Kep Anak Kethryn E. Bernand

21
Nama : Asyroqal Bahri Anwar O. ( 201010420311168 ) Kelas : PSIK VD MODEL TEORI KEPERAWTAN KETHRYN E. BERNAND A. PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus mempunyai kerangka berpikir yang sama. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan tentang keperawatan. Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir perawat. Sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Salah satunya adalah model keperawatan dari Kathryn E. Bernand yang berfokus pada inetraksi orangtua dan anak. Dalam beberapa hal keperawatan yang di terapkan oleh Kethryn E. Bernand berlangsung pada lima syarat pokok yang akan di jelaskan di bawah.

Transcript of Kep Anak Kethryn E. Bernand

Page 1: Kep Anak Kethryn E. Bernand

Nama : Asyroqal Bahri Anwar O. ( 201010420311168 )

Kelas : PSIK VD

MODEL TEORI KEPERAWTAN KETHRYN E. BERNAND

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon

individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai

peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat,

peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari satu dalam

waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus mempunyai

kerangka berpikir yang sama.

Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan tentang keperawatan.

Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir perawat. Sehingga

perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan

asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Salah satunya adalah model keperawatan dari

Kathryn E. Bernand yang berfokus pada inetraksi orangtua dan anak. Dalam beberapa hal

keperawatan yang di terapkan oleh Kethryn E. Bernand berlangsung pada lima syarat pokok

yang akan di jelaskan di bawah.

Profesor Kathryn E. Barnard dan Direktur yang berpusat pada Bayi - University of Washington.

 Model interaksi orangtua – anak. Pada 1970-an, ketika Barnard memulai studi pada bayi dan

ibu, ada apresiasi kecil hubungan antara komunikasi awal, sentuh, pertumbuhan otak, dan cara-

cara manusia mengembangkan kapasitas sosial, emosional dan perilaku untuk mengatur diri,

berhubungan dengan orang lain, dan mengalami dunia sebagai tempat yang aman dan dapat

diprediksi.

(Informasi dari Nursingtheory.net)

Page 2: Kep Anak Kethryn E. Bernand

seorang ahli teori keperawatan yang mengembangkan Kesehatan Anak Model Penilaian

Interaksi. Model nya dan teori adalah hasil dari Proyek Assessment Keperawatan Anak (1.976-

1.979). Barnard percaya bahwa sistem orangtua-bayi dipengaruhi oleh karakteristik individu dari

masing-masing anggota. Mereka karakteristik yang dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan

sistem dengan perilaku adaptif. Interaksi antara orang tua (atau pengasuh) dan anak ditunjukkan

dalam model Barnard berlangsung dengan lima isyarat dan kegiatan:

(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,

(2) respon bayi terhadap orang tua,

(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,

(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi, dan

(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan

Masalah utama dalam pernyataan teori Barnard adalah bahwa perawat memberikan dukungan

untuk sensitivitas ibu dan respon terhadap isyarat bayinya daripada mencoba untuk mengubah

karakteristik nya atau gaya motheringnya.

KASUS

An S umur 5 tahun datang bersama dengan keluarganya, Tn A dan Ny F tanggal 28 oktober 2012

pukul 10.00. An S MRS dengan keluhan nyeri perut. Kelurga Tn A mengatakan bahwa An sering

BAB cair lebih 3 kali sehari. Sebelum MRS An S di obati dengan obat di toko, tapi sakit perut

An S tak kunjung sembuh. Setelah 5 hari merasakan sakit perut An S baru di bawa ke RS. Tn A

mengatakan An S jarang makan karena tidak nafsu makan. An S sering mengis karena sakitnya.

Ketika di Tanya perawat An S tidak mau menjawab, hanya merintih sakit pada perutnya. Tn A

juga mengatakan kalau An S kurang beraktivitas, mulai banyak diam, pernah mengeluh mual dan

mau muntah. An S terlihat merintih dan gelisah karena sakit di perutnya. An S berteriak-teriak

tidak mau makan, tidak mau minum obat, tidak mau ketemu dokter, dan merengek ingin pulang.

Page 3: Kep Anak Kethryn E. Bernand

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

A. PENGERTIAN.

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer

lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan

terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi

buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih

dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah

atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus

B. PENYEBAB

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut

patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.

Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,

comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya

keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis

(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.

b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan

terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:

a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.

b) Kurang kalori protein.

Page 4: Kep Anak Kethryn E. Bernand

c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa

faktor yaitu:

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,

infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus,

astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides)

protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur

(canida albicous).

b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media

akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor malaborsi

Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor makanan

4. Faktor psikologis

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,

akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam

rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya

bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare pula.

Page 5: Kep Anak Kethryn E. Bernand

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam

usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut

berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi

hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input),

merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak

sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam

laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam

meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan

terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang

sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan

penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi

glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40

mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang

bertambah hebat.

- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer

ini diberikan terlalu lama.

- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik

karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Page 6: Kep Anak Kethryn E. Bernand

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi

jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan

perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

D. MANIFESTASI KLINIS DIARE

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan

berkurang.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan

wiata.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat

banyaknya asam laktat.

5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-

ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung

cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus)

sebagai akibat hipovokanik.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam.

(Kusmaul).

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan tinja

a) Makroskopis dan mikroskopis

b) PH dan kadar gula dalam tinja

c) Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH

dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

Page 7: Kep Anak Kethryn E. Bernand

E. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada

elektro kardiagram).

4. Hipoglikemia.

5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan

vili mukosa, usus halus.

6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami

kelaparan.

F. DERAJAT DEHIDRASI

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

a. Kehilangan berat badan

1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.

