fiksasi.• Retensi sputum, karena batuk tidak adequat dan dapat

menimbulkan pneumoni. Diperlukan pemberian mukolitik.Yang terkait dengan perlukaan dan memar paru:• Infiltrat paru dan efusi pleura. Memerlukan pemasangan WSD

untuk waktu yang lama.• Empiema, yang terjadi lambat. Memerlukan WSD dan antibiotik.• Pneumoni, merupakan komplikasi yang berbahaya. Perlu diberi

pengobatan yang optimal, bila distress pernafassan berkelanjutan maka diperlukan pemasangan respirator.

• Fistel bronkopleural, ditandai dengan gejala kolaps paru yang tidak membaik. Memerlukan tindak bedah lanjut berupa torakotomi eksploratif dan penutupan fistelnya.

Page 92: KGD

Komplikasi lain di luar paru dan pleura:• Mediastinitis, merupakan komplikasi yang sering fatal. Bila

terjadi pernanahan maka harus dilakukan drainase mediastinum.

• Fistel esofagus, dapat ke mediastinum dan menyebabkan mediastinitis atau ke pleura dan menimbulkan empiema atau efusi pleua. Diperlukan tindakan bedah untuk menutup fistel.

• Hernia diafragmatika lambat, memerlukan koreksi bedah.• Kelainan jantung, terutama pada luka tembus dan trauma

tajam pada jantung. Memerlukan tindakan bedah dan pembedahan jantung terbuka.

Page 93: KGD

TRAUMA ABDOMEN

Page 94: KGD

Tanda dan gejala

1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium) - Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ- Respon stres simpatis- Perdarahan dan pembekuan darah- Kontaminasi bakteri- Kematian sel

2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium).- Kehilangan darah.- Memar/jejas pada dinding perut.- Kerusakan organ-organ.- Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding perut.- Iritasi cairan usus

Page 95: KGD

Komplikasi

• Segera : hemoragi, syok, dan cedera.• Lambat : infeksi

Page 96: KGD

Pemeriksaan • Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan

kelainan pada usus besar ; • Kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam

lambung • Kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi

pada saluran kencing.• Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan

analisis urine.• Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan

laparatomi.• IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan

terhadap trauma saluran kencing.

Page 97: KGD

• Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai dengan trauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.

• Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan memasukkan cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan kedalam rongga peritonium

Page 98: KGD

Penatalaksanaan

• Penatalaksanaan kedaruratan ; ABCDE.• Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung dan

mencegah aspirasi.• Kateter dipasang untuk mengosongkan kandung kencing

dan menilai urin yang keluar (perdarahan).• Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan

trauma tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal : syok ; bising usus tidak terdengar ; prolaps visera melalui luka tusuk ; darah dalam lambung, buli-buli, rektum ; udara bebas intraperitoneal ; lavase peritoneal positif ; cairan bebas dalam rongga perut)

Page 99: KGD

Kesimpulan & Saran

• Berdasarkan kasus di atas, kemungkinan mengalami cedera kepala tertutup, yaitu epidural hematoma.

• Disertai komplikasi kejang tonik klonik.• Monitoring gejala klinis, bila perlu dengan

melakukan CT-scan & EEG.• Melakukan pemeriksaan menyeluruh (secara

holistik) u/ mencari kemungkinan cedera di bagian tubuh yg lain.

Page 100: KGD

Daftar Pustaka Color Atlas of Neurology Drislane FW et all. Neurology. Blueprints. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 2006. Essensial Neurology Markam, Soemarmo. Penuntun Neurologi. Jakarta : Binarupa Aksara, 1992. Prof. DR. Mahar mardjono dan prof. DR Priguna Sidharta. Neurologi Dasar Klinis. PT Dian

Rakyat.Jakarta,2009 Prof.dr.Arjatmo Tjokronegoro, PhD, SpAnd. Updates in Neuroemergencies. Jakarta: FKUI, 2002. Sherwood L. Human Physiology.5th ed. Belmont : Thomson Learning,2004 Simon RP, Aminoff MJ, Greenberg DA. Clinical Neurology. International Edition. Prentice Hall:

Appleton & Lange, 2009. Sjamsuhidajat, R. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Cetakan Pertama. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 2005. Sobotta, Atlas Anatomi Manusia, edisi 21, Jakarta, EGC, 2000 Stefan silbernagl, Teks & atlas berwarna PATOFISIOLOGI.EGC,2007 www.nejm.org• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000028.htm

– Heegaard WG, Biros MH. Head. In: Marx J. Rosen’s Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. St. Louis, Mo: Mosby; 2009:chap. 38.

• WHO

Page 101: KGD

TERIMA KASIH

Page 102: KGD

DISKUSI PLENO• Pertanyaan dr Agung Kelompok 2:

Kapan digunakan Manitol & Hiperventilasi?Pemberian antibiotik u/ cedera kepala terbuka masih kontroversi, bagamaina mnrt kelompok anda?

• Pertanyaan dr Melissa Kelompok 2:Bagaimana mekanisme cedera kepalapenjelasan setiap jenis akselerasi?Pd difuse aksonal injury yg plg srg tjd karena akselerasi apa?Bagaimana mekanismenya?

• Pertanyaan dr Melisa Kelompok 1:Kelompok anda menyimpulkan jika pasien pd kasus di atas mengalami epidural hematoma,kenapa CTscan nya Normal?