2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.

3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

b. Skor Mavrice King

Bagian tubuh

Yang diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi/mata

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat <120

Gelisah, cengeng

Apatis, ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang (120-140)

Mengigau, koma,

atau syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering & sianosis

Lemas >40

Keterangan

- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan

- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang

Page 8: Kep Anak Kethryn E. Bernand

- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi bera

c. Gejala klinis

Gejala klinisGejala klinis

Ringan Sedang Berat

Keadaan umum

Kesadaran

Rasa haus

Sirkulasi

Nadi

Respirasi

Pernapasan

Kulit

Uub

Baik (CM)

+

N (120)

Biasa

Agak cekung

Agak cekung

Biasa

Normal

Normal

Gelisah

++

Cepat

Agak cepat

Cekung

Cekung

Agak kurang

Oliguri

Agak kering

Apatis-koma

+++

Cepat sekali

Kusz maull

Cekung sekali

Cekung sekali

Kurang sekali

Anuri

Kering/asidosis

G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK

Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein,

lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila

terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis

keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :

Umur Berat Badan Total/24 jam

Kebutuhan

Cairan/Kg BB/24

jam

3 hari

10 hari

3 bulan

3.0

3.2

5.4

250-300

400-500

750-850

80-100

125-150

140-160

Page 9: Kep Anak Kethryn E. Bernand

6bulan

9 bulan

1 tahun

2 tahun

4 tahun

6 tahun

10 tahun

14 tahun

18 tahun

7.3

8.6

9.5

11.8

16.2

20.0

28.7

45.0

54.0

950-1100

1100-1250

1150-1300

1350-1500

1600-1800

1800-2000

2000-2500

2000-2700

2200-2700

130-155

125-165

120-135

115-125

100-1100

90-100

70-85

50-60

40-50

Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono,

Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan

bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun

adalah sebagai berikut :

Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

50

75

125

100

100

100

25

25

25

175

200

250

Keterangan :

PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)

NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)

CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)

Page 10: Kep Anak Kethryn E. Bernand

H. PATHWAYS

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik

merusak mukosa

usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri

dan elektrolit ke sempat diserap

lumen usus Endotoksin berlebih

Hipersekresi cairan

dan elektrolit

Isi lumen usus ↑

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit

Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia

Hipokalemia

Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum

mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit

kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin, ubun-

ubun cekung, peningkatan suhu tremor

tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut jantung

cepat dan lemah

(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002

Page 11: Kep Anak Kethryn E. Bernand

I. PENTALAKSANAAN

a. Mengkaji beberapa syarat utama dari teori keperawatan Kathryn E. Bernand

(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,

- Identifikasi tingkah laku bayi

- identifikasi ekspresi bayi

(2) respon bayi terhadap orang tua,

- Reaksi bayi terhadap perhatian orangtua

- sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua

- sikap bayi saat menerima perawatan dari orangtua

(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,

- Identifikasi pengetahuan orangtua tentang reaksi bayi

- menilai tingkat respon orangtua terhadap isyarat bayi

(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi,

- Identifikasi pengetahuan orangtua dalam mengenal dan memberikan perwatan

(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan

- Identifikasi kegiatan sehari hari orangtua

- idenifikasi respon emosional orangtua terhadap bayi

- identifikasi perawatan orangtua dalam tumbuh kembang bayi

b. Diagnosa keperawatan

- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal

lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.

- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya

pengetahuan.

c. Intervensi

1) Fokus perawat sesuai teori Kathryn E. Bernand

(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,

- mengidentifikasi tingkah laku bayi

- mengidentifikasi ekspresi bayi

(2) respon bayi terhadap orang tua,

- mengidentifikasi Reaksi bayi terhadap perhatian orangtua

- mengidentifikasi sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua

Page 12: Kep Anak Kethryn E. Bernand

- mengidentifikasi sikap bayi saat menerima perawatan dari orangtua

(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,

- mengidentifikasi pengetahuan orangtua tentang reaksi bayi

- memberikan penyuluhan kepada orangtua tentang identifikasi reaksi bayi untuk

mengetahui kondisi bayi

- mengidentifikasi menilai tingkat respon orangtua terhadap isyarat bayi

(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi,

- memberikan pengetahuan pada orangtua dalam mengenal dan memberikan

perwatan pada bayi

(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan

- mengidentifikasi kegiatan sehari hari orangtua

- mengidentifikasi respon emosional orangtua terhadap bayi

- mengidentifikasi perawatan orangtua dalam tumbuh kembang bayi

- memberikan penyuluhan pad aorangtua terhadap tumbuh kembang bayi

2) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit

- Pantau cairan IV

- Kaji asupan dan keluaran

- Kaji status hidrasi

- Pantau berat badan harian

- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi

- Melalui mulut

3) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut

- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya:

pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa

yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.

- Hindari memberikan susu produk.

- Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.

4) Cegah iritasi dan kerusakan kulit

- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.

- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.

Page 13: Kep Anak Kethryn E. Bernand

- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam

akan mengiritasi kulit).

5) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi

(merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).

6) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.

- Sediakan mainan sesuai usia.

- Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.

- Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.

7) Berikan dukungan emosional keluarga.

- Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.

- Rujuk layanan sosial bila perlu.

- Beri kenyamanan fisik dan psikologis.

8) Rencana pemulangan.

- Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.

- Kuatkan informasi tentang diet.

- Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.

- Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang.

Page 14: Kep Anak Kethryn E. Bernand

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan

Pediatik, Jakarta, EGC

2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :

Manulang R.F. Jakarta, EGC

5. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru

6. http://www.nurses.info/nursing_theory.htm

7. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Barnard